Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja

Pegawai pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan


Kabupaten Donggala

Abdul Rahman
jojon_artha@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research aims to analyze the effect of individual characteristics, motivation, work cukture
on employee’s performance in family planning and women empowerment egancy in Donggala
Regency. Population in this stduy 46 employess of family planning and women empowerment
agency, sampling was cinducted by the census. Method analyzes employed in this study is multiple
linear regresian analysis. Results show that (1) the research variables namely individual
characteristic, motivation, work culture have significant effect on employee’s performance in
Family planning and women empowerment agency. (2) Individual characteristics has significant
effect on employee’s performance ini family planning and women empowerment agency. (3)
Motivation has a significant effect on employee’s performance in Family planning and women
Empowerment agency. (4) Work culture has a significant effect on employee’s performance in
family planning and women empowerment agency in Donggala Regency
Keyword : Individual Characteristics, Motivation, Work Culture and Perfomence.

Manusia merupakan motor penggerak individu itu sendiri, oleh karena itu perbedaan
sumber daya yang ada dalam rangka aktifitas karakteristik individu dari setiap karyawan
dan rutinitas dari sebuah organisasi atau jika suatu perusahaan ingin mencapai tujuan
perusahaan. Sebagaimana diketahui sebuah organisasi maka karakteristik individu
organisasi atau perusahaan, didalamnya terdiri haruslah diperhatikan semaksimal mungkin.
dari berbagai macam individu yang tergolong Dari perbedaan-perbedaan karakteristik
dari berbagai status yang mana status tersebut individu menerangkan mengapa kinerja
berupa pendidikan, jabatan dan golongan, karyawan yang satu berbeda dengan yang
pengalaman, jenis kelamin, status lain.
perkawinan, tingkat pengeluaran, serta tingkat Karakteristik merupakan ciri atau sifat
usia dari masing - masing individu tersebut yang berkemampuan untuk memperbaiki
(Hasibuan, 2000: 147). kualitas hidup, sedangkan karakteristik
Manusia selalu berperan aktif dan individu adalah ciri khas yang menunjukkan
dominan dalam setiap kegiatan organisasi perbedaan seseorang tentang motivasi,
karena manusia menjadi perencana dan inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar
penentu terwujudnya tujuan organisasi. menghadapi tugas sampai tuntas atau
Didalam suatu perusahaan faktor manusia memecahkan masalah atau bagaimana
sebagai tenaga kerja merupakan sumber daya menyesuaikan perubahan yang terkait erat
yang sangat penting, karena manusia itulah dengan lingkungan yang mempengaruhi
yang akan membawa arah perkembangan kinerja individu. Seseorang sempat
suatu perusahaan. Manusia dalam dipengaruhi oleh karakteristik individunya
menyelesaikan suatu pekerjaan, mereka baik ketika sebagai manajer ataupun sebagai
mempunyai motivasi yang berbeda-beda. bawahan yang kontribusinya dalam
Motivasi inilah yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dan bertindak yang
karakteristik individu dari masing-masing sangat erat kaitannya dengan kinerja

76
77 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 77-86 ISSN: 2302-2019

