Disusun Oleh:
Alif Demes Hendiarti (1604046004)
Intan Ni’ma Sintia (1604046020)
Nurul Nur ‘Aeni (1604046023)
TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKUKTAS USHULUDDIN & HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia terlahir unik, karena pribadi yang satu pastilah berbeda dengan pribadi
yang lainnya. Setiap pribadi pun memiliki mood yang berbeda-beda. Mood inilah yang
memungkinkan ia bisa merasakan sedih, namun sesaat kemudian bahagia. Kondisi mood
cenderung labil dalam diri seseorang, tidak pasti dia akan selalu merasa bahagia, ada kalanya
di suatu kondisi yang tidak memungkinkan, mood akan berubah menjadi murung, cemas,
gelisah, bahkan takut.
Perubahan mood manusia yang cepat naik turunnya merupakan hal yang wajar atau
normal. Hal tersebut malah menjadi tidak wajar apabila kita tidak bisa merasakannya disaat
seharusnya kita merasakan hal tersebut semisal, apabila kita diberi hadiah oleh seseorang
karena suatu prestasi yang dicapai, maka sudah sewajarnya kalau kita bahagia. Akan
menjadi janggal kalau kita malah merasa sedih. Pun sebaliknya, jika mengalami musibah,
pastilah kita akan berduka bahkan bisa jadi depresi dalam kondisi yang wajar. Justru akan
menjadi tidak normal apabila kita tidak depresi ketika mengalami kesulitan hidup.
Mood merupakan pengalaman emosional individu yang bersifat menyebar, maksudnya
keadan ini dapat mempengaruhi seluruh kejiwaan seseorang disaat itu juga. Mood masih
dikatakan dalam bentuk wajar apabila seseorang marasakannya secara natural dan mampu
mengendalikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan mood?
2. Apa saja tipe-tipe gangguan mood?
3. Apa saja perspektif teoritis tentang gangguan mood?
4. Bagaimana penanganan pada gangguan mood?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Mood
Gangguan mood (mood disorder) adalah pengalaman gangguan mood yang luar biasa
parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam
memenuhi tanggung jawab secara normal.1 Menurut KBBI, gangguan merupakan halangan;
sesuatu yang menyusahkan; hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan
(tentang jiwa, kesehatan, pikiran).2 Sedangkan mood, merupakan kondisi perasaan yang
selalu berubah-ubah yang mewarnai kehidupan psikologis manusia.
Gangguan mood akan menjurus pada suatu tipe gangguan yang ditandai dengan
ketidaknormalan pada mood. Gangguan mood ini dapat mengarahkan pada kecenderungan
depresi. Mood dianggap berfungsi dengan normal jika tidak sampai mempengaruhi gaya
hidup dan fungsi atau rutinitas hidup sehari-hari.
Gangguan suasana perasaan (mood disorder) berkaitan dengan episode-periode waktu
diskrit perilaku seseorang yang didominasi oleh suasana perasaan mania (rasa girang yang
1
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 229.
2
KBBI offline edisi ke-5, 2016, versi 0. 2. 0 Beta (20).
Terdapat beberapa tipe gangguan mood, dalam pengklarifikasiannya dua jenis termasuk
dalam gangguan depresi (gangguan unipolar) yaitu: gangguan depresi mayor dan gangguan
distimik. Sedangkan gangguan perubahan pada mood (gangguan bipolar) juga terdapat dua
jenis, yaitu: gangguan bipolar dan gangguan siklotimik.
3
Thomas F. Oltmanns & Robert E. Emery, Psikologi Abnormal, buku ke-1, edisi ke-7, terj. Helly Prajitno
Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto, 2013, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 104.
4
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 230.
5
Episode manik: suatu periode peningkatan euforia yang tidak realistis, sangat gelisah, dan aktivitas yang
berlebihan yang ditandai dengan perilaku yang tidak terorganisir. Selama satu episode manik, seseorang
akan mengalami elevasi atau atau ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan kegembiraan , euforia, atau
optimisme yang tidak biasa.
6
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 241.
7
Ambivalen: perasaan yang saling bertentangan terhadap orang lain atau suatu tujuan.
8
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 241-242.
9
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 269.
10
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 244.
12
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 252-253.
13
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 255.
14
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 256.
15
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 256-257.
16
Jeffrey S. Nevid, dkk., Psikologi Abnormal, edisi ke-5, jilid 1, terj. Tim Fakultas Psikologi UI, 2003, Jakarta:
Erlangga, hal. 261-262.
DAFTAR PUSTAKA
KBBI offline edisi ke-5, 2016, versi 0. 2. 0 Beta (20).
Nevid, Jeffrey S. dkk. Psikologi Abnormal. Edisi ke-5 jilid 1. Terj. Tim Fakultas Psikologi
UI. 200. Jakarta: Erlangga.
Oltmanns, Thomas F. & Robert E. Emery. Psikologi Abnormal. Buku ke-1. Edisi ke-7. Terj.
Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. 2013. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.