Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dipakai, tidak disenangi,
atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya (Chandra, 2006). Menurut Nurhidayat (2010) jenis sampah
berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk
hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan atau
pelapukan, sedangkan sampah anorganik, yaitu sampah yang berasal dari sisa manusia
yang sulit untuk di uraikan oleh bakteri. Salah satu ontoh dari sampah organik, yaitu
sisa makanan.
Sisa makanan merupakan salah satu jenis sampah yang menjadi masalah bagi
lingkungan. Sisa makanan merupakan sampah rumah tangga, selain itu banyak
ditemui pada rumah makan, restoran, ataupun warung yang terdapat dipinggir jalan.
Banyak orang yang menyisakan makanannya. Meninggalkan sebutir nasi saja, jika
dilakukan oleh 200 juta penduduk Indonesia dalam sekali makan, maka akan ada 200
juta butir nasi yang terbuang. Jika sehari makan dua kali, maka akan ada 400 juta
butir nasi yang terbuang.
Menurut selever.fresshell.org, satu gram beras terdiri dari 50 butir beras.
Maka, 400 juta butir nsai itu sama dengan 800 kg beras yang hilang setiap harinya.
Menurut FAO, saat ini masih ada 870 juta orang yang kelaparan setiap hari,
sedangkan pada bulan September tahun 2013, FAO merilis data ada 1,3 miliar ton
makanan sisa setiap tahunnya, dimana warga Hongkong membuang makanan
sebanyak 0,5 kg setiap hari. Warga Singapura dicatat membuang 0,36 kg makanan
tiap harinya dan warga Taiwan membuang 0,35 kg per hari (Republika.co.id).
Sungguh ironi dimana masih banyak orang yang kelaparan setiap seharinya, namun
masih banyak pula makanan yang dibuang dengan sia-sia.
Oleh karena itu, harus ada tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi permasalahan sampah makanan. Karena jika dibiarkan akan menimbulkan
berbagai penyakit akibat bakteri yang ditimbulkan dari tumpukan sampah
tersebut.Usaha yang sudah pernah dilakukan untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan
mengolah sampah makanan diolah menjadi pupuk kompos dan biogas untuk dijadikan
sebagai sumber energi. Dimana jumlah gas metana (komponen utama biogas) yang
dihasilkan dari sampah organik di tempat pembuangan sampah di Indonesia bisa
mencapai 1.581,74 ton per tahun (Mediana dan Gamse, 2010).
Sampah sisa makanan tersebut tidak dapat diolah secara maksimal, karena
hanya sebagian kecil dari sampah tersebut yang dikonversi menjadi komoditas yang
memiliki nilai ekonomi lebih, sebagai contoh hanya 7,15 % dari sampah yang
terkumpul dikonversi menjadi pupuk. Implikasinya, kebanyakan sampah dikirim ke

TPA, sekitar 60% dari TPA di Indonesia akan mencapai batas kapasitas maksimum
pada tahun 2015 (Kementrian Lingkungan Hidup, 2008b). Oleh karena itu, harus ada
tindakan lebih lanjut yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan
permasalahan sampah sisa makanan tersebut.
Kami memiliki gagasan untuk mengatasi permasalahan sampah sisa makanan
tersebut dengan mengajukan ide bahwa pemerintah harus membuat aturan bahwa
siapapun yang membuang makanannya harus didenda. Dimana denda tersebut akan
dialokasikan untuk pemberian makanan gratis bagi orang yang kurang mampu
ataupun kelaparan. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pangan bagi orang
yang kurang mampu dan kelaparan. Warung, rumah makan, ataupun restoran harus
menyediakan makanan sesuai dengan jumlah kalori yang diperlukan. Bagi laki-laki
membutuhkan 2500 kalori per hari, sedangkan perempuan membutuhkan 2.200 kalori
per hari (Kompas.com).
Dengan berbagai alasan dan kondisi yang ada maka kami mengusulkan PKMGT yang berjudul Keep Away Your Food From Trash Bin, Upaya pengurangan
Sampah Makanan untuk Pemerataan Kesejahteraan Pangan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengurangi jumlah sampah makanan.
2. Untuk meningkatkan upaya pemerataan kesejahteraan pangan bagi orang-orang yang
kurang mampu dan kelaparan.
3. Utnuk mngurangi dampak yang ditimbulkan dari sampah makanan tersebut, seperti
peningkatan jumlah bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumbangan gagasan dari kami untuk
menyelesaikan permasalahan sampah makanan, sehingga dengan adanya aturan
tersebut diharapkan jumlah sampah makanan akan berkurang. Selain itu, adanya
aturan terkait pemberian denda apabila kita menyisakan makanan maka kita dapat
membantu dalam pemerataan kesejahteraan pangan bagi orang-orang yang kurang
mampu dan kelaparan.

Daftar pustaka :
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Mediana, C. Dan Games, T. 2010. Development of Waste Management Practices in
Indonesia. European Journal of Scientific Research, 40 (2), pp.199-210.
Nurhidayat, Setyo Purwendro. 2010. Megolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik.
Jakarta: Penebar Swadya.
Oemar,
Priyanto.
2013.
Agar
Tidak
Ada
Limbah
Makanan.
(http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/25/mv7mx9-agar-tak-adalimbah-makanan, diakses pada tanggal 12 April 2016, pukul 16.35).

Prianggoro, Hasta. 2010. Berapa Kalori yang Dibutuhkan setiap hari?.


(http://female.kompas.com/read/2010/09/11/10002336/berapa.kalori.yang.dibutuhkan.d
alam.sehari, diakses pada tanggal 12 April 2016 pukul 16.00).

Anda mungkin juga menyukai