DAFTAR ISI
ii
Ikhtisar Eksekutif
.............................................................................................
iv
PENDAHULUAN .
BAB I
..
I.2. Kelembagaan
10
11
11
17
17
....
18
PERENCANAAN KINERJA
20
20
24
26
27
29
33
BAB II
ii
36
41
59
59
60
62
64
64
III.4.Realisasi Anggaran ..
73
74
BAB IV PENUTUP
78
IV.1.Kesimpulan ..
78
IV.2.Upaya Perbaikan
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
penyelenggaraan
SAKIP
pada
Kementerian/
Lembaga
iv
Target
Realisasi
Capaian
Kinerja
Kecepatan tanggap
30
26 menit
113.33%
pelayanan operasi
menit
SAR
dalam penanganan
95.34%
95.34%
No.
Sasaran Strategis
1.
Meningkatkan
Indikator Kinerja
Utama
kecelakaan
2.
Tercapainya
Keberhasilan
100%
keberhasilan
evakuasi korban
penyelamatan
korban dalam
pelaksanaan
operasi SAR
Rata-rata
response
time
pada
penanganan
kecelakaan
SAR.
Adapun
indikator
kinerja
sasaran
Tercapainya
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Gambaran Umum
Wilayah Negara Republik Indonesia sangat luas dan terdiri dari
faktor
di
atas
serta
ditambah
peningkatan
arus
standar-standar
penyelenggaraan
SAR
yang
berlaku
pencarian
dan
pertolongan
pada
kecelakaan
pelayaran,
I.2.
Kelembagaan
Organisasi SAR pertama di Indonesia diatur dalam Keputusan
kecelakaan
KM.91/OT.002/Phb-80
dan
KM.164/OT.002/Phb-80
tentang
teknis
pelaporan
masih
melalui
Kementerian
Perhubungan.
Kedudukan
Kedudukan
Tugas Pokok
Badan SAR Nasional memiliki tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pencarian dan
Pertolongan (Search And Rescue).
c.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Badan SAR
Nasional menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang
SAR;
2) Perumusan kebijakan teknis di bidang SAR;
3) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang
SAR;
4) Pembinaan, pengerahan dan pengendalian potensi SAR;
5) Pelaksanaan siaga SAR;
6) Pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR;
7) Pengoordinasian potensi SAR dalam pelaksanaan operasi
SAR;
8) Pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia di bidang SAR;
9) Penelitian dan pengembangan di bidang SAR;
10) Pengelolaan data dan informasi dan komunikasi di bidang
SAR;
4
Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor
PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR
Nasional, struktur organisasi Badan SAR Nasional yang telah
diubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor
PK.07 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala
Badan
SAR
Nasional
Nomor
PER.KBSN-01/2008
tentang
Kepala Badan
Kepala Badan SAR Nasional ditunjuk langsung oleh
Presiden
yang
dalam
melaksanakan
tugasnya
Sekretariat Utama
Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Badan SAR Nasional. Sekretariat Utama dipimpin oleh
Sekretaris Utama yang terdiri atas tiga Biro yaitu Biro Umum,
Biro Perencanaan dan KTLN, serta Biro Hukum dan
Kepegawaian.
5
3)
4)
5)
6)
Inspektorat
Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan SAR Nasional
melalui
Sekretaris
Utama.
Inspektorat
dipimpin
oleh
Inspektur.
7)
Teknis
yang
berada
di
bawah
dan
KEPALA
BASARNAS
SEKRETARIAT
UTAMA
BIRO UMUM
DEPUTI BIDANG
POTENSI SAR
DEPUTI BIDANG
OPERASI SAR
INPEKTORAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
DIT. KOMUNIKASI
PUSDATIN
BALAI DIKLAT
KANTOR
SAR KELAS A
SUB BAGIAN
UMUM
SEKSI OPERASI
SAR
SEKSI POTENSI
SAR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KANTOR
SAR KELAS B
URUSAN
UMUM
SUB SEKSI
OPERASI SAR
SUB SEKSI
POTENSI SAR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
pedoman
dan
pengarahan
dalam
penyelenggaraan
pembinaan,
pemantauan,
dan
evaluasi
terhadap
I.3.
Landasan Hukum
Penyelenggaraan
SAR
Nasional
dilaksanakan
berdasarkan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. International Convention for the Safe of Live at Sea (SOLAS), 1974.
11. International Aviation & Maritime Search and Rescue (IAMSAR),
ICAO/IMO, 1998.
12. Search and Rescue, International Civil Aviation Organization,
Annex 12, Tahun 2000.
