Analisa Perbandingan Peluams Baru Dan Pelumas Bekas PDF
Analisa Perbandingan Peluams Baru Dan Pelumas Bekas PDF
DI PT CORELAB INDONESIA
CILANDAK JAKARTA
oleh
Sigit Purwito
NIS 08.54.06318
Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor Tahun Ajaran 2011/2012
oleh
Sigit Purwito
NIS 08.54.06318
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Miftahudin, M. Si
Irfan Septiandi
Supervisor PCTE
Pembimbing III,
Disahkan oleh,
KATA PENGANTAR
iv
7. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan di setiap
langkah hidupku.
8. Rizky Adnan, selaku teman seperjuangan Praktik Kerja Industri di PT Corelab
Indonesia.
9. Kak Guruh, Kang Heri, Mbak Pipit, Bapak Andrey, Bang Adjie, Bang Razak,
Pak Idnul, Pak Bowo dan Bang Daus yang senantiasa menjadi guru terbaik di
laboratorium.
10. Angkatan tercinta, NEGATRON CHEVALIERS 54 yang telah bersama-sama
menempuh masa-masa suka maupun duka selama di sekolah kita tercinta ini.
11. Kepada teman-teman terbaik 7 ACUs : Aditya Pamungkas, Dadin Marsal,
Faisal, Fikhry Septian, M. Imam Dwi Hartono, dan Sofiana Gunawan. Terima
kasih atasdeswia segala kenangan selama ini.
12.Kepada Deswita Nuraulia Sari yamg senantiasa memberikan dukungan dan
motivasi selama menjalani masa-masa sulit prakerin.
13.Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor juga staff dan karyawan PT Corelab Indonesia.
14.Semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan prakerin dan
penyusunan laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
peningkatan laporan di masa yang akan datang.
Sebagai akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya di bidang analis kimia dan pembaca secara umum.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... IV
DAFTAR ISI ..................................................................................................... VI
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... VIII
DAFTAR TABEL ............................................................................................. IX
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... X
BAB IPENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.Latar Belakang Praktik Kerja Industri ................................................... 1
B. Tujuan Praktik Kerja Industri ............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Industri ................................. 2
BAB IIINSTITUSI TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI............................. 5
A. Sejarah Singkat PT CORELAB Indonesia ............................................ 5
B. Struktur Organisasi .............................................................................. 5
C. Tugas dan Fungsi ................................................................................. 6
D. Fasilitas dan Sarana ............................................................................. 6
E. Kegiatan ............................................................................................... 6
F. Administrasi Laboratorium ................................................................... 7
G. Disiplin Kerja ...................................................................................... 7
H. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................................................... 8
I. Kebijakan Etika .................................................................................... 8
BAB IIIKEGIATAN DI LABORATORIUM ..................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 10
B.Pelumas .............................................................................................. 19
1.Pengertian....................................................................................... 19
2. Bahan Dasar Pelumas .................................................................... 19
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Komposisi Elemental Minyak Bumi ........................................... 12
Tabel 2. Tipe Aditif Pelumas Beserta Kegunaan dan Komponen Kimia
Penyusunnya ........................................................................................ 20
Tabel 3. Komponen Aditif yang Ditambahkan Berdasarkan Tipe Peralatannya .. 21
Tabel 4. Indikasi Keberadaan Logam dalam Pelumas ......................................... 30
ix
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk
menghasilkan manusia yang mampu berperan dalam berbagai sektor
industri. Sehingga secara khusus memerlukan media yang bersifat melatih
penerapannya dan memperjelas fungsi yang sebenarnya. Praktik Kerja
Industri (Prakerin) merupakan salah satu program di Sekolah Menengah
Kejuruan- SMAK Bogor yang dilaksanakan pada semester VIII kelas XIII
dan merupakan syarat kelulusan di Sekolah Menengah Kejuruan- SMAK
Bogor.
Pelaksanaan Prakerin tidak terbatas pada praktik laboratorium biasa
saja tetapi juga praktik pengenalan lingkungan kerja yang sesungguhnya,
termasuk penerapan disiplin kerja dalam membangun kerjasama antar
individu. Selain itu juga menambah pengalaman kerja, menambah wawasan
secara berdikari di bawah bimbingan yang terarah dan terpadu.
Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Bogor merupakan salah satu
sekolah kejuruan yang berada di bawah asuhan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Bogor
dilaksanakan selama empat tahun dan dibagi dalam delapan semester. Pada
semester satu sampai semester tujuh siswa mendapatkan pendidikan
kejuruan teori dan praktik di sekolah, sedangkan pada semester delapan
siswa diperkenalkan pada dunia kerja yang sesungguhnya melalui program
Praktik Kerja Industri (Prakerin). Prakerin ini dilaksanakan di lembaga
pemerintah dan perusahaan swasta.
Pelaksanaan Prakerin pada Tahun Ajaran 2011/2012 dimulai dari
tanggal 1 November 2011 sampai 31 Januari 2012, yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Laboratories
International
adalah
sebuah
perusahaan
tahun 1969 dengan Field Core Analysis, Mud Logging dan PVT. Pada saat
itu Core Laboratories beralamat di Jalan Petogogan No. 34 Jakarta Selatan.
Pada tahun 1972, Core Laboratories Indonesia bekerja sama dengan
LEMIGAS. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan operasi
di bidang Field Core Analysis dengan membentuk Production service dan
pada tahun 1973, Production Service mulai bekerja sama dengan
LEMIGAS.
Sesuai dengan anjuran Pemerintah bahwa perusahaan asing harus
bekerjasama dengan perusahaan nasional, maka pada tahun 1980 Corelab
International
bekerjasama
dengan
PT
Seta
Yasa
dan
kegiatan
6. Petrologi.
7. Geochemistry.
Sejak menjadi PMA, kegiatan berpindah dari Jalan Kebon Sirih No.
46 ke Cilandak Commercial Estate, Building 303 dan 404, Jalan Cilandak
KKO, Jakarta Selatan.Kegiatan operasi bertambah dengan dibukanya jasa
pelayanan di bidang lingkungan pada tahun 1998.
B. Struktur Organisasi
PT Corelab Indonesia adalah suatu perusahaan swasta yang
memberikan jasa pelayanan di bidang minyak dan gas bumi serta
merupakan
perusahaan
asing
yang
menjadi
cabang
dari
Core
E. Kegiatan
PT Corelab Indonesia dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
melakukan kegiatan yang tersusun dalam berbagai program yaitu tentang
studi, penelitian maupun pelayanan jasa. Jasa penelitian yang dapat
diberikan oleh PT Corelab Indonesia antara lain:
1. Biostatigrafi.
2. Geokimia.
3. Analisis Reservoir Fluid.
4. Analisis Core Convensionsal dan Special.
5. Evaluasi Mutu dari Minyak dan Gas Bumi.
6. Analisis Produk Minyak dan Gas Bumi.
7. Pengujian Mutu Minyak Pelumas.
8. Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
F. Administrasi Laboratorium
Sesuai dengan pengembangan dan pelayanan teknologi, maka bagi
yang membutuhkan, PT Corelab Indonesia dapat melayani kegiatan jasa
laboratorium. Adapun prosedur yang harus dilalui untuk setiap sampel
yang masuk adalah sebagai berikut :
1. Konsumen menyerahkan sampel yang akan diperiksa kepada petugas
penerima contoh.
2. Petugas penerima contoh melakukan pendataan identitas sampel,
kemudian didistribusikan sampel tersebut ke laboratorium yang sesuai
dengan permintaan analisis dari konsumen.
3. Setelah analisis selesai hasil akan diperiksa oleh bagian Quality Control
yang kemudian dilaporkan ke Manajer laboratorium untuk disahkan.
4. Hasil analisis yang telah disahkan kemudian dilanjutkan ke bagian
pengiriman dan diteruskan kepada konsumen yang bersangkutan.
G. Disiplin Kerja
Jam kerja di PT Corelab Indonesia dimulai pukul 07.30 WIB hingga pukul
16.15 WIB, dengan waktu istirahat selama 45 menit mulai pukul 11.45 WIB
hingga pukul 12.30 WIB. Dalam waktu satu minggu terdapat lima hari kerja, dari
hari Senin sampai Jumat. Jumlah jam kerja seminggu sesuai dengan ketentuan
Departemen Tenaga Kerja yaitu 40 jam seminggu. Untuk meningkatkan disiplin
kerja, setiap karyawan memiliki kartu jam kerja sehingga perusahaan dapat
mengetahui jam masuk dan keluar karyawan kantor.
