Quran (1)
Kisah sebagaimana tersurat dalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 9-26 yang
menceritakan sejumlah orang yang beriman pada Allah yang dikejar-kejar oleh
tentara penguasa yang syirik nan dholim. Mereka tetap ingin mempertahankan
aqidahnya. Orang-orang itu, bersama anjingnya, kemudian masuk di sebuah gua
bersembunyi. Gua yang mereka masuki ini memiliki lubang yang memungkinkan
cahaya Matahari masuk. Di dalam gua itu, saking lelahnya, mereka kemudian
tertidur lelap. Ketika bangun, mereka kelaparan dan berniat untuk membeli
makanan. Setelah melihat situasi aman, mereka kemudian keluar dari gua.
Ketika berniat membeli makanan, rupanya uang mereka tidak laku. Zaman sudah
berubah total. Orang orang sudah berubah. Penguasa sudah berganti. Peradaban
baru di depan mata mereka. Mengapa? Ternyata, mereka telah tertidur selama
309 tahun. Dalam kisah yang lain, disebutkan mereka tertidur selama 350 tahun.
Dalam Al Quran, para pemuda ini diabadikan dengan sebutan ashabul kahfi,
artinya sahabat-sahabat gua. Tentang jumlah mereka, lokasi gua, dan zaman
masih simpang siur, muncul banyak pendapat. Namun satu hal yang disepakati
bersama, bahwa mereka hidup melintasi zaman.
Orang-orang zaman dahulu, terutama orang barat yang memiliki pandangan
miring terhadap kaum muslim, menganggap bahwa kisah ashabul kahfi ini
adalah cerita fantasi belaka, cerita yang hanya ada di negeri dongeng. Karena
mereka menganggap bahwa cerita ini adalah tidak masuk akal, tidak dapat
diterima sebagai sebuah kebenaran. Dan dengan ini pula mereka merasa
memiliki kesempatan untuk memojokkan Al Quran. Mereka bisa disebut sebagai
kaum pemuja akal. Kenapa demikian, karena bagi mereka sesuatu yang tidak
masuk akal adalah hal yang tidak mungkin. Padahal, kebanyakan, tidak selalu
demikian. Karena akal manusia terbatas. Atau bisa jadi sesuatu yang tidak
masuk akal sebenarnya adalah sangat masuk akal, hanya saja kita belum
mengetahuinya. Dua ratus tahun lalu tidak ada seorangpun yang akan percaya
bahwa kita dapat bercakap-cakap dengan orang yang berada seribu mil jauhnya
dari kita. Hal itu akan dianggap tidak masuk akal alias mustahil. Sekarang kita
lihat, jangankan suara, gambar orang dibelahan dunia lainpun dapat kita lihat
dalam waktu yang sama. Sehingga kata orang bijak benar, nothing impossible.
Dan kisah tentang Ashabul Kahfi ini saat ini sudah dapat dibuktikan melalui fisika
modern dengan teori relativitas Einstein.
Teori tersebut berkata : Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang
bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka
benda tersebut akan mengalamidilatasi waktu dan kontraksi panjang.
Dalam bentuk rumus, dilatasi waktu adalah :
Keterangan :
t1 = selang waktu menurut orang yang diam.
t0 = selang waktu menurut orang yang bergerak.
L = panjang benda yang diamati oleh kerangka acuan yang sama.
L1 = panjang benda yang diamati oleh kerangka acuan yang berbeda.
V = kecepatan gerak benda.
C = kecepatan cahaya.
Dengan menggunakan rumus-rumus ini, akan kita gunakan untuk menganalisis
kisah Ashabul Kahfi berdasarkan Al Quran surat Al Kahfi ayat 9-26.
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang
mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami
yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat
kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang
lurus dalam urusan kami (ini).
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,
kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di
antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa
lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang
beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka
petunjuk;
dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu
mereka berkata: Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami
sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau
demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari
kebenaran.
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk
di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang
(tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih lalim daripada
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah
selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya
Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan
menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua
mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi
mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas
dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).
