Anda di halaman 1dari 44

PROGRAM

PROGRAM KERJA
KARANG TARUNA KECAMATAN TANJUNGKERTA
TAHUN 2010-2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Program Kerja Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta merupakan pokok-pokok program kerja yang akan dilaksanakan oleh
Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta selama kurun waktu satu tahun, program ini merupakan penjabaran dari kebijakan
strategis Karang Taruna Kabupaten Sumedang, kebijakan strategis Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta seta
memperhatikan kebutuhan evektifitas dan sinergitas program Karang Taruna dengan pemerintah Kecamatan Tanjungkerta
Sinergitas program dengan kebijakan pemerintah menjadi agenda penting penetapan program, hal ini dikarenakan posisi
Karang Taruna sebagai mitra pemerintah dalam upaya penanganan permasalahan-permasalahan sosial di Kecamatan
Tanjungkerta yang memiliki peran strategis sebagai salah satu komponen organisasi sosial kemasyarakatan yang tumbuh dan
berkembang sampai ke pelosok desa.
Program kerja Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta dalam upaya memadukan dan keberlanjutan program, maka program
kerja ditetapkan dalam bentuk program kerja tahunan yang diharapkan mampu memberikan nilai dan sentuhan objektif
langsung ke masyarakat selama kurun waktu lima tahun
Pada tahun 2007/2008 ini program kerja yang menjadi prioritas adalah penataan kelembagaan Karang Taruna desa yang
sampai saat ini belum tertata secara rapi sesuai dengan aturan yang berlaku, pembentukan unit teknis Karang Taruna dan
sebagainya.

B.

DASAR
1.
Peraturan Menteri Sosial nomor 83 Tahun 2005 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna
2.
Peraturan Bupati Sumedang nomor : 08 tahun 2006 tentang Karang Taruna
3.
Keputusan Camat Tanjungkerta nomor 427/SK.20/Kec/2006 tentang Susunan Pengurus Karang Tarunadan MPKT Masa
Bakti 2006-2011
4.
Program Kerja Karang TarunaKabupaten Sumedang tahun Angaran 2007
5.
Surat Keputusan Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta nomor SKEP 004/TJK/IX/ 2007 tentang penyelenggaraan
Rapat Kerja dan PHBN Sumpah Pemuda Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta.
6.
Surat Keputusan Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta nomor SKEP 005/TJK/IX/ 2007 tentang Personalia
penyelenggaraan Rapat Kerja dan PHBN Sumpah Pemuda Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta.

C.

TUJUAN
Tujuan penetapan program kerja karag Taruna Kecamatan Tanjungkerta adalah :
1.
Sebagai pedoman bagi pengurus Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta masa Bakti Tahun 2006-2011 dalam
melaksanakan program pembangunan Karang Taruna di Kecamatan Tanjungkerta
2.
Sebagai pedoman bagi pengurus Karang Taruna desa se- Kecamatan Tanjungkerta dalam menetapkan skala prioritas
kerjanya sehingga terjadi kesinambungan program
3.
Sebagai pedoman operasional bagi pengurus Karang Taruna desa se- Kecamatan Tanjungkerta dalam pelaksanaan
kegiatan organisasi Karang Taruna di tingkat desa
4.
Sebagai standar program yang akan dijadikan bahan kajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan program

D.

SASARAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN


Sasaran dan strategi kebijakan Karang Taruna adalah konsepsi dasar pelaksanaan pembangunan Karang Taruna yang
bersumber pada upaya meningkatkan fungsi dan peran Karang Taruna sebagai organisasi sosial membantu masyarakat dan
pemerintah dalam menangani permasalahan sosial, sasaran dan strategi kebijakan yang diterapkan dalam kerangka ini
antara lain :
1.
Sasaran Kebijakan
a.
Seluruh WKT di Kecamatan Tanjungkerta, diharapkan mampu berperan dan mengefektifan dirinya dalam
pelaksanaan pembangunan, WKT diharapkan mampu menjadi subjek (pelaku) bagi dirinya sendiri maupun warga
masyarakat secara umum dalam menghadapi permasalahan sosial yang ada.
b.
Mengembangkan kerja sama/kemitraan dengan segenap Pemerintah dalam mendorong peran aktif Karang Taruna
dalam pelaksanaan pembangunan
c.
Mengembangkan kemitraan dan kerja sama dengan perusahaan / perorangan dalam upaya pengembangan
kegiatan kegiatan usaha produktif, peningkatan keterampilan, pengetahuan dll.

d.
e.

2.

Meningkatkan peran serta WKT sebagai potensi sumber kesejahteraan sosial dalam membantu mengatasi
problem yang dihadapi oleh penyandang masalah kesejahteraan sosial yang ada di daerahnya masing-masing
Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan kepemimpinan,
kursus, dll yang mampu menjadi pendorong, penggerak dan stabilitator pembangunan di Tanjungkerta

Strategi Kebijakan
Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mencapai tujuan dimaksud dilaksanakan dengan :
a.
Tahap konsolidasi
1)
Menata kelembagaan organisasi Karang Taruna desa yang pelaksanaannya mengoptimalkan fungsi dan peran
secara maksimal kepada setiap tahapan kelembagaan
2)
Menempatkan fungsi, tugas dan peran setiap kelembagaan sesuai dengan tingkatan kelembagaan Karang
Taruna pada proporsinya masing-masing
3)
Validasi data WKT se-kecamatan Tanjungkerta dengan pendataan secara periodik dan berkelanjutan
4)
Pengembangan SDM pengelola Karang Taruna Tingkat kecamatan dan tingkat desa dengan mengadakan
pelatihan manajemen organisasi
5)
Menggali potensi dan mengembangan usaha KT sesuai dengan potensi alam dan SDM pengelola Karang Taruna
desa
6)
Membangun kualitas komunikasi dan transportasi informasi Karang Taruna desa
b.

Tahap sosialisasi
1)
Mengembangkan program-program Karang Taruna dengan strategi komunikasi yang sehat melalui media masa
yang bersifat konfrehensip dan mendukung terhadap penciteraan Karang Taruna
2)
Mengembangkan program yang bersifat yang bersifat penyadaran kepada masyarakat melalui kampanye yang
insentif dan berkelanjutan
3)
Mengeluarkan buletin Karang Taruna sebagai media komunikasi di desa serta upaya-upaya yang dilaksanakan
dalam pemerdayaan masyarakat dan Karang Taruna di Kecamatan Tanjungkerta
4)
Pengembangan program-program yang berhubungan langsung dengan hajat hidup orang banyak

c.

Tahap operasional
1)
Membangun kepemimpinan pengurus Karang Taruna yang jujur, adil, bermoral dan berhati nurani, amanah
serta fathonah
2)
Menjunjung musyawarah untuk mufakat dalam penetapan keputusan sebagai langkah-langkah pembelajaran
demokrasi
3)
Menjalankan fungsi koordinasi dalam pelaksanaan tugas sebagai bagian dari kerja sama tim yang solid dan
komapak, setia kawan dan penuh tanggung jawab
4)
Mengembangkan budaya komunikasi yang sehat, terbuka serta elegan dan menjauhkan sikaf egoisme serta
arogansi kepemimpinan dalam upaya menciptakan keharmonisan pengurus Karang Taruna
5)
Memantafkan sistem administrasi yang standar bagi terciptanya tertib administrasi dan tertib organisasi
6)
Membangun dan mengembangkan lembaga pengawasan dan evaluasi dalam upaya mensinergikan da
transparansi organisasi, program dan anggaran dalam upaya meningkatkan kapabilitas dan nilai jual Karang
Taruna

d.

Tahap stabilisasi
1)
Mengembangkan program-program kerja dengan strategi perluasan ruang lingkup yang sesuai degan
kemampuan sehingga memenuhi asas pemerataan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
2)
Mengembangkan program kerja yang mengedepankan upaya pengembangan Karang Taruna desa sebagai
ujung tombak pembangunan Karang Taruna
3)
Pengembangn potensi SDA dan SDM setiap desa dalam upaya mendorong ekonomi dan kehidupan masyarakat
sekitar
4)
Mengembangkan potensi-potensi yang ada untuk selanjutnya dikembangkan ke dalam tatanan kehidupan
organisasi yang lebih maju dan harmonis sebagai implementasi dari kesetiakawanan sosial.

e.

Tahap evaluasi
1)
Mengedepankan fungsi litbang dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam setiap tingkatan kelembagaan
guna menilai kinerja dan evektifitas program yang dilaksanakan
2)
Melaksanakan SPEM (Sistem Pelaporan Evaluasi dan Monitoring) dalam mengkaji dan bagian dari proses
evaluasi hasil kerja tim dalam pelaksanaan program
3)
Terhadap pelaksanaan program kerja dilaksanakan evaluasi 2 bulan menjelang raker atau temu karya dalam
upaya menetapkan kebijakan pembangunan dalam tahun berikutnya.

BAB II
PROGRAM KERJA TAHUN 2010 2011

A.

PROGRAM UMUM

Program umum adalah program kerja Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta yang dilaksanakan secara umum di
Kecamatan Tanjungkerta antara lain meliputi :
1.
Penyelenggaraan kegiatan rapat-rapat seperti :
a.
Rapat Pleno Pengurus
i. waktu : 1 Bulan 1 kali dan/atau kondisional
ii. tempat
: Sekretariat
b.
Rapat Pimpinan
i. Waktu : 1 bulan 2 kali
ii. Tempat: Sekretariat
c.
Rapat Bidang-Bidang
i. Waktu
: sekurang-kurang 1 bulan 1 kali
ii. Tempat : kondisional
d.
Rapat Koordinasi
i. Waktu
: minimal 3 bulan 1 kali
ii. Tempat : kondisional
2.
3.
4.
5.
6.
7.

B.

Penyelenggaraan sensus anggota dalam rangka validasi data pengurus Karang Taruna desa, Unit Karang Taruna dan
hubungan unit Karang Taruna
Penyelenggaraan pembinaan dan monitoring ke Karang Taruna desa
Konsolidasi dan koordinasi dengan segenap KCD se Kecamatan Tanjungkerta dalam upaya mencari peluang dan
terobosan program kerja yang dapat dilaksanakan bersama dengan Karang Taruna
Penilaian Karang Taruna terbaik, Karang Taruna Percontohan, Karang Taruna Berprestasi
Penyelenggaraan kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna
Penyelenggaraan operasional kesekretariatan Karang Taruna dalam upaya menjadikan sekretariat sebagai media
informaasi, komunikasi yang straategis bagi pemberdayaan Karang Taruna

PROGRAM BIDANG
1.

Bidang Organisasi
a.
Revitalisasi pengurus Karang Taruna Kecamatan dan desa
b.
Pembinaan Organisasi
c.
Kunjungan kerja
d.
Pendataan

2.