Bagi
I. Kebijakan Etika
Setiap pekerja di PT Core Laboratories harus dapat memahami
kebijakan etika yang dikeluarkan oleh perusahaan, di mana isi dari
kebijakan etika itu adalah:
1. Dengan kebijakan ini, Core Laboratories dan cabangnya mengakui
usaha dan keuntungan legal dengan cara yang pantas. Kebijakan ini
untuk diterapkan dan dijalankan diseluruh perusahaan.
2. Seluruh karyawan setiap saat harus bertingkah laku dan bekerja di
perusahaan dengan cara yang jujur dan beretika.
3. Komitmen dan ketaatan karyawan terhadap cara yang pantas harus
dikembangkan melalui pelatihan, dengan contoh, dan dengan dukungan
etikal dan teknikal terhadap fungsi kerja, tugas dan situasi karyawan.
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM
A. Tinjauan Pustaka
1. Minyak Bumi
Minyak bumi (petroleum) atau yang dijuluki juga sebagai emas
hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. (www.wikipedia.com)
Pada proses pembentukan minyak bumi terdapat dua teori, yaitu :
a. Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhtumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga
mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh
sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk
(1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam
perut bumi.
b. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak
bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan
temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk
asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa
minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada
karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
10
11
sekian
banyak
hipotesa
tersebut,
yang
sering
12
Komposisi
Persentase
Karbon (C)
84 87
Hidrogen (H)
11 14
Sulfur (S)
03
Nitrogen (N)
01
Oksigen (O)
02
13
adalah
senyawa
hidrokarbon
jenuh
yang
atom-atom
karbon
yang
membentuk
cincin
14
b) Mengurangi
efektivitas
zat-zat
bubuhan
pada
produk
pengolahan.
c) Meracuni katalis-katalis perengkahan.
d) Menyebabkan pencemaran udara.
2) Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang
bersifat basa seperti 3-metilpiridin dan kuinolin serta zat-zat yang
tidak bersifat basa seperti pirol, indol, dan karbazol.Senyawasenyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan
katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh
buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk
tersebut.
3) Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam
asam-asam naftenat dan asam-asam lemak, gugus hidroksi fenolik,
serta gugus keton.Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah
serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada
proses-proses katalitik.
c. Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat
logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah
vanadium, nikel, dan natrium.Logam-logam ini terdapat dalam
bentuk garam yang larut dalam air dan tersuspensi dalam minyak
atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam
minyak.Vanadium dan nikel merupakan penghambat bagi kataliskatalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah
jika terbawa ke dalam produk pengolahan.
15
Fraksi-fraksi
yang
dihasilkan
pada
berbagai
temperatur
penyulingan ada yang berwujud gas, cair dan padat. Fraksi yang
berwujud gas terdiri atas metana, etana, propana, iso-butana, dan nbutana yang mempunyai titik didih sangat rendah. Campuran gas ini
mempunyai nilai kalori tinggi dan banyak digunakan sebagai bahan bakar
16
rumah tangga, LPG (liquid petoleum gas) adalah senyawa campuran gas
yang dicairkan pada tekanan tinggi.
Fraksi yang berwujud cair adalah bensin, minyak tanah dan
solar.Fraksi minyak bumi yang berwujud padat adalah parafin dan aspal.
Hasil-hasil penyulingan minyak bumi adalah sebagai berikut:
a. Gas
Gas merupakan senyawa hidrokarbon dengan titik didih
maksimum 400C.Pada temperatur dan tekanan normal berbentuk gas
dan dapat dicairkan dengan tekanan tertentu. Digunakan sebagai
bahan bakar cair dirumah tangga.
b. Bensin
Bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor. Trayek titik didihnya antara 700C sampai 1400C. Bensisn
diperoleh dari penyulingan minyak bumi yang mengandung alkana
rantai lurus.
c. Nafta
Nafta adalah fraksi minyak bumi yang merupakan distilat pada
suhu antara 1400C sampai 1800C. Fraksi ini digunakan sebagai zat
aditif pada bensin dan juga sebagai bahan baku pembuatan etilena.
Nafta dikenal sebagai bensin berat.
d. Kerosin
Fraksi ini mempunyai trayek titik didih antara 1800C sampai
2500C. Kerosin dikenal dengan nama minyak tanah. Kerosin banyak
digunakan untuk lampu penerangan dan bahan bakar kompor.
