Skripsi Tentang Vibration PDF
Skripsi Tentang Vibration PDF
SKRIPSI
Oleh :
JORIS PASANG
0709045069
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 1
Oleh :
JORIS PASANG
0709045069
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 2
Oleh :
JORIS PASANG
0709045069
Pembimbing II,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 3
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 4
Joris Pasang
0709045069
Program Studi S1 Teknik Pertambangan
2012, 49
Dosen Pembimbing.
I. Revia Oktaviani, ST. MT
II. Retno Anjarwati, ST. MT
ABSTRAK
Getaran tanah (ground vibration) adalah gelombang yang bergerak didalam tanah disebabkan oleh adanya
sumber energi. Sumber energi tersebut dapat berasal dari alam, seperti gempa bumi atau adanya aktivitas
manusia, salah satu diantaranya adalah kegiatan peledakan. Getaran tanah ini pada tingkat tertentu bisa
menyebabkan terjadinya kerusakan struktur disekitar lokasi peledakan. Tingkat getaran peledakan
bervariasi tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi geologi dari batuannya. Apabila pola
peledakan tidak tepat atau seluruh lubang diledakkan sekaligus, maka akan terjadi sebaliknya yang
merugikan, yaitu peledakan yang mengganggu lingkungan dan hasilnya tidak efektif dan tidak efisien.
Zig-zag (staggered),dan row by row adalah pola rangkaian yang digunakan di Pit B1L3. Pada proses
peledakannya tidak dilakukan sekali peledakan (jika lubang ledak banyak), melainkan dirangkai menjadi
beberapa kali inisiasi. Ini dilakukan untuk meminimalisir vibrasi yang dihasilkan pada peledakan
tersebut. Alat ukur getaran yang digunakan adalah BlasmateIII sedangkan untuk mengetahui jarak dari
lokasi peledakan ke alat ukur getaran digunakan GPS Garmin 60CSx. Acuan yang digunakan untuk
menentukan jarak pengukuran adalah rumah warga terdekat dengan lokasi peledakan yaitu 645 meter.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dilapangan, untuk rangkaian row by row didapat nilai
getaran (PPV) yang paling besar terjadi pada 6 Juni 2012 yaitu 1.38 mm/s dengan charge weight sebesar
60.76 kg/delay pada jarak 755 meter. Sedangkan Pada rangkaian zig-zag nilai getaran yang didapat relatif
kecil dan tidak ada yang mencapai nilai 1 mm/s. Nilai getaran yang terbesar adalah 0.883 mm/s terjadi
pada 9 Juni 2012 dengan jumlah muatan tiap lubang 60.00 kg dan jarak pengukuran 765 meter dari lokasi
peledakan. Pada rangkaian row by row didapatkan hasil keakuratan prediksi rata-rata sebesar 69.59 %,
sedangkan untuk rangkaian zig-zag keakuratan prediksi yaitu 80.19 %.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 5
Joris Pasang
0709045069
Mining Engineering
2012, 49
Lecturers.
I. Revia Oktaviani, ST. MT
II. Retno Anjarwati, ST. MT
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sedalam dalamnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang telah memberikan rahmat dan kasih Nya, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan tahap
Sarjana di Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Mulawarman. Judul Skripsi ini
adalah Analisis Pengaruh Pola Rangkaian Peledakan Terhadap Tingkat Getaran
Tanah (Ground Vibration Level) pada PT. Cipta Kridatama Jobsite PT. Multi
Harapan Utama Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur .
Pada Kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada :
1.
Bapak Moh. Haris Domili, selaku Superintendent Drill & Blast dan juga sebagai
pembimbing lapangan yang telah membimbing selama melakukan praktek di PT.
Cipta Kridatama MHU.
2.
Bapak Mat Pahri dan Bapak Muniri selaku Supervisor Drill & Blast juga telah
banyak member masukan masukan dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan.
3.
Bapak Elyas, Bapak Irwan Arifin selaku foreman dan Bapak Feryanto selaku Drill
& Blast enginner serta para crew Drill & Blast dan teman teman dari PT. MCB
selaku subcontractor D&B.
4.
Bapak Dr. Ir. H. Dharma Widada MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman
5.
Bapak Agus Winarno ST, MT selaku Ketua Program Studi S1 dan D3 Teknik
Pertambangan Universitas Mulawarman.
6.
Ibu Revia Oktaviani, ST. MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Ibu Retno Anjarwati, ST. MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan masukkan dalam penulisan skripsi ini.
8.
Staf pengajar prodi teknik pertambangan yang telah memberikan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang pertambangan.
9.
