Anda di halaman 1dari 22

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Pembuatan Asam Asetat

Oleh
Nama : Sumarlin
NIM : F1C1 07 028

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 1

Makalah Pembuatan Asam Asetat

PENDAHULUAN

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun
berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 2

Makalah Pembuatan Asam Asetat

PRINSIP PEMBUATAN
Teknologi pembuatan asam asetat mungkin yang paling beragam dari
pembuatan semua bahan kimia organik industri. Ada beberapa teknik yang
digunakan dalam pembuatan asam asetat, diantaranya ialah; karbonilasi methanol,
sintesis gas metan, oksidasi asetaldehida, oksidasi etilena, oksidasi alkana, oksidatif
fermentasi, dan anaerob fermentasi. Karbonilisasi methanol merupakan teknik yang
umum digunakan dalam produksi industry asam asetat dan menjadi teknik penghasil
asam asetat lebih dari 65% dari kapasitas global. Dari asam asetat yang diproduksi
oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol.
Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.
1. Karbonilisasi methanol
Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi
ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat
CH3OH + CO CH3COOH
Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, dimana reaksi itu sendiri
terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.
(1) CH3OH + HI CH3I + H2O
(2) CH3I + CO CH3COI
(3) CH3COI + H2O CH3COOH + HI
Karbonilasi metanol sejak lama merupakan metode paling menjanjikan dalam
produksi asam asetat karena baik metanol maupun karbon monoksida merupakan
bahan mentah komoditi. Proses karbonilisasi pertama yang melibatkan perubahan
metanol menjadi asam asetat dikomersialisasikan pada tahun 1960 oleh BASF. Pada
metode BASF ini digunakan katalis kobalt dengan promotor iodida dalam tekanan
yang sangat tinggi (600 atm) dan suhu tinggi (230 oC) menghasilkan asam asetat
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 3

Makalah Pembuatan Asam Asetat

dengan tingkat selektivitas mencapai 90%. Pada tahun 1968, ditemukan katalis
kompleks Rhodium, cis[Rh(CO)2I2] yang dapat beroperasi dengan optimal pada
tekanan rendah tanpa produk sampingan. Pabrik pertama yang menggunakan katalis
tersebut adalah perusahan kimia AS Monsanto pada tahun 1970, dan metode
karbonilasi metanol berkatalis Rhodium dinamakan proses Monsanto dan menjadi
metode produksi asam asetat paling dominan. Proses Monsanto berjalan pada
tekanan 30-60 atm dan temperatur 150-200C. Proses ini memberikan selektivitas
yakni lebih besar dari 99%. Pada era 1990'an, perusahan petrokimia British
Petroleum mengkomersialisasi katalis Cativa ([Ir(CO)2I2]) yang didukung oleh
ruthenium. Proses Monsanto dapat digantikan dengan proses Cativa, yang
merupakan proses serupa menggunakan katalis iridium. Proses Cativa sekarang lebih
banyak digunakan karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan, sehingga
menggantikan proses Monsanto.
2. Sintesis gas metan
Asam asetat disintesis dari metana melalui dua tahap. Tahap pertama, gas
metan, bromina dalam bentuk hidrogen bromida (40 wt% HBr/H 2O) dan oksigen
direaksikan dengan menggunakan katalis Ru/SiO2 menghasilkan CH3Br dan CO.
Tahap kedua CH3Br dan CO direaksikan lagi dengan H 2O dengan bantuan katalis
RhCl3 menghasilkan asam asetat dan asam bromide. Mekanisme reaksinya dapat
ditunjukkan:

