Makalah Bank Syariah KLPK 4
Makalah Bank Syariah KLPK 4
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Tak
lupa shalawat serta salam kita hanturkan ke baginda Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat (ahlusunah wal jamaah) serta
para pengikutnya hingga akhir zaman.Amien.
Pada kesempatan kali ini kami dari kelompok 4 akan berusaha mencoba membahas
suatu masalah yang kini sedang diperbincangkan, yaitu pembahasan kelompok
kami ialah Bank Syariah. Kami berusaha seobjektif mungkin meskipun pembahasan
kami hanya sebatas pada kajian pustaka semata, tidak melakukan investigasi pada
semua bank yang akan kami bahas. Namun tidak mengurangi pembahasan kami.
Bank syariah, bank yang seutuhnya menggunakan hukum Islam, berbeda dengan
bank konvensional yang menggunakan hukum barat (yahudi), meskipun demikian,
dongkrak atau perkembangan yang terjadi saat ini ialah, kini setiap bank berlombalomba untuk merubah system perbankan kepada system syariah, semua itu tak
luput dari akibat krisis global, kita pun tahu bahwa krisis hampir terjadi pada
seluruh bank di dunia termasuk di Indonesia yang menggunakan konsep Barat
(yahudi) dan bank-bank Islam yang menggunakan system syariah.
Sekilas pengantar yang merupakan testimony dari makalah ini, kami akan
menjelaskan secara utuh, mengenai pengertian hingga bidang unit kerja Bank
Syariah. Pada bab I Merupakan Pendahuluan yang membahas Bank Syariah secara
umum, dan pada bab II Merupakan Pembahasan, mengenai pengertian bank dan
syariah secara umum, sejarah bank syariah, prinsip-prinsip serta bidang usaha yang
dilakukan oleh Bank Syariah. Pada bab III merupakan Kesimpulan dari pembahasan
kami.
Demikianlah pengantar singkat tentang makalah kami, tidak ada kesempurnaan
dalam diri manusia kecuali Allah SWT semata. Masukan serta kritikan berguna bagi
kami, guna penyempurnaan pembahasan yang telah kami lakukan, terimakasih.
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Pembahasan
2.1
Islam
yang
sah,
dikembangkan
pada
abad
pertama
Islam,
berdasarkan
sebelumnya
Sudarsono (2004):
kepastian
serta
keuntungan
yang
ditentukan
2.2
1999-2002
dapat
bangkit
dan
menghasilkan
laba.
Saat
ini
2.3
pada
usaha-usaha
yang
tidak
mengalami
kesulitan
keuangan
sebaiknya
bahwa
hal
tersebut
dibolehkan
untuk
2.4
menggunakan
cek/
bilyet
giro,
atau
dengan
cara
pemindahbukuan.
B. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek/bilyet giro.
C. Deposito Syariah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan
bank.
2.4.2 Penyaluran Dana
A. Akad Mudharabah (bagi hasil)
Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola
untuk
melakukan
usaha
tertentu
yang
sesuai
syariah,
dengan
Hijaz
lebih
suka
menggunakan
istilah
qirodh
atau
usaha
tersebut
merugi
maka
kerugian
tersebut
akan
dan
sudah
teruji
amanahnya.
Secara
skematis,
akad
Jenis-Jenis Mudharabah
1.
Mudharabah Mutlaqah
Jenis mudharabah ini merupakan bentuk akad yang tidak dibatasi pada
jenis usaha, waktu, dan wilayah tertentu sehingga pengelola bebas
untuk menentukan cara ia mengelola modal tersebut.
2.
Mudharabah Muqayyadah
Adalah
jenis
mudharabah
yang
pada
akadnya
dicantumkan
sehingga
disebut
mudharabah
muqayyadah
(restricted
mudharabah).
D. Akad Salam
Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syaratsyarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
E. Akad Istishna
Salah satu pihak yang wafat dapat dialihkan pada ahli warisnya
Artinya : Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan
G. Akad Qaradh
Transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman sekaligus atau cicilan
dalam jangka waktu tertentu.
adalah
surat
pernyataan
akan
membayar
eksportir
yang
2.5
2.6
Al-wadiah (Simpanan)
dan
dengan
catatan
si
pengguna
uang
menjamin
akan
(tangan
amanah)
menjadi
yad
adh-dhamanah
(tangan
penanggung).
Konsekuensi dari diterapkannya prinsip yad adh-dhamanah pihak bank
akan menerima seluruh keuntungan dari penggunaan uang, namun
sebaliknya bila mengalami kerugian juga harus ditanggung oleh bank.
Sebagai imbalan kepada pemilik dana disamping jaminan keamanan
uangnya juga akan memperoleh fasilitas lainnya seperti insentif atau bonus
untuk giro wadiah. Artinya bank tidak dilarang untuk memberikan jasa atas
pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus, dengan catatan tanpa
perjanjian terlebih dulu baik nominal maupun persentase dan ini murni
merupakan kebijakan bank sebagai pengguna uang. Pemberian jasa berupa
insentif atau bonus biasanya digunakan istilah nisbah atau bagi hasil antara
bank dengan nasabah. Bonus biasanya diberikan kepada nasabah yang
memiliki dana rata-rata minimal yang telah ditetapkan.
Dalam praktiknya nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan
(mudharib) biasanya bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah
40%:60% untuk simpanan tabungan dan nisbah 45%:55% untuk simpanan
deposito.
2.
a. Al-musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau
amal
dengan
kesepakatan
bahwa
keuntungan
atau
resiko
akan
dalam
praktik
perbankan
diaplikasikan
dalam
hal
muqayyadah
merupakan
kebalikan
dari
mudharabah
muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan
daerah bisnis.
c.
Al-muzara'ah
Pengertian AI-muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada
penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu
dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk
pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen.
d. Al-musaqah
Pengertian AI-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan
menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh
dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks adalah kerja
sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.
3.
Bai'al Murabahah
Pengertian Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus
terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan
yang diinginkannya.
Sebagai contoh harga pokok barang "X" Rp 100.000,-. Keuntungan yang diharapkan adalah sebesar Rp 5.000,-, sehingga harga jualnya Rp 105.000,-. Kegiatan
Bai'al-Murabahah ini baru dilakukan setelah ada kesepakatan dengan pembeli,
baru kemudian dilakukan pemesanan. Dalam dunia perbankan kegiatan Bai'alMurabahah pada pembiayaan produk barang-barang investasi baik dalam negeri
maupun luar negeri seperti Letter of credit atau lebih dikenal dengan nama L/C.
Sebagai contoh Ny. Pariani memerlukan sebuah mobil senilai Rp 30.000.000,-.
Jika Bank Syariah Tanjung Pandan yang membiayai pembelian mobil tersebut
maka Bank Syariah Tanjung Pandan mengharapkan suatu keuntungan sebesar Rp
6. 000.000,- selama 3 tahun, maka harga yang ditetapkan kepada Ny. Pariani
Bai'as-salam
Bai'as-salam
artinya
pembelian
barang
yang
diserahkan
kemudian
hari,
5.
Bai'Al istishna'
Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam, oleh karena itu
ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti ketentuan dan aturan Bai'as-salam.
Pengertian Bai' Al istishna' adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan
produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau
sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga
dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di
muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
CV. Sungai Layang yang bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan
sepatu memperoleh order untuk membuat sepatu anak sekolah SMU senilai Rp
CV.
Sungai
Layang
hanya
memberikan
keuntungan
Rp
5000,-
Bank Syariah Koba dapat menawar harga yang diajukan oleh CV. Sungai Layang
dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat dijual kepada masyarakat
dengan harga murah pula. Katakanlah misalnya Bank Syariah Koba menawar
harga Rp 86.000,- per pasang, sehingga masih untung Rp 4.000,- per pasang
dan keuntungan keseluruhan adalah :
6.
Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh
perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease maupun financial lease.
7.
Al-Wakalah (Amanat)
Wakalah
atau
wakilah
artinya
penyerahan
atau
pendelegasian
atau
pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan
sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.
8.
Al-Kafalah (Garansi)
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula
diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain.
Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan
seseorang.
9.
Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang
dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal
dengan kegiatan anjak piutang atau factoring.
10.
Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan
seperti jaminan utang atau gadai.
Bab III
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai
dengan
hukum-hukum
dan
landasan
agama
Islam.
Bank
ini
banyak
masyarakat
menggunakan
bank
syariah
sebagai
tempat
penyimpan modal. Namun faktanya pada zaman ini masih banyak yang
menggunakan bank konvensional karena tergiur oleh bunga yang dijanjikan.
Padahal bunga adalah riba dalam hukum Islam.