13. UNCLOS-82 yang diratifikasi dengan Peraturan Pemerintah No 37
Tahun 2002, Indonesia diterima dan diakui sebagai negara
10
Aspek Strategis
11
Radio Communication,
12
13
14
15
3. Prasarana SAR
a. Prasarana Kantor (Gedung)
Prasarana fisik gedung dan bangunan adalah penunjang utama
yang
merupakan
awal
dari
segala
aktivitas
mulai
dari
16
daya
manusia
yang
profesional,
kompeten,
disiplin,
17
memiliki
sertifikasi
internasional
dan
ada
yang
belum
18
19
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A.
Visi
Basarnas mempunyai visi yaitu Mewujudkan Badan SAR Nasional
yang andal, terdepan, dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di
wilayah NKRI.
20
B.
Misi
Misi Badan SAR Nasional yang ditetapkan merupakan peran
strategis yang diinginkan dalam mencapai Visi yang telah
ditetapkan. Rumusan Misi yang diangkat di dalam Renstra Badan
SAR Nasional 2015 - 2019 didasarkan pada isu-isu strategis dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan SAR Nasional untuk lima
tahun kedepan, yaitu:
1. Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian dan
pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat
dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan
manusia secara andal, efektif, cepat, efisien, serta aman.
2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional
maupun internasional dalam rangka menyelenggarakan operasi
pencarian
dan
pertolongan
(SAR),
serta
melakukan
perbaikan
di
segala
aspek
secara
berkesinambungan.
4. Melaksanakan
pembinaan
kemampuan
dan
kesiapan
sarana
dan
prasarana
operasi,
peralatan
C.
diturunkan dari visi dan misi. Pembentukan tujuan ini diambil langsung dari
21
siaga
terus
menerus
dalam
pencarian
dan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya pelayanan
operasi SAR
Tercapainya keberhasilan
operasi SAR
Persentase jumlah korban
ditemukankan dalam pelaksanaan
operasi SAR
D.
Program
Untuk mewujudkan kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan,
II.2.
Perjanjian Kinerja
Perjanjian
Kinerja
adalah
lembar/dokumen
yang
berisikan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
30 menit
24
1.
Meningkatnya
pelayanan operasi
penanganan kecelakaan
SAR
pelayaran
30 menit
30 menit
penerbangan
Rata-rata response time pada
penanganan bencana
Rata-rata response time pada
penanganan kecelakaan lain-lain
Indikator Kinerja Utama (IKU):
30 menit
100%
2.
30 menit
Tercapainya
100%
keberhasilan
penyelamatan korban
operasi SAR
dalam pelaksanaan
operasi SAR
100%
operasi SAR
Rp.
508.435.025.000,-
Rp.
148.416.400.000,-
Rp. 1.763.192.200.000,-
dan penyelamatan
Jumlah Total
Rp. 2.420.043.625.000,-
25
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
melalui
sistem
pertanggungjawaban
secara
periodik.
Kategori
Interprestasi
1.
AA
>90 100
Sangat Memuaskan
2.
>80 90
Memuaskan
3.
BB
>70 80
Sangat Baik
4.
>60 70
Baik
5.
CC
Cukup
6.
>50 60
>30 50
7.
0 30
Kurang
Sangat Kurang
26
dari
indikator
yang
telah
ditetapkan.
Adapun
prosedur
PUSAT DATA
27
A.
B.
jumlah
korban
terselamatkan
dalam
jumlah
korban
pada
kecelakaan
pelayaran,
% korban terselamatkan =
x100%
28
2) Persentase
jumlah
korban
yang
ditemukan
dalam
% korban ditemukan =
+
,
)
x100%
)
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Rata-rata
response time
pada penanganan
kecelakaan
pelayaran
Rata-rata
response time
pada penanganan
kecelakaan
penerbangan
Rata-rata
response time
pada penanganan
bencana
Capaian
Kinerja
Target
Realisasi
30
menit
26 menit
100%
(target
tercapai)
30
menit
35 menit
83,9%
30
menit
15 menit
100%
(target
tercapai)
30
menit
21 menit
100%
(target
tercapai)
29
Rata-rata
response time
pada penanganan
kecelakaan lainlain
2.
30
menit
33 menit
90,67%
100%
95.34%
95.34%
100%
80.49%
80.49%
100%
95.34%
95.34%
Persentase jumlah
korban
terselamatkan
dalam
pelaksanaan
operasi SAR
Persentase jumlah
korban yang
ditemukan dalam
pelaksanaan
operasi SAR
analisis
perhitungan
Indikator
kinerja
Utama
(IKU)
30
KANTOR SAR
Kecelakaan
Pelayaran
Kecelakaan
Penerbangan
Bencana
Kecelakaan
lain-lain
1.
