BAB I Integral
BAB I Integral
INTEGRAL TENTU
1.1 Pendahuluan
Pembahasan integral pada bab ini mencakup sifat-sifat integral tentu, teknik pengintegralan, dan
penerapan integral dalam beberapa masalah teknik mesin.
Pembahasan dilakukan hanya pada penghitungan praktis bidang teknik. Misalnya, pada subbab
tentang sifat-sifat integral tentu tidak dijelaskan dengan terinci persyaratan secara matematis dari
sebuah sifat integral tentu, tetapi diasumsikan bahwa sifat ini selalu dapat digunakan.
( )
maupun
Contoh 2:
, berlaku
( )
( )
( )
( )
( )
[ ( )
], berlaku
( )
Contoh 4:
.
5. Nilai rata-rata di dalam integral. Jika c sebuah bilangan di dalam selang [
berlaku
( )
( )
+
(
6. Definisi:
f(x) fungsi genap jika dan hanya jika (
f(x) fungsi ganjil jika dan hanya jika (
Teorema Simetri:
Jika f(x) fungsi genap, berlaku
( )
( )
Contoh 6: Karena ( )
],
)
)
( )
( )
.
.
( )
Contoh 7: Karena ( )
7. Teorema Periodik:
( )
( )
Latihan 1
( )
Andaikan
1.
( )
( )
( )
6.
[ ( )
( )]
( )]
( )
( )
8. [
( )
9.
Carilah
( )
( )
( )
( )
hitunglah!
7. [
( )
10.
( )
( )
( )
( )
( ) jika
11.
( )
13.
( )
15.
17.
12.
( )
14.
( )
( )
16.
( )
( )
Tabel 1
No
Rumus Integral
1.
2.
3.
| |
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rumus-Rumus Integral
| |
| |
| |
)
( )
| |
, sehingga
| |
Contoh 2 :
Contoh 3 :
| |
Contoh 4 :
| |
Contoh 5 :
| |
)
| |
( )
( )
Jika derajat p(x) kurang dari derajat q(x), fungsi ini disebut fungsi rasional sejati. Sebaliknya,
jika derajat p(x) sama atau lebih dari derajat q(x), fungsi ini disebut fungsi rasional tidak sejati.
Fungsi rasional tidak sejati selalu dapat ditulis sebagai jumlah fungsi suku banyak dan fungsi
rasional sejati. Misalnya,
( )
Fungsi suku banyak mudah diintegralkan, sedangkan fungsi rasional sejati sekalipun tidak selalu
mudah, namun secara teori selalu dapat diintegralkan.
Contoh 1 (Faktor Linear Berbeda):
Fungsi integran (fungsi yang diintegralkan) dipecah menjadi fungsi-fungsi rasional dengan
pembagi linear sebagai berikut
(
(
maka
).
Dengan pemisalan
dan
maka diperoleh
Jadi,
. Dengan pemisalan
)
dan
(
(
)
)
maka diperoleh
Jadi,
Jadi,
diperoleh
) .
Jadi,
)
)
Dengan pemisalan
| |
dan
)
(
Jadi,
)(
)
.
diperoleh
)(
(
)
)
Dengan pemisalan
Jadi,
dan
Contoh 5 (Derajat pembilang sama atau lebih besar dari derajat penyebut):
Fungsi integran disederhanakan dengan melakukan pembagian terlebih dulu karena fungsi ini
merupakan fungsi rasional tidak sejati (derajat polinom pembilang dan penyebutnya sama).
Hasil pembagiannya adalah
Jadi,
Contoh 1: Hitunglah
Misalnya
Contoh 2: Hitunglah
Misalnya
Untuk menyelesaikan
misalnya
. Jadi,
Dengan demikian,
Latihan 2
Hitunglah!
8.
9.
10.
)(
y = f(x)
f(xi)-g(xi)
y = g(x)
xi
G.1 Penghitungan Luas dengan Partisi Vertikal
Pada gambar G.1 diperlihatkan sebuah daerah yang dibatasi oleh kurva f(x) di bagian atas dan
kurva g(x) di bagian bawah, sedangkan sebelah kiri dibatasi oleh garis x = a dan sebelah kanan
dibatasi oleh garis x = b. Karena kurva yang membatasinya di bagian atas dan bawah, digunakan
cara yang pertama, yaitu mempartisi secara vertikal.
Daerah yang berwarna gelap adalah partisi ke-i. Misalnya daerah yang dibatasi oleh kurva f(x),
kurva g(x), garis x = a, dan garis x = b disebut L. Maka, luas partisi ke-i adalah
sehingga
Jika
( ( )
( ))
. Jadi,
( ( )
( ))
( ( )
( ))
Contoh 1. Tentukan luas daerah bidang rata yang dibatasi oleh kurva dengan persamaan
, sumbu x, garis x = -1, dan garis x = 2!
x=2
xi
y=
-1
-y
xi
Berdasarkan gambar G.2, penghitungan luas daerah digunakan cara pertama yaitu mempartisi
secara vertikal. Penghitungannya dibagi dua bagian berdasarkan perbedaan rumus luas partisi,
yaitu bagian pertama luas daerah pada nilai x antara
dan bagian kedua luas daerah
pada
. Bagian pertama, luas partisinya adalah yx dan bagian kedua, luas partisinya
adalah - yx. Jadi, luas seluruh daerah di atas adalah
)
Contoh 2. Tentukan luas daerah bidang rata yang dibatasi oleh kurva dengan persamaan
dan
!
Sketsa daerah ini pada bidang xy, sebagai berikut
y
y2 =
xi
y1 y2
x
y1 =
Titik potong kedua kurva di titik (0, 0) dan titik (1, 1). Jadi, batas integralnya adalah 0 dan 1.
Berdasarkan gambar G.3 penghitungan luas daerah digunakan cara pertama yaitu mempartisi
secara vertikal, dengan 1uas partisi (y1 y2) x sehingga luas seluruh daerah di atas adalah
)
Contoh 3. Tentukan luas daerah bidang rata yang dibatasi oleh kurva dengan persamaan
dan
!
y
x1 x2
yi
Titik potong kedua kurva di titik (1/4, -1) dan titik (4, 4). Pada gambar G.4, penghitungan luas
daerah digunakan cara kedua yaitu mempartisi secara horisontal sehingga batas integralnya
adalah -1 dan 4. Luas partisinya adalah (x1 x2) y sehingga luas seluruh daerah di atas adalah
)
Latihan 3. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva di bawah ini!
1.
3.
5.
, dan
, dan sumbu x
dan
2.
, dan
4.
6.
, dan
|
|,
.
,
, dan sb y
7.
| dan
( )
a. Metode Cakram
Contoh 1.
Tentukan volume benda putar yang dibentuk oleh daerah R yang dibatasi oleh kurva
sumbu x, dan garis x = 4 jika R diputar mengelilingi sumbu x !
Sketsa daerah R pada bidang xy, sebagai berikut
y
xi
4
G.5 Daerah R
x
G.6 Daerah R diputar mengelilingi sumbu x
Gambar G.5 menunjukan daerah dengan sebuah jalur pemotongan (partisi). Jika daerah ini
diputar mengelilingi sumbu x, daerah ini membentuk sebuah benda putar (gambar G.6) dan jalur
ini membentuk sebuah cakram yang volumenya didekati (diaproksimasi) oleh volume tabung
dengan tinggi tabung
dan jari-jari alas tabung . Jadi, volume tabung ini adalah
( )
Jika volume tabung-tabung ini dijumlahkan dan diintegralkan, diperoleh volume
benda putar
Contoh 2.
Tentukan volume benda putar yang dibentuk oleh daerah D yang dibatasi oleh kurva
sumbu y, dan garis y = 3 diputar mengelilingi sumbu y !
y = x3
y
3
y
0
x
G.7 Daerah D
x
y
y
x
G.8 Daerah D diputar mengelilingi sumbu y
Dalam kasus ini, lebih mudah y digunakan sebagai variabel pengintegralan atau mempartisi
benda secara horisontal. Volume partisi adalah volume tabung dengan tinggi
dan jari-jari
( )
b. Metode Cincin
Metode ini digunakan jika partisi volumenya berupa cakram yang di tengahnya terdapat lubang
atau berupa cincin.