Bapak dan Ibu tercinta serta Kakak-Adik dan keluarga besar yang tidak ada hentihentinya memberikan semangat dan doanya.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 7
10. Spesial untuk yang tersayang Corryana Yaneta Simanjuntak yang selalu setia
menemani, mendoakan, dan memberikan semangat serta memberikan kritik dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat satu atap Gemini, Oberlin P.S. Purba, Andi Firdaus, ST., Alpan Firdaus,
Arther Wenses, Dongan Sio P. Simorangkir, Reynold Tupamahu, Desky Kurniawan
Akin, atas saran-sarannya untuk penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Buaya Tambang 07 atas kebersamaan dan dukungannya
baik selama menjalani masa kuliah maupun dalam membantu penyelesaian skripsi
ini.
13. Teman-teman anggota PPGT JBMKK, Asdar Daud, Andi, Jusniwati, Megi Wanti,
Darman, atas doa dan dukungannya.
14. Seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiinn.
Penulis
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 8
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xiv
1
2
2
2
3
5
6
9
14
14
14
16
18
18
24
28
30
Email : joris.mining07@gmail.com
33
33
35
36
37
37
38
Page 9
39
39
42
43
44
46
BAB V. PENUTUP
5.1
5.2
Kesimpulan .........................................................................................
Saran ......................................................................................................
48
48
49
50
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 10
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
BlasmateIII ........................................................................................................ 22
4.1
4.2
4.3
4.4
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 11
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
30
31
31
32
42
43
4.3 Hasil perhitungan PPV prediksi untuk pola rangkaian row by row .................
45
4.4 Hasil perhitungan PPV prediksi untuk pola rangkaian zig-zag .......................
45
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Getaran tanah (ground vibration) adalah gelombang yang bergerak didalam tanah
disebabkan oleh adanya sumber energi. Sumber energi tersebut dapat berasal dari alam,
seperti gempa bumi atau adanya aktivitas manusia, salah satu diantaranya adalah
kegiatan peledakan. Getaran tanah (ground vibration) terjadi pada daerah elastic (elastic
zone). Didaerah ini tegangan yang diterima material lebih kecil dari kekuatan material
sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume. Sesuai dengan sifat elastis
material maka bentuk dan volume akan kembali ke keadaan semula setelah tak ada
tegangan yang bekerja. Perambatan tegangan pada daerah elastis akan menimbulkan
gelombang getaran. Getaran tanah ini pada tingkat tertentu bisa menyebabkan terjadinya
kerusakan struktur disekitar lokasi peledakan. Karena itu keadaan bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh operasi peledakan tidak bisa diabaikan.
Tingkat getaran peledakan bervariasi tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi
geologi dari batuannya. Untuk itu penerapan metode peledakan harus benar dan sesuai
dengan kondisi batuan yang akan diledakkan. Getaran peledakan yang dihasilkan harus
berada pada kondisi aman bagi keadaan sekelilingnya. Hal ini berarti bahwa pengaruh
dari getaran peledakan yang berada di luar standar ukuran peledakan yang diijinkan
akan menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan, kesehatan manusia, dan keamanan
bangunan-bangunan atau lereng-lereng tambang di sekitarnya. Dalam kegiatan
penambangan bahan galian, khususnya yang dilakukan secara tambang terbuka, untuk
membongkar batuan yang keras biasanya dilakukan dengan peledakan. Peledakan pada
kegiatan penambangan, selain menimbulkan hancurnya batuan (pemberaian) juga akan
menimbulkan rambatan seismik yang menggambarkan perjalanan energi melalui bumi
dan mengakibatkan getaran pada massa batuan atau material di sekitarnya.
Pada salah satu tambang yang dikelola PT. Cipta Kridatama site MHU, Pit B1L3,
pembongkaran overburden dilakukan dengan menggunakan metode pemboran dan
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 13
peledakan. Hal ini dilakukan mengingat lapisan batuan disini mempunyai tingkat
kekerasan yang cukup tinggi sehingga tidak ekonomis lagi apabila menggunakan
metode ripping-dozing. Dikarenakan lokasi pit B1L3 yang berdekatan dengan wilayah
pemukiman penduduk, oleh karenanya pada saat melakukan kegiatan peledakan di pit
tersebut maka harus melakukan pengukuran tingkat getaran tanah diwilayah pemukiman
penduduk. Besarnya tingkat getaran yang ditimbulkan akan mempengaruhi bangunanbangunan yang ada didaerah pemukiman tersebut.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 14
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 15
BAB IV PEMBAHASAN
Berisikan kajian langsung mengenai kegiatan peledakan serta berisikan mengenai data
geometri peledakan, rancangan pola peledakan, hasil pengukuran ground vibration,
analisa data.
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan hasil pencapaian penelitian yang
dilakukan dengan mengacu pada tujuan awal.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan buku-buku literatur yang dipakai sebagai penunjang laporan ini.