Bidang Diklat
a.
Pelatihan Manajemen Organisasi Karang Taruna
b.
Penyelenggaraan kerjasama pembentukan belajar paket B dan C
c.
Pengembangan Taman Bacaan Desa
d.
Penyelenggaraan diklat/kursus keterampilan bekerja sama dengan KCD terkait
e.
Pengiriman pelatihan anggota Karang Taruna tingkat Kabupaten dan Provinsi

3.

Bidang Kemitraan, Kerja Sama Dan Tenaga Kerja


a.
Pembentukan Taruna Tani
b.
Pembentukan Koperasi KT
c.
Penyelenggaraan kerja sama pembukaan usaha dengan instansi dan perusahaan

4.

Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial


a.
Mengupayakan kerja sama dengan pihak kesehatan dalam usaha Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
b.
Kerja sama program siaga ibu hamil
c.
Penanganan masalah sosial
d.
Menjalin kerja sama dengan pengusaha-pengusaha lokal

5.

Bidang Pembinaan Kerohanian dan Pembinaan Mental


a.
Mengadakan pengajian rutin dan ceramah keagamaan serta peringatan hari-hari besar Islam
b.
Sosialisasi dampak penyalahgunaan Narkoba, Sex bebas dll, bekerja sama dengan Dinas sosial, kasi sosial
kecamatan, kepolisian dan dinas kesehatan.

6.

Bidang Lingkungan Hidup


a.
Menjalin kerja sama dengan DPLH, KCD Hutbun, dalam menjaga dan mengadakan pelestarian lingkungan
Tanjungkerta
b.
Penyelenggaraan Penghijauan dan pembenihan

7.

Bidang Olah Raga, Seni Budaya Dan Pariwisata


a.
Pengembangan olah raga secara terpadu, berkala dan berkelanjutan di setiap desa
b.
Penyelenggaraan event olah raga dan seni tingkat kecamatan dan kabupaten
c.
Pembentukan taruna budaya
d.
Pengembangan seni tradisional yang ada di desa dan kecamatan

e.
f.
g.

Menggali dan mengembangkan potensi wisata di Tanjungkerta


Membantu promosi wisata Tanjungkerta pada event karang taruna
Mengadakan karya wisata

8.

Bidang Hukum Dan HAM


a.
Bekerja sama dengan kepolisian menyelenggarakan kegiatan kadarkum
b.
Membantu advokasi hukum bagi anggota WKT yang bersangkutan dengan hukum
c.
Sosialisasi HAM

9.

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dan Perempuan


a.
Partisipasi bagi program rumah tidak layak huni
b.
Penyelenggarakan usaha pemberdayaan masyarakat
c.
Peningkatan peran gender pada posisi strategis di KT

BAB III
PENUTUP

Program Kerja Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta baik program jangka panjang maupun program jangka pendek merupakan
program pokok kelembagaan yang harus menjadi pedoman dan standar bagi pengurus Karang Taruna Kecamatan Tanjungkerta dan
para pengurus desa dalam melaksanakan program di daerahnya.
Dengan dijadikan pedoman bagi setiap elemen maka diharapkan terjadi sinkronisasi program antara kecamatan dan desa yang
mendorong terhadap kenberhasilan pembangunan karang taruna di kecama Karang Taruna tan Tanjungkerta
Saatnya Karang Taruna menyatukan langkah dan gerak dalam usaha mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan
masyarakat di Kecamatan Tanjungkerta, demikian pula dukungan dan dorongan bagi setiap liding sektor pemerintah di Kecamatan
Tanjungkerta akan turut mewarnai gerak dan langkah Karang Taruna di Kecamatan Tanjungkerta
Karang Taruna Sebagai pilar pokok pembangunan generasi muda di Kecamatan Tanjungkerta harus mampu memberikan warna
bagi kehidupan bermasyarakat serta dalam pembangunan di Kecamatan Tanjungkerta.
Tanjungkerta, Nopember 2010
PENGURUS KARANG TARUNA
KECAMATAN TANJUNGKERTA

Jujun Juhanda, S.Sos.I


Ketua

Acep K. Hidayat Susanto


Sekretaris

RANCANGAN PROGRAM KERJA


PENGURUS KARANG TARUNA ..............
MASA BHAKTI TAHUN 2013-2018
PENGANTAR
Rapat Pembentukan atau Refressing LKMD Desa Kaligondang
tahun 2013 telah melahirkan keputusan-keputusan antara lain
pembentukan Pengurus Karang Taruna Desa ............. Masa
Bhakti 2013-2018, untuk memimpin organisasi selama lima
tahun ke depan. Dalam amanat tersebut terkandung pedoman
dan juga otoritas (wewenang) kepada Pengurus agar dapat

menjalankan roda organisasi sesuai dengan Pedoman Dasar dan


Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna.
DASAR PEMIKIRAN
1. Meningkatnya permasalahan sosial saat ini banyak
disebabkan oleh perubahan sosial masyarakat dan dinamisasi
kehidupan politik dan ekonomi. Selain permasalahan sosial yang
belum terselesaikan, sejumlah permasalahan sosial baru bahkan
diindikasi lebih mengkhawatirkan secara kualitatif karena
berpotensi merusak tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Kondisi tersebut di atas mengharuskan pemerintah
melakukan pembenahan disegala sektor kehidupan terutama
tentu pada penataan kehidupan sosial yang kompleksitas
permasalahannya relatif tinggi. Sudah barang tentu implikasi
dan pertarungan yang terjadi di sektor ekonomi, politik, dan jasa
yang begitu keras akan berdampak pada kehidupan sosial
masyarakat yang masih rentan.
3. Paradigma pembangunan desentralistik berorientasi pada
penghargaan terhadap otoritas dan potensi daerah beserta
pemberdayaan masyarakat lokal. Suka tidak suka dan mau tidak
mau, untuk membangun kehidupan sosial masyarakat yang
lebih baik, maka pemerintah harus membuka diri dan sebanyak
mungkin melibatkan unsur masyarakat. Tatanan sosial
masyarakat harus dibangun dengan semangat mengedepankan
nilai-nilai kejujuran, pengakuan dan penerimaan terhadap
perbedaan/keberagaman, keterbukaan, demokratisasi,
egaliterianisme, dan kemanusiaan.
4. Mendasari itu, Karang Taruna berada dalam posisi yang
strategis. Setidaknya sebagai kekuatan masyarakat dan
komponen generasi muda yang potensial, Karang Taruna
memiliki orientasi yang amat kuat dalam pembangunan
kesejahteraan sosial masyarakat, tanpa kepentingan politik
apapun. Pemberdayaan potensi muda merupakan suatu
investasi sosial dan investasi SDM yang amat berharga
setidaknya untuk mengembangkan keseimbangan dalam sistem
pembangunan yang kompleks.
5. Karena itulah sebagai organisasi sosial generasi muda,
Karang Taruna merancang program yang sesuai dengan nilai
dan semangat hasil Musyawarah LKMD Desa Kaligondang Tahun
2013. Nilai dan semangat yang tertuang dalam asas dan
pendekatannya telah membangun kesadaran Pengurus Karang
Taruna Desa Kaligondang untuk memproyeksikan programprogram kerja yang relevan, bermitra sejajar, memiliki
keunggulan komparatif, memiliki manfaat berkelanjutan, dan
berorientasi pada hasil tanpa mengabaikan proses. Progja
disusun dengan mengacu dan kewenangan, tanggung jawab,
dan tugas kepengurusan dengan memperhatikan prinsip
efisiensi, efektivitas, praktis-pragmatis, realistik, dan
sustainable.

6. Untuk tugas-tugas tersebut, Ketua yang membawahi Biro-biro


bertanggung jawab mendorong dan mengajak biro-biro tersebut
untuk membahas dan merumuskan progja lebih aplikatif.
Walaupun pelaksanaan dan pertanggungjawaban program
parsialis tetapi agar terdapat langgam (ritme) kerja yang
harmonis, maka dibutuhkan koordinasi intensif yang
menggambarkan kekolektifan pengurus.
7. Perlu disadari bahwa progja hanya bersifat rumusan-rumusan
baku. Oleh karena itu, tugas Pengurus untuk "menghidupkan"
dan membumikannya agar bermakna dan dirasakan oleh
seluruh masyarakat. Kesuksesan pengejawantahannya sangat
ditentukan oleh semangat dan komitmen pengurus dan anggota
serta masyarakat.
POKOK PERMASALAHAN
1. Kebutuhan akan SDM yang handal adalah jawaban terhadap
krisis gerakan Karang Taruna saat ini. Kebutuhan itu bukan
hanya terletak pada peningkatan kualitas pendidikan pemuda
umumnya tetapi juga pada peningkatan kualitas pengelola
organisasinya. Kinerja organisasi Karang Taruna saat ini
umumnya masih belum begitu baik, sehingga jika semangat
bermitra dengan pihak-pihak yang lebih kompeten tetap
diagendakan maka Karang Taruna Desa Kaligondang cukup siap
untuk diperhitungkan.
2. Format pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat belum
menemukan kerangka yang tepat saat ini, karena berbagai
permasalahan sosial justru Iebih banyak ditentukan oleh
persoalan-persoalan politik dan ekonomi, yang selain banyak
memunculkan permasalahan sosial baru juga telah
memarginalkan sektor sosial budaya. Hal ini membuat lembagalembaga sosial masyarakat, seperti Karang Taruna pada
akhirnya hanya berperan sebagai "pemadam kebakaran",
menyembuhkan, mengobati, dan menanggulangi. Peran itu pun
sangat marjinal karena selalu diukur dengan nilai kesukarelaan.
3. Otonomi Daerah merupakan manifestasi kesadaran baru
bahwa pembangunan harus berangkat dari perspektif
masyarakat. Kenyataannya, Otda telah disalah-artikan sebagai
pelimpahan kekuasaan pusat ke daerah. Padahal secara
substansial lebih merupakan pemberian kewenangan kepada
masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri. Karena itu,
Karang Taruna ditantang untuk berperan aktif dan efektif
didalamnya.
4. Pengembangan program-program ekonomi Karang Taruna
selalu diarahkan pada upaya peningkatan taraf kesejahteraan
sosial masyarakat dengan tujuan meningkatkan daya beli,
mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan
menciptakan lapangan kerja. Namun sejak dahulu programprogram tersebut selalu terbentur pada sistem konglomerasi
yang dianggap bisa memberikan tetesan rejeki ke bawah,
sehingga masih menyisakan budaya KKN sebagai tantangan

besar bagi pembangunan sistem ekonomi kerakyatan.


