PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembagan ilmu
pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam
perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah
berkembang, tidak ada satu negara yang sudah maju dan berhasil dalam
pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan bidang penelitian.
Di negara-negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya
penelitian sudah begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan
penelitian tidak pernah dipertanyakan lagi. Di negara-negara yang sedang
berkembang, penelitian memegang peranan penting sekali, yaitu meliputi aspekaspck pemasaran, penerapan teknologi, alat-alat petunia, pcngangkutan scrta
pcrangsang industti. Manfaat dari penelitian, banyak studi menyimpulkan bahwa
kontribusi dari pcnelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
kepaduan
penelitian
tersebut.
Menurut
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Pembaca dapat memahami macam dan jenis penelitian kuantitatif.
2. Mengetahui karakteristik, kelebihan dan kekurangan pendekatan kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Rancangan Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, salah satu langkah yang penting
ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan
bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsung proses penelitian
secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Tanpa desain
yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik
karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas
Sarwono(2006:96).
Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan matang tentang hal-hal yang dilakukan. Rancangan penelitian diartikan
sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian (PPKI, 2012:18).
Penelitian dirancang berdasarkan informasi tinjauan pustaka (literatur)
untuk menekankankan karakteristik dan kualitas metode yang dipilih. Metode
penelitian yang dipilih terdiri dari metode kuantitatif, metode kualitatif, atau
campuran metode kuantitatif dan kualitatif (Hamilton & Clare; Gay, dkk., 2006).
Sedangkan Creswell (2016:16) mengatakan rancangan penelitian merupakan
jenis-jenis penelitian dalam pendekatan-pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
metode campuran yang memberikan arah khusus bagi prosedur dalam suatu
penelitian.beberapa orang menyebutnya dengan strategi penelitian
Menurut Mukhadis (2015:218) isi esensi dalam uraian rancangan
penelitian adalah paparan tentang rancangan penelitian yang dipilih sesuai dengan
pendekatan
penelitian
menjelaskan rencana
yang
digunakan.
Rancangan
penelitian
bertujuan
dan pengukuran empiris. Peneliti kuantitaif merasa mengetahui apa yang tidak
diketahui sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana
kegiatan yang bersifat apriori dan definitif.
Menurut Margono (2011),Thoifah(2016), Penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang kita ketahui. Sedangkan
menurut Subana & Sudrajat (2005:25) mengungkapkan bahwa tujuan penelitian
kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu
fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antarvariabel,
dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan
pemahaman, atau mendeskrpsikan banyak hal.
Dari metode, penelitian kuantitatif
umumnya
menekankan
pada
experiment), (b) penelitian eksperimen atau sungguhan (true experiment), dan (c)
penelitian quasi eksperimen (quasi experiment). Sedangkan penelitian non eksperimen dibedakan menjadi beberapa penelitian, antara lain: (a) penelitian histori
(history research) (b) penelitian deskriptif (descriptive research), (c) penelitian
korelasional (corelational research), penelitian kausal komparatif (causal
comparative research), (d) penelitian survei (survery research), (e) penelitian
expost facto (expost facto research) dan (f) penelitian kausal komparatif (causal
comparative research), Pengelompokkan ragam dan jenis rancangan penelitian
kuantitatif dapat dilihat pada diagram berikut:
&
Sudrajat
(2005:88)
merupakan
kegiatan
penelitian
yang
sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni: sumber primer (yang ditulis oleh
pihak langsung mengalami peristiwa) dan sumber sekunder yang ditulis oleh
pihak yang hanya mendengarkan cerita orang yang mengalami. Mengingat sifat
itu maka peneliti sejarah harus pandai-pandai memilih sumber. Peneliti sejarah
adalah seorang kritikus yang harus melakukan kritikannya secara eksternal
maupun internal.
2. Rancangan Penelitian deskriptif.
Arikunto (2013: 234) mengatakan didalam penelitian deskriptif tidak
diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadapa perlakuan. Penelitan deskrptif
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya
dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang
umum adalah bahwa penelitian deskrpitif tidak dimasudkan untuk menguji
hipotesis. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya penelitian dilakukan. Subana dan Sudarajat (2005:25)
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat
penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Pada penelitian deskriptif,
peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat penelitan berlangsung.
Seperti pemberian treatment, dan kontrol terhadap variabel luar.