LAMPIRAN
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 16
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pola Pemboran
Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan bidang bebas
yang mencukupi. Minimal dua bidang bebas yang harus ada. Peledakan dengan hanya
satu bidang bebas, disebut crater blasting, akan menghasilkan kawah dengan lemparan
fragmentasi ke atas dan tidak terkontrol. Dengan mem-pertimbangkan hal tersebut,
maka pada tambang terbuka selalu dibuat minimal dua bidang bebas, yaitu dinding
bidang bebas dan puncak jenjang (top bench). Selanjutnya terdapat tiga pola pengeboran
yang mungkin dibuat secara teratur, yaitu: (Gambar 2.1)
1) Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi sama
2) Pola persegipanjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi dalam satu baris lebih
besar dibanding burden
3) Pola zigzag (staggered pattern), yaitu antar lubang bor dibuat zigzag yang berasal
dari pola bujursangkar maupun persegipanjang.
3m
3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
Bidang bebas
a. Pola bujursangkar
b. Pola persegipanjang
3m
3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
Bidang bebas
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 17
Baik buruknya hasil peledakan akan sangat ditentukan oleh kualitas lubang bor.
Kualitas lubang bor dalam hal ini ditinjau dari segi :
a.
b.
c.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 18
tanah berbeda. Banyak faktor yang menentukan perbedaan tersebut, diantaranya adalah
faktor yang mempengaruhi pola pengeboran. Adanya urutan peledakan berarti terdapat
jeda waktu ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau
delay time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda pada
sistem peledakan antara lain adalah:
1) Mengurangi getaran
2) Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock)
3) Mengurangi getaran akibat airblast dan suara (noise).
4) Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan
5) Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan
Apabila pola peledakan tidak tepat atau seluruh lubang diledakkan sekaligus, maka akan
terjadi sebaliknya yang merugikan, yaitu peledakan yang mengganggu lingkungan dan
hasilnya tidak efektif dan tidak efisien. Beberapa pola peledakan yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
a)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 19
c)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 20
Burden (B)
Burden didefinisikan sebagai jarak terdekat antara lubang bor dan tegak lurus
terhadap bidang bebas (free face) pada operasi peledakan. Jarak burden yang baik
adalah jarak yang memungkinkan energy ledakan bisa secara maksimal bergerak
keluar dari kolom isian menuju bidang bebas dan dipantulkan kembali dengan
kekuatan yang cukup untuk melampaui kuat tarik batuan sehingga terjadi
penghancuran batuan. Untuk menentukan ukuran Burden digunakan rumus sebagai
berikut :
B = (25 - 40) x d ...(3.1)
Dimana : B : Burden (m)
d : diameter lubang ledak (m)
2.
Spacing (S)
Spacing didefinisikan sebagai jarak antar lubang ledak dalam satu row (baris),
relative horizontal terhadap free face. Apabila spasi terlalu kecil akan
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 21
3.
Subdrilling (J)
Subdrilling adalah penambahan kedalaman daripada lubang bor diluar rencana
lantai jenjang. Pemboran lubang ledak sampai batas bawah dari lantai bertujuan
agar seluruh permukaan jenjang bisa terbongkar secara ful face setelah dilakukan
peledakan. Jadi, untuk menghindari agar pada lantai jenjang tidak terbentuk
tonjolan-tonjolan (toe) yang sering mengganggu kegiatan pengeboran selanjutnya
dan menghambat kegiatan pemuatan fan pengangkutan. secara praktis rumus yang
digunakan adalah :
J = (0,2 0,4) x B(2.3)
Dimana : J : Subdrilling (m)
B : Burden (m)
4.
Stemming (T)
Stemming adalah tempat material penutup didalam lubang bor, dan letaknya diatas
kolom isian bahan peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi keseimbangan
tekanan yang mengurung gas-gas hasil ledakan sehingga dapat menekan batuan
dengan energi yang maksimal. Disamping itu stemming juga berfungsi untuk
mencagah agar tidak terjadi batuan terbang (fly rock) dan tekanan udara (air blast)
saat peledakan. Stemming dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
T = (0,7 1) x B..(2.4)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 22
5.
6.
7.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 23
ANG
JENJ )
K
A
H
C
PUN P BENC
( TO
KOLOM LUBANG
LEDAK ( L )
CREST
L
H
S
EBA
G B CE )
N
A
BID EE FA
(FR
PC
TOE
G
NJAN
AI JE NCH)
T
N
A
E
L
OR B
(FLO
: 3,14
r : Jari-jari lubang ledak (m)
t : tinggi lubang (m)
de : loading density (kg/m)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 24
9.
W
V ............(2.12)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 25
akan diperoleh angka yang besar yang menurut penilaian secara ekonomi masih
perlu dan dapat dihemat. Dari pengalaman di beberapa tambang terbuka dan quarry
yang sudah berjalan secara normal, harga PF yang ekonomis berkisar antara 0,20
0,30 kg/m.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 26
Dimana : Pd
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 27
tegangan
tarik
yang
disebabkan
kompresi
radial
(radial
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 28
dilepaskan (unloaded), sebagai akibatnya akan timbul tegangan tarik yang besar
didalam massa batuan. Tegangan tarik inilah yang melengkapi proses
pemecahan batuan yang telah pada tahap kedua.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 29
tidak memerlukan medium. Gelombang mekanik terjadi ketika sebagian dari medium
diganggu dari posisi keseimbanganya. Akibat sifat elastis medium, gangguan dapat
diteruskan dan merambat sebagai gelombang, contohnya gelombang pada tali,
gelombang pada pegas, gelombang bunyi, dan gelombang permukaan air.
dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol. Yang dimaksud faktor yang tak
dapat dikontrol adalah faktor geologi dan geomekanik batuan. Dan berikut
ini adalah faktor
vibration :
1.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 30
3.
Dan variabel - variabel yang tidak dapat dikontrol adalah faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh kemampuan manusia, hal ini disebabkan
karena prosesnya terjadi secara alamiah. Contoh variabel yang tidak dapat
dikontrol, antara lain :
a. Karakteristik massa batuan
b. Struktur geologi
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 31
c. Pengaruh air
B. Prinsip pengukuran getaran peledakan
Getaran tanah adalah gerakan bumi (ground motion) yang terjadi akibat
perambatan
gelombang
seismik.
Kegiatan
peledakan
akan
selalu
Tingkat getaran dari hasil peledakan dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu Jumlah bahan peledak/waktu tunda (charge weight per delay) dan
jarak pengukuran (lenght of delay). Semakin banyak bahan peledak yang
digunakan maka semakin tinggi nilai kecepatan partikel puncak, dan
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 32
III
tanah dengan tepat. Peralatan ini disebut dengan seismograf dan terdiri dari
2 bagian penting, yaitu sensor dan recorder. Kotak sensor mempunyai 3
unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit
dengan unit lain. Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit
yang lain dipasang secara vertikal.
Ketiga
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 33
Gambar 2.10. Variasi pergerakan partikel karena bentuk gelombang getaran (dowding
1985) a). Tekan longitudinal, b). Geser transversal, c). Reyleigh
mewakili vertikal.
2.
3.
4.
5.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 34
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 35
2.6.2 Gelombang
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.
Parameter gelombang merupakan sifat sifat dasar yang menguraikan gerakan
gelombang. Parameter parameter dasar untuk menganalisis gelombang adalah
sebagai berikut :
a. Amplitudo (A), jarak terjauh simpangan dari titik keseimbangan.
b. Kecepatan partikel (v), merupakan besarnya perpindahan yang dialami
partikel per satuan waktu,
c. Percepatan partikel (a), merupakan perubahan kecepatan partikel per satuan
waktu.
d. Frekuensi (f), merupakan banyaknya jumlah gelombang yang terjadi tiap satu
detik,
e. Perioda (T), merupakan waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu
gelombang, perioda merupakan kebalikan dari frekuensi (T= 1/f).
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 36
3. Berdasarkan amplitudonya
Dibagi menjadi dua bagian yaitu gelombang berjalan dan gelombang
stasioner. Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap
pada titik yang dilewatinya. Gelombang stasioner yaitu gelombang yang
amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari
interfensi dua buah gelombang datan dan pantul yang masing masing
memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan.
A.
Gelombang seismik
Gelombang seismik merupakan salah satu gelombang yang menggambarkan
penjalaran energi melalui bumi yang padat. Gelombang yang merambat
adalah gangguan medium yang dapat berlanjut degan sendirinya dari satu titik
ke titik yang lainya dengan membawa energi dan momentum. Perambatan
tegangan pada daerah elastis akan menimbulkan gelombang elastis yang
disebut gelombang seismik. Salah satu penghasil gelombang seismic selain
gempa bumi adalah getaran tanah akibat kegiatan peledakan. Gelombang ini
termasuk dalam gelombang mekanik karena dalam perambatan getaranya
memerlukan medium. Medium disini dapat berupa batuan atau udara.
Gelombang seismik dibagi menjadi dua, yaitu gelombang badan (body wave),
dan gelombang permukaan (surface wave). Kedua gelombang ini akan
terlihat jelas pada seismogram.
1.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 37
a.
b.
2.
B.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 38
a.
b.
c.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 39
D
W
.....(2.14)
Dimana :
D = jarak muatan maksimum terhadap lokasi pengamatan, (m).
W = muatan bahan peledak maksimum per periode tunda, (kg).
Analisis dengan Scaled Distance
Pelemahan getaran tanah dalam hal komponen kecepatan puncak dan
intensitas getaran udara dievaluasi berdasarkan scaled distance. Faktor Scaled
Distance untuk pergerakan tanah dan getaran udara diketahui, berturut-turut,
sebagai berikut:
Square-root scaled distance SRSD = R / W .(2.15)
Cube-root scaled distance CRSD = R / W (2.16)
Dimana R adalah jarak dari gelombang ke seismograf dan W adalah berat
isian maksimum bahan peledak dalam setiap 8 ms tiap satuan waktu (1 kali
periode tunda). Scaled distance sebagai alat penggabung dua faktor-faktor
paling penting meningkatkan intensitas gerakan tanah dan getaran udara
sebagai penurunan sebanding dengan jarak dan berbanding terbalik dengan
berat bahan peledak dalam 1 kali tunda. Dalam kasus pergerakan tanah,
digunakan nilai SRSD sebagai pergerakan tanah telah ditunjukkan untuk
mengkorelasikan dengan . Pada Kasus getaran udara, tekanan udara
berkorelasi terbaik dengan
(CRSD).
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 40
PPV = k (
) -n...(2.17)
Dimana :
PPV = Ground Vibration as Peak Particle Velocity, (mm/s).
D
k,n
D
W
) -1.6....(2.18)
D
W
) -1.6..(2.19)
100
160
220
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 41
2.
3.
4.
5.
Adapun acuan kriteria kerusakan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 dan baku tingkat
getaran peledakan terhadap bangunan berdasarkan SNI pada tabel 2.2. Untuk lebih
lengkapnya mengenai batas batas aman getaran peledakan, dapat dilihat pada Gambar
2.14.
Tabel 2.2
Baku Tingkat Getaran Peledakan Terhadap Bangunan (SNI)
Kelas
Jenis Bangunan
PVS
(mm/s)
1.
2.
3.
4.
5.
US Bureau of
7-20
12-40
0-5
5-20
20-100
0-5
PPV
(mm/s)
2
3
5
3
5-20
20-100
0-5
5-20
20-100
0-5
5
7
12
7
5-20
12
20-100
20
0-5
5-20
12
24
20-100
40
Frekuensi
perpindahan dan kecepatan yang dikaitkan dengan frekuensi. Kriteria tersebut oleh US
Office of Surface Mining (OSM) dikelompokan menjadi 3, yaitu :
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 42
Tabel 2.3
Kriteria Pembatasan Kecepatan Partikel
Acuan
Standar
Jenis
Bangunan
PPV (mm/s)
< 2.0
USBM
Langefors,
Kihlstrom
Westerberg
Edwards &
Northwood
Nicholls,
Johnson &
Duval
Gedung /
perumahan
Gedung /
perumahan
Kerusakan
No damage
2.0 - 4.0
Plaster cracking
4.0 - 7.0
Minor damage
> 7.0
< 2.0
No noticiable damage
2.0 - 4.0
4.0 - 7.0
> 7.0
Serious cracking
< 2.0
Safe, No damage
2.0 - 4.0
Caution
> 4.0
Damage
< 2.0
Safe, No damage
Damage
> 2.0
Keterangan :
: bangunan kelas 5
: bangunan kelas 4
: bangunan kelas 3
: bangunan kelas 2
: bangunan kelas 1
Gambar 2.14 Grafik baku tingkat getaran peledakan pada tambang terbuka terhadap bangunan (SNI)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Penelitian ini dilakukan di PT. Cipta Kridatama Site PT. Multi Harapan Utama,
Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
langsung (primer) dan metode tidak langsung (sekunder).
3.1.1
Obervasi lapangan
Merupakan pengamatan terhadap kondisi dan keadaan langsung yang ada
dilapangan terutama untuk kegiatan peledakan. Kegiatan observasi ini sangat
berguna sebagai langkah awal untuk memulai proses pengambilan data. Lokasi
yang akan dijadikan tempat pengambilan data terfokus pada pit B3L1, alasan dalam
menentukan lokasi tersebut karena letak pit B3L1 yang berdekatan langsung
dengan daerah pemukiman warga kelurahan Loa Ipuh Darat km. 14. Salah satu efek
negatif dari kegiatan peledakan adalah getaran tanah, oleh karena itu setiap akan
dilakukan kegiatan peledakan pada pit tersebut maka harus dilakukan pengukuran
getaran pada salah satu rumah warga untuk mengetahui berapa besar getaran yang
dihasilkan serta dampak yang ditimbulkan.
2.
Pengambilan data
Pelaksanaan untuk memperoleh data yang diperlukan dari berbagai sumber dalam
penyusunan skripsi. Adapun data yang diambil, yaitu :
1) Desain Tie-up
Data desain tie-up atau pola rangkaian yang akan diambil yaitu desain aktual
yang diterapkan pada lokasi yang akan diledakkan. Pada pit B3L1 PT. Cipta
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 44
Kridatama menggunakan 2 (dua) pola rangkaian yaitu row by row dan zig-zag.
Pola rangkaian tersebut dianggap sesuai untuk pit B3L1 yang secara langsung
berdekatan dengan pemukiman warga. Dalam penelitian ini hanya kedua pola
rangkaian tersebut yang akan digunakan dalam pengolahan dan analisis data.
2) Data hasil pengukuran getaran
Pengukuran getaran dilakukan disalah satu rumah warga, sedangkan alat
pengukur getaran yang digunakan adalah BlasmateIII. Cara untuk mensetting
atau menggunkan alat tersebut dapat dilihat pada lampiran A. Dari hasil
pengamatan dilapangan getaran yang ditimbulkan pada lokasi pengukuran
relatif kecil dan tidak menimbulkan dampak-dampak yang negatif terhadap
pemukiman warga.
3) Data Jarak antara lokasi peledakan dengan tempat pengukuran
Jarak antara lokasi peledakan terhadap pemukiman 600 900 meter.
Pengukuran jarak antara lokasi peledakan terhadap lokasi pengukuran yang
bertempat pada salah satu pemukiman penduduk menggunakan alat ukur GPS
Garmin 60CSx.
4) Data Jumlah muatan bahan peledak per delay.
Pada pit B3L1 hanya 1 (satu) lubang yang meledak secara bersamaan, oleh
karena itu jumlah muatan bahan peledaknya per delay adalah jumlah isian
bahan peledak pada lubang yang meledak secara bersamaan. Jika terdapat 2
(dua) atau lebih lubang yang meledak secara bersamaan maka, total isian bahan
peledak dari kedua lubang tersebut yang akan menjadi data jumlah muatan
bahan peledak per delay.
Pokok-pokok pekerjaan yang dilakukan dalam upaya pengambilan data-data
tersebut antara lain adalah :
a) Pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan. Kegiatan pengamatan dan
pencatatan yang dilakukan dilapangan meliputi pengamatan kondisi lokasi
peledakan, pengukuran kedalaman lubang bor serta kondisi dari lubang
tersebut
b) Melakukan wawancara langsung dengan crew drill & blast (supertenden,
supervisor atau foreman) serta pihak lain yang berkompeten mengenai kegiatan
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 45
3.1.2
Metode tidak langsung (sekunder) merupakan studi pustaka yaitu dengan mengutip
literatur dan lampiran dari data pustaka, instansi terkait, den literatur-literatur yang
terkait serta data atau arsip perusahaan yang mendukung pekerjaan penelitian. Adapun
urutan pengambilan datanya meliputi :
1.
Studi Literatur
Melakukan studi pustaka dari buku-buku yang berkaitan serta studi berbagai
literatur dan jurnal yang menunjang dalam penyusunan skripsi ini serta melakukan
diskusi dengan pembimbing. Dari keduanya untuk mendapatkan penyelasaian
masalah yang baik.
2.
Kesimpulan
Dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
permasalahan yang diteliti dan sebagai rekomendasi kepada perusahaan untuk
menyelesaikan permasalahan dilapangan yang terkait dengan hasil penelitian.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 46
dengan tujuan penelitian dimana pengaruh pola rangkaian peledakan (tie-up) yang
digunakan terhadap tingkat getaran yang ditimbulkan, maka data tersebut diolah
berdasarkan :
1.
2.
3.
4.
Software Blastware 10
Software ini digunakan untuk membaca data pada komputer yang telah didapat
dilapangan melauli alat ukur BlasmateIII. Pada Software ini akan diketahui apakah
data-data PPV tersebut telah memenuhi standard ambang batas tingkat getaran yang
diizinkan.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 47
difokuskan pada analisis hasil pengukuran getaran terhadap geometri peledakan yang
diterapkan oleh perusahaan dan analisis hasil pengukuran getaran terhadap pola
rangkaian yang digunakan.
Pada analisis geometri hanya membahas hasil pengukuran getaran dari geometri yang
digunakan selama bulan Mei dan Juni 2012, hasil yang didapatkan dari hasil
pengukuran ternyata tingkat getaran yang ditimbulkan masih berada dibawah ambang
batas standard getaran yang ditetapkan. Pada penelitian ini geometri peledakan yang
digunakan mengikuti geometri yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sedangkan untuk pola rangkaian membahas pengaruh pola rangkaian yang telah
ditetapkan oleh PT.Cipta Kridatama terhadap hasil pengukuran getaran. Pada penelitian
ini pola pola rangkaian yang digunakan adalah row by row dan zig-zag. Besarnya
tingkat getaran yang ditimbulkan dari penggunaan kedua pola rangkaian tersebut yang
akan dianalisis dengan menghubungkannya terhadap acuan standar tingkat getaran yaitu
SNI 7572:2010. Jika analisa data yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, maka dilakukan perhitungan kembali sebagai upaya perubahan perbaikan.
3.4 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh merupakan nilai dari hasil analisa data pada perhitungan,
kemudian hasilnya tersebut akan dibandingkan dengan standar getaran SNI 7572:2010.
Dari hasil perbandingan tersebut maka akan ditarik sebuah kesimpulan apakah hasil
pengukuran getaran yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ditentukan.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 48
Studi Literatur
Observasi
Lapangan
1.
2.
3.
4.
Studi Pustaka
Hasil Penelitian
Skripsi
Jurnal
Pengambilan
Data
Data Primer
1.
2.
3.
4.
Desain tie-up
Pengukuran getaran
Jarak Pengukuran
Jumlah muatan
Data Sekunder
1.
2.
3.
4.
Desain Aktual
BlastmateIII
GPS Garmin 60CSx
Mobile Mixing Unit
1. Geometri Peledakan
2. Kedalaman Lubang
1. Persamaan PPV
Pengolahan Data
2. Blastware 10
Analisis
SNI 7571:2010
Kesimpulan
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 49
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan adalah mengukur getaran tanah akibat kegiatan peledakan
berdasarkan pola rangkaian yang digunakan, serta memprediksi getaran selanjutya.
III
kelurahan Loa Ipuh Darat km.14. Jarak lokasi peledakan terhadap pemukiman yang
terdekat adalah 645 meter sedangkan yang terjauh adalah 925 meter.
Dari gambar diatas, terlihat lokasi pengukuran berada tepat disamping rumah salah satu
warga. Jika dihubungkan dengan SNI 7572:2010, maka tempat lokasi pengukuran
tersebut masuk dalam jenis bangunan kelas 2 yaitu bangunan dengan pondasi kayu.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 50
lubang bor di buat sekitar 4 m. Akan tetapi jika jarak >500 meter, kedalaman lubang
bisa dibuat sampai dengan 7 meter. Hal ini juga dilakukan untuk kontrol vibrasi akibat
peledakan. Semakin sedikit berat isian bahan peledak maka vibrasi yang dihasilkan akan
semakin kecil, akan tetapi dengan berat isian yang sedikit dapat menghasilkan
fragmentasi yang besar (boulder).
1.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 51
2.
3.
4.
Perlengkapan peledakan
a. Pentolite Booster
b. Inhole delay 500ms dengan panjang 6 m dan 9 m
c. Surface delay 25ms dan 42ms dengan panjang 9 m dan 12 m
d. Detonator listrik dengan panjang lead wire 4 m untuk initiation
point.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 52
5.
Peralatan peledakan
a. Blasting machine
b. Blasting ohm meter
c. Cangkul
d. Stick (digunakan untuk stemming)
e. Lead wire (gulungan kabel)
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 53
No.
Tanggal
meter
Avg.
depth
meter
Sub
drilling
meter
Burden
Spacing
meter
Holes
Tie-up
meter
Charge
weight
Kg/hole
Stemming
28-May-12
6.47
0.2
3.00
60.13
71
ZZ
29-May-12
6.52
0.2
3.50
48.83
78
ZZ
Holes
Tie-up
meter
Charge
weight
Kg/hole
No.
Tanggal
meter
avg.
depth
meter
Sub
drilling
meter
Burden
Spacing
meter
Stemming
1-Juni-12
6.43
0.2
2.50
74.14
50
RBR
2-Juni-12
5.75
0.2
2.00
62.00
52
ZZ
4-Juni-12
5.69
0.2
2.00
64.11
61
ZZ
5-Juni-12
5.30
0.2
2.00
50.23
74
RBR
6-Juni-12
6.53
0.2
2.50
60.76
67
RBR
9-Juni-12
6.05
0.2
2.50
54.37
70
ZZ
13-Juni-12
6.43
0.2
3.00
58.59
117
RBR
15-Juni-12
4.43
0.2
2.00
37.81
80
RBR
16-Juni-12
5.54
0.2
3.00
40.29
85
RBR
10
17-Juni-12
6.59
0.2
3.50
27.63
38
RBR
11
18-Juni-12
5.11
0.2
3.00
23.25
57
RBR
12
19-Juni-12
6.33
0.2
3.50
48.66
79
RBR
13
20-Juni-12
6.24
0.2
3.50
40.05
22
RBR
14
26-Juni-12
5
6
NB : RBR=Row by row, ZZ=Zig-zag
5.88
0.2
3.00
41.20
130
RBR
Penentuan perangkaian ini didasarkan pada arah gelombang hasil peledakan dan bukan
berdasarkan arah lemparan batuan yang pada umumnya diterapkan pada tambang
tambang lain. Jika arah gelombang menuju ke pemukiman, maka vibrasi yang
dihasilkan pun akan semakin besar. Perangkaian dibuat agar arah gelombang mejauhi
pemukiman dengan melakukan inisiasi dari lokasi dekat pemukiman. Dengan demikian
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 54
arah lemparan batuan akan mengarah ke pemukiman karena arah gelombang bertolak
belakang dengan arah lemparan batuan.
Salah satu kontrol vibrasi peledakan yang diterapkan pada peledakan di Pit B1L3
dengan menggunaan system delay pada perangkaiannya (Lampiran D). Dengan
penggunaan delay, maka dapat dipastikan jumlah lubang yang meledak perdelay adalah
satu lubang. Hal ini dilakukan agar vibrasi semakin kecil.