organisasi. Adapun yang mempengaruhi seorang karyawan karena merupakan dimensi


individu tersebut antara lain: kapasitas inti pekerjaan yang mana setiap aspek
belajar, kemampuan dan ketrampilan latar pekerjaan akan memberikan pengetahuan dan
belakang keluarga, umur, jenis kelamin, membuat pekerjaan menjadi lebih baik bagi
pengalaman (Gibson, 1996 dalam pemegang pekerjaan tersebut pada
Dalimunthe, 2002: 43). tingkatannya masing-masing, dan disisi lain
Secara teoritis karakteristik individual organisasi tempat mereka bekerja yang
mencakup sejumlah sifat dasar yang melekat mempengaruhi karir seseorang, karena setiap
pada individu tertentu. Menurut Winardi organisasi memiliki karakter yang berbeda
(2004) karakteristik individual mencakup pula (sumber daya, iklim dan struktur
sifat-sifat berupa kemampuan dan organisasi). Sehingga bentuk organisasi yang
ketrampilan; latar belakang keluarga, sosial, dijalankan harus mampu merumuskan
dan pengalaman; umur, bangsa, jenis kelamin kecocokan pekerja dengan pekerjaannya
dan lainnya yang mencerminkan sifat untuk meningkatkan kinerja dan kesesuaian
demografis tertentu; serta karakteristik kerja. Salah satu langkah yang ditempuh
psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, organisasi untuk memenangkan persaingan
kepribadian, belajar, dan motivasi. Menurut adalah peningkatan kualitas sumber daya
Winardi (2004) cakupan sifat-sifat tersebut manusia. Melalui ini pula ditunjang oleh
membentuk suatu nuansa budaya tertentu kemampuan finansial organisasi. Karena tidak
yang menandai ciri dasar bagi suatu mungkin suatu organisasi dapat
organisasi tertentu pula. mengembangkan karyawan tanpa ada dana
Perkembangan teknologi dan ilmu yang memadai. Ada banyak kekuatan yang
pengetahuan yang sangat pesat membawa mengakibatkan pembentukan karir, sehingga
perubahan bagi pola kehidupan manusia. Hal seorang karyawan untuk mencapai karirnya
ini membawa perubahan tersendiri bagi harus belajar dari pengalaman yang terjadi
individu. Apalagi individu tersebut berada dalam organisasi tersebut. Dari pengalaman-
dalam lingkungan organisasi. Mereka harus pengalaman inilah individu mengambangkan
dapat membenahi diri karena apabila tidak, suatu gagasan karir yang disesuaikan dengan
akan tersisihkan dari rekan-rekannya. Agar kebutuhan organisasi.
eksistensi diri tetap terjaga, maka setiap Suatu kenyataan kehidupan
individu menginginkan karirnya meningkat organisasional bahwa pimpinan memainkan
karena salahsatu yang mempengaruhi karir peranan yang amat penting, bahkan dapat
seseorang adalah penghasilan. Misalnya, dikatakan amat menentukan dalam usaha
seorang pegawai negeri dengan jabatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
pelaksana tentunya menginginkan jabatan sebelumnya. Memang benar bahwa pimpinan
sebagai seorang kepala seksi. Begitu pula baik secara individual maupun sebagai
kepala seksi menginginkan jabatan menjadi kelompok tidak mungkin dapat bekerja
kepala dinas. Adanya keinginan tersebut sendirian. Pimpinan membutuhkan
mengakibatkan pegawai harus mempunyai sekelompok orang lain yang dengan istilah
perencanaan karir yang matang. populer dikenal sebagai bawahan yang
Semua karakter individu (keahlian, digerakkan sedemikian rupa sehingga para
pendidikan dan pengalaman kerja) menunjang bawahan itu memberikan pengabdian dan
pengembangan karir, disamping itu sumbangsihnya kepada organisasi terutama
karakteristik pekerjaan (keragaman dalam cara bekerja yang efisien, efektif,
keterampilan, kejelasan tugas, arti penting ekonomis dan produktif. Dari kenyataan
tugas, otonomi tugas, dan umpan balik) juga
mempunyai arti dalam pengembangan karir
Abdul Rahman, Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap …….………….………… 78

tersebut di atas, maka pemberian motivasi pada satu perusahaan dan berkarir dalam
dikatakan penting karena pimpinan atau jangka panjang (Kotter dan Hesket, 1992,
manajer itu tidak sama dengan karyawan, dalam Sutanto, 2002).
karena seorang pimpinan tidak dapat Budaya kerja Badan Keluarga
melakukan pekerjaan sendiri. Keberhasilan Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
organisasi amat ditentukan oleh hasil kerja Kabupaten Donggala adalah untuk
yang dilakukan orang lain (bawahan). Untuk menciptakan nilai-nilai saling menghormati,
melaksanakan tugas sebagai seorang manajer saling percaya, bertanggung jawab, berlaku
ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan jujur serta menumbuhkan kreativitas dan
tersebut kepada seluruh pegawai yang ada inovasi pegawai. Dengan budaya tersebut
dalam unit kerjanya sesuai hierarkhi. Seorang turut mendorong berkembangnya instansi
pimpinan harus mampu menciptakan suasana sampai pada keadaan seperti sekarang ini,
yang kondusif, memberikan cukup perhatian, namun dalam perkembangannya, tingkat
memberikan penghargaan terhadap prestasi kestabilan pegawai membawa konsekuensi
kerja, menjalin komunikasi yang baik dengan balik terhadap budaya itu sendiri, sehingga
seluruh pegawai. Untuk menciptakan kondisi mempengaruhi kinerja pegawainya.
demikian, diperlukan adanya usaha-usaha Penerapan budaya kerja Badan Keluarga
untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
kerja bagi setiap pegawai. Ini dimungkinkan Kabupaten Donggala masih dirasakan kurang
bila terwujudnya peningkatan motivasi kerja kuat tertanam pada pegawai telah disadari
pegawai secara optimal. Sebab bagaimanapun oleh pihak pimpinan.
juga tujuan organisasi/perusahaan salah Dalam melaksanakan fungsinya Badan
satunya adalah untuk meningkatkan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
kesejahteraan dan kepuasan kerja pegawai. Perempuan Kabupaten Donggala menyusun
Motivasi menjadi pendorong seseorang program-program yakni: 1) Program Keluarga
melaksanakan suatu kegiatan guna Berencana, 2) Program Pengembangan pusat
mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena pelayanan Informasi dan Konseling
itu, tidak heran jika pegawai yang mempunyai Kesehatan Reproduksi remaja, 3) Program
motivasi kerja yang tinggi biasanya pendamping Kelompok Bina Keluarga. Untuk
mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk memberikan pelayanan di bidang Keluarga
itu motivasi kerja pegawai perlu dibangkitkan Berencana dan Pemberdayaan Perempuan,
agar pegawai dapat menghasilkan kinerja Badan Keluarga Berencana dan
yang baik. Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Efektivitas organisasi dapat Donggala menerapkan sistem pelayanan
ditingkatkan dengan menciptakan budaya melalui karakteristik individu, motivasi dan
yang kuat, yang dapat digunakan untuk budaya organisasi yang dapat memberikan
mencapai tujuan organisasi. Menurut Robbins peningkatan kinerja pegawainya, yaitu
(2006), organisasi yang berbudaya kuat akan melalui peningkatan kualitas dan
mempengaruhi ciri khas tertentu sehingga produktivitas pelaksanaan tugas di bidang
dapat memberikan daya tarik bagi individu Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
untuk bergabung. Setelah itu, individu itu Perempuan, mendorong upaya untuk
dapat berfikir, bertindak dan berperilaku mengefektifkan sistem dan tatalaksana
sesuai dengan nilai-nilai organisasi. pelayanan, serta mendorong tumbuhnya
Kesesuaian antara budaya organisasi dengan kreativitas.
nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota Kemajuan dan keberhasilan organisasi
organisasi akan menimbulkan kepuasan kerja, sangat bergantung pada kinerja individu
sehingga mendorong individu untuk bertahan dalam organisasi hal ini pegawai, dimana
79 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 77-86 ISSN: 2302-2019

