Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANIPULASI EKSPRESI GEN

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dian Hari Noviyanti


Firman Sidiq P
Ismi Mahmudah Fatin
Lutfi Amaliyah
Restu Putri Utami
Supatmi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI MANDALA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa
Tengah -52416 Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage website
www.stikesbhamada.ac.id email stikes_bhamada@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Slawi, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................i


Kata pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ekspresi Gen......................................................................3
2.2 Proses Ekspesi Gen .........................................................................3
2.3 Faktor-Faktor Regulasi Ekspresi Gen .............................................10
2.4 Pemiliha vektor ekspresi..................................................................11
2.5 Pemilihan Sel Inang......................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekspresi gen adalah suatu istilah yang memiliki perbedaan interpretasi.
Oleh karena itu akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari gen. Gen
adalah segmen molekul DNA yang mengandung semua informasi yang
diperlukan untuk sintesis produk (rantai polipeptida atau molekul RNA), yang
termasuk rangkaian pengkodean dan non pengkodean. Menurut Dorland
pengertian ekspresi gen adalah sebagai berikut, pertama adalah aliran
informasi genetik dari gen ke protein, kedua merupakan proses atau
pengaturan proses, yang dengannya efek suatu gen dapat diwujudkan, lalu
yang ketiga ekspresi gen merupakan perwujudan ciri yang dapat diturunkan
yang terjadi pada individu pembawa gen yang menentukan sifat tersebut.
Dari pengertian di atas ekspresi gen merupakan mekanisme dari
transkripsi gen dan translasi mRNA yang berpengaruh terhadap protein yang
diproduksi. Para ilmuwan mengatakan ketika sel mensintesis protein, gen
untuk protein itu telah terekspresi. Sel dapat meregulasi ekspresi gen untuk
membuat tipe protein, dalam jumlah dan angka yang dibutuhkan. Hampir
semua sel tubuh mempunyai gen untuk membuat semua protein manusia,
tetapi tiap jenis sel hanya membuat protein yang mereka butuhkan. Misalnya,
sel pankreas mengekspresikan gen insulin ; di sel lain, gen itu tidak bekerja.
Demikian pula dengan sel pankreas tidak membuat protein hemoglobin,
dimana hanya dibutuhkan oleh sel darah merah.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa definisi ekspresi gen?
B. Bagaimana proses ekspesi gen?
C. Apa saja faktor-faktor regulasi ekspresi gen?
D. Bagaimana cara pemilihan vektor ekspresi?
E. Bagaimana cara pemilihan sel inang?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui definisi ekspresi gen.
B. Untuk mengetahui proses ekspesi gen.
C. Untuk mengetahui faktor-faktor regulasi ekspresi gen.
D. Untuk mengetahui pemilihan vektor ekspresi.
E. Untuk mengetahui pemilihan sel inang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ekspresi Gen

Berdasarkan BMA Illustrated Medical Dictionary, gen merupakan unit


materi hereditas yang berhubungan dengan bagian dari DNA dalam sebuah
kromosom. Terdapat sekitar 30.000 jenis gen yang berada dalam 23 pasang
kromosom dalam tubuh manusia dan melaksanakan fungsinya untuk
perkembangan dan aktivitas dari organ-organ dan segala hal yang
berhubungan dengan tubuh manusia. Untuk melaksanakan fungsi dari gen
tersebut di dalam tubuh manusia, dibutuhkan suatu proses yang disebut
dengan ekspresi gen (Peters, 2007)
Ekspresi gen adalah suatu proses yang dimulai dari inisiasi untuk proses
transkripsi gen melalui adanya promotor yang sesuai dan juga faktor
transkripsi lainnya, lalu berinteraksi dengan sekuens yang sesuai dan
dilanjutkan dengan proses translasi dan kemudian membentuk asam amino
yang kemudian akan menjadi protein yang akan digunakan untuk fungsi
seluler (Nussbaum, 2007)
2.2 Proses Ekspesi Gen
Ekspresi gen dimulai dengan adanya rangsangan dari luar sel dan
memicu kromosom untuk melakukan modifikasi. Awalnya bagian ekor dari
histon yang saling berikatan membuat struktur kromatin yang padat. Akan
tetapi setelah dilakukan modifikasi yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
asetilasi dari histon dimana gugus asetil akan melekat pada lisin di ekor dari
histon sehingga bermuatan positif dan juga tahap dimetilasi pada bagian basa
yang mengandung metil dari DNA sehingga DNA menjadi lebih aktif untuk
melakukan transkripsi, kromatin yang terikat dengan pada pada awalnya