Hasil pengukuran ground vibration dapat dilihat pada lampiran F. Sebelum peledakan
dilakukan, PT. Cipta Kridatama melakukan perhitungan PPV secara teori dengan data
data peledakan yang direncanakan. Akan tetapi, hasil prediksi dengan aktual dilapangan
sangat berbeda jauh. Rumus yang digunakan adalah :
PPV = K (
)-1.6
W
Dimana nilai K yang digunakan menurut satuan internasional (persamaan 2.19). Dengan
menggunakan data tanggal 18 Juni 2012, hasil yang diperoleh dari perhitungan secara
teoritis kemudian dibandingkan dengan hasil secara aktual terdapat perbedaan yang
cukup jauh. Berikut perbandingan perhitungan PPV antara teoritis dan hasil aktual :
652
)-1.6
23.25
PPV = 0.445 mm/s
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 55
Tanggal
Holes
Penggunaan
Bahan
Peledak
kg
Berat
Isian
Jarak
PPV
prediksi
PPV
aktual
Akurasi
Prediksi
kg
meter
mm/s
mm/s
(%)
0.488
0.899
0.488
Ket.
Powder
Factor
54.31
49
0.20
0.883
55.30
36
0.20
16-Jun-12
85
3425
40.29
810
17-Jun-12
38
1050
27.63
753
0.406
1.120
36.23
38
0.12
18-Jun-12
57
1325
23.25
652
0.445
1.340
33.21
57
0.13
79
3844
48.66
750
0.642
0.784
81.91
54
0.26
19-Jun-12
0.642
0.609
94.83
25
0.26
20-Jun-12
22
881
40.05
650
0.691
0.658
95.24
22
0.21
0.716
0.815
87.80
41
0.23
0.716
0.667
93.21
40
0.23
0.716
1.120
63.89
49
0.23
26-Jun-12
130
5356
41.20
645
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan PPV prediksi untuk pola rangkaian zig-zag
Tanggal
28-Mei-12
Holes
71
Penggunaan
Bahan
Peledak
kg
4269
Berat
Isian
Jarak
PPV
prediksi
PPV
actual
Akurasi
Prediksi
kg
meter
mm/s
mm/s
(%)
0.624
0.634
0.624
60.13
910
29-Mei-12
78
3809
48.83
810
2-Jun-12
52
3224
60.00
765
4-Jun-12
61
3911
64.11
925
9-Jun-12
70
3806
54.37
735
Ket.
Powder
Factor
88.05
24
0.26
0.582
95.92
25
0.26
0.624
0.717
77.86
22
0.26
0.569
0.739
77.05
40
0.21
0.569
0.781
72.91
38
0.21
0.755
0.883
85.53
27
0.30
0.755
0.400
52.96
25
0.30
0.573
0.413
72.14
27
0.31
0.573
0.575
99.57
34
0.31
0.725
0.799
90.73
31
0.25
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 56
Berikut adalah grafik rata-rata perbandingan persen akurasi prediksi antara rangkaian
zig-zag dan row by row :
Zig-zag, 81.27
1.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 57
sekali, jika dipersentasikan yaitu sekitar 5 %. Dengan hasil ini maka tidak
menimbulkan kerusakan sama sekali karena masih dibawah 2 mm/s sesuai dengan
batas aman yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional.
Pada bulan Juni, ground vibration yang didapat juga telah berada pada batas aman
yang diijinkan berdasarkan SNI. Getaran yang didapat paling besar selama bulan
Juni adalah 1.38 mm/s dengan kedalaman rata rata lubang ledak 6.53 meter,
pada jarak pengukuran 755 meter dan berat isian sebesar 60.76 kg/delay.
2.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 58
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1.
Pola rangkaian peledakan yang digunakan di Pit B1L3 sangat terbatas yaitu pola
zig-zag dan row by row.
2.
Jika mengacu pada vibrasi peledakan, geometri peledakan yang digunakan di Pit
B1L3 sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran ground vibration yang
terbesar terjadi pada tanggal 18 Juni 2012 yaitu 1.34 mm/s dengan jumlah bahan
peledak 23.25 kg/lubang dan lubang yang meledak per delaynya adalah 1 lubang.
Nilai ini masih berada dibawah ambang batas getaran yang ditentukan oleh SNI
(Standar Nasional Indonesia).
5.2 Saran
1.
Penentuan jumlah muatan bahan peledak yang digunakan per delay sebaiknya
ditentukan berdasarkan scaled distance, sehingga getaran peledakan dapat dikontrol
secara berkala.
2.
Pada saat melakukan pengukuran getaran sebaiknya jauhkan alat ukur getaran dari
benda-benda yang berpotensi menghasilkan getaran, sehingga getaran yang
dihasilkan dari aktivitas peledakan dapat terekam sempurna.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 60
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Baku Tingkat Getaran, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep49/MENLH/11/1996.
4.
Balfas, M.D. 2011. Buku Panduan Skripsi/Tugas Akhir, Seminar, dan Praktek
Kerja Lapangan. Universitas Mulawarman, Samarinda
5.
6.
Pusdiklat TMB. 2004. Modul Juru Ledak kelas II. Bandung: DISTAMBEN RI
7.
8.
Revia Oktaviani. 2012. Jurnal Analisis Uji Getaran Peledakan Pada Tambang.
UNMUL: Samarinda.
9.
10.
Email : joris.mining07@gmail.com
Page 61