Katakanlah: Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di
gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di
bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam
pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain
daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan.
QS 18:9-26
Para Ashabul Kahfi hidup melintasi zaman. Mereka serasa tertidur satu hari
didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti selama 309 tahun (pendapat
lain menyatakan 350 tahun).
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan
tahun (lagi). (QS 18:25)
Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori
relativitas Einstein.
Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan
kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan
mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.
Dan didalam Al Quran surat Al Kahf ayat 18 termaktub :
Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balikbalikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan
kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka
tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah
(hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka. (QS 18:18)
Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri yang berarti mereka di
dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan
mereka, sehingga mereka dapat hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita
dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut,
sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang
bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun
= 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dari penurunan rumus dilatasi waktu :
Didapatkan :
V2 = 0,99999.C2
\V = 0,999999C
Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati
kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah
masuk akal untuk terjadi.
Kemudian penjelasan lainnya.
Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan
ketakutan terhadap mereka
Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda bergerak
dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga
mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati
oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi
sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.
Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka
bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang
bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda
tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat
berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga
setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula mengecil menghilang
membesar ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat
Aya-ayat Alquran yang begitu menakjubkan inilah yang mendorong para saintis
Muslim di era keemasan mampu meletakkan dasar-dasar sains modern.
Sayangnya, karya-karya serta pemikiran para saintis Muslim dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi telah ditutup-tutpi dengan cara-cara yang sangat
jahat.
Dalam Al-Falsafa al-Ula, ilmuwan bernama lengkap Yusuf Ibnu Ishaq Al-Kindi itu
telah mengungkapkan dasar-dasar teori relativitas. Sayangnya, sangat sedikit
umat Islam yang mengetahuinya. Sehingga, hasil pemikiran yang brilian dari era
kekhalifahan Islam itu seperti tenggelam ditelan zaman.
***
Menurut Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas,
kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. Waktu, ruang, gerakan, benda
semuanya relatif dan tak absolut, cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat seperti
Galileo, Descartes dan Newton menganggap semua fenomena itu sebagai
sesuatu yang absolut. Hanya Einstein yang sepaham dengan Al-Kindi.
"Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda, dengan gerakan; gerakan, dengan
benda, papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata, ... jika ada gerakan, di
sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan. Pernyataan AlKindi itu menegaskan bahwa seluruh fenomena fisik adalah relatif satu sama
lain. Mereka tak independen dan tak juga absolut.
Gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sangat sama dengan apa yang
diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum. "Sebelum teori relativitas
dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu adalah absolute,
papar Einstein dalam La Relativite. Menurut Einstein, kenyataannya pendapat
yang dilontarkan oleh Galileo, Descartes dan Newton itu tak sesuai dengan
definisi waktu yang sebenarnya.
Menurut Al-Kindi, benda, waktu, gerakan dan ruang tak hanya relatif terhadap
satu sama lain, namun juga ke obyek lainnya dan pengamat yang memantau
mereka. Pendapat Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein.
Dalam Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan seseorang yang melihat sebuah
obyek yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal
antara bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit , dia melihat pohonpohon lebih kecil, jika dia bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi
lebih besar.
Kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut.
Tetapi kita dapat mengatakan itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan
kepada obyek yang lain, tutur Al-Kindi. Kesimpulan yang sama diungkapkan
Einsten sekitar 11 abad setelah Al-Kindi wafat.
***
Menurut Einstein, tak ada hukum yang absolut dalam pengertian hukum tak
terikat pada pengamat. Sebuah hukum, papar dia, harus dibuktikan melalui
Namun, Alquran adalah kumpulan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan
yang benar. Jalan yang tak dapat ditolak para filosof besar, ungkap Einstein.
Kita tentu ingat dengan tokoh ilmuwan paling terkenal di dunia, Albert
Einstein yang dikenal sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20.
Dengan teori relativitas-nya, ilmuwan kelahiran Jerman, 14 Maret 1879 ini
menjadi ilmuwan paling tersohor di abad ke-20. Bahkan hingga sekarang, nama
Einstein masih sangat terkenal.