40.42
10.75
15.71
2.
34.17
12.33
81.25
22.21
3.
8.33
3.33
14.17
23.61
4.
30.89
11.56
5.
14.87
15.53
6.
21.71
10.83
7.
101.11
14.42
8.
13.85
9.00
13.61
9.
67.81
12.64
10.
83.33
104.17
35.11
11.
7.78
7.50
22.78
12.
8.33
102.44
13.
20.67
10.00
23.19
14.
16.18
11.86
15.
13.94
2.50
10.56
21.06
16.
23.81
1.00
6.67
11.58
17.
27.76
6.67
18.22
18.
25.93
26.67
16.88
19.
60.50
74.67
15.00
10.86
20.
18.08
20.00
11.50
21.
43.84
5.83
22.
19.54
132.78
23.
85.83
66.50
24.
53.89
148.33
25.
43.50
5.00
4.17
26.
25.33
57.06
27.
10.00
10.00
39.17
28.
17.92
23.79
29.
10.00
10.00
22.50
30.
21.44
10.00
16.67
31.
7.33
10.00
14.17
32.
8.33
13.33
33.
40.83
15.00
7.50
34.
155.83
28.33
118.33
35 menit
15 menit
21 menit
33 menit
RATA-RATA
31
NO
JENIS
JUMLAH
JUMLAH
KECELAKAA
KEJADIAN
KORBAN
(KALI)
(ORANG)
JUMLAH KORBAN
KORBAN
SELAMAT
KORBAN
(%)
(ORANG)
1
MENINGGAL
PERSENTA
KORBAN
(%)
(ORANG)
HILANG
SEHSL.
(%)
OPS
(ORANG)
10
11
K.Pelayaran
633
5097
4521
88.70%
278
5.45%
298
5.85%
94.14%
K. Penerbangan
18
879
645
73.38%
230
26.16%
0.45%
99.54%
Bencana
178
1695
1588
93.69%
81
4.78%
26
1.53%
98.47%
K. Lain-lain
1046
2044
1066
52.15%
853
41.73%
125
6.11%
93.88%
1875
9715
7820
80.49%
1442
14.84%
453
4.66%
95.33%
TOTAL IV
32
dimaksudkan
selain
untuk
memastikan
kebenaran
Evaluasi
Realisasi
Indikator
Kinerja
Sasaran
Tahun
2010 - 2015
Pada Evaluasi berikut akan dilihat hasil realisasi kinerja Basarnas
sejak tahun 2010 sampai tahun 2015 mulai dari response time, Jumlah
Kecelakaan, Persentase korban terselamatkan, dan Persentase korban
terselamatkan. Tabel berikut merupakan hasil kinerja Basarnas, terjadi
peningkatan response time dan jumlah kecelakaan yang ditangani yang
cukup signifikan di setiap tahunnya. Tabel dibawah dapat dilihat response
time dari masing masing seluruh daerah di Indonesia mulai dari Tahun
2010 sampai dengan 2015
Tabel 3.5. Tabel Realisasi Indikator Kinerja Sasaran
Tahun 2010 - 2015
Persentase
korban
selamat
83,31%
87,38%
93,39%
Persentase
korban
ditemukan
91,81%
95,22%
95,21%
93,65%
96,49%
607
85,87%
92,45%
633
88.70%
94.15%
Response time
2010
2011
2012
5 jam 10 menit
3 jam 35 menit
2 jam 50 menit
2013
1 jam 6 menit
Jumlah
Kecelakaan
154
320
460
617
2014
1 jam 4 menit
2015
35 menit
Pelayaran
Jenis Kecelakaan
33
2 jam 05 menit
1 jam 32 menit
1 jam 07 menit
42 menit
Jumlah
Kecelakaan
7
16
21
11
Persentase
korban
selamat
99,34%
79,19%
92,50%
94,66%
Persentase
korban
ditemukan
100%
100%
100%
100%
2014
2015
41 menit
15 menit
11
18
78,46%
73.38%
93,85%
99.54%
2010
2011
3 jam 11 menit
1 jam 7 menit
92
92
44,19%
51,50%
86,17%
94,74%
2012
2013
50 menit
33 menit
97,18%
99,23%
99,73%
99,93%
2014
31 menit
171
896
189
98,88%
99,85%
2015
21 menit
178
93.69%
98.47%
2010
2011
2012
2013
2014
4 jam 44 menit
1 jam 32 menit
1 jam 11 menit
51 menit
47 menit
30,76%
59,22%
81,55%
50,84%
60,65%
91,28%
92,66%
98,22%
92,73%
95,98%
2015
33 menit
397
396
581
209
832
1046
52.15%
93.88%
Response time
2010
2011
2012
2013
Kecelakaan
Lain-lain
Bencana
Penerbangan