menjadi lebih renggang dan siap untuk melakukan transkripsi. 3 Namun, tidak
semua bagian dari DNA akan melakukan proses transkripsi. Ada dua bagian
dari DNA, yaitu DNA sense dan DNA anti-sense. DNA sense adalah DNA
yang diawali pada ujung 5 ke 3, sedangkan DNA anti-sense adalah DNA
ygn diawali pada ujung 3 ke 5. DNA sense merupakan bagian yang tidak
dilakukan transkripsi, sedangkan DNA anti-sense merupakan bagian yang
akan dilakukan transkripsi. (Nussbaum, 2007)
Setelah siap untuk dilakukan transkripsi, maka akan datang
transcription initiation complex yang akan menjadi promotor untuk memulai
proses inisiasi transkripsi. Salah satu dari promotor ini adalah RNA
polimerase II yang akan memulai transkripsi dengan bantuan faktor
transkripsi, salah satunya bernama TATA box yang terletak di bagian
promotor. Selain itu, juga terdapat suatu enhancer yang letaknya agak jauh
dari promotor dan berfungsi untuk mempercepat proses transkripsi dari
protein. Cara kerja dari enhancer ini meskipun letaknya jauh adalah dengan
bantuan DNA-bending protein, dia akan membuat lekukan pada rantai DNA
sehingga enhancer akan dapat mengikat kelompok protein yang dapat
memediasi transkripsi, lalu dengan adanya hal tersebut, faktor-faktor
transkripsi akan memulai transkripsi dan sintesis RNAm. Proses transkripsi
akan berlangsung hingga akhir dari ujung 5 pada DNA dan 3 pada RNAm.
RNA primer atau pre-mRNA yang di transkripsi dari DNA akan terdiri dari
exon dan intron. Exon adalah bagian yang aktif untuk sintesis protein
sedangkan intron adalah bagian yang tidak aktif untuk sintesis protein dan
akan dibuang. (Campbell, 2008)
Oleh karena tidak semua bagian dari RNAm itu akan digunakan untuk
sintesis protein, maka RNAm itu akan dimodifikasi terlebih dahulu dengan
membuang bagian intron yang tidak digunakan serta menyambung exon yang
sesuai untuk persiapan proses translasi menuju ke sitoplasma. Setelah selesai
di modifikasi, RNAm itu akan bergerak menuju ke sitoplasma untuk
melakukan proses translasi. (Campbell, 2008)
Sesampainya di sitoplasma, RNAm akan ditranslasikan menjadi protein
oleh berbagai molekul RNAt yang membawa asam amino spesifik. Proses

translasi

ini

berlangsung

di

ribosom

yang

merupakan

kompleks

makromolekul yang dibentuk oleh RNAr dan bemacam-macam protein


ribosomal. Kunci dari proses translasi adalah kode berupa tiga macam basa
nitrogen berupa kodon yang berhubungan dengan asam amino spesifik. Ada
64 macam kodon yang menyusun kode genetik dan 20 jenis asam amino
spesifik untuk kodon tersebut. Proses translasi dimulai dengan adanya kodon
spesifik, yaitu metionin (AUG) yang akan memulai proses pembacaan dan
penempatan asam amino yang sesuai melalui RNAt. Translasi akan berhenti
sampai bertemu dengan kodon stop yaitu UGA, UAG atau UAA. Polipeptida
yang dibentuk dari hasil translasi tersebut kemudian akan dilepaskan oleh
ribosom untuk melakukan fungsi seluler dan terjadilah ekspresi gen.2 RNAm
yang sudah tidak dipakai lagi kemudian akan dihancurkan melalui sistem
ubiquitin-proteasom dan ribosom kemudian siap untuk melakukan sintesis
protein lainnya. (Nussbaum, 2007)

