Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KOLORIMETRI

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Nama Kelompok :
1. Mohamad Asrul SafiI (165090301111015)
2.

Fian Rifqi Irsalina (165090301111016)

3.

Palupi Nur Ariyati (165090301111017)

4.

Restya Ayu Dwi Hapsari (165090301111018)


5.

6.
7.

Yuni Rahmawati (165090301111019)

Izza Zhafirah Amalia (165090301111020)


Mevi Nurmeinawati Rakhim (165090301111021)
8.

Cintaniawati Suryanto (165090301111022)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolorimetri atau juga disebut spektroskopi merupakan bagian yang terkecil dari
spektum elektro-magnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia dimana besarnya sekitar
(400-700 nm) sehingga dalam bentuk yang bisa terlihat oleh manusia. Dalam melakukan
kolorimetri ilmu yang mempelajarinya dengan khusus disebut dengan spektroskopi analitik
atau ilmu yang mempelajari mengenai penentuan jumlah senyawa yang terdapat didalam
suatu sampel dengaan mengukurnya dengan akurat atau dengan mengukur banyaknya cahaya
yang diserap atau diemesikan oleh atom-atom atau molekul-molekul yang terdapt oleh sampel
tersebut Alat atau instrumen yang digunakan didalam percobaan ini adalah kolorimeter yang
dapat digunakan dalam menetukan kolorimetri (Cairns,2003).
Didalam suatu larutan atau senyawa terkadang konsentasi dari dari larutan tersebut
belum kita ketahui besarnya. Banyak metode atau cara yang bisa digunakan dalam
menentukan besarnya konsentrasi dari suatu senyawa atau molekul (sampel). Salah satunya
yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan menggunakan prinsip dari kolorimetri,
dimana dalam menentukan percobaan ini dengan memanfaatkan spektro gelombang dengan
tersebut konsentrasi suatu sampel senawa atau larutan dapat diketahui dengan menghitung
besar atau kecilnya dari gelombang yang diserap (absorpsi ) oleh larutan atau senyawa
tersebut. Dengan menggunaan kolorimetri akan dapat menghitung suatu konsentrasi suatu
senyawa dengan tepat dan akurat, serta metode atau analisis yang dilakukan untuk
melakukankannya terbilang lebih sederhana(David,2009).
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum Analisis Kolorimetri, diharapkan praktikan dapat
membuat kurva kalibrasi tembaga sulfat, dan prktikan mampu menentuka kandungan tembaga
sulfat dalam larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya, sehingga nantinya
praktikan mampu menghitung besar konsentrasi suatu zat dengan menerapkan kolorimetri ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kolorimetri merupakan salah satu bidang ilmu tertua dalam ilmu kimia fisika , seluruh
keberadaan kolorimetri dan metode baru telah ditemukan dan dikembangkan teknik-teknik
yang baru untuk mendapatkan hasil pengukuran agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Saat ini telah banyak pengembangan dan penelitian yang mengkhususkan dalam penelitian
kalorimetri (wojciech,2004)
Kolorimetri secara sederhana merupakan salah satu bentuk pengukuran warna dan
juga berupa metode yang paling banyak digunaan untuk menentukan konsentrasi dari
senyawa kimia. Prosedur didalam laboratorium

yang terpenting didalam menggunakan

metode ini adalah dengan menggunakan prinsip bahwa ketika cahaya putih berlalu melalui
larutan yang berwarna, ada bebeberapa gelombang yang diserap , gelombang yang diserap
tersebut beragam bergantung dari berapa panjng gelombang ynag sesuai dengan lrutn
tersebut, sehingga ada cahaya yang diserap lebih banyak oleh larutan ataupun lebih sedikit ini
bergantung dari lrutan tersebut. Ada pula senyawa senyaw yang tidak berwarna namun
dapat pula menyerap cahaya dalam spektrum tertentu melalui reaksi reagen yang cocok
dengan senyawa tersebut.

Senyawa berwarna menyerap cahaya yang diberikan dengan

panjang gelombang tertentu (Ochei,2008).


Pengukuran kolorimetri dibuat dengan menggunakan sumber cahaya putih yang
memliki panjang gelombang tertentu yang dapatt diatur dengan perangkat yang telah ada atau
dengan menggunakan filter warna. Peristiwa ini akan mengakibatkan cahaya melewati larutan
kimia berwarna. Namun, cahaya yang melewati larutan tersebut akan berkurang karena
cahaya diserap oleh larutan tersebut dengan besaran yang berbeda tergantung konsentrasi atau
kenis larutan dan cahaya. Dengan demikian maka, besar cahaya yang diserap oleh senyawa
larutan

kimia

tersebut

berbanding

lurus

dengan

konsentrasi

dari

larutan

tersebut(Pallana,2009).

Dalam kolorimetri metode pengukuran yang dilakukan adalah menggunakan prinsip


spektrofotometri (berdasarkan absorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui
suatu larutan yang mengandung kontaminan), namun untuk dapat dissebut kedalam
kolorimetri gelombang yang digunakan adalah cahaya tampak. Prinsip kerja dari metode ini

telah dijabarkan di dalam Hukum Beer-Lambert, dalam hukum ini telah menggabungkan
absorbsi cahaya dengan konssentrasi pada suatu bahan yang mengabsorbsi, sesuai dengan
I
persamaan Lambert-berr yang ada. ( / I out )=( I /T )=a x b x c (Lestari,2010).
A=log

BAB III

METODOLOGI
3.3 Alat dan bahan
3.3.1 Bahan
Didalam percobaan ini (kolorimetri) bahan yang digunakan atau diperlukan adalah
larutan CuSO 4

0,1 M, dan larutan sampel

CuSO 4 ,serta aquades untuk mengencerkan

larutan CuSO 4 0,1 M


3.3.2 Alat
Alat yang diperlukan dalam percobaan ini adalah kolorimeter, labu ukur 25 mL, pipet
tetes, bola hisap, pipet ukur, gelas ukur, dan botol coklat.
3.3.3 Prosedur Kerja
Larutan

CuSO 4
Dibuat didalam labu ukur 250 mL.
Diencerkan larutaan

CuSO 4

0,1M menjadi CuSO 4

0,09 M;0,08 M;0,07M;

0,06 M :0,05 M ; 0,04 M; 0,03 M.


Multimeter dihubungkan ke keluaran terminal kolorimeter, multimeter diatur
sampai bacaan diatas 200k..
Diatur kolorimeterpada cahay warna merah.
Sampel diletakkan dari masing-masing larutan secara terpisah dala tabung sampel
kolorimeter dan diukur resistensinya, diletkkan tutup ditas tabung sampel sebelum
pembacaan.
Digambar log dari tahanan terhadap konsentrasi larutan CuSO 4 .
Diletakan larutan sampel

CuSO 4

dalam tabung sampul dan diukur

resistensinya.
Digunakan kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi larutan CuSO 4
belum diketahui konsentrasinya.
Tabel pengamatan didikan hasil Percobaan
Hasil percobaan

yang

BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1 Data Hasil Pengamatan
Konsentrasi (mol L-1)

Resistansi

Log (Resistansi)

0,09

144

2,15

0,08

134

2,12

0,07

123

2,08

0,06

102

2,00

0,05

90

1,95

0,04

78

1,89

0,03

68

1,83

Sampel CuSO4

113

2,05

4.1.1 Tabel nilai absorbansi dari beberapa konsentrasi


NO

Konsentrasi

Absorbansi

0.03

1.83

0.04

1.89

0.05

1.95

0.06

0.07

2.08

0.08

2.12

0.09

2.15

sampel

2.05

4.1.2 Grafik Kalibrasi

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Hasil
4.2.1.1 Pembahasan Grafik
Pada praktikum Kimia Dasar kali ini membahas tentang Analisis
Kolorimetri yang bertujuan agar kita dapat membuat kurva kalibrasi tembaga
sulfat. Selain itu kita juga dapat menetukan kandungan tembaga sulfat dalam
larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Tembaga(II) sulfat, yang
juga dikenal dengan cupri sulfat, adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus
molekul CuSO4. Senyawa garam ini mempunyai kederajatan hidrasi yang
berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu
putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO45H2O), berwarna biru terang.

Dalam

praktikum

analisis

kolorimetri,

grafik

kalibrasi

berfungsi

terpenuhinya hukum lambert beer bahwa grafik berbentuk garis lurus dan
sebagai penentu rumus bagi sampel yang belum diketahui konsentrasinya,
dengan diketahuinya nilai absorbansi dari beberapa konsentrasi CuSO 4 , kami
mengaplikasikannya dalam bentuk sistematika excel yang dapat menunjukkan
persamaan garis linier.