Jenis Kecelakaan
34
617
633
607
40
460
30
21
320
18
16
20
154
11
11
2013
2014
10
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
Jumlah Bencana
2012
1200
1046
1000
800
832
800
600
581
600
400
200
189
171
92
92
2010
2011
2015
896
1000
2011
178
397
396
400
209
200
0
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
14000
1200
11850
12000
800
8000
4556
6000
4000
968
4317
5097
755
600
322
400
1684
2000
200
0
2010
2011
2012
2013
2014
28182
26689
4000
281
65
2010
2015
879
1000
9451
10000
2011
2012
2013
2014
2015
25000
3000
20000
15000
9530
10000
5000
1901
1695
266
1000
2137
2044
2014
2015
1788
2000
608
927
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
35
93.77%
95.58%
94.69%
81.07%
80.49%
64.27%
60.00%
40.00%
26.56%
20.00%
9.18%
13.98%
4.94%
3.83%
2.41%
0.00%
2010
2011
Selamat
3.08%
1.34%
3.94%
1.38%
2012
2013
2014
Meninggal dunia
Hilang
14.84%
4.66%
2015
Tahun
Target
Realisasi
Tahun 2010
5 jam 30 menit
3 jam 47 menit
131.21%
Tahun 2011
4 jam 30 menit
1 jam 57 menit
156.62%
Tahun 2012
3 jam 30 menit
1 jam 29 menit
157.62%
Tahun 2013
2 jam 30 menit
48 menit
168%
Tahun 2014
1 jam 30 menit
46 menit
148.40%
Tahun 2015
30 menit
26 menit
113.33%
Kinerja
36
Jenis
Kecelakaan
Pelayaran
Penerbangan
Bencana
Lain-lain
No.
Tahun
Target
Response Time
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
6 jam
5 jam
4 jam
3 jam
2 jam
30 menit
5 jam
4 jam
3 jam
2 jam
1 jam
30 menit
5 jam
4 jam
3 jam
2 jam
1 jam
30 menit
6 jam
5 jam
4 jam
3 jam
2 jam
30 menit
5 jam 10 menit
3 jam 35 menit
2 jam 50 menit
1 jam 6 menit
1 jam 4 menit
35 menit
2 jam 05 menit
1 jam 32 menit
1 jam 07 menit
42 menit
41 menit
15 menit
3 jam 11 menit
1 jam 7 menit
50 menit
33 menit
31 menit
21 menit
4 jam 44 menit
1 jam 32 menit
1 jam 11 menit
51 menit
47 menit
33 menit
Capaian
Kinerja
113.89%
128.33%
129.17%
163.33%
146.67%
83.33%
158.33%
161.67%
162.78%
165%
131.67%
150%
136.33%
172.08%
172.22%
172.5%
148.33%
130%
121.11%
169.33%
170.42%
171.67%
160.83%
90.00%
37
3:35:00
2:50:00
3:36:00
2:24:00
1:06:00
1:04:00
2013
2014
1:12:00
0:35:00
0:00:00
2010
2011
2012
2015
38
2:05:00
1:55:12
1:32:00
1:26:24
1:07:00
0:42:00
0:57:36
0:41:00
0:15:16
0:28:48
0:00:00
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3:21:36
2:52:48
2:24:00
1:55:12
1:07:00
1:26:24
0:50:00
0:57:36
0:33:00
0:31:00
2013
2014
0:21:00
0:28:48
0:00:00
2010
2011
2012
2015
39
4:44:00
4:48:00
3:36:00
2:24:00
1:32:00
1:11:00
1:12:00
0:51:00
0:47:00
0:33:00
2013
2014
2015
0:00:00
2010
2011
2012
40
a)
EKSTERNAL
Sebagaimana tersebut dalam Undang-Undang nomor 29 tahun
2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, guna menunjang tugas dan
fungsinya Basarnas dapat bekerja sama dengan pemerintah negara lain,
lembaga
atau
organisasi
internasional
di
bidang
pencarian
dan
kerjasama
teknik
luar
negeri
mempunyai
tugas
untuk
b.
c.
d.
e.
41
b.
c.
d.
42
f.
Presentasi
International
Maritime
Rescue
Federation
(IMRF)
mengenai :
Mass Rescue Operation;
Gambaran umum tentang IMRF.
g.
h.
