Kelainan genetik pertama kali disampaikan oleh John Langdon Down >satu abad
lalu.
Salah satu sebab yang paling sering terjadi pada gangguan intelektual.
2
Epidemiologi
• Angka kejadian 1 dari 800-1000 kelahiran hidup.
Lebih dari 350.000 orang di Amerika Serikat.
3
Etiologi
4
Etiologi
7
masalah medis spesifik yang terjadi lebih sering pada
penderita sindrom Down
• Malformasi congenital
Jantung • Cor Pulmonale
• Disfungsi katup didapat
Ortopedi •
•
Instabilitas patella
Skoliosis
• Varus metatarsus
• Pes planus
• Tuli konduksi
Telinga • Tuli sensorineural
8
masalah medis spesifik yang terjadi lebih sering pada
penderita sindrom Down
• Gangguan refraksi
Mata • Katarak
• Glaukoma
• Malformasi congenital
• Kesulitan menelan
Gastrointestinal • Refluks gastro-esofageal
• Penyakit Hirschprung
• Penyakit Seliak
• Hipotiroid
Endokrin • Hipertiroid
• Diabetes
9
masalah medis spesifik yang terjadi lebih sering pada
penderita sindrom Down
• Disfungsi imun
Imunologi • Penyakit autoimun: arthropati, vitiligo, alopesia
• Kulit kering
• Folikulitis
Dermatologi • Vitiligo
• Alopesia
10
Grafik 5 masalah utama yang didapatkan pada anak
dengan sindrom Down
11
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus bayi
baru lahir dengan diagnosis sindrom Down,
bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, dan
berat bayi lahir cukup yang dirawat di ruang
bayi RSUD Ulin Banjarmasin.
LAPORAN KASUS
IA. Identitas(Pasien)
• Nama : By. Ny. R
• Jenis Kelamin :P
• Tempat & tanggal Lahir : Tanjung, 13 Juni 2018
• Umur : 0 tahun 26 hari
IB. Orangtua
Ayah Ibu
Nama : Tn. F Nama : Ny. R
Umur : 43 tahun Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan :Guru Honorer
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Kalua, Kabupaten Tabalong
14
Riwayat penyakit sekarang
Bayi dilahirkan secara persalinan pervaginam oleh bidan usia kehamilan 36
minggu dan diagnosis ibu adalah G4P2A1 inpartu tanpa adanya penyulit lain.
14 Juni 2018
13 Juni 2018 (bayi (Usia 1 hari)
lahir) • Muntah • Di ruangan
27 Juni 2018
• Bergerak kurang • Mendadak, terus neonatologi RSUD
(usia 24 hari)
aktif, menerus setiap • MRS Ulin, terpasang Ulin masih sesak
• Sempat tidak selesai menyusui dengan skor
O2 nasal kanul
menangis selama • berwarna kuning • Terpasang OGT downe 3
5 menit kecoklatan. • Sehingga pasien
dengan residu coklat
• Sianosis (-) • Setelah muntah, dipasang CPAP dan
kekuningan 3cc
• Pasien dirujuk ke tangan, kaki dan • Skor Downe: 3 dirawat didalam
RS Tanjung bibir biru Inkubator
16
Riwayat Persalinan sebelumnya
Pasien merupakan anak dari kehamilan ke-4
Tempat Anak
Kehamil Jenis
No. bersalin/ Tahun Penyulit Nifas
an Persalinan
penolong Sex Berat Keadaan
17
Faktor Risiko
• Mayor: -
• Minor: - usia gestasi <37 minggu
- Nilai APGAR score bayi rendah
18
• a. Tanggal: 9 Juli 2018
• b. Umur: 26 hari
• c. Berat badan: 2750 gram
Panjang badan: 52 cm
Pemeriksaan OB/OS/OK/LD: 36 cm/31 cm/30 cm/ 28 cm
Fisik (Bayi) • d. Tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis
Denyut jantung : 150 kali/menit, reguler
Suhu : 36,8 °C
Respirasi : 54 kali/menit
Capillary Refill Time : 2 detik
SD :3
19
SKOR DOWN
0 1 2 Nilai
20
• Kulit : merah muda halus, sianosis (-), ikterik (-)
• Kepala/leher
• Kepala : Bentuk kepala simetris dan ukuran
mesosefali.
• Rambut : Rambut berwarna hitam distribusi merata
• Mata : Kedua konjungtiva anemis (-/-), sklera
Pemeriksaan jernih, tampak jarak antara kedua mata
Fisik (Bayi) melebar
• Telinga : Pinna memutar penuh, lunak, dan rekoil (+)
• Hidung : Tulang hidung tampak datar, simetris,
pernapasan cuping hidung (-), tidak
terdapat epistaksis
• Mulut : sianosis (-), labioskisis (-), hipersalivasi (-),
makroglosia (-) Terpasang OGT, residu 3 cc
coklat kekuningan
• Leher : Tortikolis (-) 22
• Toraks : retraksi (+/+) intercostal dan subcostal
• Payudara : Areola datar, menonjol 1-2 mm
• Jantung : S1>S2 tunggal, gallop (-) murmur (+) grade
II/VI di ICS V linea midclavicula sinistra
• Paru : Simetris, Rh (-/-), Wh (-/-)
• Abdomen :Tampak distensi, tampak distensi suara
hipersonor, bising usus normal, tidak
Pemeriksaan
ditemukan adanya massa.
Fisik (Bayi)
• Ekstremitas:Akral hangat, hipotonia ekstremitas atas
dan bawah (+/+), jarak jari pertama dan
kedua pada kaki kiri dan kanan tampak
melebar. Pada telapak tangan kiri dan
kanan terdapat garis tangan tunggal.
• Genitalia :Jenis kelamin perempuan labium mayor &
minor menonjol
• Anus : Tidak ada atresia ani, tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium 3 Juli 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,2 14.0 – 24,00 g/dL
Lekosit 12,35 4,65 – 10,3 rb/µL
Eritrosit 5.25 4.80 – 7.10 Juta/µL
Hematokrit 47,2 44 – 64 Vol%
Trombosit 510 150 – 450 ribu/µL
RDW-CV 16,0 11.5 – 14.7 %
MCV.MCH.MCHC
MCV 89,9 75.0 – 96.0 Fl
MCH 29,0 28.0 – 32.0 Pg
MCHC 32,2 33.0 – 37.0 %
HEMOSTASIS
Hasil PT 12,2 50,0-70,0 %
INR 1,13 25,0-40,0 %
Control Normal PT 10,8 4.0 – 11.0 %
Hasil APTT 21,7 2.50 – 7.00 ribu/µl
Control Normal APTT 24,8 1.25 – 4.0 ribu/µl
HORMON
TSH 4,31 1,8-3,0 mg/dl
FT4 24,01 5,4-11,5 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium 5 Juli 2018
HEMOSTASIS
Hasil PT 12,5 50,0-70,0 %
INR 1,16 25,0-40,0 %
Control Normal PT 10,8 4.0 – 11.0 %
Hasil APTT 24,1 2.50 – 7.00 ribu/µl
Control Normal APTT 24,8 1.25 – 4.0 ribu/µl
ELEKTROLIT
Natrium 143,3 135-146 %
Kalium 4,80 3,4-5,4 %
Chlorida 105,4 95 – 100 %
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 7 juli 2018
Kesan:
Bronkopneumonia kanan
Tak tampak kardiomegali
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks PA
Cor tak membesar
Sinu dan diafragma normal
Pulmo:
Hilus normal
Corakan bronkovaskuler bertambah
Tak tampak infiltrat/konsolidasi/nodul
Skeletal dan Soft tissue normal
KESAN:
Tak tampak kardiomegali
Tak tampak Pneumonia
BNO
Dilatasi gaster, OGT terpasang dengan
baik
Tak tampak ileus obstruktif
PEMERIKSAAN EKOKARDIOGRAFI
Follow up
Ikterik - - -
Turgor cepat kembali + + +
Mata : ikterik - - -
Mulut : Sianosis - - -
Residu OGT 3 cc coklat 2 cc coklat 2 cc coklat
Toraks : Retraksi - - -
Abdomen : distensi + < <
Ekstremitas : akral hangat + + +
Sindrom Down, PJB sianotik, suspek sepsis neonatal, BCB,
Assessment SMK, BBLC
Planning
IUFD D10% + + +
Inj. Meropenem 3x80 mg (H-11) (H-12) (H-13)
Inj. Amikasin 2x16 mg (H-9) (H-10) (H-11)
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + + +
Inj. Vit K 1 mg/minggu + + +
p.o interlac drop 1x5 tetes + + +
Total Parenteral Nutrition
(TPN): Asam amino 3,5 gr + + +
(6,8 cc/jam)
ASI 5cc/kgbb + + -
Tanggal 13-7-18 14-7-18 15-7-18
Subjective
Gerakan : aktif + + +
Menangis : kuat + + +
Kejang - - -
Kulit (sianosis; kemerahan) < < <
Muntah - + -
Objective
Nadi x/mnt 122 121 120
RR x/mnt 44 47 30
Suhu oC 36,5 36,7 36,8
Kulit : Kemerahan + + +
Sianosis - - -
Anemis - - -
Ikterik + - -
Follow up Turgor cepat kembali
Mata : ikterik
+
-
+
-
+
-
Mulut : Sianosis - - -
13-15 Juli 2018 Residu OGT
Toraks : Retraksi
2 cc coklat
-
3 cc coklat
-
77,5 cc Lendir
-
Abdomen : distensi - - -
Ekstremitas : akral hangat + + +
Sindrom Down, PJB sianotik, suspek sepsis neonatal, BCB,
Assessment SMK, BBLC
Planning
IUFD D10% + + +
Inj. Meropenem 3x80 mg (H-14) (H-15) (H-16)
Inj. Amikasin 2x16 mg (H-12) (H-13) (H-14)
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + + +
Inj. Vit K 1 mg/minggu + + +
p.o interlac drop 1x5 tetes + + +
Total Parenteral Nutrition
(TPN): Asam amino 3,5 gr (6,8 + + +
cc/jam)
ASI 5cc/kgbb + + +
Tanggal 16-7-18 17-7-18 18-7-18
Subjective
Gerakan : aktif + + +
Menangis : kuat + + +
Kejang - - -
Kulit (sianosis; kemerahan) < < <
Muntah - - +
Objective
Nadi x/mnt 114 112 112
RR x/mnt 38 47 49
Suhu oC 36,6 36,6 36,6
Kulit : Kemerahan + + +
Sianosis - - -
Follow up Anemis
Ikterik
Turgor cepat kembali
-
-
+
-
-
+ +
-
-
Planning
IUFD D10% + + +
Inj. Meropenem 3x80 mg (H-11) (H-12) (H-13)
Inj. Amikasin 2x16 mg (H-9) (H-10) (H-11)
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + + +
Inj. Vit K 1 mg/minggu + + +
p.o interlac drop 1x5 tetes + + +
Total Parenteral Nutrition
(TPN): Asam amino 3,5 gr + + +
(6,8 cc/jam)
ASI 5cc/kgbb + + -
Tanggal 19-7-18 20-7-18 21-7-18
Subjective
Gerakan : aktif + + +
Menangis : kuat + + +
Kejang - - -
Kulit (sianosis; kemerahan) < < <
Muntah - + -
Objective
Nadi x/mnt 110 112 110
RR x/mnt 51 52 49
Suhu oC 36,8 36,7 36,6
Kulit : Kemerahan + + +
Sianosis - - -
Follow up Anemis
Ikterik
-
+
-
-
-
-
Turgor cepat kembali + + +
19-21 Juli 2018 Mata : ikterik
Mulut : Sianosis
-
-
-
-
-
-
Residu OGT 2 cc coklat 3 cc coklat 2 cc coklat
Toraks : Retraksi - - -
Abdomen : distensi - - -
Ekstremitas : akral hangat + + +
Sindrom Down, PJB sianotik, suspek sepsis neonatal, BCB, SMK,
Assessment BBLC
Planning
IUFD D10% + + +
Inj. Meropenem 3x80 mg (H-14) (H-15) (H-16)
Inj. Amikasin 2x16 mg (H-12) (H-13) (H-14)
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + + +
Inj. Vit K 1 mg/minggu + + +
p.o interlac drop 1x5 tetes + + +
Total Parenteral Nutrition
(TPN): Asam amino 3,5 gr (6,8 + + +
cc/jam)
ASI 5cc/kgbb + + +
Tanggal 22-7-18 23-7-18 24-7-18
Subjective
Gerakan : aktif + + +
Menangis : kuat + + +
Kejang - - -
Kulit (sianosis; kemerahan) < < <
Muntah - + +
Objective
Nadi x/mnt 110 112 110
RR x/mnt 53 51 51
Suhu oC 36,8 36,7 36,8
Kulit : Kemerahan + + +
Sianosis - - -
Follow up Anemis
Ikterik
-
+
-
-
-
-
Turgor cepat kembali + + +
22-24 Juli 2018 Mata : ikterik
Mulut : Sianosis
-
-
-
-
-
-
Residu OGT 2 cc coklat 3 cc coklat 9 cc coklat
Toraks : Retraksi - - -
Abdomen : distensi - - -
Ekstremitas : akral hangat + + +
Sindrom Down, PJB sianotik, suspek sepsis neonatal, BCB, SMK,
Assessment BBLC
Planning
IUFD D10% + + +
Inj. Meropenem 3x80 mg (H-14) (H-15) (H-16)
Inj. Amikasin 2x16 mg (H-12) (H-13) (H-14)
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + + +
Inj. Vit K 1 mg/minggu + + +
p.o interlac drop 1x5 tetes + + +
Total Parenteral Nutrition
(TPN): Asam amino 3,5 gr (6,8 + + +
cc/jam)
ASI 5cc/kgbb + + +
Tanggal 07.00 14.00 21.00
Subjective
Gerakan : aktif < < <
Menangis : kuat < < <
Kejang - - -
Kulit (sianosis; kemerahan) - - -
Muntah 2x 1x -
Objective
Nadi x/mnt 140 133 132
RR x/mnt 49 44 47
Suhu oC 36,9 36,6 36,7
Kulit : Kemerahan + + +
Sianosis - - -
Keadaan pada Anemis
Ikterik
-
-
-
-
-
-
Planning
IVFD D10% + + +
Inj. Ampi-sulbactam 2x110mg + - +
Inj. Gentamisin 1x11mg + - -
Inj. Omeprazol 1x1,4 mg + - -
Inj. Vit K 1x2 mg + - -
Diet 20cc/ kgbb (8x7cc) via
+ + +
syring pump
Pada pukul 21.00
S: Bayi tampak pucat, nafas spontan (+) akral dingin, menangis (-) gerak aktif (-)
O: CRT: 3” RR: 67 x/menit T: 36,2 C N: 158 x/menit
Sianosis akral, Saturasi O2: 99% turun menjadi 70%
A: Gawat nafas
P: Pasang O2 Nasal kanul
KIE keluarga
Pukul 23.00
Pasien dinyatakan meninggal dunia dihadapan perawat dan dokter muda
PEMBAHASAN
Bayi perempuan berusia 26 hari
yang dirawat dengan Susp.
Sindrom Down, PJB sianotik,
suspek sepsis neonatal, bayi cukup
bulan, sesuai masa kehamilan,
dan berat bayi lahir cukup.
1. SINDROM DOWN
KASUS, HASIL PEMERIKSAAN FISIK BAYI:
• Wajah tampak jarang antara kedua mata
melebar,
• Tulang hidung tampak datar,
• Hipotonia pada ekstremitas atas dan bawah
bilateral,
• Pada telapak tangan terdapat simian palmar
crease (Garis telapak tangan tunggal),
• Jarak jempol kaki dan telunjuk melebar.
TEORI
Sindrom Down (SD)
merupakan kelainan Individu SD memiliki berbagai
kromosom yang paling sering karakteristik fisik seperti dagu
terjadi pada manusia dan kecil, mata sipit, tonus otot
mempengaruhi antara 1 dalam yang buruk, tulang hidung
400-1500 bayi yang lahir. yang datar, lipatan tunggal
telapak tangan (simian palmar
Sindrom ini disebabkan trisomi crease) lidah besar dan
seluruh atau bagian dari menonjol karena mulut kecil.
kromosom 21 di semua atau Klinis lain termasuk jempol
beberapa sel tubuh dan kaki, pola sidik jari abnormal
peningkatan dalam ekspresi dan jari-jari pendek
karena dosis dari gen trisomi.
TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN PASTI Gardiner KJ. Molecular basis of pharmacotherapies for cognition in
KROMOSOM PADA PASIEN Down syndrome. Trends Pharmacol Sci. 2010;31:66–73.
FAKTOR RISIKO
KASUS
Diagnosa Ibu G4P2A1 TEORI
Abortus spontan 1 kali 2 tahun Peningkatan risiko aneuploidi
lalu pada kehamilan ketiga muncul pada wanita yang telah
terjadi abortus spontan.
Hipotesis bahwa aborsi spontan
menambah risiko non-disjungsi
kromosom
SALING BERHUBUNGAN
Definisi Sianotik
TEORI
Kelainan sianotik memiliki
pengertian bahwa bayi mempunyai
gejala klinis biru pada kulit dan
membran mukosa (bibir) yang
disebabkan karena peningkatan
konsentrasi hemoglobin yang tidak
mengandung oksigen dan
menurunnya aliran darah pulmonal.
Sianosis tersebut terjadi akibat dari
aliran darah yang tidak teroksigenasi
mengalir dari bagian kanan jantung
ke bagian kiri jantung (right to left
shunt) dan mengalir ke seluruh
tubuh (akibat dari defek atau
kerusakan sekat jantung).
Bernstein D. Cyanotic congenital heart lesion: lesions associated
with decreased pulmonary blood flow. In: Kliegman RM, Stanton
BF, St Geme JW, Schor NF, Behrman RE, editors. Nelson textbook of
pediatrics, 20th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2016;
P.1573-8.
Kelainan septum
endokardial atau disebut
juga dengan defek
septum atrioventrikular
merupakan bentuk paling
umum yang terjadi pada
hingga 40% pasien.
RISIKO
OBSTRUKSI
HASIL OMD
PARSIAL
Moore SW. Down syndrome and the enteric nervous system. Pediatr
Surg Int. 2008;24:873–83.
Down Syndrome
SEPSIS NEONATAL
KASUS TEORI
Dengan adanya 2 faktor risiko minor
maka meningkatkan akan terjadinya
sepsis neonatorum kemudian harus Sepsis neonatal adalah suatu
dilakukan proaktif dengan sindrom klinis yang ditandai dengan
memperhatikan gejala klinis adanya Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS) akibat
terjadinya suatu infeksi berupa
FAKTOR RISIKO TAMBAHAN bakterimia pada neonatus.