Penelitian deskriptif
menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti
secara tepat (Sukardi,2016:157). Trianto (2011:197) Penelitian deskriptif ialah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi saat sekarang. Mukhadis (2016:220) mengatakan Penelitian deskriptif
bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan (memaparkan), memetakan,
atau mencandra suatu peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini. Konteks
peristiwa masa kini yang dijadikan objek kajian lazimnya memiliki nilai kekinian,
atau kebaruan (up to date), dan belum banyak dikaji dan di ungkapkan baik secara
teoritis
maupun
empiris.Contoh,
objek
dalam
bidang
pendidikan
dan
korelatif
antarvariabel
mengacu
pada
kecenderungan
bahwa
munculnya fenomena variasi suatu variabel dan dikuti oleh fenomena variasi
variabel yang lain. Fenomena variasi suatu variabel akan diikuti oleh variabel lain
yang disebut sebagai varian, dan pemuculan fenomena variasi variabel yang
mengikuti varibel lain tersebut lazim disebut sebagai kriterion. Hubungan kedua
variabel (varian dan kriterion) dapat berupa berhubungan semetris atau pun
asimetris. Hubungan antarvariabel dikatakan bersifat asimetris, manakala kedua
hubungan bersifat timbal balik. Dalam konteks ini hubungan kedua variabel dapat
dirumuskan karena siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka
menjadi penyebab hasil belajarnya pun menjadi tinggi. Namun dapat juga terjadi
sebaliknya, yaitu dengan rumusan karena dipicu/didorong oleh hasil belajar yang
Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Adanya
hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis bahwa suatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel
tertentu. Penelitian ini mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat
dilakukan denga baik dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok
pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program atau mengalami kejadian yang berbeda. Sebagai contoh, sejumlah
keluarga yang tingkat sosial ekonominya sama, sebagian keluarga pada waktu ibunya hamil sangat memperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi makanan,
sebagian keluarga lainnya kurang memperhatikan gizi makanan. Apabila anakanak dari keluarga yang memperhatikan gizi lebih sehat dari yang tidak memperhatikan gizi, maka dapat diperkirakan penyebabnya adalah karena masalah gizi
6. Rancangan penelitian kausal komparatif
Dalam penelitian perbandingan sebab akibat (causal comparative), expost
facto, peneliti berupaya menentukan penyebab atau alasan perbedaan perilaku
atau status kelompok. Pendekatan dasar causal-comparative adalah retropesctive,
yaitu dimulai dari akibat dan mencari kemungkinan penyebabnya(Leo, 2013:99)
Penelitian kausal komparatif bertujuan untuk mengungkapkan kemungkinan
adanya hubungan atau pebedaan yang bersifat sebab akibat antarvariabel dengan
tanpa memanipulasi suatu variabel bebasnya. Artinya, hubungan atau perbedaan
sebabakibat antarvariabel akan di uji tingkat signifikansinya telah terjadi dalam
keadaan sebagaimana adanya dalam kondisi yang alami. Ciri kondisi yang alami
ini yaitu kondisi penelitian yang tanpa dibarengi dengan upaya manipulasi atau
memberikan suatu perlakuann(treatment) baru. Penelitian dengan rancangan ini
dilaksanakan dengan cara melakukan
ini lebih bersifat expose facto. Artinya data penelitian dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dijadikan objek kajian telah terjadi (peristiwanya telah terjadi).
Oleh karena itu rancangan penelitian ini sangat tepat digunakan dalam berbagai
keadaan. Kelemahan utama dari rancangan expose facto ini adalah tidak dapat
melakukan kontrol terhadap variabel bebas sebagai fenomena sebab-akibat yang
terjadi lebih dahulu dari pada variabel terkat yang mengikutinya.