Group Discussion :
Perjanjian SAR antar Negara;
Pertemuan rutin (Lokakarya, Seminar dll)
Latihan SAR bersama;
Peningkatan pelayanan SAR Nasional;
Identifikasi kebutuhan dalam rangka peningkatan kapasitas SAR
penerbangan dan maritim.
Sebagai suatu kesimpulan, hal-hal yang terkait dengan kebijakan
Negara-negara
peserta
pihak/ratifikasi/aksesi,
seminar
dapat
yang
belum
mempertimbangkan
menjadi
untuk
43
b.
c.
Personil, dll
d.
Membuat
perjanjian
atau
kesepakatan
secara
bilateral
atau
f.
Jenderal
Organisasi
Maritim
Internasional
untuk
44
2.
tersebut,
Singapura
ditunjuk
untuk
menjadi
tuan
rumah
rd
Rekomendasi
dan
Pengalaman
oleh
Perwakilan
45
3.
SAR
perkembangannya
Forum),
isu
SAR
namun
juga
demikian
turut
di
sesuai
bahas
dengan
di
dalam
46
ASEAN
SAR
Exercise
(CPX-TTX),
dan
dalam
47
Strengthen ASEAN
SAR cooperation to
ensure effective and
coordinated
aeronautical and
maritime SAR
operations in the
region
Improve capacity
and capability on
SAR
4.
48
2025
2024
2023
2022
2021
2020
2019
2018
Milestones
2017
Actions
2016
Specific Goals
pencegahan
bencana,
penanganan
tanggap
darurat,
(LPNK)
sebagaimana
ditetapkan
dalam
Peraturan
49
baik
tingkat
Bilateral,
Regional
maupun
Multilateral.
Regional
Earthquake
Response
Exercise,
yang
50
UN-
anggota
ASEAN
dalam
bidang
pelayanan
jasa
SAR
Transportasi.
Pertemuan-pertemuan
Internasional
tersebut
tentunya
harus
51
Hal ini merupakan sesuatu yang ringan namun tetap penting untuk
mendukung peranan sebagai duta bangsa ketika berada pada tataran
global. Pergaulan internasional menuntut pemahaman baik tentang tata
cara dan tata aturan, agar setiap individu merasa aman dan nyaman
ketika berada di dalam suatu budaya yang berbeda, karena menyangkut
ukuran sosial baik dan buruk, benar dan salah pada perilaku individu
dalam menjalankan tugas dan profesinya.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas Pejabat dan/atau staff di lingkungan Badan SAR Nasional
dalam tataran pergaulan internasional, maka Biro Perencanaan dan KTLN
Badan SAR Nasional bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan Workshop
Diplomasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Nasional Urban
SARyang diselenggarakan pada tanggal 9-11 September 2015 di
Marbella Suites Bandung. Kurikulum workshop didasarkan pada kurikulum
Kementerian Luar Negeri yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan
praktek oleh
Para Pejabat,
untuk
membahas
mengenai
kerjasama-kerjasama
dibidang
52
7.
53
di
Maritime
Rescue
CoordinationCenterHainan
b.
Rapat tentang pembentukan kelompok kerja teknis atau komite adhoc di bidang SAR maritim
Dalam rangka meningkatkan kerjasama China - Indonesia
dibidang
pencarian
dan
pertolongan
Maritim,
pihak
China
Kunjungan ke Kapal SAR Nan Hai Jiu 116 untuk melihat fasilitas
SAR yang dimiliki oleh Haikou South China Salvage Service Base.
d.
berkunjung ke Basarnas
Pembangunan HotlinePlatform
Pada kesempatan tersebut pihak China di bawah kerangka
kerjasama China-Asean menawarkan sebuah proyek pembangunan
HotlinePlatform. Proyek ini adalah sharing informasi antara Basarnas
dan MRCC China sehingga memungkinkan komunikasi langsung dan
cepat antara kedua belah
54
mengundang Negara-Negara
anggota
PBB,
Lembaga PBB,
55
Indonesia.
Pada
pertemuan
ini
dibahas
kemajuan
56
b.
c.
SAREX Ausindo
Telah dilaksanakan kegiatan SAREX Ausindo pada tanggal 18 22
Mei 2015 di Denpasar Bali.
d.
e.
English Training
10.
b.
57
c.
d.
58
b)
Basarnas.
Sedangkan
apabila
ditinjau
dari
sisi
Spesifikasi.
Kurangnya jumlah dan kualifikasi ABK untuk mengawaki rescue boat. Hal
ini diantisipasi dengan memberikan pelatihan singkat tentang mesin kapal,
perawatan dan penggunaan Rescue Boat.