Contoh 3.
Tentukan volume benda putar yang dibentuk oleh daerah A yang dibatasi oleh kurva
dan
diputar mengelilingi sumbu x!
y = x2
4
x
x2
x
G.9 Daerah A
Seperti sebelumnya, dalam proses penghitungan volume benda putar ini digunakan metode
potong menjadi jalur-jalur, kemudian diaproksimasi dan diintegralkan. Volume cincin dengan
tebal x, jari-jari luar dan jari-jari dalam
adalah
*(
) +
maka volume benda putar yang dibentuk oleh daerah A dengan sumbu putar sumbu x adalah
(
)(
(
) (
)
)
Contoh 4. Tentukan volume benda putar yang dibentuk oleh daerah B yang dibatasi oleh kurva
y
x
x
G.11 Daerah B
Tebal kulit tabung yang dihasilkan setelah daerah B diputar adalah x, jari-jarinya x, sedangkan
tingginya y. Karena y = f(x), diperoleh volume kulit tabung yaitu
( )
Jadi, volume benda putar yang dibentuk oleh daerah B dengan sumbu putar sumbu y adalah
jumlah semua kulit-kulit tabung yang terbentuk dari x = 1 hingga x = 4.
Latihan 4
A. Hitunglah volume benda putar yang dibentuk dari daerah yang dibatasi oleh kurvakurva yang diberikan di bawah ini diputar mengelilingi sumbu x!
1.
2.
3.
4.
5.
antara garis
, dan
B. Hitunglah volume benda putar yang dibentuk dari daerah yang dibatasi oleh kurvakurva yang diberikan di bawah ini diputar mengelilingi sumbu y!
1.
2.
3.
4.
5.
, dan
,
dan
dan
C. Hitunglah volume benda putar yang dibentuk dari daerah yang dibatasi oleh kurvakurva yang diberikan di bawah ini diputar mengelilingi sumbu yang diberikan!
1.
,
(
2.
3.
, mengelilingi sumbu y
4.
5.
dan
, dan
,
, mengelilingi sumbu x
,
dan
mengelilingi garis y = 3
kata lain, garis atau bidang yang memiliki massa yang homogen, pusat massanya berimpit
dengan pusat geometrinya (centroid-nya).
Pembahasan pusat massa pada subbab ini dikhususkan untuk bidang yang memiliki massa yang
homogen. Karena bidang-bidang yang beraturan tidak membutuhkan integral untuk menentukan
pusat massanya, pembahasan hanya untuk bidang yang tidak beraturan.
Lamina homogen adalah lempeng tipis yang rata dengan kepadatan massa, , konstan. Jadi,
lamina homogen merupakan bidang rata yang memiliki massa yang homogen. Perhatikan
ilustrasi dari sebuah lamina pada gambar berikut ini!
y = f(x)
xi
y = g(x)
( f(xi) + g(xi))
b
xi
Titik hitam di tengah-tengah partisi adalah pusat massa dari partisi. Pusat massa partisi ke-i
adalah (xi , ( f(xi) + g(xi))). Pusat massa lamina adalah jumlah semua momen dari partisi dibagi
massa lamina. Misalnya m adalah massa sebuah partisi maka m adalah massa lamina. Karena
( ( )
( )) , diperoleh
( ( )
( ))
Misalnya Mx dan My berturut-turut adalah momen sebuah partisi terhadap sumbu x dan
momen sebuah partisi terhadap sumbu y maka
( ( )
dan
( ))
( ( )
( )) ( ( )
( ))
( )
( ))
Maka Mx dan My adalah momen lamina terhadap sumbu x dan momen lamina terhadap sumbu y,
yaitu
( ( )
( ))
( )
( ))
dan
y1 =
y
=
). Jadi,
)
dan
(
(
)(
)
)
Latihan 5.
Tentukan pusat massa dari daerah yang dibatasi oleh kurva
1.
3.
5.
),
,
,
.
2.
4.
,
,
, dan