b. Rancangan Penelitian Eksperimen
1. Rancangan penelitian eksperimental
Mukhadis (2016:225) mengungkapkan pembeda utama antara rancangan
penelitian kausal komparatif dengan rancangan penelitian eksperimental terletak
pada sifat manipulasi variabelnya. Dalam rancangan penelitian kausal komparatif
peran suatu fenomena sebagai variabel bebas (variabel kriterian) tidak dapat di
manipulasi. Sedangkan
pada rancangan
(2016:)
menyatakan
Rancangan
ini
digunakan
untuk
X= Sebagai notasi adanya variabel bebas sebagai perlakuan alternatif (perlakuan baru
perlakuan atau pcngukuran dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang
berbeda sesuai rancangan. Upaya pengontrolan dengan teknik ini dilakukan
dengan memperbanyak jumlah kelompok eksperimental dan kontrol yang tidak
hanya dua kelompok. Mungkin jumlah kelompok eksperimental dan kontrol dapat
dibuat menjadi empat sampai delapan kelompok. Dengan maksud untuk lebih
memungkinkan dalam melakukan acak atau silang terutama terhadap urutan
perlakuan dan urutan pengukuran dari setiap kelompok sesuai rancangan. Cara
yang terakhir ini kiranya dapat mempertinggi validiras internal dan eksternal
temuan penelitian yang menggunakan rancangan pcnelitian eksperimental
sungguhan.
Terdapat beberapa alternatif jenis rancangan penelitian eksperimental
sungguhan yang dapat dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan. Ragam alternatif rancangan panelitian eksperimental sungguhan
secara umum dapat dipilah menjadi tancangan pascates dengan pemilahan
kelompok eksperimen dan kontrol secara acak individu; rancangan prates dan
pascates dengan pemilahan kelompok eksperimen dan kontrol secara acak
individu; dan rancangan gabungan dari alteratif pertama dan kedua (rancangan
Solomon). Uraian ketiga ragam alternatif rancangan eksperimental sungguhan
secara singkat diberikan sebagai berikut.
a) Rancangan Pascates dengan Pemilahan Random Individu. Rancangan
penelitian ini dapat digambarkan hubungan antara kelompok subjek/objek
yang diperankan sebagai kelompok eksperimental dan kelompok kontrol,
perlakuan alternatif terhadap kelompok subiek/ objek yang terancang, dan
proses observasi (pengukuran) pengaruh perlakuan sebagai pascates pada
Tabel 2.2. Berdasarkan Tabel 2.2 notasi R = sebagai notasi adanya random
individu dari pengelompokan subjek/objek penelitian; Eksp = sebagai notasi
adanya kelompok eksperimental; Kont = sebagai notasi adanya kelompok
kontrol; X = sebagai notasi adanya variabel bebas yang dimanipulasi sebagai
perlakuan alternatif (baru); dan O = sebagai notasi adanya observasi tcrhadap
akibat dari suatu perlakukan alternatif (X), dari kelompok eksperimental
(O1), dan dari kelompok kontrol (O2). Pada Rancangan jenis ini, subjek
setelah diacak dengan acak individu untuk menentukan kedua kelompok
pcngukuran melalui pra-tes dan pasca-tes dalam rancangan ini disajikan pada
Tabel 2.3. Rancangan penelitian yang disajikan pada Tabel 2.3 mirip sebagaimana
rancangan penelitian eksperimental pada Tabel 2.3. Pembedanya pada rancangan
penelitian ini ada sintaks melakukan pengukuran prates sebelum perlakuan
alternatif baru dilakukan. Hasil pengukuran sebelum perlakuan alternatif
dilakunkan diberikan notasi O1 dan O2. Notasi O1 = menunjukkan hasil
pengukuran prates untuk kelompok eksperimen, dan Notasi O2 = menunjukkan
hasil pcngukuran pratcs untuk kelompok kontrol. Sedangkan pada rancangan jenis
ini, penentuan kelompok subjek/objek juga melalui acak individu. Kelompok
eksperimental diberi perlakuan alternatif baru (X), sedangkan kelompok kontrol
diberikan perlakuan sebagaimana yang telah berlangsung selama ini (tidak
diberikan perlakuan alternatif barn sebagaimana pada kelompok eksperimental).
(O3) sebagai representasi hasil pengukuran setelah pcrlakuan alternatif (X) selesai
(pascates) untuk kelompok eksperimental, dan (O4) sebagai representasi hasil
pcngukuran setclah perlakuan selesai (pascates) pada kclompok kontrol.
Pengujian signifikansi perbedaan pengaruh perlakuan altematif melalui uji
perbedaan rerata hasil pengukuran pascates (O3) untuk basil pascates kelompok
eksperimental, dan (O4) untuk hasil pascates kelompok kontrol. Penggunaan
rancangan penelitian jenis ini, apabila terjadi perbedaan secara statistik yang
signifikan antara (O3) dan (O4), peneliti secara metodologis dapat melakukan
klaim bahwa perbedaan itu memang hanya diakibatkan oleh pemberian pcrlakuan
alternatif yang terancang (X). Artinya, dari sisi validitas internal hasil penelitian
lebih dipertanggungjawabkan. Sebab peneliti dapat melakukan kontrol setidaknya
terhadap kondisi sebelum diberikan perlakuan dari kedua kelompok subjek
tersebut sama (tidak berbeda) berdasarkan hasil uji beda hasil pengukuran prates
kedua kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2). Namun, apabila
ternyata hasil uji beda antara (O1) dan (O2) berbeda secara signifikan, maka
faktor basil prates dapat dijadikan sebagai kovariat dalam analisis data uji
signifikansi perbedaan antara (O3), dan (O4). Dalam keadaan seperti yang
terakhir ini, peneliti perlu melakukan modifikasi alternatif rumus statistik yang
digunakan untuk melakukan analisis data dalam melakukan uji hipotesis.
Pemilahan Random Individu, dan dua kelompok yang lain sebagai representasi
Rancangan Prates dan Pascates dengan Pemilahan Kelompok Random Individu.
Rancangan jenis ini dimaksudkan untuk mcngbasilkan variasi perlakuan antar
kelompok yang sempuma, baik pada pengukuran prates (O3, dan O4), maupun
pada kelompok yang tidak: dikenai pengukuran prates (--), lalu diberikan suatu
pengalaman baru (X) untuk kelompok eksperimental, dan perlakuan scbagaimana
yang selama ini berlangsung untuk kelompok kontrol (--), dan pada akhir
perlakuan diberikan pengukuran pascates untuk melihat akibat pengaruh
perlakuan alternatif dan pcrlakuan yang selama ini berlangsung (perlakuan lama)
melalui (O1), (O2), (O5), dan (O6).
Rancangan
ini
memiliki
kelebihan
memperkecil
atau
bahkan
Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
X
O1
R
Kont.
O2
R
Eksp.
O3
X
O5
R
Kont.
O4
O6
Tabel 2.5 Rancangan Eksperimental Sunngguhan Solomon dengan Random
individu
menguji signifikansi pebedaan dari suatu fenomena yang bersifat sebab-akibat; (2)
memanipulasi suatu fenomena atau faktor yang diperankan sebagai variabel bebas
(perlakuan alternatif) dalam fenomena hubungan sebab-akibat; (3) menentukan
signifikansi besaran pengaruh fenomena yang diperankan sebagai faktor penyebab
(variabel bebas) terhadap variabel terikat yang diperankan sebagai fenomena
akibat (variabel tergantung); (4) menguji hipotesis yang dibanguq bcrdasarkan
kebenaran teoritis berdasarkan data empiris dengan menggunakan kriteria taraf
signifikansi tertentu; dan (5) mempertimabangkan teknik pengontrolan terhadap
kemungkinan adanya kontaminasi variabel lain selain variabel utama yang
dirancang untuk meningkatkan validitas internal temuan penelitian.
Berdasarkan kelima pcrsamaan sintaks dan tujuan dari kedua jenis
rancangan tersebut, terdapat satu sintaks yang memiliki tujuan yang sama, tetapi
mempunyai cara operasional yang berbeda. Satu sintaks yang dimaksud yaim
dalam upaya melakukan pengontrolan terhadap kcmungkjnan kontaminasi variabl
lain selain variabel bebas utama yang dirancang. Cara pcngontrolan terhadap
kemungkinan kontaminasi variabel lain selain yang dirancang dalam rancangan
penelitian eksperimental sungguhan dilakukan berdasarkan pada rancangan
penelitian. Terutama dalam upaya penggunaan teknik sampling yaitu dilakukan
secara acak individu (random individu). Sedangkan dalam rancangan penelitian
eksperimental semu cara pengontrolan terhadap variabel yang dimaksud
berdasarkan pada pcnggunaan teknik statistik, bukan pada rancangan penelitian.
Hal ini disebabkan teknik sampling dalam rancangan eksperimental semu
dilakukan secara acak kelompok (random kelompok), bukan random individu.
Teknik sampling yang digunakan pada rancangan eksperimental scmu yang tidak
dapat dilakukan dengan random individu ini dalam beberapa literatur dikenal
dengan sebutan assignment random sampling (Wellington 2015; Johnson &
Cristensen, 2004; Tuckman, 1999).
Penggunaan assignment random sampling pada rancangan penelitian
eksperimental semu ini, artinya tidak memberikan kemungkinan kesempatan yang
sama terhadap individu untuk menjadi sampel. Namun, hanya memberikan
kesempatan yang sama pada unit kelompok atau kelas untuk memungkinkan
menjadi sampel. Hal ini lazim terjadi, utamanya dalam penelitian pendidikan dan
pembelajaran yang dihadapkan pada realita penataan kelas yang sudah terbentuk
di suatu lokasi penelitian, serta tidak mungkin secara administrasi untuk diubah.
Misalnya, penelitian dengan sampel siswa kelas 10 SMK di semester dua yang
sedang berjalan, atau dengan sampel siswa kelas 11 yang sudah berjalan. Kondisi
kelas secara administrasi sudah terbentuk, dan kecil kemungkinan untuk
dilakukan random individu untuk mengubah pengelompokan kelas yang sudah
ada. Hal ini bila dipaksakan oleh peneliti akan mengganggu administrasi kelas
yang sudah tertata dan kemungkinan besar pimpinan sekolah merasa keberatan.
Dalam kondisi seperti ini, penggunaan teknik sampling random
assignment yang paling cocok, dengan jenis rancangan yang dipilih dan yang
cocok dengan rancangan eksperimental semu. Pertanyaan lebih lanjut terkait
dengan penetapan sampel dengan teknik assignment random sampling yaitu
bagaimana peneliti memastikan kesepadanan (matching) kondisi awal antar
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol? Jawaban atas pertanyaan ini
perlu dilakukan pengukuran dan pengujian atas kesepadanan kondisi awal antar
kelompok dengan teknik statistik tertentu. Kondisi awal antar kelompok ini yang
perlu dipertimbangkan sangat tergantung pada karakteristik sampel dan
karakteristik variabel terikat yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel
bebas yang dirancang. Dalam konteks penelitian pembelajaran di kelas, sebagai
kondisi awal kelompok dapat berupa kemampuan bekal ajar awal, IQ, motivasi,
minat, latar belakang pcndidikan, sarana prasarana, dan status sosial ekonomi
orang tua, dan lain sebagainya. Berdasarkan karakteristik sampel, variabel
tergantung yang diamati, dan faktor pendukung yang lain, peneliti memilih dan
menentukan kondisi awal (kelompok eksperimental dan kontrol) yang harus
dipertimbangkan kesepadanannya, diukur, dan diuji dcngan teknik statistik
tertentu.
Bilamana hasil uji dengan teknik dan rumus statistik tertentu, hasil kondisi
awal yang dimaksud tidak berbeda signifikan, maka dikatakan kondisi awal
sepadan sebelum dilakukan eksperimental antara kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol. Namun, bilamana hasil uji dengann teknik dan rumus statistik
tertentu, hasil kondisi awal yang dimaksud berbeda signifikan, maka dapat
dikatakan kondisi awal tidak sepadan sebelum dilakukan eksperimental antara
Setelah diberikan perlakuan altematif (X). Pada Rancangan Prates dan Pascates
dalam Satu Kelompok frekuensi pengukuran yang dilakukan, baik pada kondisi
sebelum maupun setelah diberikan perlakuan alternatif (X) hanya dilakukan satu
kali. (O1) untuk hasil pengukuran pada kondisi sebelum diberikan perlakuan
alternatif (X); dan (O2) untuk hasil pengukuran pada kondisi setelah diberikan
pcrlakuan alternatif (X). Sedangkan pada Rancangan Penelitian Rangkaian Waktu
dengan Satu Kelompok pada Tabel 2.8 frekuensi pengukuran pada kondisi
sebelum diberikan perlakuan alternatif (X) dapat dilakukan lebih dari satu kali.
Begitu juga frekuensi pcngukuran pada kondisi setelah diberikan perlakuan
alternatif (X) dapat dilakukan lcbih dari satu kali pengukuran sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian. Pada contoh rancangan penclitian Tabel 2.5
diberikan frekuensi pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan alternatif (X)
sebanyak empat kali. Notasi O1, O2, O3, dan O4 menunjukkan hasil ftekuensi
pengukuran empat kali sebelum perlakuan alternatif (X) diberikan; dan notasi O5,
O6, O7, dan O8 menunjukkan hasil frekuensi pengukuran empat kali sesudah
perlakuan alternatif (X). Pengukuran O1--O8 ini digunakan untuk melihat
pengaruh perlakuan alternatif (X) melalui proses pengukuran yang berulang sesuai
dengan interval waktu yang telah ditentukan. Misalnya, menguji pengaruh
perlakuan alternatif (X) melalui uii signifikansi perbedaan antara O1 dan O5.
Rancangan penelitian ini cocok untuk melakukan pcnelitian perubahan sikap
(peserta didik) melalui pengaruh pemberian modeling pengembangan sikap dalam
jangka waktu yang panjang dan bersifat longitudinal.
Rancangan penelitian Rangkaian Waktu Satu Kclompok ini secara sintaks
prinsipnya sama dcngan rancangan penelitian Prates dan Pascates dalam Satu
Kelompok. Namun, Rangkaian Waktu Satu krlompok memiliki beberapa
kelebihan. Utamanya dengan adanya
pengukuran berulang dan berseri sesuai interval waktu, baik pada sebelum
maupun sesudah perlakuan alternatif (X) dapat meminimalisasi kemungkinan
terjadinya ketidakvalidan yang disebabkan oleh sumber ancaman terhadap
validitas internal. Misalnya, faktor kematangan, pengalaman pengukuran, dan
gejala regresi statistik dapat diperkecil dalam menguji pengaruh perlakukan
alternatif (X) melalui perbedaan hasil pengukuran O4 dengan O5. Hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan rancangan jenis ini adalah menjaga keajegan alat
ukur yang digunakan. Sedangkan kelemahan dari penggunaan rancangan ini kecil
kemungkinannya untuk dapat mengendalikan pengaruh faktor sejarah terhadap
fenomena terjadinya perubahan (sikap) yang diamati. Mengingat perubahan sikap
merupakan hasil resultanta dari sekian banyak faktor.
Berdasarkan tiga ragam rancangan penelitian eksperimental semu ini,
sebagaimana juga pada rancangan penelitian eksperimental jenis yang lain, yaitu
pentingnya mempertimbangkan secara cermat adanya ragam ancaman terhadap
validitas internal hasil dan ekstemal hasil penelitian. Secara spesifik Campbell &
Stanley (1996) telah memerinci ragam sumber ancaman terhadap validitas internal
dan eksternal tersebut yang harus selalu dipertimbangkan. Utamanya dalam
memilih dan menetapkan penggunaan rancangan penelitian eksperimental semu.
Ragam sumber ancaman terhadap validitas internal dan eksternal hasil penelitian
dengan rancangan penelitian ekperimental semu disajikan pada Gambar 2.6.
Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
X
O1
R
Kont.
O2
Tabel 2.6 Rancangan Ekperimental Semu Pascates dalam Dua Kelompok dengan
Random Assignment
Subjek
Prates
Perlakuan
pascatest
O1
O3
O2
O4
Tabel 2.7 Rancangan Ekperimental Prates dan Pascates dalam Dua Kelompok dengan
Random Assignment
Subjek
Prates
Perlakuan
pascatest
Rs
O1 O2 O3 O4
X
O5 O6 O7 O8
Tabel 2.8 Rancangan Penelitian Ekperimental Semu Rangkaian waktu satu Kelompok
E. Kelebihan dan kekurangan Penelitian Kuantitatif
Metode Kuantitatif
Kelebihan
Kekurangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
2. Kelebihan metode kuantitatif Dapat digunakan untuk menduga atau
meramal. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila
digunakan sesuai aturan. Dapat digunakan untuk mengukur
interaksi hudungan antara dua/lebih variabel. Dapat
menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model. Kekurangan metode kuantitatif Berdasarkan
pada anggapan-anggapan (asumsi) Asumsi tidak sesuai dengan
realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya
tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan. Data harus berdistribusi
normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang
populasi/sampelnya sama. Tidak dapat dipergunakan untuk
Daftar Rujukan
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Cresswell, John W. 2016. Research Design (Qualitative, Quantitative, and Mix
Methods Approaches). Fourth Edition. California:SAGE
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian Kuantiatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mukhadis. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Bidang Pendidikan dan
Contoh Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing.
Mukhadis. 2015. Kiat Menulis Karya Ilmiah: Bentuk, Anatomi, Isi Esensial, dan
Contoh Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing.
Sarwono, S. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif: Graha Ilmu :
yogyakarta
Sugiyono, 2012. Stattistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pebdekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Subana & Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung:Pustaka
Setia.
Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press.