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah
diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke20.
dalam
satu
hari
yang
kadarnya
adalah
seribu
tahun
menurut
Sebaliknya ada yang berpendapat, bahwa isra dari Mekah ke Baitl-Maqdis itu
dengan jasad atau physical journey. Sedang miraj ke langit adalah dengan ruh atau
metaphor journey.
Pemahaman lain menyatakan bahwa Isra Miraj adalah perjalanan dengan jasad
(fisik) dan dapat dijelaskan dalam ilmu yang dipahami manusia karena merupakan
peristiwa nyata.
Keduanya membahas perihal perjalanan atau journey dari Bumi ke luar angkasa
didalam pemberitaannya
Konsep mengenai perpisahan antara dua manusia (atau lebih) digunakan sebagai
Sampai disini dari hal hal tersebut diatas, kita sudah dapat mengambil kesimpulan
secara gamblang, bahwa peristiwa Isra Miraj adalah benar. Bagaimana mungkin
seorang manusia yang ummi 14 Abad yang silam dapat membuat sebuah cerita atau
teori yang dapat dibuktikan didalam abad ke 20 dengan sedemikian detailnya. Dengan
kata lain tidak mungkin Rasulullah SAW mencontoh teori Albert Einstein yang lahir
sesudahnya (?).
Teori Relativitas.
Theori Relativitas membahas mengenai Struktur Ruang dan Waktu serta mengenai hal
hal yang berhubungan dengan Gravitasi. Theori relativtas terdiri dari dua teori fisika,
relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativitas khusus menggambarkan
perilaku ruang dan waktu dari perspektif pengamat yang bergerak relatif terhadap satu
sama lain, dan fenomena terkait. Artikel ini hanya dibahas theori relativitas khusus dan
Efek yg disebut dilatasi waktu (dari bahasa Latin: dilatare tersebar, delay).
Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah persamaan mathematik:
Twin Paradox adalah suatu theori hasil pemikiran (Gedankenexperiment atau thought
experiment) oleh Albert Einstein berbasis theori relativitas khusus yang sampai saat ini
masih menjadi perdebatan para pakar fisika. Theori tersebut secara keseluruhan
menggambarkan kisah perjalanan dua saudara kembar yang berpisah. Salah seorang
dari saudara kembar (A) tersebut tinggal di Bumi dan saudara kembar lainnya (si
traveler(B)) terbang keluar angkasa kesebuah planet di tata surya yang jauh dengan
kecepatan cahaya dan kembali kebumi dengan kecepatan yang sama. Setelah mereka
bertemu kembali dibumi mereka menemukan fakta bahwa umur si kembar yang
mengadakan perjalanan (si traveler) lebih muda daripada umur saudaranya (A) yang
tetap tinggal dibumi, disebabkan si traveler mengalami phenomenon time dilation atau
fenomena dilatasi waktu dalam perjalanannya.
Time dilation (dilatasi waktu) adalah fenomena, dimana seorang Observer disatu titik
melihat, bahwa jam dari orang yang bergerak dengan cepat menjadi lebih lambat (atau
cepat), sebenarnya hal tersebut tergantung dari frame of reference dimana dia berada.
Time dilation dapat di ketahui hanya apabila kecepatan mengarah kepada kecepatan
cahaya dan sudah dibuktin secara akurat dengan unstable subatomic particle dan precise
timing of atomic clocks.
Pembuktian teori relativitas.
Studi tentang sinar kosmis merupakan satu pembuktian teori ini. Didapati bahwa di
antara partikel-partikel yang dihasilkan dari persingungan partikel-partikel sinar kosmis
yang utama dengan inti-inti atom Nitrogen dan Oksigen di lapisan Atmosfer atas, jauh
ribuan meter di atas permukaan bumi, yaitu partikel Mu Meson (Muon), itu dapat
mencapai permukaan bumi. Padahal partikel Muon ini mempunyai paruh waktu (half-life)
sebesar dua mikro detik yang artinya dalam dua perjuta detik, setengah dari massa
Muon tersebut akan meleleh menjadi elektron. Dan dalam jangka waktu dua perjuta
detik, satu partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya ( 300.000 km/dt)
sekalipun paling-paling hanya dapat mencapai jarak 600 m. padahal jarak ketinggian
Atmosfer di mana Muon terbentuk, dari permukaan bumi, adalah 20.000 m yang mana
dengan kecepatan cahaya hanya dapat dicapai dalam jangka minimal 66 mikro-detik.