pegawai tersebut mampu bekerja keras, mengkoordinasi dan memberi arah kepada
proaktif, loyal serta disiplin tinggi dan individu untuk mencapai tujuan serta mampu
bertanggung jawab terhadap tugas dan mendorong dan menggugah semangat kerja,
pekerjaan yang ada pada akhirnya dapat maka kualitas kinerja pegawai dapat
mencapai kinerja yang optimal sehingga meningkat.
ditemukan masalah yang berkaitan dengan Fenomena yang terjadi pada Kantor
kinerja pegawai pada Badan Keluarga Badan Keluarga Berencana dan
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Kabupaten Donggala yang salah satunya Donggala sesuai dengan kenyataan
diindikasikan dengan pencapaian target dalam dilapangan, salah satu yang kongkrit dapat
pelaksanaan program yang belum optimal. dilihat bahwa perlakuan pegawai dalam hal
Masalah tersebut dipengaruhi oleh banyak promosi jabatan mendapatkan perlakukan
faktor yang diantaranya adalah karakteristik yang sama baik pegawai yang rajin maupun
individu, motivasi dan budaya kerja. pegawai yang malas masuk kantor,
Rendahnya kinerja pegawai berkaitan dampaknya adalah pegawai yang rajin
dengan sumber daya manusia yang dimiliki tersebut akan kurang termotivasi dalam
oleh setiap individu. Setiap pegawai bekerja yang pada akhirnya berdampak pada
mempunyai perbedaan individual sebagai menurunnya kinerja pegawai tersebut. Tidak
akibat dari latar belakang yang beraneka ada perlakuan yang sama antara yang
ragam, maka hal ini akan terbawa ke dalam memiliki kedisplinan tinggi dengan orang
pekerjaannya, sehingga akan mempengaruhi yang kurang disiplin. Kondisi ini terlihat pada
sikap dan tingkah laku pegawai tersebut apel pagi yang diadakan setiap hari, dimana
dalam melaksanakan pekerjaannya. pegawai yang rajin mengikuti apel dan
Disamping itu suasana batin/psikologis pegawai yang tidak rajin memiliki peluang
seseorang secara individu dalam organisasi yang sama untuk kenaikan pangkat. Artinya
yang memiliki lingkungan kerjanya sangat bagi pegawai yang malas atau jarang
besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan mengikuti apel pagi tidak dikenakan sanksi
kerjanya. Hal ini berarti pegawai memerlukan untuk menghambat kenaikan pangkatnya.
motivasi, budaya organisasi yang tinggi serta Demikian pula fenomena tentang
kepuasan yang cukup agar bersedia penentuan pegawai dalam mengikuti
melaksanakan pekerjaan secara bersemangat, pendidikan penjenjangan (Diklat PIM II,
berkinerja tinggi dan produktif. Diklat PIM III dan Diklat PIM IV), tidak
Keberadaan pegawai negeri pada unit- mengacu kepada prioritas pegawai yang
unit administrasi dari tingkat pusat maupun tergolong rajin bekerja, masuk kantor dan
daerah memiliki peran penting bagi kelancaran masa kerja golongan akan tetapi memiliki
penyelenggaraan pembangunan dan perlakuan yang sama. Dengan demikian maka
pemerintahan termasuk Badan Keluarga sering terjadi penurunan motivasi bagi
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan pegawai yang rajin sehingga juga berdampak
Kabupaten Donggala. Mengingat betapa pada menurunnya kinerja mereka.
besarnya peranan pegawai negeri sebagai Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
modal dasar bagi pembangunan dan penulis mengangkat judul “Pengaruh
penyelenggaraan pemerintahan, maka upaya- Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya
upaya peningkatan kinerjanya menjadi sangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan
penting. Sehingga berpengaruh pada Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
peningkatan kinerja pelayanan Perempuan Kabupaten Donggala”.
publik/masyarakat. Karakteristik Individu, Berdasarkan latar belakang diatas, maka
motivasi dan budaya kerja mampu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Abdul Rahman, Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap …….………….………… 80

