Destilasi
Destilasi
RINGKASAN MATERI
PENYELESAIAN SOAL2
OPERASI TEKNIK
KIMIA
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERANCANGAN
KOLOM DISTILASI
PENDAHULUAN
Destilasi adalah suatu proses yang bertujuan
untuk memisahkan suatu campuran liquida
miscible dan volatile menjadi komponennya
masing - masing atau sekelompok komponen
tertentu.
Sebagai syarat dasar dari pemisahan suatu
komponen larutan dengan distilasi adalah
komposisi
uapnya
harus
berbeda
dengan
komponen liquidanya pada saat kesetimbangan.
Secara teoritis distilasi tidak menghasilkan
produk yang benar benar murni 100%, karena
semakin mendekati kemurnian 100% makin besar
pula kerja yang harus diberikan.
Sebagai dasar dari penyelesaian persoalan
distilasi adalah data kesetimbangan antara fase
liquida dan fase uap dari sistim yang di-distilasi.
Data lain yang sangat diperlukan dalam
penyelesaian soal distilasi dan absorpsi adalah
data
enthalpy
larutan
,
terutama
yang
berhubungan dengan panas latent, panas
pencampuran dan sebagainya.
Untuk larutan biner, enthalpy concentration
chart
banyak
diberikan
dalam
beberapa
literature.
Fraksinasi adala methode yang terbaik untuk
pemisahan larutan biner secara distilasi.
Rektifikasi
dapat
dianap
sebagai
flash
distilation yang disusun secara seri sedemikian
rupa sehingga uan dan liquida tiap stage
PARTIAL REBOILER
Reboiler pada gambar dibawah ini menguapkan
kembali sebagian dari liquida yang berasal dari
plate terbawah (V), dan sisanya diambil sebagai
produk bawah (B)
Uap yang dikembalikan kedalam kolom berkesetimbangan dengan produk bawah, masingmasing dengan kadar (YB dan Yr)
Jadi segitiga yang terbawah (segitiga cde)pada
gambar, menyatakan milik reboiler dan segitiga
berikutnya menyatakan plate terbawah (segitiga
abc)
Reboiler semacam ini disebut partial reboiler.
TOTAL REBOILER
Apabila produk bawah (B) langsung diambil dari
dasar kolom (berasal dari plate terbawah) dan
reboiler menguapkan seluruh liquida yang masuk
kedalamnya, maka reboiler semacam ini disebut
sebagai total reboiler.
Jadi (XW) = (XB) dan (L) = (V + B), selanjutnya
reboiler tidak merupakan plate ideal, karena (XB)
tidak berketimbangan dengan (Yr)
Dengan
demikian
segitiga
terbawah
pada
penentuan plate ideal secara McCabe & Thiele
dinyatakan sebagai plate terbawah
10
KEBUTUHAN
AIR
PENDINGIN
DAN
STEAM
PEMANAS
Umumnya kehilangan panas karena radiasi pada
kolom cukup kecil, sehingga dapat diabaikan dan
operasi kolom sendiri adiabatis
Pada kondensor (total) bila yang diembunkan
adalah (V), air pendingin masuk pada (T 1) dan
keluar pada (T2) serta pemanas pengembunan
molal uap campuran (), maka rate air
pendingin ,
(qR) = (V)()
maka
11
TOTAL REFLUKS
Slope garis rectifying, (R)/(R + 1) akan
bertambah besar dengan bertambah besarnya
refluks ratio (R), kalau (R) tak terhingga,
(V) = (L) dan slope = 1
Dalam keadaan seperti ini garis operasi
merupakan garis diagonal , kondisi ini disebut
disebut total refluks
Pada keadaan total refluks jumlah plate yang
diperlukan adalah minimum, tetapi berarti feed
dan kedua produk kolom adalah nol.
Artinya seluruh uap yang di embunkan pada
kondensor (total) dikembalikan kedalam kolom
dan seluruh liquida di dasar kolom diuapkan
kembali sementara feed tidak ada yang masuk.
Dalam keadaan seperti ini dapat pula dianggap
bahwa keadaan dimana diperlukan reboiler,
kondensor dan diameter kolom yang tak
terhingga ukuran-nya.
Apabila harga relative volatility () konstant,
maka jumlah plate minimum dapat ditentukan
secara
analitis
dengan
rumus
FenskeUnderwood
12
(N)min
-------------------------------------------Log ()
MINIMUM REFLUKS
Minimum refluks adalah suatu harga refluks ratio
untuk pemisahan yang diinginkan diperlukan
plate ideal yang tak terhingga jumlahnya.
Jadi dalam hal ini harga (V) aliran uap adalah
minimum yang berarti ukuran kondensor dan
reboiler juga minimum.
Untuk sistim dengan kurva kesetimbangan
normal, harga
(XD)/(Rmin 1), pada ordinat diperoleh dengan
menghubungkan titik (XD) pada garis diagonal
dengan pinch point yaitu titik potong
q-line dengan garis kesetimbangan.
Disamping itu, harga (R)m dapat dihitung
menurut rumus sebagai berikut, yang khusus
berlaku
bila
kurva
kesetimbangan
sistim
bentuknya normal, seperti rumus tersebut,
13
14
15
16
17
CONTOH SOAL
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
18
19
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM BENZENE - TOLUENE
20
21
22
PENYELESAIAN
a). Neraca Massa
(F) = 30.000 lb/hr = 349,5 lbmole/hr (BM
feed = 85,4)
(D) = 12.000 lb/hr = 153,3 lbmole/hr (BM
distilate = 78,42)
(B) = 18.000 lb/hr = 193,65
lbmole/hr (BM bottom = 91,67)
Fraksi mole
(XF) = 0,44 % mole , (Y F) = 0,56 %
mole
(XD) = 0,974 % mole , (YD) = 0,03 %
mole
(XB)
= 0,02 % mole
(YB)
0,98 %
mole
Gambar curva equilibrium sistim Benzene Toluena
Letakkan titik (XD) =
97,4 % mole, dan
memotong garis
Diagonal, (R) = 3,5
Letakkan titik (XD)/(R+1) pada sumbu Y ,
yaitu titik 0,216
Taris garis operasi atas (enriching line)
b). (b-1). Jka umpan masuk dalam kondisi
liquid jenuh
23
24
25
26
Di asumsikan bahwa
Suhu air masuk ke condenser = (T1) = 80 0C
Suhu air keluar dari condenser = (T2) = 150 0C
27
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM METHANOL WATER
28
29
30
31
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
32
33
34
Penyelesaian
a). Neraca Massa
(F) = 30.000 lb/hr = 349,5 lbm/hr
(D) = 12.000 lb/hr = 153,02 lbm/hr
(B) = 18.000 lb/hr = 196,35 lbm/hr
Fraksi mole
(XF) = 0,40 % mole , (YF) = 0,60 %
mole
(XD) = 0,97% mole , (YD) = 0,03 % mole
(XB) = 0,02 % mole , (YB) = 0,98 %
mole
b). Jumlah Theoritical plates = 11 buah
Feed masuk pada plate No.5
Plate No. 11 sebagai reboiler
c). Diketahui latent heat masing masing
komponen
() benzene = 7.360 kal/g.mol
() toluene = 7.960 kal/g.mol
Kalor penguapan rata-rata dari Feed
= (0,44)(7.360) + (0,56)(7.960)
kal/g.mol
= (7.696) kal/g.mol = (7.696)
(1,8)(BM AV)
= (7.696)(1,8/85,8) = 161,5
Btu/lb
BM benzene = 78, BM benzene = 92
(BM)AV = (% vol)(BM) benzene + (%vol)
(BM) toluene
35
36
37
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM BENZENE - TOLUENE
38
39
PENYELESAIAN
Kalor penguapan rata-rata dari Feed
= 13.800 Btu/lbmole.0F
= (13.800)/(BM) Btu/lb.0F = (13.800)/(85,70)
Btu/lb.0F
= (161,03) Btu/lb
Digunakan untuk mencari umpan masuk
kolom (q)
(q) = (1) + [(cp)L ((Tb TF)]/[]
(q) = (1) + [(0,44)(93,7 54,6)]/[161,03]
= (1) + 0,11 = 1,11
(cp)L = kalor spesifik feed = 0,44
(Tb) = titik didih feed = 93,7 0C
(TF) = suhu feed masuk kedalam kolom =
54,6 0C
(Feed dalam keadaan panas)
Sehingga didapat kemiringan garis umpan (q
line)
(SLOPE) q = (q)/(q-1) = (1,11)/( 0,11) =
10,09
Gambar garis (q) agak miring kekanan
Pada gambar, jumlah tray minimm 8 buah
40
41
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM BENZENE - TOLUENE
42
distilasi
sistim
43
44
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM ETHANOL - WATER
45
distilasi
sistim
46
47
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM METHANOL - WATER
48
sistim
49
50
PERANCANGAN ALAT
KOLOM DISTILASI
SISTIM BENZENE - TOLUENE
51
sistim
52
PERANCANGAN
KOLOM ABSORPSI
53
54
CONTOH SOAL
PERANCANGAN ALAT
KOLOM ABSORPSI
55
56
PERANCANGAN ALAT
KOLOM ABSORPSI
SISTIM AMONIA WATER
57
58
a).
Jika
kecepatan
gas
adalah
setengan
kecepatan pembanjir,
berapakah diameter diameter menara
b). Berapakah penurunan tekanan jika bagian
yang berisian adalah
setingi 20 ft
Berat molekul, udara = (0,21)(O 2) + (0,79)(N2) =
29
Berat molekul, NH3 (amonia) = 17
Sehingga Berat Molekul rata-rata gas umpan
(udara) adalah
= (29)(0,98) + (0,02)(17) = 28,76
Data (gc) = 32,174 ft/lbf.det2 , Viscositas water
= 1 centipoise
Pakai kurva, fig-4 (Buku McCabe-II p-167)
59
PERANCANGAN ALAT
KOLOM ABSORPSI
SISTIM ACETONE WATER
60
sistim
61
PENYELESAIAN
Kondisi udara masuk kedalam tower
Rate = 30,0 kg.mole/hr = (30,0)(2) lb.mole/hr
= 60,0 lb.mole/hr
Kondisi operasi
T = 300 K = (37) 0C = [(37)(1,8) + 32] 0F =
98,6 0F
62
63
64
PERANCANGAN ALAT
65
KOLOM ABSORPSI
SISTIM SO2 WATER
66
67
68
PERANCANGAN ALAT
KOLOM ABSORPSI
SISTIM CO2 WATER
69
70
PERANCANGAN
BEJANA (VESSEL)
BERSEKAT
DENGAN PENGADUKAN
71
72
73
74
(C)
Untuk turbin yang serupa untuk kurva
(B) tetapi dengan daun miring
(D)
Untuk tangki tanpa sekat
Jadi dipakai kurva no.A
75
76
77
78
79
80
PERANCANGAN
ALAT EVAPORATOR
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
PERANCANGAN
ALAT
HEAT EXCHANGER
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
PERANCANGAN
ALAT
CRYSTALLIZER
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
DENGAN PEMANASAN
124
Feed
Evaporatio
n
Mother
liquor
Yield
Total
100
50
Na2CO3
25
---
H2O
75
50
35,46
10,46
25
14,54
14,54
Note
Given
Given
Mother liquor
(29,5) parts Na2CO3
= [ ------------------------------] X
(10,46) lb Na2CO3
(70,5) parts water
(25) lb water
125
PERANCANGAN
ALAT
EXTRACTOR
126