Lalu, bagaimana Muon dapat melewati kemustahilan itu? Ternyata, selama bergerak
dengan kecepatannya yang tinggimendekati kecepatan cahaya, partikel Muon
mengalami efek sebagaimana diterangkan teori Relativitas, yaitu perlambatan waktu.
Pembuktian selanjutnya terjadi pada tahun 1971, perbedaan waktu (time dilation) di
twin paradox theori tersebut telah dibuktikan melalui Hafele-Keating-Experiment
dengan menggunakan 2 buah jam yang berketepatan tinggi (High precision Cesium
Atom clocks) yang di set awal pada waktu yang sama.
Experiment tersebut menghasilkan perbedaan waktu pada kedua jam tersebut, antara
jam yang diletakkan di pesawat Intercontinental yang bergerak terbang kearah timur /
barat dengan jam referensi yang diletakkan di U.S. Naval Observatory di Washington,
waktu jam di pesawat berkurang/bertambah tergantung dari arah penerbangan.
Relativ terhadap jam di Naval Observatory, jam dipesawat berkurang waktu 59+/-10
nanoseconds dalam penerbangan ketimur, dan mengalami pertambahan waktu 273+/-7
nanosecond pada penerbangan ke barat. Hasil empiris tersebut membuktikan theori twin
paradox dalam tingkatan jam macroskopik.
Dengan adanya pembuktian pembukatian tersebut, berarti Albert Einstein dengan teori
relativitasnya secara langsung atau tidak langsung telah membuktikan bahwa kisah Al
Quran tentang kisah perjalanan Rasulullah SAW kelangit ketujuh dan kembali dalam
satu malam adalah benar. Terutama dalam segi dimensi WAKTU, dalam
perhitungannya memungkinkan.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan Nabi Isa AS, ummat Islam mempercayai
bahwa Nabi Isa, yang diakui sebagai Yesus oleh penganut Kristen, memang tidak
dibunuh oleh orang-orang yang mengejarnya ketika itu. Bahkan beliau belum
wafat. Nabi Isa akan kembali diakhir jaman, Apakah Nabi Isa juga mengalami perjalanan
dan dilatasi waktu serupa? Wallahu alam bish shawwab.
Applikasi Teori Relativitas.
Salah satu aplikasi teori tersebut adalah alat GPS Global Postioning System di
Handphone anda merupakan applikasi hasil dari theory relativitas umum dan relativitas
khusus. Dalam hal ini jam satellite di orbit di bandingkan dengan jam di darat sebagai
faktor koreksi pengiriman signal.
Akhirul kalam, saya menganggap bahwa pengetahuan akan adanya dilatasi waktu antar
galaksi adalah suatu fenomena menarik bagi kaum muslimin. Fenomena inipun banyak
terjadi pada peristiwa sehari-hari dan bahkan dipelajari oleh ilmuwan barat untuk
mempelajari peristiwa di alam raya. Dan mestinya bukanlah sesuatu yang dilarang atau
berlebihan untuk lebih memahami fenomena di alam. Untuk selanjutnya yang kita
tunggu adalah adanya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan untuk dapat
mengungkapkan desain dari black hole dan wormhole yang gabungan keduanya mirip
bentuk teratai (Sidrah atau Sidratul, dan bentuk otak pada tubuh manusia. Sehingga
semua ini mudah-mudahan dapat meningkatkan ketakwaan kita dihadapan sang
Pencipta.
Pustaka:
Ilmuwan muslim dan teori
relativitas . https://bambies.wordpress.com/2012/03/15/1485/
A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed
C).