Penggunaan lain dari kerosin adalah untuk bahan bakar pesawat
terbang. Nama avtur dalam dunia penerbangan adalah singkatan dari
Aviation Turbine, yaitu sebutan khusus untuk bahan bakar pesawat
terbang turbin.
e. Minyak solar
Fraksi ini banyak digunakan sebagai bahan bakar industri,
yaitu untuk bahan bakar mesin diesel.
f. Minyak pelumas
Minyak pelumas merupakan hasil minyak bumi yang
mempunyai titik didih di atas gas oil(3700C). Digunakan sebagai
pelumas mesin-mesin motor untuk mengurangi gesekan antara dua
mesin.
g. Lilin parafin
Lilin parafin merupakan hasil minyak bumi yang diperoleh
dengan cara pengembunan terhadap destilasi hampa. Titik leburnya di
atas 400C dan berbentuk kristal dibawah 400C.
h. Minyak bakar
Minyak bakar pada umumnya terdiri dari residu penyulingan
atmosfirik dan penyulingan hampa. Digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin-mesin diesel berkecepatan rendah dan ketel uap pada
kapal laut.
i. Aspal
Aspal merupakan hasil minyak bumi yang berasal dari residu
penyulingan minyak mentah asphaltik, tetapi komposisi asli dari aspal
belum diketahui dengan pasti.Digunakan sebagai bahan untuk
pelapisan jalan.
j. Residu
Diperoleh
setelah
distilasi
vakum
pada
temperatur
17
a. Sifat Fisika
Sifat yang paling penting dari minyak bumi adalah berat jenis
atau gravitasi bumi yang dalam dunia perdagangan dinyatakan dalam
API Gravity dan sering menunjukkan kualitas minyak bumi. Semakin
besar API Gravity, maka semakin ringan minyak bumi. Sedangkan
semakin ringan minyak buminya maka semakin ringan pula fraksinya.
Kelarutan hidrokarbon di dalam air sangat kecil dan hidrokarbon
aromatik lebih mudah larut dibandingkan dengan parafin.
Pada umumnya warna dari minyak bumi ditentukan oleh berat
jenisnya. Jika berat jenisnya tinggi, maka warnanya menjadi hijau
kehitam-hitaman. Sedangkan jika berat jenisnya rendah, maka
warnanya menjadi coklat kehitam-hitaman. Hal ini disebabkan karena
adanya pengotor, misalnya dari oksidasi senyawa hidrokarbon, karena
hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna tertentu.
b. Sifat Kimia
Minyak bumi bila terkena matahari dapat mengalami oksidasi
(fotooksidasi), penuaan (weathering). Penuaan pada minyak bumi
terjadi sangat cepat (2 minggu) dan penuaan ini selanjutnya dapat
terjadi lebih lambat. Hidrokarbon jenuh sangat mudah sekali
mengalami degradasi. Hidrokarbon aromatik mudah mengalami
degradasi, semakin banyak cincin aromatiknya semakin sukar
terdegradasi, sedangkan hidrokarbon rantai bercabang dan siklik sukar
terdegradasi.
18
B. Pelumas
1. Pengertian
Pelumas adalah suatu bahan berupa cairan, setengah padat (semi
solid), atau padat (solid) yang digunakan sebagai pencegah keausan,
mengurangi friksi, mencegah panas atau mendinginkan, dan sebagai alat /
media transfer tenaga dari suatu bagian ke bagian lain.
Melumasi suatu mesin atau suatu sistem yang bergerak telah
banyak dilakukan orang sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini diketahui
dengan digunakannya bermacam-macam sistem gerak. Maksud sistem
gerak di sini adalah alat atau kendaraan yang dapat bergerak dengan
diputar atau digeser untuk keperluan tertentu.
Di zaman dahulu sistem gerak yang digunakan tentunya
memerlukan perawatan untuk menjaga keawetan penggunaannya. Di
dalam merawat bukan saja hanya membersihkan dan mengganti bagianbagian yang rusak tetapi juga memberikan minyak pelumas pada celahcelah yang bergeseran dan di tempat-tempat lain dari sistem gerak itu.
Bahan yang berasal dari hewan, sebagai contoh adalah minyak atau
lemak ikan, lemak sapi, lemak kambing, dan lain sebagainya.
b.
c.
