DT Sleep Disorder
DT Sleep Disorder
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat
berfungsi dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur sehingga
jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang meninggal
karena tidak tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik
secara langsung (misalnya insomnia yang bersifat keturunan dan fatal dan apnea tidur obstruktif)
atau secara tidak langsung misalnya kecelakaan akibat gangguan tidur.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur
tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang
mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Ketika manusia sedang tidur, manusia terkadang mengalami gangguan-gangguan yang
terjadi dalam tidur mereka. Entah itu mengalami gangguan dalam mimpi dan gangguangangguan lainnya. Penyebabnya berbagai macam, ada akibat dari kelelahan, kondisi psikologi
yang rentan, akibat trauma masa kecil dan sebagainya.
Gangguan tidur merupakan salah sattu keluhan yang sering ditemukan. Gangguan tidur
dapat dialami oleh semua lapisan baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun
orang muda sert yang paling sering ditemukan adalah pada usia lanjut. Pada orang normal,
gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus
tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah
tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
keselamatan diri sendiri atau orang lain. Angka kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih
tinggi pada seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila
dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per hari.
1
Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin
meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari,
kecenderungan untuk mempergunakan obat hipnotik tanpa menentukan lebih dahulu penyebab
yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat
penggunaan obat yang tidak kuat. Melihat hal diatas jelas bahwa gangguan tidur merupakan
masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.
Maka dengan ini, penulis ingin membahas mengenai gangguan-gangguan tidur dan
penanganannya agar dapat bermanfaat untuk kita dalam menghadapi masalah-masalah tersebut
di dalam praktek sehari - hari.
.2 Tujuan
Untuk memahami klasifikasi dari sleep disorders, berikut penyebab, gejala dan
penatalaksanaannya
.3 Batasan Masalah
Pada makalah ini, yang akan dibahas dari gangguan tidur adalah insomnia, sleep apnea
dan narkolepsi.
.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami lebih dalam mengenai
sleep disorders.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%),
kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%),
ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%),
gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%),
penyakit ulkus peptikus (<1%), narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%). Klasifikasi dan
penatalaksanaan gangguan tidur masih terus berkembang seiring dengan penelitian yang ada.
II.3 Klasifikasi Gangguan Tidur
Klasifikasi gangguan tidur menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorers, 4th ed., text revision (DSM-IV-TR) adalah sebagai berikut :
II.3.1 Gangguan tidur primer
a. Dissomnia
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur
(failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep),
bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya. Gambaran penting dari dissomnia
adalah perubahan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur. Gangguan ini meliputi
insomnia, yang mana terjadi
hipersomnia, yaitu gangguan dari waktu tidur yang berlebihan atau sleep attacks;
gangguan tidur berhubungan dengan pernafasan; dan gangguan tidur irama sirkadian,
dimana terdapat ketidaksesuaian antara pola tidur seseorang dengan pola tidur normal
lingkungannya.
(1) Primary Insomnia (Insomnia Primer) : Kesulitan untuk masuk tidur,
mempertahankan tidur dan memperoleh manfaat tidur atau tidur yang tidak
restoratif (orang tidak merasa telah cukup beristirahat setelah tidur dalam jumlah
normal).
(2) Primary Hypersomnia (Hipersomnia Primer) : Keluhan mengantuk eksesif yang
tampak dalam bentuk episode episode tidur yang terlalu lama atau episode
episode tidur di siang bolong.
(3) Narcolepsy (Narkolepsi) : Serangan refreshing sleep (tidur yang membuat badan
segar ketika bangun) yang bersifat tiba tiba yang tidak dapat ditentang, yang
terjadi setiap hari dan disertai dengan episode episode hilangnya muscle tone
(kekencangan otot) yang berlangsung dalam waktu singkat.
5
(4) Breathing-Related Sleep (Tidur yang Terkait dengan Pernapasan) : Disrupsi tidur
yang mengakibatkan kantuk yang eksesif atau insomnia yang disebabkan oleh
kesulitan bernapas yang terkait dengan tidur.
(5) Circadian Rythm Sleep Disorder / Sleep Wake Schedule Disorder (Gangguan
tidur Ritme Sirkadian / Gangguan Jadwal Tidur Terjaga) : Disrupsi tidur yang
menetap atau berulang kali terjadi, yang mengakibatkan kantuk yang eksesif atau
insomnia, yang disebabkan oleh adanya mismatch antara jadwal tidur dan terjaga
karena dipaksa oleh lingkungan dan pola tidur terjaga sirkadiannya.
(6) Dissomnia yang tidak bisa digolongkan
b. Parasomnia
Perilaku abnormal seperti mimpi buruk atau berjalan di saat tidur (gangguan dalam
transisi antara tahap terjaga penuh dan tidur yang mengganggu proses tidur).
