Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembagan ilmu
pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam
perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah
berkembang, tidak ada satu negara yang sudah maju dan berhasil dalam
pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan bidang penelitian.
Di negara-negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya
penelitian sudah begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan
penelitian tidak pernah dipertanyakan lagi. Di negara-negara yang sedang
berkembang, penelitian memegang peranan penting sekali, yaitu meliputi aspekaspck pemasaran, penerapan teknologi, alat-alat petunia, pcngangkutan scrta
pcrangsang industti. Manfaat dari penelitian, banyak studi menyimpulkan bahwa
kontribusi dari pcnelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya

yang

dikeluarkan

untuk

kepaduan

penelitian

tersebut.

Menurut

KEPMENDIKBUD No 212/U/1999: Penelitian adalah kegiatan taat kaidah dalam


upaya untuk menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah dalam ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian.
Berdasarkan pendekatan penelitian pendidikan, secara garis besar dapat
dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Kedua
pendekatan tersebut memiliki asumsi, tujuan, karakteristik, dan prosedur yang
berbeda. Namun demikian, permasalahanya tidak terletak pada keunggulan atau
kelemahan setiap pendekatan, tetapi sejauh mana peneliti mampu bersikap
responsif dengan mengembangkan desain yang tepat untuk penelitianya.
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuapenemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedurprosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Pendekatan
kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang dinamakannya sebagai
variabel.

Dalam melakukan penelitian kuantitatif, salah satu langkah yang penting


ialah membuat desain penelitian. menurut Nurslam (dalam sujarweni, 2015:41)
mengatakan desain penelitian pada kakikatnya merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah di tetapkan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun penelitia pada seluruh proses penelitian. Desain penelitian bagaikan
sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai
pedoman arah yang jelas. Manfaat desain penelitian akan dirasakan oleh semua
pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena dapat digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian.
B. Topik Bahasan
Topik bahasan yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara membedakan macam dan jenis dari penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan kuantitatif?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Pembaca dapat memahami macam dan jenis penelitian kuantitatif.
2. Mengetahui karakteristik, kelebihan dan kekurangan pendekatan kuantitatif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Rancangan Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, salah satu langkah yang penting
ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan
bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsung proses penelitian
secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Tanpa desain
yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik
karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas
Sarwono(2006:96).
Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan matang tentang hal-hal yang dilakukan. Rancangan penelitian diartikan
sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian (PPKI, 2012:18).
Penelitian dirancang berdasarkan informasi tinjauan pustaka (literatur)
untuk menekankankan karakteristik dan kualitas metode yang dipilih. Metode
penelitian yang dipilih terdiri dari metode kuantitatif, metode kualitatif, atau
campuran metode kuantitatif dan kualitatif (Hamilton & Clare; Gay, dkk., 2006).
Sedangkan Creswell (2016:16) mengatakan rancangan penelitian merupakan
jenis-jenis penelitian dalam pendekatan-pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
metode campuran yang memberikan arah khusus bagi prosedur dalam suatu
penelitian.beberapa orang menyebutnya dengan strategi penelitian
Menurut Mukhadis (2015:218) isi esensi dalam uraian rancangan
penelitian adalah paparan tentang rancangan penelitian yang dipilih sesuai dengan
pendekatan

penelitian

menjelaskan rencana

yang

digunakan.

Rancangan

penelitian

bertujuan

pelaksanaan dan susunan penelitian termasuk langkah-

langkah yang diambil untuk meyakinkan kemantapan rancangannya (Paltridge &


Starfield, 2007). Dengan demikian rancangan penelitian bertujuan untuk memberi
pertanggungjawaban terhadap semua langkah-langkah yang diambil (Margono,
2010:100).
Menurut Mukhadis (2016:211) Rancangan penelitian kuantitatif adalah
pemerian rencana dan tahapan (sintaks) penelitian secara explisit dan sistematissistemik serta dapat direplikasi, baik oleh sendiri maupun peneliti lain.

Langkah-langkah berfikir yang sistematik-sistemik ini termanifestasikan


mulai dari kegiatan awal, proses, dan akhir penelitian.

kegiatan mulai awal

sampai akhir ini secara prosedural meliputi kegitan pemilihan, penetapan,


konfirmasi teori, dan perumusan masalah secara operasional, melakukan kajian
pustaka, merumuskan dan menetapkan kiat uji hipotesis merupakan kegiatan awal
sebelum memilih dan menetapkan desain penelitian. Kegiatan awal ini merupakan
kegiatan untuk mengevaluasi dan menetapkan skala prioritas masalah yang akan
diteliti.
Pemilihan dan penetapan metode penelitian, jenis data, subjek atau objek
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta
interpretasi temuan atau menarik kesimpulan. kegiatan ini merupakan pemilihan
dan penetapan alternatif proses atau prosedur penelitian. alternatif kegiatan proses
penelitian lazimnya termasuk dalam area rancangan penelitian atau disebut desain
penelitian. Desain lebih memerikan sintaks atau langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam upaya memecahkan masalah melalui penelitian. membuat laporan
penelitian dan desiminasi hasil penelitian. laporan penelitian lazimnya menyajikan
Apa masalah yang dipecahkan dan bagaimana kiat pemecahan masalah tersebut
dilakukan, serta apa nilai tambah temuan yang dihasilkan? sedangkan desiminasi
temuan merupakan tindak lanjut dari penulisan laporan penelitian yang lazimnya
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh diseminasi secara
langsung seperti forum ilmiah antara lain seminar, simposium, sarahsehan, dan
perkuliahan dikelas. Sedangkan desiminasi secara tidak langsung dpat ditempuh
melalui tertulis misalnya dengan penebitan artikel jurnal, leaflet, prosiding, dan
brosur.
Dari ketiga langkah sistematis-sistemis ini yang terkait langsung dengan
sintaks pemecahan masalah yang telah dirumuskan, yaitu langkah yang disebut
dengan desain penelitian. Istilah rancangan (design) penelitian berkenaan dengan
alternatif pemilihan dan penetapan langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya
pemecahan masalah penelitian yang telah ditetapkan dan dirumuskan.
B. Penelitian Kuantitatif
Menurut Mukhadis (2016:39) penelitian kuantitatif merupakan satu jenis
pendekatan penelitian untuk memperoleh, menemukan, dan/atau mengembangkan
pengetahuan yang benar secara sistematis dan sesuai kaidah ilmiah. Margono
(2011:35) mengatakan penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks

dan pengukuran empiris. Peneliti kuantitaif merasa mengetahui apa yang tidak
diketahui sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana
kegiatan yang bersifat apriori dan definitif.
Menurut Margono (2011),Thoifah(2016), Penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang kita ketahui. Sedangkan
menurut Subana & Sudrajat (2005:25) mengungkapkan bahwa tujuan penelitian
kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu
fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antarvariabel,
dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan
pemahaman, atau mendeskrpsikan banyak hal.
Dari metode, penelitian kuantitatif

umumnya

menekankan

pada

eksperimentasi, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional. Penelitian


kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang
spesifik, literatur yang lengkap, dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
Sedangkan menurut (Creswell, 2016:171) menjelaskan tujuan penelitian
kuantitatif meliputi variabel-variabel dalam penelitian dan hubungan antarvariabel
tersebut, para partisipan, dan lokasi penelitan. Tujuan penelitian kuantitaif
biasanya dimulai dengan mengidentifikasi variabel-variabel utama dalam
penelitian (bebas, intervening, atau terikat) beserta model visualnya, lalu mencari
dan menentukan bagaimana variabel-variabel itu akan diukur atau diamati.
Trianto (2011:174) mengungkapkan fokus penelitian kuantitatif
diidentifikasi sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas, dan
memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan
dalam angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji
hubungan antarvariabel, menentukan kausalitas dari variabel, menguji teori dan
mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif (untuk meramalkan suatu
gejala).
Penelitian kuantitatif

menggunakan instrument (alat pengumpul data)

yang menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan menggunakan


teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokkan data, menetukan
hubungan, serta mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data. Dengan
demikian, kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian
kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.

Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang


kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
analisa dan formula statistik yang digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan
makna dalam hubungan penafsiran angka (Trianto,2011). Sejalan dengan
pendapat Creswell (2016:24) dalam skenario penelitian kuantitatif, peneliti
kuantitatif menguji suatu teori dengan cara memperinci hipotesis-hipotesis yang
spesifik, lalu mengumpulkan data untuk mendukung atau membantah hipotesishipotesis tersebut. Misalnya strategi eksperimen diterapkan untuk menilai
perilaku-perilaku, baik sebelum maupun sesudah proses eksperimen. Data
dikumpulkan dengan bantuan instrumen khusus yang dirancang untuk menilai
perilaku-perilaku, sedangkan informasi-informasi dianalisis dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik dan pengujian hipotesis.
Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif,
penelitian hubungan/korelasi, penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian
eksperimental (Margono,1997).
C. Penggunaan Metode Kuantitatif
Sugiyono (2013:34), Trianto (2011:175), Metode kuantitatif digunakan
apabila :
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah penyimpangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan, aturan dan
pelaksanaan, antar teori dan praktik, antara rencana implementasi atau
tantangan dengan kemampuan. Masalah ini harus ditunjukan dengan data,
baik hasil pengamatan sendiri maupun pencermatan dokumen. Misalnya
penelitian kuantitatif untuk menguji efektivitas pembelajaran dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, maka data prestasi belajar siswa sebagai
masalah harus ditujukan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang
luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Misalnya
penelitian tentang disiplin kerja guru di kabupaten bandung. Peneliti dapat
mengambil sampel representatif, tidak berarti harus semua guru di kabupaten
bandung menjadi sumner data penelitian.

3. Bila ingin diketahui sejauh mana pengaruh perlakuan/treatment terhadap


subjek tertentu. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok
digunakan. Misalnya, penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media pembelajaran audio-visual terhadap prestasi belajar siswa.
4. Bila peneliti menguji hipotesis penelitian. hipotesis penelitian dapat
berbentuk dugaan mengenai hubungan antarvariabel (hipotesis asosiatif)
ataupun perbedaan skor variabel antar kelompok (hipotesis komparatif).
Misalnya, peneliti ingin mengetahui perbedaan antara disiplin kerja guru
laki-laki dan guru perempuan. Hipotesis komparatif yang diuji adalah:
Terdapat perbedaan disiplin kerja guru laki-laki dan guru perempuan,
Contoh lain peneliti ingin mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan
kinerja guru. Hipotesis asosiatif yang diuji dalam penelitian ini adalah:
terdapat hubungan antara motivasi kinerja guru
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ guru pada
sekolah tertentu, maka dilakukan pengukuran melalui tes IQ terhadap guru6.

guru pada sekolah yang bersangkutan.


Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan tentang
kebenaran pengetahuan, teori, dan produk kegiatan tertentu. Misalnya,
peneliti ingin mengetahui variabel yang lebih efektif apakah pembelajara
menggunakan metode diskusi atau penugasan. Dalam hal ini, peneliti harus
mengukur hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi dan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode diskusi dan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode penugasan. Pada tahap selanjutnya hasil pengukuran
tersebut dibandingkan.

D. Ragam dan Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif


Ditinjau dari desain yang digunakan, penelitian kuantitatif secara garis
besar dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian eksperimen (experimental research)
dan penelitian non eksperimen (non experimental research). Penelitian
eksperimen meliputi tiga jenis penelitian, yaitu (a) penelitian pra eksperimen (pre

experiment), (b) penelitian eksperimen atau sungguhan (true experiment), dan (c)
penelitian quasi eksperimen (quasi experiment). Sedangkan penelitian non eksperimen dibedakan menjadi beberapa penelitian, antara lain: (a) penelitian histori
(history research) (b) penelitian deskriptif (descriptive research), (c) penelitian
korelasional (corelational research), penelitian kausal komparatif (causal
comparative research), (d) penelitian survei (survery research), (e) penelitian
expost facto (expost facto research) dan (f) penelitian kausal komparatif (causal
comparative research), Pengelompokkan ragam dan jenis rancangan penelitian
kuantitatif dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 2.1 diagram penelitian kuantitatif

a. Rancangan Penelitian Non Eksperimen


Penelitian non eksperimen adalah penelitian yang dilakukan tanpa memberikan perlakuan. Ada banyak jenis penelitian non eksperimen. Beberapa jenis
penelitian non eksperimen, yaitu:
1. Rancangan Penelitian Historis
Salah satu jenis penelitian yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia adalah penelitian sejarah. Penelitian historis (sejarah) menurut
Subana

&

Sudrajat

(2005:88)

merupakan

kegiatan

penelitian

yang

menggambarkan(mendeskrpsikan) berbagai hubungan yang benar-benar utuh


antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak
memandang sepotong-sepotong objek-objek yang di observasi. Sejalan dengan
Sukardi (2016:203) penelitian sejarah merupakan salah satu penelitian mengenai
pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik berkaitan dengan kejadian masa
lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab, pengaruh, atau
perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan informasi
pada kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Mukhadis (2016:219) menjelaskan penelitian historis bertujuan untuk
merekonstruksi suatu fenomena masa lampau dengan cara mengungkap,
memerikan, menganalisis, dan menyimpulkan atas suatu objek yang telah terjadi
secara sistematis dan objektif, serta mengkaji bagaimana keterhubungannya
dengan kondisi(realita) masa kini. Objek yang dimaksud dapat berupa bendabenda historis, peristiwa-peristwa historis, gejala gejala atau hubunganhubungan yang berdimensi dan bernuansa historis. Contoh, objek kajian dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran; (1) penelitian tentang strategi pembelajaran
yang khas dan paling populer digunakan oleh para guru pada latar pendidikan
dasar dan menengah masa 10 tahun setelah kemerdekaan bangsa indonesia.
Arikunto (2013:252) mengungkapkan bahwa penelitian historis merupakan
penelaahan dokumen serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai
masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Prosedur penelitian sejarah
adalah merumuskan problematika, menelaah sumber sejarah, merekam informasi,
mengevaluasi, dan terakhir meninterprestasikannya. Ditinjau dari sifatnya sumber

sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni: sumber primer (yang ditulis oleh
pihak langsung mengalami peristiwa) dan sumber sekunder yang ditulis oleh
pihak yang hanya mendengarkan cerita orang yang mengalami. Mengingat sifat
itu maka peneliti sejarah harus pandai-pandai memilih sumber. Peneliti sejarah
adalah seorang kritikus yang harus melakukan kritikannya secara eksternal
maupun internal.
2. Rancangan Penelitian deskriptif.
Arikunto (2013: 234) mengatakan didalam penelitian deskriptif tidak
diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadapa perlakuan. Penelitan deskrptif
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya
dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang
umum adalah bahwa penelitian deskrpitif tidak dimasudkan untuk menguji
hipotesis. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya penelitian dilakukan. Subana dan Sudarajat (2005:25)
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat
penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Pada penelitian deskriptif,
peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat penelitan berlangsung.
Seperti pemberian treatment, dan kontrol terhadap variabel luar.
Penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti
secara tepat (Sukardi,2016:157). Trianto (2011:197) Penelitian deskriptif ialah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi saat sekarang. Mukhadis (2016:220) mengatakan Penelitian deskriptif
bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan (memaparkan), memetakan,
atau mencandra suatu peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini. Konteks
peristiwa masa kini yang dijadikan objek kajian lazimnya memiliki nilai kekinian,
atau kebaruan (up to date), dan belum banyak dikaji dan di ungkapkan baik secara
teoritis

maupun

empiris.Contoh,

objek

dalam

bidang

pendidikan

dan

pembelajaran: (1) penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran tematik atau


pembelajaran terintegrasi sesuai tuntunan kurikulum 2013 di sekolah dasar
diwilayah terdepan dan terluar di indonesia;
3. Rancangan penelitian korelasional
Arikunto (2013:247) penelitian korelasi merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa
variabel. Trianto (2011:201) mengatakan Studi ini mempelajari hubungan dua
variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan
dengan variasi dalam variabel lain. Studi korelasi yag bertujuan menguji hipotesis,
dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel-variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
Leo:2013 metode ini melibatkan pengumpulan data untuk menentukan
apakah dan sampai sejauh mana tingkat hubungan yang ada antara dua variabel
atau lebih. Tingkat hubungan ini diungkapkan sebagai koefisien korelasi. Fakta
adanya hubungan antara variabel-variabel tersebut tidak berarti bahwa satu
variabel sebagai penyebab variabel yang lain. Korelasi tidak harus melibatkan
hubungan. Kita tidak dapat membuktikan bahwa satu variabel menyebabkan
variabel yang lain dengan data korelasional. Bila dua berhubungan erat, korelasi
efesien mendekati +1,00 (atau -1,00) akan diperoleh. Semakin tinggi hubungan,
semakin akurat prediksi berdasarkan hubungan tersebut.
Mukhadis (2016:221) mengatakan Penelitian korelasional dimaksudkan
untuk mengungkapkan dan menguji signifikansi hubungan antar variabel.
Hubungan

korelatif

antarvariabel

mengacu

pada

kecenderungan

bahwa

munculnya fenomena variasi suatu variabel dan dikuti oleh fenomena variasi
variabel yang lain. Fenomena variasi suatu variabel akan diikuti oleh variabel lain
yang disebut sebagai varian, dan pemuculan fenomena variasi variabel yang
mengikuti varibel lain tersebut lazim disebut sebagai kriterion. Hubungan kedua
variabel (varian dan kriterion) dapat berupa berhubungan semetris atau pun
asimetris. Hubungan antarvariabel dikatakan bersifat asimetris, manakala kedua
hubungan bersifat timbal balik. Dalam konteks ini hubungan kedua variabel dapat
dirumuskan karena siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka
menjadi penyebab hasil belajarnya pun menjadi tinggi. Namun dapat juga terjadi
sebaliknya, yaitu dengan rumusan karena dipicu/didorong oleh hasil belajar yang

diperoleh tinggi sebelumnya, maka menjadi penyebab memuculkan dorongan


yang kuat untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi. Contoh dalam hubungan
antarvariabel yang bersifat asimetris, dapat dirumuskan dengan banyaknya curah
hujan berhubngan dengan banyaknya jumlah penjualan payung disuatu wilayah
pariwisata tertentu. Sifat hubungan dua variabel ini tidak dapat dibalik dengan
rumusan banyaknya payung yang terjual akan diikuti oleh banyaknya curah hujan
di wilayah pariwisata tertentu. Untuk itu, dalam rancangan penelitian korelasional,
sesuai dengan tujuan dan sifat hubungan antarvariabel, maka peneliti paling tidak
akan melibatkan hubungan antarduavariabel.
4. Penelitian survei (survey research)
Penelitian survei adalah penelitan yang bertujuan untuk membuat deskripsi
tentang kecenderungan, sikap, atau pendapat tentang populasi. Penelitian survei
banyak bersifat dekriptif. Ditinjau dari kelompok yang diukur, survei bisa dibedakan atas survei sampel (sample survey) dan survei populasi (sensus).
Penelitian survei digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang
karakteristik, populasi, serta komposisi masyarakat berdasarkan kelompok usia,
jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, agama, suku bangsa, etnis, dll. Survei juga
dapat digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan, dll. Karena
model penelitian ini dipandang cukup sederhana, tetapi dapat menghimpun informasi yang penting tentang populasi yang cukup besar, maka penggunaannya
sangat luas. Survei banyak digunakan dalam bidang: ekonomi, bisnis, politik,
pemerintahan, kesehatan, masyarakat, sosiologi, psikologi dan pendidikan.
5. Penelitian ekspos fakto (expost facto research)
Penelitian ekspos fakto adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji
hipotesis, baik hubungan atau perbedaan, tanpa melalui eksperimen. Sasaran
variabel yang diteliti sudah terjadi pada masa sebelumnya. Semua variabel bebas
telah bekerja apa adanya, tanpa diberikan perlakuan. Dengan demikian, semua
variabel bebas tidak diberi perlakuan tapi diukur bersama-sama dengan variabel
terikat. Penelitian korelasional dan penelitian komparatif kausal banyak bersifat
expost facto. Penelitian korelasional dan komparatif kausal, bila melihat dampak
variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa memberikan perlakuan merupakan
penelitian expost facto

Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Adanya
hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis bahwa suatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel
tertentu. Penelitian ini mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat
dilakukan denga baik dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok
pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program atau mengalami kejadian yang berbeda. Sebagai contoh, sejumlah
keluarga yang tingkat sosial ekonominya sama, sebagian keluarga pada waktu ibunya hamil sangat memperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi makanan,
sebagian keluarga lainnya kurang memperhatikan gizi makanan. Apabila anakanak dari keluarga yang memperhatikan gizi lebih sehat dari yang tidak memperhatikan gizi, maka dapat diperkirakan penyebabnya adalah karena masalah gizi
6. Rancangan penelitian kausal komparatif
Dalam penelitian perbandingan sebab akibat (causal comparative), expost
facto, peneliti berupaya menentukan penyebab atau alasan perbedaan perilaku
atau status kelompok. Pendekatan dasar causal-comparative adalah retropesctive,
yaitu dimulai dari akibat dan mencari kemungkinan penyebabnya(Leo, 2013:99)
Penelitian kausal komparatif bertujuan untuk mengungkapkan kemungkinan
adanya hubungan atau pebedaan yang bersifat sebab akibat antarvariabel dengan
tanpa memanipulasi suatu variabel bebasnya. Artinya, hubungan atau perbedaan
sebabakibat antarvariabel akan di uji tingkat signifikansinya telah terjadi dalam
keadaan sebagaimana adanya dalam kondisi yang alami. Ciri kondisi yang alami
ini yaitu kondisi penelitian yang tanpa dibarengi dengan upaya manipulasi atau
memberikan suatu perlakuann(treatment) baru. Penelitian dengan rancangan ini
dilaksanakan dengan cara melakukan

pengamatan terhadap variabel akibat

(Varibel tergantung) terlebih dahulu baru kemudian pengamatan terhadap


variabel-variabel yang diduga menjadi penyebab. Misalnya, penelitian yang akan
mengungkap tentang variabel penyebab terjadinya kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik sebagaimana tuntutan dalam kurikulum 2013 pada latar
pendidikan sekolah dasar (SD). Menurut Ritz (2009), penelitian kausal komparatif

ini lebih bersifat expose facto. Artinya data penelitian dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dijadikan objek kajian telah terjadi (peristiwanya telah terjadi).
Oleh karena itu rancangan penelitian ini sangat tepat digunakan dalam berbagai
keadaan. Kelemahan utama dari rancangan expose facto ini adalah tidak dapat
melakukan kontrol terhadap variabel bebas sebagai fenomena sebab-akibat yang
terjadi lebih dahulu dari pada variabel terkat yang mengikutinya.
b. Rancangan Penelitian Eksperimen
1. Rancangan penelitian eksperimental
Mukhadis (2016:225) mengungkapkan pembeda utama antara rancangan
penelitian kausal komparatif dengan rancangan penelitian eksperimental terletak
pada sifat manipulasi variabelnya. Dalam rancangan penelitian kausal komparatif
peran suatu fenomena sebagai variabel bebas (variabel kriterian) tidak dapat di
manipulasi. Sedangkan

pada rancangan

penelitian ekperimental peran suatu

fenomena sebagai variabel bebas dapat dilakukan manipulasi. Bahkan inidikator


dapat memanipulasi variabel bebas untuk diamati pengaruhnya terhadap variabel
terikat dengan beragam cara ini yang menjadi ciri utama dalam rancangan
penelitian ekperimental.
Penggunaan rancangan Penelitian eksperimental lebih bertujuan untuk
mengungkapkan dan menguji signifikansi hubungan atau perbedaan dari
fenomena sebab-akibat antarvariabel dengan melakukan manipulasi suatu
fenomena yang di perankan variabel bebas. Wujud konkret manipulasi variabel
bebas dalam rancangan jenis ini sebagai suatu bentuk perlakuan (treatment)
alternatif yang akan diuji signifikansi pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Rancangan penelitian eksperimental merupakan rancangan penelitian yang
digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis berdasarkan data empiris yang
tingkat keketatan pengontrolan dan kecermatan paling tinggi.
Rancangan eksperimental digunakan oleh sebagian besar peneliti dalam
bidang pendidikan untuk menguji signifikansi pengaruh bahan pembelajaran,
metode atau strategi pembelajaran, atau praktik pembelajaran lainnya terhadap
hasil belajar pada karakteristik pebelajar dan latar pendidikan tertentu.

Sugiyono (2013:107) mengatakan metode penelitian eksperimen dapat


diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertententu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Arikunto (2013:207) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya dari sesuatu yang dikenakan pada
subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada
tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah membandingkan satu atau lebih
kelompok ekperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok
pembanding yang tidak terima perlakuan.
Jadi Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni
kuantitatif. Mengapa dikatakan paling mumi, karena semua prinsip dan kaidahkaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian
eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan
di luar Iaboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian
laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi
jalannya eksperimen.
a) Rancangan Pra-Eksperimental
Creswell (2016:228) mengatakan dalam rancangan pre-experiment,
peneliti mengamati satu kelompok utama dan melakukan intervensi didalamnya
sepanjang penelitian. dalam rancangan ini tidak ada kelompok kontrol untuk
diperbandingkan dengan kelompok eksperimen.
Mukhadis

(2016:)

menyatakan

Rancangan

ini

digunakan

untuk

mengungkapkan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel


tergantung. Ada dua jenis rancangan penelitian eksperimental yang dapat
dimasukan kedalam kelompok ini, yaitu: rancangan pascates dalam satu
kelompok, dan rancangan prates dan pascates dalam satu kelompok.(Campbell &
stanley 1996, dalam Mukhadis)
Subjek
Prates
Perlakuan
pascatest
R
_
X
O
Tabel 2.1 Rancangan Pra-Eksperimental Pascatest dalam satu kelompok
R= Sebagai Notasi adanya random (acak) terhadap subjek penelitian;

X= Sebagai notasi adanya variabel bebas sebagai perlakuan alternatif (perlakuan baru

yang dicobakan;O = Sebagai notasi adanya observasi (pengukuran) terhadap


akibat dari suatu perlakuan alternatif baru yang terancang (X). Pada Rancangan
jenis ini, subjek penelitian yang ditetapkan secara acak, tanpa diberikan
pengukuran awal (pra-tes). Namun langsung diberikan suatu parlakuan alternatif
yang terancang (X). Pada akhir perlakuan tersebut diberikan pengukuran untuk
menguji besaran pengaruh perlakuan alternatif yang terancang dengan melalui
pcngukuran akhir perlakuan (pascates).
Penggunaan rancangan penelitian ini tidak ada pembanding perlakuan
alternatif yang dikenakan pada kelompok lain (kelompok kontrol). Oleh karena
itu, rancangan penelitian ini sangat lemah dalam melakukan pengujian pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tergantung. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
cara yang dapat dipakai untuk memastikan klaim atas akibat yang terjadi dan
teramati terhadap variabel tergantung itu memang disebabkan oleh perlakuan
alternatif secara terancang.
Penelitian di bidang pendidikan dan pembelajaran dalam beragam latar,
rancangan penelitian jenis ini hampir tidak pernah digunakan, dan kalaupun
digunakan sifatnya hanya sekadar untuk studi pelacakan awal (preliminary study).
Subjek
Prates
Perlakuan
pascatest
R
O1
X
O2
Tabel 2.2 Rancangan Pra-Ekperimental pratest dan pascatest dalam satu kelompok.
Tabel 2.2 menunjukkan hubungan antara subjek, perlakuan alternatif,
pengukuran melalui pra-tes dan pasca tes sebagai rancangannya prates dan
pascates dalam satu kelompok. R = sebagai notasi adanya random (acak) terhadap
subjek penelitian; X = sebagai notasi adanya variabel bebas sebagai perlakuan
alternatif (baru); dan O = sebagai notasi adanya observasi (pengukuran) terhadap
kemampuan awal (O1), dan sebagai akibat dari suatu perlakukan alternatif (X),
yaitu O2. Pada rancangan jenis ini, subjek setelah diacak, diberikan pengukuran
awal (pra-tes, O1), diberikan suatu perlakuan alternatif tertentu yang terancang
(X), dan pada akhir pcrlakuan diberikan pengukuran untuk menguji besaran akibat
pengaruh perlakuan alternatif yang terancang melalui pascates (O2). Dengan kata
lain, suatu kelompok subjek hasil random sebelum dikenai perlakuan alternatif
tertentu yang terancang (X) diberikan pengukuran dengan prates (O1), kemudian

setelah perlakuan dibrikan, dilakukan pcngukuran lagi untuk mengetahui akibat


dari perlakuan itu melalui pascates (O2). Pengujian sebab-akibat dilakukan
dengan cara membandingkan hasil prates (O1) dengan hasil pascates (02).
Namun, tetap dengan tanpa melakukan pembandingan dengan pengaruh perlakuan
yang dikenakan pada kelompok lain (kelompok kontrol).
b) Rancangan Experimental Sungguhan
Creswell (2016:228) mengatakan Dalam true experiment peneliti mulai
memasukan secara acak para partisipan dalam kelompok-kelompok yang akan di
proses. Pembeda utama antara rancangan penelitian pre-eksperimental (preexperimental) dengan rancangan penelitian eksperimental sungguhan (trueexperimental) yaitu pada ada/tidaknya pengontrolan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap pengaruh perlakuan yang terancang. Baik pengontrolan
terhadap kelompok subjek, variabel yang dikaji maupun pcngontrolan terhadap
kiat pengukuran. Rancangan penelitian pre-eksperimental dalam sintaksnya tidak
ada upaya pengontrolan terhadap ketiga aspek tersebut, untuk memperkecil
sumber ancaman atas validitas temuan, baik ancaman terhadap validitas internal
maupun eksternal. Sedangkan pada rancangan eksperimental sungguhan
dilakukan pengontrolan terhadap ketiga aspek, sebagai upaya untuk memperkecil
sumber ancaman validitas temuan, baik ancaman terhadap validitas internal
maupun ekstenal.
Wujud konkret upaya pengontrolan terhadap sumber-sumber ancaman
validitas (internal dan eksternal), yang dalam literatur oleh Campbell dan Stanley,
(1966) disebut sebagai controls for internal validity dan factors jeopardizing
external validity dalam rancangan eksperimental sungguhan. Dalam rancangan
ekspcerimental sungguhan sintaks untuk mempertinggi tingkatan validitas internal
maupun ekstemal suatu temuan dilakukan dengan beberapa alternatif ancara lain:
penggunaan kelompok kontrol, mempertimbangkan variabel bebas selain variabel
utama, dan replikasi beberapa perlakuan dan/atau pcngukuran sesuai interval
waktu tertentu.
pertama, penggunaan kelompok kontrol. Teknik pengontrolan terhadap
sumber ancaman validitas (internal dan eksternal) melalui penggunaan kelompok
kontrol dalam rancangan eksperimental sungguhan dilakukan dengan membagi

kelompok eksperimental minimal menjadi dua kelompok. Kelompok pertama


dapat diperankan sebagai kelompok eksperimental dan kelompok kedua sebagai
kelompok kontrol. Penentuan terhadap peran kedua kelompok ini dilakukan
secara random individu, atau pengontrolan melalui rancangan penelitian. Artinya,
setiap individu subjek atau objek dengan cara ini dapat memiliki kesempatan yang
sama untuk kemungkinan meniadi anggota kelompok cksperimental atau
kelompok kontrol. Kelompok eksperimental mempakan kelompok yang dikenai
dengan alternatif perlakuan barn yang terancang (lazimnya diberi notasi X),
sedangkan kclompok kontrol merupakan kelompok yang dikenai alternatif
perlakuan yang sclama sudah berlangsung (lazimnya diberi notasi -) dalam
gambar rancangan penelitian. Kedua ragam kelompok dan perlakuan ini dalam
interval waktu tenentu (scsuai tancangan yang ditentukan), dilihat pengaruhnya
melalui proses pcngukuran dengan instrumen tertentu.
Kedua, pertimbangan pengaruh selain variabel bebas utama . teknik
pengontrolan terhadap sumber ancaman validitas (internal dan eksternal) melalui
pertimbangkan pcngaruh keberadaan variabel Bebas selain variabel utama dalam
rancangan eksperimental sungguhan dilakukan dengan memperkecil kemungkinan
temuan terkontaminasi dari variabel lain. Upaya pcngontrolan dengan teknik ini
dilakukan dengan memperkecil atau mengeliminasi pengaruh selain variabel
bebas utama terhadap variabel tergantung. Cara yang lazim dilakuan dalam
rancangan penelitian eksperimental yaitu dcngan mempertimbangkan variasi atau
menjaga konstan pengaruh selain variabel bebas utama terhadap variabel
tergantung. Apabila pengontrolan dilakukan dengan mempertimbangkan variasi
pengaruh selain variabel bebas utama terhadap variabel tergantung, maka variabel
selain variabel bebas utama tersebut diperankan sebagai variabel moderator.
Namun, apabila pengontrolan dilakukan dengan membuat relatif konstan
pengaruh selain variabel bebas utama terhadap variabel tergantung, maka variabcl
selain variabel bebas utama tcrscbut diperankan sebagai variabel kontrol.
Ketiga, replikasi parlakuan dan/atau pengukuran. Teknik pengontrolan
terhadap sumber ancaman validitas (internal dan ckstcrnal) melalui replikasi
beberapa perlakuan dan/atau pcngukuran sesuai interval waktu tertentu dalam
rancangan eksperimental sungguhan dilakukan dengan mengulangi beberapa

perlakuan atau pcngukuran dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang
berbeda sesuai rancangan. Upaya pengontrolan dengan teknik ini dilakukan
dengan memperbanyak jumlah kelompok eksperimental dan kontrol yang tidak
hanya dua kelompok. Mungkin jumlah kelompok eksperimental dan kontrol dapat
dibuat menjadi empat sampai delapan kelompok. Dengan maksud untuk lebih
memungkinkan dalam melakukan acak atau silang terutama terhadap urutan
perlakuan dan urutan pengukuran dari setiap kelompok sesuai rancangan. Cara
yang terakhir ini kiranya dapat mempertinggi validiras internal dan eksternal
temuan penelitian yang menggunakan rancangan pcnelitian eksperimental
sungguhan.
Terdapat beberapa alternatif jenis rancangan penelitian eksperimental
sungguhan yang dapat dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan. Ragam alternatif rancangan panelitian eksperimental sungguhan
secara umum dapat dipilah menjadi tancangan pascates dengan pemilahan
kelompok eksperimen dan kontrol secara acak individu; rancangan prates dan
pascates dengan pemilahan kelompok eksperimen dan kontrol secara acak
individu; dan rancangan gabungan dari alteratif pertama dan kedua (rancangan
Solomon). Uraian ketiga ragam alternatif rancangan eksperimental sungguhan
secara singkat diberikan sebagai berikut.
a) Rancangan Pascates dengan Pemilahan Random Individu. Rancangan
penelitian ini dapat digambarkan hubungan antara kelompok subjek/objek
yang diperankan sebagai kelompok eksperimental dan kelompok kontrol,
perlakuan alternatif terhadap kelompok subiek/ objek yang terancang, dan
proses observasi (pengukuran) pengaruh perlakuan sebagai pascates pada
Tabel 2.2. Berdasarkan Tabel 2.2 notasi R = sebagai notasi adanya random
individu dari pengelompokan subjek/objek penelitian; Eksp = sebagai notasi
adanya kelompok eksperimental; Kont = sebagai notasi adanya kelompok
kontrol; X = sebagai notasi adanya variabel bebas yang dimanipulasi sebagai
perlakuan alternatif (baru); dan O = sebagai notasi adanya observasi tcrhadap
akibat dari suatu perlakukan alternatif (X), dari kelompok eksperimental
(O1), dan dari kelompok kontrol (O2). Pada Rancangan jenis ini, subjek
setelah diacak dengan acak individu untuk menentukan kedua kelompok

dengan tanpa diberikan pengukuran prates, lalu diberikan suatu perlakuan


alternatif barn (X) untuk kelompok eksprrimrntal, dan perlakuan sebagaimana
yang selama ini berlangsung untuk kelompok kontrol (-), dan pada akhir
perlakuan kedua kelompok diberikan pcngukuran untuk melihat akibat
pengaruh perlakuan alternatif baru dan pcrlakuan yang sclama ini
berlangsung melalui pascatcs (01), dan (02).
Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
X
O1
R
Kont.
O2
Tabel 2.3 Rancangan Eksperimental pascates dalam dua kelompok dengan
random individu

Pada Tabel 2.3 kelompok eksperimental diberi perlakuan alternatif baru


(X), sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan sebagaimana yang telah
berlangsung selama ini (tidak diberikan perlakuan alternatif baru sebagaimana
pada kelompok eksperimental). Kedua kelompok subjek/objek (eksperimental dan
kontrol) tidak dikenai pengukuran awal (prates). Pengukuran terhadap kedua
kelompok hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan baru (X) untuk kelompok
eksperimental dan pemberian perlakuan sebagaimana yang selama ini berlangsung
(-) untuk kelompok kontrol. Pengujian signifikansi perbedaan pengaruh perlakuan
dilakukan melalui uji perbedaan rerata hasil pengukuran pascates (O1) untuk hasil
pascates kelompok eksperimental, dan (O2) untuk hasil pascates kelompok
kontrol. Kelemahan utama dari penggunaan rancangan penelitian jenis ini, yaitu
apabila terjadi perbedaan secara statistik yang signifikan antara (O1) dan (O2),
peneliti tidak dapat serta merta mengklaim yang secara metodologis diakibatkan
oleh pengaruh perlakuan alternatif baru yang dilakukan bahwa perbedaan itu
memang hanya diakibatkan boleh pemberian perlakuan baru (X). Hal ini
disebabkan oleh masih lemahnya dasar empiris yang digunakan peneliti untuk
memberikan justifikasi yang meyakinkan apakah kondisi sebelum diberikan
perlakuan dikenakan tcrhadap kedua kelompok subjek/objek tersebut memang
sama (tidak berbeda).
b) Rancangan Prates dan Pascates dengan Pemilahan Kelompok Random Individu.
Hubungan antara kelompok subjek yang diperankan sebagai kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol, perlakuan alternatif baru yang dirancang,

pcngukuran melalui pra-tes dan pasca-tes dalam rancangan ini disajikan pada
Tabel 2.3. Rancangan penelitian yang disajikan pada Tabel 2.3 mirip sebagaimana
rancangan penelitian eksperimental pada Tabel 2.3. Pembedanya pada rancangan
penelitian ini ada sintaks melakukan pengukuran prates sebelum perlakuan
alternatif baru dilakukan. Hasil pengukuran sebelum perlakuan alternatif
dilakunkan diberikan notasi O1 dan O2. Notasi O1 = menunjukkan hasil
pengukuran prates untuk kelompok eksperimen, dan Notasi O2 = menunjukkan
hasil pcngukuran pratcs untuk kelompok kontrol. Sedangkan pada rancangan jenis
ini, penentuan kelompok subjek/objek juga melalui acak individu. Kelompok
eksperimental diberi perlakuan alternatif baru (X), sedangkan kelompok kontrol
diberikan perlakuan sebagaimana yang telah berlangsung selama ini (tidak
diberikan perlakuan alternatif barn sebagaimana pada kelompok eksperimental).
(O3) sebagai representasi hasil pengukuran setelah pcrlakuan alternatif (X) selesai
(pascates) untuk kelompok eksperimental, dan (O4) sebagai representasi hasil
pcngukuran setclah perlakuan selesai (pascates) pada kclompok kontrol.
Pengujian signifikansi perbedaan pengaruh perlakuan altematif melalui uji
perbedaan rerata hasil pengukuran pascates (O3) untuk basil pascates kelompok
eksperimental, dan (O4) untuk hasil pascates kelompok kontrol. Penggunaan
rancangan penelitian jenis ini, apabila terjadi perbedaan secara statistik yang
signifikan antara (O3) dan (O4), peneliti secara metodologis dapat melakukan
klaim bahwa perbedaan itu memang hanya diakibatkan oleh pemberian pcrlakuan
alternatif yang terancang (X). Artinya, dari sisi validitas internal hasil penelitian
lebih dipertanggungjawabkan. Sebab peneliti dapat melakukan kontrol setidaknya
terhadap kondisi sebelum diberikan perlakuan dari kedua kelompok subjek
tersebut sama (tidak berbeda) berdasarkan hasil uji beda hasil pengukuran prates
kedua kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2). Namun, apabila
ternyata hasil uji beda antara (O1) dan (O2) berbeda secara signifikan, maka
faktor basil prates dapat dijadikan sebagai kovariat dalam analisis data uji
signifikansi perbedaan antara (O3), dan (O4). Dalam keadaan seperti yang
terakhir ini, peneliti perlu melakukan modifikasi alternatif rumus statistik yang
digunakan untuk melakukan analisis data dalam melakukan uji hipotesis.

Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguban Solomon. Hubungan


antara kelompok subjelc/objek yang diperankan sebagai kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol, perlakuan alternatif yang dirancang, variasi pengukuran
melalui pra-tes dan pascates dalam penggunaan rancangan jenis ini disajikan pada
Tabel 2.3. Pada Gambar rancangan penelitian eksperimental sungguhan jenis
Solomon ini merupakan pengembangan dari rancangan penelitian eksperimental
sungguhan pada Tabel 2.2 dan 2.3. Penggabungan kedua rancangan penelitian
tersebut menjadi pembeda utamanya rancangan penelitian eksperimen sungguhan
pada Tabel 2.2 dengan Tabel 2.3 dengan adanya perbanyakan kelompok, replikasi
perlakuan dan/atau pengukuran. Rancangan penelitian eksperimen jenis Solomon
lebih dimaksudkan untuk mempertinggi ketelitian, kecermatan, dan validitas
internal dan eksternal temuan. Misalnya dengan (1) memperbanyak kelompok
yaitu dua kelompok eksperimen darl dua kelompok kontrol; (2) replikasi beberapa
perlakuan dengan disertai melakukan variasi pcngukuran prates pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol; dan (3) melakukan perbanyakan frekuense
pengukuran dan variasi pengukuran prates utamanya berdasarkarn variasi
kelompok dan perlakuan, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol.
Sebagaimana rancangan penelitian eksperimental sungguhan sebelumnya
ragam dan makna notasi yang terdapat dalam rancangan dijelaskan berikut. Notasi
R = sebagai notasi adanya random individu dari subjek/objek penelitian yang
dikelompokkan ke dalam kelompok praekspcrimcntal dan kelompok kontrol; X =
sebagai notasi adanya variabel bebas scbagai perlakuan alternatif (baru); dan O =
sebagai Notasi adanya pengukuran awal sebelum perlakuan dan setelah diberikan
perlakuan alternatif. (O3) = sebagai hasil pengukuran sebelum perlakuan
diberikan pada kelompok eksperimental, dan (O4) notasi untuk hasil pengukuran
sebelum perlakuan diberikan pada kelompok kontrol. (O1), dan (O5), sebagai
representasi basil pengukuran setelah perlakuan alternatif (X) sclesai untuk
kelompok eksperimental, dan (O2), dan (O6) sebagai representasi hasil
pengukuran setelah perlakuan selesai pada kelompok kontrol. Pada rancangan
solomon, ada empat kelompok subjek hasil random individu sebagai rancangan
gabungan yang terdiri atas dua kelompok dari Ranamgan Pascates dengan

Pemilahan Random Individu, dan dua kelompok yang lain sebagai representasi
Rancangan Prates dan Pascates dengan Pemilahan Kelompok Random Individu.
Rancangan jenis ini dimaksudkan untuk mcngbasilkan variasi perlakuan antar
kelompok yang sempuma, baik pada pengukuran prates (O3, dan O4), maupun
pada kelompok yang tidak: dikenai pengukuran prates (--), lalu diberikan suatu
pengalaman baru (X) untuk kelompok eksperimental, dan perlakuan scbagaimana
yang selama ini berlangsung untuk kelompok kontrol (--), dan pada akhir
perlakuan diberikan pengukuran pascates untuk melihat akibat pengaruh
perlakuan alternatif dan pcrlakuan yang selama ini berlangsung (perlakuan lama)
melalui (O1), (O2), (O5), dan (O6).
Rancangan

ini

memiliki

kelebihan

memperkecil

atau

bahkan

menghilangkan kelemahan yang terjadi pada rancangan scbelumnya (Rancangan


Pascates dan Rancangan Prates dan Pascatcs dengan Pemilahan Kelompok
Random Individu). Katakanlah untuk rancangan eksperimental sungguhan yang
kcdua, dengan mcmasukkan langkah pengukuran awal dengan pratcs dapat
membuat subjek mcnjadi pcka dalam membcrikan iawaban pada waktu
pcngukuran akhir dengan pascates. Dengan demikian pemberian prates berpotensi
dapat mengancam kesahihan internal temuan penelitian. Begitu juga pada
rancangan pertama yang tidak melakukan pengukuran awal dengan prates
memiliki kelemahan karena tidak ada data yang dipakai untuk meyakinkan bahwa
kondisi awal kedua kelompok benar-benar seimbang. Untuk itu, bentuk variasi
rancangan gabungan antara rancangan kclompok pertama dan kedua tersebut,
yang lazim disebut dengan rancangan penelitian eksperimental Solomon dapat
memperkecil kemungkinan munculnya kelemahan terhadap validitas internal hasil
pcnclitian. Dengan kata lain, rancangan pcnelitian eksperimcntal Solomon dapat
mempertinggi validitas internal dan eksternal suatu basil penelitian yang betmuara
pada lebih luasnya jangkauan rampat (generalisai) kaimpulan basil penelitian.
Namun, penggunaan rancangan jenis ini diperlukan jumlah sampel, jumlah variasi
perlakuan, dan jumlah variasi pengukuran yang lebih kompleks dan lebih cermat.
Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan. dengan Faktorial. Jenis
rancangan penelitian faktorial ini secara umum sintaksnya relatif sama dengan
rancangan penelitian eksperimental sungguhan yang lain. Hubungan antara

kclompok subjek/objek yang diperankan sebagai kelompok eksperimcntal dan


kelompok kontrol, perlakuan alternatif yang dirancang, variasi pcngukuran
melalui pra-tes dan pascates dalam pcnggunaan rancangan ini relatif sama dcngan
rancangan prates dan pascates dcngan pemilahan kelompok random individu pada
Tabel 2.4. Pembedanya, dalam rancangan jenis faktorial ini dapat melakukan
manipulasi variabel bebas utama dan
Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
O1
X
O3
R
Kont.
O2
O4
Tabel 2.4 rancangan ekperimental pratest dan pascatest dua kelompok dengan
random individu

Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
X
O1
R
Kont.
O2
R
Eksp.
O3
X
O5
R
Kont.
O4
O6
Tabel 2.5 Rancangan Eksperimental Sunngguhan Solomon dengan Random
individu

c) Rancangan ekperimental Semu


Craswell (2016:228) mengatakan Dalam rancangan quasi-experiment, peneliti
menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara
acak memasukan (nonrandom assigment) para partisipan kedalam dua kelomppok
tersebut (misalnya, mereka bisa saja berada dalam satu kelompok utuh yang tidak
dapat dibagi lagi).
Rancangan penelitian eksperimental semu (quasi-eksperimental design)
menurut Campbell & Stanley (1996) dari aspek sintaknya tidak jauh berbeda
dengan rancangan penelitian eksperimental sungguhan (true ekperimental design).
Keduanya jenis rancangan penelitian ini termasuk dalam kelompok rancangan
ekperimental. Oleh karena itu, lazimnya alasan pemilihan dan tujuan penggunaan
kedua rancangan dalam penelitian pendidikan dan pembelajaran realtif sama.
Kesamaan tujuan dari penggunaan kedua rancangan penelitian ini yaitu untuk (1)

menguji signifikansi pebedaan dari suatu fenomena yang bersifat sebab-akibat; (2)
memanipulasi suatu fenomena atau faktor yang diperankan sebagai variabel bebas
(perlakuan alternatif) dalam fenomena hubungan sebab-akibat; (3) menentukan
signifikansi besaran pengaruh fenomena yang diperankan sebagai faktor penyebab
(variabel bebas) terhadap variabel terikat yang diperankan sebagai fenomena
akibat (variabel tergantung); (4) menguji hipotesis yang dibanguq bcrdasarkan
kebenaran teoritis berdasarkan data empiris dengan menggunakan kriteria taraf
signifikansi tertentu; dan (5) mempertimabangkan teknik pengontrolan terhadap
kemungkinan adanya kontaminasi variabel lain selain variabel utama yang
dirancang untuk meningkatkan validitas internal temuan penelitian.
Berdasarkan kelima pcrsamaan sintaks dan tujuan dari kedua jenis
rancangan tersebut, terdapat satu sintaks yang memiliki tujuan yang sama, tetapi
mempunyai cara operasional yang berbeda. Satu sintaks yang dimaksud yaim
dalam upaya melakukan pengontrolan terhadap kcmungkjnan kontaminasi variabl
lain selain variabel bebas utama yang dirancang. Cara pcngontrolan terhadap
kemungkinan kontaminasi variabel lain selain yang dirancang dalam rancangan
penelitian eksperimental sungguhan dilakukan berdasarkan pada rancangan
penelitian. Terutama dalam upaya penggunaan teknik sampling yaitu dilakukan
secara acak individu (random individu). Sedangkan dalam rancangan penelitian
eksperimental semu cara pengontrolan terhadap variabel yang dimaksud
berdasarkan pada pcnggunaan teknik statistik, bukan pada rancangan penelitian.
Hal ini disebabkan teknik sampling dalam rancangan eksperimental semu
dilakukan secara acak kelompok (random kelompok), bukan random individu.
Teknik sampling yang digunakan pada rancangan eksperimental scmu yang tidak
dapat dilakukan dengan random individu ini dalam beberapa literatur dikenal
dengan sebutan assignment random sampling (Wellington 2015; Johnson &
Cristensen, 2004; Tuckman, 1999).
Penggunaan assignment random sampling pada rancangan penelitian
eksperimental semu ini, artinya tidak memberikan kemungkinan kesempatan yang
sama terhadap individu untuk menjadi sampel. Namun, hanya memberikan
kesempatan yang sama pada unit kelompok atau kelas untuk memungkinkan
menjadi sampel. Hal ini lazim terjadi, utamanya dalam penelitian pendidikan dan

pembelajaran yang dihadapkan pada realita penataan kelas yang sudah terbentuk
di suatu lokasi penelitian, serta tidak mungkin secara administrasi untuk diubah.
Misalnya, penelitian dengan sampel siswa kelas 10 SMK di semester dua yang
sedang berjalan, atau dengan sampel siswa kelas 11 yang sudah berjalan. Kondisi
kelas secara administrasi sudah terbentuk, dan kecil kemungkinan untuk
dilakukan random individu untuk mengubah pengelompokan kelas yang sudah
ada. Hal ini bila dipaksakan oleh peneliti akan mengganggu administrasi kelas
yang sudah tertata dan kemungkinan besar pimpinan sekolah merasa keberatan.
Dalam kondisi seperti ini, penggunaan teknik sampling random
assignment yang paling cocok, dengan jenis rancangan yang dipilih dan yang
cocok dengan rancangan eksperimental semu. Pertanyaan lebih lanjut terkait
dengan penetapan sampel dengan teknik assignment random sampling yaitu
bagaimana peneliti memastikan kesepadanan (matching) kondisi awal antar
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol? Jawaban atas pertanyaan ini
perlu dilakukan pengukuran dan pengujian atas kesepadanan kondisi awal antar
kelompok dengan teknik statistik tertentu. Kondisi awal antar kelompok ini yang
perlu dipertimbangkan sangat tergantung pada karakteristik sampel dan
karakteristik variabel terikat yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel
bebas yang dirancang. Dalam konteks penelitian pembelajaran di kelas, sebagai
kondisi awal kelompok dapat berupa kemampuan bekal ajar awal, IQ, motivasi,
minat, latar belakang pcndidikan, sarana prasarana, dan status sosial ekonomi
orang tua, dan lain sebagainya. Berdasarkan karakteristik sampel, variabel
tergantung yang diamati, dan faktor pendukung yang lain, peneliti memilih dan
menentukan kondisi awal (kelompok eksperimental dan kontrol) yang harus
dipertimbangkan kesepadanannya, diukur, dan diuji dcngan teknik statistik
tertentu.
Bilamana hasil uji dengan teknik dan rumus statistik tertentu, hasil kondisi
awal yang dimaksud tidak berbeda signifikan, maka dikatakan kondisi awal
sepadan sebelum dilakukan eksperimental antara kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol. Namun, bilamana hasil uji dengann teknik dan rumus statistik
tertentu, hasil kondisi awal yang dimaksud berbeda signifikan, maka dapat
dikatakan kondisi awal tidak sepadan sebelum dilakukan eksperimental antara

kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Oleh karena itu, langkah


selanjutnya kondisi awal yang tidak sepadan antara kedua kelompok ini perlu
dipertimbangkan/dieliminasi pengaruhnya melalui teknik analisis data Saat
melakan pengujian hipotesis dengan menempatkannya sebagai variabel kovariat.
Praktik langkah-langkah pada yang ditempuh pada saat uji kesepadanan kondisi
awal kelompok dan pemilihan alternatif teknik analisis data untuk pengujian
hipotesis dalam rancangan penelitian eksperimental semu ini yang disebut
melakukan pengontrolan melalui teknik statistik.
Ada beberapa alternatif jenis rancangan pcnelitian eksperimental yang
dapat dimasukkan ke kelompok eksperimental semu. Namun, dalam pembahasan
ini hanya akan diberikan tiga contoh model rancangan penelitian eksperimental
semu yaitu rancangan (1) pascates dengan kelompok eksperimental dan kontrol
tidak acak, (2) prates dan pascates dengan kelompok eksperimental dan kontrol
diacak; dan (3) rangkaian waktu satu kelompok.
Rancangan Pascates Pemilahan Kelompok dengan Random Assignment.
Hubungan antara kelompok subjek yang diperankan scbagai kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol, perlakuan alternatif yang terancang, dan
pengukuran melalui pascates dalam rancangan penelitian jenis ini disajikan pada
Tabel 2.3. Rancangan Penelitian Eksperimental Semu Pascates dalam Dua
Kelompok Pemilahan dengan Random Assignment, sintaksnya secara prinsip sama
dengan Rancangan Eksperimental Sungguhan Pascates dalam Dua Kelompok
dengan Random Individu pada Tabel 2.4. Pembedanya hanya terletak pada
pcnentuan dua kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, yaitu dengan
random assignment (Rs) pada eksperimental semu, dan random individu pada
eksperimental sungguhan (R).Notasi Rs = sebagai notasi adanya random
assignment (random kelompok, bukan random individu), dari subjek penelitian; X
= sebagai notasi adanya variabel bebas sebagai perlakuan alternatif yang
terancang; dan O = sebagai notasi adanya pengukuran variabel tergantung sebagai
akibat dari suatu perlakukan alternatif yang terancang (X).
Hasil pengukuran akibat terhadap kelompok eksperimental ()1), dan hasil
pengukuran akibat dari kelompok kontrol (OZ). Pada Rancangan jenis ini, subjek
setelah diacak dengan acak kelornpok (assignment random), untuk menentukan

kedua kelompok dengan tanpa diberikan pengukuran prates. Perlakuan alternatif


(X) untuk kelompok eksperimental, dan perlakuan sebagaimana yang selama ini
berlangsung untuk kelompok kontrol (-). Pada akhir perlakuan alternatif (X),
kedua kelompok diberikan pengukuran untuk mclihat akibat pengaruh perlakuan
alternatif dan yang lama melalui pascates (01), dan (O2). Pengujian signifikansi
perbedaan pengaruh perlakuan alternatif dengan perlakuan yang selama ini
berlangsung dilakukan melalui uji
perbedaan rerata hasil pengukuran pascates (O1) untuk hasil pengukuran
pascates pada kelompok eksperimental, dan (O2) untuk hasil pengukuran pascates
pada kelompok kontrol. Kelemahan utama dari penggunaan rancangan penelitian
jenis ini, apabila terjadi perbedaan sccara statistik yang signifikan antara (O1) dan
(O2), peneliti tidak dapat klaim secara metodologis, bahwa perbedaan itu memang
hanya diakibatkan oleh pemberian perlakuan alternatif (X). Sebab peneliti tidak
cukup berdasarkan data empiris untuk meyakinkan tidak adanya faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya ketidakvalidan internal.
utamanya, terhadap kondisi awal kelompok (eksperimental dan kontrol)
scbelum diberikan perlakuan alternatif. Rancangan Prates dan Pascates Pemilahan
Kelompok dengan random assignment. Hubungan antara kelompok subjek yang
diperam kan sebagai kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, perlakuan
alternatif yang terancang, dan pengukuran melalui prates dan pascatee dalam
rancangan penelitian jenis ini disajikan pada Tabel 2.6. Rancangan Penelitian
Eksperimental Semu Prates dan Pascates dalam Dua Kelompok Pemilahan dengan
Random Assignment, sintaksnya secara prinsip sama dengan Rancangan
Eksperimental Sungguhan Prates dan Pascates dalam Dua Kelompok dengan
Random Individu pada Tabel 2.5. Pembedanya hanya terletak pada penentuan dua
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, yaitu dengan random assignment
(Rs) pada eksperimental semu, dan random individu pada eksperimental
sungguhan.
Notasi Rs = sebagai notasi adanya random assignment (random kelompok, bukan
random individu), dari subjek penelitian; X = sebagai notasi adanya variabel
bebas sebagai perlakuan alternatif yang tcrancang; dan O = sebagai notasi adanya
pengukuran awal sebclum perlakuan diberikan. (O1) hasil pengukuran prates

untuk kelompok eksperimental, dan (O2) hasil pengukuran prates kelompok


kontrol. (O3) sebagai representasi hasil pengukuran setelah perlakuan alternatif
(X) selesai untuk kelompok eksperimental, dan (O4) sebagai representasi hasil
pcngukuran setelah perlakuan alternatif terancang selesai pada kelompok kontrol.
Sintaks rancangan penelitian jenis ini, subjek penelitian setelah diacak
dengan assignment random, untuk menentukan kedua kelompok (eksperimental
dan kontrol), diberikan pengukuran prates (O1, dan O2). Pcrlakuan alternatif (X)
diberikan pada kelompok eksperimental, dan perlakuan sebagaimana yang selama
ini berlangsung untuk kelompok kontrol (--). Untuk melihat akibat pengaruh
pcrlakuan alternatif (X) terhadap variabel tergantung, dilakukan pengukuran
melalui pascates (O3) untuk kelompok eksperimental, dan (O4) untuk kclompok
kontrol.
Pcngujian signifikansi perbedaan pengaruh perlakuan alternatif dengan
perlakuan yang selama ini berlangsung dilakukan melalui uji perbedaan rerata
hasil pengukuran pascates (O3) untuk basil pengukuran pascates pada kelompok
eksperimental, dan (O4) untuk hasil pengukuran pascates pada kelompok kontrol.
Kclcbihan dari penggunaan rancangan penelitian jenis ini, apabila terjadi
perbedaan secara statistik yang signifikan antara (O3) dan (O4), peneliti secara
metodologis dapat melakukan klaim bahwa perbedaan itu memang diakibatkan
oleh pemberian perlakuan alternatif (X). Sebab peneliti dapat melakukan kontrol
dan meyakinkan kondisi awal sebelum diberikan perlakuan kedua kelompok
subjek tersebut dapat diketahui bcrbeda atau tidak berbeda berdasarkan hasil uji
beda antara (O1) dan (O2). Apabila hasil uji beda antara (O1) dan (O2) berbeda
secara signifikan, maka faktor prates dapat dijadikan sebagai kovariat dalam
analisis data uji perbedaan (O3), dan (O4).
Rancangan Rangkaian Waktu Satu Kelompok. Hubungan antara subjek
penelitian, perlakuan alternatif, pengukuran melalui prates dan pascates dalam
rancangan jenis ini disajikan pada Tabel 2.7 Rancangan Penelitian Rangkaian
Waktu Satu Kelompok (one group time-series designs), sintaksnya sccara prinsip
sama dengan Rancangan Prates dan Pascates Satu Kelompok pada Tabel 2.3
Pembedanya hanya terletak pada banyaknya frekuensi pengukuran yang
dilakukan, baik pada kondisi sebelum diberikan perlakuan alternatif (X) maupun

Setelah diberikan perlakuan altematif (X). Pada Rancangan Prates dan Pascates
dalam Satu Kelompok frekuensi pengukuran yang dilakukan, baik pada kondisi
sebelum maupun setelah diberikan perlakuan alternatif (X) hanya dilakukan satu
kali. (O1) untuk hasil pengukuran pada kondisi sebelum diberikan perlakuan
alternatif (X); dan (O2) untuk hasil pengukuran pada kondisi setelah diberikan
pcrlakuan alternatif (X). Sedangkan pada Rancangan Penelitian Rangkaian Waktu
dengan Satu Kelompok pada Tabel 2.8 frekuensi pengukuran pada kondisi
sebelum diberikan perlakuan alternatif (X) dapat dilakukan lebih dari satu kali.
Begitu juga frekuensi pcngukuran pada kondisi setelah diberikan perlakuan
alternatif (X) dapat dilakukan lcbih dari satu kali pengukuran sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian. Pada contoh rancangan penclitian Tabel 2.5
diberikan frekuensi pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan alternatif (X)
sebanyak empat kali. Notasi O1, O2, O3, dan O4 menunjukkan hasil ftekuensi
pengukuran empat kali sebelum perlakuan alternatif (X) diberikan; dan notasi O5,
O6, O7, dan O8 menunjukkan hasil frekuensi pengukuran empat kali sesudah
perlakuan alternatif (X). Pengukuran O1--O8 ini digunakan untuk melihat
pengaruh perlakuan alternatif (X) melalui proses pengukuran yang berulang sesuai
dengan interval waktu yang telah ditentukan. Misalnya, menguji pengaruh
perlakuan alternatif (X) melalui uii signifikansi perbedaan antara O1 dan O5.
Rancangan penelitian ini cocok untuk melakukan pcnelitian perubahan sikap
(peserta didik) melalui pengaruh pemberian modeling pengembangan sikap dalam
jangka waktu yang panjang dan bersifat longitudinal.
Rancangan penelitian Rangkaian Waktu Satu Kclompok ini secara sintaks
prinsipnya sama dcngan rancangan penelitian Prates dan Pascates dalam Satu
Kelompok. Namun, Rangkaian Waktu Satu krlompok memiliki beberapa
kelebihan. Utamanya dengan adanya
pengukuran berulang dan berseri sesuai interval waktu, baik pada sebelum
maupun sesudah perlakuan alternatif (X) dapat meminimalisasi kemungkinan
terjadinya ketidakvalidan yang disebabkan oleh sumber ancaman terhadap
validitas internal. Misalnya, faktor kematangan, pengalaman pengukuran, dan
gejala regresi statistik dapat diperkecil dalam menguji pengaruh perlakukan
alternatif (X) melalui perbedaan hasil pengukuran O4 dengan O5. Hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan rancangan jenis ini adalah menjaga keajegan alat
ukur yang digunakan. Sedangkan kelemahan dari penggunaan rancangan ini kecil
kemungkinannya untuk dapat mengendalikan pengaruh faktor sejarah terhadap
fenomena terjadinya perubahan (sikap) yang diamati. Mengingat perubahan sikap
merupakan hasil resultanta dari sekian banyak faktor.
Berdasarkan tiga ragam rancangan penelitian eksperimental semu ini,
sebagaimana juga pada rancangan penelitian eksperimental jenis yang lain, yaitu
pentingnya mempertimbangkan secara cermat adanya ragam ancaman terhadap
validitas internal hasil dan ekstemal hasil penelitian. Secara spesifik Campbell &
Stanley (1996) telah memerinci ragam sumber ancaman terhadap validitas internal
dan eksternal tersebut yang harus selalu dipertimbangkan. Utamanya dalam
memilih dan menetapkan penggunaan rancangan penelitian eksperimental semu.
Ragam sumber ancaman terhadap validitas internal dan eksternal hasil penelitian
dengan rancangan penelitian ekperimental semu disajikan pada Gambar 2.6.
Subjek
Kelompok
Prates
Perlakuan
pascatest
R
Eksp.
X
O1
R
Kont.
O2
Tabel 2.6 Rancangan Ekperimental Semu Pascates dalam Dua Kelompok dengan
Random Assignment

Subjek

Prates

Perlakuan

pascatest

O1

O3

O2

O4

Tabel 2.7 Rancangan Ekperimental Prates dan Pascates dalam Dua Kelompok dengan
Random Assignment

Subjek
Prates
Perlakuan
pascatest
Rs
O1 O2 O3 O4
X
O5 O6 O7 O8
Tabel 2.8 Rancangan Penelitian Ekperimental Semu Rangkaian waktu satu Kelompok
E. Kelebihan dan kekurangan Penelitian Kuantitatif
Metode Kuantitatif
Kelebihan

Kekurangan

Penelitian lebih berjalan sistematis

Pengambilan data cenderung berasal


dari nilai tertinggi
Penelitian tidak subjektif

Mampu memanfaatkan teori yang ada

Penelitian lebih berjalan objektif

Orientasi hanya terbatas pada nilai


dan jumlah
Spesifik, jelas dan rinci
Dibatasi oleh peluang untuk menggali
responden dan kualitas perangkat
pengumpul data orisinal
Ukuran penelitian besar, sehingga
Keterlibatan periset umumnya
menjadi nilai tambah tersendiri
terbatas
Dapat digunakan untuk menduga dan Berdasarkan pada anggapan anggapan
meramal
(asumsi)
Hasil analisis dapat diperoleh dengan Asumsi tidak sesuai dengan realiatas
akurat bila digunakan sesuai aturan
yang terjadi atau menyimpang jauh
maka kemampuannya tidak dapat
dijamin bahkan menyesatkan
Dapat digunakan untuk mengukur
Data harus berdistribusi normal dan
interaksi hubungan antara dua
hanaya dapat digunakan untuk
variabel atau lebih
menganalisis data yang populasi atau
sampelnya sama
Dapat menyederhanakan realitas
Tidak dapat dipergunakan untuk
permasalahan yang kompleks dan
menganalisis dengan cuplikan
rumit dalam sebuah model
(sampel) yang jumlahnya sedikit (30>
Tabel 2.9 kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
2. Kelebihan metode kuantitatif Dapat digunakan untuk menduga atau
meramal. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila
digunakan sesuai aturan. Dapat digunakan untuk mengukur
interaksi hudungan antara dua/lebih variabel. Dapat
menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model. Kekurangan metode kuantitatif Berdasarkan
pada anggapan-anggapan (asumsi) Asumsi tidak sesuai dengan
realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya
tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan. Data harus berdistribusi
normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang
populasi/sampelnya sama. Tidak dapat dipergunakan untuk

menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit (>


30)

Daftar Rujukan
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Cresswell, John W. 2016. Research Design (Qualitative, Quantitative, and Mix
Methods Approaches). Fourth Edition. California:SAGE
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian Kuantiatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mukhadis. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Bidang Pendidikan dan
Contoh Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing.
Mukhadis. 2015. Kiat Menulis Karya Ilmiah: Bentuk, Anatomi, Isi Esensial, dan
Contoh Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publishing.
Sarwono, S. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif: Graha Ilmu :
yogyakarta
Sugiyono, 2012. Stattistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pebdekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Subana & Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung:Pustaka
Setia.
Sukardi. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press.

Anda mungkin juga menyukai