PERAMALAN BISNIS
II.
masalah pengambilan keputusan merupakan masalah yang selalu kita hadapi, sehingga kita harus lebih
teliti dan cermat.
Peralaman dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu peramalan secara kuantitatif dan kualitatif. Peramalan
kuantitatif umumnya berdasarkan perhitungan matematis, diperkiraan dengan dasar data-data yang telah
ada. Peramalan kuantitatif bersifat objektif. Perhitungan peramalan kuantitatif juga memperhitungkan
nilai kesalahan yang dibuat.
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan
pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda.
Meskipun demilikian, peramlaan dengan metode kualitatif tidak berarti hanya menggunakan intuisi,
melainkan dapat mengikutsertakan model statistic sebagai tambahan informasi dalam melakukan
judgment (pendapat, keputusan) dan dapat dilakukan secara perserorangan maupun kelompok (Herjanto
2008).
III.
IV.
konstan. Identifikasi terhadap plot data time series produksi tembakau di Indonesia menunjukan adanya
unstur trend, ketidakstationeran, siklik, dan musiman. Data tersebut menunjukan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi produksi tembakau di Indonesia. Faktor tersebut antara lain luas panen setiap
tahun yang selalu berubah akibat pengaruh komoditi tembakau sebagai tanaman semusim, curah hujan,
pupuk, tenaga kerja, dan gagal panen akibat serangan hama dan penyakit.
Menurut penelitian Eliawan (2012), produksi tembakau pada selama tahun 1971 sampai 2009
memiliki nilai selisih antara produksi tertinggi dan produkti terendah sebesar 152.274 ton. Produksi
tertinggi diperoleh pada tahun 1997 dengan produksi 209.626 ton dan terendah pada tahun 1971 yaitu
57.352 ton. Dengan data tersebut dapat dibuat peramalan untuk produksi tahun 2010 dengan
menggunakan data series yang tersedia dan membuat model.
Setelah di dapatkan model yang sesuai maka diperkirakan tahun 2010 produksi tembakau sebesar
188.563,7 ton. Namun hal itu jika tidak ada faktor pengurangan lahan, faktor cuaca buruk, dan tidak
adanya kegagalan panen akibat hama penyakit yang diluar perhitungan. Maka, untuk memenuhi kondisi
tersebut diperlukan adanya perencanaan.
Perencanaan yang diperlukan adalah menyusun strategi-strategi agar luas lahan tembakau tidak
berkurang dan semua lahan dapat digunakan secara efektif. Penanggulangan jika terjadi cuaca ekstrim.
Penanggulanan organisme penganggu tanaman yang mungkin menyerang. Hal tersebut harus
direncanakan secara matang agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang telah diramalkan.