(1) Nightmare Disorder / Dream Anxiety Disorder (Gangguan Mimpi Buruk /
Gangguan Kecemasan Mimpi) : Terbangun berulang kali dengan ingatan yang
terperinci tentang mimpi panjang yang sangat menakutkan, biasanya melibatkan
ancaman terhadap nyawa, keamanan atau self esteem. Saat saat terbangun itu
pada umumnya terjadi selama paruh kedua dalam periode tidur.
(2) Sleep Terror Disorder (Gangguan Teror Tidur) : Episode episode bangun
mendadak yang berulang kali terjadi, biasanya terjadi selama sepertiga pertama
episode tidur utama dan dimulai dengan jeritan panik.
(3) Sleepwalking Disorder (Gangguan Berjalan di saat Tidur) : Episode berulang
bangkit dari tempat tidur pada saat masih tidur, lalu berjalan jalan, biasanya
terjadi selama sepertiga pertama episode tidur utama.
(4) Parasomnia yang tidak spesifik
II.3.2 Gangguan tidur yang berkaitan dengan gangguan mental lainnya
Kategori gangguan tidur yang dihubungkan dengan gangguan mental lain
dihubungkan dengan gangguan mental spesifik, termasuk psikotik, mood, dan
gangguan kecemasan. Gangguan tidur juga dapat dihubungkan dengan keadaan
medis umum atau efek fisik langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat,
a.
b.
II.3.3
a.
pengobatan).
Insomnia yang berkaitan dengan gangguan mental lainnya
Hypersomnia yang berkaitan dengan gangguan mental lainnya
Gangguan tidur yang disebabkan faktor lain
Gangguan yang disebabkan kondisi kesehatan secara umum
Berbagai keadaan medis dan neurologis memegang peranan terhadap gangguan tidur.
Contohnya meliputi hipertensi atau cardiovascular insuffisiensy, hipertiroid, rematik,
6
Yaitu kondisi dimana seseorang memiliki gangguan tidur tanpa adanya hubungan
dengan kondisi kesehatan/penyakit lain. Ini berarti insomnia yang diderita bukan
merupakan gejala atau efek dari kondisi kesehatan lainnya.
b. Insomnia sekunder
Yaitu kondisi susah tidur yang disebabkan oleh hal-hal lain seperti kondisi
kesehatan (asma, depresi, flu, dsb), pengobatan yang dilakukan, atau karena substansisubstansi lain yang dipakai (misalnya minum alkohol).
Insomnia primer cirinya ditandai dengan adanya kesulitan dalam memulai atau
mempertahankan tidur atau non restoratif atau tidur tidak nyenyak selama 1 bulan dan tidak
disebabkan oleh gangguan mental, keadaan medikal umum, dan penggunaan zat.
Insomnia sering terjadi di masyarakat umum dan lebih sering terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan kejiwaan; meskipun hanya sedikit jumlah orang-orang dengan insomnia
yang berkonsultasi ke dokter.
individu dengan pendidikan rendah dan status ekonomi rendah, dan orang-orang dengan masalah
medis kronis.
Transient insomnia sering terjadi pada orang yang biasanya tidur normal. Bentuk
insomnia ini terjadi bersamaan dengan adanya stres piskologis akut, seperti saat kehilangan.
Keadaan ini cenderung untuk sembuh sendiri.
Insomnia kronis adalah kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan
atau lebih. Salah satu penyebab kronik insomnia yang paling umum adalah depresi. Penyebab
lainnya adalah arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom restless legs,
parkinson, dan hypertyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh
faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, dan substansi lain, siklus tidur/bangun
yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya, dan stres kronik.
II.4.1 Etiologi Umum
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai
penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik, dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur
sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan
dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi, atau ketakutan. Kadang
seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang
tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur
kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang
pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan
pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur
KONDISI
Situasional
Medis
Kejiwaan
PENYEBAB
Tekanan pekerjaan atau masalah keuangan
Konflik interpersonal
Peristiwa besar dalam kehidupan pasien
Jet lag atau pergantian jam kerja
Kardiovaskular (angina, aritmia, gagal jantung)
Pernapasan (asma, sleep apnea)
Nyeri kronik
Gangguan endrokin (diabetes, hipertiroidism)
Saluran pencernaan (GERD, tukak)
Saraf (delirium, epilepsi, parkinson)
Kehamilan
Gangguan suasana hati (depresi, maniak)
Gangguan kecemasan (gangguan kecemasan umum,
gangguan obsessive compulsive atau kepanikan)
Penyalahgunaan zat-zat (alcohol atau penghentian bahan
sedatif-hipnotik)
Antikonvulsan
Penghambat adrenergic pusat
Diuretic
Penghambat pengambilan kembali serotonin selektif
Steroid
Stimulan
Pengaturan waktu tidur regular untuk bangun dan tidur (termasuk pada akhir
minggu)
Hindari usaha untuk memaksa tidur, jika anda tidak merasakan kantuk setelah 2030 menit di tempat tidur
Latihan rutin (3-4 kali seminggu), tetapi tidak dilakukan menjelang tidur
Atur tidur dengan lingkungan yang nyaman dengan menghindari suhu ruangan
yang ekstrim, terlalu ramai, dn lampu yang terang
Hindari minum dengan kuantitas cairan yang tinggi pada sore hari
b. Terapi Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjadi 2 golongan yaitu,
(1) Non Benzodiazepine Hipnotik
- Antihistamin (antara lain diphenhydramine, doxylamine, dan pyrilamine) tidak
lebih efektif daripada benzodiazepine, tetapi mempunyai efek samping yang
minimal. Efek samping antikolinergik dari antihistamin mungkin menjadi
-
11
Valerian adalah produk herbal, dapt digunakan tanpa resep dokter. Kemurnian
dan potensi valerian masih dilakukan pengkajian lebih lanjut. Valerian dapat
menyebabkan efek sedasi sepanjang hari
Nonbenzodiazepin Agonis
-
metabolit aktif
Kecuali temazepam, yang dieliminasi melalui reaksi konjugasi, semua hipnotik
benzodiazepine di metabolism oleh oksidasi microsomal yang dilanjutkan
dengan konjugasi glukuronat
Insomnia yang tiba-tiba lebih sering terjadi setelah pemakaian trizloma dosis
tinggi, meskipun digunakan secara berselang hari
13
Terdapat hubungan antara patah tulang panggul dan patah tulang akibat jatuh
dengan penggunaan benzodiazepine yang waktu paruh eliminasinya yang
waktu paruh eliminasinya panjang, sehingga pemakaian flurazepam dan
quazepam sebaiknya dihindari pada lanjut usia
II.5.1
Obstruksi Sleep Apnea (OSA) dapat berpotensi mengancam kelangsungan hidup, OSA
ditandai dengan pengulangan episode gangguan pernafasan pada malam hari yang disertai
dengan dengkuran yang keras dan kesulitan mengehmbuskan nafas. Hal ini disebabkan
gangguan aliran udara pada bagian atas. Pada umumnya OSA terjadi pada penderita yang
mengalami kelebihan berat badan.
14
Pada episode parah penderita dapat mendengkur kerasdan dapat terjadi lebih dari 600
kali tiap malam. Pada episode ini dikahiri oleh tindakan reflex terhadap menurunnya saturasi
udara yang menyebabkan penderita terbangun sebentar sambil mengembalikan pernafasan.
Penderita OSA biasanya mengeluh mudah mengantuk pada siang hari. Gejala lainnya
adalah mengalami sakit kepala pada pagi hari, daya ingat kurang baik dan mudah tersinggung
Terapi
1. Dapat digunakan pendekatan terapi non farmakologi (antara lain : pengurangan berat
badan, tonsillectomy, perbaikan nasal septal, dan nasal continoius positive airway
pressure [CPAP])
2. Penggunaan terapi farmakologi harus digunakan pada penderita OSA ringan dan pada
penderita yang gagal dengan terapi lainnya. Protriptyline dosis 10-30 mg per hari,
dapat mengurangi frekuensi apnea dan meningkatkan O2 saturation. Imipramine juga
efektif digunakan/
II.5.2 Central Sleep Apnea (CSA)
Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten
penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai
oleh terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga
pergerakan dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang
otak atau hiperkapnia. Apnea sentral ditandai dengan pengulangan episode apnea yang
disediakan oleh hilangnya sementara kemampuan bernafas selama tidur
Pada penderita hypercapnic mengeluhkan sakit kepala pada pagi hari dan mengantuk
pada siang hari, sedangkan pada penderita nonhypercapnic mengeluhkan insomnia dan
bangun pada malam hari dengan nafas pendek-pendek atau kesulitan menghembuskan nafas
Terapi
1. Pada penderita hypercapnic, terapi utamanya adalah ventilator support dengan O2 dan
CPAP, asetazolamida, teofilin dan medroksiprogesteron menunjukkan hasil yang
menguntungkan. Asetazolamida dapat menunjukkan penurunan 70% CSA, tetapi
penggunaan Asetazolamida dibatasi karena efek sampingnya. Teofilin lebih efektif
digunakan, tetapi masih dibutuhkan kajian dengan penelitian lebih lanjut
15
Gejala Narkolepsi
16
17
Terapi Narkolepsi
Modafinil dapat dipertimbangkan untuk terapi standar pada penderita yang mengalami
gangguan tidur berlebihan sepanjang hari. Dengan efek samping seperti sakit kepala, mual,
18
terjadi efek samping yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan, terlalu aktif atau
-
19
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap
individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur
yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek
fisiologis terhadap sistem saraf yanng diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi organ tubuh. Pendekatan secara sistematik terhadap gangguan tidur lebih
ditekankan pada pendekatan komprehensif terhadap seluruh kondisi kesehatan fisik dan
mentalnya dan lebih bersifat konservatif. Terapi dengan obat-obatan psikotropika perlu diberikan
dengan dimulai dosis efektif paling kecil sehingga tidak menimbulkan efek kumulatif. Setiap
individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.
Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
21