Skrip Si
Skrip Si
PENDAHULUAN
bagaimana
pengaruh
teknik
pembesaran
gambar
maka
aspek
terimaan
dipertimbangkan.
dosis
radiasi
juga
harus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar II.2. Sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan interaksi electron dengan inti atom target.
(Sumber : The Essential Physics of Medical Imaging, Busberg,2002,hal 101)
1.
2.
Pertebaran
Apabila berkas sinar-X melalui suatu bahan atau suatu zat,
maka berkas tersebut akan bertebaran ke segala arah, menimbulkan
radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan/zat yang dilaluinya.
3.
Penyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai
dengan berat atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi
kepadatan atau berat atomnya, makin besar penyerapannya.
4.
Efek Fotografik
Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perakbromida) setelah diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar
gelap.
5.
6.
Ionisasi
Efek primer sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat
akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut.
7.
Efek Biologis
Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik
pada jaringan.
II.3.
Pesawat Sinar-X
sinar-X
adalah seperangkat
komponen untuk
Tabung sinar-X adalah ruang hampa yang terbuat dari kaca tahan
panas yang merupakan tempat sinar-X diproduksi. Tabung sinar-X adalah
komponen yang utama yang terdapat pada pesawat sinar-X.
10
11
a. Katoda
Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda
disisipi kawat pijar (filamen) yang menjadi sumber elektron pada
tabung sinar-X. Filamen terbuat dari kawat wolfram (tungsten)
digulung dalam bentuk spiral. Bagian yang mengubah energi kinetik
elektron yang berasal dari katoda adalah sekeping logam wolfram yang
ditanam pada permukaan anoda.
b. Anoda
Anoda atau elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi
anoda disini berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Anoda
merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron yang
dilengkapi dengan focus (focal spot).
c. Foccusing cup
Focusing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi
sebagai alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target
agar elektron tidak terpancar ke mana-mana. Ukuran focus pada anoda
ada dua, yaitu fokus besar (large focus) dan fokus kecil (small focus)
bergantung pada pemilihan nilai arus tabung yang digunakan. (4)
d. Rotor atau stator
Rotor atau stator ini terdapat pada bagian anoda yang berfungsi
sebagai alat untuk memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya terdapat
pada tabung sinar-X yang menggunakan anoda putar. Keuntungan
12
sinar-X
agar
menjadi
vacum
atau
kata
lainnya
II.5. Makroradiografi
13
geometry
yang
disebabkan
oleh
magnifikasi
dalam
teknik
SOD
SID
objek
OID
bayangan
Gambar II.6. Skema variabel pembentukan bayangan: SOD, SID, OID, Ukuran
focus (F), ukuran objek dan bayangan
(Sumber: Fundamental Physic of Radiology, Merideth, 1977)
15
.(II.1)
SOD
d
SID
B
objek
OID
bayangan
Gambar II.7. Geometri pembesaran gambar pada ukuran focal berbentuk bidang
(Sumber: Crestens Fhysics of Diagnostic radiology, 1984)
16
= + 1 ( )..(II.2)
Dimana
M=ukuran
pembesaran
bayangan
sesungguhnya,
radiografi
ini
adalah
menurunkan
ketajaman
gambar
17
= . . (II.3.)
18
II.6. Dosimetri
Dosimetri merupakan kegiatan pengukuran dosis radiasi
dengan teknik pengukurannya didasarkan pada pengukuran ionisasi
yang disebabkan oleh radiasi dalam gas, terutama udara. Dalam
proteksi radiasi, metode pengukuran dosis radiasi ini dikenal dengan
sebutan dosimetri radiasi. Selama perkembangannya, besaran yang
dipakai dalam pengukuran jumlah radiasi selalu didasarkan pada
jumlah ion yang terbentuk dalam keadaan tertentu atau pada jumlah
energi radiasi yang diserahkan kepada bahan. Berikut ini akan dibahas
besaran-besaran dan satuan-satuan dasar dalam dosimetri.
Meskipun
dosis
serap
semula
didefinisikan
untuk
19
D = dE / dm .. (II.4.)
20
dengan DT.R adalah dosis serap yang dirata-ratakan untuk daerah organ
atau jaringan T yang menerima radiasi R, sedangkan wR adalah faktor
bobot dari radiasi R. Satuan dosis equivalen yaitu Sievert disingkat
dengan Sv. Sebelumnya dosis ekuivalen diberi satuan Rem (Roentgen
equivalent man atau mammal).
21
II.6.4. Paparan
Paparan pada mulanya merupakan besaran untuk menyatakan
intensitas sinar-X yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam
jumlah tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka paparan (X)
dapat dirumuskan dengan(8):
X = dQ / dm (II.7.)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini
dilaksanakan
di
Rumah
Sakit
Bhayangkara
2.
Merek
: Thosiba
b.
Buatan
c.
Unit Model
: E7252X
d.
Ser. No
: 0B113
e.
Max Voltage
: kV = 150
f.
Focal spot
: 1.2x1.2 mm
3.
Kaset dan lembar intesifying screen (IS) green emitting merek fuji
ukuran 24x30 cm.
4.
5.
23
6.
7.
Pendosemeter.
8.
24
Melakukan Variasi
Magnifikasi
Pengukuran Dosis
Pengolahan Film
Pengukuran Bayangan
Hasil
Analisis
Kesimpulan
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
Magnifikasi
1,00
SOD
90 cm
OID
0 cm
2.
1,25
72 cm
18 cm
3.
1,50
60 cm
30 cm
4.
1,75
51.4 cm
38.6 cm
5.
2,00
45 cm
45 cm
6.
2,25
2,50
40 cm
50 cm
54 cm
7.
36 cm
Tabel IV.2. Nilai ukuran bayangan dari berbagai variasi nilai magnifikasi
No.
m
(magnifikasi)
1
2
3
4
5
6
7
1,00
1,25
1,50
1,75
2,00
2,25
2,50
Ukuran
Bayangan
Manual Rumus
(cm)
(cm)
2,30
2,90
3,50
4,10
4,70
5,30
5,80
2,30
2,87
3,45
4,02
4,60
5,17
5,75
Selisih ukuran
bayangan (cm)
0,02
0,05
0,07
0,10
0,12
0,05
27
dan II.8. dan menggunakan rumus (II.3). Cara lain mengukur nilai
ketidaktajaman geometry (Ug) dapat dihitung dengan mengukur
diameter bayangan yang terjadi yang disebut ukuran bayangan
sesunggunya (true magnification) yang diberi symbol M, dikurangi
dengan ukuran diameter koin yang diberi symbol m. Hasil
pengurangan
ini
dibagi
dua,
inilah
sebenarnya
nilai
dari
No.
m
(magnifikasi)
1
2
3
4
5
6
7
1,00
1,25
1,50
1,75
2,00
2,25
2,50
Geometric Unsharpness
(Ug)
Rumus
Manual (cm)
(cm)
0,3
0.3
0,6
0,6
0,9
0,84
1,2
1,2
1,5
1,5
1,75
1,8
Selisih
ukuran
bayangan
(cm)
0.06
0.05
28
No.
Magnifikasi
1
2
3
4
5
6
7
1,00
1,25
1,50
1,75
2,00
2,25
2,50
29
30
2
1,5
1
Manual
0,5
Rumus
0
1
1,25
1,5
1,75
2,25
2,5
Magnifikasi
31
IV.2.2
dosis radiasi
Berikut adalah grafik hubungan antara magnifkasi dengan nilai
paparan dosis radiasi :
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0
0,5
1,5
32
2,5
nilai
magnifikasi
terhadap
ketidaktajaman
gambar
33
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan beserta hasil yang telah
dicapai, maka dapat disimpulkan :
1. Pengaruh magnifikasi yang ditetapkan berhubungan dengan penempatan jarak
OID dan SOD untuk menghasilkan ukuran bayangan pada film. Secara umum
tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengukuran bayangan secara
manual maupun dengan menggunakan perhitungan rumus. Sedangkan
pengaruh magnifikasi terhadap ketidaktajaman geometri berbanding lurus,
dimana semakin besar nilai magnifikasi yang digunakan maka semakin besar
pula ketidaktajaman geometri yang dihasilkan.
2. Pengaruh variasi nilai magnifikasi terhadap terimaan dosis paparan radiasi
pada pasien diperoleh hasil yang linear, dimana semakin besar nilai
magnifikasi yang ditetapkan, sehingga semakin besar nilai dosis yang akan
diterima pasien karena jarak pasien dengan sumber radiasi semakin dekat.
34
V.2 Saran
1.
2.
35
DAFTAR PUSTAKA
36