5. Kondisi bangsa yang terancam oleh bahaya disintegrasi
menjadi perhatian banyak pihak. Dengan independensi dan
keberpihakannya pada kepentingan masyarakat, Karang Taruna
menjadi salah satu lembaga sosial masyarakat yang merasa ikut
bertanggung jawab untuk mempelopori tegaknya persatuan dan
kesatuan bangsa. Lemahnya nilai persatuan disadari karena
munculnya perubahan signifikan terhadap seluruh tatanan
kehidupan yang sulit diantisipasi oleh siapapun yang disebabkan
oleh lemahnya komunikasi selain seringkali terjadinya
penyimpangan informasi kepada masyarakat. Di sisi lain,
perbedaan menjadi kata kunci yang seringkali dibesar-besarkan
sehingga muncul konflik sosial yang tidak perlu. Padahal dalam
era globalisasi saat ini sudah waktunya bagi kita untuk bermitra
dalam menjalankan pembangunan dengan konsep managing
partnership yang sejajar, sehat, dan komunikati, bersama
pemerintah Desa, Kecamatan,Kabupaten,Provinsi dan Pusat.
AZAS-AZAS DAN PENDEKATAN
1. Azas Keimanan, program kerja harus senantiasa dilandasi
oleh kekuatan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
agar selalu diberikan bimbingan dan ridha dari-NYA;
2. Azas Persatuan, program kerja harus senantiasa berorientasi
pada pentingnya penguatan nilai-nilai persatuan di tengahtengah keberagaman yang tinggi di masyarakat kita;
3. Azas Pemerataan, program kerja senantiasa diupayakan
untuk dapat dinikmati oleh semua anggota masyarakat yang
membutuhkan serta Warga Karang Taruna pada khususnya.
4. Azas Keseimbangan, program kerja dirancang untuk
membangun keseimbangan antara perencanaan dengan
kemampuan, antara kebutuhan dengan modal kerja dan antara
tantangan/hambatan dengan motivasi;
5. Azas Keterjangkauan, program kerja yang ditujukan untuk
PMKS senantiasa diupayakan untuk dapat menjangkau merekamereka yang benar-benar membutuhkan;
6. Azas Ketepatan, setiap program kerja diupayakan merupakan
jawaban terhadap permasalahan yang aktual, untuk momentum
yang tepat, tempat yang tepat, dan kondisi yang tepat sehinga
menjadi up to date dan relevan menjawab kebutuhan;
7. Azas Kemitraan, setiap program kerja selalu berpotensi untuk
dilaksanakan dalam kemitraan yang saling menguntungkan baik
lintas internal maupun dengan pihak eksternal;
8. Azas Kebersamaan, setiap program kerja merupakan milik
bersama, sehingga harus menjadi tanggung jawab bersama dan
dilaksanakan secara bersama-sarna sesuai dengan mekanisme
operasional yang sudah diatur tersendiri.
Pendekatan:
1. Struktural: Mekanisme organisasi berjenjang yang vertikal
tidak selalu harus bersifat instruktif. Pendekatan struktural

dapat dimanfaatkan untuk melakukan koordinasi efektif dan


tekanan kelembagaan dalam hirarki tertentu melalui
mekanisme organisasi berjenjang yang menggunakan tanggung
jawab kolektif kelembagaan dengan menghilangkan garis
komando tapi memperkuat garis koordinatif;
2. Fungsional: Pada tingkat internal, penyelenggaraan program
kerja tidak hanya mengandaIkan fungsi koordinatif tetapi juga
memperkuat kewenangan jabatan-jabatan fungsional untuk
dapat merancang program mulai dan perencanaan, pengusulan
hingga pada tingkat koordinasi teknis pelaksanaan;
3. Edukatif: Program kerja dibangun dengan kekuatan aspek
pembelajaran yang merangsang tumbuhnya kesadaran dan
meningkatkan pemahaman pada tingkat kognitif hingga sampai
pada bagaimana menyelesaikan masalah dan berpikir kritis;
4. Komunikatif: Program kerja diselenggarakan dengan
dukungan aspek komunikasi yang sehat, elegan dan setara
sehingga menumbuhkan kepercayaan diri yang kuat dalam
setiap personil pengurus dan anggota dengan tetap menjaga
penghargaan terhadap etika berorganisasi dan bertata krama
dalam masyarakat;
5. Preventif: Program kerja dirancang dengan orientasi untuk
mencegah secara dimana kemungkinan terjadinya
permasalahan sosial baru, kemungkinan terlibatnya seseorang
dalam permasalahan sosial atau kemungkinan kambuhnya
suatu penyakit sosial atau seseorang kedalam suatu
permasalahan sosial;
6. Humanis: Setiap program kerja juga dirancang dan
diselenggarakan dengan menganut prinsip-prinsip kemanusiaan
yang tinggi, penghormatan terhadap Hak Azasi Manusia dan
perlakuan yang sama terhadap setiap orang tanpa pandang
bulu. Seluruh pengurus dan anggota, diharapkan meningkatkan
partisipasi aktifnya dan mampu mengidentifikasikan sekaligus
memerankan dirinya sebagal subyek/pelaku. Pengurus dan
anggota diharapkan dapat melayani/terbantu dalam
peningkatan taraf kesejahteraan sosial melalui berbagai
program aksi yang diselenggarakan oleh Karang Taruna;
7. Kelembagaan: Seluruh Pengurus Karang Taruna di berbagai
tingkatan, diharapkan dapat membangun gerakan ke-Karang
Taruna-an yang mengakar melalui efektifitas penyelenggaraan
organisasi dan pelaksanaan program kerja yang bermanfaat;
8. Leadership: Komponen kepemudaan, diharapkan semakin
memiliki citra positif bukan hanya sebagai pelopor gerakan
reformasi dan upaya-upaya pencerahan dalam bidang sosial
tetapi juga menyangkut kesiapannya meneruskan
kepemimpinan yang lebih baik;
9. Kemandirian: Masyarakat diberbagai tingkatan, diharapkan
dapat terbangun menuju kemandiriannya melalui programprogram kerja Karang Taruna dalam bidang pengembangan
masyarakat yang lebih komprehensif, terpadu dan koordinatif;

1. Tahap Strategi Kebijakan


Membangun mekanisme keorganisasian berjenjang yang lebih
konstruktif bersifat vertikal dan tingkat Provinsi hingga ketingkat
desa/kelurahan dengan tetap memberikan kewenangan penuh
kepada tiap-tiap organisasi Karang Taruna di berbagai tingkatan
itu dalam hal penyelenggaraan organisasi dan program kerja;
Memotivasi dan memfasilitasi pembentukan dan pembenahan
organisasi Karang Taruna yang belum berkembang dengan baik
sesuai dengan mekanisme berjenjang yang diatur dalam
Pedoman dasar dan pedoman rumah tangga Karang Taruna;
Membangun jaringan kerja dan pola komunikasi yang
sistematis dalam rangka menciptakan kerjasama antar
organisasi Karang Taruna di berbagai tingkatan sekaligus
menghilangkan hambatan wilayah dan struktural yang
mengganggu;
Membuka akses sekaligus mengembangkan kerjasama
kemitraan dengan pihak lain dengan prinsip saling
menguntungkan untuk membangun dan memantapkan jaringan
kerja eksternal yang mampu memposisikan Karang Taruna
sebagai pihak yang sangat diperhitungkan;
Memprioritaskan peningkatan dan pengembangan
sumberdaya sebagai modal dasar penting dalam setiap
penyelenggaraan program kerja.
2. Tahap Sosialisasi
Mengembangkan aktivitas Karang Taruna dengan strategi
pemasaran (sosial) yang dikelola secara profesional;
Menggalang setiap upaya penyadaran dan pembelajaran
kepada masyarakat melalui kampanye program kerja yang lebih
intensif dan berkala;
Mengembangkan program-program kerja Karang Taruna
dengan strategi komunikasi yang sehat dan efektif melalui
media informasi, cetak dan elektronik.
3. Tahap Operasionalisasi
Membangun tradisi kepemimpinan yang arif, jujur, terbuka,
berwibawa, bermoral dan bertanggung jawab untuk
menggerakkan fungsi-fungsi organisasi secara lebih dinamis
sehingga membawa Karang Taruna pada tingkat persaingan
yang tinggi;
Meletakkan fungsi koordinatif sebagai bagian dan prinsip
kerjasama dalam tim yang solid dan kompak;
Mengembangkan budaya komunikasi yang sehat, terbuka,
setara dan elegan di kalangan pengurus Karang Taruna di
berbagai tingkatan untuk mencapai tingkat keharmonisan dalam
kerjasama tim pengurus yang solid;
Memantapkan sistem administrasi yang standar untuk
menciptakan tertib administrasi dan tertib organisasi sehingga
Karang Taruna tidak hanya melulu membicarakan persoalan
internal keorganisasian;

Membangun pengawasan internal yang lebih intensif dengan


pengukuran-pengukuran yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga menghindari terjadinya
penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran lainnya.
4. Tahap Stabilisasi dan Pengembangan
Mengembangkan program-program kerja dengan strategi
perluasan ruang lingkup yang sesuai dengan kemampuan
sehingga memenuhi asas pemerataan sesuai dengan
kebutuhan;
Mengembangkan program-program kerja dengan strategi
penambahan jenis aktivitas untuk menciptakan konsep holistik
dalam penanganan permasalahan sosial tertentu;
Mengembangkan program-program kerja dengan strategi
replikasi, yakni menularkan apa yang sudah berhasil ke daerah
lain yang membutuhkan sehingga juga bisa menjawab asas
pemerataan sesuai dengan kebutuhan;
Memelihara kontinuitas dan hasil program-program kerja
untuk menjaga konsistensi Karang Taruna Desa Kaligondang
sebagai organisasi sosial kepemudaan utama di tanah air atau
Desa Kaligondang yang kita tempati.
PROGRAM KERJA
KARANG TARUNA DESA KALIGONDANGMASA BHAKTI 2010-2015
PROGRAM REVITALISASI SUMBER DAYA MANUSIA
Aplikasi dan rumusan program ini adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan, dengan sasaran utama pada DUKUNGAN
UTAMA PADA PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI
PENDIDIKAN, maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan
dalam bentuk:
Penyelenggaraan Pendataan dan Penggalangan Orangtua
Asuh bagi remaja dan anak-anak kurang mampu dibidang
pendidikan;
Penyelenggaraan Sosialisasi dan Kampanye tentang
pentingnya Wajib Belajar 12 tahun terutama didaerah-daerah
dengan tingkat Pendidikan Masyarakat masih rendah;
Mengembangkan Taman Bacaan/Perpustakaan Karang Taruna;
Penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan
pendidikan perempuan melalui seminar, diskusi, kelompok studi
perempuan, dan pengenalan tokoh perempuan nasional dan
internasional.
2. Bidang Pelatihan, dengan sasaran utama pada SUMBER
DAYA MANUSIA TARUNA YANG BERKUALITAS MENDUKUNG
PENINGKATAN KARANG TARUNA BERKUAL1TAS, maka kegiatankegiatan yang direncanakan dalam bentuk:
Perumusan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Berjenjang disemua tingkatan dalam format Pola Dasar

Kaderisasi (PDK) Karang Taruna.