Apakah karakteristik individu, motivasi dan METODE


budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap Pendekatan analisis yang digunakan
kinerja pegawai Badan Keluarga Berencana dalam penelitian ini adalah model analisis
dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten regresi berganda (Multiple Regression
Donggala?, Apakah karakteristik individu Analysis). Analisis regresi berganda
berpengaruh signifikan terhadap kinerja digunakan untuk mengetahui pengaruh
pegawai Badan Keluarga Berencana dan variabel independen terhadap variabel
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten dependen. Untuk mengetahui besarnya
Donggala?, Apakah motivasi berpengaruh kontribusi variabel independen terhadap
signifikan terhadap kinerja pegawai Badan variabel dependen dan dianalisa dengan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan program SPSS 16.0. Model persamaan
Perempuan Kabupaten Donggala?, Apakah regresi untuk tiga prediktor, dirumuskan
budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap sebagai berikut (Sugiyono, 2006):
kinerja pegawai Badan Keluarga Berencana
dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Donggala? Keterangan :
Berdasarkan latar belakang masalah dan Y = Kinerja Pegawai
rumusan masalah maka tujuan dari penelitian X1 = Karakteristik Individu
ini adalah Untuk mengetahui dan X2 = Motivasi
menganalisis karakteristik individu, motivasi X3 = Budaya Kerja
dan budaya kerja berpengaruh signifikan β0 = Konstanta (intercept)
terhadap kinerja pegawai Badan Keluarga β1 β2, β3 = Besaran yang akan diduga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (koefisien regresi)
Kabupaten Donggala, Untuk mengetahui dan € = kesalahan pengganggu
menganalisis karakteristik individu
berpengaruh signifikan terhadap kinerja HASIL PENELITIAN DAN
pegawai Badan Keluarga Berencana dan PEMBAHASAN
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Donggala, Untuk mengetahui dan Hasil
menganalisis motivasi berpengaruh signifikan Analisis Regresi Linear Berganda
terhadap kinerja pegawai Badan Keluarga Dalam konteks penelitian ini Regresi
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Linear Berganda digunakan untuk mengukur
Kabupaten Donggala, Untuk mengetahui dan pengaruh Karakteristik Individu (X1),
menganalisis budaya kerja berpengaruh Motivasi (X2) dan Budaya Kerja (X3) dengan
signifikan terhadap kinerja pegawai Badan variabel tidak bebas Kinerja (Y). Sesuai hasil
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan analisis Regresi Linear Berganda dengan
Perempuan Kabupaten Donggala. menggunakan bantuan komputer SPSS 16,0
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
81 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 77-86 ISSN: 2302-2019

Tabel.1. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Dependent Variabel Y = Kinerja