Familiarisasi Sarana dan Peralatan SAR diadakan Direktorat
Sarana dan Prasarana belum seluruhnya diketahui oleh seluruh pegawai
kantor SAR, karena itu penyebaran ilmu tersebut dilaksananakan dengan
sistem transfer knowlodge diantara pegawai yang sudah mengikuti
pelatihan dengan yang belum.
c)
pengelolaan
pencarian,
pertolongan
dan
penyelamatan
Program ini memberikan penekanan kepada pelaksanaan
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
SAR
serta
pembinaan
59
keberhasilan
penyelamatan
korban
dalam
Target
Realisasi
100%
80.49%
100%
95.34%
tercapainya
keberhasilan
yang mendukung
penyelamatan
korban
dan
60
Capaian
Tahun
Target
Realisasi
Tahun 2010
95%
91%
96%
Tahun 2011
95%
95,06%
100,06%
Tahun 2012
95%
97,59%
102,73%
Tahun 2013
95%
98,66%
103,85%
Tahun 2014
95%
98,62%
103,81%
Tahun 2015
100%
95.34%
95.34%
Kinerja
61
dan
Ditemukan
No.
Indikator Kinerja
% Korban
Selamat
%Korban
Ditemukan
Tahun
Target
Realisasi
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
90%
90%
90%
90%
90%
100%
95%
95%
95%
95%
95%
100%
64,27%
81,07%
93,77%
95,58%
94,69%
80.49%.
90,82%
95,06%
97,59%
98,66%
98,62%
95.34%
Capaian
Kinerja
71,41%
90,08%
104,89%
106,2%
105,21%
80.48%
95,60%
100,06%
102,73%
103,85%
103,81%
95.34%
62
63
b)
sehingga pelaksanaan operasi SAR dapat berjalan efektif dan efisien serta
mampu meminimalisir jumlah korban jiwa saat terjadi kecelakaan baik
kecelakaan, bencana maupun kondisi yang membahayakan jiwa manusia.
Potensi SAR yang ada di daerah diantaranya unsur TNI, Polri,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, BPBD, PMI,
Pemadam Kembakaran, Orari, Mapala, Pramuka, dan organisasi/institusi
penggiat SAR.
c)
ini
lebih
menekankan
pada
pembinaan
dan
Program
pengelolaan
pencarian,
pertolongan
dan
penyelamatan.
Program ini bertujuan pada pelaksanaan pengelolaan sarana
dan
prasarana
SAR
serta
pembinaan
pengawakan,
dan
terlaksananya
pengelolaan
sistem
peralatan
komunikasi SAR.
64
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
Kecelakaan
Pelayaran
Pada
tanggal
11
Agustus
2015
telah
terjadi
65
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
66
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
Kecelakaan
Penerbangan
oleh
tim
SAR
dari
Lanud
Suwondo
Medan,
67
JENIS
KECELAKAAN
KEJADIAN KECELAKAAN
Operasi SAR Kecelakaan Pesawat Aviastar PK-BRM Flight
MV 7503 Rute Masamba-Makassar
68
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
Bencana
Jayapura
informasi
menerima
Mabel(082399533733)Kalak
dari
BPBD
Bpk.
Kab.
Yahya
Yalimo,
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
mendukung
proses
pencarian
maka
Operasi
SAR
terhadap
Korban
Tanah
70
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
selamat.
korbanditemukan
pada
koordinat
Kecelakaan
Lain-lain
71
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
Fadaorositoluhili
Kecamatan
Lahewa
WIB . Dilakukan
Lahewa,
masyarakat
Aparat
sekitar
DesaFadaorositoluhilidan
dengan
hasil
telah
berhasil
diserahkan
kepada
pihak
keluarga
korban
72
JENIS
KEJADIAN KECELAKAAN
KECELAKAAN
III.4.
Realisasi Anggaran
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Basarnas, pada Tahun
Anggaran
Rp.2.620.043.625.000,-
(DIPA)
dengan
Sedangkan
total
anggaran
terealisasi
sebesar
sebesar
Sasaran Strategis
Meningkatnya pelayanan
dalam penyelenggaraan
operasi SAR
Keberhasilan evakuasi
korban pada operasi SAR
Pagu (Rp)
Realisasi (Rp)
2.620.043.625.000
2.520.119.001.442
73
III.5.
indikator
sasaran
dari
kinerja
setiap
untuk
tahap
mengukur
kebijakan
keberhasilan
pembangunan
menggunakan
indikator
kinerja
dan
target-target
yang
74
telah
tercantum
dalam
rencana
pembangunan
jangka
No
Sasaran Strategis
Target
Indikator Kinerja
Tercapainya keberhasilan
penyelamatan korban
dalam pelaksanaan operasi
SAR
2016
2017
2018
2019
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
2015
75
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kinerja sesuai perumusan indikator kinerja Basarnas yang telah tercantum dalam
rencana pembangunan jangka menengah Basarnas/ Rencana Strategis Basarnas 2015-2019, maka capaian target adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.14. Capaian Indikator Kinerja Basarnas Tahun 2015-2019
2015
NO.
1.
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA (IKU)
SASARAN
STRATEGIS
Kecepatan
tanggap pada
operasi SAR
dalam
penanganan
kecelakaan
Meningkatnya
pelayanan dalam
penyelenggaraan
operasi SAR
2.
Keberhasilan
evakuasi
korban pada
operasi SAR
2016
2017
2018
2019
INDIKATOR
KINERJA
Rata-rata
response time
pada
penanganan
kecelakaan
pelayaran
Rata-rata
response time
pada
penanganan
kecelakaan
penerbangan
Rata-rata
response time
pada
penanganan
bencana
Rata-rata
response time
pada
penanganan
kecelakaan
lain-lain
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
30 menit
26.09
menit
113.03%
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
34.83
menit
83.90%
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
15.27
menit
149.1%
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
21.47
menit
128.43%
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
32.80
menit
90.67%
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
100%
95.34%
95.34%
100%
100%
100%
100%
Realisasi
76
Capaian
2015
NO.
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA (IKU)
SASARAN
STRATEGIS
Tercapainya
keberhasilan
penyelamatan
korban dalam
pelaksanaan
operasi SAR
2016
2017
2018
2019
INDIKATOR
KINERJA
Persentase
jumlah korban
terselamatkan
dalam
penyelenggar
aan operasi
SAR
Persentase
jumlah korban
yang
ditemukan
dalam
penyelenggar
aan operasi
SAR
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Target
100%
80.49%.
80.48%
100%
100%
100%
100%
100%
95.34%
95.34%
100%
100%
100%
100%
Realisasi
77
Capaian
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Secara garis besar tingkat capaian kinerja Badan SAR Nasional
Tahun 2015 dapat dikatakan baik karena telah memenuhi target. Laporan
Kinerja Badan SAR Nasional
diharapkan
pertolongan
meminimalkan
jumlah
dan
berhasil
korban.
melakukan
Keberhasilan
pertolongan
kinerja
operasi
serta
SAR
78
satu
tugas
dan
tanggung
jawab
Basarnas
adalah
79
Sumber : http://blogs.wsj.com/indonesiarealtime/2014/12/28/indonesias-search-and-rescuecapabilities-honed-by-experience/
However, those flying the search aircraft need to stay mindful of the bad weather,
which can reduce visibility and slow the operation, he said.
Indonesian investigators have deep links with agencies that investigate aviation
accidents world-wide, including the U.S. National Transportation Safety Board,
and any probe would be quite thorough, Mr. Waldron added.
A similar-sized jeta Boeing BA +1.06% 737-800operated by Lion Air,
Indonesias largest carrier, crashed into the sea on final approach into Bali on
April 13, 2013. Though nobody died in the crash, the Indonesian National
Transportation Safety Committee published a preliminary report in May of that
year.
The preliminary report on a Sukhoi Superjet 100 crash in May 2012 that killed 45
people while on a demonstration flight was issued that summer, in August.
Indonesia actually has unmanned sea vehicles that can navigate though rough
seas as well, said Mark Martin of Martin Consulting, an independent aviation
advisory firm. If the aircraft went down, Im certain that it would be traced quickly
and rescue efforts should be successful.
Mr. Martin said he expects that the planes crew would have been familiar flying
on the route and that for them, navigating around weather would be pretty
standard.
For the latest news and analysis,
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/30/195119726/Internasional.Puji.SAR.Indonesia.sebaga
i.Tim.Terbaik.di.Asia
TRIBUN NEWS / DANY PERMANA Tim SAR membawa temuan barang dan serpihan
dalam operasi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501, di Posko Utama Pencarian
Pesawat Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12/2014).
Sejumlah barang dan jenazah sudah berhasil diangkat oleh tim SAR dari laut.
KOMPAS.com Dunia internasional memuji kemampuan tim SAR Indonesia yang
mampu menemukan AirAsia QZ8501 dengan cepat dan dianggap sebagai salah satu
timSARterbaikdidi Asia."Indonesia telah berpengalaman menghadapi bencana
sehingga mereka memiliki kemampuan yang sangat bagus dalam menginvestigasi
berbagai insiden," ujar Greg Waldron, editor majalah penerbangan FlightGlobal,
sebagaimana
dikutip
dari
Wall
Street
Journal,
Selasa
(30/12/2014).