Bahan yang berasal dari hasil tambang atau bahan hasil mineral yang
dapat digunakan sebagai minyak pelumas terdiri dari banyak
macamnya antara lain adalah minyak bumi dan batu bara. Minyak
19
20
pelumas yang berasal dari minyak bumi ini dikenal dengan minyak
pelumas yang berada di pasaran sekarang biasanya digunakan pada
kendaraan bermotor.
Pada mulanya hanya bahan-bahan yang berasal dari hewan dan
tumbuh-tumbuhan saja yang digunakan sebagai bahan minyak pelumas,
tetapi kemudian dengan diketemukannya sumur minyak bumi pertama
kalinya di Amerika Serikat (yang dikerjakan secara teknologi modern),
selanjutnya minyak bumi yang diperoleh itu diolah dan menghasilkan
bahan bakar dan bahan yang dapat digunakan sebagai minyak pelumas
dan bahan lainnya.
3. Komposisi Pelumas
Pelumas yang ada di pasaran terdiri atas dua komponen yaitu
bahan baku pelumas (Lube Base Oil / LBO) dan aditif.Bahan baku
minyak pelumas (LBO) mempunyai komposisi yang sesuai dengan crude
oil asalnya, yang hampir seluruhnya merupakan ikatan hidrokarbon, yaitu
n-parrafin, naphthen dan aromatik.
Di dalam minyak pelumas dimasukkan berbagai aditif dengan
maksud untuk memperbaiki daya pelumasnya dan juga sifat-sifat yang
lain. Beberapa aditif yang penting dapat disebutkan sebagai berikut :
Tabel 2.Tipe Aditif Pelumas Beserta Kegunaan dan Komponen Kimia
Penyusunnya
Jenis aditif
Kegunaan
detergen
Menjaga
Komposisi Kimia
permukaan
metal Ca Sulfonate
Ca Fenate
Ca Salisilat ( Ca, O, H, S)
Dispersan
21
antioksidan
antikorosi
Mencegah
terjadinya Pendispersan N
korosi/karat pada bagian metal
Pendispersan S
yang berhubungan dengan
pelumas
antiaus
Pemodifikasi
pergesekkan
Antibuih
Mencegah
pelumas
terbentuknya busa
dari Silikon
Poliakrilat
P
Penambahan jenis-jenis aditif sebagai berikut pada pelumas tidak
selalu sama, penambahan jenis aditif pada pelumas disesuaikan
tergantung pada fungsi dan jenis pelumas. Jadi, pelumas untuk
mesin(engine oil) misalnya pelumas mesin diesel akan menggunakan
jenis-jenis aditif yang berbeda dengan pelumas bukan untuk mesin(non
engine oil) misalnya pelumas hidraulik. Tabel3menunjukkan komponen
aditif yang ditambahkan berdasarkan tipe peralatannya.
Tabel 3. Komponen Aditif yang Ditambahkan Berdasarkan Tipe
Peralatannya
Peralatan
Mesin diesel
Antioksidan,
pencegah
korosi,
22
antipengemulsi
Roda gigi
Roda gigi
Aditif
pada
tekanan
ekstrim,
Hidraulik
Antioksidan,
antiaus,
antibuih,
persyaratan kualitas.
Pengolahan minyak pelumas dasar umumnya mencakup beberapa
tahap.Setiap tahap bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen
tertentu yang tidak diinginkan.Secara garis besar pengolahan minyak
pelumas dapat dilihat pada Gambar 2.
23
Gas oil
Distilat Berat
C
liat
Estrak
Liat
dan
asam
Aspal
24
C dan 25
C sehingga lilin
untuk
25
5. Fungsi Pelumas
Menurut Boedhiyono, tujuan pelumasan (pelapisan suatu bahan)
permukaan dengan pelumas adalah:
a. Mengurangi akibat gesekan yaitu keausan mesin.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah kontak antara logam
dengan logam yaitu gesekan langsung antara dua permukaan logam
yang bergerak. Adanya lapisan pelumas di antara dua permukaan
logam, maka tekanan gesekan dapat dikurangi. Dengan demikian,
bisa diperoleh beberapa keuntungan, antara lain keausan berkurang.
b. Mendinginkan mesin atau mengurangi panas yang timbul akibat
gesekan.
Dalam penggunaan sistem sirkulasi pelumasan, maka panas
yang timbul akibat gesekan ataupun sistem kerja pada suhu yang
tinggi akan disalurkan oleh pelumas ke suatu sistem pendingin dan
dikembalikan lagi ke dalam sistem pelumasan pada suhu yang lebih
rendah, sesuai dengan persyaratan. Sebagai contoh panas yang
timbul dalam kontak roda gigi, sebagian besar diteruskan ke dinding
mesin.
26
27
28
C, agar
C dan 100
menggunakan rumus :
VI
LU
100
LH
Keterangan :
VI
= Viscosity Index
29
L dan H
dapat menunjukkan
ini
menunjukkan
kemampuan
pelumas
untuk
30
mencerminkan secara
No
Kandungan Logam
Indikasi
1.
Karat
Cr
2.
Si, Ca, Al
3.
4.
Na, Mg, Ca
5.
V, Na, Ni
6.
Ca, Ba, Mg
7.
Zn, P
atau
ausan
dari
komponen
C.Metode Analisis
1. Viskositas Kinematik pada suhu 40 oC berdasarkan metode
ASTM D-445
Prinsip :
yang
dipakai
dibersihkan
dengan
toluen
dan
dikeringkan.
b. Viscometer bath yang berisi minyak silikon dinyalakan dan diatur
pada suhu 40 oC.
c. Contoh dimasukkan ke dalam Viskometer sampai batas sampel.
d. Didiamkan selama 15 menit hingga suhunya homogen.
e. Contoh didorong dengan menggunakan bulp, setelah itu stopwatch
dinyalakan pada saat contoh berada pada batas awal dan dimatikan
setelah sampai batas akhir.
31
32
33
Cara kerja :
a. Viskometer
yang
dipakai
dibersihkan
dengan
toluen
dan
dikeringkan.
b. Viscometer bath yang berisi minyak silikon dinyalakan dan diatur
pada suhu 100oC.
c. Contoh dimasukkan ke dalam viskometer sampai batas sampel.
d. Didiamkan selama 15 menit hingga suhunya homogen.
e. Contoh didorong dengan menggunakan bulp, setelah itu stopwatch
dinyalakan pada saat contoh berada pada batas awal dan dimatikan
sampai batas akhir.
f. Waktu alir yang tertera pada stopwatch dicatat.
Perhitungan :
V=Cxt
Keterangan :
V = Viskositas kinematik (cSt).
C = Faktor (konstanta) viskometer (cSt/detik).
t = Waktu alir (detik).
temperatur
Perhitungan :
VI
L U
X 100
LH
Keterangan :
VI
= Viskositas Indeks
34
L dan H
Reduksi Iod oleh belerang dioksida (SO2) bila ada air dan basa
yaitu piridin.Dalam metode ini dipakai pereaksi Fischer (Fischer
Reagent) yang terdiri dari Iod, SO2, dan Piridin dalam Metanol mutlak
(anhydrous).Pereaksi ini ditambahkan pada contoh dalam Metanol
mutlak hingga semua air bereaksi. Kelebihan Iod sebagai indikator dan
titik akhir reaksi bila terbentuk warna cokelat merah.
Reaksi :
CH3OH + SO2 + H2O + I2 +3 R3N 3 R3NH+ + CH3OSO3- + 2 IAlat :
a. Alat Karl Fischer.
b. Syringe 1 ml.
Bahan :
a. Contoh Pelumas merk x
35
Suhu terendah pada saat nyala api diarahkan pada contoh uji
sehingga menyulut uap contoh uji pada kondisi pengujian yang
kemudian timbul nyala sesaat.
Alat :
a. Alat Flash Point SETA FLASH
Bahan :
Contoh Pelumas merk x.
Cara kerja :
a. Contoh dimasukkan ke dalam mangkuk uji yang sudah bersih dan
kering hingga batas yang ditentukan.
b. Diletakkan pada lubang pemanas.
c. Termometer dipasang hingga mengenai contoh.
d. Api dan pemanas dinyalakan dan diatur.
e. Termometer dibaca untuk setiap kenaikan 2 C dengan cara
melewatkan api pencoba ke dalam contoh sampai timbul nyala api
sesaat pada permukaan contoh.
36
Perhitungan :
Suhu langsung dibaca saat timbul nyala sesaat.
KClO4 + H2O
Alat :
a. Piala gelas 100 ml
b. Stirrer
c. Alat Metrohm 702 SM Titrino
Bahan :
a. Contoh Pelumas merkx.
b. Larutan campuran khlorobenzen dengan asam asetat glasial (2:1).
c. Larutan asam perkhlorat 0,1 N.
Cara kerja :
a. Ditimbang 1 gram contoh ke dalam beaker glass 100 ml.
b. Ditambahkan 60 ml larutan campuran khlorobenzen dengan asam
asetat glasial (2:1).
c. Disiapkan alat Metrohm 702 SM Titrino dengan elektrodanya.
d. Dimasukkan data-data (berat dan identitas sampel) pada alat
tersebut.
e. Alat akan menitar sampel tersebut secara otomatis sampai batas
volume yang ditentukan.
f. Hasil penitaran akan dimunculkan oleh alat tersebut dalam satuan
mg KOH/g.
37
Perhitungan :
Konsentrasi langsung dibaca pada alat.
Contoh
dicampur
dipusingkan(diputar)
pada
dengan
alat
heptana,
pemusing.
dikocok
Larutan
dan
minyak
38
Larutan contoh di dalam nebulizer diubah menjadi aerosol. Butiranbutiran halus atau aerosol tersebut dibakar dalam pembakar menjadi atom
bebasnya. Atom bebas tersebut kemudian tereksitasi dan kembali ke
keadaan dasar sambil mengeluarkan sinar emisi. Jumlah sinar emisi yang
tertangkap oleh detektor berbanding lurus dengan konsentrasi logam dalam
contoh. Absorbansi contoh diplot dengan kurva kalibrasi standar, maka
kadar logam dapat dicari.
Reaksi:
M+X- M+ + X- M M * M + energi emisi
Peralatan:
a. Tabung reaksi.
b. Labu takar 100 ml.
c. ICP-AES.
d. Syringe 1 ml.
Bahan:
a. Larutan xylene.
b. Larutan standar.
Prosedur kerja:
a. Dipipet contoh 1 ml ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 9 ml larutan xylene.
c. Dikocok hingga homogen.
d. Diperiksa dengan ICP.
Perhitungan :
Kadar dapat dilihat langsung dari alat.
D. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil
terhadap contoh
E. PEMBAHASAN ANALISIS :
1. Viskositas kinematik pada suhu 40oC dan 100oC
Hasil analisis menunjukkan bahwa viskositas kinematik sampel
pelumas bekas suhu 40 oC dan 100oC telah terjadi penurunan dan nilai
viskositas tidak sesuai dengan spesifikasi, hal ini dapat disebabkan oleh:
a. Adanya kontaminasi dengan bahan bakar
b. Tidak bekerjanya viscosity index improver, jika dalam minyak
aslinya ditambahkan additive ini
c. Tercampurnya pelumas dengan air
d. Penambahan pelumas yang memiliki nilai viskositas lebih rendah
39
40
sesuai
dengan spesifikasi.
air
dengan
minyak
selama
pemakaian
41
zat
tak
larut
heptanes
ini
menunjukkan
42
memberikan peluang untuk dapat mengetahui kondisi masingmasing komponen mesin.Sedangkan adanya logam silicon dapat
berasal dari kotoran dan debu.Untuk kandungan logam Kalsium dan
Magnesium sengaja ditambahkan pada pelumas sebagai bahan
aditif.Selain itu adanya kandungan logam natrium dapat diketahui
bahwa telah terjadi kontaminasi bahan bakar pada sampel.Adanya
kandungan logam Natrium dan krom dalam sampel dapat diketahui
bahwa sampel telah terjadi kebocoran pada air pendingin pada
mesin, hal ini juga ditandai dengan meningkatnya kandungan air
pada sampel pelumas bekas yang dianalisis.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa contoh
pelumasEngine, pelumasbaruyang dianalisis sesuai dengan spesifikasi dan
layak untuk digunakan. Sedangkan untuk hasil analisispelumas bekas dari
pelumas yang sama tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga pelumas
sudah tidak layak untuk dipakai.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis anatara lain :
1. Sebaiknya dilakukan uji akurasi data dari setiap instrumen yang
digunakan untuk menjamin data analisis di laboratorium.
2. Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang sudah diterapkan
dengan baik di laboratorium PT CORELAB Indonesia semoga dapat
dipertahankan dan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
3. Hubungan diantara sesama karyawan dan siswa yang melakukan
Prakerin sudah tercipta dengan baik dan hal ini tetap harus menjadi hal
yang utama dalam setiap kegiatan guna terwujudnya kinerja yang baik.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai L dan H untuk Viskositas Kinematik 400-1000C
45
46
47
48
49
50
51
52