Perumusan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Ketrampilan Sosial
dan Kewirausahaan Karang Taruna dalam format Pola Dasar
Kaderisasi Karang Taruna.
Peyelenggaraan Kursus Kepemimpinan Karang Taruna Tingkat
Provinsi.
Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan peningkatan
kemampuan Karang Taruna tingkat Provinsi.
3. Bidang Ketenagakerjaan, dengan sasaran utama DUKUNGAN
PENCIPTAAN TENAGA KERJA KARANG TARUNA YANG KOMPETEN,
maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam bentuk:
Pembangunan Jaringan Informasi Tenaga Kerja/Bursa Tenaga
Kerja.
Penyusunan Database perusahaan-perusahaan potensial.
4. Bidang Pembinaan Mental dan Kerohanian, dengan sasaran
utama PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA TARUNA YANG
MEMILIKI KESOLEHAN SOSIAL, maka kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dalam bentuk:
Penyelenggaraan Pengajian bagi Pengurus Karang Taruna
Provinsi.
Penyelenggaraan Temu Wicara Kerukunan Lintas Agama.
PROGRAM REVITALISASI ORGANISASI
Aplikasi dan rumusan program tersebut adalah:
1. Bidang Keanggotaan, dengan sasaran utama MEMBANGUN
POTENSI KEANGGOTAAN KARANG TARUNA YANG MENDUKUNG
PENANGGULANGAN PERMASALAHAN SOSIAL, maka kegiatankegiatan yang direncanakan dalam bentuk:
Pembentukan Unit Teknis Pengelolaan Keanggotaan yang
bersifat permanen;
Melakukan pendataan keanggotaan Karang Taruna secara
lengkap hingga ketingkat desa/kelurahan;
Menyelenggarakan pengadaan Kartu Anggota.
2. Bidang Kelembagaan dan Kepengurusan, dengan sasaran
utama KINERJA ORGANISASI YANG LEBIH PROFESIONAL DAN
MENJADI M1TRA UTAMA, maka kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dalam bentuk:
Membuat Buku Saku Karang Taruna untuk sosialisasi dan
konsolidasi;
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan forum pengambilan
keputusan organisasi secara konsisten (sesuai mekanisme);
Melakukan pendataan kepengurusan Karang Taruna hingga
tingkat desa/ kelurahan;
Pengusulan Pembangunan Sasana Krida Karang Taruna
ditingkat Kabupaten/ Kota sebagai sekretariat dan pusat
kegiatan pemuda/remaja.

3. Pembentukan dan pengembangan Daerah Binaan Karang


Taruna bersama dengan BUMN, lembaga pendidikan, dan mitra
kerja strategis lainnya.
4. Bidang Komunikasi dan Informasi, dengan sasaran utama
MENINGKATKAN KUAL1TAS KINERJA ORGANISASI KARANG
TARUNA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PRIORITAS
PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI
PEMBERDAYAAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI YANG TERPADU,
maka kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam bentuk:
Pembentukan Unit Teknis Pusat Data dan Informasi Karang
Taruna Provinsi Banten;
Penyelenggaraan Sensus Karang Taruna tingkat Desa
Kaligondanguntuk mendata: a). Keanggotaan Karang Taruna
baik Anggota Pasif maupun Anggota Aktif; b). Potensi dan
Permasalahan Sosial; c). Potensi dan Permasalahan Ekonomi.
Membuka hotline service untuk membangun komunikasi dan
konsultasi dengan Warga Karang Taruna Desa
Kaligondangterhadap permasalahan-permasalahan Karang
Taruna dan permasalahan sosial umumnya;
Pembentukan Unit Teknis Media dan Penerbitan Karang Taruna
Nasional.
PROGRAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERPADU
Aplikasi dan rumusan program adalah:
Dengan Kegiatan Preventif (Pencegahan), dengan sasaran
utama MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PERAN AKTIF KARANG
TARUNA DALAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL, maka
kegiatan-kegiatan yang direncanakan terdiri dari:
Penyelenggaraan kegiatan Budaya dan Kepariwisataaan;
Penyelenggaraan kegiatan Olahraga dan Kesenian;
Penyelenggaraan kegiatan pencegahan/kesiapsiagaan
bencana (mitigasi) diwilayah-wilayah rawan bencana alam dan
bencana sosial.
PENUTUP
Kami menyadari bahwa walaupun Program Kerja Karang Taruna
Desa Kaligondangini diusahakan semaksimal mungkin agar
merupakan salah satu karya terbaik yang dipersembahkan
bagi Karang Taruna Provinsi Banten, namun pasti ada celahcelah kelemahan sehingga perlu disempurnakan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran dari berbagai pihak yang peduli
terhadap pengembangan Karang Taruna, demi penyempurnaan
Program Kerja, dengan penuh kerinduan dan tangan terbuka
akan kami terima. Mudah-mudahan Tuhan YME senantiasa
memberikan rahmat, bimbingan, dan keridhaan-NYA atas setiap
niat baik dan langkah kita semua, Amin. Dan semoga Karang
Taruna Desa Kaligondangtetap jaya dengan panji-panjinya yang

berkibar diseluruh Desa Kaligondangtercinta, maka terimalah


salam kami:
ADHITYA KARYA MAHATVA YODHA
Ditetapkan : Kaligondang
Pada Tanggal : ...........
Ketua Sekretaris
......... .........
Menyetujui:
BPD Desa ............. LKMD Sie Pemuda Seni dan Olah Raga
........... ..........
Mengetahui
Kepala Desa
.........

A. PROFIL KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR


Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan yang merupakan wadah pengembangan
generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah
Desa Panjang Umur, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.
Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna Desa Panjang Umur merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya
mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi
yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang
telah ada. dan sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna Desa Panjang Umur
berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula
diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai
dari tingkat dusun sampai pada tingkat desa. Semua ini wujud dari pada regenerasi
organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik
dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 35 tahun) dan batasan
sebagai Pengurus adalah berusia mulai 20 - 35 tahun.
Karang Taruna Desa Panjang Umur didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan
dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian,
ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Untuk megetahui tentang profil lengkap dari Karang Taruna Desa Panjang Umur, mulai
dari sejarahnya hingga profil pengurus dan anggotanya. Maka kami persilahkan Anda
untuk download DISINI
B. PROGRAM KERJA KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR
Program Kerja adalah garis besar haluan kerja Karang Taruna Desa Panjang Umur satu
periode kepengurusan ( lima tahunan ) yang harus diperhatikan dan digunakan sebagai
pegangan oleh masing-masing Bidang dalam rangka menyusun program kerja maupun
dalam menjalankan roda organisasi.
INTERNAL ORGANISASI
1. Konsolidasi Organisasi
Sebagai organisasi baru dan bersifat kekeluargaan, Karang Taruna Desa Panjang Umur
membutuhkan komitmen pada seluruh anggotanya untuk berperan aktif
mengembangkan dan membesarkan lembaga yang baru tumbuh ini. Meskipun
hubungan-hubungan yang tercipta dalam aktifitas kita selama di Karang Taruna lebih
bersifat formalistik, kiranya hal tersebut tidak menyempitkan arti formalitas,
terutama terkait dengan kegiatan sosial kemasyarakatan dalam rangka beribadah
kepada Alloh SWT.
Dalam mengapresiasi tujuan lembaga ini, kiranya ada beberapa poin yang perlu dikaji
bersama :

Membangun komunikasi, informasi dan partisipasi yang dibina dari dalam.

Perlu ditumbuhkan rasa kebanggaan pada diri anggota terhadap organisasi.

Bersikap aktif, berdedikasi tinggi, berprestasi serta responsive terhadap


program organisasi.

Ikut membantu memecahkan permasalahan almamater.

Meningkatkan daya tarik bagi anggota baru.

2. Atribut dan Kesekretariatan

Perlu menetapkan iuran anggota Rp. 25.000,- perbulan.

Membuat logo dan kata-kata yang tertera dalam logo.

Mencetak kartu anggota yang bentuk dan warna menarik dan multi guna.

Melakukan sistemisasi dan administrasi organisasi dengan memanfaatkan


Teknologi Informasi.

Sekretariat berkedudukan di pusat Desa yang disepakati bersama.

EKSTERNAL ORGANISASI
1. Meningkatkan peran serta secara aktif melalui berbagai kegiatan.
2. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak menurut jalur profesi.
3. Menjalin kemitraan dalam berbagai kegiatan.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA
1. Bidang Organisasi dan Keanggotaan

Memperluas wilayah kerja organisasi.

Bekerja sama dengan pihak Desa melakukan pendataan dan sosialisasi database yang tersedia.

Meningkatkan jumlah dan peran serta anggota melalui media komunikasi


(email, sms,facebook, dsb)

Melakukan mapping atau pemetaan terhadap kekuatan potensial anggota dalam


rangka memperkuat jaringan kerja.

Mendorong dan membantu meningkatkan potensi individu anggota.

2. Bidang Sosial , Seni, Olah Raga dan Pecinta Alam

Mengadakan kegiatan kemasyarakatan yang manfaatnya dirasakan secara


langsung oleh masyarakat, baik yang bersifat insidental (misalnya :
penanggulangan bencana alam) maupun terprogram, khususnya masalahmasalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Mengupayakan program beasiswa kepada para anggota yang kurang mampu


sesuai dengan kemampuan keuangan organisasi.

Menyelenggarakan kompetisi/ kegiatan di bidang olah raga-seni dan ke pecinta


alaman antar anggota, guna mempererat dan meningkatkan rasa persaudaraan
antar anggota.

3. Bidang Pendidikan Penelitian dan IPTEK

Melakukan kajian-kajian ilmiah serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan


langsung dengan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, maupun hal-hal
yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan dan sosial.

Memacu penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan membantu


anggota dan alumni yang memerlukan bantuan dalam pengembangan IPTEK.

Melakukan kajian dan memberikan masukan-masukan kepada Desa terkait


dengan pengembangan bidang pendidikan dan IPTEK.

Melakukan kegiatan yang bersifat supporting actifity kepada seluruh elemen


organisasi, baik dalam bentuk kajian, penelitian, riset maupun pengembangan
potensi.

4. Bidang Kerjasama , Informasi, Komunikasi dan Advokasi

Mengadakan kerjasama produktif dengan organisasi lain, baik


(Pemerintah maupun swasta/LSM) maupun organisasi internasional.

didesa

Menjalin komunikasi produktif dengan pihak Desa maupun masyarakat Desa.

Meningkatkan solidaritas organisasi dan solidaritas antar organisasi di Desa di


berbagai tingkatan.

Malakukan publikasi tentang aktifitas organisasi guna menunjang program


organisasi maupun peningkatan eksistensi organisasi.

Melakukan advokasi kepada anggota terutama apabila dibutuhkan.

5. Bidang Usaha

Menggali potensi ekonomi alumni untuk menghidupi organisasi.

Melakukan penggalangan dana baik terhadap potensi organisasi maupun pihak


di luar yang bersifat tidak mengikat guna mewujudkan DANA ABADI yang
digunakan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi, maupun kepentingan
masyarakat.

Melakukan pengelolaan DANA ABADI dengan mengembangkan unit-unit usaha


yang aman dan menguntungkan, dikelola secara transparan dan bertanggung
jawab dan hasilnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi,
maupun masyarakat.

PENUTUP
Dari analisis kondisi dewasa ini, potensi Karang Taruna Desa Panjang Umur tidak beda

jauh dengan organisasi lain didesa. Untuk itu diperlukan merapatkan barisan,
mengikat tali persaudaraan di berbagai wilayah desa.
Program kerja tidak akan tercapai sesuai harapan, bila tidak ada dukungan dan peran
serta dari seluruh anggota dan pengurus di berbagai tingkatan.
C. AGENDA KERJA KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR
Usaha atau kerja (dilambangkan dengan W dari Bahasa Inggris Work) adalah energi
yang disalurkan gaya ke sebuah benda sehingga benda tersebut bergerak.
Usaha didefinisikan sebagai integral garis (pembaca yang tidak akrab dengan kalkulus
peubah banyak lihat "rumus mudah" di bawah):

di mana
C adalah lintasan yang dilalui oleh benda;
adalah gaya;
adalah posisi.
Usaha adalah kuantitas skalar, tetapi dia dapat positif atau negatif. Tidak semua gaya
melakukan kerja. cotohnya, gaya sentripetal dalam gerakan berputar seragam tidak
menyalurkan energi; kecepatan objek yang bergerak tetap konstan. Kenyataan ini
diyakinkan oleh formula: bila vektor dari gaya dan perpindahan tegak lurus, yakni
perkalian titik mereka sama dengan nol.
Bentuk usaha tidak selalu mekanis, seperti usaha listrik, dapat dipandang sebagai
kasus khusus dari prinsip ini; misalnya, di dalam kasus listrik, usaha dilakukan dalam
partikel bermuatan yang bergerak melalui sebuah medium.
Konduksi panas dari badan yang lebih hangat ke yang lebih dingin biasanya bukan
merupakan usaha mekanis, karena pada ukuran makroskopis, tidak ada gaya yang
dapat diukur. Pada ukuran atomis, ada gaya di mana atom berbenturan, tetapi dalam
jumlahnya usaha hampir sama dengan nol.
Sebagai organisasi kepemudaan di Desa Panjang Umur, maka kamipun tlah membuat
agenda kerja dari tahun ketahun untuk memantapkan peranan kami didesa Panjang
Umur.
Selengkapnya tentang agenda kerja Karang Taruna Desa Panjang Umur tahun kerja
1432 - 1433 H, silahkan Anda untuk download DISINI
D. PENCAPAIAN PROGRAM KERJA KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR

Siapa sih orang di dunia ini yang tidak ingin yang namanya sukses? Ketika kita
berbicara tentang kesuksesan, akan terbesit dalam pikiran kita yaitu tentang
penggapaian impian dan cita-cita kita. Misal kita mempunyai impian untuk memimpin
sebuah perusahaan, bercita-cita menjadi pemain sepakbola terkenal di dunia,
menjadi penyanyi terkenal, dan sebagainya.
Sukses adalah ketika apa yang kita impikan dan cita-citakan menjadi kenyataan. Misal
seseorang sangat menginginkan atau mempunyai sebuah impian memiliki sebuah
kehidupan yang bahagia. Memiliki sebuah rumah mewah beserta isinya, harta
berlimpah, mobil banyak, isteri cantik, anak yang berbakti, dan kehidupan yang
harmonis. Maka seseorang dikatakan sukses tatkala semua yang di impikannya
tersebut menjadi kenyataan.
Definisi sukses setiap orang pasti berbeda-beda. Misal bagi orang tertentu sukses
adalah ketika menjadi seorang guru yang berpenghasilan tetap namun bagi orang lain
kondisi tertentu belum di katakan sukses karena sukses menurutnya adalah ketika
menjadi seorang bupati atau gubernur. Yes, It depend on your dream.
Namun satu hal yang harus diperhatikan adalah semua itu about the struggle atau
tentang kerja keras. Yaitu kerja keras dalam menggapai kesuksesan tersebut. Semua
orang ingin sukses namun tidak semua orang mau untuk bekerja keras. Tukul Arwana
bilang " Jadikanlah mimpi anda sebagai tujuan hidup tapi jangan biarkan hidup dalam
mimpi". Artinya, jangan biarkan mimpi-mimpi kita menjadi angan-angan atau sekedar
mimpi di siang bolong saja tapi jadikan impian kita untuk berusaha dengan gigih dan
bekerja keras untuk menggapainya. Jadi apapun cita-cita dan impian kita, kuncinya
adalah kita harus kerja keras untuk menggapainya.Right??
Seperti ombak yang tak pernah berhenti menghantam bebatuan, seperti air yang tak
akan pernah berhenti untuk mengalir, dan seperti udara yang selalu berhembus. Tak
akan ada kata menyerah sebelum kita gapai semua mimpi-mimpi kita. Lihatlah betapa
hancurnya bebatuan karena terpaan ombak yang terus menerus, lihatlah betapa
hancurnya pepohonan karena tiupan angin yang terus menerus, dan lihatlah tetesan
air yang menghancurkan sebuah batu ketika menetes dengan terus-menerus.
Semuanya karena kerja keras yang terus menerus tanpa pernah mengenal kata
menyerah apalagi putus asa.
So, sukses adalah sebuah pilihan. Semuanya tergantung kepada anda.
Mau sukses?
Ya anda harus bekerja keras. Enggan bekerja keras?
Jangan harap ingin sukses. Lihatlah betapa banyak rintangan dan cobaan yang
dihadapi orang-orang yang sudah sukses dalam hidupnya. Cobalah tengok bagaimana
usaha-usaha yang dilakukan Thomas Alva Edison dalam menekuni usahanya. Ya anda
benar. Dia mengalami kegagalan lebih dari 1000 kali namun apakah dia menyerah?
Tidak, dia terus berjuang sampai akhirnya membuat sebuah bola lampu yang mampu
menerangi kehidupan sampai saat ini. Lihatlah betapa Wright bersaudara tidak pernah

merasa putus asa walau mereka disebut orang gila karena ingin menjadi manusia yang
bisa terbang. Namun semua orang terpanah ketika mereka menciptakan sebuah alat
untuk terbang dan berhasil melayang di angkasa.
Jadi tunggu apa lagi ??
Berangkat dari keinginan untuk membangun generasi wanita Desa Kumogakure yang
semakin baik dari tahun ketahun, maka dengan semangat " HARI INI HARUS LEBIH
BAIK DARI HARI KEMARIN ", kami berhasil meraih banyak pencapaian program kerja
yang mengagumkan ( bukan pamer ), baik dibidang keagamaan maupun dibidang
keduniawian.
Beragam pencapaian sukses dari program kerja KARANG TARUNA Desa Panjang Umur,
silahkan Anda untuk download DISINI
E. LAPORAN KEUANGAN KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Neraca

Laporan laba rugi

Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus
kas atau laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca.
Dalam postingan ini, kami beberkan laporan keuangan Karang Taruna Desa Panjang
Umur tahun 1433 H, mulai bulan Muharram hingga Ramadhan yang bisa didownload
gratis lewat website ini.
Download laporan keuangan Karang Taruna, klik saja DISINI
F. GALERI DOKUMENTASI KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR

Pada kolom posting ini, kami hadirkan beragam dokumentasi kegiatan Karang Taruna
Desa Panjang Umur mulai tahun kegiatan 1427 H sampai 1432 H, yang dimulai pada 1
Muharram sampai 29 Zulhijah.
Dokumentasi kegiatan ini kami hadirkan dalam 2 versi, yaitu versi foto / gambar dan
versi video, yang nantinya bisa Anda download secara gratis lewat website ini.
A. DOKUMENTASI BENTUK GAMBAR / FOTO
-)
-)
-)
-)
-)
-)

Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun

1427
1428
1429
1430
1431
1432

H,
H,
H,
H,
H,
H,

silahkan
silahkan
silahkan
silahkan
silahkan
silahkan

download
download
download
download
download
download

DISINI
DISINI
DISINI
DISINI
DISINI
DISINI

B. DOKUMENTASI BENTUK VIDEO ( MP4 )


-)
-)
-)
-)
-)
-)

Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun

1427
1428
1429
1430
1431
1432

H,
H,
H,
H,
H,
H,

silahkan
silahkan
silahkan
silahkan
silahkan
silahkan

download
download
download
download
download
download

DISINI
DISINI
DISINI
DISINI
DISINI
DISINI

Demikianlah kolom KARANG TARUNA DESA PANJANG UMUR ini kami hadirkan untuk
Anda, Insya Alloh bulan depan akan kami hadirkan lebih banyak lagi. Terima kasih

Desa Panjang Umur, 1 Rajab 1433 H


Hormat Kami,

Selayang Pandang

Meningkatnya permasalahan sosial saat ini banyak disebabkanoleh perubahan sosial masyarakat dan
dinamisasi kehidupan politik dan ekonomi. selain permasalahan sosial
baru bahkan diindikasi lebih menghawatirkan secara
kualitif "merusak" tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. kondisi kehidupan diatas mengharuskan pemerintah
melakukan pembenahan disegala sektor kehidupan terutama pada
penataan kehidupan sosial yang kompleksitas permasalahannya relatif
tinggi, sudah barang tentu implikasi dan pertarungan yang terjadi di
sektor ekonomi, politik, dan jasa yang begitu keras akan berdampak
pada kehidupan sosial masyarakat yang masih rentan. Paradigma
pembangunan desentralistik berorientasi pada penghargaan terhadap
otoritas dan potensi daerah peserta maka pemerintah harus membuka
diri dan sebanyak mungkin melibatkan banyak unsur masyarakat,
tatanan sosial masyarakat harus dibangun dengan semangat
mengedepankan nilai-nilai kejujuran, pengakuan dan penerimaan
terhadap perbedaan keagamaan, keterbukaan Mendasari itu KARANG
TARUNA berada dalam membangun kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat dan komponen generasi muda yang potensi, karang taruna
memiliki orientasi yang amat kuat dalam pembangunankesejahteraan

masyarakat, tanpa kepentingan politik apapun pemberdayaan potensi


muda merupakan suatu investasi sosial dan investasi sumber daya
manusia yang amat berharga setidaknya untuk mengembangkan
keseimbangan dalam sistem pembangunan yang komplek. Karena itulah
sebagai organisasi sosial Generasi Muda KARANG TARUNAmerancang
program sesuai dengan nilai dan semangat yang tertuang atas asas
dan pendekatannya telah membangun kesadaran. Pengurus KARANG
TARUNA BHINA JAYA BHAKTIuntuk memperoyeksikan programprogram kerja yang relapan, bermitra danberorientasi pada hasil
tanpa mengabaikan proses program disusun dan mengacu dengan
kewenangan, tanggung jawab, dan tugas kepengurusan dengan
memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, praktis pragmatis,
realistik.
Diposkan oleh katar bjb di 07.06 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 23 Januari 2012

Setetes Harapan
Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung
Barat
, Bersama Generasi Muda Karang Taruna Unit Rukun Warga yang berada dilingkungan Desa Jayagiri
ingin merubah kesan dan image masyarakat khususnya Desa Jayagiri
dan kecamatan lembang umumnya, bahwa karang taruna saat ini
identik dengan Agustus-an artinya pandangan masyarakat terhadap
Generasi Muda karang taruna bahwasannya segala sesuatu bentuk
ativitas dan peran karang taruna lebih kepada even agustusan saja,
kita semua kawatir ketika tidak ada bulan agustus maka tidak ada
juga peran aktif dari Generasi Muda khususnya Karang taruna, dalam

kesempatan ini Saya ingin menyampaikan pandangan terhadap


masyarakat yang menilai sebuah Organisasi karang taruna identik
dengan agustus, perlu diketahui bahwa Karang Taruna Bhina Jaya
Bhakti Desa Jayagiri Kec. Lembang ingin merubah image tersebut
dengan menampilkan sesuatu peran aktif dan kreativitas yang bisa
dipertanggung jawabkan oleh kita semua bahwasan karang taruna itu
memang ada dan terbukti ada bentuk aktivitasnya.seperti salah satu
contoh kecil kita sudah membuat suatu program agenda kerja
tahunan Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri. Peran Karang
Taruna tidak saja dituntut berperan aktif di setiap kegiatan Karang
Taruna saja (Bersifat internal)sesuai dengan Pedoman Dasar Karang
Taruna akan tetapi dengan adanya PERDA No.12Tahun 2009 tentang
Lembaga Kemasyarakatan disini bisa dilihat keterlibatannya Karang
Taruna menjadi salah satu unsur dipemerintahan Desa, maka dengan
keluarnya PERDA tersebut mau tidak mau Karang Taruna ikut andil
menjadi Garda Terdepan dalam melaksanakan program pemerintahan
Desa, memang selama ini masyarakat ataupun semua kalangan sering
memandang sebelah mata terhadap Karang Taruna hal ini disebabkan
karena tidak adanya action-action yang bersifat Riil di masyarakat
inilah yang perlu kita rubah agar masyarakat tidak lagi memandang
sebelah mata. Alangkah naifnya apabila Karang Taruna yang nota
bene organisasi Kepemudaaan tidak ada kegiatan bahkan di
sekretariatnya hanyalah ada papan namanya saja.....Pemudanya
Kemana ??.......Dijalan......Di gang.......? hal-hal semacam inilah
diperlukan lader-lader untuk menumbuh kembangkan baik
secara SDM(Sumber Daya Manusia)nya ataupun Skiilnya...bagaimana
mungkin dengan sumber daya manusia yang terbatas dapat
memaksimalkan SDA (Sumber Daya Alam) yang melimpah ini....tentu

saja kesemuanya ini memerlukan suatu proses yang cukup berliku


atau pun banyak rintangan akan tetapi dengan adanya keinginan yang
kuat tentu saja semuanya dapat dicapai...... Seperti halnya di Desa
Kami Desa Jayagiri Kec.Lembang Kab.Bandung Barat kami mencoba
untuk membina rekan" Karang Taruna yang berada di Unit" RW"
dengan mengupayakan berbagai kegiatan-kegiatan dan/atau
pelatihan-pelatihan hal ini diupayakan agar dapat meningkatkan
kualitas serta kwantitas rekan-rekan tuk dapat bergabung di Karang
Taruna kami..adapun upaya upaya yang telah kita selenggarakan
antara lain sebagai berikut : 1. Pembinaan
Pegawai/Karyawan/karyawati BCA Card Center Jakarta Pusat. dan
disini Peran Karang Taruna adalah sebagai Fasilitator dalam Dinamika
Kelompok di Alam Terbuka. Photo Kegiatan terlampir.

2. Pembinaan Pegawai Kementerian Kesehatan Jakarta sama halnya peran karang taruna disini
adalah mempasilitasi dalam karakter building dengan harapan akan
dapat merubah prilaku para pegawai. Photo kegiatan terlampir. 3.
Out Bound Para Tutor Paud yang tergabung dalam HIMPAUDI
kec.Lembang se Kec.Lembang. dengan menggunakan metode Out
Bound ini diharapakan HIMPAUDI Kec. Lembang dapat bekerjasama
dan kompak dalam melakukan sesuuatu hal.

4. Pelatihan Kepemimpinan Kesetiakawanan Sosial selasma 3 hari, disini kami karang taruna
berperan selaku Peserta Diklat. 5. Tergabung dalam Taruna Tanggap
Bencana dalam rangka mencapai Desa Tangguh diharapkan kedepan
ketika ada suatu bencana kita karang taruna dapat sigap dan tanggap
terhadap kemungkinan yang terjadi. 6. Penghijauan Penanaman
10.000 pohon d lingkungan Kec.Lembang. Kepedulian kami pun
muncul terhadap lingkungan dengan tidak bisa terprediksi cuaca saat

ini, karena sering terjadi rawan longsor yang pernah melanda desa
kami.

7. Kerja Bakti di wilayah Situs Sejarah Taman Jhunghun. Peninggalan sejarah yang perlu kita
pelihara kamipun tergugah disini untuk andil terhadap situs
peninggalan.

8. Penyelenggaraaan festival Band The BEATLES dan tergabung dalam BBC Bandung THE BEATLES
COMUNITY). dalam even ini kami Karang Taruna mengajak kepada
lapisan Generasi Muda yang ada di Kecamatan lembang untuk dapat
menyalurakan minat dan bakatnya dalam musik. 9. Ikut Panitia
penyelenggaraaan Jum'at Keliling dari Bapak Bupati Bandung Barat.
Dalam Hal ini Kami Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti ikut
Menyongsong Program Bupati Bandung Barat dengan "CERMAT"

10.Mengadakan Trauma Hilling dalam membantu Korban Bencana Gempa Bumi di Desa Jambudipa
Kec.Cisarua hal ini dilakukan untuk memulihkan para korban bencana
gempa khususnya anak-anak. disini Kami Karang Taruna Bhina Jaya
Bhakti bekerja sama denga Tim Reaksi Cepat dari Kementerian Sosial
(TRC)

11.Sosialisasi (PMKS) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS. 12.Sosialisasi JAMPERSAL


(Jaminan Persalinan)

13.Ikut serta dalam mengajian rutin Alhidayah Lembang 14.Pelatihan Penyiar radio Komunitas
Lembang, diharapkan kedepan kita akan melakukan sosialisasi
melalui penyiaran Radio kerjasama ini kita lakukan bersama PN2PNFI

15. Pelatihan Tutor Out Bound, diharapkan Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti kedepan bisa menjadi
seorang Ice breaking yang Profeisonal.

16. Pelatihan Kepemimpinan, dengan harapan menjadi seorang pemimpin yang tanggung jawab
terhadap orgnisasi. 17. Pelatihan PMR (Palang Merah Remaja) di SMP
Negeri 1 Lembang

18. Pelatihan PASJARPARA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) Bagi SMA/SMK

19. Pelatihan UKM (Unit KewiraUshaan Mandiri)diharapkan Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti dapat
mandiri dan memiliki Usaha Ekonomi Produktif seperti Kelompok
Usaha bersama. Dari satu bentuk aktivitas diatas kami Karang
Taruana Bhina Jaya Bhakti Desa Jayagiri berharap dapat memberi
informasi dan pandangan terhadap masyarakat bahwa kami sudah
berbuat, tentu saja segala bentuk aktifitas ataupun perbuatan kami
hanyalah secercah harapan yang ingin kami raih, dan dalam
meraihnya kami yakin memerlukan segala bentuk pengorbanan baik
materil maupun waktu. Dan salah satu Program yang kami citacitakan adalah bentuk Kegiatan Usaha Bersama (Kelompok Usaha
Bersama)KUBE ataupun apalah namanya, hasil dari usaha Karang
Taruna ini nantinya diharapkan dapat menopang pada kegiatankegiatan yang tengah berjalan dan dapat menjadikan rekan rekan
Mandiri serta membantu generasi muda yang sedang
menganggur/tidak bekerja...tetapi apalah daya kami merasa
Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Desa, Kecamatan ataupun
Kabupaten/Propinsi,serta Nasional belum ada tindak lanjut yang
Riil......Alangkah indahnya seumpama keinginan dari rekan-rekan
Karang Taruna Bhina Jaya Bhakti yang begitu menggebu dapat
menerima Motivasi demi kelancaran dan/atau penunjang kegiatan-

kegiatan kami baik yang bersifat internal Karang Taruna ataupun


kegiatan Eksternal yaitu terhadap Masyarakat/Pemerintahan., Salam
"Aditya Karya Mahatva Yoda"Karang taruna Bhina Jaya Bhakti Desa
Jayagiri ttd. Ketua Karang Taruna

Diposkan oleh katar bjb di 22.48 3 komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Kamis, 19 Januari 2012

Pedoman
Peranan Karang Taruna dalam Pembangunan Desa Melalui Organsasi
Lembaga Kemasyarakatan dan Pedoman Dasar
Karang Taruna

Karang

Taruna

adalah

PENDAHULUAN
organisasi sosial/lembaga pemberdayaan masyarakat wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas
dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk
masyarakat terutama generasi muda diwilayah desa/kelurahan atau
komunitas sosial sederajat dan bergerak terutama dibidang usaha
kesejahteraan sosial dan bidang-bidang yang berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan sosial.

Karang Taruna adalah organisasi non-partisan yg memiliki tugas pokok bersama-sama


pemerintah dan komponen masyarakat lainnya menanggulangi
permasalahan sosial khususnya dikalangan generasi muda.
Keanggotaan Karang Taruna bersifat stelsel pasif dalam arti bahwa semua generasi muda yang
berusia 11 - 45 tahun secara otomatis menjadi Warga Karang
Taruna yang memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa
membedakan asal keturunan, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
suku dan budaya, agama, golongan, dan pendirian politik.
DASAR HUKUM KARANG TARUNA
UU No. 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial (revisi dari
UU No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial).
UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP No. 72/2005 tentang Desa
PP No. 73/2005 tentang Kelurahan
Permensos RI No. 83/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Permendagri No. 5/2007 tentang Penataan Kelembagaan Masyarakat

KEDUDUKAN KARANG TARUNA


1. Kedudukan Karang Taruna dalam Pembangunan
Adalah sebagai Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ditingkat desa/kelurahan (sejajar dengan
PKK, RT, RW, LPM, dll) sesuai dengan Regulasi yang dikeluarkan
oleh Negara dan secara fungsional juga merupakan organisasi

sosial wadah pembinaan generasi muda yang berkedudukan di


desa/kelurahan sesuai dengan Permensos RI No. 83/2005.
2.
Kedudukan
Karang
Taruna
dalam
Pembangunan
Kesejahteraan Sosial di Desa
Dalam pembangunan Kesejahteraan Sosial Karang Taruna terlibat
secara aktif dalam penyelenggaraan Pembangunan Sosial, Sistem
Jaminan Sosial dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial baik langsung
maupun tidak langsung.
3. Kedudukan Karang Taruna dalam Pembangunan Kepemudaan
a. Usia pemuda menurut regulasi, tinjauan psikologis, aspek historis,
dan sosial budaya adalah 21-35 tahun. Artinya Pemuda adalah
bagian dari generasi muda atau Karang Taruna (11-45 tahun).
b. Kedudukan Karang Taruna di akar rumput menjadikannya sebagai
organisasi pertama yang dirasakan oleh setiap aktivis
kepemudaan, dapat pula dikatakan sebagai kawah candradimuka
pertama yang dikenyam oleh setiap pemuda dilingkungan sosial
terdekatnya.
c. Sebagai lembaga permberdayaan masyarakat dengan sifat
keanggotaan yang terbuka Karang Taruna tidak membuat
pengelompokan/ penggolongan dan tidak membangun kelas
dikalangan generasi muda.
d. Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat penyelenggara
Kesejahteraan Sosial secara luas, Karang Taruna diposisikan
sebagai kelompok masyarakat fungsional yang secara khusus
membantu peme-rintah dalam program-program KS dgn karakter
organisasi dan program kerja yang ber-visi pada pelayanan,
kerelawanan, dan pembelajaran melalui pendekatan spirit
kejuangan, kepeloporan, dan kesetia-kawanan sosial untuk
membentuk jiwa yang ADHITYA KARYA MAHATVA YODHA
(Pejuang yang Berpengetahuan, Berkepribadian, dan Berkarya)
4. Kedudukan Fungsional Karang Taruna
UU 32/2004 menyatakan bahwa Karang Taruna adalah lembaga
pemberdayaan masyarakat di desa/kelurahan yang diakui. Hal
tersebut berdasar pada sejarah dan prinsip dasar bahwa Karang
Taruna dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat.
Identifikasi sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat sebagaimana diatur dalam UU lebih
tepat bagi Karang Taruna karena habitatnya memang di tengahtengah masyarakat desa/kelurahan disamping lebih memahami
segala potensi dan permasalahan masyarakat dan lingkungannya.
Sedangkan sebagai organisasi sosial lebih karena alasan aktivitas
kesejahteraan sosial yang selama ini banyak digelutinya. Tapi
dewasa ini berbagai bidang pembangunan di desa/kelurahan telah

banyak melibatkan Karang Taruna, termasuk bidang-bidang yang


terkait dengan wawasan kebangsaan dan solusi konflik horisontal.
PERAN KARANG TARUNA
Sebagai agen perubahan dan pilar utama dalam pembangunan
kesejahteraan sosial terutama di desa/kelurahan, Karang Taruna
memiliki 2 (dua) peran pokok dan 2 (dua) peran pendukung sebagai
berikut:
a. Peran Fasilitatif (Facilitative Roles)
Dari peran ini setidaknya dapat dijabarkan kembali 5 (lima) peran yakni:
a) Animasi Sosial (Social Animation), yakni kemampuan Karang
Taruna sebagai agen perubah (pemberdaya masyarakat untuk
membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarakat, termasuk
mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga
untuk bertindak).
b) Mediasi dan Negosiasi (Mediation and Negotiation), yakni
kemampuan Karang Taruna sebagai pemberdaya masyarakat untuk
menjalankan fungsi mediasi guna menghubungkan kelompokkelompok yang sedang berkonflik agar tercapai sinergi dalam
komunitas tersebut.
c) Membentuk
Konsensus
(Builiding
Consensus),
yakni
mengembangkan setiap upaya untuk melawan pendekatan
konflik yang seringkali bersifat taken for granted pada beragam
interaksi politik ekonomi dan sosial di masyarakat.
d) Fasilitasi Kelompok (Group Facilitation), yakni kemampuan
memfasilitasi kelompok-kelompok warga masyarakat agar mau
bertindak konstruktif dan bersinergi untuk meningkatkan
kesejahteraannya secara lebih utuh, bukan sekedar membangun
satu atau dua kelompok saja.
e) Mengorganisir (Organizing), yakni kemampuan untuk berpikir dan
melakukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, hal yang tidak
perlu dilakukan sendiri, dan memastikan bahwa semua mungkin
diwujudkan.
b. Peran Edukasional (Educational Roles)
Dari peran ini setidaknya dapat dijabarkan kembali 4 (empat) peran yakni:
a) Membangkitkan
Kesadaran
Masyarakat (Consciousness
Raising), yakni peran Karang Taruna dalam membantu masyarakat
untuk dapat melihat beberapa alternatif solusi serta menyadarkan
masyarakat tentang struktur dan strategi perubahan sosial serta
dimensi multikultural sebagai modal partisipasi dan bertindak
secara efektif.
b) Menyampaikan Informasi (Informing), yakni peran memberikan
informasi yang relevan tentang suatu masalah yang sedang
dihadapi atau program pembangunan yang sedang dijalankan.

c) Mengkonfrontasi (Confronting), yakni peran yang suatu waktu


dibutuhkan dalam kasus tertentu untuk mengatasi permasalahan
yang ada setelah adanya pertimbangan bahwa kalau kondisi yang
sekarang terjadi tetap dibiarkan maka keadaan akan dapat semakin
memburuk.
d) Pelatihan (Training), yakni peran spesifik yang secara mendasar
berfokus pada pengajaran masyarakat cara untuk melakukan
sesuatu.
c. Peran sebagai Perwakilan Masyarakat (Representational
Roles), yang terdiri dari peran-peran:
a) Mencari Sumber Daya (Obtaining Resources);
b) Advokasi (Advocacy);
c) Memanfaatkan Media (Using The Media);
d) Hubungan Masyarakat (Public Relation);
e) Mengembangkan Jaringan (Networking);
f) Membagi Pengetahuan & Pengalaman (Sharing Knowledge &
Experience).
d. Peran-peran Teknis (Technical Roles), diantara terdiri dari
peran-peran:
a) Mengumpulkan dan Menganalisis Data;
b) Menggunakan Komputer dan Manajemen;
c) Melakukan Presentasi Tertulis dan Verbal;

PENUTUP
Sesuai fungsinya sebagai Penyelenggara Kesejah-teraan Sosial, Karang Taruna (terutama
ditingkat kecamatan) berperan penting dalam pemberdayaan &
pengembangan masyarakatnya melalui penguatan kapasitas
kelembagaan KarangTaruna di tingkat desa/kelurahan, pengkaderan
pemimpin pemuda ditingkat desa/kelurahan serta pendam-pingan
kegiatan-kegiatan
pemberdayaan
masyara-kat
ditingkat
desa/kelurahan. Peran pentingnya terutama ditujukan dalam
mengadvokasi kelom-pok masyarakat yang kurang beruntung.
Karena-nya momentum Pembinaan Generasi Muda seperti ini harus
diproyeksikan untuk lebih menguatkan Karang Taruna sebagai
salah satu dimensi dan wahana pengembangan dan peningkatan
kapasitas Pemuda Indonesia, karena Karang Taruna adalah
komponen masyarakat akar rumput yang lebih mengetahui kondisi
obyektif lingkungan masyarakatnya.

Pedoman Dasar Karang Taruna


Pedoman Dasar Karang Taruna di atur dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonsia No :
83 /HUK / 2005 ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Juli 2005
yang ditanda tangani oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Bp.
H. Bachtiar Chamsyah, SE yang isi sebagai berikut :
BAB. I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas
adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan
sosial.
2. Anggota Karang Taruna adalah setiap generasi muda dari usia 11
tahun sampai dengan 45 tahun yang berada didesa/kelurahan atau
komunitas adat sederajat.
3. Komunitas Adat Sederajat adalah warga masyarakat yang tinggal
dan hidup bersama di daerah yang dibatasi oleh wilayah adat dan
kedudukannya sederajat dengan desa/kelurahan.
4. Majelis Pertimbangan Karang Taruna ( MPKT ) adalah wadah
penghimpun mantan pengurus Karang Taruna dan tokoh
masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi kemajuan
Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan struktural dengan
Kepengurusan Karang Tarunanya.
BAB. II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Setiap Karang Taruna berdasarkan Pancasila
2. Tujuan Karang Taruna adalah :
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung
jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam
mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi
berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga
Karang Taruna yang trampil dan berkepribadian serta
berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka
mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.
d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk
mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e.
f.

g.

1.
2.

3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

h.

Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna


dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi
masyarakat.
Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi
generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat
yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia
pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial
dilingkungannya.
Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di
desa/kelurahan atau komunitas dat sederajat yang dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan
oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen
masyarakat lainnya.
BAB. III
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 3
Setiap Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan atau
komunitas adat sederajat didalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Setiap Karang Taruna mempunyai tugas poko secara bersama-sama
dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk
menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama
yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif,
rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di
lingkungannya,
setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi :
Penyelenggara Usaha Kesjahteraan Sosial.
Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Bagi Masyrakat.
Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda
di lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan.
Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
generasi muda dilingkungannya.
Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial generasi muda.
Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai
kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,
ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial
dilingkungannya secara swadaya.
Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial.

i.
j.

1.

2.

1.
2.

1.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penguatan sistem jarngan komunikasi, kerjasama, informasi dan


kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.
Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang
aktual.
BAB. IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Keanggotaan Karang Taruna menganut sistim stelsel pasif yang
berarti seluruh generasi muda dalam lingkungan desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat yang berusia 11 tahun sampai 45
tahun, selanjutnya disebut sebagai warga Karang Taruna.
setiap generasi muda dalam kedudukannya sebagai warga Karang
Taruna mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa
membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis
kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik dan agama.
BAB. V
KEORGANISASIAN
Pasal 5
Keanggotaan Karang Taruna diatur berdasarkan aspirasi warga
Karang Taruna yang bersangkutan di desa/kelurahan atau
komunitas adat sederajat setemapat.
Untuk memantapkan komunitas, kerjasama, pertukaran informasi
dan kolaborasi antar Karang taruna, dapat dibentuk wadah di
lingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
sebagai sarana organisasi Karang Taruna yang pemantapannya
melalui para pengurus disetiap lingkup masing-masing.
BAB. VI
KEPENGURUSAN
Pasal 6
Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat
oleh warga Karang Taruna yang bersangkutan dan memenuhi
syarat-syarat untuk diangkat sebagai pengurus Karang Taruna
yaitu :
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Dapat membaca dan menulis.
Memiliki pengalaman serta aktif dalam kegiatan Karang Taruna.
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan berorganisasi, kemauan
dan kemampuan, pengabdian di bidang sosial.
Sebagai warga penduduk setempat dan bertempat tinggal tetap.
Berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun.

2. Susunan Pengurus Karang Taruna dapat dibentuk sesuai dengan


kebutuhan.

3. Kepengurusan Karang Taruna sesuai dengan keorganisasiannya


diatur sebagi berikut :
a. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat
Sederajat yang terpilih dan disahkan dalam Temu Karya di
wilayahnya adalah sebagi pelaksana organisasi dalam wilayah yang
bersangkutan dan a.dikukuhkan oleh Kepala Desa/Lurah atau
Kepala/Ketua Komunitas Adat Sederajat setempat.
b. Pengurus dilingkup Kecamatan yang disahkan dalam Temu Karya
Kecamatan adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi,
kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam
lingkup/wilayah Kecamatan dan dikukuhkan oleh Camat setempat.
c. Pengurus dilingkup Kabupaten/Kota yang disahkan dalam Temu
Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai pengembangan jaringan
komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karng
Taruna dalam lingkup/wilayah Kabupaten/Kota dan dikukuhkan
oleh Bupati/Walikota setempat.
d. Pengurus di lingkup Provinsi yang disahkan dalam Temu Karya
Provinsi adalah sebagai pengembangan jaringan komunikasi,
kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam
lingkup/wilayah Provinsi dan dikukuhkan oleh Gubernur setempat.
e. Pengurus di lingkup Nasional yang disahkan dalam Temu Karya
Nasional adalah sebagi pengembangan jaringan komunikasi,
kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam
lingkup/wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
dikukuhkan oleh Menteri Sosial.
4. Susunan pengurus disetiap lingkup Kecamatan Kabupaten/Kota,
Provinsi dan Nasional disesuaikan dengan kebutuhan dimasingmasing lingkup.
BAB. VII
MEKANISME KERJA
Pasal 7
1. Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat
Sederajat melaksanakan fungsi-funfsi operasional dibidang
kesejahteraan sosial sebagi tugas poko Karang Taruna dan fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) serta program kerja
lainnya yang dilaksanakan bersama Pemerintah dan komponen
terkait sesuai dengan Peraturan Prundang-undangan yang berlaku.
2. Pengurus disetiap lingkup yang ditetapkan sebagai pranata jaringan
komunikasi, informasi, kerjasama dan kolaborasi antar Karang
Taruna mulai dari pengurus dilingkup Kecamatan sampai dengan
Nasional melaksanakan fungsi sebagi berikut :
a. Pengelola sistem informasi dan komunikasi;
b. Pemberdaya, mengembangkan dan memperkuat sistem jaringan
kerjasama (networking) antar Karang Taruna serta dengan pihak
lain yang terkait;

c.
d.
3.

4.

a.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b.
c.

d.

e.

i.
ii.

iii.
5.

Penyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi,


pendampingan, dan advokasi;
konsolidasi dan sosialisasi dalam rangka memelihara solidaritas,
konsistensi dan citra organisasi.
Mekanisme hubungan komunikasi, informasi, kerjasma dan
kolaborasi antar Karang taruna dengan wadah pengurus dilingkup
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional adalah bersifat
koordinatif, konsultatif dan kolaboratif secara fungsional serta
bukan operasional.
Untuk mendayagunakan pranata jaringan komunikasi, informasi,
kerjasama dan kolaborasi anatr Karang Taruna yang lebih
berdayaguna dan berhasilguna, maka diadakan Forum pertemuan
Karang Taruna yang diatur sebagai berikut :
Bentuk-bentuk Forum terdiri dari :
Temu Karya;
Rapat Kerja;
Rapat Pimpinan;
Rapat Pengurus Pleno;
Rapat Konsultasi;
Rapat Pengurus Harian.
Mekanisme Forum pertemuan tersebut diatur lebih lanjut dalam
Pedoman pelaksanaan Karang Taruna.
Forum-forum pertemuan Karang Taruna sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf a diatas, dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
lebeih dari setengah jumlah peserta/pengurus dari lingkup yang
bersangkutan.
Pengambilan keputusan dalam setiap Forum pertemuan Karang
Taruna wajib dilakukan secara musyawarah dan mufakat, dan
apabila hal itu tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.
Forum Pertemuan Karang Taruna yang diadakan secara Nasional
dan Khusus dalam rangka usulan untuk bahan perubahan Pedoman
Dasar/Pedoman pelaksanaan Karang Taruna, diatur sebagai
berikut :
Minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta/pengurus dari
lingkup Provinsi diseluruh wilayah Indonesia harus hadir ditambah
unsur dari Departemen Sosial selaku Pembina Fungsional.
Usulan perubahan Pedoman Dasar/Pedoman Rumah Tangga
Karang Taruna dapat dinyatakan sah apabila didasarkan pada
persetujuan minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Provinsi peserta
yang hadir dan mendapat persetujuan dari Pembina Fungsional
Pusat ( Departemen Sosial).
Rekomendasi usulan guna perubahan tersebut, diusulkan sebagi
bahan untuk disahkan atau ditetapkan oleh Menteri Sosial.
Kedudukan, pemilihan dan masa bakti pengurus sebagai berikut :

a.

b.
c.

1.

2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.

1.
2.

Pengurus Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan atau


Komunitas
Adat
Sederajat
setempat.
Pengurus dilingkup Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi
berkedudukan di Ibukota masing-masing dan pengurus dilingkup
Nasional berkedudukan di Ibukota Negara.
Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan mufakat
dalam Temu Karya serta wajib memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Masa bakti Pengurus Karang Taruna di Desa/Kelurahan atau
Komunitas Adat Sederajat paling lama 3 (tiga) tahun dan Pengurus
di lingkup Kecamatan sampai dengan Nasional, masing-masing
selama 5 (lima) tahun serta dapat dipilih kembali untuk yang kedua
kalinya serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
BAB. VIII
PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN PENGURUS
Pasal 8
Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau
Komunitas Adat Sederajat dan Pengurus di lingkup Kecamatan
sampai dengan Nasional dilakukan dengan Surat Keputusan Pejabat
yang berwenang sesuai dengan tingkatan lingkupnya.
Surat Keputusan Pejabat yang berwenang tersebut pada ayat (1)
diatas adalah :
Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat
Sederajat untuk pengukuhan Pengurus Karang Taruna setempat.
Surat Keputusan Camat untuk pengukuhan Pengurus dilingkup
Kecamatan setempat.
Surat Keputusan Bupati/ Walikota untuk pengukuhan Pengurusu di
lingkup Kabupaten/Kota setempat.
Surat Keputusan Gubernur untuk pengukuhan Pengurus di lingkup
Provinsi setempat
Surat Keputusan Menteri Sosial untuk pengukuhan Pengurus
dilingkup Nasional.
Pelantikan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan atau
Komunitas Adat Sederajat dan Pengurus dilingkup Kecamatan
samapai dengan Nasional dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
sesuai dengan tingkatan lingkupnya masing-masing.
BAB. IX
PEMBINA
Pasal 9
Karang Taruna sebagai Organisasi Sosial Generasi Muda diesluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki Pembina
Utama, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis.
Pembina Utama sebagimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Presiden
Republik
Indonesia.
Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis

sebagimana dimaksud pada ayat (1) , di Pusat dan di daerah


adalah :
a.
a)
b)
c)
b.
a.
a)
b)
c)
d)
b.
a)
b)
c)
c.
a)
b)
c)

Pembina di Pusat terdiri :


Menteri dalam Negeri Selaku Pembina Umum
Menteri Sosial selaku Pembina Fungsional
Pimpinan Departemen/Kementerian Negara/Lembaga atau Badan
Negara yang terkait sebagai Pembina Teknis Karang Taruna.
Pembina di Daerah terdiri dari :
Pembina Umum
Gubernur untuk Provinsi
Bupati/Walikota untuk Kabupaten/Kota
Camat untuk Kecamatan
Kepala Desa/Lurah atau Komunitas Adat Sederajat untuk
Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat
Pembina Fungsional :
Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi
Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota
Kepala Seksi/Unit yang tugasnya berkaitan langsung dengan
bidang kesejahteraan sosial di Kecamatan dan/atau di
Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat Sederajat.
Pembina Teknis.
Pimpinan Instansi/Lembaga/Badan Daerah Provinsi yang terkait
Pimpinan Instansi/Jawatan/Lembaga atau Badan daerah
Kabupaten/Kota yang terkait.
Pimpinan Unit Kecamatan, Desa/Kelurahan atau Komunitas Adat
Sederajat yang terkait dengan Penyediaan dukungan bagi
peningkatan Fungsi Karang Taruna di wilayah setempat.
BAB. X

KEUANGAN
Pasal 10
Keuangan Karang Taruna dapat diperoleh dari :
1. iuran Warga Karang Taruna
2. Usaha sendiri yang diperoleh secara syah
3. Bantuan Masyarakat yang tidak mengikat
4. Bantuan/Subsidi dari Pemerintah
5. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB. XI
MAJELIS PERTIMBANGAN DAN UNIT TEKNSI KARANG
TARUNA
Pasal 11

1. Setiap Karang Taruna dapat membentuk Majelis Pertimbangan


Karang taruna ( MPKT ) pada forum tertinggi ( Temu Karya ) di
masing-masing wilayahnya yang kemudian dikukuhkan oleh forum
tersebut.
2. Majelis Pertimbangan Karang Taruna dipimpin oleh seorang Ketua
merangkap anggota, seorang Sekretaris dan beberapa orang Wakil
Sekretaris ( sesuai kebutuhan) merangkap anggota, dan para
anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah mantan
aktivis Karang Taruna di wilayahnya masing-masing ditambah
beberapa tokoh yang dianggap layak, apabila memungkinkan.
Pasal 12
1. Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan
kebutuhan pengembangan organisasi dan program-programnya;
2. Unit Teknis dimaksudkan merupakan bagian yang tidak
terpisahklan dari kelembagaan Karang Taruna dan pembentukannya
harus melalui meakanisme pengambilan keputusan dalam forum
yang representatif dan sesuai kapasitasnya untuk itu;
3. Unit Teknis disahklan dan dilantik oleh Karang Taruna yang
membentuknya
dan
harus
berkoordinasi
serta
mempertanggungjawabkan
kinerjanya kepada Karang Taruna yang membentuknya.
BAB. XII
IDENTITAS
Pasal 13
1. Karang Taruna dapat memiliki identitas lambang bendera, panji,
yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Sosial RI Nomor
65/HUK/KEP/XI/1982 dan lagu mars serta hymne.
2. Identitas yang telah ditetapkan dan/atau digunakan tersebut
menjadi identitas resmai Karang Taruna dan hanya dapat dirubah
dengan Keputusan Menteri Sosial.
3. Mekanisme penggunaan identitas Karang Taruna diatur lebih
lanjut dalam Pedoman pelaksanaan Karang Taruna.
BAB. XIII
KETENTUAN LAIN
Pasal 14
Sesuai dengan kebutuhan, setiap Karang Taruna dapat menyusun dan/atau menyesuaikan
Anggaran Rumah Tangga berdasarkan Pedoman Dasar Karang
Taruna ini.
BAB. XIV
PENUTUP
Pasal 15
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayan Sosial.

2. Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka keputusan Menteri


Sosial RI Nomor 11/HUK/ 1988 tentang Pedoman Dasar Karang
Taruna, dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dibetulkan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai