Anda di halaman 1dari 7

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI

1.      Aliran Behaviorisme


Peletak aliran ini ialah : Ivan Petrovich Pavlov dan William Mc Dougall. Pavlav adalah
seorang sarjana ilmu faal yang sangat fanatik dan sangat anti terhadap psokologi yang dianggap
kurang ilmiah. Ia terkenal dengan experiment mengenai reflek terkondisi yang dilakukan
terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya; menurutnya “ segala aktifitas kejiwaan pada
gakikatnya merupakan rangkaian reflek “. Ia mulai melakukan terhadap experiment tersebut,
pada akhir abad 19 kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1940-1950 an.
Selain Pavlov pembangunan aliran ini adalah Me Dougall, ia berpendapat mengenai teori
“insting”. Menurutnya insting adalah kecerendungan bertingkah laku tertentu dalam situasi
tertentu sebagai hasil pembawa sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya.
Aliran Behaviorisme memandang manusia sebagai mesin atau robot ( homo mecanicus )
yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman ( conditioning ). Sikap yang ingin
dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive begviour atau perilaku menyimpang.
Melalui begaviourisme, ditemukan oleh sejumlah penelitian beberapa asa sebagai berikut:
a.       Classical conditioning : suatu rangsangan akan menimbulkan pola raksi tertentu apabila
rangsangan tersebut sering diberikan bersamaan dan menimbulkan seatu reaksi tersebut.
b.      Law of effect : prilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung
diulang-ulang sebaliknya.
c.       Operant conditioning : pola perilaku akan manjadi mantap apabila telah menuai hal-hal yang
diinginkan.
d.      Modeling : adanya kecenderungan “mengidolakan” maka akan mengikuti dan menirunya.

Obyek psikologi dalam aliran ini adalah “ pelaku yang fenomenologis bukan prilaku yang
metafisik”. Dan beberapa tokoh lain dalam aliran ini adalah john Watson, clark L.Hull, BF.
Skinner dan Albert bandura.

2.      Aliran Strukturalisme


Aliran ini muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt, psikolog jerman yang pertama
mendirikan Laboratorium psikolog, karena laboratorium telah didirikan pertama dijerman, maka
jerman dikenal dengan “ Ibu psikolog “.
Menurutnya untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur
jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah Intropeksi / mawas diri, obyeknya adalah “
kesadaran”
Tokoh aliran lain dalah Edward Bradford Titehener, ia adalah mahasiswa sastra inggris
dan penerjemahan ajaran wundt, kemudian ia pergi ke Amerika Serikat ( 1893 ) dan membangun
laboratorium di Comell.

3.      Aliran Fungsionalisme


Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya yang terkenal ialah Willian James, John Dewey, James
Rowland, Angell haHarvey A, Carr, James Mc Kenn cattell, E.L Thorndike dan R.S.Woodworth.
Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan mental. Aliran ini
pada intinya merupakan doktrim bahwa “proses adalah keadaan sadar seperti kehendak bebas,
berpikir, emosi, memersepsi dan mengindra, dengan kata lain aktifitas-aktifitas di sebuah
lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control
organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan adalah penarikan diri, pengenalan,
pengarahan dan lain-lain.
Menurut pandangan James, bahwa” suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku
umum. Sedangkan menurut John Dewey, bahwa “ tak ada sesuatu yang tetap. Manusia
senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir untuk mengatasi
kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat ( instrumen ) untuk bertindak.

4.      Aliran Psikoanalisis


Aliran Psikoanalisis sangat kontras dengan aliran begaviourisme. Aliran Psikoanalisis
merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia pada alam tidak sadar.
Tokoh aliran ini adalah “ Sigmund Freud ” dari Australia pada akhir abad ke-19 , aliran ini
berpendapat bahwa “ manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ) “.
Awal lahirnya Aliran Psikoanalisis adalah ketika tahun 1880, Burer seorang dokter saraf
australia berpendapat bahwa “ pengobatan terhadap gangguan kejiwaan dapat dilakukan dengan
cara mengembalikan ingatan pasien pada pengalaman masa lalunya dengan metode hipnotis”.
Menurut Charcot “ gejala kelumpuhan disebabkan oleh melemahnya sistem saraf sebagai akibat
keturunan”. Sedangkan menurut Fread bahwa “ reproduksi ingatan melalui pembangkitan
pengalaman baru melalui metode hipnotis tidaklah tepat, karena keadaan pasien tidak sadar, dan
ketidak sadaran hanya akan mengembalikan jiwa pasien keperiode ketidak sadaran yang sama
ketika dibangunkan kesadaran. Tentang ingatan masa lalu melalu hipnotis adalah mimpi bukan
kenyataan . oleh sebab itu Fread menemukan “ metode psikoanalisis” yang bertitik tolak dari
pandangan bahwa driver utama bagi kebangkitan kembali sistem saraf adalah dorongan
seksualitas manusia. Kebutuhan seksual merupakan prioritas utama yang menjadi motor
penggerak dan akan mengembalikna pasien pada posisi semula.
Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari
kepribadian kita yaitu:
1.      Id atau Es ( energi psikis )
2.      Kh atau ego
3.      Uber lcr atau super ego
5.      Aliran Humanisme
Bagi humanisme memandang bahwa, aliran begavourisme dan psikoanalisis, telah
merendahkan jati diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan prilakunya.
Aliran humanisme memandang bahwa “ manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua
kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spisiesnya. Aliran ini terdapat asas-asas
penting mengenai manusia sebagai berikut:
a.       Manusia adalah mahluk yang memiliki kehendak bebas.
b.      Manusia adalah mahluk yang sadar atau berfikir.
c.       Manusia adalah mahluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
d.      Manusia adalah mahluk yang kreatif.
e.       Manusia adalah mahluk yang bermoral.
f.       Manusia adalah mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
g.      Manusia adalah mahluk yang memiliki esensi kesucian.
Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow yang mengkritik freud dengan
mengatakan bahwa freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti
mengapa seetengah jiwa yang lainnya tetap sehat.
Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam logotherany ( teknik psikoterapi ) mengatakan
bahwa “ makna hidup yang bermakna, semua kehidupan yang dialami manusia memiliki hikmah
dan makna tersendiri, oleh sebab itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan
bukanlah substansi eksistensi, sebab yang menjadi hakekat peristiwa adalah makna dan
hikmahnya.
Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang mencitrakan kecerdasan manusiawi
dalam tingkat yang tinggi, semangat memaknai kehidupan melalui keyakinan tentang adanya
kesadaran tertinggi tentang makna hidup.
Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak spiritual” psikologi humanistik, bagi
maslaw manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya,
pengembangan potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara
sistimatis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi “. Adalah Carl Rogers tentang teori
humanisme mengenai potensi diri manusia, ia mengemukakan ciri-ciri orang yang sehat sebagai
berikut:
1.      Pandai menikmati hidup.
2.      Terbuka terhadap semua pengalaman.
3.      Memilih hidup sesuai dengan panggilan hati nurani.
4.      Apresiasif, bebas berfikir, tidak mau terikat, spakanitas, kreatif dan fleksibel.
Adapun tokoh-tokoh psikologi humaisme selain Maslaw dan Roger adalah:
1.      William James.
2.      G. Stanly Hall.
3.      John Cohen.
4.      Albert wellek.
5.      F. T. Severin.

6.      Aliran psikologi Gestalt


Istilah “ Gestalt “ dalam kamus berarti ( Form, Shape, Configuration, whole = bentuk,
keseluruhan, esensi, totalitas, hal dan hakikat ). Aliran ini lahir sebagai upaya protes terhadap
pandangan elementaris dari Ghr. V. Ehrenfern yang merupakan pelopor psikologi gestalt dengan
karyanya “ Ueber Gestaltqualitaten.
Metode kerjanya menganalisis unsur-unsur kejiwaan. Menurut aliran ini yang utama
bukahlah element, tetapi keseluruhan kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dialisis
kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau
totalitas keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu
lebih ditanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dalam
keseluruhan, artinya makana gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan sebaliknya arti unsur-
unsur itu bergantung pada Gestalt.
Tokoh-tohoh aliran Gestalt diantaranya adalah : M. Wertheimer, K. Kaffka, W. Kohler,
dan H, Volkelt serta Claparede dan Decroly dengan kosepnya mengenai skematisasi, globalisasi
dan sinkretisme.

