Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengemas Primer
Digunakan vial karena vial terbuat dari gelas / kaca . Gelas merupakan salah
satu bahan pengemas yang pada dasarnya bersifat inert secara kimiawi, tidak
permeable, kuat, keras, dan disetujui FDA. Gelas tidak menurun mutunya pada
penyimpanan dan dengan sistem penutupan yang sekucupnya dapat menjadi suatu
penghalang yang sangat baik terhadap hampir semua unsur kecuali cahaya. Gelas
diperoleh melalui leburan bersama dari soda, batu kapur dan kuarsa, merupakan
suatu leburan dingin serta terdiri dari kisi SiO4- tetraeter, yang terdeposit didalam
ruang-ruang antar ion Na+ dan Cl- . gelas kapur natrium normal terdiri 75% SiO2.
15% Na2O dan 10% CaO. Kualitas gelas yang berbeda ditandai oleh kelas hidrolitik
atau kompleks resistensi. Melalui proses manipulasi permukaan, resistensi hidrolitik
gelas dapat sangat diperbaiki (dikompenansi). Pelepasan alkali sangat dikurangi air
(diuapi) pada suhu tinggi. Gelas berwarna yang digunakan untuk menyimpan bahan
obat peka cahaya, diperoleh melalui penambahan logam oksida.

2. Pengemas Sekunder
Kemasan sekunder diperlukan untuk melindungi kemasan
primer selama dalam penyimpanan di gudang, saat transportasi,
dan saat didistribusikan ke pelanggan partai besar maupun
pelanggan eceran. Kemasan sekunder juga untuk mengantisipasi
moda transportasi serta kondisi jalan pada sistem distribusinya.
Sesuai dengan fungsinya untuk melindungi kemasan primer,
kemasan sekunder dapat berbentuk tatakan (tray), pembungkus
(wrapper), pengikat (binder), dan dapat terbuat dari bahan karton,
plastik, tali, film pembungkus (wrapper) serta karton atau kardus
(corrugated outer) disebut sebagai secondary packaging atau
supporting packaging (kemasan penunjang).
kemasan sekunder maupun kemasan penunjang berfungsi
menjamin supaya kemasan primer sampai ke tangan konsumen
selalu dalam keadaan baik. Karena itu, kemasan sekunder harus
didesain sedemikian rupa agar kemasan primernya selalu aman,
tidak berdebu, tidak terkelupas, tidak rusak, patah, penyok, dan
tidak berubah warna.
Kemasan sekunder merupakan satu kesatuan dengan
kemasan primer. Pada produk yang kemasan primernya
menggunakan bahan flexible, sering kali diperlukan kemasan

sekunder yang lebih kuat untuk melindungi produk maupun


kemasan primernya. Contoh: kemasan primer polybag, stand-up
pouch, dan sachet yang tidak mempunyai kekuatan untuk
melindungi diri dari kekuatan luar. Karenanya, mereka memerlukan
bantuan kemasan sekunder selama penyimpanan transportasi dari
pabrik, distributor, toko, hingga sampai ke tangan konsumen.
3. PENGEMAS TERSIER

Tertiary packaging atau sering juga disebut dengan


transport packaging adalah kemasan yang digunakan untuk
menggabungkan seluruh kemasan sekunder untuk
memudahkan proses transportasi dan mencegah kerusakan
produk. Contoh dari kemasan tersier adalah palet (kayu,
cardboard, plastic) dan shrink wrap yang digunakan untuk
memudahkan proses transportasi dan melindungi sekumpulan
produk yang sudah dikemas dalam kemasan sekunder
(kardus).

Anda mungkin juga menyukai