Dengan persamaan garis y = 0,3619x, x merupakan konsentrasi yang dicari


pada sampel pengujian. Untuk itu kami mengolah data tersebut agar x dapat
diketahui berapa hasilnya sebagai konsentrasi dari sampel tersebut.

4.2.1.2 Pembahasan Konsentrasi Sampel


Dengan persamaan garis y = 0.3619x , kita dapat mencari konsentrasi pada
larutan sampel. Unsur x merupakan konsentrasi yang dicari pada sampel
pengujian. Untuk itu kami mengolah data tersebut agar x dapat diketahui berapa
hasilnya sebagai konsentrasi dari sampel tersebut.
Dari grafik kita dapat mengetahui y merupakan nilai absorbansi dari
sampel yang bernilai 2,05 dengan rumus yang ada pada grafik kalibrasi yaitu y
= 0.3629 x, maka

= 0,3619 x

2,05 = 0,3619 x
x

= 5,6645

Jadi konsentrasi sampel dapat diketahui yaitu 5,6645 M.

4.2.1.3 Pembahasan Hubungan Absorbansi dan Konsentrasi


Dari data yang telah didapat dapat melalui penggolongan kosentrasi dari
mulai 0,03 ; 0,04 ; 0,05 ; 0,06 ; 0,07 ; 0,08 ; 0,09 dan dilanjutkan dengan
menentukan resistensi bahan pada kolorimeter, setelah itu dicari nilai
absorbansinya dengan cara ; log resistensi. Dari hasil yang didapat dibautlah
grafik yakni pada sumbu X menunjukkann konsentrasi dan pada sumbu Y
menunjukkan absorbansi. Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi suatu bahan maka tingkat absorbansinya.

4.2.1.4 Aplikasi Kolorimetri dalam Kehidupan Sehari-hari

Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan


mengukur absorbansi relative cahaya sehubungan dengan konsentrasi zat
tersebut. Metode kolorimetri dan spektrofotometri merupakan salah satu metode
yang penting dalam analisa kuantitatif. Kedua metode ini didasarkan atas
penyerapan cahaya tampak dan radiasi lain oleh suatu larutan, jumlah radiasi
yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang ada dalam larutan.
Analisa kolorimetri adalah penentuan kunatitatif suatu zat berwarna dari
kemampuannya untuk menyerap cahaya. Metode ini memberikan cara sederhana
untuk menentukan kuantitas yang sangat kecil. Salah satu pembanding warna
yaitu kolometri fotolistrik. Alat ini tidak mahal sehingga cabang analisis kimia
instrumental ini dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan yang sangat kecil
sekalipun. Kolorimetri juga sangat erat kaitannya denan kehidupan sehari-hari,
misalnya, analisis kolorimetri ini dapat digunakan untuk menentukan kekeruhan
air.

4.2.2 Analisa Prosedur


4.2.2.1 Fungsi Alat
Dalam praktikum Kimia Dasar tentang kolorimetri kali ini alat-alat yang
digunakan adalah pipet ukur, pipet tetes, gelas ukur, kolorimeter, botol coklat, labu
ukur 25 ml, bola hisab. Pipet ukur digunakan untuk mengukur pengambilan CuSO4
yang akan digunakan, pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan volume yang kecil, gelas ukur digunakan sebagai
tempat pengambilan larutan CuSO4, kolorimeter digunakan untuk mengetahui
resistensi larutan CuSO4, botol coklat digunakan untuk memisahkan larutan CuSO4
berdasarkan molaritas masing-masing, labu ukur 25 mL sebagai tempat pelarutan
CuSO4, bola hisap digunakan untuk menghisap cairan.

4.2.2.2 Fungsi Bahan


Dalam praktikum Kimia Dasar tentang kolorimetri kali bahan yang digunakan
adalah larutan CuSO4, larutan sampel CuSO4, dan akuades. Larutan CuSO4 sebagai
bahan utama yang akan diencerkan. Larutan sampel CuSO4 digunakan sebagai

larutan yang diteliti kandungannya di kolorimeter. Akuades digunakan untuk


mengencerkan larutan CuSO4.

4.2.2.3 Fungsi Perlakuan


Dalam melakukan praktikum "Analisis Kolorimetri", praktikum harus dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada. Yang pertama kali harus dilakukan adalah dibuat
larutan CuSO4 0,1 M di dalam labu ujur 250 ml. Kemudian, diencerkan larutan
CuSO4 0,1 M itu menjadi CuSO4 0,09 M ; 0,08 M ; 0,07 M; 0,06 M ; 0,05 M ; 0,04
M ; dan 0,03 M di dalam labu ukur 25 mL. Setelah pengenceran larutan CuSO4
dilakukan, selanjutnya adalah dihubungkan multimeter ke keluaran terminal
kalorimeter, diatur multimeternya hingga batas 2000 kOhm. Diatur kolorimeter pada
cahaya warna merah. Selanjutnya, diletakkan dari masing-masing larutan secara
terpisah ke dalam tabung sampel dari kolorimeter dan dihitung resistensinya.
Ditutup dan setelah itu baru dilakukan pembacaan resistensinya. Dicatat hasilnya,
dan langkah-langkah ini dilakukan untuk menghitung resistensi larutan yang
selanjutnya.

4.2.2.4 Prinsip Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah membuat kurva kalibrasi CuSO4 dan
menentukan kandungan CuSO4 dalam larutan sampel yang belum diketahui
konsentrasinya. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri dan analisis
kolorimetri. Apabila bahan yang digunakan tidak bewarna, maka harus diubah
menjadi senyawa berwarna dengan pereaksi yang sesuai. Perkembangan penggunaan
metode ini dalam bidang industri kimia, kimia klinik, dan kimia lingkungan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Kimia Dasar tentang Analisis Kolorimetri, kita dapat
membuat kurva kalibrasi tembaga sulfat (CuSO4) dari data yang sudah dihitung terlebih
dahulu , dan mampu menentukan kandungan tembaga sulfat (CuSO4) dalam larutan sampel
yang awalnya belum diketahui konsentrasinya sampai didapatkan konsentrasi sampel 5,6645
M. Jadi dengan menggunakan analisis kolorimetri kita dapat menghitung besar konsentrasi
larutan suatu zat baik dalam larutan sempel atau larutan yang sudah diencerkan dengan
akuades dengan besar konsentrasi larutan CuSO4 0,09 M ; 0,08 M ; 0,07 M; 0,06 M ; 0,05
M ; 0,04 M ; dan 0,03 M.
5.2 Saran
Semoga pada praktikum kimia selanjutnya alat-atat yang digunakan untuk praktikum
sudah siap semua. Karena pada praktikum kali ini masih ada alat yang kurang yaitu bola
hisap sehingga membuat kerja praktikum sedikit lambat karena harus bergantian
menggunakan bola hisap.

DAFTAR PUSTAKA
Cairns, Donald.2003. Essential of Pharmaceutical Chemistry second edition.
Pharmacutical Press.London.
J,Ochei. 2008. Medical Laboratoy Science Theory and Practice. Mc Graw Hill
Publishing Company Limited. New Delhi
Lestari,Fatma.2010.Bahaya Kimia:Sampling dan Pengukuran Kontaminan
Kimia di Udara. Buku Kedokteran IGC. Jakarta
O G,Pallana.2009.Egineering Chemistry. Mc Graw Hill Education Private
Limited. New Delhi
Zielenkiewics,Wojciech.2004. Theory of Colorimetry.Kluwer academic
Publisher. New York

LAMPIRAN

1.

M 2 . V2
V1 = M 1

Percobaan CuSO4 0,03 M

0,06 . 25
0,1
V1 =

M1 . V1 = M2 . V2
M 2 . V2
V1 = M 1
0,03 . 25
0,1
V1 =

V1 = 15 ml

5. Percobaan CuSO4 0,04 M

V1 = 7,5 ml

M1 . V1 = M2 . V2
M 2 . V2
V1 = M 1

2. Percobaan CuSO4 0,04 M

0,07 . 25
0,1
V1 =

M1 . V1 = M2 . V2
M 2 . V2
V1 = M 1
0,04 . 25
0,1
V1 =

V1 = 17,5 ml
6.

M1 . V1 = M2 . V2
M 2 . V2
V1 = M 1

V1 = 10 ml

0,08 . 25
0,1
V1 =

3. Percobaan CuSO4 0,04 M


M1 . V1 = M2 . V2

V1 = 20 ml

M 2 . V2
V1 = M 1
0,05 . 25
0,1
V1 =
V1 = 12,5 ml

4. Percobaan CuSO4 0,04 M


M1 . V1 = M2 . V2

Percobaan CuSO4 0,04 M

7.

Percobaan CuSO4 0,04 M


M1 . V1 = M2 . V2
M 2 . V2
V1 = M 1
0,09 . 25
0,1
V1 =
V1 = 22,5 ml

Anda mungkin juga menyukai