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 4

Makalah Pembuatan Asam Asetat

3. Oksidasi asetaldehida

Sebelum komersialisasi proses Monsanto, kebanyakan asam asetat


diproduksi melalui oksidasi asetaldehida. Namun, metode manufaktur ini masih yang
paling penting, meskipun tidak sekompetitif dengan metode karbonilisasi metanol.
Dalam produksi asetaldehida dapat dihasilkan melalui oksidasi dari butana
atau nafta ringan, atau hidrasi dari etilena. Ketika butana atau cahaya nafta
dipanaskan dengan udara di hadapan berbagai logam ion, termasuk mangan, kobalt
dan kromium; peroksida bentuk dan kemudian membusuk untuk menghasilkan asam
asetat sesuai dengan persamaan kimia:
2C4H10 + 5O2 4CH3COOH + 2H2O
Dalam reaksi ini dijalankan pada suhu dan tekanan yang tinggi namun tetap
menjaga butana dalam keadaan cair. Tipikal kondisi reaksinya ialah pada temperature
150C dan tekanan 55 atm. Produk sampingan mungkin juga terbentuk termasuk
butanone, etil asetat, asam format, dan asam propionat. Produk sampingan ini juga
bernilai komersial, dan kondisi-kondisi reaksi dapat diubah untuk menghasilkan
lebih banyak dari mereka jika ini bermanfaat secara ekonomis. Namun, pemisahan
asam asetat dari produk tersebut dapat menambah biaya proses. Di bawah kondisi
yang sama dan menggunakan sejenis katalis sebagai digunakan untuk oksidasi
butana, asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen di udara untuk menghasilkan
asam asetat
2CH3CHO + O2 2CH3COOH
Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat menghasilkan asam
asetat lebih besar dari 95%. Produk sampingan utama adalah etil asetat, asam format

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 5

Makalah Pembuatan Asam Asetat

dan formaldehida, yang semuanya memilki titik didih yang lebih rendah dari asam
asetat sehingga dapat dipisahkan dengan teknik destilasi.
4. Oksidasi alkana
Dalam metode ini asam asetat dibuat dari etilena dengan melalui proses Wacker
menghasilkan asetaldehida dan kemudian dioksidasi seperti dalam metode oksidasi
asetaldehida menghasilkan asam asetat. Teknik ini dikembangkan oleh perusahaan
kimia Showa Denko yang membuka pabrik etilen oksidasi di Oita, Jepang, pada
tahun 1997. Proses ini dikatalisis oleh paladium didukung katalis logam pada
heteropoly asam seperti asam tungstosilicic.
5. Oksidatif fermentasi
Dalam sejarah manusia, asam asetat dalam bentuk cuka, telah dibuat melalui
metode fermentasi dengan bantuan bakteri asam asetat dari genus Acetobacter.
Dengan membutuhkan sedikit oksigen, bakteri ini dapat menghasilkan cuka dari
berbagai bahan makanan beralkohol. Umumnya bahan yang digunakan adalah bahan
makanan termasuk apel, anggur, dan fermentasi biji-bijian, gandum, beras, atau
kentang mashes. Reaksi kimia keseluruhan difasilitasi oleh bakteri ini adalah:
C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O
Sebuah larutan alkohol dimasukan dalam reaktor dehodrogenasi dan
diinokulasi dengan Acetobacter sehingga dalam beberapa bulan kemudian akan
menjadi cuka. Dalam industry, proses pembuatan cuka akan berlangsung cepat
dengan meningkatkan pasokan oksigen ke bakteri.
6. Anaerob fermentasi
Metode ini menggunakan bakteri anaerob, termasuk anggota dari genus
Clostridium, yang dapat mengubah gula menjadi asam asetat secara langsung, tanpa
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 6

Makalah Pembuatan Asam Asetat

menghasilkan etanol sebagai produk perantara. Reaksi kimia secara keseluruhan


dilakukan oleh bakteri ini bisa direpresentasikan sebagai:
C6H12O6 3CH 3COOH
Hal yang menguntungkan dari penggunaan metode ini dalam sudut pandang
kimia industry ialah bakteri acetogenic ini dapat menghasilkan asam asetat dari satusenyawa karbon, seperti metanol, karbon monoksida, atau campuran karbon dioksida
dan hidrogen. Reaksinya dapat dituliskan:
2CO2 + 4H2 CH3COOH + 2H2O
Karena Clostridium dapat mengubah gula secara langsung menghasilkan
asam asetat maka dapat menekan biaya produksi dalam artian penggunaan metode ini
lebih efisien jika dibandingkan dengan metode oksidasi etanol dengan bantuan
bakteri Acetobacter. Namun, yang menjadi kendala ialah bakteri Clostridium kurang
toleran terhadap asam dibandingkan dengan Acetobacter sehingga ketika asam asetat
terbentuk maka bakteri Clostridium akan mengalami gangguan pertumbuhan yang
dapat menyebabkan kematian. Bahkan yang paling toleran asam-strain Clostridium
cuka hanya dapat menghasilkan beberapa persen asam asetat, dibandingkan dengan
strain Acetobacter cuka yang dapat menghasilkan hingga 20% asam asetat. Saat ini,
penggunaan Acetobacter lebih efektif untuk memproduksi asam asetat dibandingkan
memproduksi asam asetat dengan menggunakan Clostridium. Akibatnya meskipun
bakteri acetogenic telah dikenal sejak 1940, penggunaannya dalam industri tetap
dibatasi. Skema proses fermenasi pembuatan asam asetat dapat dilihat pada gambar
berikut.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 7

Makalah Pembuatan Asam Asetat

7. Elektrolisis Etanol (Elektrosintesis)


Elektro oksidasi etanol menjadi asam asetat menggunakan kawat elektroda
platinum dan media asam. Platinum (Pt) dikenal sebagai logam inert dan katalis yang
kuat untuk reaksi elektrokimia pada umumnya. Banyak komponen yang dapat
teradsorpsi pada permukaan adsorpsi Pt dan hidrogen. Mekanisme reaksinya ialah:

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 8

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Mekanisme Pembuatan Asam Asetat dalam Pabrik


Dalam pabrik pembuatan asam asetat lebih sering menggunakan metode
karbonilasi methanol. Ada dua macam proses pembuatan asam asetat dalam pabrik
yakni proses monsanto dan proses cativa. Proses monsanto menggunakan katalis
kompleks Rhodium (cis[Rh(CO)2I2]), sedangkan proses cativa menggunakan
katalis iridium ([Ir(CO)2I2]) yang didukung oleh ruthenium.
1. Proses Monsanto
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh pabrik Perusahaan Monsanto di
Texas City. Keunggulan dari metode ini ialah dapat dijalankan pada tekanan yang
rendah. Bahan dasar dari pembuatan asam asetat menggunakan metode ini ialah
methanol. Prinsip pembuatannya ialah methanol direaksikan dengan gas CO2
mengahsilkan asam asetat difasilitasi katalis rhodium. Sebelumnya pembuatan asam
asetat dengan teknik BASF dapat dilakukan dengan menggunakan katalis
iodinepromoted kobalt, namun kurang efektiv dalam hal biaya karena katalis ini
bekerja pada tekanan tinggi yakni sekitar 7.500 lb/in2. Sedangkan katalis rhodium
bekerja pada tekanan antara 200 - 1800 lb/in 2. Katalis rhodium menghasilkan asam
asetat sampai 99 % sedangkan katalis iodinepromoted kobalt hanya sekitar 90 %
saja. Mekanisme kerja proses monsanto berjalan dengan beberapa tahap,
1. Siklus katalitik konversi metanol menjadi metiliodida
CH3OH + HI

CH3I + H2O

2. Penambahan katalis Rh (I) kompleks (d8 segi empat planar) ke dalam metil iodida
menghasilkan struktur baru koordinat 6 alkil rhodium (III) kompleks (d 6). CH3I +
[Rh-kompleks]
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 9

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Mekanisme Reaksi Katalis


Katalis Carbonylation terdiri dari dua komponen utama yaitu rhodium
kompleks yang larut dan iodida promotor. Hampir setiap sumber Rh dan I- akan
bekerja dalam reaksi ini karena akan dikonversi menjadi katalis [Rh (CO)2I2]- di
bawah kondisi reaksi. Struktur katalis [Rh(CO)2I2]- dapat dilihat seperti gambar
berikut.

Katalis ini sangat aktif sehingga akan memberikan reaksi dan distribusi produk
yang baik. Skema pembuatan dalam pabrik dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Proses yang terjadi ialah; pertama methanol dimasukkan dalam tangki reaktor
dan direaksikan dengan HI. Peran iodida adalah hanya untuk mempromosikan
konversi methanol menjadi metil iodide:

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 10

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Setelah metil iodida telah terbentuk maka diteruskan ke reaktor katalis. Siklus
katalitik dimulai dengan penambahan oksidatif metil iodida ke dalam [Rh(CO)2I2]sehingga terbentuk kompleks [MeRh(CO)I3]- (Gambar 2). Kemudian dengan cepat
CO pindah berikatan dengan CH3 membentuk kompleks seperti pada gambar 3 pada
diagram reaksi berikut. Setelah itu direaksikan dengan karbon monoksida, dimana
gas CO berkoordinasi sebagai ligan dalam kompleks Rh, menjadi rhodium-alkil
kemudian membentuk ikatan menjadi kompleks asil-rhodium (III) (Gambar 4).
Dengan terbentuknya kompleks pada gambar 4 maka gugus CH3COI mudah lepas.
Kompleks ini kemudian direduksi menghasilkan asetil iodide dan katalis rhodium
yang terpisah. Ditangki ini bekerja suhu 1500C-2000C dan tekanan 30 atm- 60 atm.
Asetil iodida yang terbentuk kemudian dihidrolisis dengan H2O menghasilkan
CH3COOH dan HI.

Dimana HI yang terbentuk dapat digunakan lagi untuk mengkonversi methanol


menjadi MeI yang akan masuk dalam proses reaksi.dan melanjutkan siklus.
Sedangkan asam asetat yang dihasilkan masuk dalam tangki pemurinian untuk
dipisahkan dati pengotor yang mungkin ada seperti asam propionate. Pemurnian
dilaskukan dengan cara destilasi. Mekanisme reaksinya dapat dilihat pada gambar
berikut:

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 11

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Kelebihan dan kekurangan dari proses Monsanto


Keuntungan dari Proses Monsanto:

Proses ini memiliki efisiensi yang tinggi hingga mencapai 100%, semua atom
dalam reaktan akan menjadi produk.

Energy yang dibutuhkan dalam seluruh proses kurang, terutama untuk


pemisahan dan pemurnian produk.

Memiliki hasil tinggi, sekitar 98% berdasarkan metanol (90% didasarkan


pada karbon monoksida).

Menggunakan metanol, sebuah bahan baku lebih murah daripada sebelumnya


nafta / butana.

Meskipun metanol biasanya dibuat dari gas sintesis, yang dihasilkan dari
minyak, juga dapat dihasilkan dari biomassa (kayu), limbah kota dan limbah.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 12

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Ini akhirnya dapat menyebabkan proses yang tidak lagi tergantung pada
minyak.

Reaksi sangat cepat, dan katalis memiliki umur panjang.

Kekurangan dari Proses Monsanto ialah:

Rhodium logam sangat mahal - lebih mahal daripada emas

Rhodium dan bentuk garam iodida larut seperti RHI3, sehingga air konten
dalam tangki reaksi harus tetap relatif tinggi untuk mencegah hal ini.
Langkah terakhir distilasi diperlukan untuk menghapus air, menambah biaya
dan permintaan energi. Setiap terjadi hujan menghapus katalis, yang harus
kembali dan kembali ke reaktor utama.

Rhodium juga mengkatalisis reaksi-reaksi samping seperti:


CO + H2O

CO2 + H2

Hal ini mengurangi tekanan parsial karbon monoksida, sehingga campuran


harus dibuang dari tanki reaksi dan diganti dengan lebih banyak karbon
monoksida.
2. Proses Cativa
Proses Cativa adalah metode lain untuk produksi asam asetat oleh
carbonylation dari metanol . Teknologi ini mirip dengan proses Monsanto hanya
berbeda dalam penggunaan katalis. Proses ini didasarkan pada iridium yang
mengandung katalis seperti kompleks Ir[(CO)2I2]. Proses ini pertama kali
dikembangkan oleh BP Chemicals dan lisensi oleh BP Plc. Pada awalnya kajian
Monsanto telah menunjukkan bahwa iridium kurang aktif dari rhodium untuk proses
carbonylation metanol. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa katalis
iridium bisa dipromosikan dengan bantuan ruthenium. Kombinasi ini menghasilkan

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 13

Makalah Pembuatan Asam Asetat

sebuah katalis yang lebih unggul daripada sistem berbasis rhodium. Penggunaan
iridium memungkinkan penggunaan air lebih sedikit dalam campuran reaksi. Dengan
demikian dapat mengurangi jumlah kolom pengeringan yang diperlukan, mengurangi
produk samping dan menekan gas air reaksi bergeser . Selain itu, proses ini
memungkinkan loading katalis yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan proses
Monsanto, proses Cativa menghasilkan asam propionat sangat kecil dalam produk.
Struktur katalis kompleks Ir[(CO)2I2] dapat dilihat seperti gambar beriktut:

Proses reaksi dalam tangki dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:

Pertama methanol direaksikan dengan asam iodide menghasilkan Metil Iodida.


Setelah itu, metal iodida masuk dalam tangki reaktor bereaksi sengan katalis
kompleks iridium (gambar 1) membentuk [Ir(CO)2I3CH3]- (gambar 2), setelah
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 14

Makalah Pembuatan Asam Asetat

terbentuk struktur ini dengan cepat direaksikan dengan gas CO sehingga I - akan
keluar dari kompleks digantikan CO sehingga terbentuk kompleks baru [Ir(CO) 3I]
(gambar 3), struktuir ini kurang stabil sehingga untuk menstabilkan CO di mutasi
berikatan dengan CH3 (gambar 4). Gugus CH3CO pada kompleks mudah lepas,
sehingga dengan adanya ion I- di sekitar kompleks menyebabkan gugus CH3CO lepas
dari kompleks dan bereaksi dengan I- membentuk CH3COI. Senyawa CH3COI ini
kemudian dihidrolisis menghasilkan asam asetat (CH3COOH) dan asam halida (HI).
Dimana HI yang terbentuk ini ditarik lagi masuk dalam siklus bereaksi dengan
methanol membentuk Metil Iodida yang akan bereaksi lagi dengan katalis. Asam
asetat yang terbentuk belum murni. Untuk memisahkan asam asetat dari pengotor
maka dilakukan destilasi. Mekanisme pembuatan asam asetat dalam pabrik dengan
proses Cativa dapat dipresentasikan seperti berikut ini.

Kelebihan proses Cativa:


Seperti proses Monsanto, reaksi secara teoritis mencapai 100% efisien.
Penggunaan iridium / iodida sebagai katalisator memiliki banyak manfaat
dibandingkan dengan rhodium / iodide diantaranya:
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 15

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Lebih ekonomis, penggunaan Iridium biaya yang digunakan hanya sekitar


seperlima dari rhodium

Proses ini lebih cepat dan lebih efektif, dan hanya membutuhkan katalis
dalam jumlah sedikit.

Iridium bahkan lebih selektif terhadap metanol, yang meningkatkan hasil


secara keseluruhan dan mengurangi produk samping, sehingga biaya
pemurnian yang lebih rendah dan mengurangi limbah.

Iridium kompleks lebih larut dalam campuran reaksi daripada kompleks


rhodium. Ini berarti bahwa katalis tidak hilang oleh hujan dan tidak harus
sering diganti. Kadar air dalam tangki reaksi juga dapat dikurangi, sehingga
mempercepat proses dan mengurangi energi yang dibutuhkan pada tahap
penyulingan dan pemurnian.

Pembahasan
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat
Sintesis Senyawa Anorganik

Page 16

Makalah Pembuatan Asam Asetat

digunakan sebagai pengatur keasaman. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
1. Tata Nama
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata
Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat
yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas air membentuk
kristal mirip es pada 16.7C. Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat
singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus
asetil, CH3C(=O).
2.

Proses Pembuatan
Asam asetat diproduksi baik secara sintetis maupun secara fermentasi bakteri.

Saat ini, produksi asam asetat melalui fermentasi hanya mencapai sekitar 10% dari
produksi dunia utamanya produksi cuka makanan. Aturan menetapkan bahwa cuka
yang digunakan dalam makanan harus berasal dari proses biologiskarena lebih aman
bagi kesehatan. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75%
diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui
metode-metode alternatif. Total produksi asam asetat di seluruh dunia diperkirakan 5
Mt/a (juta ton per tahun), setengahnya dihasilkan di Amerika Serikat. Produksi Eropa
sekitar 1 Mt/a dan 0,7 Mt/a dihasilkan di Jepang. Sekitar 1,5 Mt asam asetat
merupakan produk daur ulang setiap tahunnya, sehingga total pasar dunia menjadi
6,5 Mt/a. Dua produsen asam asetat terbesar adalah Celanese dan BP Chemicals.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 17

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Produsen utama lainnya adalah Millenium Chemicals, Sterling Chemicals, Samsung,


Eastman, dan Svensk Etanolkemi.
Proses sintesis asam asetat dapat dilakukan dalam beberapa teknik diantaranya;
karbonilasi methanol, oksidai etilena, dan oksidasi alkana. Karbonilasi methanol
merupakan teknik yang utama digunakan dalam industry pembuatan asam asetat.
Teknik ini dikembangkan pada tahun 1913, BASF menemukan bahwa metanol dapat
carbonylated untuk asam asetat. BASF memulai carbonylation pabrik metanol
pertama pada tahun 1960 menggunakan iodida kobalt sebagai katalis. Sintesis
berlangsung di sekitar 250oC dan pada tekanan sampai 10.000 psi. Pada tahun 1970an, Monsanto mengembangkan system katalis rhodium / iodide dan disempurnakan
pada tahun 1986 oleh BP Chemicals dengan menggunakan katalis iridium dengan
bantuan ruthenium yang dikembangkan lebih lanjut proses. rhodium-katalis metanol
proses carbonylation sangat selektif dan beroperasi di bawah tekanan reaksi ringan
(sekitar 500 psi). Sistem katalis iridium memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan
dengan proses rhodium, dimana produk hasil samping lebih sedikit dan mampu
beroperasi kadar air yang rendah (kurang dari 5% untuk Cativa dibandingkan dengan
14-15% Proses Monsanto). Semua faktor ini menggabungkan untuk memungkinkan
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dengan biaya modal
yang relatif rendah.
Tahun 1980-an, Celanese mengembangkan teknologi AO eksklusif Plus (Asam
Pengoptimalan Plus), yang dapat meningkatkan proses Monsanto. Teknologi AO
Plus ini dapat meningkatkan stabilitas katalis rhodium dengan menambahkan iodida
anorganik (terutama litium iodida) dalam konsentrasi tinggi, yang memungkinkan
penurunan drastis konsentrasi air (kira-kira 4-5% air) dalam reactor.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 18

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Proses penggunaan carbonylation metanol masih berlanjut. Chiyoda baru-baru


ini mengembangkan proses asam asetat, Acetica, yang menggunakan katalis
heterogen didukung sistem dan reaktor kolom gelembung. Dilaporkan bahwa sistem
katalis yang didukung ini menghasilkan produktivitas yang tinggi, peningkatan
aktivitas rhodium, dan menghasilkan asam asetat lebih dari 99% dari metanol.
Proses Acetica dapat dioperasikan pada kadar air yang rendah dalam kisaran 3-8 wt%
dari cairan reaktor. Dalam reaktor kosentrasi hidrogen iodida diperkecil sehingga
kurang korosif. Penggunaan reaktor kolom gelembung mengurangi kebutuhan
tekanan tinggi yang diperlukan dengan mengaduk segel tangki reaktor. Fitur ini
memungkinkan kemurnian karbon monoksida karena tekanan rendah operasi dapat
ditingkatkan (sampai dengan 900 psi) untuk mempertahankan tekanan parsial karbon
monoksida. Dalam kebutuhan konsumsi, asam asetat diproduksi melalui teknik
fermentasi. Karena lebih aman dari segi kesehatan. Teknik ini sudah diketahui sejak
dahulu kala dalam pembuatan bir dari buah anggur.
3.

Sifat-sifat asam asetat


Asam asetat yang jelas, cairan tak berwarna dengan rumus kimia C2H4O2.

Memiliki titik leleh 62,06F (16.7C) dan mendidih pada 244,4F (118C), kerapatan
1,049g/mL pada 25oC dan flash point 390C. Dalam konsentrasi tinggi,asam asetat
bersifat korosif, memiliki bau tajam dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H + (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa
konjugasinya adalah asetat (CH3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira
sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 19

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat


berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga
dapat dideteksi pada uap bersuhu 120C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di
dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat
murni Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air).
Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.066.0 kJ/mol, entropi disosiasi
sekitar 154157 J mol1 K1.
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium,
dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat).
Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa.
Contohnya adalah soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hampir
semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Contoh reaksi pembentukan garam
asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan
garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi
dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila
bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi organik yang paling
terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan
turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat melalui substitusi
nukleofilik.
Nama sistematis

Asam etanoat, Asam asetat

Nama alternatif

Asam metanakarboksilat

Asetil hidroksida

(AcOH)

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 20

Makalah Pembuatan Asam Asetat

4.

Hidrogen asetat

(HAc) Asam cuka

Rumus molekul

CH3COOH

Massa molar

60.05 g/mol

Densitas dan fase

1.049 g cm3, cairan 1.266 g cm3, padatan

Titik lebur

16.5 C (289.6 0.5 K) (61.6 F)

Titik didih

118.1 C (391.2 0.6 K) (244.5 F)

Penampilan

Cairan tak berwarna atau kristal

Keasaman (pKa)

4.76 pada 25C

Kegunaan asam asetat


Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai

senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai
bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM).
Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester.
Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil.
5.

Keamanan
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan

penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Asam asetat pekat juga dapat terbakar
di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang
melebihi 39C (102F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di
udara (ambang ledakan: 5.4%-16%).
Larutan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di
lemari asam karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer, seperti pada
cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah
berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 21

Makalah Pembuatan Asam Asetat

Daftar Pustaka
Jones Jone H., The Cativa Process For The Manufacture Plant Of Acetic Acid
Iridium Catalyst Improves Productivity In An Established Industrial
Process. BP Chemicals Ltd., Hull Research &Technology Centre, Salt End,
Hull HU12 8DS, U.K
Li Xuebing and Enrique Iglesia. The Synthesis of Acetic Acid from Ethane, Ethene,
or Ethanol on Mo-V-Nb Oxide. Department of Chemical Engineering,
University of California, Berkeley, CA 94720, USA
Roth J. F. The Production of Acetic Acid Rhodium Catalysed Carbonylation Of
Methanol. Monsanto Co., St. Louis, Missouri
Shakhashiri. 2008. Acetic Acid & Acetic Anhydride. General Chemistry.

Sintesis Senyawa Anorganik

Page 22

Anda mungkin juga menyukai