Variabel Reg. Std. Beta T Sig
Coeff Error
C = Constanta 0,700 0,486 1,439 0,157
X1 = Karakteristik Individu 0,206 0,070 0,306 2,925 0,006
X2 = Motivasi 0,320 0,101 0,364 3.177 0,003
X3 = Budaya Kerja 0,314 0,097 0,374 3.236 0,002
R- Square = 0,557 F statistik = 17,599
Adjusted R-Square = 0,525 Sig F = 0,000
R = 0,746
Sumber : Hasil olahan data (2012)
Model regresi yang diperoleh dari tabel 3) Nilai koefisien regresi (B1) untuk variabel
diatas adalah: karakteristik individu adalah sebesar
0,006, artinya setiap peningkatan
Y = 0,700 + 0,206 (X1) + 0,320 (X2) + karakteristik individu sebesar 0,6%, maka
0,314 (X3) kinerja pegawai Badan Keluarga
Persamaan diatas menunjukkan, Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
variabel independen yang dianalisa berupa Kabupaten Donggala akan mengalami
variabel motivasi (X1), lingkungan kerja (X2) peningkatan sebesar 0,6%.
dan stres kerja (X3) memberi pengaruh 4) Nilai koefisien regresi (B2) untuk variabel
terhadap variabel dependen yaitu kinerja (Y). motivasi adalah sebesar 0,206, artinya
Uraian tentang persamaan regresi diatas setiap peningkatan motivasi sebesar
adalah sebagai berikut: 20,6%, maka kinerja pegawai Badan
1) Besarnya keterkaitan antara karaktertistik Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
individu, motivasi dan budaya kerja Perempuan Kabupaten Donggala akan
terhadap kinerja pegawai terlihat pada mengalami peningkatan sebesar sebesar
nilai Multipel-R yang diperoleh sebesar 20,6%.
0,746. Hasil ini berarti bahwa tingkat 5) Nilai koefisien regresi (B3) untuk variabel
hubungan variabel independen terhadap Budaya kerja adalah sebesar 0,314,
variabel dependen adalah kuat. artinya setiap peningkatan budaya kerja
2) Nilai Adjusted Rsquare sebesar 0,525, sebesar 31,4%, maka kinerja pegawai
artinya pengaruh variabel karakteristik Badan Keluarga Berencana dan
individu, motivasi dan budaya kerja Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
terhadap kinerja pegawai adalah sebesar Donggala akan mengalami peningkatan
52,5%, sedangkan 47,5% dipengaruhi sebesar 31,4%.
oleh faktor yang lain seperti kompentensi,
Hasil Pengujian Hipotesis
pengalaman kerja, lingkungan kerja dan
a. Uji Hipotesis Pertama
lain-lain yang tidak diteliti dalam
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
penelitian ini. Selanjutnya nilai konstanta
adalah karakteristik individu, motivasi dan
sebesar 0,700 artinya nilai variabel
budaya kerja secara simultan berpengaruh
dependen sebelum ada variabel
positif dan signifikan terhadap kinerja
independen hasilnya sebesar 0,700.
pegawai Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Abdul Rahman, Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap …….………….………… 82

Donggala. Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai signifikan yang telah ditentukan (α
diperoleh Fhitung = 17,599 dengan nilai Sig-F = 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa
(α = 0,000). Dengan demikian dapat variabel budaya kerja (X3) mempunyai
dinyatakan bahwa secara bersama-sama pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
(simultan) variabel independen mempunyai pegawai Badan Keluarga Berencana dan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
dependen. Dengan demikian maka hipotesis Donggala. Dengan demikian maka hipotesis
pertama terbukti. keempat yang menyatakan budaya kerja (X3)
b. Uji Hipotesis Kedua secara parsial berpengaruh positif dan
Berdasarkan hasil perhitungan pada signifikan terhadap kinerja pegawai Badan
Tabel 1, bahwa besarnya probabilitas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
signifikansi variabel karakteristik individu Perempuan Kabupaten Donggala, terbukti.
adalah 0,006. Karena nilai signifikansi lebih
kecil dari nilai signifikan yang telah Pembahasan
ditentukan (α = 0,05), maka dapat dinyatakan Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya
bahwa variabel karakteristik individu (X1) Kerja secara simultan berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dan signifikan terhadap Kinerja.
kinerja pegawai Badan Keluarga Berencana Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten variabel karakteristik individu, motivasi dan
Donggala. Dengan demikian maka hipotesis budaya kerja ternyata mempunyai pengaruh
kedua yang menyatakan karakteristik terhadap kinerja pegawai di Kantor Badan
individu (X1) secara parsial berpengaruh Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
positif dan signifikan terhadap kinerja Perempuan Kabupaten Donggala artinya
pegawai Badan Keluarga Berencana dan bahwa variasi perubahan kinerja pegawai
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten dalam organisasi ini dipengaruhi oleh variasi
Donggala, terbukti. perubahan karakteristik individu, motivasi,
c. Uji Hipotesis Ketiga dan budaya kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tabel 1, bahwa besarnya signifikansi variabel yang dilakukan oleh Almalifah (2004)
motivasi adalah 0,003. Karena nilai dengan judul penelitian ”Analisis
signifikansi lebih kecil dari nilai signifikan Karakteristik Individu dan Karakteristik
yang telah ditentukan (α = 0,05), maka dapat Organisasi Terhadap Pengembangan Karir
dinyatakan bahwa variabel motivasi (X2) Pegawai di Kanwil VII Direktorat Jenderal
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Bea dan Cukai (DJBC) Surabaya”, dengan
pegawai Badan Keluarga Berencana dan hasil penelitian bahwa karakteristik individu
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten berpengaruh signifikan terhadap
Donggala. Dengan demikian maka hipotesis pengembangan karir.
ketiga yang menyatakan motivasi (X2) secara Hasil penelitian ini sejalan dengan
parsial berpengaruh positif dan signifikan penelitian yang dilakukan oleh Narmodo dan
terhadap kinerja pegawai Badan Keluarga Wajdi (2004), dengan judul pengaruh
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan motivasi dan disiplin terhadap kinerja
Kabupaten Donggala, terbukti. pegawai Badan Kepegawaian Daerah
d. Uji Hipotesis Keempat Kabupaten Wonogiri, menemukan bahwa
Berdasarkan hasil perhitungan pada Motivasi dan disiplin mempunyai pengaruh
Tabel 1, bahwa besarnya probabilitas positif terhadap kinerja pegawai Badan
signifikansi variabel budaya kerja adalah Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri.
0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil
83 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 77-86 ISSN: 2302-2019

