SEKAPUR SIRIH
Sejawat nan terhormat,
alam waktu hampir bersamaan, dunia kedokteran di Indonesia mengalami dua
momentum penting. Yaitu mulai diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Kesehatan pada awal 2014 dan harmonisasi Asean bidang kesehatan
pada 2015. Reformasi dalam tatanan pelayanan kesehatan ini menerapkan sistem
pelayanan kesehatan berjenjang. PAPDI sangat mendukung progam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Namun dalam pelaksanaan JKN banyak ditemukan kendala.
Untuk itu PAPDI selalu mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan JKN ini. Pada edisi ini
kami mengulas hasil temuan Tim Adhoc SJSN PB PAPDI.
Harmonisasi Asean bidang kesehatan telah di depan mata. PAPDI bersama perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam negara-negara Asean melalui AFIM telah melakukan langkah-langkah menuju harmonisasi Asean bidang kesehatan. Dalam era ini,
dokter dituntut selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam treatment dan
diagnosis penyakit. PAPDI menaruh perhatian besar terhadap peningkatan professionalitas internis. Pada edisi ini kami juga menurunkan berita perkembangan AFIM.
Selain itu, redaksi juga mengulas seputar pelaksanaan WCIM 2014 di Seoul, Korea
Selatan. Pada event itu Dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili
panitia WCIM 2016 melaporkan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah WCIM 2016 di
hadapan Executive Committee ISIM. Ada kabar gembira DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD,
K-HOM, FINASIM, FACP terpilih sebagai President Elect ISIM 2014-2016.
Pada edisi ini kami mengangkat profil Dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD, K-GEH,
FINASIM, FACP, M.Kes,
sosok unik yang sukses
menyelaraskan tugas profesi dan birokrasi. Sosok
lain yang dapat menginspirasi sejawat adalah
Prof. DR. Dr. Nasronudin,
SpPD, K-PTI, FINASIM,
Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, K-HOM,
FINASIM dan DR. Dr.
Lugyanti S, SpPD, KHOM, FINASIM.
Dan beberapa berita
seputar kegiatan PB
PAPDI dan PAPDI Cabang. Demikian sepatah
kata dari redaksi.
BIDANG
HUMAS
PUBLIKASI
DAN
PENGABDIAN
MASYARAKAT
SUSUNAN REDAKSI:
Penanggung Jawab:
Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP
*Pemimpin Redaksi:
Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV,
FINASIM
*Bidang Materi dan Editing:
Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM;
Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, K-EMD,
FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD;
Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD; Amril, S SI
*Koresponden:
Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat,
Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta,
Cabang Sumut, Cabang Semarang,
Cabang Padang, Cabang Manado,
Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar,
Cabang Bali, Cabang Malang,
Cabang Surakarta, Cabang Riau,
Cabang Kaltim, Cabang Kalbar,
Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng,
Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten,
Cabang Bogor, Cabang Purwokerto,
Cabang Lampung, Cabang Kupang,
Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau,
Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon,
Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua,
Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi,
Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok,
Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara
*Sekretariat:
sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus,
sdri. Oke Fitia, sdri. Normalita Sari,
sdri. Dilla Fitria, sdr. Supandi
*Alamat:
PB PAPDI, RUMAH PAPDI,
Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari,
Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430.
Telp: 021-31928025, 31928026, 31928027;
Fax Direct: 021-31928028, 31928027;
SMS 085695785909;
Email: pb_papdi@indo.net.id;
Website: www.pbpapdi.org
DAFTAR ISI
3
4
6
..........................................SEKAPUR SIRIH
..................................................DAFTAR ISI
..............................................OM INTERNIZ
13
......................................SOROT UTAMA
IDI Tolak Dokter Asing
15
7
SOROT UTAMA:
Rakernas pengurus PB PAPDI dengan semua Cabang;
PAPDI Lebih Solid dan Profesional
SOROT UTAMA:
Kemenkes Bentuk Pokja Kesehatan Remaja
18
10
Tim Adhoc SJSN PB PAPDI: :
Mengawal JKN, Jangan Ada Internis Dirugikan
......................................SOROT UTAMA
MEA, IDI dan Kehidupan Berbangsa
20
KABAR PAPDI:
Jelang WCIM 2016 di Bali
DAFTAR ISI
29
PROFIL: Dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD,
K-GEH, FINASIM, FACP, M.Kes
Menyelaraskan Tugas Profesi dan Birokrasi
KABAR PAPDI
33
35
40
42
48
63
52
56
SOSOK PAPDI:
Pameran Fotografi di PIT IPD FKUI
68
71
54
.............................................PAPDI Forum
Wabah Virus MERS-CoV, Seberapa Bahaya?
73
75
OM INTERNIZ
6
SOROT UTAMA
Menjaga Profesionalitas
PAPDI di Tengah
Era SJSN
SOROT UTAMA
penting bagi PAPDI mengingat saat ini bangsa Indonesia mulai
memasuki reformasi besar dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan nasional. Seperti diketahui, terhitung 1 Januari sistem pelayanan kesehatan nasional telah memasuki era Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan.
Persoalan SJSN menjadi isu hangat dalam rakernas itu. Meski
perangkat hukum dan operasionalnya telah terbentuk, namun
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada pelaksanaannya
terbentur beragam persoalan. Berbagai kendala dalam pelaksanaan
JKN menyeruak di perhelatan ini. Adalah Ketua Tim Adhoc SJSN
PAPDI, Dr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIM yang menyampaikan
hasil temuan tim adhoc SJSN PAPDI mengenai semrawutnya pelaksanaan JKN yang diperoleh dari investigasi dan laporan para internis
dari berbagai tempat pelayanan kesehatan di Indonesia.
Temuan tim adhoc mendapat tanggapan langsung dari institusi
terkait. Pada rakernas ini, PAPDI mengundang nara sumber yang
langsung terkait dengan JKN. Mereka adalah DR. Dr. Fachmi Idris,
MKes Direktur Utama BPJS, Drg Armansyah, MPPM Kepala Bidang
Kendali Mutu dan Pengembangan Jaringan Pelayanan, Pusat
Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (P2JK) Kementerian Kesehatan RI, Dr. Kalsum Komaryani, MPPM Wakil Ketua Nationall
Casemix Center (NCC) Kementerian Kesehatan RI, dan Dwi Edhie
Laksono, SE, MA Kepala Seksi Tarif BLU Ditjen Pembinaan
Pengelolaan Keuangan, Badan Layanan Umum Kementerian
Keuangan RI.
Di akhir pemaparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang
dimoderatori oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Kesempatan ini dimanfaatkan peserta untuk menyampaikan masalah-masalah JKN yang
dijumpai di daerahnnya masing-masing.
Sosialisasi tentang kerja BPJS terus kami lakukan, agar kendala
kendala di lapangan dapat segera diatasi. Untuk itu, saya berterimakasih kepada Ketum PB PAPDI yang telah mengundang untuk saling berbagai infomasi tentang BPJS, kata Dr. Fachmi di awal presen-
SOROT UTAMA
tasinya.
Dr. Fachmi mengakui peliknya persoalan
JKN ini. Menurutnya masalah yang terkait
dengan dokter saat ini adalah berupa
ketersedian obat dan tarif INA CBGs. Untuk
itu, ia beserta jajarannya akan bekerja lebih
maksimal untuk membenahinya. Kami
berusaha keras merespon setiap persoalan
yang ada, tegasnya.
Pada sessi selanjutnya, masing-masing
bidang kerja PB PAPDI memaparkan program kerja yang telah dan akan dilaksanakan sesuai dengan renstra PB PAPDI.
Namun sebelumnya Ketua Umum PB
PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP
mengawali pemamparan dengan memberi
arahan kerja pengurus PB PAPDI 20122015.
Berbagai pendapat dilontarkan peserta
setelah semua koordinator bidang PB
PAPDI selesai memaparkan prgram kerjanya. Bidang etik dan mediokolegal masih
menjadi perhatian peserta rakernas terkait
kasus sengketa medis dan hubungan den-
gan perhimpunan lain, seperti soal adolescent. Perdebatan berlangsung hingga tengah malam.
Pada hari kedua, agenda Rakernas PB
PAPDI dengan semua Cabang PAPDI diisi
dengan presentasi dari Ketua Tim Adhoc
PAPDI yang terdiri dari tim Adhoc : white
paper, dokter asing, adolescent, Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan mapping need. Pada sessi itu juga dilaporkan
pembuatan video EIMED.
Dr. Bambang Setyohadi, SpPD,K-R,
FINASIM mengawali presentasi hasil kajian
tim adhoc white papper, kemudian dilanjutkan pemaparan tentang dokter asing oleh
DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM,
FINASIM, FACP.
Suasana kian menghangat ketika DR.
Dr. Arto Yuwono S, SpPD, K-P, FINASIM,
FCCP memaparkan kajian adolescent. Soal
kesehatan remaja, PAPDI bersama perhimpunan spesialis lain membentuk Pokja
Bersama Kesehatan Remaja.
Perdebatan bertambah panjang ketika
Dr. Prasetyo Widhi B, SpPD, FINASIM
SOROT UTAMA
Mengawal JKN,
Jangan Ada Internis
Dirugikan
PAPDI mengawal
SJSN agar tidak ada
internis yang
dirugikan. kasus-kasus
penyakit dalam lebih
diuntungkan dari kasus
lain. Namun potensi
fraud juga besar
10
SOROT UTAMA
11
SOROT UTAMA
rumah sakit tidak dapat melihat tarif ini kasus mah sakit melakukan penghematan dan efiper kasus. Rumah sakit mesti melihat pener- siensi. Misalnya, rumah sakit memilih mengapan tarif Ina CBGs secara keseluruhan. gunakan obat-obat generik yang tersedia
Misalnya, bila ada 100 kasus, maka boleh dalam Fornas.
jadi 20 kasus tarifnya rendah, namun 80
Diketahui KPK bekerjasama dengan
kasus lain tarifnya cukup, dengan demikian BPJS mengantisipasi pihak-pihak yang
rumah sakit harus melakukan efisiensi dan melakukan fraud?
apabila tetap mengalami kerugian maka
Sampai saat ini belum ada perkara kecuharus dilakukan subsidi silang.
rangan yang sampai ke KPK. Tim Monev KeSementara rumah sakit tipe A atau A menkes telah mengantongi nama-nama rurujukan nasional yang memberi layanan ter- mah sakit yang terindikasi melakukan fraud.
sier, tarifnya lebih tinggi dari tipe B. Hal ini Dan telah masuk dalam daftar bimbingan
terjadi karena sistem JKN menerapkan la- teknis (bimtek) Kemenkes.
yanan kesehatan berjenjang dimana jumlah
Apalagi saat rumah sakit di kabupaten
pasien pada layanan layanan tersier akan mengalami
penurunan namun dokter
yang memberi layanan tersier tetap mengalami peningkatan pendapatan.
Untuk pendapatan dokter
di layanan tersier, kami selalu memberi masukan ke Kemenkes. Nantinya, jumlah
pasien di layanan tersier
akan mengalami pertambahan, mengingat peserta JKN
baru 130 juta, masih ada
100 juta yang belum menjadi
peserta JKN.
Menurut data Kemenkes,
setelah tiga bulan diselenggarakannya JKN ada sekitar
71,8 persen rumah sakit di
Indonesia mendapat kenaikan
keuntungan
20-30
persen. Sementara sisanya,
rumah sakit tersebut belum
mendapat keuntungan kare- Dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, FINASIM, Ketua tim adhoc SJSN PB PAPDI.
na data ini baru per tiga bulan yang kemungkinan klaimnya belum ter- kerap dijadikan alat pendapatan daerah debayarkan atau ada masalah teknis dalam ngan cara-cara tertentu. Untuk itu, kami
proses klaimnya.
menghimbau jangan sampai ada pihak ruMemang tidak semua rumah sakit belum mah sakit yang melakukan fraud seperti mememperoleh keuntungan. Sementara ada ru- rekayasa coding untuk menaikan klaim.
mah sakit yang masih dirugikan. Hal ini terjaOleh karena itu, kami mendorong rumah
di karena rumah sakit tersebut tidak tidak me- sakit menjadi BLU karena bisa mengelola
lakukan efisiensi seperti penggunaan obat, keuangan sendiri. Bila masih non BLU maka
barang habis pakai dan lain-lain. Serta efi- keuangan yang didapat menjadi jadi kas
siensi dalam lama perawatan. Pasien yang daerah. Nah kalau masuk kas daerah,
lama perawatannya akan menjadi beban ru- keluarnya sulit.
mah sakit, jadi semestinya perawatan pasien
Kasus-kasus apa yang rentan direkaharus sesuai dengan clinical pathway-nya
yasa?
Prinsipnya, dalam penerapan tarif Ina
Dari data SJSN, kasus-kasus penyakit
CBGs keuntungan dapat diperoleh bila ru- dalam lebih berpotensi untuk dimanipulasi.
12
SOROT UTAMA
yang ditentukan negaranya. Dan di Singapura dokter asing dipatok dengan standar
yang tinggi. Sementara Indonesia dapat
dikatakan lebih liberal dari negara lainnya.
Regulasi domestik yang berlaku di Indonesia dianggap lebih longgar
Di sisi lain, Indonesia adalah market
menggiurkan. Jumlah penduduk yang besar
dan longgarnya regulasi menarik minat dokter asing praktik di Indonesia. Saat ini, ditengarai beberapa dokter asing dari India, Pa-
Ketua Tim Adhoc Dokter Asing memaparkan temuannya pada Rakernas PB PAPDI.
13
SOROT UTAMA
FAPSIC, FACP membentuk Tim Adhoc tentang dokter asing. Tim yang diketahui DR.
Dr. Aru W. Sudoyo SpPD, K-HOM,
FINASIM, FACP ini bekerja bersama-sama
IDI dan organisasi profesi kedokteran lain
membuat kajian liberalisasi dokter asing secara luas yang nantinya menjadi masukan
buat organisasi profesi masing-masing. Sikap PAPDI terhadap dokter asing mengikuti
IDI dan Kemenkes, kata Prof. Idrus.
Hal serupa disampaikan Dr. Aru. Ia mengatakan sikap PAPDI tidak berbeda dengan
IDI. Induk organisasi kedokteran di Indonesia ini memilih sikap menolak dokter asing
yang bekerja melakukan praktik mandiri di
Indonesia. Ini merupakan polical statement
IDI, meski sebenarnya kami paham bahwa
liberalisasi tenaga kedokteran tak bisa dihindari. Kita punya sikap terhadap kepentingan bangsa ini, ujar Dr. Aru.
Sedangkan, Ketua Umum Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Dr. Zainal Abidin, M.Kes mengatakan IDI menolak dokter asing praktik
di Indonesia. Dokter asing boleh masuk
Indonesia sebagai alih teknologi atas undangan pemerintah atau organisasi kedokteran. Dr. Zainal menambahkan IDI sanggup memberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Indonesia. Dokter Indonesia
memiliki kemampuan dan skill yang tak kalah dari dokter asing, tapi kami hanya tidak
didukung oleh dana yang kuat.
Lebih jauh, perihal sikap IDI yang berseberangan dengan pemerintah disebabkan
14
SOROT UTAMA
:
ja
a
m
e
R
n
a
r
e
t
k
o
Ked
KESEHATAN REMAJA
enyelesaikan masalah hendaknya secara dewasa. Pameo itu akrab terdengar di telinga kita, tak terkecuali Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
(PP IDAI). Soal kesehatan remaja, IDAI cukup paham kalimat bijak tersebut. Pasalnya,
menanggapi polemik kesehatan remaja
IDAI belakangan ini sikapnya melunak.
Mereka berkompromi dengan Pengurus
Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) soal
layanan kesehatan remaja.
Telah terjadi pertemuan antara PAPDI,
IDAI, dan Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) membahas soal layanan kesehatan remaja atas
undangan Kemenkes RI. Kemenkes
menyetujui untuk membentuk Pokja
Kesehatan Remaja yang dikelola bersama
PAPDI, IDAI, POGI dan PDSKJI. Dirjen
BUK Kemenkes menjanjikan penanganan
kesehatan remaja akan ditambahkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan, kata Ketua
Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi,
SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP yang hadir pertemuan tersebut
bersama DR. Dr. Imam Subekti, SpPD, KEMD, FINASIM.
Prof. Idrus menambahkan beberapa
sejawat spesialis anak menginginkan adanya penanganan bersama tentang kesehatan remaja. Walaupun undang-undang menerapkan batas usia anak sampai 18 tahun,
namun sebagian besar kasus kesehatan
remaja secara de facto banyak dirawat oleh
dokter penyakit dalam.
15
SOROT UTAMA
Ketika Layanan
Kesehatan diatur
Undang-Undang
Kisruh polemik soal kesehatan remaja
berawal dari surat PP IDAI ke Kemenkes RI.
Lewat surat bernomor 704/PP IDAI/III/2013
itu, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia (PP IDAI) meminta Kemenkes untuk menetapkan semua pusat layanan kesehatan di Indonesia memberikan layanan kesehatan anak setiap individu hingga berumur 18 tahun. Dan membuka klinik remaja
untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada remaja yang dilayani oleh dokter
spesialis anak bersama dengan profesi lain
yang terkait. Kini, usulan perhimpunan yang
memayungi dokter spesialis anak itu masih
dalam pembahasan pihak Kemenkes RI.
Tampaknya, IDAI berupaya menjaga
pasien layanan kesehatan anak berdasarkan usia. IDAI mematok hingga 18 tahun
masih dilayani oleh pediatrik. lantas, apa
dasar 18 tahun? Dr. Yana Akhmad Supriatna, SpPD, K-P dari PAPDI cabang Jawa Ba-
16
ibu dan anaknya akan sama-sama ditempatkan di ruang rawat anak? tanya Ketua
Divisi Reumatologi RS Dr. Wahidin Sudirohusodo - FK Unhas, Makassar itu.
Dr. Faridin juga menyayangkan pihak
departemen ilmu kesehatan anak (IKA) di
beberapa rumah sakit, termasuk Rumah
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tempat ia
bekerja, yang menindaklanjuti usulan PP
IDAI ke komite medis sebelum ada ketetapan dari Kemenkes RI. Pasalnya, bila ketentuan pasien anak hingga 18 tahun ditetapkan, maka pihak rumah sakit memerlukan
berbagai persiapan seperti renovasi ruang
rawat anak serta peralatan medis penunjang lainnya. Pada prakteknya, dapat menimbulkan gejolak di pusat layanan kesehatan.
DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, KP, FINASIM, FCCP anggota tim Adhoc
Adolescent PB PAPDI membenarkan pendapat para koleganya. Hasil kajian Tim
Adhoc Adolescent PB PAPDI, kata Dr. Arto
begitu biasa disapa, penetapan batas usia
18 tahun seperti yang diusulkan PP IDAI
berpotensi mengundang beragam masalah.
SOROT UTAMA
Di antaranya, bagi petugas kesehatan sangat rawan masuk ke ranah hukum bila kelak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tuntutan hukum, rumah sakit mesti melakukan perubahan infrastruktur yang mendasar yang dipastikan banyak mengeluarkan biaya dan waktu, kebingungan karena
pasien dengan kategori remaja tidak berkenan diperlakukan sebagai pasien anak-anak
mengingat postur tubuh sudah layaknya
orang dewasa. Secara medis sulit membuat batas tegas yang memisahkan antara
anak dan dewasa. Remaja berusia 18 tahun
kurang 2 hari dengan yang berusia 18 tahun
lebih 2 hari organ tubuhnya tidak berbeda
jelas Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat ini
saat Rakernas PB PAPDI dan Seluruh
PAPDI Cabang, di Hotel Haris, Jakarta awal
Maret 2014 lalu.
Kendati demikian, angka 18 tahun yang
diusulkan PP IDAI memiliki dasar konstitusi
yang kuat. Dalam suratnya, IDAI memakai
payung Undang-Undang Kesehatan Nomor
36 tahun 2009 pasal 131 yang menjelaskan
bahwa upaya pemeliharaan kesehatan
anak dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan,
dan sampai berusia 18 tahun. Dan UndangUndang Nomor 23 tentang Perlindungan
Anak yang menjelaskan batas usia anak
hingga 18 tahun.
Ternyata, kedua undang-undang tersebut tidak berdiri sendiri. Regulasi yang berkaitan dengan anak-anak, seperti UU KPAI,
UU Ketenagakerjaan, UU Partai Politik dan
lain-lain mematok batas usia anak dan dewasa pada 17 18 tahun. Hampir semua
undang-undang yang berlaku menetapkan
batas usia anak-anak sekitar 18 tahun. Tidak ditemukan satu undang-undang pun
yang menetapkan batas usia anak hingga
14 tahun, kata konsultan paru Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung ini.
Kondisi ini tidak lantas membuat tim
Adhoc Adolescent PAPDI pasrah. Menurut
Ketua tim Adhoc Adolescent PAPDI DR. Dr.
Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM,
FACP, mengatakan pihaknya telah membuat kajian dan hasilnya disampaikan ke Kemenkes bagaimana kondisi dan peran internis dalam layanan kesehatan anak. Di masyarakat ada kelompok remaja yang menginginkan kesehatannya ditangani internis,
kata Dr. Aru.
Kelompok usia remaja merupakan inter-
17
SOROT UTAMA
18
SOROT UTAMA
yanan kesehatan belum merata, mayoritas mash jauh dibawah standard. Daya
beli dan aksesibilitas rakyat ke sarana
kesehatan tidak memadai. Sektor preventif belum pernah digarap dengan
benar.
Pemerintah belum menaruh pembangunan kesehatan sebagai prioritas kegiatan berbangsa. Ini tercermin dari alokasi
biaya yang begitu rendah dan kesungguhan pemerintah dalam menata sistem
kesehatan
Jarak ketertinggalan teknologi kedokteran Indonesia dibandingkan Negara tetangga amat jauh dan kian jauh saja dari
waktu kewaktu.
Sir Michael Marcot (WHO) memberi perumpamaan yang tepat: Sistem kesehatan
adalah vehicle (kendaraan) bagi setiap
bangsa menuju ke masa depan. Artinya
kendaraan (milik) kita harus sehat dan sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Negara
agar seluruh rakyat dapat sampai ke tujuan.
Kendaraan adalah: sistem dan sub sistem
kesehatan yang bekerja intergrated, dengan
mengemban visi-misi: demi kepentingan
masa depan rakyat Indonesia. Jelas, kendaraan ini adalah tumpuan harapan seluruh
rakyat negeri ini untuk survive dan mendapat tempat terhormat di mata dunia. Tidak
mungkin rakyat Indonesia akan sampai pada tujuan berbangsa dengan menggunakan
kendaraan asing yang bukan miliknya dan
tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh
negara.
Membaca 4 poin di atas, jelas bahwa
ada masalah serius di kendaraan kita. Diperlukan langkah yang cepat dan tepat
untuk memperbaiki vehicle kita agar bangsa
kita segera bangkit dan dapat menatap ke
depan sebagai bangsa yang unggul. Tapi,
dalam situasi seperti ini, disaat vehicle
(hard, soft and brain ware sistem kesehatan) kita amat rapuh penuh dengan
masalah, kita justru tidak serius memperbaiki. Tetapi sebaliknya mengundang masuknya vehicle (investasi dan pekerja medik)
asing ke negeri ini. IDI melihat kebijakan ini
jelas salah arah dan menyimpang jauh dari
tujuan bernegara. Coba kita bertanya,
bisakah kita berharap vehicle asing akan
membangun seluruh manusia Indonesia
dan membawa kemakmuran di negeri ini?
Jawaban Lee Kuan Yew benar, we have no
bentuk kedaulatan Negara di bidang medik. Saat ini jelas, ketertinggalan Teknologi Medik di Indonesia merupakan situasi yang amat serius. Untuk itu pemerintah harus segera melakukan upaya
Short Cut Program untuk meningkatkan teknologi medik (membangun hard,
soft dan brain ware teknologi medik) dan
melakukan pemerataan teknologi di
Indonesia.
JKN adalah wadah yang tepat untuk memulai pembangunan manusia Indonesia.
Namun harus dikerjakan dengan sungguh sungguh, melibatkan semua elemen
dan dengan spirit membangun manusia
seutuhnya-. Integrated, komprehensif
dan membawa manfaat bagi semua
pemangku kepentingan. Bukan sekedar
reaktif dan populis saja tanpa disain
yang baik dan persiapan yang matang.
IDI akan sungguh-sungguh menjaga
anggotanya agar menjadi pejuang kesehatan bangsanya.
19
KABAR PAPDI
di Bali
Indonesia
Executive committee
ISIM tak tanya apa-apa,
sejauh ini aman. Mereka
juga memahami kendala
sponsorship. Suatu
kesempatan untuk PAPDI
menunjukan bahwa pendidikan dan pelayanan di
bidang ilmu penyakit
dalam di Indonesia cukup
berkembang.
20
KABAR PAPDI
Dr. Sally mempresentasikan kesiapan WCIM 2016 di hadapan Executive Committee ISIM.
kardiolog itu.
Hal senada disampaikan Ketua Umum
PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD,
K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,
FACP. Prof. Idrus mengatakan terpilihnya
Indonesia sebagai tuan rumah pada bidding WCIM 2010 di Melbourne, Australia
lalu merupakan suatu kesempatan untuk
PAPDI menunjukan bahwa pendidikan
dan pelayanan di bidang ilmu penyakit dalam di Indonesia cukup berkembang. Untuk itu, kami akan siapkan WCIM Bali ini
Selamat untuk
Dr. Aru
Selain sukses meyakinkan 10 orang
executive committee, ada kabar baik dari
WCIM ke 32 di Seoul. DR. Dr. Aru W.
Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP
21
KABAR PAPDI
terpilih menjadi President
Elect ISIM periode 20142016. Nantinya, Dr. Aru
akan serah terima menjadi
President ISIM dari Dr.
Yasuo Ikeda pada WCIM ke
33 di Bali 22-25 Agustus
2016.
Dr. Aru mengatakan sebelum WCIM 2014 ia mendapat email dari executive
committee ISIM. Isinya, ia
dicalonkan menjadi salah
kandidat President elect
Prosesi serah terima tuan rumah WICIM 2016 dari President ISIM Rudolfo
ISIM 2014 2016. Dr. Aru Bado
kepada Dr. Aru.
pun setuju. Hasilnya, Dr. Aru
terpilih dan dikukuh menjadi President butuh subspesialis yang mendalami bielect ISIM periode 2014-2016 pada WCIM dang tertentu sebagai pendidik, pembi2014 di Seoul, Korea Selatan.
cara, dilayanan tersier dan peneliti. NaTerpilihnya internis dari Indonesia, me- mun Indonesia masih membutuhkan genurut Dr. Aru, didasari beberapa penilaian neralist atau internis umum. Sebab, penoleh executive committee. Mereka meni- dekatan holistik dan terpadu yang diberilai PAPDI termasuk perhimpunan dokter kan internis umum lebih ekonomis, dan lepenyakit dalam di dunia yang berhasil bih patient safety. Apalagi saat ini Indomembina anggotanya dan mencegah ter- nesia telah memasuk sistem layanan rujadi fragmentasi tubuh ilmu penyakit da- jukan dengan pembiayaan berbasis asurlam. Seperti diketahui, ancaman fragmen- ansi atau Jaminan Kesehatan Nasional,
tasi di dunia cukup serius. Ilmu kedokter- kata Dr. Aru menjelaskan.
an terkotak-kotak menjadi bagian yang
Selanjutnya, selama dua tahun Dr. Aru
lebih kecil. Memang, dunia kedokteran akan bersama Prof. Yasuo Ikeda mem-
22
bidani ISIM. Ia akan aktif dalam kegiatankegiatan ISIM seperti menghadiri undangan acara ilmiah yang diselenggarakan
perhimpunan penyakit dalam di seluruh
dunia. Dan roadshow ke berbagai negara
yang kebanyakan negara-negara berkembang mempromosikan dan membantu memperkuat perhimpunan penyakit
dalam di negara tersebut. Saya sudah
mengambil keputusan, dan saya komitmen dengan ini meski akan kehilangan 50
persen waktu praktik, ungkapnya.
Merebut WCIM
2016 di Melbourne
Maret 2010, dari Melbourne, kabar
gembira itu datang. Indonesia berhasil
menjadi tuan rumah penyelenggaraan
World Congress of Internal Medicine
(WCIM) 2016. Keberhasilan merebut tampuk tuan rumah tidak turun begitu saja.
Empat negara memperebutkan posisi ini.
Rusia, Meksiko, dan Afrika Selatan merupakan pesaing Indonesia. Hati saya kecut karena para pesaing itu, ujar Dr. Sally
Aman Nasution, SpPD, FINASIM, salah
satu delegasi Indonesia yang berangkat
ke Melbourne.
KABAR PAPDI
Rusia, merupakan negara besar. Meksiko, tercatat pernah menjadi tuan rumah
WCIM. Lalu Afrika Selatan, merupakan
pesaing terberat. Para dokter yang pernah ke Afrika Selatan tidak memungkiri
bahwa negara ini memiliki keindahan
yang mengagumkan. Tidak sedikit anggota executive committee yang terpesona
dengan keindahan alam Afrika Selatan.
Terlebih lagi, Afrika Selatan pernah terpilih sebagai tempat penyelenggaraan
piala dunia 2010, ujar Dr. Sally.
Meski memiliki rival yang tidak sepele,
langkah pantang diundurkan. Delegasi Indonesia, tetap bersemangat melakukan
presentasi di hadapan Komite Eksekutif
International Society of Internal Medicine
(ISIM) bergantian dengan delegasi pesaing. Bidding telah dimulai, negara calon
kandidat dipanggil satu persatu untuk masuk ke ruangan dan mempresentasikan
apa-apa yang dapat ditawarkan pada juri.
Dari Indonesia yang mempresentasikan
adalah DR. Dr. C. Heriawan Soejono,
SpPD, K-Ger, FINASIM, saat ini menjabat
sebagai Direktur Utama RSCM. Dengan
segala percaya diri, bahasa Inggris yang
baik sekali dan bahan presentasi yang
sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, dengan beberapa kali revisi atas masukan
kami semua, tapi kami tetap kuatir, aku
Dr. Sally.
DR. Dr. Aru Sudoyo,SpPD, K-HOM,
FINASIM, FACP yang duduk sebagai salah satu anggota komite tak tinggal diam.
Dr. Aru memutar otak menyusun siasat di
dalam ruang sidang komite. Sidang ber-
23
KABAR PAPDI
Selamat
atas terpilihnya
DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP
24
KABAR PAPDI
orld Congress of Internal Medicine 2014 di Seoul, Korea Selatan akhir Oktober lalu menjadi
moment penting bagi Dr. R. Bramantono, SpPD, K-PTI, FINASIM. Pasalnya, pada perhelatan akbar dokter spesialis penyakit dalam sedunia ke 32 ini
Dr. Bramantono meraih The Best Poster Award. Staf Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK
Unair/RS Dr. Soetomo, Surabaya ini
terpilih menjadi salah satu pemenang
dari 20 pemenang lain dari berbagai
negara.
Saya terpilih menjadi salah satu pemenang Best Poster Award WCIM
2014. Surabaya menjadi salah satu
wakil dari Indonesia, ungkapnya melalui surat elektronik.
INFORMASI PERSONAL :
Nama
: Dr. Bramantono, Sp.PD, KPTI, FINASIM
Tempat/tanggal lahir
: Surabaya, 13 Mei 1965
Alamat kantor
: RSUD Dr. Soetomo FK UNAIR
RIWAYAT PENDIDIKAN (mulai dari dokter umum)
Dokter umum
1983 1989 Universitas Airlangga
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1997 2005 Universitas Airlangga
Dokter Spesialis Konsultan
2005 2013
RIWAYAT PEKERJAAN
2007 sekarang Divisi Penyakit Tropik Infeksi; Depart. SMF Ilmu Penyakit
Dalam; RSUD Dr. Soetomo (Staf)
2007 sekarang Institute Tropical Diseases; Universitas Airlangga (Peneliti)
2007 - 2014
Ruang Rawat Inap Rosella 1 (Supervisor)
2011 2014
Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo (Supervisor)
2014 Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo (Koordinator)
25
KABAR PAPDI
Dr. FR. Bramantono, SpPD, K-PTI, FINASIM bersama Ketum dan Sekjen PB PAPDI.
mantono membawakan penelitian bertajuk Prevalence of Multi-Drugs Resistant (MDR) Gram Negative Bacteria
Caused Bacteremia from Internal Ward,
Dr Soetomo Hospital, Surabaya Indonesia.
Dr. FR. Bramantono, SpPD, K-PTI, FINASIM beserta peserta WCIM 2014..
26
KABAR PAPDI
AFIM : Kolaborasi
di Bidang CPD
Dr. Sally beserta anggota AFIM pada AFIM Meeting di Pattaya, Thailand, April 2014.
27
KABAR PAPDI
28
Prinsipnya, bagaimana mempermudah anggota AFIM tanpa mengorbankan kepentingan dokter di negara masing-masing, kata
Dr. Sally mengulang kata-kata Ketua AFIM
Oscar Cabahug MD, FACP dari Filipina.
Ke depan, AFIM lebih menitikberatkan
pada kegiatan Continuing Professionalism
Development (CPD). Bersama-sama internis dari negara ASEAN akan melakukan
kegiatan-kegiatan ilmiah seperti training,
workshop dan lain-lain. Kegiatan yang
sudah berlangsung menjadi pembicara di
pertemuan ilmiah di negara anggota. Pertemuan ilmiah yang diselenggarakan negara
anggota akan melibatkan internis dari negara lain sebagai pembicara. Rencananya,
pertemuaan AFIM 2015 akan diadakan di
Bangkok bersamaan dengan Royal College
Physician, April 2015. Dan pertemuaan
selanjutnya di Indonesia bersamaan dengan World Congress of Internal Medicine
(WCIM) 2016, kata Dr. Sally.
Sekilas Perjalanan
AFIM
Perwakilan organisasi profesi ilmu penyakit dalam dari beberapa Negara ASEAN
telah melakukan beberapa kali pertemuan
untuk membahas terkait AFTA 2015. Wa-
PROFIL
Menjadi dokter adalah pekerjaan mulia, namun tugas manajerial dalam jabatan birokrasi tak kalah penting. Lewat tugas
manajerial, dapat dibuat sistem yang memudahkan tugas
para dokter. Semua harus seiring sejalan.
29
PROFIL
30
PROFIL
31
PROFIL
pada weekend kami berada di daerah.
Mendengarkan masukan, aspirasi dan seterusnya dari daerah-daerah sehingga kami
tahu persis apa yang menjadi kebutuhan
daerah. Dengan langkah itu juga menjadikan PAPDI sebagai organisasi profesi menjadi milik bersama. Itulah yang terus kita bangun, dan satu hal lagi itu akan berdampak
pada seluruh anggota PAPDI yaitu keper-
ngan menunjukkan prosionalisme di organisasi, ini sangat luar biasa, mereka merasa
bangga dan merasa perlu ikut masuk dalam
PAPDI, lanjut Dr. Chairul.
Tak berhenti sampai disitu, PAPDI juga
mengeluarkan fellow of Indonesian society
inter medicine yang diberikan kepada anggota PAPDI yang memang mempunyai nilai
tambah dalam menjalani tugas profesinya
32
secara profesionalisme.
Kaderisasi juga sangat
baik, PAPDI semakin tertata lagi.
Tanpa bermaksud
membanggakan diri,
Dr. Chairul menilai
di masa kepemimpinan Dr. Aru
sebagai Ketua
dan Dr. Chairul sebagai Sekjen PAPDI mengalami perubahan yang luar biasa. Di masa
itulah PAPDI tercatat menjadi wajib pajak.
Suatu terobosan yang luar biasa, dan untuk
menyampaikan gagasan itu kepada seluruh
anggota bukan hal mudah. Melalui pendekatan kepada mereka agar mau menjadi
wajib pajak. Karena sejak dulu PAPDI
hanya dianggap sebagai komunitas, padahal kami adalah organisasi.
Dan Dr. Chairul yang kebetulan berada
di pemerintahan berharap bisa bersinergi
dengan PAPDI. Saya sebagai Direktur Bina
Upaya Kesehatan Rujukan Kementrian Kesehatan RI sangat berharap PAPDI dan organisasi dokter lainnya dapat menjadi partner terkait distribusi dokter di Indonesia, lalu
bagaimana tindakan-tindakan pendidikan,
sampai hal-hal di dalam kualifikasi dan seterusnya. Ini yang penting. Saya melihat
PAPDI adalah partner, karena PAPDI memiliki data berapa jumlah dokter dan di mana
keberadaannya.
Sebagai dokter sekaligus sebagai birokrat bagaikan mata uang, memiliki dua sisi
yang berbeda namun berada dalam satu
kesatuan. Tak banyak orang yang seperti
Dr. Chairul. Tercatat sebagai seorang dokter
spesialis dan juga sebagai manajer di birokrasi. Biasanya orang akan memilih menjadi birokrat murni atau menjadi profesional.
Saya bisa membuktikan bahwa dua kubu
itu bisa saya jalani seiring sejalan. Meskipun
menjadi berat karena harus kerjakeras dari
pagi sampai sore, bagaimana menjalankan
tugas sebagai direktur lalu setelah itu berprofesi sebagai dokter spesialis, kata Dr.
Chairul.
Kerap terjadi ketika Dr. Chairul sedang
memimpin rapat dan harus berbicara tentang manajerial, tiba-tiba ada telepon dari
ICU bertanya langkah yang harus
dilakukan untuk pasien. Saya harus dengan segera mengubah apa yang ada di
otak. Dan itu saya lakukan selama
bertahun-tahun.
Asam manis pengalaman sudah pernah
dilalui
oleh
Dr.
Chairul. Banyak kenangan yang tak
terlupakan. Namun
pengalaman berharga yang terus
Dr. Chairul kenang
adalah ketika menjadi tim kesehatan di
Tanah Suci. Di sana saya bukan hanya
menjadi dokter tetapi juga mengurus manajerial, bagaimana memanage tenaga kesehatan yang jumlahnya 900 orang. Bagaimana mengendalikan yang di Jeddah
lalu Madinah, itu menjadi modal dan
pegangan saya saat ini yang akhirnya menjadi birokrat murni. Itu suatu pengalaman
yang sangat berharga. Bagi saya menjalani
kehidupan itu, asal niat siap dan terus bekerja keras, semua akan bisa berjalan,
pungkasnya. (HI)
KABAR PAPDI
Dr. Ibnu Purwanto saat bidding tuan rumah Konker di KOPAPDI XV Medan.
wakil mempresentasikan kelebihan-kelebihan rumah mereka dengan gaya dan karakter masing-masing. Ada yang menampilkan presentasi melalui video atraktif, seperti yang dilakukan oleh perwakilan PAPDI cabang Bogor. Beberapa cabang bahkan cukup provokatif dalam menawarkan serangkaian kelebihan daerahnya, mulai dari penawaran hotel terbaik, tempat wisata terbaik, akses transportasi termudah, pun penawaran diskon pada tempat wisata dan belanja. Namun ketika voting, hasilnya, PAPDI
cabang Yogyakarta berhasil mengantongi
15 suara. Sedangkan diposisi kedua adalah
PAPDI cabang Bogor dengan 9 suara. Selanjutnya diikuti PAPDI cabang Sumatera
Selatan dengan 5 suara, terakhir PAPDI cabang Malang memperoleh 4 suara.
Ini suatu kehormatan bagi kami dipercaya oleh sejawat untuk menyelenggarakan
KONKER PAPDI 2014. Kami yang terpilih
saat itu lebih karena hubungan baik dengan
cabang-cabang lain, disamping fasilitas dan
sarana yang sangat menunjang, serta wisata budaya, alam, dan kuliner yang menarik
dan tersohor, kata Ketua PAPDI cabang
Yogyakarta Dr. Ibnu Purwanto, SpPD, KHOM, FINASIM.
Konferensi Kerja (KONKER) PAPDI XIII
terbagi dua agenda besar, yaitu sidang organisasi dan simposium ilmiah. Kegiatan ini
akan berlangsung dari 27-30 November
2014 di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.
Acara dimulai dengan sidang organisasi pada dua hari pertama dan dua hari terakhir
diisi dengan kegiatan continuing professionalism development (CPD). Selain itu panitia juga mengadakan lomba poster ilmiah
yang pemenangnya akan diumumkan di penutup KONKER XIII. Semua berkolaborasi
baik pengurus cabang, anggota dan PPDS
ilmu penyakit dalam FK UGM/RS UP Dr.
Sardjito
Yogyakarta
mensukseskan
33
KABAR PAPDI
KONKER kali ini mengusung tema Peran PAPDI dalam Menghadapi Era Jaminan
Kesehatan Nasional(JKN) 2014 dan Asean
Economic Community (AEC) 2015. Tema
ini menarik dan akan menjadi perdebatan
dalam sidang-sidang organisasi. Pasalnya,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
34
KABAR PAPDI
Perkuat Kompetensi
Hadapi Globalisasi
Di Jatim setiap tahun diperkirakan sekitar 2 trilyun dana mengalir untuk berobat ke negaranegara tetangga. Populasi penduduk yang besar
menjadi daya tarik tenaga kesehatan asing praktik di Indonesia. Mereka bekerja mencari uang
disini, boleh jadi bila ada musibah atau huru
hara mereka akan kembali ke negaranya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saefullah Yusuf membuka Pameran Farmasi dan Alkes pada PIN XII Surabaya.
35
KABAR PAPDI
Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saefullah Yusuf membuka PIN XII Surabaya.
Timur Drs. Saifullah Yusuf yang diiiringi Ketua Umum PB PAPDI, Ketua IDI Wilayah
Jawa Timur dan Ketua PAPDI cabang Jawa
Timur.
Pada kesempatan itu, Gus Ipul, begitu
Drs. Saifullah Yusuf biasa disapa, ia memberi apresiasi yang tinggi kepada PB PAPDI
yang telah memilih Surabaya sebagai tempat penyelenggaraan PIN PAPDI XII. Kami
bersyukur Surabaya menjadi tempat
berlangsungnya pertemuan ilmiah nasional
dokter spesialis penyakit dalam, semoga
kegiatan ini menjadi suatu hal berharga
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
36
KABAR PAPDI
terutama Singapura dan Malaysia. Sedangkan uang yang mengalir secara nasional, ke
luar negeri untuk berobat dipastikan jauh
lebih besar. Hal ini harus dimanfaatkan para stakeholder di bidang kesehatan agar
uang masyarakat Jatim untuk kesehatan
Plenary Lecture oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saefullah Yusuf.
37
KABAR PAPDI
yang dilakukan oleh banyak negara yaitu
dengan menambah syarat yang memberatkan bagi tenaga kesehatan asing untuk
dapat praktik di Indonesia. bersamaan dengan itu, dokter-dokter lokal terus meningkatkan kemampuannya untuk memberikan
pelayanan kesehatan terbaik. Kita bersyukur ahli penyakit dalam selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya, ini menjadi modal dalam menghadap
liberalisasi di bidang kesehatan, ungkap
pria berkumis ini.
Hal senada disampaikan Ketua Umum
PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD,
K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,
FACP. Prof. Idrus mengatakan PB PAPDI
selalu menjunjung tinggi sikap professionalitas dengan selalu meningkatkan kemampuan klinis dan diagnostik para internis agar
dapat memberikan pelayanan kesehatan
terbaik kepada masyarakat. Seiring kian
berkembangnya ilmu penyakit dalam, baik
ilmu dasar maupun klinis, maka PB PAPDI
dalam program kerjanya mengedepankan
pendidikan kedokteran berkelanjutan
(CPD). Beragam program CPD diseleng-
38
KABAR PAPDI
Pemenang KEDUA
Dr. dr. Agus Rizal AH. Hamid, dr.
Rainy Umbas, dr. Chaidir A. Mochtar
(Judul: Recent role of inflammation in
prostate diseases: chemoprevention
development opportunity; volume 43
edisi 1 Januari 2011)
Pemenang KETIGA
Prof. Dr. dr. Jeanne A. Pawitan
(Judul: Dengue virus infection: Predictors for severe dengue; volume 43 edisi
2 April 2011).
39
KABAR PAPDI
Malam Keakraban
40
KABAR PAPDI
41
KABAR PAPDI
Pengumuman Seleksi
FINASIM 2014
lulus FINASIM.
42
Dany Irawan
Danang Kusuma Adi
Nailul Haq
I Dewa Made Widi Hersana
Darmojo Kandinata
Mohammad Mahfudz
Suharto
Kysdarmanto
Fahmi Adi Priyantoro
Badrul Munir
Adi Mulyono
Andry Sultana
Denny Vianto
Husin Thamrin
PAPDI Cabang Sumatera Utara
Mulia Ginting
Imelda Ray
David Sitepu
Marulak Samosir
Christina J.R.E. Lumbantobing
Taufik Sungkar
Syafrizal Nasution
Zainal Safri
PAPDI Cabang Semarang
Muchamad Nur Aziz
B. Neni Mulyanti
Hudiarso
Tri Wahyu Sukarnowati
I Gusti Nyoman Agung P.
Ira Widyastuti
KABAR PAPDI
Vivin Hudiyanti
Didit Novianto
Grendi Faneri Yonarko
Agus Joko Susanto
Arief Nurudhin
Agung Susanto
PAPDI Cabang Riau
Irianto
Dasril Efendi
Nova Ridha
Seson
PAPDI Cabang Provinsi Aceh
Faisal
Misriani
PAPDI Cabang Banten
Edison Parulian Saragih
PAPDI Cabang Bogor
Zulfan
Winy Katarina
PAPDI Cabang Lampung
Munirulanam
Lukman Pura
PAPDI Cabang Kupang
Adjunias Maifa
Heri Sutrisno
43
KABAR PAPDI
PIN PAPDI
44
KABAR PAPDI
45
KABAR PAPDI
atu per satu para penari memasuki panggung PIN PAPDI XII
Surabaya. Mereka berdiri tegap
dengan formasi kuda-kuda berbaris memberi salam kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf ,
tamu dan peserta PIN. Seirama dengan
musik tradisional saron, bonang, seruling
dan gambang para penari bergerak dinamis dan atraktif menampilkan tari
Remo, kesenian tari budaya Surabaya.
Tari Remo atau tari pembukaan biasa
dimainkan untuk menyambut tamu-tamu
penting dalam pemerintahan.
Konon tari Remo mengisahkan perjuangan seorang pangeran di medan
pertempuran. Lakon yang memainkan
tarian ini memiliki karakter yang kuat dan
semangat. Tarian yang awalnya dimainkan pada pembukaan tarian ludruk ini
mengandalkann gerakan kaki yang rancak dan menghentak dinamis. Tari Remo
biasa dilakoni para penari dari sanggar
kesenian atau yang sudah terlatih.
Namun, pada pembukaan PIN PAPDI
XII, tari Remo dilakoni oleh mahasiwa
program pendidikan dokter spesialis
(PPDS) Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/
RS Dr. Soetomo Surabaya. Ada 20 mahasiswa yang ikut memainkan tari Remo.
Di tengah kesibukannya, mereka meluangkan waktu untuk berlatih tari ini. Dr. Ni
Putu Merlynda Pusvita Dewi, salah satu
PPDS, koordinator tim penari Remo mengatakan ia diminta Ketua PAPDI cabang
Jawa Timur untuk mengisi tari Remo pada saat pembukaan PIN PAPDI XII. Dr.
Merlynda sendiri mengaku hobby dengan
kesenian Jawa Timur. Ia sudah belajar
tari Remo sejak duduk di sekolah dasar.
Dr. Merlynda melatih rekan-rekannya
dibantu instruktur tari Bapak Agus. Kami
berlatih hampir satu bulan, kerjasaama
temen-temen PPDS dalam membawakan
tari Remo sungguh luar biasa, kata Dr.
Merlynda. (HI)
46
KABAR PAPDI
www.medinasim.com, click!
sim yang bisa diakses dengan alamat
www.medinasim.com, CME PAPDI kini hadir dengan lebih menarik, lebih lengkap, dan
lebih interaktif. Untuk memudahkan akses,
Medinasim menyediakan navigasi yang lebih mudah, tampilan yang lebih segar serta
adanya tampilan mobile sehingga setiap
anggota dapat lebih mudah mengakses Medinasim, tidak terkecuali dari gadget. Tidak
hanya fitur E-learning yang terakreditasi
SKP PAPDI dan IDI. Dibandingkan dengan
CME PAPDI sebelumnya, Medinasim juga
menyediakan fitur baru seperti berita aktual,
referensi, serta halaman untuk mengunduh
guideline-guideline terbaru. Untuk lebih menarik minat anggota dalam mengasah keil-
embaharuan keilmuan dan kemampuan klinis merupakan sebuah kebutuhan sekaligus keharusan bagi setiap dokter. CME PAPDI merupakan
fasilitas pendidikan kedokteran berkelanjutan yang disediakan untuk semua anggota
PAPDI. Fasilitas ini bertujuan untuk memudahkan akses bagi setiap anggota PAPDI
dari sabang sampai merauke dalam melakukan pembaharuan keilmuan dan kemampuan klinis serta berbagi pengalaman dalam
praktek sehari-hari. Dengan adanya fasilitas
ini, diharapkan setiap anggota PAPDI dapat
senantiasa terus menerus melakukan pembaharuan ilmu dimana saja dan kapan saja.
Terlahir kembali dengan nama Medina-
muan dan kemampuan klinis, fitur e-learning yang disediakan medinasim juga hadir
dalam wajah yang lebih interaktif. Tidak hanya bacaan jurnal, bentuk e-learning juga
terdiri dari studi kasus dan video webinar.
Modul referensi yang berisi pedoman tatalaksana resmi dari PAPDI juga dilengkapi
fasiltas forum yang memudahkan para anggota untuk berinteraksi langsung dengan
ahli dalam topik tersebut.
Mengusung semangat dari PAPDI, oleh
PAPDI dan untuk PAPDI, Medinasim akan
terus dikembangkan untuk kemajuan PAPDI
dan seluruh anggota PAPDI. Oleh karena
itu, partisipasi aktif dan masukan dari anggota PAPDI, akan sangat bermanfaat untuk
kemajuan portal Medinasim. (HI)
47
KABAR PAPDI
Advance
World TB Day merupakan momentum peringatan akan bahayanya penyakit tuberkulosis. Saat ini, TB masih
menjadi epidemi di sebagian besar dunia, terutama negara berkembang, yang menyebabkan kematian jutaan
orang
setiap
tahunnya.
Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kemenkes RI Prof. Dr. Tjandra
Yoga Aditama, Sp.P, MARS pada peresmian simposiun nasional tersebut mengatakan mengingat besarnya permasalahan yang diakibatkan TB, maka TB tercakup sebagai salah satu indikator keberhasilan program MDGS. Indikator
MDGs untuk TB yang harus dicapai Indo-
48
Pengendalian TB di Indonesia
antara sedih dan gembira. Gembira
karena dapat menekan prevalensi.
Sedih karena dihadapkan persoalan
pelik, yaitu TB-MDR dan TB-XDR
yang belum ada solusinya. Internis
turut berkontribusi menangani
kasus-kasus advance.
KABAR PAPDI
tahun 2012. Prevalensi TB
semua kasus per 100.000
penduduk yaitu 443 pada tahun 1990 menjadi 297 pada
tahun 2012. Angka kematian TB per 100.000 penduduk yaitu 92 pada tahun
1990 menjadi 27 pada tahun
201. Angka penemuan
kasus TB (CDR) yaitu
19,7% pada tahun 2000
menjadi 83% pada tahun
2012 dan angka keberhasilan pengobatan TB
(SR) yaitu 87% pada tahun
2000 menjadi 90% pada
tahun 2012. Walaupun sudah ada kemajuan, namun beban permasalahan TB di
Indonesia masih cukup besar, yaitu angka
kematian 67.000 per tahun dan angka insiden 460.000 per tahun. Saat ini jumlah
penderita TB di Indonesia menempati peringkat empat terbanyak di seluruh dunia.
Indonesia peringkat empat terbanyak
untuk penderita TB setelah China, India,
dan Afrika Selatan. Tapi, itu karena sesuai
dengan jumlah penduduknya yang juga
banyak, kata Prof. Tjandra.
Meski berhasil menekan prevalensi TB,
namun pengendalian TB di Indonesia justru mengkhawatirkan. Menurut DR. Dr.
Zulkifli Amin, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP
pengendalian TB saat ini mendapat tantangan serius. Yaitu meningkatnya prevalensi kasus TB-MDR, bahkan sudah ditemukan beberapa kasus XDR di Rumah
Sakit Paru Persahabatan. Sudah ada laporan ditemukannya pasien TB-XDR di
center paru, ujar Dr. Zulkifli Amin.
Dr. Ana Uyainah Nazir, SpPD, K-P,
FINASIM menegaskan timbul kasus TBMDR dan TB-XDR ini akibat kesalahan
semua pihak. Pasien TB tidak cukup sabar
dan disiplin selama masa pengobatan. Sementara para medis, baik dokter maupun
perawat tidak sungguh-sungguh dalam
memberi pelayanan. Ada sebagian dokter
tidak adekuat dalam melalukan pengobatan. Perawat pun tidak memberi penjelasan yang cukup mengenai hal-hal yang
terkait dengan pengobatan. Begitu pula
dengan penyelenggara kesehatan yang
kurang optimal. Tak sedikit ditemukan
obat-obat anti TB yang tidak tersedia di
layanan-layanan kesehatan. Ataupun dis-
tribusi obat yang tidak sampai ke daerahdaerah yang membutuhkan. Kondisi ini
semua karena ulah manusia, ungkap Dr.
Anna menyesali.
Saat ini, lanjut Dr. Anna, untuk menjamin ketersediaan obat anti TB, pihak rumah sakit bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Selama ini, obat-obat TB diberikan gratis didukung oleh pemerintah dan global fund.
Sedang dibuat MoU dengan BPJS mengenai pembiayaan pasien TB. Karena tidak mungkin selamanya bergantung kepada global fund, ujarnya
menggunakan bronchial
thermoplasty.
Dari acara ini diharapkan para internis yang
tersebar di seluruh Indonesia dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengobati TB dan penyakit paru lain. Karena
internis dituntut untuk dapat menangani kasus-kasus advance, seperti
MDR dan XDR, terutama
yang di daerah, tuturnya
berharap dari event ini.
Pada workshop ini untuk pertama kalinya diperkenalkan di Indonesia tentang bronchial thermoplasty. Dr.
Eric Daniel Tenda, SpPD mengatakan alat
yang diusung Boston Scientific ini merupakan terapi mutakhir bagi penderita asma
berat atau persistenyang tidak lagi bisa
dikontrol dengan obat seperti inhalasi kortikosteroid maupun long acting beta 2 agonist (LABA). Dengan terapi bronchial thermoplasty, penggunaan kortikosteroid dan
LABA oleh pasien asma dapat diturunkan
dengan sangat signifikan. Terapi ini juga
terbukti, menurunkann total kunjungan
pasien ke dokter dan ruang emergensi
yang memberikan dampak cukup besar
dalam mengurangi beban pembiayaan
kesehatan. Ini merupakan terapi baru.
Dalam kurun waktu empat tahun setelah di
launching di Amerika, alat ini sudah dapat
digunakan di Indonesia. Peserta workshop
tampak sangat antusias, kata Dr. Eric pada
launching bronchial thermoplasty 30 Maret
2014 lalu di Menara 165, Jakarta menggunakan alat ini.
Pada acara yang sama, juga diluncurkan
website www.respirology.com oleh Divisi
Respirologi dan Penyakit Kritis, Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dan Journal of Chest and Critical Emergency Medicine oleh PERPARI. Melalui situs ini diharap
terjalan komunikasi yang lebih intensif, baik
sesama sejawat maupun masyarakat luas.
Pasien dapat mengakses website untuk mengetahui jenis berbagai layanan unggulan.
Selain itu Indonesian Society of Respirology
and Critical Care Internal Medicine (PERPARI) juga sukses menerbit jurnal ilmiah nasional pertama yang memuat perkembangan terkini di bidang pulmonologi. (HI)
49
KABAR PAPDI
SEKILAS
DIVISI RESPIROLOGI DAN
PERAWATAN PENYAKIT KRITIS
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
Kegiatan
Kongres Internasional
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap
tahun adalah dengan membawa hasil pe-
50
KABAR PAPDI
4. Characteristics and 90 days survival of
superior vena cava syndrome patients in
Cipto Mangunkusumo and Dharmais
Cancer Hospital.
5. Predictors of mortality for adult medical
emergency patients with pneumonia in
Indonesia.
JICCCIM
(Jakarta International Chest and Critical
Internal Medicine)
Kegiatan ini adalah simposium dan workshop bagi para internis dan sejawat dokter
lainnya untuk mendapatkan ilmu dan meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam menangani pasien kritis serta sekaligus
meningkatkan kompetensi dokter-dokter
Indonesia yang selalu rutin dilaksanakan
setiap bulan Maret. Kegiatan ini dihadiri
oleh para konsultan, dokter spesialis ternama baik Internasional maupun Nasional
diantaranya Prof. Tom Sutedja, MD, PhD
(Netherlands), Prof. David Feller-Kopman,
MD (USA), Prof. Parameswaran Nair (Canada), Richard Sue, MD (USA), Jamalul
Azizi Abdul Rahman, MD, MMED (Malaysia), Prof. Jamsak Tscheikuna, MD (Thailand), Prof. Lee Pyng, MD, MBBS, MRCP,
MMED (Singapore), Dr. dr. Zulkifli Amin,
SpPD, KP, FCCP, FINASIM (Jakarta), Dr. dr.
C. Martin R, SpPD, KP, FCCP, FINASIM
(Jakarta), dr. Anna Uyainah, SpPD, KP,
MARS, FINASIM (Jakarta), dr. Ceva
Wicaksono P, SpPD, KP, KIC, FINASIM
(Jakarta).
Dengan berbagai judul Simposium dan
Workshop yang sangat menarik, diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan para
sejawat dokter dalam menghadapi kasuskasus di bidang Respirologi dan Penyakit
National TB Day
Permasalahan TB seakan tidak ada
habisnya sejak ditemukan di abad 20.
Meskipun kasus TB paling sering bermanifestasi di paru. TB merupakan penyakit
yang dapat menyerang berbagai organ di
tubuh manusia. Seringkali diagnosis TB
menjadi sulit karena gejala yang tidak spesifik. Berbagai permasalahan yang ditemui
dalam penanggulangan TB baik dari segi
klinis maupun program menyebabkan perlunya penyebaran informasi di kalangan
medis dan paramedis melalui kegiatan
Simposium Nasional Peringatan TB
Sedunia. Nasional TB Day diselenggarakan
pada tanggal 24 Maret, bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Subdit TB
P2PL, PERPARI, PAPDI, dan FKUI yang
juga sekaligus merupakan Peringatan Hari
TB Sedunia. Kegiatan ini dihadiri oleh para
dokter-dokter tidak hanya di Jakarta tapi
juga di seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga
merupakan suatu bentuk monitoring dan
evaluasi di masa yang akan datang.
INDONESIAN JOURNAL
OF CHEST, Critical and
Emergency Medicine
Sejak Maret 2014 PERPARI (Perhimpunan Subspesialis Respirologi dan Perawatan Penyakit Kritis Indonesia / Indonesian
Society of Respirologi and Critical Care)
mulai menerbitkan Jurnal Ilmiah tentang
Roadshow ISTC
Penyakit Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan salah satu
penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan Program Pengendalian TB (P2TB)
secara berkesinambungan. Dalam rangka
meningkatkan keberhasilan pengendalian
TB di Indonesia salah satu strategi yang tercantum dalam 7 strategi utama pengendalian TB adalah ekspansi layanan TB
DOTS ke seluruh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Pelatihan ini merupakan suatu
bagian dari sistem pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) sehingga dapat meningkatkan kinerja secara perorangan, tim
maupun institusi dengan peran dan fungsi
sebagai Pelatih Workshop ISTC & DOTS TB
TB bagi anggota PAPDI di Pusat dan Provinsi. Pelatihan ini dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip pembelajaran orang
dewasa (andragogi) yang merupakan kegiatan interaktif yang diikuti oleh setiap peserta latih dengan difasilitasi oleh Pelatih.
(HI)
51
KABAR PAPDI
Rumah PAPDI
Pengguntingan pita dan penandatanganan Prasasti Rumah PAPDI. oleh Prof Idrus.
52
miliki gedung sendiri. Hal tersebut mengingat PAPDI yang sudah berdiri sejak 1957
dan jumlah anggotanya hampir 3000 internis yang terus akan bertambah. Dan ini
sesuai dengan renstra PB PAPDI yang akan
meningkatkan pelayanan lebih professional
kepada anggotanya. Di samping itu, program kerja PB PAPDI yang padat dan tantangan ke depan yang lebih kompleks. Pada
kesempatan itu, Prof. Idrus menetapkan
nama Rumah PAPDI mengingat fungsi
sebagai tempat bernaung anggota PAPDI.
Acara dilanjutkan dengan pemotongan
tumpeng oleh Prof. Idrus yang diberikan
KABAR PAPDI
penguatan organisasi agar dapat menaungi
anggotanya lebih professional.
DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, KP, FINASIM, FCCP Ketua PAPDI Cabang
Bandung mengatakan ini adalah pencapaian yang luar biasa untuk menjalankan
roda organisasi yang lebih professional. ia
berharap ini dapat diikuti oleh cabang-cabang PAPDI.
Pada hari yang sama, ada pengurus PB
PAPDI yang sedang berbahagia yaitu Dr.
Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM
dan DR.Dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, KHOM, FINASIM yang sedang merayakan
hari ulang tahunnya. Pengurus pun merayakan dan memberikan ucapan selamat
ulang tahun. Selamat ultah dok.
dari Surabaya mengatakan sudah semestinya PAPDI memiliki tempat sendiri mengingat PAPDI sebagai organisasi professional
dan besarnya tantangan ke depan yang
mesti diantisipasi.
Hal senada disampaikan Dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD, K-GEH, FINASIM,
MKes. Ia mengatakan ini merupakan langkah
53
KABAR PAPDI
Seberapa Bahaya?
antara Indonesia dan Timur Tengah, kewaspadaan terhadap penularan virus ini perlu
mendapat perhatian serius. Lantas seberapa bahayakah Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)?
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB
PAPDI) berpartisipasi berbagi informasi me-
54
ngenai bahaya MERS-CoV terhadap kesehatan dengan menyelenggarakan simposium awam PAPDI Forum dengan tema
Wabah Virus MERS-CoV: Seberapa Bahaya?, di Aula Fakultas Kedekteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta pada
20 Mei 2014 lalu.
Acara tersebut menghadirkan para pembicara yang pakar dibidangnya. Mereka
adalah Dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI, FINASIM dengan tema presentasi
Pola Infeksi Virus MERS dan Upaya Pencegahannya, kemudian Dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC dengan tema presentasi Penatalaksanaan
Virus MERS dan Dr. Fera Ibrahim, MSc,
PhD, SpMK (K) dengan tema presentasi
Aspek Virologi Virus MERS. Dan acara
berlangsung dengan moderator DR. Dr. Ari
Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM,
MMB, FACP.
Kasus infeksi virus ini ke manusia terbilang baru. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan hingga Mei 2014 lalu telah
ada 401 orang dari 12 negara di seluruh dunia yang telah didiagnosis menderita penyakit ini. Seluruh kasus tersebut diperkirakan
berasal dari 6 negara yang terletak di Timur
Tengah. Angka kematiannya saat ini mencapai 50%. Manifestasi infeksi virus ini cukup
KABAR PAPDI
lebar, mulai dari tidak bergejala hingga memiliki keluhan gangguan pernapasan yang
cukup berat seperti demam tinggi, batuk
dan sesak nafas. Telah dilaporkan 93 orang
meninggal. Hingga saat ini belum ditemukan suatu vaksin untuk pencegahan penyakit ini maupun terapi yang spesifik untuk
mengobatinya.
Sementara para pakar masih mempelajari bagaimana sesungguhnya cara penyebaran virus ini. PAPDI menganjurkan kepada warga yang berada di Semenanjung
Arab atau pulang dari daerah itu, termasuk
para TKI dan jamaah haji dan umroh, untuk
berusaha melindungi diri mereka sendiri terhadap gangguan pernapasan tersebut melalui memakai masker, sering mencuci ta-
ngan, hindari kontak erat dengan orangorang yang sedang sakit, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut mereka dengan
tangan yang belum dicuci, dan sering-sering
membersihkan permukaan tubuh yang sering disentuh. Perhatian lebih lagi pada kegiatan ziarah ke tempat-tempat seperti peternakan dan perkebunan karena virus ini
telah diidentifikasi dan diduga kuat sebagai
sumber di hewan kelelawar dan unta.
Diharapkan para penyelenggara haji
dan umroh serta penyelenggara pengiriman
tenaga kerja ke Semenanjung Arab dapat
membantu memberikan penjelasan pada jamaah atau TKI yang dikirimnya tentang pencegahan dan gejala penyakit ini. PAPDI siap
membantu memberikan masukan dan ban-
55
SOSOK
Kiprah Internis
MEMIMPIN LEMBAGA
RISET
Prof. DR. Dr. Nasronudin,
Sp.PD, K-PTI, FINASIM,
merupakan guru besar di
bidang Ilmu Penyakit Dalam
yang dipercaya oleh rektor
universitas Airlangga untuk
memimpin ITD sebagai lembaga riset. Pada awal dilantiknya Januari 2008,
Nasronudin mendapat perintah membawa ITD bukan
saja bangun tidur, bukan
hanya berjalan cepat, tapi
diminta untuk membawa
terbang dan lari lembaga
tersebut sehingga bisa berkontribusi pada kebutuhan
global, pemerintah Republik
Indonesia dan menghadirkan
manfaat bagi masyarakat.
56
SOSOK
Penyerahan alat riset Nuclear Magnetic Resonance (NMR) pada tanggal 23 Oktober 2012
57
SOSOK
3.000 (2010), USD 14.250- 15.500 (2025),
USD 44.500-49.000 (2045). (MP3EI, BPPT,
2013).
Institute of Tropical Disease (ITD)
Universitas Airlangga merupakan salah satu
lembaga riset yang menjadi aset bangsa
Indonesia. Lembaga ini membuka peluang
bagi para peneliti untuk melakukan inovasi
riset dan mensukseskan program MP3EI
melalui ABG. Bioproduk riset penting diupayakan guna memenuhi tuntutan global
dan keperluan nasional agar target Indonesia menduduki 5 besar ekonomi raksasa
dunia tahun 2025- 2030 terealisasi.
Prof. DR. Dr. Nasronudin, Sp.PD, K-PTI,
FINASIM, merupakan guru besar di bidang
Ilmu Penyakit Dalam yang dipercaya oleh
rektor universitas Airlangga untuk memimpin ITD sebagai lembaga riset. Pada awal
dilantiknya Januari 2008, Nasronudin mendapat perintah membawa ITD bukan saja
bangun tidur, bukan hanya berjalan cepat,
tapi diminta untuk membawa terbang dan
lari lembaga tersebut sehingga bisa berkontribusi pada kebutuhan global, pemerintah Republik Indonesia dan menghadirkan
manfaat bagi masyarakat. ITD merupakan
lembaga riset, dilengkapi dengan peralatan
58
guru besar seniornya. Di ITD terdapat berbagai kelompok studi yang rerata dipimpin
oleh para seniornya. Namun, Prof. Nasronudin berdasarkan pengalamannya melalang buana 8 tahun di Propinsi Riau (Pekan-
SOSOK
penyakit infeksi dunia. Riset di ITD difokuskan pada Medical and Health Biotechnology agar dapat membuahkan produk akademik; produk Kebijakan; dan Bioproduk
melalui pengembangan riset bidang pencegahan, diagnosis dan terapi. Bidang pencegahan melalui pengembangan berbagai
vaksin. Inovasi diagnotik, terutama mengubah penyakit yang underdiagnosis menjadi
terdiagnosis (misal diagnosis West Nile
Virus, Legionella, dll); diagnosis lambat diubah menjadi cepat, serta mengembangkan
berbagai kit diagnostik agar Indonesia
mampu berdikari dalam prevensi dan penanggulangan penyakit infeksinya sendiri.
Inovasi bidang terapi, dikembangkan terapi
penyakit berbasis herbal lokal Indonesia
yang selain menghasilkan produk juga
membantu para petani agar semakin sejahtera. Disamping itu juga dikembangkan
terapi berbasis proteomik dan berbasis
stem cell. Beliau berharap bahwa Indonesia
betul-betul mampu memformulasikan riset
maju (advanced research) dan menjadi
pusat research excellence yang memadukan pendekatan health science, life science,
dan social science sehingga mampu menggapai inovasi penanggulangan penyakit
melalui pendekatan holistik.
Kerja keras ITD selama 5 tahun yang
dinahkodai seorang internist dan disokong
oleh berbagai komponen peneliti yang handal ternyata mampu membuahkan hasil dan
respon positif dari berbagai pihak dalam dan
luar negeri. Tidak ketinggalan respon positif
dari pemerintah Republik Indonesia melalui
Kemenristek RI. Menristek RI berketetapan
memilih dan menetapkan ITD-UA sebagai
PUSAT UNGGULAN IPTEK di bidang Kesehatan, Obat, dan Biologi molekuler terkait
Penyakit Tropik Infeksi. Tidak berhenti disitu, pada perjalanan lanjut ITD juga mendapat kepercayaan terakreditasi dari Komite
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian &
Pengembangan (KNAPP). Puncaknya ITDUA memperoleh anugerah PRAYOGASALA
dari Menristek RI di penghujung Agustus
2013, karena dinilai berhasil mengembangkan kelembagaan riset serta memperluas jejaring riset dalam maupun luar negeri.
PR selanjutnya adalah apakah ITD mampu
mempertahankan predikat tersebut. Tentu
semua tergantung sinergitas seluruh komponen ITD dan izin Allah SWT.
(Widiyanti/Anis/HI)
59
INFO MEDIS
Dr Bambang Subagyo, SpPD,FINASIM
Dewan Etik dan Pembelaan Anggota PB PAPDI
Mediasi dan
Penyelesaian Sengketa
Alternatif
60
ra. Selain Indonesia, mediasi telah digunakan untuk menyelesaian sengketa di luar
peradilan, di negara Amerika Serikat, Jepang, Korea, Hongkong, Australia, Sri Langka, Rusia,Thailand, Singapura dan lain-lain.
Dengan diberlakukan Undang Undang
RI Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbiterase
dan Alternatif Dalam Penyelesaian Perkara,
semakin kuat landasan penggunaan mediasi dalam penyelesaian sengketa hukum
di Indonesia. Selain itu prosedur mediasi di
Indonesia juga diperjelas, oleh Peraturan
Mahkamah Agung R.I (PERMA) tahun
2001. Maka seharusnya saat ini hanya
sengketa perdata yang gagal diselesaikan
dengan ADR, yang dilanjutkan ke proses
persidangan di pengadilan.
Sebagai dasar hukum penggunakan mediasi pada penyelesaian sengketa di bidang
medis, adalah pasal 29 UU No 36 Tahun
1999, Tentang Kesehatan, dimana dalam
UU Kesehatan tersebut, untuk sengketa hukum akibat kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan, diwajibkan diselesaikan lebih
dahulu dengan cara mediasi, sebelum memilih penyelesaian lewat jalur hukum
Mediasi di Pengadilan
dan Mediasi Non
Litigasi
Berdasarkan tempat untuk menyelesaikan sengketa, ada dua macam cara mediasi
yang dapat ditempuh, Pertama mediasi
yang dilakukan sepenuhnya di luar proses
pengadilan. Kedua adalah mediasi yang dilakukan pada perkara yang sedang dalam
A. Mediasi Dalam
Proses Peradilan
Mediasi yang terjadi di pengadilan adalah mediasi yang terjadi pada sengketa hukum yang gugatannya telah didaftarkan sebagai gugatan perdata di pengadilan negeri.
Cara ini dapat ditempuh karena berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)
No 1. Tahun 2008, pada semua proses peradilan perdata, sebelumnya harus telah dilakukan mediasi. Hakim bahkan dapat menunda proses peradilan, guna memberi kesempatan pada mereka yang bersengketa
untuk melakukan mediasi. Bahkan suatu
putusan peradilan yang ternyata tidak melalui proses mediasi terlebih dahulu, dapat
dinyatakan batal demi hukum
Mediasi dalam proses peradilan dapat
dilakukan sepanjang waktu, selama perkara
tadi belum diputus. Jadi, mediasi dapat dilakukan sejak dari saat perkara masih di tingkat Pengadilan Negeri ketika perkara dalam
proses banding di Pengadilan Tinggi, Ataupun waktu perkara berada pada proses kasasi di Mahkamah Agung. Bahkan mediasi
juga bisa dilakukan pada suatu perkara
yang sedang dalam proses peninjauan
kembali
Mediator untuk perkara yang sudah sampai di pengadilan, sering disebut sebagai
mediator hukum. Adapun mereka yang
dapat menjadi mediator dipengadilan atau
mediator hukum adalah hakim, akademisi
hukum, profesi bukan hukum yang diang-
INFO MEDIS
gap menguasai dan berpengalaman dalam
masalah itu, atau gabungan dari profesiprofesi tersebut (Pasal 8, PERMA tentang
Prosedur Mediasi Disidang Pengadilan).
jadi suatu kesepakatan yang telah berkekuatan hukum karena bersifat final dan mengikat. Sehingga akta tersebut akan berlaku
layaknya suatu putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van
gewijsde) sehingga bila terjadi pelanggaran
terhadap hal hal yang telah disepakati oleh
para pihak, dan telah tercantum dalam akta
perdamaian tersebut, maka pelanggaran
tersebut akan menjadi suatu pelanggaran
hukum, yang sanksi hukumnya telah diatur
oleh pasal-pasal dalam KUH Perdata, khususnya tentang ingkar janji.
Apabila wanprestasi (ingkar janji) tersebut, menyebabkan kerugian pada salah satu pihak, dapat digugat ganti rugi oleh pihak
yang dirugikan. Bahkan juga dimungkinkan
oleh hukum, pihak yang melakukan wanprestasi, harus memberi bunga (interest), di
samping pembayaran ganti rugi pada pihak
yang mengalami kerugian itu.
61
INFO MEDIS
kesepakatan tersebut hanya akan menjadi
akta di bawah tangan, yang kekuatan hukumnya tidak sekuat suatu akta perdamaian
yang disahkan oleh pengadilan. Sehingga
dikemudian hari, jika salah satu pihak yang
telah bersepakat tadi, merasa tidak puas
dengan perjanjian didepan notaris tersebut
atau ada keberatan yang lain terhadap
kesepakatan tersebut pihak yang tidak puas
dapat menggugat masalah itu dan meminta
untuk diselesaikan melalui jalur litigasi
sehingga otomatis masalah itu akan menjadi sengketa hukum, yang akan diselesaikan
lewat proses peradilan (litigasi). Kejadian
seperti ini tidak akan terjadi, apabila kesepakatan damai tersebut telah menjadi suatu
akta perdamaian yang dikukuhkan oleh
pengadilan.
Fasilitator Profesional
Dan Imbal Jasanya
Semula mediator dianggap hanya akan
berperan apabila kedua pihak yang bersengketa, tanpa bantuan pihak ketiga tidak
dapat mencapai titik temu dalam menyelesaikan masalah yang disengketakan. Dahulu tugas mediator dianggap hanya terbatas
untuk memfasilitasi proses perundingan,
mengidentifikasi inti permasalahan dan
mendorong agar dapat tercapai kesepakatan pada pihak pihak yang bersengketa.
Dahulu tugas seorang mediator hanya
dianggap cukup membantu para pihak
yang bersengketa, agar terjadi :
1. Komunikasi yang efektif dan efisien,
serta mengurangi rasa permusuhan.
2. Menetapkan prioritas pokok penyelesaian masalah dan negosiasinya sehingga dicapai kesepakatan yang
win-win pada pihak yang bersengketa.
3. Memperkecil kesenjangan pemahaman para pihak, terutama terkait dengan istilah medis dan terminologi hukum sehingga yang bersengketa
mampu melihat masalah yang disengketakan dengan obyektif.
4. Menjelaskan posisi masing masing pihak, dan membantu para pihak agar
realistis terhadap keinginan atau gugatannya.
62
Dokter Sebagai
Mediator
Dari uraian di depan ada kesan tidak mudah bagi semua orang, untuk berperan menjadi mediator dari suatu sengketa medis, khususnya untuk mereka yang tidak faham tentang kedokteran dan profesi medis. Karena
itu tidak ada salahnya jika dari kalangan profesi medis sendiri, ada yang tertarik dan bersedia menjadi mediator bagi sengketa medik
bahkan salah satu keuntungan dari dokter
yang menjadi mediator akan lebih mudah
memahami masalahnya, serta mempunyai
akses informasi yang
lebih luas jika dibandingkan dengan mediator yang tidak berasal dari kalangan
medis.
Dokter yang ingin
menjadi mediator dari
suatu sengketa medis,
tidak harus seorang
dokter senior atau
dokter yang telah mengikuti pendidikan hukum secara formal.
Bagi para dokter muda
yang berminat, juga terbuka luas kesempatan untuk ini. Yang penting para pihak
yang bersengketa menyetujui. Tentunya saat
menjadi mediator harus bersedia berlaku
profesional, obyektif, netral dan jujur, baik terhadap sesama dokter yang sedang yang
bermasalah maupun pada pihak-pihak yang
bukan dokter dalam masalah itu.
Hambatan dan kesulitan dalam mediasi
pasti ada, namun itu adalah romantika dan
tantangan yang menarik pada mereka yang
telah memilih peran menjadi mediator. Juga
harus disadari oleh para mediator, bahwa sekalipun sudah dimediasi sangat sulit untuk
memberikan kepuasan yang persis sama pada para pihak yang bersengketa tersebut.
Nah, bagaimana menurut anda? Apakah anda berminat mernggeluti bidang ini?
SOSOK PAPDI
Pameran Fotografi
Di Pertemuan Ilmiah
Tahunan Penyakit Dalam
63
SOSOK PAPDI
Khie Chen Lie, SpPD, K-PTI, dan Dr. Dante
Saksono Harbuwono, PhD, SpPD, K-EMD.
Pameran foto ini sangat spesial karena
direncanakan dalam jangka waktu yang cukup panjang, sekitar 6 bulan sebelum pameran berlangsung. Acara ini diselenggarakan di
Hotel Ritz Carlton, Jakarta bertepatan dengan event PIT, tepatnya tanggal 26-27 Oktober 2013. Event yang dibantu oleh PPDS
ini sebenarnya sudah ada dalam benak para
penggagas sejak beberapa tahun lalu, namun baru sempat terlaksana saat itu. Selain
ketiga penggagas, pameran ini diikuti juga
oleh para konsultan lain yang memiliki passion tinggi terhadap fotografi, Dr. Budi Setiawan, SpPD, K-PTI, Dr. Khie Chen Lie, SpPD,
K-PTI, serta PPDS ilmu penyakit dalam.
Menurut Dr. Lugy yang merupakan orang
yang dengan telaten mempersiapkan pameran ini, pameran fotografi ini diharapkan
menjadi langkah awal bagi event lain untuk
menghimpun para pencinta fotografi di departemen maupun PAPDI. Konsultan hematologi yang menggeluti fotografi karena ketularan suaminya yang merupakan konsultan obstetri dan ginekologi ini merenca-
64
SOSOK PAPDI
nakan sebuah kegiatan hunting foto bersama dengan rekan-rekan sejawat atau
acara pertemuan dan diskusi dengan para
tokoh fotografer profesional. Saat ini, ia
telah mengoleksi puluhan foto hasil jepretannya sendiri dari tak kurang 10 negara.
Beberapa koleksinya menampilkan keindahan alam Afrika Selatan yang ia tampilkan
Berbeda dengan Dr. Lugy yang menyenangi fotografi landscape, Dr. Aru banyak
menyumbangkan foto-foto human interest
hasil jepretannya di beberapa negara. Fotofoto karya Ketua Umum PB PAPDI periode
2006-2012 ini juga diambil dari berbagai
negara. Detailnya sangat bagus. Menurut
Dr. Aru, ia memang sudah lama mencitacitakan sebuah pameran fotografi di departemennya, namun tertunda karena padatnya kesibukannya sebagai Ketua Umum PB
PAPDI saat itu. Ia mengaku gembira dan
bersyukur dengan pelaksanaan pameran
fotografi ini.
Pameran fotografi ini dibuka secara resmi oleh Ketua Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI/RSCM, DR. Dr. Imam Subekti,
SpPD, K-EMD, FINASIM dan Ketua Panitia
PIT IPD, DR. Dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM. Pameran yang berlangsung
selama 2 hari penuh ini menjadi daya tarik
sendiri di acara PIT tahun ini. Semoga di
tahun-tahun mendatang kegiatan ini dapat
menjadi agenda rutin departemen dan semakin banyak anggota PAPDI yang juga
mencintai aktivitas fotografi. (HI)
65
SOSOK PAPDI
Mata Lain
66
SOSOK PAPDI
Selain itu,
rupanya dengan fotografi, komunikasi dokter dengan pasien jauh lebih baik.
Manusia kecenderungan senang difoto.
BIODATA :
Riwayat Pendidikan:
Nama
Lahir
Nama istri
Nama anak
Riwayat Jabatan:
Ketua Senat FKUI - 20082013, Kepala Divisi
Hematologi-Onkologi IPD FKUI/RSCM, Ketua Program Studi IPD FKUI/RSCM - 19952002, Ketua
Kolegium IPD - 20062009, Ketua Pemeriksa
Kesehatan Capres/Cawapres RI 2009 dan 2014,
Ketua MPPK IDI - 20062012, Ketua Dewan Penasehat PB IDI - sekarang, Ketua Indonesia Aids
Society - sekarang, dan lain-Lain.
67
OBITUARI
Mengenang Jasa
68
partemen
Ilmu Penyakit
Dalam dan Dekan
Undip pada tahun 1980.
OBITUARI
atau gondokan di kawasan Kabupaten
Magelang. Tak hanya menerapkan metode
pengobatan yang dikuasai almarhum, dirinya pun sangat berjasa dalam menyumbangkan data-data penting penyakit tiroid di
Indonesia. Selain itu sangat gigih dan disiplin dalam melakukan penelitian bidang ilmu
tiroidologi di segala jenjang strata pendidikan di Indonesia. Karenanya tak heran bila
nama Prof Djoko juga dikenal di kalangan
pakar tiroid tingkat nasional maupun internasional. Atas jasa-jasa besar itulah, sangat
pantas rasanya bila PB Perkeni mengangkat beliau sebagai Bapak Tiroid Indonesia.
Tanyakan pada masyarakat di lereng Merapi, bagaimana gigihnya seorang Prof Djoko
mengentaskan masalah gondokan yang
dianggap bukanlah penyakit oleh mereka.
Kontribusi alharhum dalam hal ini tak hanya
berhasil mengobati secara medis tetapi juga
sukses mengubah paradigma masyarakat
setempat yang menganggap gondokan adalah hal biasa, mereka menganggap umpluk
sebutan masyarakat setempat bukan
suatu penyakit, jadi pembesaran di bagian
depan leher itu tak perlu ditakuti, apalagi
mesti diobati. Lagi pula umpluk tidak menjadi
hambatan penderita melakukan aktivitas.
Anggapan itu muncul, karena mereka tak tahu bahwa gondok itu merupakan penyakit
endemik. Di sinilah Prof. Djoko gigih meluruskan pendapat tersebut. Kondisi ini tentu
saja mengusik dirinya sebagai seorang pakar
endokrinologi. Beliau makin prihatin ketika
mengetahui belum adanya penanganan
yang serius terhadap masalah ini.
Gangguan ini harus menjadi masalah
nasional karena berkaitan dengan penurunan kualitas sumber daya manusia, kata
Prof. Djoko suatu ketika.
mengingat benar bagaimana cara penanganan masalah ini di sana. Setibanya ke tanah air, beliau langsung menerapkan ilmu
yang diperolehnya dari negara Taj Mahal itu.
Tanpa menunggu lebih banyak waktu,
beliau langsung mulai melakukan penelitian
gondok endemik di lereng Gunung Merapi.
Mengumpulkan data yang terserak, mengais fakta-fakta yang tercecer dan meramunya di balik uji laboratorium. Kerja keras
penelitian itu tak hanya menjadi catatan
penting di atas kertas tetapi juga didokumentasikan dalam media rekaman berupa
video yang selanjutnya dikemas dalam konsep film dokumenter. Inilah film yang kemudian berhasil menyabet piala Widya pada
Festival Film Indonesia, di Bandung pada
1980 dengan judul Kelabu di lereng bukit.
Empat tahun kemudian, kesempatan
baik kembalil menghampirinya. Kerja kerasnya di lereng Merapi mengantarnya mendapatkan tiket bea siswa belajar endokrinologi dan metabolik klinik di University Hospital,
Leiden, Belanda, pada 1973. Setahun kemudian beliau berhasil meraih gelar doktor
di Universitas Diponegoro Semarang, yang
sebenarnya oleh promotornya dari Belanda
diharapkan diajukan di Leiden, Belanda.
Perlu dicatat bahwa alhmarhum adalah
doktor pertama yang dihasilkan oleh Universitas Diponegoro, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul The Effect of
Severe Iodine Deficiency: A Study on Population in Central Java Indonesia dengan
promotor Prof. DR. A. Querido dari University Leiden dan Prof. Dr. R Boedhi Darmojo
69
KABAR PAPDI
70
BERITA CABANG
Bencana Alam
B
71
BERITA CABANG
inventaris kebutuhan yang mendesak korban banjir.
Pada saat itu, kami memberi pakaian, selimut, kasur
busa untuk tidur dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan. Kami mendapat bantuan dana dari PB PAPDI,
PAPDI Jaya, sumbangan anggota PAPDI cabang
Menado dan sejawat lain. Selain itu, pasca banjir,
PAPDI cabang Menado bersama IDI Wilayah, RS
Prof. Kandau, Dinas Kesehatan Manado melakukan
pengobatan gratis bagi korban banjir bandanng. Dua
daerah ini kami prioritaskan karena memang paling
parah, sekitar 180 kepala keluarga yangg rumah
hanyut. Derah ini tepat di pinggir sungai, katanya.
Hal serupa juga dilakukan PAPDI cabang Sumatera Utara. Masyarakat yang terkena musibah meletusnya Gunung Sinabung mendapat bantuan dari
PAPDI cabang Sumatera Utara. Ketua PAPDI cabang Sumatera Utara Prof. DR. Dr. Harun Alrasyid,
SpPD, SpGK, FINASIM menggalang dana dari sejawat lain. Kami memberi bantuan berupa barang
yang dibutuhkan dan menurunkan internis ke lokasi
untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat,
kata Prof. Harun.
Tak cukup sampai bencana di Sinabung, bumi
pertiwi kembali terguncang dengan meletusnya gunung berapi Kelud, Jawa Timur. Ketua PAPDI cabang
Malang Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM
bersama sejawat lain turun ke lokasi bencana Dusun
Kedawun Desa Pandasari, Malang memberi bantuan
berupa makanan dan peralatan sekolah bagi anakanak korban bencana alam serta satu unit komputer
untuk Sekolah Dasar Negeri 03 Pandasari.
Dampak letusan gunung Kelud bukan hanya
dirasakan oleh masyarakat sekitar gunung. Letusan
gunung Kelud memuntahkan juta ton kubik partikel
ke angkasa. Debu vulkanik tersebar luas hingga
menjangkau Jawa Barat. Banyak fasiliitas umum di
pulau Jawa seperti bandara tertutup debu vulkanik
yang memaksa pengelola bandara menghentikan
aktifitas penerbangan. Masyarakat yang terpapar
debu vulkanik terancam terkena gangguan kese-
72
Bakti sosial PAPDI Cabang Malang untuk korban erupsi Gunung Kelud.
BERITA CABANG
Layanan Primer
Saya berharap kemitran
PAPDI dengan dokter
di layanan primer dapat
ditingkatkan. Dengan
demikian pemerintah
daerah berharap dimana
155 diagnosa penyakit
tidak lagi dirujuk
ke layanan sekunder
Kepala Dinkes DKI Jakarta memberi sambutan sekaligus sebagai pembicara pad JIM DACE 2014.
73
BERITA CABANG
dalam waktu dekat akan menambah dan
meningkatkan fasilitas kesehatan. Pemda
berencana akan membangun satu rumah
sakit, meningkatkan kapasitas RS Koja dan
RS Budi Asih, dan puskesmas yang dapat
pelayanan rawat inap ditingkatkan menjadi
ruumah sakit tipe d. Kita butuh banyak
internis untuk mengisi fasilitas tersebut,
ujarnya.
Saat ini, kata Dr. Dien, kerjasama Dnkes
DKI dengan PPDS Ilmu Penyakit Dalam
dapat menurunkan anngka rujukan. Kehadiran PPDS IPD di Puskesmas Cilincing,
Koja, Tambora, dan Tanah Abang terbukti
dapat menurunkan angka rujukan 80 persen
kasus-kasus penyakit dalam. Banyak kasus yang selesai di poli PPDS IPD. Penurunan angka rujukan cukup signifikan,
katanya.
Sayangnya, pelayanan kesehatan lebih
menitikberatkan kepada aspek kuratif.
Dengan kurang memperhatikan aspek promotif dan preventif. Menurut Dr. Agasjtya
Wisjnu Wardhana, SpPD, sejawat dilayanan
primer hendaknnya melakukan layanan
kesehatan yang bersifat promoti dan preventif. Karena berapa pun sarana dan fasilitas kesehatan yang dibangun akan selalu
kurang bila hanya menekankan aspek
kuratif, kata Dr. Wisjnu.
74
BERITA CABANG
Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Wakil Ketua PB PAPDI, DR. Dr.
Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP melantik dan
mengukuhkan Ketua PAPDI Cabang Sumatera Barat periode 2012
2015 Dr. Syaiful Azmi, SpPD, K-GH, FINASIM beserta pengurus pada,
15 Juni 2014 di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat. Pelantikan
dan susunan pengurus PAPDI Cabang Sumbar ditetapkan dalam
Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Ketua Bidang Humas
Publikasi dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Ika Prasetya Wijaya,
SpPD, K-KV, FINASIM. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah
Sumatera Barat, Prof. DR. Dr. Menkher Manjas, Sp.B, Sp.OT dan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Sumatera Barat.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Kalimantan Selatan Tengah (Kalselteng) periode
2012 2015 DR. Dr. Muh. Darwin Prenggono, SpPD, K-HOM, FINASIM
beserta pengurus pada 7 Juni 2014 di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin
- Kalimantan Selatan. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang
Kalselteng ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD,
K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah
Kalimantan Selatan, Dr. Mohammad Rudiansyah, SpPD, FINASIM,
M.Kes dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Kalimantan
Selatan Tengah.
Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili Wakil Ketua PB PAPDI, DR. Dr.
Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP melantik dan
mengukuhkan Ketua PAPDI Cabang Jambi periode 2012 2015 Dr.
M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 1 Juni 2014
di Hotel Novita Jambi. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI
Cabang Sumbar ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang
dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution,
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI
Wilayah Jambi, Dr. H. Deri Mulyadi, SH, MH.Kes, M.Kes, Sp.OT. dan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Jambi.
75
BERITA CABANG
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Yogyakarta Periode 2012 2015 , Dr. Ibnu
Purwanto, SpPD, K-HOM, FINASIM beserta pengurus pada 15 Maret
2014 di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta. Pelantikan dan susunan
pengurus PAPDI Cabang Yogyakarta ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr.
Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu
disaksikan Ketua IDI Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, M.Kes, KNA, Penasehat PB PAPDI, DR.
Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Yogyakarta.
76
BERITA CABANG
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM,
FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan Ketua PAPDI
Cabang Bali periode 2012 2015 DR. Dr. Ketut Suega, SpPD, K-HOM,
FINASIM beserta pengurus pada 19 Januari 2014 di Hotel Nusa Dua
Beach, Denpasar, Bali. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI
Cabang Bali ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD,
K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah Bali,
Dr. I Made Kompiang Gautama, SpA, DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, Dr. Bambang Setiyohadi, SpPD, K-R, FINASIM,
DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACP dan dihadiri
pengurus serta anggota PAPDI Cabang Bali.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Bali periode 2012 2015 Dr. Soebagijo Adi
Soelistijo, SpPD, K-EMD, FINASIM beserta pengurus pada 11 Januari
2014 di Hotel Shangri La, Surabaya. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Surabaya ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Jawa Timur, Dr. Poernomo Boedi Setiawan, SpPD,
K-GEH, FINASIM dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang
Surabaya.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Purwokerto periode 2012 2015 , Dr. Pugud
Samodro, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 21 Desember 2013
di Hotel Horison, Purwokerto. Pelantikan dan susunan pengurus
PAPDI Cabang Purwokerto ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Wakil Ketua IDI Cabang Banyumas, Dr. Rahmat Basuki, MH dan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Purwokerto.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Sumatera Utara periode 2012 2015 Prof. DR.
Dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK, FINASIM beserta pengurus pada 1 Desember 2013 di Emerald Garden International Hotel,
Medan, Sumatera Utara. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI
Cabang Surabaya ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang
dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution,
SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI
Wilayah Sumatera Utara, Dr. Suhelmi, SpB dan dihadiri pengurus
serta anggota PAPDI Cabang Sumatera Utara.
77
BERITA CABANG
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Malang periode 2012 2015. Dr. Atma Gunawan,
SpPD, K-GH beserta pengurus cabang pada 23 Agustus 2014 bertempat di Hotel Atria Malang, Jawa Timue. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Malang ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
PAPDI yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Malang Dr. Enny Sekar Rengganingati,MM yang
diwakili Dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD,K-R. dan dihadiri pengurus
serta anggota PAPDI Cabang Malang.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Riau periode 2012 2015 Dr. Wisman Tanjung,
SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 30 Agustus 2014 bertempat
di Hotel Pangeran Pekan Baru, Riau. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Riau ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI
yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Riau Dr. Nuzelly Husnedy, MARS dan dihadiri
pengurus serta anggota PAPDI Cabang Riau.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Lampung periode 2012 2015 Dr. Tehar KaroKaro, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 12 Oktober 2014
bertempat di Hotel Novotel, Lampung. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Lampung ditetapkan dalam Surat Keputusan PB
PAPDI yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah Lampung Dr. Hernowo Anggoro Wasono,
M.Kes dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Lampung.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Maluku Utara periode 2012 2015 Dr. Eko
Sudarmo Dahad Prihanto, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada
8 November 2014 bertempat di Hotel Bella Innternational, Ternate,
Maluku Utara. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang
Maluku Utara ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang
dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Maluku Utara Dr. Marhaeni Hasan, SpA dan
dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Cabang Maluku Utara.
78
BERITA CABANG
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Makassar periode 2012 2015 Prof. DR. Dr.
Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM beserta pengurus pada 24 November
2013 di Hotel Grand Clarion, Makassar. Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Makassar ditetapkan dalam Surat Keputusan
PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah Makassar, Prof. dr. Abdul Kadir, PhD,
Sp.THT-KL(K), MARS dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI
Cabang Makassar.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Bekasi periode 2012 2015 Dr. Ahmar Abyadh
Umar, SpPD, K-GEH, FINASIM, M.Kes beserta pengurus pada 17
November 2013 di Ruang Burangrang Hotel Horison, Bekasi.
Pelantikan dan susunan pengurus PAPDI Cabang Bekasi ditetapkan
dalam Surat Keputusan PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris
Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM,
FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Cabang Kota Bekasi, Dr.
Anthony D. Tulak, SpP, FCCP dan dihadiri pengurus serta anggota
PAPDI Cabang Bekasi.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Sulteng periode 2012 2015 Dr. I Komang Adi
Sujendra, SpPD, FINASIM beserta pengurus pada 9 November 2013
di Ruang Ballroom Rubi, Hotel Santika, Palu. Pelantikan dan susunan
pengurus PAPDI Cabang Sulteng ditetapkan dalam Surat Keputusan
PB PAPDI yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally
Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan Ketua IDI Wilayah Sulawesi Tengah, Dr. Andi Mukramin Amran,
SpRad dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Sulteng.
Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP melantik dan mengukuhkan
Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat periode 2012 2015 DR. Dr. Arto
Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP beserta pengurus pada
5 Oktober 2013 bertempat di Ballroom Mason di Hotel Mason Pine Padalarang, Bandung - Jawa Barat. Pelantikan dan susunan pengurus
PAPDI Cabang Jabar ditetapkan dalam Surat Keputusan PB PAPDI
yang dibacakan Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Dr. Sally Aman
Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pelantikan itu disaksikan
Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, Dr. Rullyanto, MPH, DFM, SH, MH.Kes
dan dihadiri pengurus serta anggota PAPDI Jabar.
79