Dari catatan dia, tim SAR Indonesia telah mampu menangani dengan baik berbagai
kecelakaan, seperti tenggelamnya kapal feri dan beberapa kecelakaan pesawat,
kendati menghadapi kondisi geografis yang cukup sulit. Waldron mengatakan, tim SAR
Indonesia sebenarnya mampu mencari pesawat di lokasi terakhir pesawat tersebut
melakukan komunikasi. Namun, karena kondisi cuaca yang buruk, hal itu urung
dilakukan. Investigator Indonesia (KNKT) juga telah memiliki hubungan yang erat
dengan berbagai lembaga internasional dalam menelisik berbagai insiden kecelakaan
pesawat. Lembaga itu salah satunya adalah National Transportation Safety Board
(NTSB) Amerika Serikat.
Sementara itu, Mark Martin, dari konsultan penerbangan independen, Martin
Consulting, menuturkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kapal laut tanpa awak
yang mampu melacak keberadaan benda di bawah laut. "Jika ada pesawat yang
tenggelam di laut, saya yakin, pihak Indonesia bisa dengan cepat melacaknya dan
proses pencarian akan berhasil," kata dia. Martin juga menyarankan agar kru pesawat
juga dilatih untuk memahami kondisi perairan yang ada dalam rute penerbangan di
Indonesia dan memiliki kemampuan navigasi standar ketika dalam keadaan darurat.
CEO AirAsia Toni Fernandes malam ini juga mengapresiasi tim SAR yang dengan
cepat mampu menemukan posisi jatuhnya pesawat. "Kami sangat berterima kasih
kepada Basarnas yang dengan cepat menemukan korban. Saat ini, fokus kami
adalah bagaimana mengevakuasinya," tutur Fernandes.
Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/dunia-menilai-tim-sar-indonesia-yangterbaik-di-asia
Tim SAR memperlihatkan barang dan serpihan yang diambil dari Laut Jawa dalam
operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah,
Selasa (30/12/2014). Sejumlah barang dan jenazah sudah berhasil diangkat oleh
tim SAR dari laut. (AFP PHOTO / BAY ISMOYO via Kompas.com)
Dunia internasional memuji kemampuan tim SAR Indonesia yang mampu
menemukan AirAsia QZ8501 dengan cepat, dan dianggap sebagai salah satu tim
SAR terbaik di di Asia.
"Indonesia telah berpengalaman menghadapi bencana, sehingga mereka memiliki
kemampuan yang sangat bagus dalam menginvestigasi berbagai insiden," ujar
Greg Waldron, editor majalah penerbangan FlightGlobal, sebagaimana dikutip dari
Wall Street Journal, Selasa (30/12).
Dari catatan dia, tim SAR Indonesia telah mampu menangani dengan baik berbagai
kecelakaan pesawat seperti tenggelamnya kapal ferry dan beberapa kecelakaan
pesawat, kendati menghadapi kondisi geografis yang cukup sulit.
Waldron mengatakan tim SAR Indonesia sebenarnya mampu mencari pesawat di
lokasi terakhir pesawat tersebut melakukan komunikasi. Namun, karena kondisi
cuaca yang buruk, hal itu urung dilakukan.
Investigator Indonesia (KNKT) juga telah memiliki hubungan yang erat dengan
berbagai lembaga internasional dalam menelisik berbagai insiden kecelakaan
pesawat. Lembaga itu salah satunya adalah National Transportation Safety Board
(NTSB) Amerika Serikat.
Sementara itu, Mark Martin dari konsultan penerbangan independen Martin
Consulting menuturkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kapal laut tanpa
awak yang mampu melacak keberadaan benda di bawah laut. "Jika ada pesawat
yang tenggelam di laut, saya yakin, pihak Indonesia bisa dengan cepat melacaknya
dan proses pencarian akan berhasil," kata dia.
Martin juga menyarankan agar kru pesawat juga dilatih untuk memahami kondisi
perairan yang ada dalam rute penerbangan di Indonesia, dan memiliki kemampuan
navigasi standar ketika dalam keadaan darurat.
CEO AirAsia Toni Fernandes malam ini juga mengapresiasi tim SAR yang dengan
cepat mampu menemukan posisi jatuh pesawat. "Kami sangat berterimakasih
kepada Basarnas yang dengan cepat menemukan korban. Saat ini fokus kami
adalah bagaimana mengevakuasinya," tutur Fernandes.
(Sumber: Kompas.com)