Penelitian ini juga sejalan dengan Pengaruh Karakteristik Individu terhadap


penelitian yang dilakukan oleh Lahay (2008), Kinerja Pegawai.
meneliti pengaruh pengaruh budaya kerja, Pengaruh karakteristik individu
kepuasan kerja, dan lingkungan kerja terhadap terhadap kinerja pengawai terjadi karena
kinerja pegawai pada kantor BAPPEDA pegawai bekerja sesuai keahlian, pendidikan
Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dan pengalaman kerja, serta taat pada aturan
menyimpulkan bahwa variabel budaya kerja, kerja atau beretika dalam bekerja, Sehingga
kepuasan kerja, dan lingkungan kerja pegawai mudah menyelesaikan pekerjaannya
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada yang pada akhirnya berdampak pada kinerja
kantor BAPPEDA Tingkat I Sulawesi pegawai.
Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Upaya yang dilakukan oleh Badan variabel karakteristik individu, mempunyai
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan pengaruh kinerja pegawai di Kantor Badan
Perempuan Kabupaten Donggala adalah Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
mengidentifikasi peningkatan kinerja Perempuan Kabupaten Donggala, hal ini
pegawainya guna menghindari kesalahan menunjukkan bahwa variabel karakteristik
dalam penempatan jabatan dan berusaha individu (X1) secara parsial mempunyai
memperoleh sumber daya manusia yang pengaruh yang signifikan terhadap variabel
berkualitas dengan membuka saluran potensi kinerja (Y) di Kantor Badan Keluarga
pegawainya, karena dengan adanya Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
karakteristik individu, motivasi dan budaya Kabupaten Donggala.
kerja akan mendorong pegawai untuk Hasil analisis dari penelitian ini
meningkatkan potensi dirinya, tentu saja hal mengindikasikan bahwa karakteristik individu
ini didukung dengan terciptanya lingkungan dengan indikator keahlian, pendidikan,
kerja yang kompetitif, organisasi mampu pengalaman kerja, sejalan dengan teori yang
mengembangkan lingkungan kerja yang dikemukakan Mathis dan Jackson (2002),
mendukung peluang bekerja dan berfikir bahwa karakteristik individu yaitu: 1)
kreatif bagi pegawainya. Dan struktur Keahlian harus mendapat perhatian utama
organisasi digunakan untuk peningkatan kualifikasi seleksi. Hal ini yang akan
kinerja dengan mengidentifikasikan rangkaian menentukan mampu tidaknya seseorang
pekerjaan yang diberikan kepada pegawai menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing, kepadanya. Keahlian ini mencakup tehnical
agar peningkatan kinerja lebih baik lagi. skill, human skill, conceptual skill, kecakapan
Selain itu, kinerja juga merupakan hasil untuk memanfaatkan kesempatan, serta
dari efisiensi pengelolaan masukan dan kecermatan penggunaan peralatan yang
efektivitas pencapaian sasaran. Oleh karena dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan.
itu, efektivitas dan efisiensi pekerjaan yang 2) Pendidikan merupakan faktor penting
tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menentukan kemampuan kerja
pula. Untuk memperoleh kinerja yang tinggi karyawan. Pendidikan dan pengalaman kerja
dibutuhkan sikap mental yang memiliki merupakan langkah awal untuk melihat
pandangan jauh ke depan. Seseorang harus kemampuan seseorang. Pendidikan
mempunyai sikap optimis, bahwa kualitas merupakan indikator yang mencerminkan
hidup dan kehidupan hari esok lebih baik dari kemampuan seseorang untuk dapat
hari ini. menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar
belakang pendidikan pula seseorang dianggap
akan mampu menduduki suatu jabatan
tertentu. 3) Pengalaman kerja yang dimiliki
Abdul Rahman, Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap …….………….………… 84