Berikut merupakan proses ekspesi gen:


A. Transkripsi

Ini merupakan tahapan awal dalam proses sintesis protein yang


nantinya proses tersebut akan berlanjut pada ekspresi sifat-sifat genetik
yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari biologi molekuler
tahap dasar yang harus kita ketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis
protein sehingga dapat terekspresi sebagai fenotip (King, 2012)
Transkripsi merupakan proses sintesis molekul RNA pada DNA
templat. Proses ini terjadi pada inti sel / nukleus (Pada organisme
eukariotik. Sedangkan pada organisme prokariotik berada di sitoplasma
karena tidak memiliki inti sel) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu :
1. DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A),
Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S)
2. enzim RNA polimerase
3. faktor-faktor transkripsi
4. prekursor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi).
Hasil dari proses sintesis tersebut adalah tiga macam RNA, yaitu :
1. mRNA (messeger RNA)
2. tRNA (transfer RNA)
3. rRNA (ribosomal RNA)
Gen terdiri atas : promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang
mengkode suatu sifat yang akan diekspresikan), dan terminator.
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas : beta, beta-prime,
alpha, sigma. Pada struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai
katalisator dalam transkripsi. Struktur sigma untuk mengarahkan agar
RNA polimerase holoenzim hanya menempel pada promoter. Bagian yang

disebut core enzim terdiri atas alpha, beta, dan beta-prime (Campbell,
2008)
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap,
yaitu :
1. Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di
bagian hulu (upstream) dari gen yaitu promoter. Salah satu bagian
terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi
dimulai ketika holoenzim RNA polimerase menempel pada promoter.
Tahapannya dimulai dari pembentukan kompleks promoter tertutup,
pembentukan kompleks promoter terbuka, penggabungan beberapa
nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA polimerase karena
struktur sigma dilepas dari kompleks holoenzim.
2. Elongasi (pemanjangan)
Proses selanjutnya adalah elongasi. Pemanjangan di sini adalah
pemanjangan nukleotida. Setelah RNA polimerase menempel pada
promoter maka enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang molekul
DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan,
nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA
yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A, maka
nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Laju
pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berrkisar antara 30
60 nukleotida per detik. Kecepatan elongasi tidak konstan.
3. Terminasi (pengakhiran)

Terminasi juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi


berakhir ketika menemui nukleotida tertentu berupa STOP kodon.
Selanjutnya RNA terlepas dari DNA templat menuju ribosom.
B. Translasi

Tahap

selanjutnya

setelah

transkripsi

adalah

terjemahan.

Penerjemahan adalah suatu proses penerjemahan urutan nukleotida


molekul mRNA yang ada dalam rangkaian asam amino yang menyusun
suatu polipeptida atau protein. Apa yang dibutuhkan dalam proses
penerjemahan adalah: mRNA, ribosom, tRNA, dan asam amino.
Sebelumnya, saya pertama akan menjelaskan tentang struktur
ribosom. Ribosom terdiri atas subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit
digabungkan untuk membentuk sebuah monosom. subunit kecil berisi
peptidil (P), dan Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar mengandung
Exit (E), P, dan A. Kedua subunit mengandung satu atau lebih molekul
rRNA. rRNA sangat penting untuk mengidentifikasi bakteri pada tingkat
biologi molekuler, pada prokariotik dan eukariotik 16 S 18 S.
Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga tahap:
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara
diaktifkan atau tRNA disebut asilasi-amino. Amino-asilasi proses
dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami
pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA
subunit kecil menempel pada tongkat dengan kodon awal: 5 AGGAGG 3. Situs order dimana subunit kecil disebut urutan Shine8

Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet pembentukan kompleks dan asam
amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP
sebagai sumber energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P
subunit kecil.Selanjutnya, subunit besar menempel pada subunit
kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis
terhadap GDP, dan siap untuk perpanjangan.
2. Pemanjangan
Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino
diperpanjang. Langkah-langkah

yang

diambil

dalam

proses

perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada


ribosom. Transportasi akan membentuk ikatan peptida.
3. Penghentian
Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon
terminasi (UAA, UGA, UAG) yang berada dalam posisi A pada mRNA
mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses
translasi diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada
kodon terminasi mengaktifkan enzim transferase peptidil yang
menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan
menyebabkan tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit).
Itulah mekanisme transkripsi dan proses penerjemahan. Proses
selanjutnya adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita
dalam bentuk fenotipe.
2.3 Faktor-Faktor Regulasi Ekspresi Gen
Dalam melakukan proses ekspresi gen, terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kemampuan suatu sel dalam meregulasi hal tersebut,
yaitu (King MW, 2012):
1. Struktur kromatin, misalnya ketika terjadi perubahan struktur kromatin
sehingga kesalahan dalam modifikasi histon sehingga terjadi metilasi
sehingga tidak dapat melakukan hubungan dengan RNA polimerase dan
transkripsi terganggu.
2. Kontrol epigenik. Epigenik adalah ekspresi gen yang disebabkan oleh
mekanisme selain perubahan sekuens DNA dasar. Apabila terjadi
9

kesalahan pada pola untuk ekspresi gen dan terjadi modifikasi histon,
metilasi DNA dan hal-hal lainnya maka transkripsi akan terganggu juga.
3. Inisiasi transkripsi, merupakan komponen paling penting karena tanpa
adanya hal ini maka transkripsi tidak akan berlangsung. Inisiasi transkripsi
termasuk enhancer, protein aktivasi dan protein untuk inhibisi.
4. Proses transpor dan modifikasi, pada proses ini intron harus dibuang
dengan akurat untuk mencegah terbentuknya protein yang berbeda.
5. RNA transpor, berperan dalam membawa asam amino.
6. Stabilitas transkripsi, hasil transkripsi harus mampu untuk bertahan lama
dan menjalankan fungsi mengirimkan kodon ke ribosom dengan baik.
7. Inisiasi translasi, apabila proses inisiasi pada kodon metionin tidak
dilaksanakan dengan baik, maka ekspresi gen akan berbeda
8. RNA kecil dan kontrol terhadap tahapan transkripsi, penelitian terbaru
menunjukkan bahwa RNA kecil berfungsi dalam mengontrol tahapan
dalam transkripsi RNAm dan stabilitas dari RNAm, bahkan perubahan
pada struktur kromatin.
9. Modifikasi pasca-translasi, seperti proses glikosilasi, asetilasi, dll apabila
terganggu akan menyebabkan ekspresi gen dan fungsi seluler yang
berbeda juga.
10. Protein transpor, untuk mengantarkan protein hasil translasi dan hasil
modifikasi pasca-translasi ke tempat yang dituju untuk bekerja.
11.Kontrol terhadap stabilitas protein, ada beberapa protein yang cepat
terdegradasi dan ada beberapa yang sangat stabil
2.4 Pemilihan vektor ekspresi
Vektor merupakan suatu mulekul DNA sirkular yang bertindak sebagai
wadah untuk membawa DNA sisipan masuk ke dalam sel inang dan
bertanggung jawab atas replikasinya.
Syarat suatu vektor adalah :
1)
2)
3)
4)

mampu memasuki sel inang


bereplikasi sendiri (memiliki ori)
menghasilkan jumlah copy yang banyak
mempunyai ukuran yang relatif kecil (< 10 kb)

10

Berdasarkan fungsinya vektor dapat dibagi dua, yaitu : vektor kloning dan
vektor ekspresi. Vektor kloning hanya berfungsi untuk memperbanyak
fragmen DNA yang disisipkan, sehingga fragmen DNA tersebut hanya
direplikasi, tidak di transkripsi (Horton et al, 2006).
a. Vektor kloning
Vector cloning adalah agen pembawa fragmenDNA masuk ke
dalam selmakhluk hidup yang berfungsi0 untuk memperbanyak fragmen
DNA. yang disisipkan, sehingga fragmen DNA tersebut hanya direplikasi,
tidak di transkripsi. Salah satu contoh vektor kloning yang umum
digunakan adalah plasmid. Plasmid merupakan DNA rantai ganda yang
berbentuk sirkular dan terdapat

bebas di dalam sel. Plasmid dapat

bereplikasi sendiri di dalam sel inang karena mempunyai suatu urutan


DNA spesifik yang disebut ori (origin of replication/titik awal replikasi).
Plasmid hampir selalu membawa satu gen atau lebih yang menyebabkan
ciri-ciri penting yang ditunjukkan oleh bakteri inang, misalnya plasmid
yangmembawa gen resistan antibiotic (Glick, Bernard J. 2010).
Banyak spesies bakteri mempunyai plasmid, tetapi plasmid yang
digunakan dalam teknologi DNA rekombinan bukan plasmid dalam bentuk
alami, melainkan yang sudah direkayasa. Plasmid tersebut telah diberi sisi
pengenalan beberapa enzim restriksi agar dapat disisipi denganDNA asing.
Plasmid juga telah diberi dua gen marker, satu gen diperlukan untuk
mendeteksi dengan mudah adanya plasmid di dalam sel, dan gen yang
kedua diperlukan untuk mendeteksi adanya DNA asing.
Suatu vektor kloning harus dapat disambungkan atau menyatu
dengan fragmen DNA yang ingin ditransfer kemudian dapat dimasukkan
ke dalam sel. Di dalam sel tersebut, fragmen DNA akan diperbanyak
jumlahnya. Untuk memilih vektor kloning yang cocok dalam penelitian,
beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah ukuran fragmen DNA
yang akan ditransfer, jumlah salinan, inkompatibilitas (ketidaksesuaian),
marka pemilihan (selectable marker) untuk seleksi, situs kloning, dan
fungsi khusus dari suatu vektor.

11

b. Vektor ekspresi

Vector ekspresi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk


mempelajari fungsi protein. Pada teknik ini, potongan DNA penyandi
protein yang diinginkan ditransplantasikan ke suatu plasmid (DNA sirkular
yang biasanya ditemukan pada bakteri; dalam teknik ini, plasmid disebut
sebagai vektor ekspresi). Plasmid yang telah mengandung potongan DNA
yang diinginkan tersebut kemudian dapat disisipkan ke dalam sel bakteri
atau sel hewan. Penyisipan DNA ke dalam sel bakteri disebut transformasi,
dan dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk elektroporasi,
mikroinjeksi dan secara kimia. Penyisipan DNA ke dalam sel eukaryota,
misalnya sel hewan, disebut sebagai transfeksi, dan teknik transfeksi yang
dapat dilakukan termasuk transfeksi kalsium fosfat, transfeksi liposom,
dan dengan reagen komersial. DNA dapat pula dimasukkan ke dalam sel
dengan menggunakan virus (disebut transduksi viral). Setelah penyisipan
ke dalam sel, protein yang disandi oleh potongan DNA tadi dapat
diekspresikan oleh sel bersangkutan.
Vektor ekspresi merupakan vektor yang mana disamping dapat
bereplikasi sendiri juga mengandung sinyal-sinyal ekspresi, sehingga gen
yang di klon juga akan ditranskripsi menjadi mRNA dan kemudian
ditranslasi menjadi protein. Vektor ekspresi memungkinkan untuk
produksi protein hewan, manusia atau tanaman di dalam bakteri. Tiga
sinyal ekspresi yang paling penting adalah :
1) Promotortranskripsi
2) terminator transkripsi
3) tempat pengikatan ribosom.
Selain sistem vektor ekspresi untuk bakteri, juga terdapat beberapa
sistem vector ekspresi untuk Saccaromyces cerevisiae dan vektor ekspresi

12

untuk Pichia pastoris. Kedua jenis sistem ekspresi ini terbukti dapat
memproduksi protein eukariot dengan hasil yang tinggi dan berfungsi
seperti protein natif (asli).
Fungsi dari vektor ekspresi adalah sebagai berikut (Glick, Bernard
J. 2010):
1) Ori (origin of replication), yaitu situs untuk memulai replikasinya
sendiri, sehingga dalam sel mampu bereplikasi/menggandakan diri
sendiri
2) Operator (o), mempunyai fungsi yaitu mengatur gen struktur menjadi
aktif atau dalam keadaan terbuka dan menjadi tidak aktif atau dalam
keadaan tertutup.
3) Promoter (p) agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan
dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di
tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya,
begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera
menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di
suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA
polimerase di sisi 5 (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang
akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter
4) Marker seleksi berguna untuk proses seleksi, yaitu tahap untuk
menyeleksi plasmid yang membawa DNA sisipan (rekombinan) dari
plasmid yang tidak disisipi DNA asing. Marker seleksi yang umum
adalah gen resistensi terhadap antibiotika, misalnya ampisilin atau
tetrasiklin
5) Situs kloning adalah tempat/lokasi dimana fragmen DNA yang akan
diklon/digandakan dimasukkan/ disisipkan untuk kemudian digandakan
oleh plasmid. Situs kloning adalah satu segmen pada plasmid yang

13

panjangnya beberapa puluh sampai ratusan pasang basa yang terdapat


sekuens pengenal untuk beberapa enzim restriksi. Ribosom binding site
berfungsi untuk menyediakan sinyal yang diperlukan untuk terjemahan
mRNA yang berasal dari gen.

2.5 Pemilihan Sel Inang


Inang (host) merupakan sel tumpangan dimana plasmid ataupun vektor
akan diinjeksikan agar dapat bereplikasi. Sel inang yang baik adalah yang
stabil dan mampu bereplikasi dalam waktu singkat, pertumbuhannya banyak,
tidak bersifat patogen, sesuai dengan vektornya, dapat menjaga stabilitas gen
asing sehingga gen asing tersebut dapat bereplikasi dengan baik (Glick,
Bernard J, 2010).
Sel inang untuk teknologi DNA rekombinan
a. Pemilihan tergantung pada:
1) jenis dan jumlah protein yang akan dihasilkan
2) modifikasi struktur protein (glikosilasi)
3) biaya produksi
b. faktor-faktor yang harus diperhatikan:
1) pola pertumbuhan (cepat Vs lambat)
2) biaya pertumbuhan
3) tingkat ekspresi
4) sekresi produk (memudahkan pemurnian)

14

5) ketersediaan vector dan vector shuttle

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekspresi gen adalah suatu proses yang dimulai dari inisiasi untuk proses
transkripsi gen melalui adanya promotor yang sesuai dan juga faktor
transkripsi lainnya. Proses ekspesi gen terdir dari dua tahapan, yaitu
transkripsi dan translasi.
3.2 Saran
Untuk menyempurnaka makalah ini penulis mengharapkan saran dan
kritiknya dari pembaca yang membangun. Karena penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan.

15

DAFTAR PUSTAKA
Bernard Glick, Jack J.Pastemak, and Cheryll L.Patern. 2010.Molecular
Biotechnology : Principles and Applications of Recombinant DNA, 4 th
edition.Washington : ASM Press
Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, et
al. Regulation of gene expression. Biology. 8th ed. San Francisco:
Pearson Benjamin Cummings; 2008. p. 357-360.
Horton, Robert, and friends . 2006. Priciples Of Biochemistry 4th edition. New
Jersy : Personal Education Inc.

16

King MW. Control of gene expression. [homepage on the Internet]. 2012 [cited
2012

Mar

7].

Available

from:

http://themedicalbiochemistrypage.org/gene-regulation.php
Nussbaum RL, McInnes RR, Hamosh A. The human genome: Gene structure
and function. Thompson & thompson genetics in medicine. 7th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. p. 30-32.
Peters Ann. BMA illustrated medical dictionary: Essential A-Z quick reference
to over 5,000 medical terms. 2nd ed. London: Dorling Kindersley;
2007.

17

Anda mungkin juga menyukai