7.      Aliran Psikologi Kognitif


Psikologi kognitif adalah psikologi belajar yang merupakan bagian dari psikologi
pendidikan, hanya saja dalam psikologi kognitif tujuan utamanya yang diarahkan adalah pada
tingkah laku anak didik dalam formal atau informal. Psikologi kognitif memiliki tempat
tersendiri dalam beberapa mazhab psikologi yang sampai hari ini terus mengalami
perkembangan pesat.
Beberapa aliran yang terkait pada psikologi kognitif menurut Zuhairini, sebagai berikut :

a.      Aliran Progresivisme


Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam sebuah
realita kehidupan agar manusia bisa bertahan dalam menghadapi semua tantangan hidup.
Aliran ini dinamakan Instrumentalisme, Eksperimentalisme dan Environmentalisme
karena ketiganya berkaitan satu sama yang lainnya. Sifat-sifat umum lainnya ini dikelompokkan
menjadi dua keyakinan yakni:
1.      Sifat-sifat positif.
2.      Sifat-sifat negatif.
Pandangan filosofisnya berakal dari pragmatisme William James dan John Dewey.

b.      Aliran Esensialisme


Aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada ketertarikan
dengan doktrin tertentu, aliran memandang bahwa “ pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai terpilih yang
mempunyai tata yang jelas.
Beberapa tokoh aliran ini adalah: De iderius Erasmus, Jokana Amos Comenius, John
locke, Johann henrich pestalozzi, Johane Friederich Frobel, Johann Friederich Herert dan william
T. Harris.
c.       Aliran Perennialisme
Aliran berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang lebih jelas
merupakan tugas yang utama dari kehidupan.
Pengaruh tokoh aliran ini adalah Plato dan Thomas Aquinus.

d.      Aliran Rekonstruksionisme


Aliran ini tidak jauh beda dengan aliran Perennialisme.

e.       Aliran Eksisttensialisme


Tokoh aliran ini adalah Martin Heidegger, J.P. Sartre dan Gabriel Marcel.
Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak dan tidak logis.
Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan
situasi sejarah yang ia alami dan tidak mau terikat dengan hal-hal yang abstrak. Baginya segala
sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan
serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.

8.      Aliran Psikologi Transpersonal


Aliran ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistis: Abraham Maslow, Sutich dan
Carles Tart.
Aliran ini mempunyai beberapa pandangan sebagai berikut:
1.      Manusia memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
2.      Setiap jiwa manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan energi
kebangkitan kemanusiaannya.
3.      Kesadaran manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
4.      Orientasi manusia sangat kuat dalam mengubah kehidupannya sendiri.
5.      Manusia merupakan perwujudan kemandirian dan kesadaran tunggal dari dua kekuatan yaitu;
kekuatan jasmani dan rohani.
BAB III
PENUTUP

3.1.           Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aliran- aliran psikologi
yang paling populer adalah sebagai berikut:
1.      Aliran Behaviorisme → menganggap manusia seperti mesin atau robot, tokohnya Pavlog dan
Dougall. Obyeknya adalah perilaku yang fenomenologis.
2.      Aliran Strukturalisme → mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi atau struktur
jiwa seseorang. Tokohnya Edward Bradford. Objeknya adalah kesadaran.
3.      Aliran Fungsionalisme → tokohnya adalah James dan John Dewey, menurutnya tidak ada
sesuatu yang tetap, oleh karena itu berfikir sebagai alat untuk bertindak.
4.      Aliran Psikoanalisis → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo
volens ). Tokohnya Sigmund Freud.
5.      Aliran Humanisme → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang mulia. Tokohnya
Abraham Maslow.
6.      Aliran psikologi Gestalt → tokohnya adalah Max Wertheimer, Wolfgang, Kohler dan Kurt
Koffka. Konsepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan sinkretisme.
7.      Aliran Psikologi Kognitif → bagian dari psikologi pendidikan. Terdapat beberapa aliran yang
mempunyai keterkaitan dengan aliran ini, yakni Alilran Progesivisme, Aliran Esensialisme,
Aliran Perennalisme, Aliran Rekonstruksionisme dan aliran Eksistensialisme.
Aliran Psikologi Transpersonal → mengkaji tenteng potensi tertinggi yang dimiliki
manusia, dan melakukan panggilan, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualisme, serta
kesadaran transendensi. Tokoh aliran ini adalah Abraham Maslar, Antony Sutich, dan Charlos.
3.2.           Penutup
Alhamdulillah, makalah psikolog telah kami selesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna , oleh sebab itu kami mohon kritikan dan saran dari teman-teman
semuanya , khususnya kepada Bapak Mufid, M.Ag. demi kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi kita semua khususnya dalam ilmu
Psikologi Umum. Amin.

Anda mungkin juga menyukai