oleh pekerja dalam organisasi yang berbeda- seseorang. Karena itu prestasi ini akan
beda, sehingga hal ini disebabkan setiap mendorong seseorang untuk mengembangkan
pekerja mempunyai pengalaman dari kreatifitas dan mengerahkan semua
pekerjaan yang berbeda-beda yang telah kemampuan serta energy yang dimilikinya
diselesaikan berulang-ulang dalam menempuh demi mencapai prestasi yang optimal. 2)
perjalanan karirnya. Dengan pengalaman Kebutuhan akan Afiliasi (Kerja sama) ini
seseorang akan dapat mengembangkan menjadi daya penggerak yang akan
kemampuannya sehingga pegawai tetap betah memotivasi semangat kerja seseorang. Karena
bekerja pada instansi dengan harapan suatu itu kebutuhan akan afiliasi ini yang
waktu ia akan dipromosikan merangsang gairah kerja seseorang, sebab
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja setiap orang mengingikan : a) Kebutuhan
Pegawai akan perasaan diterima oleh orang lain di
Motivasi yang kuat sebagai suatu lingkungan ia hidup dan bekerja (sense of
dorongan dalam diri pegawai untuk belonging); b) Kebutuhan akan perasaan
mengerjakan suatu tugas dengan sebaik- dihormati, karena setiap manusia merasa
baiknya guna mencapai tujuan kepuasan dirinya penting (sense of importance); c)
pegawai. Bila seorang termotivasi, pegawai Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak
akan mencoba kuat karena motivasi gagal (sense of achievement); dan d)
merupakan timbulnya perilaku yang Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of
mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh participantion). 3) Kebutuhan akan
komitmen sampai tercapainya tujuan Kekuasaan Kebutuhan akan Kekuatan ini
dimaksud. merupakan daya penggerak yang memotivasi
Cara yang paling efektif untuk semangat kerja seseorang. Karena itu
meningkatkan motivasi terhadap pegawai kebutuhan akan kekuatan ini yang
dengan cara bahwa kepemimpinan dan merangsang dan memotivasi gairah kerja
motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat seseorang serta mengerahkan semua
dipisahkan. Selain itu dengan pemberian kemampuan demi mencapai kekuasaan atau
rewards kepada pegawai. Pemberian rewards kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
harus yang membuat pegawai merasa Di Kantor Badan Keluarga Berencana
termotivasi sehingga dapat meningkatkan dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
kinerjanya. Karena kinerja merupakan suatu Donggala, kemampuan pimpinan juga
fungsi dari motivasi dan kemampuan. dituntut untuk selalu melibatkan pegawai
Oleh sebab itu cukup beralasan apabila dalam menentukan umpan balik akan atas
dikatakan bahwa kemampuan dan motivasi pekerjaan yang telah diberikan, sehingga
seseorang dalam melaksanakan tugas- pegawai dapat melaksanakan tugas dengan
tugasnya menentukan hasil kerja seseorang baik dan penuh tanggung jawab dalam
dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap memahami efektivitas kinerja mereka
pencapaian tingkat organisasi secara sehingga baik pihak pegawai maupun pihak
keseluruhan. manajemen akan dapat mengetahui seberapa
Hasil analisis penelitian ini, sejalan baik atau seberapa buruk sebuah pekerjaan
dengan teori yang dikemukakan oleh Mc yang telah diselesaikan sehingga dapat
Cleland dalam Arep dan Hendri (2003) yang dievaluasi, yang dapat dilihat pada hasil
menunjukkan bahwa motivasi dengan sebuah pekerjaan yang telah diselesaikan.
indikator prestasi, kerjasama dan kekuasaan, Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja
dapat memotivasi gairah bekerja yaitu: 1) Pegawai
Kebutuhan akan Prestasi merupakan daya Pengaruh ini menunjukan bahwa
penggerak yang memotivasi semangat budaya kerja sangat menunjang dan sangat
85 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2, April 2013 hlm 77-86 ISSN: 2302-2019

dibutuhkan oleh setiap pegawai dalam aparatur negara yang meliputi: komitmen dan
melaksanakan tugas yang di lakukannya atau konsistensi terhadap visi, misi dan tujuan
dengan kata lain bahwa budaya kerja sangat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan
diharapkan guna menjadi sumber stabilitas pemerintahan dan pembangunan, tanggung
serta kontiniutas organisasi yang memberikan jawab, kejujuran, profesionalisme, kreativitas,
rasa aman bagi pegawainya dan yang lebih kebersamaan, disiplin dan keteraturan kerja,
penting adalah budaya membantu merangsang serta nilai budaya kerja lainya semakin tertata
pegawai untuk antusias akan tugasnya. dengan baik khususnya pada Kantor Badan
Penelitian ini sejalan dengan teori yang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
dikemukakan oleh Triguno (2004) Perempuan Kabupaten Donggala.
menyatakan bahwa empat indikator budaya
kerja yakni: 1) Profesionalisme; 2) KESIMPULAN
Kreatifitas; 3) Disiplin dan 4) Ketekunan.
Keempat indikator tersebut mencerminkan Berdasarkan hasil penelitian dan
bahwa seorang pegawai mampu menyatu pembahasan dapat disimpulkan sebagai
dengan unit kerja/sistem yang ada; terampil, berikut :
handal, kompoten dan bertanggung jawab 1. Variabel Karakteristik individu, motivasi
memiliki pola pikir yang baik, sikap, kerja dan budaya kerja secara simultan
keterampilan, ide spontan yang penuh dengan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
inovasi, taat dalam aturan, norma dan prinsip pegawai pada Kantor Badan Keluarga
serta berperilaku konsisten mengikuti Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
ketentuan/ prosedur dalam menjalankan tugas Kabupaten Donggala.
dan fungsi pokoknya sebagai pegawai negeri 2. Variabel Karakteristik individu
sipil. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Adanya pengaruh dan hubungan antara pegawai pada Kantor Badan Keluarga
budaya kerja dan kinerja pegawai khususnya Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
pada Kantor Badan Keluarga Berencana dan Kabupaten Donggala.
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten 3. Variabel Motivasi berpengaruh signifikan
Donggala memberikan gambaran bahwa terhadap kinerja pegawai pada Kantor
budaya kerja di bangun ataupun ditentukan Badan Keluarga Berencana dan
oleh pimpinanya (pejabatnya). Selanjutnya, Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
tindakan pimpinan akan sangat berpengaruh Donggala.
terhadap perilaku dimana pola-pola kebiasaan 4. Variabel Budaya kerja berpengaruh
yang telah diciptakan bisa diterima maupun signifikan terhadap kinerja pegawai pada
ditolak oleh pegawai atau anggota organisasi Kantor Badan Keluarga Berencana dan
yang ada. Dalam pengertian lain bahwa Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
bentuk sosialisasi akan tergantung kesuksesan Donggala.
yang dicapai dalam menerapkan nilai-nilai
dalam proses kinerja. Namun secara perlahan UCAPAN TERIMA KASIH
nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan Penulis mengucapkan terima kasih
terseleksi untuk melakukan penyesuaian sebesar-besarnya kepada Dr. Idris
terhadap perubahan yang pada akhirnya akan Azis,S.E.,M.Hum dan Dr. Elimawaty Rombe,
muncul budaya kerja lain yang diinginkan. S.E.,M.Si selaku pembimbing yang telah
(Robbins, 2006). meluangkan waktunya dalam proses
Pengaruh budaya kerja ini juga pembimbingan selama ini.
mengindikasikan bahwa unsur-unsur yang
terkandung dalam nilai dasar budaya kerja
Abdul Rahman, Pengaruh Karakteristik Individu, Motivasi dan Budaya Kerja terhadap …….………….………… 86

DAFTAR RUJUKAN Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. 2002.


Manajemen Sumber Daya Manusia.
Almalifah, Siti Mahmodha. 2004. Pengaruh Edisi Pertama. Jakarta: Salemba
Karakteristik Individu dan Karakteristik Empat.
Organisasi Terhadap Karir Pegawai di Narmodo, Hernowo dan Wajdi, Muhammad
Kanwil VII Direktorat Jenderal Bea dan Farid. 2004. “Pengaruh Motivasi dan
Cukai (DJBC) Surabaya. Tesis. Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai
Surabaya: Program Pasca Sarjana BKD Kabupaten Wonogiri”. Jurnal
Universitas Airlangga. Daya Saing. (1) : Halaman 1-8,
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Program MM-UMS.
Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Robbin, Stepen P. 2006. Perilaku
Gramedia Widiasarana Indonesia. Keorganisasian: Konsep, Kontroversi,
Dalimunthe, Rita. 2002. Pengaruh dan Aplikasi. Jakarta: PT Prehallindo.
Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Sutanto, Alfoni. 2002. “Peran Budaya
Gaya Kepemimpinan Terhadap Organisasional Untuk meningkatkan
Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan kepuasan kerja dan kinerja karyawan”.
Usaha Industri Kecil Tenun Dan Bordir Jurnal Benefit. Volume 6 No. 2
Di Sumatra Utara, Sumatra Barat Dan Desember.
Riau. Desertasi, Tidak dipublikasikan. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian
Surabaya: Program Pascasarjana Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Universitas Airlangga. Bandung: Alfabeta.
Lahay, Farida. 2008. Melakukan Penelitian Triguno. 2004. Budaya Kerja: Menciptakan
Tentang Pengaruh Budaya Kerja, Lingkungan Yang Kondusive Untuk
Kepuasaan Kerja, Dan Lingkungan Meningkatkan Produktivitas Kerja,
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Edisi Enam. Jakarta: PT. Golden
Kantor BAPPEDA Propinsi Sulawesi Terayon Press.
Tengah. Tesis. Palu: Program Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku
Pascasarjana Magister Manajemen Organisasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Universitas Tadulako. Kencana.
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai