Anda di halaman 1dari 174

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

PANDUAN PENERAPAN
MUTU DAN KESELAMATAN
DI RUMAH SAKIT
BAGI DOKTER
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL
DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA

KOMITE MUTU, KESELAMATAN, DAN KINERJA


JAKARTA 2015

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga Buku
"Panduan Penerapan Mutu & Keselamatan di Rumah Sakit Bagi Dokter" dapat selesai disusun. Buku ini merupakan pembaharuan dari buku
saku Quality and Safety yang pemah diterbitkan pada Januari 2011
yang lalu. Dalam edisi terbaru ini telah dimasukkan pengetahuan praktis bagi Dokter yang melakukan pelayanan agar mutu dan keselamatan
pasien dan staf dapat terjaga sesuai dengan standar Joint Commision
International edisi ke-5 yang berlaku mulai April 2014.
Seperti kita ketahui bersama, saat ini tuntutan akan pelayanan
medis yang bermutu terus meningkat dan isu terkait keamanan di
Rumah Sakit semakin mengemuka sehingga penerapan standar mutu
dan keselamatan mau tidak mau menjadi suatu keharusan untuk menjaga keamanan dan keselamatan baik pasien maupun tenaga medis
sendiri.
Dengan menerapkan standar mutu dan keselamatan, setiap pegawai dan peserta didik dapat bahu membahu mewujudkan Rumah Sakit
pendidikan bertaraf intemasional yang bermutu dan aman melalui
pembentukan budaya keselamatan, keselamatan pelayanan, staf yang
bertanggungjawab, keterlibatan pasien, memiliki sistem pendukung
yang arnan, serta merupakan tempat yang aman baik bagi pasien,
pengunjung maupun staf.
Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesungguhan Saudara sangat berarti bagi terwujudnya keselamatan bagi kita
semua. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan
mata dan hati serta kepedulian kita kepada sesama.
Jakarta, April 2015
Direktur Utama
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

DR. Dr. C.H. Soejono, SpPD, K-Ger


NIP. 196006121985121001

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Pendidikan yang baik tidak pernah dapat terlepas dari pelayanan yang
bermutu di rumah sakit tempat peserta didik menimba ilmu dan keterampilannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan dokter yang berkualitas,
dalam bidang keilmuan termasuk sikap profesional. Sikap profesional
seorang dokter tidak pernah dapat dipisahkan dari upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu bagi pasien dan
keluarga.
Sebagai organisasi pendidikan kedokteran yang besar dan tertua,
FKUI berketetapan untuk menjadi model dan contoh bagi fakultas
kedokteran lainnya. Proses akreditasi yang ada bagi perguruan tinggi
tidak cukup untuk menampilkan keunikan fakultas kedokteran sebagai
penyelenggara pendidikan terkait dengan layanan yang berorientasi
pada keselamatan manusia.
FKUI mendukung penuh proses persiapan dan pencapaian
akreditasi nasional dan internasional RSCM pada tahun 2012-2013. Saat
ini FKUI memberi dukungan dan kontribusi penuh melalui pengembangan sistem kolaboratif antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian
untuk menyambut proses akreditasi selanjutnya sebagai RS pendidikan.
Kami menyambut baik diterbitkannya buku panduan untuk dokter,
baik bagi dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) maupun peserta
didik tidak hanya untuk menjamin berlangsungnya layanan yang baik,
namun juga bagi peserta didik dan staf pengajar yang terlibat dalam
pendidikan dan penelitian di rumah sakit. Buku ini tidak akan bermanfaat tanpa kepedulian dan niat baik kita untuk membuka dan
mempelajari sehingga memberi manfaat bagi kita dan sesama yang kita
layani. Selamat belajar dan berkarya!
Jakarta, April 2015
Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K)


RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

KATA PENGANTAR

Kata Pengantar

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

ii

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Isi
Kata Pengantar
Apa yang harus saya ketahui dan lakukan ketika saya bertugas
di:
Instalasi Gawat Darurat

Unit Rawat Jalan

Unit Rawat Inap

Unit Perawatan Intensif

13

Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One Day Care)

17

Kamar Operasi

21

2.

International Patient Safety Goals (IPSG)/Sasaran


Keselamatan Pasien (SKP)

25

3.

Access to Care and Continuity of Care (ACC)/Akses Pelayanan


Kesehatan (APK)

39

4.

Patient and Family Rights (PFR)/Hak Pasien Dan Keluarga


(HPK)

51

5.

Assessment of Patients (AOP)/Asesmen Pasien (AP)

55

6.

Care of Patients (COP)/Pelayanan Pasien (PP)

59

7.

Anesthesia and Surgical Care (ASC)/Pelayanan Anestesi dan


Bedah (PAB)

79

8.

Medication Management and Use (MMU)/Manajemen


Penggunaan Obat (MPO)

91

9.

Patient and Family Education (PFE)/Pendidikan Pasien dan


Keluarga (PPK)

111

10.

Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan


Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

121

11.

Prevention and Control of Infections (PCI)/


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

131

12.

Facility Management and Safety (FMS)/Manajemen Fasilitas


dan Keamanan (MFK)

141

13.

Staff Qualification and Education (SQE)/Kualifikasi dan


Pendidikan Staf (KPS)

151

14.

Management of Information (MOI)/Manajemen Komunikasi dan


Informasi (MKI)

155

15.

Human Research Program (HRP)

159

16.

Medical Professional Education (MPE)

165

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

DAFTAR ISI

1.

iii

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

iv

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat


2 5 Menit

Triage Primer oleh Perawat (skrining dan saturasi O2)


Segera

Resusitasi

5 - 10 Menit

Emergent

Ruang Resusitasi

Triage Sekunder oleh Dokter

Urgent

False Emergency
Max.2 jam

Tatalaksana pasien dan


Mengisi Formulir Resusitasi

IMET

Ditangani langsung
berkoordinasi dengan
dokter terkait

Non-Trauma

Trauma

Pulang

Max. 30 menit

1. Mengisi Formulir Evaluasi Awal dan Tata Laksana


IMET
2. Melakukan pengisian Formulir Evaluasi Lanjut

Transfer

Penanganan oleh Dokter Departemen Terkait

1. Mengisi Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi untuk


dokumentasi Follow Up
2. Membuat resep dan memastikan obat telah diberikan sesuai instruksi
3. Transfer pasien dan melengkapi Formulir Transfer Internal bila pindah
perawatan di dalam RS atau Formulir Pindah Rumah Sakit bila
pasien pindah RS atau Resume Medis bila pasien pulang (hal. 42-44)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

INSTALASI GAWAT DARURAT

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Instalasi Gawat Darurat?

Death On Arrival / Meninggal di IGD

INSTALASI GAWAT DARURAT

1. Pasien didorong ke kamar merah


2. Dibuatkan surat kematian oleh dokter terkait dengan penyebab
kematian pasien

Transfer Pasien
Instalasi Gawat Darurat

Ruang
Prosedur/
OK/
pemeriksaan diagnostik
(hal. 21)

Ruang
Perawatan
Intensif
(hal. 13)

Ruang
Isolasi

Sesuai
Anjuran
Tim Medis
(hal. 44)

Rawat
Inap
(hal. 9)

Pulang

Rujuk RS Lain/
Keluar RS
dengan
Ambulans atau
kendaraan
pribadi
(hal. 43)

Atas
pemintaan
sendiri
(hal. 49)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

No.

Tindakan

Perhatian

1.

Transfusi darah/ a. Informed consent


produk darah
persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi

2.

Code blue

3.

Terkait populasi
khusus

INSTALASI GAWAT DARURAT

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


Halaman
Penjelasan

Kriteria dan alur


pemanggilan TMRC

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

51 dan 66

64
63

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di


Instalasi Gawat Darurat

INSTALASI GAWAT DARURAT

No.

Topik

Halaman
Penjelasan

1.

International Patient Safety Goals/Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

4.

Second opinion

53

5.

Informed consent

51

6.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

7.

Penilaian dan tata laksana nyeri

69

8.

Kriteria dan alur pasien paliatif

71

9.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika


batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum,
ruang isolasi)

131

10.

Manajemen obat

91

11.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

12.

Indikator mutu dan keselamatan

127

13.

Tujuh kode darurat

141

14.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

144

15.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

16.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

17.

Standar Singkatan

155

18.

Penilaian Pra sedasi/Pra anestesi

81

19

Clinical Pathway/PPM/PPK

59

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Unit Rawat Jalan?

UNIT RAWAT JALAN

Pasien tiba di Poliklinik


30 Menit Pertama

1. Pasien telah diskrining oleh perawat (tanda vital, risiko


jatuh, skor nyeri)
2. Pasien baru: Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian
Formulir Pengkajian Awal Medis (hal. 55)
Pasien lama:
a. Pasien lama dan kunjungan terakhir <1 tahun: lakukan
pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dengan format
SOAP
b. Pasien baru/ idak berkunjung >1 tahun: lakukan
pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir
Pengkajian Awal Medis Rawat Jalan
3. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan) dan
menyertakan rekam medik pasien atau disertai dengan
Formulir Transfer Intra RS bila tidak dapat menyertakan
rekam medik saat mengkonsulkan pasien (hal. 42)
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien dan rencana tindak lanjut (hal. 111)
5. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (hal. 111)
6. Menulis resep manual atau elektronik (hal. 91)
7. Mengisi Profil/Summary Rawat Jalan (hal. 49)
8. Menjadwalkan waktu kontrol berikutnya dan
mengedukasi pasien untuk melakukan sistem perjanjian.
9. Jika pasien dianjurkan rawat inap dokter harus menjelaskan 3 hal :
a. Hasil pemeriksaan dan rencana perawatan
b. Target rawatan (outcome) yang diharapkan
c. Perkiraan biaya (dapat diminta bantuan ke pusat
informasi)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Transfer Pasien

UNIT RAWAT JALAN

Rawat Jalan

Ruang
Perawatan
Intensif
(hal. 13)
Ruang
Prosedur/
pemeriksaan
diagnostik
(hal. 21)

Rujuk ke
RS/ Faskes
lain
(hal. 43)

Ruang Isolasi

IGD
(hal. 1)

Rawat Inap
(hal. 9)

Pulang
(hal. 41)

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


No.

Tindakan

Perhatian

Halaman
Penjelasan

1.

Transfusi darah/ a. Informed consent


produk darah
persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/ produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi

51 dan 66

2.

Kemoterapi

51 dan 63

3.

Code blue

4.

Terkait populasi
khusus

Kriteria dan alur pemanggilan


TMRC

64
63

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Rawat Jalan
Topik

Halaman
Penjelasan

1.

International Patient Safety Goals/Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

4.

Second opinion

53

5.

Informed consent

51

6.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

7.

Penilaian dan tatalaksana nyeri

69

8.

Kriteria dan alur pasien paliatif

71

9.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika


batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)

131

10.

Manajemen obat

91

11.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

12.

Indikator mutu dan keselamatan

127

13.

Tujuh kode darurat

141

14.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

144

15.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

16.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

17.

Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/


tanpa memberitahu dokter

49

18.

Standar Singkatan

155

19

Clinical Pathway/PPM/PPK

59

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

UNIT RAWAT JALAN

No.

UNIT RAWAT JALAN

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Unit Rawat Inap?

UNIT RAWAT INAP

Pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap/


memenuhi kriteria pasien rawat inap
24 Jam pertama

1. Lakukan pemeriksaan pasien dan pengisian Formulir


Pengkajian Awal Medis (hal. 55)
2. Membuat Rencana Perawatan Pasien (care plan) awal 1x24
jam (hal. 60)
3. Menuliskan instruksi medis di Formulir Instruksi Medis
Farmakologis dan Non-Farmakologis termasuk instruksi
diet, aktivitas, pemeriksaan penunjang, dll (hal. 62)
4. Mengisi Formulir Konsultasi (jika diperlukan)
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
rencana perawatan pasien berdasarkan hasil penilaian dan
rencana perawatan pasien (Care Plan) yang telah disusun.
(hal. 111)
6. Mendokumentasikan bukti edukasi pada Formulir Informasi
dan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (hal. 111)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Setiap hari

UNIT RAWAT INAP

1. Melakukan follow up kondisi pasien setiap hari termasuk di


hari libur
2. Mendokumentasikan hasil follow up pasien dalam Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi
3. Melakukan serah terima pasien antar shift jaga
menggunakan metode SBAR (hal. 27)
4. Memerbaharui Rencana Perawatan Pasien (Care Plan)
sesuai jadwal atau perubahan kondisi/kebutuhan pasien (hal.
60)
5. Menyelenggarakan pertemuan multidisiplin dan multiprofesi pada kasus kompleks dan menuliskannya pada formulir
rencana perawatan pasien (Care Plan)
6. Memerbaharui Instruksi Medis Farmakologis dan NonFarmakologis (hal. 62)
7. Implementasi layanan kelompok risiko tinggi (hal. 63)
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
kondisi pasien dan rencana perawatan pasien berdasarkan
hasil penilaian dan rencana perawatan pasien yang telah
disusun (hal. 111)
9. Menuliskan resep pasien secara lengkap (elektronik maupun manual) (hal. 91)
10. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir
MESO (Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)

Persiapan pasien pulang

1. Dalam waktu 1x24 jam sebelum pasien pulang,


lengkapi Formulir Resume Medis (hal. 44) dan
Formulir Discharge Planning (hal. 60)
2. Edukasi pasien pulang (hal. 111)

10

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Transfer Pasien

Ruang Perawatan Intensif


(hal. 13)

Ruang Prosedur/
pemeriksaan
diagnostik
(hal. 11)

Ruang Isolasi

UNIT RAWAT INAP

Rawat Inap

Pindah RS Lain/
Keluar RS
menggunakan
ambulans atau
kendaraan
pribadi
(hal. 43)
Pulang

Sesuai anjuran
Tim Medis
(hal. 44)

Atas permintaan
sendiri
(hal. 49)

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


No

Tindakan

1.

Transfusi
darah/produk
darah

2.

Kemoterapi

3.

Code blue

4.

Terkait populasi
khusus

Perhatian
1. Informed consent
persetujuan pemberian
darah/produk darah
2. Prosedur pemberian darah/
produk darah
3. Formulir monitoring transfusi

Halaman
Penjelasan
51 dan 66

51 dan 63
Kriteria dan alur pemanggilan
TMRC

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

64
63

11

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Rawat Inap
No.

UNIT RAWAT INAP


12

Topik

Halaman
Penjelasan

1.

International Patient Safety Goals/Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

4.

Second opinion

5.

General consent

51

6.

Informed consent

52

7.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

8.

Penilaian dan tatalaksana nyeri

69

9.

Kriteria dan alur pasien paliatif

71

10.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika


batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)

131

11.

Manajemen obat

91

12.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

13.

Indikator mutu dan keselamatan

127

14.

Tujuh Kode darurat

141

15.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

144

16.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

17.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

18.

Discharge Planning

60

19.

Pasien yang meninggalkan perawatan dengan/


tanpa memberitahu dokter

49

20.

Standar Singkatan

155

21.

Kunjungan Pre anestesia/ Penilaian pra sedasi

81

22.

Clinical Pathway/PPM/PPK

59

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

UNIT PERAWATAN INTENSIF

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Unit Perawatan Intensif?
Rujukan RS Luar

IGD

Rawat Inap

Kamar Bedah

Memenuhi Kriteria Masuk ICU

Masuk dengan mendapat Persetujuan Kepala ICU


24 Jam pertama

1. Dengan Membawa kelengkapan:


a. Surat konsultasi dan persetujuan masuk ICU dan dokumen
lain terkait Rekam Medik,
b. Formulir Identitas Pasien Rawat Inap (IPRI) yang telah diisi
dan telah ditandatangani oleh pasien dan petugas admisi.
c. Formulir Informed Consent yang telah diisi dan ditangani
oleh pasien dan petugas medik dan para medik terkait.
2. Residen anestesi senior (PPDS Mandiri) melakukan asesmen
pasien dan membuat catatan pasien masuk serta melengkapi
Formulir Transfer
3. Membuat Flow Chart harian dan admission note.
4. Menetapkan status jaminan keuangan pasien (BPJS/Pribadi)
jika belum diketahui sebelumnya
5. Membuat resep dan memastikan obat/alkes sudah diberikan
sesuai instruksi
6. Berkolaborasi dalam pembuatan atau pembaharuan care plan
7. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan
mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi
Terintegrasi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

13

Setiap Hari

UNIT PERAWATAN INTENSIF

1. Asesmen harian pasien dan melengkapi Flow Chart harian


2. Membuat resep dan memastikan obat dan alkes diberikan sesuai
instruksi (hal. 91)
3. Update Rencana Pelayanan/Care Plan sesuai rencana dan atau
perkembangan pasien (hal. 60)
4. Melaporkan pasien kondisi sekarat ke semua konsulen yang
relevan kolaborasi dengan tim paliatif
5. Melakukan edukasi kepada pasien dan atau keluarga dan
mendokumentasikan dalam Formulir Informasi dan Edukasi
Terintegrasi (hal. 111)
6. Melaporkan kejadian efek samping obat dalam Formulir MESO
(Monitoring Efek Samping Obat) (hal. 93)

Transfer setelah memenuhi


Kriteria Keluar ICU

HCU

Meninggal

Buat Formulir
Transfer

1. Jika pasien meninggal dunia


dalam 24 jam karena prosedur
operasi atau anestesia
buat laporan
2. Semua kematian di ICU atau
pasca ICU (bila mungkin)
dikaji oleh konsulen
3. Dokter ICU membuat Resume
Medik dan surat keterangan
kematian

Rawat Inap

14

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


Tindakan

Perhatian

1.

Transfusi darah/ a. Informed consent


produk darah
persetujuan pemberian
darah/produk darah
b. Prosedur pemberian darah/
produk darah
c. Formulir monitoring transfusi

2.

Code blue

3.

Terkait populasi
khusus

Kriteria dan alur pemanggilan


TMRC

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Halaman
Penjelasan

UNIT PERAWATAN INTENSIF

No.

51 dan 66

64
63

15

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Perawatan Intensif

UNIT PERAWATAN INTENSIF


16

Halaman
Penjelasan

No.

Topik

1.

International Patient Safety Goals/Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

4.

Second opinion

53

5.

General consent

51

6.

Informed consent

51

7.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

8.

Penilaian dan tatalaksana nyeri

69

9.

Kriteria dan alur pasien paliatif

71

10.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan,


etika batuk, penggunaan APD, tertusuk
jarum, ruang isolasi)

131

11.

Manajemen obat

91

12.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

13.

Indikator mutu dan keselamatan

127

14.

Tujuh Kode darurat

141

15.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

1444

16.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

17.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

18.

Discharge Planning

60

19.

Standar Singkatan

155

20.

Clinical Pathway/ PPM/ PPK

59

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Rawat Jalan (Poli Anestesi untuk


penilaian pra anestesi)

UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Unit Layanan Bedah Rawat Sehari (One
Day Care)?
Rawat Inap

Pasien tiba di Ruang Prosedur/Bedah Sehari


Diterima oleh bagian pendaftaran
a. Pasien rawat jalan: akan diperiksa kelengkapan berkas dan
diberikan edukasi Hak dan Kewajiban pasien
b. Pasien rawat inap: akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan
berkas

Dimasukkan ke Ruang Persiapan

Diterima oleh Perawat dan Dokter


*Pasien rawat inap: Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer
Antar Ruang
Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap:
1. Memeriksa kondisi pasien
2. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi
3. Melakukan Edukasi Analgesia Pasca (Post) Operasi dan
pilihan terapi
4. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
5. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama
Perawat
6. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di
Formulir Checklist Keselamatan Operasi

Dipindahkan ke Kamar Operasi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

17

17

UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI

1. Dilakukan persiapan tindakan


2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh
verifikasi identitas pasien
3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan didokumentasikan
di Formulir Checklist Keselamatan Operasi
4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan
mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia
5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign
Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist
Keselamatan Operasi

Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih

1. Diterima oleh Dokter dan Perawat


2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam
Status Anestesia
3. Mengisi Formulir Laporan Operasi
4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS
5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (Disalin ke Formulir Instruksi
Medis jika pasien rawat inap)
6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana
perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir
Informasi dan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap

18

Mengisi formulir Transfer


Antar Ruang

Membuat Resume Medis

Pasien kembali ke ruangan

Pasien pulang

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

No.

Tindakan

Perhatian

1.

Transfusi darah/
produk darah

a. Informed consent
persetujuan pemberian
darah/ produk darah
b. Prosedur pemberian darah/
produk darah
c. Formulir monitoring transfusi

2.

Code blue

Kriteria dan alur pemanggilan


TMRC

3.

Terkait populasi
khusus

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


Halaman
Penjelasan
51 & 66

64
63

19

UNIT LAYANAN BEDAH RAWAT SEHARI

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di Unit
Layanan Bedah Rawat Sehari
No.

20

Topik

Halaman
Penjelasan

1.

International Patient Safety Goals/ Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

4.

Second opinion

53

5.

Informed consent

51

6.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

7.

Penilaian dan tatalaksana nyeri

69

8.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan, etika


batuk, penggunaan APD, tertusuk jarum, ruang
isolasi)

131

9.

Manajemen obat

91

10.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

11.

Indikator mutu dan keselamatan

127

12.

Tujuh Kode darurat

141

13.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

144

14.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

15.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

16.

Standar Singkatan

155

17.

Clinical Pathway/PPM/PPK

59

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Apa yang harus saya ketahui dan lakukan saat


bertugas di Kamar Operasi?

KAMAR OPERASI

Rawat Inap (sudah melalui penilaian pra-bedah dan


anestesi)

Pasien tiba di ruang operasi

Diterima oleh bagian pendaftaran dan dilakukan


pemeriksaan kelengkapan berkas

Dimasukkan ke Ruang Persiapan

Diterima oleh Perawat dan Dokter


1. Dokter/Perawat melengkapi Formulir Transfer Antar Ruang
2. Memeriksa kondisi pasien
3. Melengkapi Informed Consent Tindakan/Anestesi
4. Melakukan Edukasi Analgesia Post Operasi dan pilihan terapi
5. Mendokumentasikan bukti edukasi di Formulir Informasi dan
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
6. Melakukan dan mendokumentasikan Site Marking bersama
Perawat (jika belum dilakukan di rawat inap)
7. Melakukan prosedur Sign In dan mendokumentasikan di
Formulir Checklist Keselamatan Operasi

Dipindahkan ke Kamar Operasi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

21

KAMAR OPERASI

Di Kamar Operasi:
1. Dilakukan persiapan tindakan
2. Dokter Anestesi melakukan pembiusan dengan didahului oleh
verifikasi identitas pasien
3. Lakukan Time Out sebelum memulai insisi dan
didokumentasikan di Formulir Checklist Keselamatan Operasi.
4. Dokter Anestesi melakukan pemantauan selama operasi dan
mendokumentasikan dalam Formulir Status Anestesia
5. Sebelum pasien keluar dari ruang operasi lakukan proses Sign
Out dan dokumentasikan dalam Formulir Checklist
Keselamatan Operasi.

Pasien dipindahkan ke Ruang


Pulih

ICU
Diantar oleh dokter
anestesi

PICU
- Diantar oleh dokter
anestesi
- Dijemput oleh perawat
dari PICU

Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang


1. Diterima oleh Dokter dan Perawat
2. Dilakukan monitoring tanda vital dan didokumentasikan dalam
Status Anestesia
3. Mengisi Formulir Laporan Operasi
4. Discharge pasien berdasarkan kriteria ALDRETTE atau PADSS
5. Menuliskan instruksi Post Operasi di Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi dan tuliskan instruksi obat
pada Formulir Instruksi Medis Jika Pasien Rawat Inap)
6. Melakukan edukasi sebelum pasien pulang terkait rencana
perawatan berikutnya dan mendokumentasikan dalam Formulir
Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan/Rawat Inap
Mengisi Formulir Transfer Antar Ruang
Pasien kembali ke ruangan
22

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Proses perawatan lain yang mungkin diterima


Tindakan

1.

Transfusi darah/
produk darah

2.

Code blue

3.

Terkait populasi
khusus

Perhatian

a. Informed consent
persetujuan pemberian
darah/ produk darah
b. Prosedur pemberian
darah/ produk darah
c. Formulir monitoring
transfusi
Kriteria dan alur
pemanggilan TMRC

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Halaman
Penjelasan

51 dan 66

KAMAR OPERASI

No.

64
63

23

Hal lain yang wajib saya ketahui saat saya bertugas di


Kamar Operasi

KAMAR OPERASI
24

Halaman
Penjelasan

No.

Topik

1.

International Patient Safety Goals/ Sasaran


Keselamatan Pasien

25

2.

Prosedur Delayed Treatment

40

3.

Privasi pasien

51

5.

Informed consent

51

6.

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga

51

7.

Penilaian dan tatalaksana nyeri

69

8.

Pencegahan infeksi (kebersihan tangan,


etika batuk, penggunaan APD, tertusuk
jarum, ruang isolasi)

9.

Manajemen obat

10.

Laporan insiden (alur dan cara pelaporan)

121

11.

Indikator mutu dan keselamatan

127

12.

Tujuh kode darurat

141

13.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

144

14.

Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan


Beracun)

145

15.

Kelengkapan dan hal penting terkait rekam


medik

156

16.

Standar Singkatan

155

131

91

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)/


SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar

IPSG 1

Gunakan minimal dua identitas pasien:


1. Nama lengkap, dan
2. Tanggal lahir
Untuk pasien tidak dikenal gunakan sesuai
dengan jenis kelamin dan umur:
Tn./Ny./An./By. X 14001
Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Dua angka digit pertama merupakan
tahun pelayanan dilaksanakan
2. Tiga angka digit terakhir merupakan
nomor urut pasien tidak dikenal yang
dilayani pada tahun tersebut
Pasien diidentifikasi saat:
1. Pemberian obat,
2. Pemberian diet/makan pasien.
3. Pemberian transfusi darah dan produk
darah.
4. Pengambilan sampel darah atau
spesimen lain.
5. Melakukan prosedur/tindakan/operasi.
Label identitas standar terdiri atas 4
(empat) identitas yaitu:
1. Nama lengkap
2. Tanggal lahir
3. Nomor rekam medik
4. Jenis kelamin
Tn. Abdul Fathir

313.10.88

13 Februari 1972

Laki-laki

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

25

IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar


Identitas di formulir:

IPSG 1

NRM
:
Nama lengkap
:
Jenis kelamin
:
Tanggal lahir
:
(Tempelkan stiker pasien jika tersedia)

Identifikasi Pasien Berisiko:


1. Proses identifikasi pasien yang berisiko
alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate),
keterbatasan ekstremitas dan
pemasangan implan radioaktif.
2. Penanda risiko dipasang setelah pasien
dinyatakan berisiko atau terjadi
perubahan risiko pasien.
Penanda Risiko:
Klip Kuning
: Risiko jatuh
Klip Merah
: Risiko alergi
Klip Ungu
: DNR (Do Not
Resuscitate)
Klip Pink
: Keterbatasan
ekstremitas
Gelang Abu-abu : Terpasang implan
radioaktif
Pada pasien yang tidak dapat dipasang
gelang identitas/gelang risiko STIKER
berwarna yang ditempel pada halaman
depan status pasien.

26

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

IPSG 2. Tingkatkan Komunikasi Efektif

IPSG 2

Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan


yang melaporkan:
a. pasien dengan kondisi kritis.
b. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang.
c. pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus,
d. kondisi yang memerlukan monitoring ketat.
Menggunakan teknik SBAR (Situation - Background Assessment
Recommendation) dan mencatatnya di formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-telepon
TBaK Tulis Baca dan Konfirmasi.
Menuliskan pesan yang diterima di CPPT.
Pesan pemberian obat LASA/Look Alike Sound Alike, penerima
pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan
dengan mengeja nama obat per huruf.
Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK
diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal/per telepon.
Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam waktu 1 x 24
jam. Bila DPJP tidak dapat menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam,
karena ada hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter
yang didelegasikan sesuai ketentuan.

Komunikasi Serah Terima Pasien


Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar tenaga
kesehatan menggunakan teknik SBAR (Situation - Background
Assessment Recommendation)
(TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK INSTRUKSI OBAT HIGH ALERT)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

27

IPSG 2
Panduan Menjalankan Teknik SBAR

Situation/situasi

Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)


Masalah yang ingin disampaikan adalah: .
Tanda-tanda vital:
TD: /, Nadi: , Pernapasan: , dan Suhu:
Saya khawatir tentang:

Background/Latar Belakang

Status mental pasien:


Kulit/Ekstremitas:
Pasien memakai/tidak memakai oksigen

Assessment/Penilaian

Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakana apa masalah yang


anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis,
respirasi,
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita
harus melakukan sesuatu, Dok.

Recommendation/Rekomendasi

R
28

Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)


Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Jika ada perubahan tata laksana, tanyakan.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

IPSG 3. Tingkatkan Keamanan Obat High Alert

IPSG 3

Setiap satelit farmasi, ruang rawat,


poliklinik harus memiliki daftar obat high
alert dan panduan penanganan obat
high alert.
Rumah sakit membuat Daftar Obat
High Alert (terbarui tanggal 24
Desember 2014)
Obat Look Alike Sound Alike (LASA)
dikelola untuk mencegah terjadinya
kesalahan, dengan cara pemberian
label LASA dan penyimpanan dipisah
satu dengan yang lain.
Obat-obatan LASA jika diinstruksikan
secara verbal oleh Dokter, wajib dibaca
ulang dan dieja per huruf.
Elektrolit pekat (KCl 7,46% dan NaCL
3%) tidak boleh disimpan di ruang
perawatan kecuali di kamar operasi
jantung dan unit perawatan intensif
(ICU) dan ruangan yang boleh
menyimpan harus memastikan bahwa
elektrolit pekat disimpan di lokasi
dengan akses terbatas bagi petugas
yang diberi wewenang. Obat diberi
penandaan yang jelas berupa stiker
High Alert .

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

29

IPSG 4. Pastikan Benar Sisi, Benar Prosedur, Benar


Pasien Operasi
PROTOKOL UNIVERSAL:

IPSG 4

1. Penandaan lokasi operasi/prosedur


Dokter operator yang akan menjalankan tindakan melakukan
penandaan lokasi operasi/prosedur di ruang rawat dengan spidol
70 atau skin marker dengan melibatkan pasien.
Paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan.
Penandaan dengan memberi tulisan YA di lokasi insisi.
Jika operasi dilakukan pada daerah mukosa, penandaan
dilakukan pada gambar di rekam medik dan Formulir Catatan
Keperawatan Pra-Operasi

2. Verifikasi pra operasi/prosedur


Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur terhadap:
benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan benar
pasien
benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran,
peralatan dan imaging)
peralatan/implan yang dibutuhkan

3. Time Out
Seluruh anggota tim operasi/prosedur melakukan komunikasi

secara verbal dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat


sebelum mulai operasi/prosedur Checklist Keselamatan
Operasi/ Keselamatan Prosedur.

30

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

IPSG 5. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial

IPSG 5

Lima momen cuci tangan


1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

Enam langkah cuci tangan


Dengan handrub: 20 30 detik
Dengan air mengalir: 40 60 detik

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

31

IPSG 6. Menurunkan risiko pasien cedera akibat jatuh


Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien intensive care dinilai
berisiko tinggi jatuh dan ditatalaksana sesuai panduan.
Formulir Penilaian risiko jatuh:
1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun

IPSG 6
Total skor 7-11 : Risiko Rendah Untuk Jatuh
Total skor 12 : Risiko Tinggi Untuk Jatuh
Tatalaksana lihat hal 36
Skor Minimal : 7

32

Skor Maksimal : 23

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

IPSG 6

2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun

Tingkat Risiko:
Tidak berisiko bila skor 0-24
Risiko Rendah bila skor 25-50
Risiko Tinggi bila skor 51
Tatalaksana lihat hal 37

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

33

3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas

IPSG 6
Tingkat Risiko:

34

Risiko Rendah bila skor 1 -3 lakukan Intervensi Risiko


Rendah

Risiko Tinggi bila skor 4 lakukan Intervensi Risiko


Tinggi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

4. Modifikasi Get Up & Go Test: Pasien Poliklinik dan IGD


KOMPONEN PENILAIAN
A. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di
kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang
(sempoyongan / limbung)?

Ya

Tidak

Tidak berisiko

IPSG 6

B. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja


atau benda lain sebagai penopang saat akan
duduk?

: tidak ditemukan a dan b

Berisiko rendah : ditemukan a atau b


Berisiko tinggi : ditemukan a dan b
Tatalaksana lihat hal 36

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

35

Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Jalan

IPSG 6

Pasien Anak Usia < 12 Tahun:


Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh.
Pasien tidak dipakaikan pita kuning atau diberikan brosur
Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua petugas harus
waspada terhadap risiko jatuh pasien anak usia < 12 tahun.
Pasien Anak Usia 12 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:
Intervensi Jatuh Risiko Rendah: Edukasi dengan memberikan
brosur Edukasi Mencegah Jatuh.
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: Edukasi dengan memberikan
brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan memasang pita kuning
pada tangan pasien.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan pemasangan pita dan
pita dilepas setelah ke luar dari area RSCM.

Tata Laksana Pencegahan Jatuh Instalasi Gawat Darurat


Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua berisiko
tinggi jatuh. Semua intervensi risiko jatuh diterapkan pada semua
pasien anak.
Pasien Anak Usia 12 18 Tahun, Dewasa dan Usia Lanjut:
Intervensi Jatuh Risiko Rendah : Perawat melakukan edukasi
pada pasien dan keluarga dengan memasang papan edukasi
mencegah jatuh pada brankar pasien.
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
1. Edukasi memasang papan edukasi mencegah jatuh pada
brankar,
2. Memasang pita risiko jatuh warna kuning pada tangan
pasien
3. Memasang penanda risiko jatuh segitiga warna kuning pada
brankar pasien.

36

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat Inap


Tidak berisiko dan Risiko rendah:
Intervensi jatuh standar
Edukasi pasien dan keluarga pasang akrilik edukasi

IPSG 6

Lakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi


Risiko tinggi:
1. Pasang klip risiko jatuh.
2. Pasang segitiga jatuh
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Edukasi pasien dan keluarga pasang akrilik edukasi
5. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan pemasangan
penanda risiko.

Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan:


1.
2.
3.
4.

Pasien pasca operasi


Pasien pasca sedasi
Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi
Penambahan obat-obat sedatif (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/Diuretika, Narkotik.
5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik,
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin.
6. Penurunan kesadaran.
7. Pasien pasca jatuh.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

37

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

IPSG 6
38

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ACC/APK

ACCESS TO CARE AND CONTINUITY OF CARE


(ACC)/AKSES PELAYANAN KESEHATAN (APK)

Tiga Poin Edukasi Penting Sebelum Pasien Masuk Rawat Inap


Hasil pemeriksaan dan rencana tindakan terapi
Target perawatan (outcome): kondisi apa yang akan dicapai dan
berapa lama perawatan
Perkiraan biaya. Edukasi ini dapat dilakukan oleh petugas
administrasi di poliklinik (masing-masing unit kerja menyiapkan
daftar tarif untuk dapat diinformasikan)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

39

Prosedur Delayed Treatment (sebab dari dalam RS)


Ketika harus menunggu dalam waktu yang lama untuk mendapatkan
pelayanan diagnostik dan/atau perawatan yang sudah direncanakan
karena kondisi di RS buatkan daftar tunggu baru

ACC/APK

Pasien diinformasikan tentang:


1. adanya penundaan pelayanan
2. alasan penundaan
3. terkait penundaan atau waktu menunggu, diberitahu tentang
alternatif ketersediaannya.
Berlaku untuk rawat inap dan rawat jalan yang memerlukan
perawatan dan/atau layanan diagnostik; tidak berlaku untuk waktu
menunggu yang tidak terlalu lama seperti adanya keterlambatan
jadwal (behind schedule) dokter.
Informasi ini didokumentasikan pada medical record pasien di
Formulir Edukasi Terintegrasi.

Prosedur Delayed Treatment (sebab dari pasien) dan


Prosedur Pasien yang Menolak Pengobatan
Ketika pasien tidak mampu memenuhi rencana perawatan sesuai
kesepakatan karena berbagai kondisi
Bagi pasien atau keluarga yang tidak datang pengobatan di lingkup
rawat jalan/ruang tindakan/prosedur, maka perlu:
a. diketahui alasan ketidakhadiran (penolakan)
b. menginformasikan kepada pasien mengenai risiko dan
komplikasi serta segala konsekuensi yang akan terjadi jika
pasien menolak perawatan tersebut kepada pasien/ keluarga
pasien
c, menghubungi dokter keluarga (bila pasien/keluarga memilikinya)
dan menyampaikan tentang penolakan dan risiko, dan penyakit
infeksi, serta kondisi lain yang mengancam jiwa pasien dan
lingkungannya.
d. memberi kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya
dan mendapatkan penjelasan ulang
Informasi ini didokumentasikan pada rekam medik pasien di Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.

40

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Transfer Pasien

ACC/APK

Informasi yang diperlukan:


alasan dirawat,
temuan penting,
diagnosis,
prosedur yang sudah dilaksanakan,
obat,
kondisi pasien saat ditransfer.
Prosedur Transfer Pasien Antar Ruang :
1. Lakukan pemeriksaan tanda vital 30 menit sebelum pasien
ditransfer. Bila pasien dalam kondisi yang baik untuk transfer,
pasien dapat ditransfer ke tempat yang dituju
2. Selanjutnya dilakukan proses serah terima pasien ke pada
petugas penerima. Petugas penerima melakukan konfirmasi
kondisi pasien dengan melakukan pemeriksaan tanda vital
pasien. Selanjutnya proses serah terima dilakukan dengan
menandatangani formulir transfer.
3. Tiga puluh menit sebelum transfer kembali, kondisi pasien
harus diperiksa dan dicantumkan dalam formulir transfer yang
sama.
4. Memastikan seluruh bagian dalam formulir transfer tersebut
tertulis lengkap dan jelas tanpa singkatan.

Mohon perhatian:
Bagi DPJP yang merawat pasien di RSCM Kencana atau Ruang
Rawat VIP, pengisian formulir transfer HARUS dilakukan oleh DPJP
Utama.
Bila DPJP Utama berhalangan, dipersilakan untuk mendelegasikan
ke pada Dokter Jaga/Dokter Ruangan dengan selanjutnya memberikan tanda tangan konfirmasi terkait pendelegasian tugas tersebut.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

41

Formulir Transfer Antar Ruang

Dapat digunakan sebagai pengganti rekam medik bila tidak mungkin


disertakan. Dapat digunakan sebagai resume kondisi terakhir pasien sebelum
dipindahkan ke tempat lain

ACC/APK
42

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ACC/APK

Formulir Transfer ke Luar Rumah Sakit (Pengganti Resume


Medik)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

43

Resume Medik

Dibuat 1x24 sebelum pasien pulang

ACC/APK
44

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ACC/APK
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

45

Proses edukasi pasien yang akan dipulangkan berisikan:

ACC/APK

Cara aman dan efektif memberikan semua obat yang dibawa pasien
(tidak hanya obat yang dibawa ketika pulang) termasuk potensi efek
samping obat
Cara aman dan efektif penggunaan teknologi/alat medis
Interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya (termasuk obat
persediaan pasien) dengan makanan
Diet dan nutrisi, aktivitas, alat bantu, manajemen nyeri, dan rehabilitasi

Prosedur Pembuatan Resume Medik


1.

3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.

46

Pastikan kelengkapan pengisian resume medik mulai dari identitas


pasien, tanggal masuk dan keluar, ruang rawat terakhir, penanggung
pembayaran, dan diagnosis/masalah waktu masuk, dan asal rujukan
terisi dengan lengkap
Pastikan ringkasan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (diagnosis terpenting), hasil konsultasi terisi, jelas, dan
informatif (mudah diterima dan dipahami oleh Sejawat penerima)
Pastikan diagnosis utama dan diagnosis sekunder terisi lengkap sejak
awal pasien masuk (termasuk diagnosis dari Departemen lain) beserta
kodenya sesuai dengan koding ICD 10
Pastikan semua tindakan yang pernah diterima pasien sejak awal
perawatan (termasuk tindakan dari Departemen lain) terisi dengan
lengkap beserta kodenya sesuai dengan koding ICD 9 CM
Pastikan risiko jatuh, alergi (reaksi obat) dan efek samping
terinformasikan bila ada dan formulir pelaporan efek samping obat sudah
terisi
Tuliskan hasil laboratorium yang belum selesai (pending)
Pilih kondisi pasien saat pulang, apakah sembuh, pindah RS, pulang
atas permintaan sendiri, meninggal, atau lain-lain (tuliskan)
Pilih tempat dan alamat pasien pulang (rumah, panti, dinas sosial, atau
lain-lain (tuliskan)
Pilh ke mana pengobatan akan dilanjutkan apakah ke poliklinik RSCM,
RS Lain, Puskesmas, dokter luar, atau lain-lain (tuliskan dengan
lengkap). Bubuhkan pula tanggal kontrol, nama RS atau nama
Puskesmas tempat pasien kontrol.
Tuliskan daftar obat yang dibawa pasien pulang lengkap nama obat,
jumlah, dosis, frekuensi, dan cara pemberiannya.
Tuliskan instruksi perawatan lanjutan yang terdiri dari diet, aktivitas fisik,
penggunaan alat bantu, alat medis, dan lain-lain
Membubuhkan tanda tangan dan nama lengkap
Pastikan tulisan rapih dan terbaca serta tidak menggunakan singkatan
(terutama untuk diagnosis dan jenis tindakan)
Rekam Medik lengkap harus kembali ke Unit Rekam Medik dalam
1x24 jam.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ACC/APK

Formulir Discharge Planning

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

47

Formulir Discharge Planning (halaman 2)

ACC/APK
Prosedur Pembuatan Discharge Planning
Formulir Discharge Planning ditujukan untuk membantu semua

48

profesi memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan


informasi yang memadai yang diperlukan pasien untuk
melanjutkan proses perawatan setelah pasien selesai menjalani
perawatan.
Pengisian formulir Discharge Planning lengkap dilakukan oleh
perawat 1x24 jam sebelum pasien pulang.
Tahap 1 harus selesai diisi paling lambat 2x24 jam pertama
proses admisi pasien.
Tahap 2 - 4 diisi sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan
catatan yang dibuat oleh masing-masing profesi (dokter,
perawat, dietisien, farmasis) pada catatan perkembangan pasien
terintegrasi dan formulir Informasi dan Edukasi Terintegrasi.
Tabel serah terima memastikan dan menjamin perawat, pasien
dan keluarga telah menyelenggarakan proses serah terima yang
diperlukan.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Profil Rawat Jalan

Profil rawat jalan khusus ditujukan untuk pasien dengan


diagnostik dan tindakan-tindakan kompleks seperti Penyakit
Ginjal Kronik on HD, Kemoterapi, Radioterapi, dan Geriatri.
Pasien rawat jalan lainnya, formulirnya juga diisi oleh dokter dan
berisi:
tanggal pasien berkunjung hari tersebut
diagnosis pasien
menulis nama dokter DPJP atau pemeriksa
obat-obatan yang diberikan dan data klinis penting pasien
(riwayat rawat inap, dan prosedur bedah sejak kunjungan
terakhir)
pengisian kode ICD dalam formulir profil pasien rawat jalan
dilakukan oleh petugas Rekam Medis
menuliskan diagnosa dan tindakan, tidak boleh
menggunakan singkatan
Formulir profil pasien rawat jalan dimasukkan ke dalam file
Rekam Medis

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ACC/APK

49

ACC/APK

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

50

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PATIENT AND FAMILY RIGHTS (PFR)/


HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
Jenis Informed Consent yang berlaku di RSCM
Formulir

Keterangan

1.

General
Consent

Diberikan pada saat pasien akan masuk rawat inap


Berisikan:
a. Persetujuan Pasien dan Keluarga terkait tindakan
medik keseharaian ringan seperti pemasangan infus,
NGT, pengambilan darah untuk laboratorium,
pemeriksaan radiologi tanpa kontras, dll.
b. Persetujuan pasien bahwa perawatan akan
melibatkan peserta didik (kecuali RSCM Kencana)
c. Privasi dan kerahasiaan pasien

2.

Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.

3.

Tindakan
Kedokteran
Bedah

4.

Radiologi

5.

Kemoterapi

Untuk tindakan radiologi invasif dan atau menggunakan


kontras
Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali
dan diulang setiap siklus atau bila ada perubahan
kondisi

6.

Transplantasi Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan.


Untuk donor hidup juga dimintakan informed consent.

7.

Penelitian

Harus dilengkapi sebelum penelitian berjalan

8.

Transfusi
Darah
Penolakan
Tindakan

Dimintakan sebelum melakukan prosedur pertama kali.

9.

PFR/HPK

No.

Harus dilengkapi sebelum melakukan tindakan

Dimintakan jika pasien/keluarga menolak tindakan yang


direncanakan oleh tim medis.

Pengisian tidak boleh menggunakan singkatan


Pengisian menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/
keluarga
Saksi berasal dari pihak keluarga dan pihak RS. Jika tidak ada pengantar
pasien, kedua saksi boleh berasal dari RS, namun diberi keterangan
bahwa pasien tidak ada pengantar.
Dalam kondisi untuk Life Saving, Informed consent boleh tidak dilakukan.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

51

Tiga Jenis Tindakan dengan Perlakuan Informed Consent


yang Khusus:
Jenis

Pertama kali

Pengulangan

PFR/HPK

Sebelum melakukan
Hemodialisa tindakan pertama kali

6 (enam) bulan sekali atau


jika ada perubahan kondisi

Sebelum melakukan
Thalasemia tindakan pertama kali

6 (enam) bulan sekali atau


jika ada perubahan kondisi

Sebelum melakukan
tindakan pertama kali

Setiap siklus atau jika ada


perubahan kondisi pasien

Kemoterapi

Dokter atau Peserta Didik (sesuai kompetensi) wajib


memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
terkait:

52

Kondisi pasien
Rencana tatalaksana pasien termasuk obat-obatan
Nama staf yang akan melakukan tindakan dan DPJP Utama
Keuntungan dan kerugian
Alternatif
Angka keberhasilan
Masalah yang mungkin timbul selama masa pemulihan
Kemungkinan jika tidak dilakukan tindakan
Analgesia post-prosedur (jika ada)
Edukasi nyeri

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Pengertian:
Merupakan permintaan pasien dan atau keluarga untuk mendapatkan
pandangan yang lain terkait dengan masalah kesehatan, diagnosis,
rencana pemeriksaan, rencana tindakan dan pengobatan kepada
dokter lain.
Prosedur:
1. Pasien dan atau keluarga pasien menyampaikan permohonan baik
secara lisan maupun tertulis kepada DPJP yang merawat pasien
untuk meminta surat pengantar second opinion ke dokter lain baik
di dalam maupun di luar rumah sakit.
2. DPJP yang merawat pasien memberikan surat pengantar Second
Opinion kepada pasien dan keluarga untuk disampaikan kepada
dokter yang dituju.
3. Pasien dan keluarga mendapat hasil second opinion.
4. Pasien dan keluarga menyerahkan hasil second opinion kepada
DPJP yang merawat pasien.
5. DPJP yang merawat pasien berhak menerima atau menolak untuk
menggunakan pendapat dari dokter yang memberikan second
opinion dalam proses pengobatan yang diberikan kepada pasien.
6. Apabila DPJP menolak hasil second opinion, maka pasien berhak
untuk melanjutkan atau tidak proses perawatan dan pengobatan
dengan DPJP yang bersangkutan.
7. Apabila DPJP menerima hasil second opinion dan menggunakan
dalam pengobatan pasien maka segala risiko yang timbul atas
proses pengobatan menjadi tanggung jawab DPJP.
8. Hasil second opinion baik diterima maupun ditolak, salinannya
harus disimpan dalam Rekam Medik pasien.

PFR/HPK

Konsultasi Tentang Penyakit Yang Dialaminya Kepada


Dokter Lain (Second Opinion)

PFR/HPK

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

ASSESSMENT OF PATIENTS (AOP)/


ASESMEN PASIENT (AP)
Pengkajian Awal Medis

AOP/AP

1. Pasien rawat inap: harus dilengkapi dalam waktu 1x24 jam


2. Pasien rawat jalan: harus dilengkapi dalam waktu <2 jam
3. Pengkajian awal medis pasien rawat jalan dibuat ulang jika
pasien datang setelah tidak berobat selama 1 tahun atau lebih
4. Hasil pemeriksaan penunjang pasien rawat jalan yang berasal
dari luar rumah sakit bila waktunya kurang dari 30 hari masih
bisa dipergunakan kecuali bila status kesehatan dan kondisi
pasien berubah.
Pengkajian meliputi:
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat alergi
4. Riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya
5. Riwayat penyakit dalam keluarga.
6. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaan
7. Pemeriksaan fisik (termasuk anda vital)
8. Skrining nyeri, status fungsional, risiko jatuh, pengkajian kulit
9. Skrining gizi
10. Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi
9. Hasil laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya
10. Daftar diagnosis/masalah medik dan keperawatan
10. Rekonsiliasi Obat (Daftar obat yang dibawa pasien dari rumah/
dikonsumsi oleh pasien 1 bulan terakhir) RAWAT INAP
11. Perencanaan Perawatan Pasien/Care Plan RAWAT INAP
12. Kebutuhan perencanaan pulang (discharge planning) pada
pasien khusus di RAWAT INAP

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

55

Pengkajian Medis Lanjutan

AOP/AP

1. Untuk pasien rawat inap dan penanggung jawab pelayanan


(DPJP)/dokter:
a. dilakukan setiap hari oleh dokter yang ditunjuk untuk
merawat pasien (sesuai kompetensi) termasuk akhir pekan
dan hari libur
b. pasien sedang dalam penatalaksanaan pengobatan atau
tindakan kesehatan tertentu yang membutuhkan
pemantauan ketat
c. setiap ada perubahan kondisi pasien yang signifikan
2. Untuk pasien rawat jalan, dilakukan setiap kali kunjungan Pasien.
3. Hasil pengkajian ulang pasien didokumentasikan pada formulir
catatan perkembangan pasien terintegrasi. Pengkajian ulang
dilakukan dalam bentuk subyektif, obyektif, analisis, dan
perencanaan (SOAP).
Skrining untuk status nutrisi, kebutuhan fungsional dan kebutuhan
khusus lainnya dirujuk untuk dilakukan penilaian dan perawatan
lebih lanjut apabila diperlukan. Skrining merupakan langkah awal dari
proses asuhan gizi, yang hasilnya akan menentukan apakah perlu
atau tidaknya asesmen/pengkajian gizi lanjutan.

56

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Malnutrition Screening Tools


Parameter

2.

Skor

Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan


dalam 6 bulan terakhir?
a.

Tidak ada penurunan berat badan

b.

Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar

c.

Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut


1 5 kg

6 10 kg

11 15 kg

>15 kg

AOP/AP

1.

Apakah asupan makana berkurang karena tidak nafsu makan?


a.

Tidak

b.

Ya

0
1
Skor total

Pasien dengan diagnosis khusus: Ya

Tidak

(DM/gangguan fungsi tiroid/infeksi kronis/lain-lain sebutkan ...


)
(Bila skor 2 dan/atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus, dilakukan
pengkajian lanjut oleh dietisien)
Sudah dibaca dan diketahui oleh dietisien:

Ya, pukul .

Tidak

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

57

AOP/AP

Cara Menulis Preskripsi Diet


1. Bentuk Makanan: Biasa, Lunak, Saring, Cair
2. Jenis Diet:
Diabetes Melitus (DM)
Rendah Kalori (RK)
Rendah Garam (RG)
Rendah Protein (RP)
Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
Rendah Lemak
3. Jumlah Kebutuhan zat gizi yang diminta untuk penyakit tertentu
(DM, Ginjal, Obesitas, dll)
4. Jadwal pemberian makan
5. Cara pemberian makan oral, enteral, parenteral
6. Contoh preskripsi diet: lunak DM 1500 kalori 4 porsi
7. Ditulis pada rencana perawatan pasien (Care Plan) dan instruksi
medis.
Penentuan diet pada orang sakit
1. Harus dapat memenuhi kebutuhan minimal 80 %
2. Diet harus memertimbangkan kondisi penyakit
3. Diet memertimbangkan pola kebiasaan makan pasien
4. Apabila pasien dapat makan melalui mulut, berikan melalui
mulut/oral dan enteral
5. Pasien dan keluarga harus mendapat konseling diet (penjelasan
tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan serta bila
keluarga akan membawa makanan dari luar)
Kebutuhan Zat Gizi (Energi)
1. Penentuan kebutuhan energi tergantung kondisi penyakit pasien
2. Kebutuhan basal wanita 25 Kkal/Kg BB
3. Kebutuhan basal pria 30 Kkal/Kg BB
4. Kebutuhan energi total adalah kebutuhan basal dikoreksi dengan
faktor stres dan aktivitas
5. Penurunan kalori untuk obesitas 22 Kkal/kg Berat Badan Ideal
(cat.: fungsi ginjal dan hati baik)

58

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

CARE OF PATIENTS (COP)/


PELAYANAN PASIEN (PP)
Keseragaman Pelayanan

COP/PP

1. Kebijakan:
a. Akses pelayanan tidak bergantung pada kemampuan bayar
pasien.
b. Akses pelayanan tidak bergantung pada hari atau jam
tertentu
2. Clinical Pathway:
a. Lima Clinical pathway yang diukur oleh korporat (2015)
Total Hip Replacement
Sectio Cesaria
Community Aquired Pneumonia
VSD Closure
Acute Miocard Infarction
b. Tambahan satu dari masing-masing departemen (sesuai
kebijakan)
3. Panduan keseragaman pelayanan (buku panduan di masingmasing unit kerja dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik)
a. Intensive Care
b. Endoskopi
c. Kateterisasi Jantung
d. IGD dan IMET
e. Resusitasi
f. Hemodialisis
g. Transfusi darah
h. Kemoterapi
i. Radiasi
j. Pasien cacat
k. Paliatif/End of Life
l. Pelayanan Gizi
m. Pasien anak dan neonatus
n. Pasien usia lanjut
o. Ketergantungan obat dan alkohol
p. Restrain/Fiksasi Fisik

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

59

Rencana Perawatan Pasien/Care Plan dan Discharge Planning


1. Pertama kali dibuat dalam 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap
2.
3.

COP/PP

4.

bagian dari asesmen awal


Bersifat individual dan berdasarkan hasil asesmen pasien yang
dituangkan dalam daftar masalah/diagnosis
Dapat berfungsi sebagai media komunikasi rencana perawatan pasien
antar tenaga kesehatan (dokter, perawat, dietisien, dan farmasis) menggunakan bahasa umum
Untuk pasien dengan diagnosis tunggal tanpa penyulit dan telah memiliki
clinical pathway, maka lembar clinical pathway dapat dijadikan lampiran
care plan

Hal yang harus ada dalam Care Plan Terintegrasi:


1. Tanggal dan Jam Penulisan
2. Daftar Masalah/Diagnosis
3. Intervensi (Farmakologis dan Non Farmakologis)
Dituliskan jenis sediaan (bukan nama dan dosis obat contoh anti
hipertensi, anti diabetes oral), termasuk preskripsi diet secara umum
(contoh diet lunak 1800 kkal), aktivitas yang direncanakan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh semua profesi
3. Tujuan dan Keluaran (Outcome)
Dituliskan tujuan rencana intervensi dan target intervensi yang
diharapkan lengkap dengan perkiraan hari target tersebut tercapai (bila
memungkinkan)
4. Waktu Evaluasi
Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi tersebut
5. Tenaga Kesehatan
Diisi dengan nama, profesi, dan tanda tangan tenaga profesional yang
membuat rencana perawatan
6. Intervensi Lanjutan
Bila target intervensi tercapai, ditulis selesai. Pada pasien dengan
penyakit kronik yang telah terkontrol dengan intervensi dituliskan
terkontrol, tatalaksana dilanjutkan. Bila target belum tercapai, tuliskan
intervensi lanjutan
7. Waktu Evaluasi
Dituliskan tanggal evaluasi target intervensi lanjutan tersebut

60

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

COP/PP
Formulir Rencana Perawatan/Care Plan
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

61

COP/PP

Keseragaman Lokasi Penulisan Instruksi Medis


1. Instruksi medis pasien dituliskan di formulir Instruksi Medis
Farmakologis dan Instruksi Medis Non-Farmakologis oleh
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP Utama) atau
dokter yang diberi wewenang untuk mewakili DPJP Utama dalam
penulisan instruksi medis.
2. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium disertakan dalam
permintaan untuk kebutuhan interpretasi hasil (jika diperlukan)
3. Lembar hasil prosedur klinis, diagnosis serta perawatan yang
dilakukan didokumentasikan di Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi atau dilampirkan di dalam rekam medis pasien

62

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Perawatan Risiko Tinggi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Jenis perawatan
Pasien kegawat daruratan
(emergency patients)
Pasien pingsan/tidak sadar
(comatose patients)
Pasien dalam alat bantu
hidup
Perawatan pasien dengan
penyakit menular
Perawatan pasien dengan
daya tahan tubuh berkurang
Perawatan pasien yang
menerima perawatan dialisis
Perawatan pasien yang
dalam pengekangan fisik
(restraint)
Perawatan pasien yang
menerima kemoterapi
Perawatan terhadap populasi
pasien yang rentan, termasuk
pasien geriatri, anak-anak
dan pasien yang tidak bisa
membela dirinya sendiri atau
terlantar

Perhatian khusus

Masing-masing memiliki
buku panduan
pelayanan yang
dikeluarkan oleh Bidang
Pelayanan Medik
Setiap staf yang terlibat
dalam pelayanan
tersebut harus sudah
mendapatkan pelatihan
Keseragaman layanan
harus terjadi walaupun
lokasi pelayanan
berbeda (sesuai
panduan)

COP/PP

No.

Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien


Menggunakan instrumen: Nurse Early Warning Scoring System
(NEWSS)
Ditujukan untuk memantau adanya perubahan keadaan umum
pada pasien agar angka pemanggilan Code Blue berkurang
karena penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke
kondisi code blue.
Dilakukan secara terintegrasi dalam Lembar Observasi
Keperawatan
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

63

Pelayanan Resusitasi

COP/PP

1. Cara pengaktifan Code Blue


a. Hubungi melalui telepon internal ke nomor 8000
b. Sebutkan CODE BLUE*
c. Sebutkan nama pelapor dan jabatan*
d. Identifikasi pasien/korban (nama, jenis kelamin, umur/
perkiraan umum)*
e. Lokasi pasien/korban ditemukan*
f. Kriteria yang menyebabkan pemanggilan TMRC (henti
nafas, henti jantung)
* Wajib disebutkan

2. Sembari menunggu Tim Medis Reaksi Cepat datang


a. Pelapor memastikan keamanan lokasi untuk menolong
pasien/korban
b. Pelapor memanggil bantuan
c. Pelapor dan atau penolong lain melakukan Bantuan Hidup
Dasar
d. Pelapor dan atau penolong lain mengambil troli emergensi di
lokasi terdekat, memberikan suplementasi oksigen
3. Kriteria pemanggilan Code Blue
a. Dewasa

64

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

COP/PP

3. Kriteria pemanggilan Code Blue


b. Anak

3. Kriteria pemanggilan Code Blue


c. Bayi

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

65

Pengelolaan Transfusi Darah/Produk Darah


Alur Pelayanan Transfusi Darah/Produk Darah

COP/PP

Pasien butuh transfusi


darah/produk darah

Lakukan monitoring

Lakukan prosedur
informed consent

Mulai transfusi

Buat formulir permintaan darah

Identifikasi pasien dan


kesesuaian instruksi

Ambil darah jika sudah


tersedia

Periksa kantong darah

Dokumentasikan dalam
Rekam Medik

Formulir Permintaan Darah

66

Tulisan jelas pada 4 lembar (putih, merah, kuning dan biru)


Formulir pendukung: Emergency Cross
Apakah dilayangkan ke PMI atau di Unit Pelayanan Transfusi Darah

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Pengambilan darah & Pemeriksaan kantong darah

COP/PP

1. Jangan mengambil darah jika tidak akan ditransfusikan dalam 30


menit
2. Periksa:
a. Kesesuaian dalam formulir
Jenis dan volume darah yang diminta
Jenis dan volume darah yang diterima
Golongan darah
Nomor Stok Kantong Darah
Hasil pemeriksaan uji pra transfusi
Jam keluar dari bank darah
b. Verifikasi visual pada kantong darah

Monitoring Transfusi darah


Perhatikan:
1. keadaan umum
2. tanda vital
3. gejala dan tanda reaksi transfusi
15 menit
setelah transfusi dimulai

Sesaat sebelum mulai


transfusi

Saat Selesai
transfusi

4 jam setelah
selesai transfusi

Pada pasien rawat inap

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

67

COP/PP

Ketentuan Umum Transfusi Darah


Mulai transfusi dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari
Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)
Selesai dalam waktu maksimum 4 jam
Bila perlu, hangatkan dengan cara yang tepat
Gunakan blood set
Jangan dicampur dengan cairan lain selain NaCl 0,9%
Monitor pasien saat transfusi
Dokumentasi
Label darah terpasang saat transfusi

Dokumentasi pada label darah (Kembalikan ke UPTD)


Isian

68

Bila Ditransfusikan

Bila Tidak
Ditransfusi

Nama petugas yang


menransfusikan

Nama petugas yang


memasang transfusi

Tanda silang

Gejala reaksi transfusi

Tidak ada Reaksi atau


Ada Reaksi

N/A

Volume yang
ditransfusikan

Sesuai volume yang


ditransfusikan

N/A

Jam mulai transfusi

Sesuai jam mulai


transfusi

N/A

Jam selesai transfusi

Sesuai jam selesai


transfusi

N/A

Jam saat reaksi

Sesuai jam terjadi reaksi


transfusi

N/A

Petugas

Nama petugas saat


terjadi reaksi atau saat
transfusi selesai

N/A

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

COP/PP

Manajemen Nyeri
Skrining nyeri harus dilakukan pada semua pasien rawat inap
dan rawat jalan saat pasien mulai diberikan perawatan.
Skrining nyeri dilakukan oleh perawat (dan diverifikasi oleh
dokter)
Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien
Alternatif penatalaksanaan nyeri harus disampaikan kepada
pasien
Monitoring nyeri sesuai jenis obat yang diberikan
Obat oral 2 jam pasca pemberian;
Obat injeksi 1 jam setelah pemberian
Edukasi pasien dan keluarga dan dokumentasikan pada Formulir
Edukasi Terintegrasi

Instrumen dan Pemantauan Nyeri


Digunakan Pada

Nyeri
Ringan

Nyeri
Sedang

Nyeri
Berat

Asesmen Ulang

Setiap 8
jam

Setiap 2
Jam

Setiap 1
Jam

Behavioural Pain
Scale (BPS)

Pasien
tidak
sadar

1-5

6-8

Neonatal Infant
Pain Scale (NIPS)

Neonatus
0-28 hari

1-7

8 - 14

15

The Face, Legs,


28 hari
Activity, Cry,
Consolability Scale 1 tahun
(FLACC)

1-3

4-6

FACE Scale/Visual
Anak &
Analog Scale
dewasa
(VAS)

1-3

4-6

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

69

Fiksasi Fisik/Restrain

COP/PP

Pelaksana

Tenaga medis dan non-medis RS

Kompetensi

Sudah mendapat pelatihan fiksasi


Mengetahui tujuan, indikasi dan cara fiksasi

Proses

Lakukan proses informed consent lisan kepada


pasien dan keluarga
Dokumentasikan dalam rekam medik (Form
Edukasi Terintegrasi)

Pemantauan

Formulir pemantauan fiksasi fisik:


Pasien dipantau setiap 1 jam
Ikatan dilepaskan setiap 2 - 4 jam

Perlengkapan

Menggunakan alat dan bahan fiksasi yang tidak


mencederai pasien

Ketentuan Waktu Menjawab Konsul


Mengingat bahwa proses konsultasi antar disiplin sangatlah penting
dalam proses perawatan pasien, maka lama waktu yang
diperkenankan untuk menjawab konsul adalah:
untuk konsul CITO - harus dijawab dalam waktu < 60 menit
untuk konsul non CITO - harus dijawab dalam waktu < 6 jam

70

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Penapisan pasien palliative care


Kriteria: Silakan membuat skor bila anda akan menentukan apakah
pasien masuk kriteria paliatif
a. Kanker (metastatis/
rekuren)
b. PPOK lanjut
c. Stroke (dengan
penurunan fungsional
>50%)

Skoring
d. Penyakit ginjal kronis
e. Penyakit jantung berat:
CHF, CAD berat, CM
(LVEF <25%)
f. HIV/AIDS

Skor 2, tiap poin

d.

Skor 1, tiap poin

COP/PP

1. Penyakit Dasar

__________

2. Penyakit Komorbiditas
a. Penyakit hati kronis
b. Penyakit ginjal moderat

e.

Gagal jantung kongestif


Kondisi/komplikasi lain

__________

Skor spesifik di
3. Status Fungsional Pasien
bawah ini
Menggunakan status performa ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group)
Derajat Skala
___________
0

Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa


hambatan seperti sebelum ada penyakit

Skor 0

Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi


mampu berjalan dan dapat melakukan pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor
yang ringan
Dapat berjalan, dapat mengurus diri sendiri,
tetapi tidak dapat melakukan semua aktivitas
pada lebih dari 50% jam bangun

Skor 0

Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas,


lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat
tidur atau di kursi roda, lebih dari 50% jam
bangun..

Skor 2

Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian


besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat

Skor 3

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Skor 1

71

Penapisan pasien palliative care (lanjutan)


4. Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan
a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif

Skor 1 untuk tiap


kondisi
__________

COP/PP

b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak


melanjutkan terapi

__________

c. Nyeri tidak teratasi lebih dari 24 jam

__________

d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual


dan muntah)

__________

e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu


perhatian

__________

f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di


rumah sakit (lebih dari 1 kali/bulan untuk diagnosis
yang sama)

__________

g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama


dalam 30 hari

__________

h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang


bermakna

__________

i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan

__________

j. Memiliki prognosis yang jelek

__________

Petunjuk Skoring:

72

Skor Total 0 - 2

Tidak perlu intervensi paliatif

Skor total

=3

Observasi

Skor total

Perlu konsultasi paliatif

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Pelayanan Paliatif/End of Life


Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama
bukan Tim Paliatif

COP/PP

Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif


Penilaian oleh DPJP + Tim atau Koyanmas unit/
Departemen bahwa pasien masuk Kriteria Paliatif diusulkan untuk dikonsultasikan ke Tim Paliatif
Konsultasi ke Tim Paliatif
Asesmen
Memberi rekomendasi tata laksana gejala
dan keluhan fisik/psikis
Family meeting untuk menentukan goal of
care yang ingin dicapai
Evakuasi

Meninggal

Perbaikan (pasien bisa mencapai goal yang ditentukan). Pasien dikembalikan ke DPJP Utama
Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/
Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan
rumah pasien
Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal
yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk
perawatan paliatifnya
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

73

Alur Pelayanan Paliatif di RSCM


Model Penapisan Layanan Paliatif Pasien Konsultasi (Rawat Bersama) IGD/Rawat Inap/Ruang Rawat Intensif dengan DPJP Utama
berasal dari Tim Paliatif

COP/PP

Pasien di Unit GD/Ranap/Intensif


Penilaian oleh DPJP + Tim

Konsultasi ke Divisi/Departemen terkait

Asesmen
Memberi rekomendasi tata laksana gejala
dan keluhan fisik/psikis
Family meeting untuk menentukan goal of
care yang ingin dicapai
Evakuasi

Meninggal

Pasien pulang lalu dirujuk ke RSUD/Puskesmas/


Fasilitas pelayanan kesehaan yang terdekat dengan
rumah pasien
Tim memberikan keterangan tertulis tentang hal-hal
yang harus diperhatikan atau dilakukan untuk
perawatan paliatifnya

74

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

COP/PP

Catatan Medis Khusus Pasien Paliatif/End Of Life

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

75

Skala Identifikasi Gejala

COP/PP
Edmonton Symptom Assessment Graph

76

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Pelaporan Pasien Paliatif di Unit


Pasien Paliatif di Unit Rawat Inap/IGD/Intensif

COP/PP

DPJP atau Tim Paliatif melakukan pengisian


asesmen dan tatalaksana
Didata oleh nurse officer dalam formulir
pendataan pasien paliatif
Dikumpulkan tiap tgl. 5/bulan ke Koordinator
Pelayanan unit
Ka Unit melaporkan data ke Bidang Pelayanan
Medis tiap tgl. 10/ bulan

FORMAT PELAPORAN PASIEN PALIATIF RSCM


Ruang: IGD/Ranap/Intensif
No Nama Pasien No. Rekam
Medis

Diagnosis

LOS/Tanggal DPJP/Tim
mulai dirawat Paliatif

Tindak
Lanjut

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Keterangan
(Pulang Paksa/
Meninggal/
Rujuk Balik)

77

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

COP/PP
78

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ANESTHESIA AND SURGICAL CARE (ASC)/


PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
Klasifikasi Sedasi
Sedasi
Sedang

Respons
normal pada
stimulasi
verbal

Respons
bertujuan
pada
stimulasi
verbal atau
taktil

Respons
bertujuan
mengikuti
stimulasi
berulang
atau nyeri

Tidak dapat
dibangunkan
meskipun
dengan
stimulus
nyeri

Jalan napas Tidak


terpapar

Tidak ada
intervensi
yang
diminta

Intervensi
mungkin
diperlukan

Intervensi
seringkali
diperlukan

Ventilasi
spontan

Tidak
terpapar

Adekuat

Mungkin
tidak
adekuat

Seringkali
tidak
adekuat

Fungsi
kardiovaskular

Tidak
terpapar

Biasanya
terpelihara

Biasanya
terpelihara

Mungkin
terganggu

Responsivitas

Sedasi
Dalam

Anestesi
Umum

ASC/PAB

Sedasi
Minimal/

Parameter

Refleks menarik menjauhi stimulus nyeri tidak diperhitungkan sebagai


respons bertujuan

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

79

Daftar Lokasi Prosedur Sedasi:

ASC/PAB

RSCM Kencana; Endoskopi & Yasmin.


RSCM Kirana.
Gedung A.
PJT; CathLab.
MRI dan CT Scan.
Radioterapi.
Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC).
Ruang Prosedur Terpadu Departemen IPD
Departemen Anak; Rawat Jalan.
Gigi dan Mulut (khusus pedodontia)
Sedasi Ringan

Pelaksana

Dokter anestesi dan di Sedang: Dokter anestesi dan


luar anestesi
di luar anestesi
Dalam: Dokter Anestesi

Kompetensi

Memiliki sertifikat
pelatihan sedasi

Memiliki sertifikat pelatihan


dan kredensial dari Komite
Medik

Proses

Edukasi pasien dan


keluarga

Edukasi pasien dan keluarga


Informed consent
Sesuai prosedur sedasi
sedang dan dalam

Dokumentasi Digabung dengan


laporan prosedur/
tindakan

Informed Consent tindakan


sedasi

Monitoring

Setiap 5 Menit
Kriteria Discharge:
ALDRETTE dan PADSS

Peralatan
Medis

80

Sedasi Sedang - Dalam

Sesuai prosedur di
ruangan

Monitor

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Proses Pelayanan Sedasi

ASC/PAB

Penilaian pra sedasi dikerjakan dan didokumentasikan, mencakup:


a. identifikasi adanya masalah jalan nafas yang dapat memengaruhi
tipe sedasi yang akan dipilih
b. evaluasi pasien yang berisiko untuk kelayakan menjalani
prosedur sedasi
c. perencanaan jenis sedasi dan tingkat sedasi yang dibutuhkan
berdasarkan prosedur yang akan dilakukan
d. pelaksanaan sedasi yang aman
e. interpretasi temuan monitoring pasien selama prosedur sedasi
dan pemulihan.
PRA SEDASI
Kebijakan
1. Layanan sedasi
SOP
1. Layanan Sedasi
Dewasa.
2. Layanan Sedasi
Pediatri
Formulir
1. Formulir PraAnestesia/Sedasi.
2. Formulir Edukasi
tindakan Anestesia
dan Sedasi.
3. Formulir
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
4. Formulir Penolakan
Tindakan Kedokteran.

INTRA SEDASI
SOP
1. Pemantauan
Selama
Anestesia dan
Sedasi
Form:
1. Status Sedasi

PASCA SEDASI
SOP
1. Pengelolaan
pasien pasca
anestesia di
ruang pulih
Form:
1. Status Sedasi
2. Formulir
evaluasi pasien
pasca operatif di
rumah via
telepon.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

81

Alur Anestesia dan Sedasi


Tahap Pra-Anestesi/Pra-Sedasi
Perencanaan Tindakan dan Metode
Anestesia & Sedasi

ASC/PAB

Edukasi pasien dan Proses Informed


Consent
Kunjungan Pra-anestesia/Penilaian
Pra-Sedasi

Dokumentasi Informed
Consent dan hasil asesmen
di Rekam Medik

Evaluasi ulang perencanaan dan


Persiapan sedasi

Tahap Intra Anestesi/Sedasi


Evaluasi ulang kelengkapan
status pasien, obat-obatan,
peralatan anestesia,
monitoring pasien, troli
emergency dan peralatan
resusitasi

Dokumentasikan dalam
status anestesia dan Rekam
Medik

Persiapan pasien

Melakukan pemantauan
selama prosedur
berlangsung

Melakukan Proses Sign in


Penilaian pra-sedasi

82

Melakukan Prosedur Time


Out

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Tahap Pasca Anestesi/Sedasi

Nilai kembali tanda vital


pasien

ASC/PAB

Melakukan Prosedur Sign


Out
Edukasi pasien dan
keluarga instruksi post
anestesi/sedasi &
dokumentasikan

Pasien dipindahkan ke
ruang pulih
Lakukan pemantauan dan
dokumentasi kondisi pasien

Discharge pasien
berdasarkan kriteria
PADSS atau Aldrette Score

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

83

ASC/PAB
84

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ASC/PAB

FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

85

INFORMED CONSENT
Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran

ASC/PAB
DPJP & PPDS

86

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

ASC/PAB

INFORMED CONSENT
Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

87

Revised

ASC/PAB
Revised

Tuliskan/
Tempelkan nomor
register alat implan

88

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Lembar Edukasi Terintegrasi


Edukasi wajib terkait Anestesi dan Sedasi selain topik dalam lembar
edukasi dan informed consent adalah Analgesia Post Prosedur.
Dokumentasikan edukasi dalam Formulir Edukasi Terintegrasi

ASC/PAB

Laporan Pembedahan
Diagnosis pra dan pasca operasi
Nama operator dan asisten
Rincian prosedur yang dilakukan dan deskripsi setiap temuan
Komplikasi perioperasi
Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan
Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah yang ditransfusikan
Nomor register seluruh alat implan yang digunakan (dapat
berupa label alat implan yang ditempelkan)
Tanggal, jam, dan tandatangan dokter penanggungjawab.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

89

ASC/PAB

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

90

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

MEDICATION MANAGEMENT AND USE (MMU)/


MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

MMU/MPO

Penulisan Resep
Petugas yang berhak menulis resep adalah staf medik purna waktu,
dan dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang
bertugas dan mempunyai surat izin praktik (termasuk surat izin
praktik khusus untuk PPDS) di RSCM.
Tugas kita Pastikan Surat Ijin Praktik di RSCM masih berlaku dan
tersimpan dalam personal file

Kelengkapan penulisan resep


Resep manual harus dapat menunjukan:
identitas pasien secara lengkap dan tepat
identifikasi kerentanan alergi pada pasien
memerhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi
obat, dan reaksi alergi.
lembar resep berkop RSCM yang telah dibubuhi stempel
Departemen/Unit Pelayanan tempat pasien dirawat/berobat

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

91

MMU/MPO
92

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Membuat resep obat narkotika, kemoterapi, dan anestesi


dengan tepat dan lengkap

MMU/MPO

Di samping memiliki surat izin praktik yang masih berlaku di


RSCM
Direktur Utama menetapkan siapa saja yang dapat meresepkan
obat golongan narkotika, kemoterapi, anestesi untuk sedasi
Pastikan sertifikasi pelatihan yang sesuai tercantum dalam
personal file
Pastikan kompetensi yang sesuai tercantum dalam dokumen
clinical privilege.

Pembuatan laporan efek samping obat


Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping
obat adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat/poliklinik
Mencatat segala kemungkinan reaksi negatif pemakaian obat baik
yang telah diprediksi maupun yang masih dicurigai.
Setiap kali menemukan reaksi negatif dari pemakaian obat, dokter
HARUS segera menuliskan laporan efek samping obat dalam
formulir efek samping obat.
Menuliskan semua obat yang diberikan pada pasien (dalam kolom
obat) dan membubuhkan tanda silang (x) pada obat yang telah
diprediksi atau dicurigai sebagai obat penyebab.
Lakukan pengisian formulir secara lengkap dan kirimkan ke
Panitia Farmasi dan Terapi.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

93

MMU/MPO
94

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Sound Alike


Obat 1

Obat 2

Abbotic

Albothyl

Actoplatin 150

Actoplatin 450

Acyclovir

Retrovir

Acyclovir 200
mg

Acyclovir 400
mg

Albuvit

Aldazid

Aldactone 25
mg

Aldactone 100
mg

Alkeran

Alexan

Allopurinol
100 mg

Aloclair plus
gel

Allopurinol
300 mg
Aloclair plus
oral rinse
gargle

10

Amaryl

Reminyl

11

Aminofluid

Aminofusin

12

Aminovel

Aminoleban

13

Amitriptilin

Aminofilin

14

Amoksisilin

Ampisilin

15

Asam Fusidat

16

Asam
mefenamat

Asam Pipemidat
Asam
traneksamat

17

Ascardia

Arcoxia

18

Atenolol

Timolol

19

Atorsan

Ativan

20

Atorvastatin

Pravastatin

21

Avastin

Avaxim

22

Azithromycin

Eritrhomycin

23

Bactroban oint Bactroban


10 g
cream 10 g

24

Benoson

Obat 3

Obat 4

Obat 5

MMU/MPO

No
1

Gancyclovir

Aldacton

Anexate

Ampisilin

Beproson

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

95

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO
96

Obat 1

Obat 2

25

Berotec

Betaserc

26

Captopril

Carvedilol

27

Captopril 12,5
mg

Captopril 25
mg

28

Carbamazepin Karbimazol

29

Carboplatin

Cisplatin

30

Cardiosel

Cardiover

31

Cardura

Cordaron

32

Carnico

Kalmeco

33

Cavit D3

Cravit

34

Cedocard 5
mg

Cedocard
retard

35

Cefat

Cofact

36

Cefazolin

Cefadroxil

37

Cefoperazone

Cefoperazone
sulbactam

38

Cefrom

Sifrol

39

Cendo Tobro

Cendo Tobroson

40

Cendo Xitrol

Cendo Statrol

41

Ceradolan

Cordaron

42

Cernevit

Cervarix

43

Chlorpromazin

Chloramphenicol

44

Cholespar

Cholestat

45

Ciprofloxacin

Levofloxacin

46

Cisplatin 10

Cisplatin 50

47

Clindamycin
150 mg

Clindamycin
300 mg

48

Clonidin

Colchisin

49

Clozer 100 mg Clozer 25 mg

Obat 3

Obat 4

Obat 5

Becantex

Kendaron

Codein

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


Obat 1

Obat 2

50

Coditam

Cohistan

51

Combiflex peri

Nutriflex lipid
peri

52

Combiven

Combiflex

53

Crestor 10 mg

Crestor 20 mg

54

Cryptal 50 mg

Cryptal 200
mg

55

Cytogem 200
mg

Cytogem 1 g

56

Cytotex

Sotatic

57

Daktarin
diapers

Daktarin
cream

58

Dalfarol

Desferal

59

Daunorubicin

Doxorubicin

Dermasolon
cream
Diflucan 50
mg

Dermasolon
oint
Diflucan 150
mg

62

Dimenhidrinat

Difenhidramin

63

Diovan

Diprivan

64

Dopamin

Dobutamin

Doxorubicin
10
Durogesic
12,5 mcg

Doxorubicin
50
Durogesic 25
mcg

67

Eclid

Elkrip

68

Eclid 100 mg

Eclid 50 mg

69

Eloxatin 50

Eloxatin 100

70

Epinefrin

Efedrin

71

Eprex 2000

Eprex 4000

72

Esmeron

Esperson

73

Evion

Euphyllin

74

Femara

Farmalat

60
61

65
66

Obat 3

Obat 4

Obat 5

MMU/MPO

No

Durogesic 50
mcg

Eprex 10000

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

97

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO

Obat 1

Obat 2

75

Ferriz drop

Ferriz sirup

76

Flagyl 0,5

Flagyl 1

77

Flamicort

Pulmicort

78

Forres

Fosen

79

Fosmidex 1 g

Fosmidex 2 g

80
81

Glimepirid

83

Glimepiride 1
mg

Glimepiride 2
mg

84

Glipizid

Glicazid

85

Glucobay

Glucophage

86

Gluvas

Galvus

87

Haldol
Haloperidol
0,5 mg
Harnal D 0,2
mg
Herbesser 30
mg

Haldol Decanoas
Haloperidol
1,5 mg
Harnal OCAS
0,4 mg
Herbesser 90
mg

91

Hidroxizin

Hidroxyurea

92

Humulin

Humalog

93

Hytrin

Histrin

94

Hytrin 1 mg

Hytrin 2 mg

95

Imdur

Imuran

96

Indop

Inotrop

97

Inpepsa

Inerson

98

Isoptin

Isotic

99

Kaletra

Keppra

90

Glimepiride 3
mg

Glimepiride 4
mg

Obat 5

Gemzar 1 g

Glibenclamid

89

Obat 4

Gemtavis 1 g

82

88

98

Gemtavis 200
mg
Gemzar 200
mg

Obat 3

Haloperidol 5
mg
Herbesser CD
100 mg

Herbesser CD
200 mg

Herbesser CR
100

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


No

Obat 2

Obat 3

Kenalog

Kenacort

Keppra 250
mg
Ketoprofen 50
mg
Ketorolac 10
mg

Keppra 500
mg
Ketoprofen
100 mg
Ketorolac 30
mg

104

Kidmin

Ketamin

105

Kliran 4 mg

Kliran 8 mg

106

Lamictal

Lamisil

107

Lanzoprazol

Pantoprazol

108

Lesichol 300

Lesichol 600

109

Liphantyl 100
mg

Liphantyl 300
mg

110

Locoid

Lopid

111

Lodep

Lodem

112

Lodomer
injeksi

Lodomer
drops

113

Lofibra

Levitra

114

Losec

Lasix

115

Luverys

Lutenyl

116

Mediklin

Mediquin

117

Merron

Meylon

118

Mestinon

Merislon

Metformin 500
mg
Methylprednisolon 4 mg

Metformin 850
mg
Methylpredni- Methylprednisolon 8 mg
solon 16 mg

121

Metronidazol

Metformin

122

Midazolam 5

Midazolam 15

123

MST 10 mg

MST 15 mg

101
102
103

119
120

Obat 4

Obat 5

MMU/MPO

100

Obat 1

Liphantyl
Supra

Fentanyl

Meylon

Metrofusin

MST 30 mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

99

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)

MMU/MPO

No

Obat 1

124

Mycamine

Mikasin

125

Mycorine

Mytocin

126

Myfortic 180

Myfortic 360

127

Na Diklofenak
25 mg

Na Diklofenak
50 mg

128

Nasacort

Nasonec

129

Navoban

Foban

130

Nebacetin
powder

Nebacetin oint

131

Neupogen

132

Neurobion

133

Nifedipin

Nikardipin

134

Novorapid

Novomix

135

Ofloxacin

Ciprofloxacin

136

Olandoz 5 mg

137

Ondansetron
4 mg

Olandoz 10
mg
Ondansetron
8 mg

138

Opigran 1 ml

Opigran 3 ml

139

Ossoral 200

Ossoral 800

140

Osteocal

Ossoral

141

Oxaliplatin 50
mg

Oxaliplatin
100 mg

142

Perdipine

Pethidine

143

Picyn

Visine

144

Piridoxin

Piridostigmin

Piroxicam 10
mg
Plasbumin
20% 50 ml

Piroxicam 20
mg
Plasbumin
20% 100 ml

147

Plasmin

Plasbumin

148

Platosin 10

Platosin 50

145
146

100

Obat 2

Obat 3

Obat 4

Obat 5

NeoMinophagen
Neurobion
Forte
Nimodipin

Pehacain

Pantocain

Plasbumin
25% 50 ml

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


No

Obat 1

Obat 2

Obat 3

Polysilan

Praxilene

150

Primet

Primene

151

Profenid

Probenid

152

Propranolol 10 Propranolol 40
mg
mg

153

Ranitidin

Loratadin

154

Renalin

Renalyt

155

Rhinofed

Rinofer

Rifampicin
300
Salbutamol 2
mg
Salofalk 250
mg

Rifampicin
450
Salbutamol 4
mg
Salofalk 500
mg
Sandostatin
LAR

Rifampicin
600

Scantipid

156
157
158
159

Sandostatin

160

Scabimite

Scabicid

161

Sebivo

Stalevo

162

Sedacum 1
mg/ml

Sedacum 5
mg/ml

163

Sefepim

Sefiksim

164

Seloxy

Seloxy AA

165

Setrovel

Seroquel

166

Simvastatin
10 mg

Simvastatin
20 mg

167

Steryzime

Stelazine

168

Stomahesive
pasta

Stomahesive
powder

169

Surbex T

Surbex Z

170

Survanta

Sufenta

171

Sustanon

Synthocinon

172

Tamoxifen

Tamiflu

173

Tapros 3M

Tapros 3.75
mg

Obat 5

MMU/MPO

149

Obat 4

Seloken

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

101

Daftar Nama Obat Sound Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO
102

Obat 1

Obat 2

174

Targocid

Tazocin

175

Taxotere 20

Taxotere 80

176

Telfast OD
120 mg

177

Tenapril 5 mg

Telfast HD
180 mg
Tenapril 2,5
mg

178

Tenormin

Thiamin

179

Terramycin

Thiamycin

180

Thyrozol

Letrozol

181

Toradol

Tramadol

182

Tramal Retard Tramal Kapsul

183

Tranexid 5%

Tranexid 10%

184

Trental

Phental

185

Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg

186

Triatec 2,5 mg Triatec 5 mg

187

Urdafalk

Salofalk

188

Valesco 80
mg

Valesco 160
mg

189

Valtrex

Kalnex

190

V-Bloc 6,25
mg

V-Bloc 25 mg

191

Vinblastin

Vincristine

192

Vitacid

Vitazym

193

Xanax

Zantac

194

Zinkid

Zistic

195

Zocor

Zoloft

196

Zometa

Vometa

197

Zovirax

Zoladex

198

Zovirax

Zithromax

Obat 3

Obat 4

Obat 5

Pletaal

Vancep

Valtrex

Zithromax

Zyvox

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Look Alike

Bentuk
Sediaan
Inhalasi

Obat 1

Obat 2

Flixotide

Ventolin

Pulmicort
respules
0,25 mg
Symbicort
160

Pulmicort
respules 0,5
mg

Inhalasi

Inhalasi

Parenteral

Parenteral

Parenteral

Parenteral

Parenteral

Parenteral

10

Parenteral

11

Parenteral

12

Parenteral

13

Parenteral

14

Parenteral

15

Parenteral

Cravit 500

Cravit 750

16

Parenteral

D-40 Otsu

MgSO4 Otsu

Doxorubicin 10
Ecosol G5
(Glucose
5%)
Emthexate
5
Endoxan
200

Vinblastin
PCH
Ecosol G10
(Glucose
10%)
Emthexate
50

Farsix

Farbivent

17

Parenteral

18

Parenteral

19

Parenteral

20

Parenteral

21

Parenteral

Alinamin-F
Amikacin
125 mg/ml
Aminofluid
500 ml
Aminofusin
Hepar
Atracurium
25
Benzatin
1,2 jt unit
Cairan
Dianeal
1,5%
Carboplatin
Kalbe 150
mg
Catapres
0,15 mg/ml
Cefazolin 1
g
Cefotaxime
1g

Obat 3

Obat 4

Obat 5

MMU/MPO

No

Symbicort 80
Aminophylline 24 mg/ml
Amikacin
250 mg/ml
Aminofluid
1000 ml
Aminofusin L Comafusin
-600
Hepar
Atracurium
50
Benzatin 2,4
jt unit
Cairan
Dianeal 2,5%
Carboplatin
Kalbe 450
mg
Buscopan 20 Neostigmg/ml
mine
Ceftriaxone 1
g
Ceftriaxone 1
g

Endoxan 500

Endoxan 1
g

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

103

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO

Obat 1

Obat 2

Obat 3

Obat 4

Obat 5

Fluconazole 200
mg/100 ml
Fosmidex 1
g
Fraxiparine
3800 IU

Ciprofloxacin
200 mg/100
ml
Fosmidex 2
g
Fraxiparine
5700 IU
Otsu Salin
3%
Hemapo
10000

Paracetamol 1000
mg/100 ml

Levofloxacin 500
mg/100 ml

Aminostreril 6%

22

Parenteral

23

Parenteral

24

Parenteral

25

Parenteral

26

Parenteral

27

Parenteral

28

Parenteral

Humulin R

Humalog

29

Parenteral

Induxin

Pospargin

30

Parenteral

Inovad

Indop

31

Parenteral

Iopamiro
300 100 ml

Iopamiro 370
100 ml

32

Parenteral

KA-EN 3B

KA-EN 3A

33

Parenteral

KCl Premixed 25
mEq

34

Parenteral

KCl Premixed 12,5


mEq
Koate-DVI
NDC

35

Parenteral

Lasix

Novalgin

Lovenox
2000 IU
Meronem
500 mg
Meropenem 500
mg
Meropenem 500
mg
MgSO4
20% Inj.

Lovenox
4000 IU

Gelofusin
Hemapo
3000
Holoxan
500

Holoxan 1 g

Holoxan 2
g
Humalog
30/70

Otsu D10,
1/5 NS
KCl Premixed 50
mEq

Koate-DVI

36

Parenteral

37

Parenteral

38

Parenteral

39

Parenteral

40

Parenteral

41

Parenteral

Miacalcic

Sandostatin

Parenteral

Mikasin
250 mg

Mikasin 500
mg

42

104

Bentuk
Sediaan

Lovenox
6000 IU

Meronem 1 g
Meropenem
1g
Cefepim 500
mg
MgSO4 40%
Inj.

WFI

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


No

Bentuk
Sediaan

Obat 1

Obat 2

Novomix

Novorapid

Obat 3

43

Parenteral

44

Parenteral

45

Parenteral

46

Parenteral

Otsu-D40

47

Parenteral

Otsu-RD5

48

Parenteral

Pegasys
180 mcg

Otsu-D2,5,
1/2NS
Pegasys 135
mcg

49

Parenteral

Penicillin G

Streptomycin Polymixin

50

Parenteral

Phinev

Neo-K

51

Parenteral

Plasbumin
20% 50 ml

Plasbumin
25% 50 ml

52

Parenteral

Sibital

Lodomer

53

Parenteral

Sindaxel 100
mg/16.67 ml

54

Parenteral

Sindaxel
30 mg/5 ml
Solumedrol 500

55

Parenteral

Stesolid

Diazepam

Takelin 250
mg
Tracrium
2,5 ml

Takelin 500
mg
Tracrium 5
ml

Tramadol

Gentamisin

Tramal 50
mg
Tranexid
5%
Triofusin
1000

Tramal 100
mg
Tranexid
10%
Triofusin
1600

Triofusin E
1000

Vaxcel

Pycin

Zovirax

Vincristrin
1 mg
Wida D5 1/2 NS
Durogesic
12,5 mcg
Bisolvon
elixir

Vincristin 2
mg
Wida D5 1/4 NS
Durogesic 25
mcg
Bisolvon
solution

56

Parenteral

57

Parenteral

58

Parenteral

59

Parenteral

60

Parenteral

61

Parenteral

62

Parenteral

63

Parenteral

64

Parenteral

65

Patch

66

Sirup

Obat 5

Asering 5

MMU/MPO

Otsu
Manitol 20
Otsu-D10,
1/5NS

Obat 4

Ka-En 3A
Meylon

Phytomenadion

Phenobarbital

Zithromax

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

105

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO

Obat 1

Obat 2

Celestamine
Mucopect
15 mg/5 ml

Claritin 5
mg/5 ml
Mucopect 30
mg/5 ml

Obat 3

67

Sirup

68

Sirup

69

Sirup

NaOCl

Glycerin Dow

Borax
Glycerin

70

Sirup

Vometa
suspensi

Vometa drop

Vectrin

71

Sirup dan
kapsul

Codipront
sirup

Codipront
cum exp
sirup

Codipront
kapsul

Cygest 200

Cygest 400

Dulcolax 5
mg

Dulcolax 10
mg

72
73
74

106

Bentuk
Sediaan

Supositoria
Supositoria
Supositoria

75

Tablet

76

Tablet

77

Tablet

78

Tablet

79

Tablet

80

Tablet

81

Tablet

82

Tablet

83

Tablet

84

Tablet

85

Tablet

86

Tablet

87

Tablet

88

Tablet

89

Tablet

Obat 4

Obat 5

Flagyl 0,5 g Flagyl 1 g


Abilify 5 mg Abilify 10 mg
Acarbose
50 mg
Actos 15
mg
Adalat 5
mg
Alpentin
100 mg
Amaryl 1
mg
Amlodipin
5 mg
Aprovel
150 mg
Arcoxia 60
mg
Ascardia
80 mg

Acarbose
100 mg

Aspar

Aspar K

Ativan 0,5
mg
Baraclude
0,5 mg
Betaserc 8
mg
Blopress 8
mg

Actos 30 mg
Adalat 10 mg
Alpentin 300
mg
Amaryl 2 mg
Amlodipin 10
mg
Aprovel 300
mg
Arcoxia 90
Arcoxia
mg
120 mg
Ascardia 160
mg

Ativan 1 mg

Ativan 2
mg

Baraclude 1
mg
Betaserc 24
mg
Blopress 16
mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


Bentuk
Sediaan

90

Tablet

91

Tablet

92

Tablet

93

Tablet

94

Tablet

95

Tablet

96

Tablet

97

Tablet

98

Tablet

99

Tablet

100

Tablet

101

Tablet

102

Tablet

103

Tablet

104

Tablet

105

Serbuk

106

Tablet

107

Tablet

108

Tablet

109

Tablet

110

Kapsul

111

Tablet

Obat 1
Bonefos
400 mg
Bon-One
0,25 mcg
Candesartan 8 mg
Cataflam
25 mg
Catapres
75 mcg
Cefspan
100 mg
Celebrex
100 mg
Ciproxin
XR 500 mg
Codein 10
mg
Concor 2,5
mg
Depakote
ER 250 mg
Esilgan 1
mg
Ethambutol
250 mg
Famocid
20 mg
Fasorbid 5
mg
Fluimucyl
200 sachet
Gabexal
100 mg
Glucobay
50 mg
Glucophage
500 mg
Haloperidol
0,5 mg
Kalxetin 10
mg
Lamictal 50
mg

Obat 2

Obat 3

Obat 4

Obat 5

Bonefos 800
mg
Bon-One 0,5
mcg
Candesartan
16 mg
Cataflam 50
mg
Catapres
150 mcg
Cefspan 200
mg
Celebrex 200
mg
Ciproxin XR
1000 mg
Codein 15
Codein 20
mg
mg

MMU/MPO

No

Concor 5 mg
Depakote ER
500 mg
Esilgan 2 mg
Ethambutol
500 mg
Famocid 40
mg
Fasorbid 10
mg
Fluimucyl
100 sachet
pediatric
Gabexal 300
mg
Glucobay
100 mg
Glucophage
850 mg
Haloperidol
1,5 mg
Kalxetin 20
mg
Lamictal 100
mg

Glucophage
XR 500 mg
Haloperidol
5 mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

107

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


No

MMU/MPO
108

Bentuk
Sediaan

112

Tablet

113

Tablet

114

Tablet

115

Tablet

116

Tablet

117

Tablet

118

Tablet

119

Tablet

120

Tablet

121

Tablet

122

Tablet

123

Tablet

124

Tablet

125

Tablet

126

Tablet

127

Tablet

128

Tablet

129

Tablet

130

Tablet

131

Tablet

132

Tablet

133

Tablet

Obat 1
Lipitor 10
mg
Lyrica 50
mg
Mecobalamin 250
mcg
Medixon 4
mg
Medrol 4
mg
Meloxicam
7,5 mg
Micardis 40
mg
Movicox
7,5 mg
Neoral 25
mg
Nexium 20
mg
Nifedipine
10 mg
Noperten
10 mg
Noperten 5
mg
Norvask 5
mg
Ofloxacin
200 mg
Ondansetron
4 mg
Pantozol
20 mg
Pariet 10
mg
Pletaal 50
mg
Pradaxa 75
mg
Prograf 0,5
mg
Pronalges
50 mg

Obat 2

Obat 3

Obat 4

Obat 5

Lipitor 20 mg
Lyrica 75 mg

Lyrica 150
mg

Mecobalamin
500 mcg
Medixon 16
mg
Medrol 16
mg
Meloxicam
15 mg
Micardis 80
mg
Movicox 15
mg
Neoral 50
mg
Nexium 40
mg
Isosorbide
dinitrate 5
mg
Noperten 5
mg
Noperten 10
mg
Norvask 10
mg
Ofloxacin
400 mg

Neoral 100
mg
Furosemide 40
mg
Noperten
20 mg

Ondansetron
8 mg
Pantozol 40
mg
Pariet 20 mg
Pletaal 100
mg
Pradaxa 110
mg
Prograf 1 mg
Pronalges
100 mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Daftar Nama Obat Look Alike (lanjutan)


Bentuk
Sediaan

134

Tablet

135

Tablet

136

Tablet

137

Tablet

138

Tablet

139

Tablet

140

Tablet

141

Tablet

142

Tablet

143

Tablet

144

Tablet

145

Tablet

146

Tablet

147

Tablet

148

Tablet

149

Tablet

150

Tablet

151

Tablet

Obat 1

Obat 2

Prosogan
FD 15
Salofalk 250
mg
Sandimun
25 mg
Seroquel 25
mg
Sifrol 0,125
mg
Sifrol ER
0,75 mg
Spironolactone 25 mg
Stesolid 2
mg
Takelin 500
mg
Tanapress 5
mg
Tarivid 200
mg
Thyrozol 5
mg
Topamax 25
mg
Valdimex 5
mg
Vascuprax
100 mg
Vesicare 5
mg
Viagra 50
mg

Prosogan FD
30
Salofalk 500
mg
Sandimun 50
mg
Seroquel 200
mg
Sifrol 0,25
mg
Sifrol ER
0,375 mg
Spironolactone 100 mg
Stesolid 5
mg
Takelin 1000
mg
Tanapress
10 mg
Tarivid 400
mg
Thyrozol 10
mg
Topamax 50
mg
Merlopam 2
mg
Vascuprax
200 mg
Vesicare 10
mg
Viagra 100
mg

Zegase

Zegavit

Zistic 250
mg
Zyloric 100
mg

152

Tablet

153

Tablet

154

Tablet dan
Dulcolax
supositotablet
ria

Dulcolax
supositoria

155

Tetes
Mata

Cendo Fenikol 0,5%

Cendo
Fenikol 1%

156

Tetes
Mata

Cendo Floxa

Cendo
Natacen

Obat 3

Sandimun
100 mg
Seroquel
100 mg

Obat 4

Obat 5

MMU/MPO

No

Seroquel
300 mg

Zistic 500 mg
Zyloric 300
mg

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

109

MMU/MPO

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

110

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PATIENT AND FAMILY EDUCATION (PFE)/


PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

PFE/PPK

Hal-hal yang perlu dinilai sebelum memulai pemberian edukasi


pada pasien dan keluarga:
Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga
Kemampuan belajar
Formulir edukasi

Formulir Informasi dan Edukasi Pasien Rawat Jalan

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

111

Form Edukasi Pasien Rawat Inap

PFE/PPK
Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien
dengan Hambatan Bahasa Indonesia
Petugas kesehatan unit pelayanan di lingkungan RSCM
mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien/keluarga
Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah), RSCM memiliki
daftar tim penerjemah yang kompeten di bidang bahasa daerah dan
asing sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga
Petugas kesehatan unit pelayanan berkoordinasi dengan tim
edukasi (dokter, fisioterapi, perawat, apoteker, ahli gizi, dll) terkait
persiapan materi dan media yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan pasien/ keluarga (leaflet, brosur, standing banner,
audiovisual, dll).
Petugas PJ PKRS Unit pelayanan membuat laporan terkait edukasi
yang telah diberikan berupa: analisis data, kesimpulan dan rencana
tindak lanjut.

112

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada


Pasien dengan Hambatan Bahasa
Dokumen/Catatan

Keterangan

PFE/PPK

Aktivitas

MULAI
Petugas Kesehatan

Daftar Nama Penterjemah Bahasa

Melakukan identifikasi pasien


dengan kebutuhan bahasa

Ada tenaga
penterjemah di
unit pelayanan?

YA

TIDAK

Petugas Kesehatan
Berkoordinasi dengan perterjemah bahasa

Formulir Edukasi
Pasien dan Keluarga
Terintegrasi Rawat
Inap

Petugas Kesehatan
Melakukan persiapan edukasi
dengan tim edukasi terkait
Petugas Kesehatan

Formulir Edukasi
Pasien dan Keluarga
Terintegrasi Rawat
Jalan

Pelaksanaan edukasi
Petugas PJ PKRS
Membuat laporan hasil
edukasi
SELESAI

Daftar Nama Penterjemah Bahasa

Pelaksanaan
edukasi dilakukan
bersama dengan
tim edukasi
(dokter, fisioterapis, perawat,
apoteker, ahli gizi,
dll.)
Form: 154/rev02/
IPK/2015 dan
0167/rev02/
URJT/2015 dan
012/rev00/
IPK/2014/N

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

113

Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien


dengan Kebutuhan Khusus (Tuna Rungu dan Tuna Wicara)

PFE/PPK

Petugas Kesehatan melakukan identifikasi kebutuhan edukasi


pasien/keluarga
Bila tidak ada pendamping pasien (penerjemah) koordinasi dengan
Instalasi PKRS atau lembaga terkait, sesuai kebutuhan edukasi
pasien dengan kebutuhan khusus (tuna rungu dan tuna wicara)
Kontak:
Instalasi PKRS - telepon Internal 2907
Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati - Telepon: 021-8444274
3. Koordinasi dengan tim edukasi (dokter, fisioterapi, perawat,
apoteker, ahli gizi, dll) terkait persiapan materi dan media yang
akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga
(leaftlet, brosur, standding banner, audio visual, dll)
4. Penanggung Jawab PKRS Unit kerja atau kepala ruangan membuat laporan terkait edukasi yang telah diberikan berupa: analisa
data, kesimpulan dan rencana tindak lanjut

114

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Prosedur Pemberian Informasi dan Edukasi pada


Pasien dengan Hambatan Bahasa
Dokumen/Catatan

Keterangan

PFE/PPK

Aktivitas

MULAI
Petugas Kesehatan

Daftar Nama Penterjemah berkebutuhan


khusus

Melakukan identifikasi pasien


dengan kebutuhan khusus

Ada tenaga
pendamping di
unit pelayanan?

YA

PKS antara RSUPN


Dr. Cipto
Mangunkusumo
dengan Panti Sosial
Bina Rungu Wicara
Melati

TIDAK

Petugas Kesehatan

Kebutuhan khusus
(tuna rungu dan
tuna wicara)
Panti Sosial
Bina Rungu
Wicara Melati,
Tel. 0218444274
Suminah,
S.Sos, HP
085881170059

Berkoordinasi dengan lembaga terkait


Petugas Kesehatan
Melakukan persiapan edukasi
dengan tim edukasi terkait
Petugas Kesehatan
Pelaksanaan edukasi
Petugas PJ PKRS
Membuat laporan hasil
edukasi

Formulir Edukasi
Pasien dan Keluarga
Terintegrasi Rawat
Inap
Formulir Edukasi
Pasien dan Keluarga
Terintegrasi Rawat
Jalan

Pelaksanaan
edukasi dilakukan
bersama dengan
tim edukasi
(dokter, fisioterapis, perawat,
apoteker, ahli gizi,
dll.)

SELESAI

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

115

Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan


Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo
No

PFE/PPK

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

116

Nama

Mario

Bahasa
Daerah

Bahasa
Asing

Ambon

DR.Dr.Rubia
na, Sp.A (K)
Ns. Ni GP
Tuti Setiani,
Skep
Sari Hutapea
Duma Novalina, AMK
Suryati
Sihombing,
AMK
Merry Juwita,
AMK
Dinar
Hosiana,
AMK
Maya Meilanni, AMK
Mediana
Bangun, SKp
Lenni
Asmita, AMK
Nurmaemunah, AMK
Lancari

Bali

Eli Purwati,
S.Kep
Siti Nur
ekowati,
AMK

Unit Kerja

081807327473 PJT
Inggris

Bali

08159324297

PJT

081280569800 GEDUNG A

Batak

081383078449 PJT

Batak

081295227654 PJT

Batak

085717180813 PJT

Batak

02190609893

PJT

Batak

08126408332

KIRANA

Batak Karo

081316283122 PJT

Batak Karo

081398414538 GEDUNG A

Batak
Simalungun

081295464666 PJT

Batak Toba

081315889961 GEDUNG A

Batak Toba

Drg. Djamilah

Nomor Telepon

Bugis

081387175277 PJT
Inggris,
Tagalog
(Philipin)

0818980067

KENCANA

Jawa

081317003932 PJT

Jawa

081519310086 PJT

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan


Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nama

Narmi, AMK
Yuliaswati,
AMK
Sumarsih,
AMK
Dwi
Wahyuniati,
Skep
Supartini,
Skep
Erny
Imawaty,
AMK
Ns. Emi
Sulistyowati,
Skep
Ns. Sulastri,
Skep
Eti Sumartiyah, SKp
Nuri, AMK
Yustika
Novianti,
S.Si., Apt
Mertisa
Angra, AMK
Ns. Yelly
Febriani,
S.Kep
Ria Anicha
Shofia, AMK
Mira Diana,
AMK
Nurwasiah,
AMK

Bahasa
Daerah

Bahasa
Asing

Nomor Telepon

Unit Kerja

Jawa

081314656320 PJT

Jawa

081319798310 PJT

Jawa

081282109940 GEDUNG A

Jawa

085814169771 GEDUNG A

Jawa

087877271409 GEDUNG A

Jawa

081380707073 GEDUNG A

Jawa

0817164417

Jawa

GEDUNG A

087878058049 GEDUNG A

Jawa

08129813601

Jawa

081571026919
KIRANA
3

Jerman

08122302786

Lampung
Pesisir
Padang

PFE/PPK

No

KIRANA

GEDUNG A

081282338480 PJT
Inggris

081318732414 PJT

Padang

081384110481 PJT

Padang

081212868161 PJT

Padang

081318803761 GEDUNG A

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

117

Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan


Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

PFE/PPK

No

Nama

Bahasa
Daerah

33

Vera Anda
Lusiya, SKM

Padang

081244417548 GEDUNG A

34

Elma, AMK

Padang

081318168114 KIRANA

35

Naya, AMK

Palembang

085811213146 KIRANA

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

118

Sri Mulyani,
AMK
Nurlia
Agbayani,
AMK
Ns. Iin Muthmainnah,
S.Kep
Meta Pujawati, AMK
Tati Mulyati,
AMK
N Rohayati,
SST
Mimin
Mintarsih,
AMK
N Yayah,
AMK
Ns. Yeti,
Skep
Ns. Hepi
Suprianti,
Skep
Ns. Windawati, Skep
Ns. Dede
Suhartini,
Skep
Yati Hayati,
AMK

Bahasa
Asing

Nomor Telepon

Unit Kerja

Sunda

081385660565 PJT

Sunda

081316117442 PJT

Sunda

081383952300 PJT

Sunda

087878942259 PJT

Sunda

081387671817 GEDUNG A

Sunda

08129679182

Sunda

081310709372 GEDUNG A

Sunda

08174838190

Sunda

081319892727 GEDUNG A

Sunda

08128331065

Sunda

085881299658 GEDUNG A

Sunda

08151642014

Sunda

081318392163 GEDUNG A

GEDUNG A

GEDUNG A

KENCANA

GEDUNG A

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan


Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)

50
51
52
53
54
55
56
57
58

59

60
61
62
63
64

Misnanci,
SMIP
Ns. Neni
Triana, Skep
Ida Ivone,
AMK
Dhani, AMK
Ns. Yuni
Azizah,
S.Kep
Ns. Yudi
Elyas, S.Kep
Ns. Hendra
Firmansyah,
S.Kep
Ns. Rohmad
Widiyanto,
S.Kep
Catur Wulanningsari,
S.Kep
Ns. Yeane
Anastania,
Skep
Ns. Enny
Mulyatsih,
Mkep.,
Sp.KMB
Yunisar
Gultom,
SKp., MClN
Ns. Wahyu
KR, Skep
Ns. Elteria
Sianturi,
Skep
Ns. Dewi
Alfiani, Skep
Ns. Dina Ayu
C, Skep

Sunda

08121041962

GEDUNG A

Sunda

085693300583 GEDUNG A

Sunda

0811942041

GEDUNG A

Sunda

02196231566

KIRANA

Arab

081399939906
PJT
087888488869

Inggris

081316006831 PJT

Inggris

081282914792 PJT

Inggris

081548651501 PJT

Inggris

081318200592 PJT

Inggris

08158279843

GEDUNG A

Inggris

0811989613

GEDUNG A

Inggris

081319168925 GEDUNG A

Inggris

081229594333 GEDUNG A

Inggris

081382748421 GEDUNG A

Inggris

085710454672 GEDUNG A

Inggris

081225595862 KIRANA

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PFE/PPK

49

119

Nama-Nama Penerjemah/Narasumber bagi Pasien dengan


Hambatan Berbahasa Indonesia RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo (Lanjutan)
No

PFE/PPK

65
66
67
68

Fenny, AMK
Tri Utami
Wulandari
Sekar Dwi
Purnamasari
Ns. Hasna
Puri, Skep

Bahasa
Daerah

Bahasa
Asing

Nomor Telepon

Inggris

08128203932

Inggris

085780068535 KENCANA

Inggris

085692966662 KENCANA

Inggris

081315342012 KENCANA

Unit Kerja

KIRANA

69

Ns. Murdiono

Inggris

081315780027 KENCANA

70

Evel

Inggris

081387712725 KENCANA

71

Kristina
Marisani,
AMK

Inggris

085218184086 KENCANA

72

Ardi, AMK

Jepang

08564216006

Jepang

082123500052 KENCANA

Jepang

082170394446 KENCANA

73
74

120

Nama

Ns. Hevandri, Skep


Ns. Aprinaldi,
Skep

75

Rini, AMK

Jepang

76

Warti, AMK

Mandarin

08287622333

KENCANA

KENCANA

085876110303 KENCANA

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

QUALITY IMPROVEMENT AND PATIENT SAFETY


(QPS)/PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN (PMKP)

Definisi

Contoh

KPC Kondisi
Potensial
Cedera

Jenis Insiden

Kondisi/situasi yang sangat


berpotensi untuk menimbulkan
cedera tetapi belum terjadi
insiden

Defibrilator di ruang rawat


inap ditemukan rusak saat
pengecekan berkala

KNC Kejadian
Nyaris Cedera

Suatu insiden yang belum


sampai terpapar ke pasien/
pegawai

Transfusi darah yang


hampir diberikan kepada
pasien yang salah.

KTC Kejadian
Tidak Cedera

Insiden yang sudah terpapar ke Transfusi diberikan kepada


pasien/pegawai tetapi tidak
pasien yang salah namun
menimbulkan cedera
tidak terjadi cedera pada
pasien

KTD Kejadian
Tidak
Diharapkan

Insiden yang mengakibatkan


cedera pada pasien/pegawai

Transfusi diberikan kepada


pasien yang salah dan
pasien tersebut mengalami
reaksi transfusi.

Sentinel

Suatu kejadian tidak diantisipasi


yang dapat mengakibatkan
kematian atau suatu kejadian
yang mangakibatkan
kehilangan fungsi permanen
dan kejadian tersebut tidak
berhubungan dengan riwayat
alamiah penyakit yang
mendasari atau penyakit
penyerta. Kejadian sentinel
merupakan kejadian yang
membutuhkan investigasi dan
respons segera.

Transfusi diberikan kepada


pasien yang salah dan hal
tersebut menyebabkan
kematian pasien.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

QPS/PMKP

Jenis-Jenis Insiden Keselamatan Pasien

121

Jenis-Jenis Kejadian Sentinel

QPS/PMKP

1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun tidak terbatas


pada:
kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari (contohnya seperti kematian
karena infeksi pasca-operasi atau hospital-acquired pulmonary
embolism)
kematian janin cukup bulan
bunuh diri.
2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan
oleh penyakit pasien atau kondisi yang mendasarinya
3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi.
4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena transfusi
darah atau produk darah, atau penularan penyakit akibat
transplantasi organ atau jaringan yang terkontaminasi.
5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang
salah.
6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan
(yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau
pembunuhan pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran,
trainee, pengunjung, atau vendor ketika berada di lingkungan
rumah sakit.

122

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Matriks Penyusunan Tingkat Risiko

Insignifi
-cant
1

Minor
2

Moderate
3

Major
4

Catastrophic
5

Sangat Sering
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5

Moderate

Moderate

High

Extreme

Extreme

Sering terjadi
(Bebrp x /thn)
4

Moderate

Moderate

High

Extreme

Extreme

Mungkin terjadi
(1-2 thn/x)
3

Low

Moderate

High

Extreme

Extreme

Jarang terjadi
(2-5 thn/x)
2

Low

Low

Moderate

High

Extreme

Sangat jarang sekali


(>5 thn/x)
1

Low

Low

Moderate

High

Extreme

QPS/PMKP

Potential Consequences
Frekuensi/
Likelihood

Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Level

Frekuensi

Kejadian Aktual

Sangat Jarang

Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

Jarang

Dapat terjadi dalam 2 5 tahun

Mungkin

Dapat terjadi tiap 1 2 tahun

Sering

Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

Sangat Sering

Terjadi dalam minggu / bulan

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

123

Dampak Klinis/Konsekuensi/Keparahan
Level
1

Deskripsi

Contoh Deskripsi

Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

QPS/PMKP

Minor

Cedera ringan
Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama, kerugian keuangan sedang

Moderate

Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual secara
reversibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan

Major

Cedera luas/berat
Kehilangan fungsi utama (motorik, sensorik, psikologis, intelektual) permanen/
irreversibel, tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
Kerugian keuangan besar

Catastrophic

Kematian yang tidak berhubungan dengan


perjalanan penyakit yang mendasarinya

Tindakan Sesuai Tingkat dan Pita Risiko

Can be
managed
by procedure

124

Clinical Manager /
Lead Clinician
should assess the
consequences
againts cost of
treating the risk

Immediate
Detailed review &
review & action
urgent treatment
required at
should be underBoard level.
taken by senior
Director must be
management
informed

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

QPS/PMKP

Bagan Laporan Insiden

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

125

QPS/PMKP
126

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP

No.

IGD

Rajal

Ranap

Diagnostik

Prosedur

Intensif

Nama Indikator

Tingkat kepuasan pasien

Tingkat kepuasan peserta didik

Capaian indikator medik ekselen

% staf medik dengan kinerja


ekselen

% staf medik yg memiliki


kompetensi integratif dan
interdisipiliner (mengikuti
pendidikan dasar dokter klinik,
mempunyai sertifikat Good Clinical
Practice, pernah menangani kasus
medik sulit dan menerapkan
pembuatan careplan terintegrasi)

Audit kebersihan tangan petugas

Kesesuaian Penulisan Resep


dengan Formularium Nasional
(khusus pasien JKN)

Kepatuhan terhadap Clinical


Pathway (CP) - sesuai CP yang
diberlakukan

Medication Error

10

IDO (Infeksi Daerah Operasi)

11

ISK (Infeksi Saluran Kemih)

12

IAD (Infeksi Aliran Darah)

13

VAP (Ventilator Acquired


Pneumonia)

14

HAP (Human Aquired Pneumonia)

15

Persentase kasus rujukan yang


dirujuk balik

QPS/PMKP

Tempat Kerja

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

127

Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP


(lanjutan)
Tempat Kerja
No.

QPS/PMKP
128

Nama Indikator
IGD

Rajal

Ranap

Diagnostik

Prosedur

Intensif

16

% rujukan dari RS Binaan ke


RSCM-FKUI yang tidak tepat

17

Emergency Response Time

18

Waktu tunggu rawat jalan

19

Persentase DPJP utama dengan


care plan terintegrasi dengan target
terukur setelah pengkajian awal

20

Ketepatan diagnosis klinis sepsis


dengan hasil biakan darah

21

% kasus sulit yang berhasil


ditangani (survive atau meninggal
dengan kualitas yang baik)

22

Waktu tunggu operasi elektif

23

Persentase pengembalian rekam


medik lengkap dan tepat waktu
(1x24 jam) ke Unit Rekam Medik

24

Pengkajian awal medis dan


keperawatan dalam 1x24 jam

25

NDR (Nett Death Rate)

26

Kelengkapan re-assessment
pasien (SOAP) di CPPT pada hari
libur oleh dokter

27

Adult smoking cessation advice/


counseling given to patients who
had an AMI

28

Adult smoking cessation advice/


counseling given to patients who
had an HF

29

Pneumococcal vaccination

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Indikator-Indikator yang Perlu Diketahui oleh DPJP


(lanjutan)
Tempat Kerja
Nama Indikator
IGD

Rajal

Ranap

Diagnostik

Prosedur

30

Prophylastic antibiotics
discontinued within 24 hours after
surgery end-time-Hip Arthoplasty

31

Stroke Education

32

Persentase Pemeriksaan gula


darah 2 jam PP yang selesai di
bawah 8 jam

33

Kesesuaian hasil ekspertise PA


dengan penilaian peer group

34

Response time pemeriksaan


Radiologi/Laboratorium/
Mikrobiologi (Cito dan Reguler)

35

Ketepatan waktu penyampaian


hasil test kritis

36

Operasi bersih tanpa antibiotik


profilaksis

37

Penerapan keselamatan operasi

38

Dokumentasi penggunaan implan


sesuai SPO

39

Ketidaksesuaian diagnosis pra


dan pasca bedah

40

Desaturasi oksigen intra anestesi


atau sedasi (termasuk ruang
prosedur di rawat jalan)

41

Penerapan time out secara verbal


di ruang tindakan invasif

42

Kelengkapan Form Monitoring


(Status Anestesia) di Ruang
Operasi/Tindakan

Intensif

QPS/PMKP

No.

Selain indikator di atas, terdapat indikator khas departemen serta indikator


medik yang perlu diketahui oleh DPJP dari departemen masing-masing.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

129

QPS/PMKP

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

130

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PCI/PPI

PREVENTION AND CONTROL OF INFECTIONS (PCI)/


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

131

PCI/PPI
Prosedur Tertusuk Benda Tajam:
1. Lepaskan sarung tangan atau APD yang melindungi yang dipakai.
2. Cuci dengan air mengalir, tidak perlu ditekan-tekan.
3. Cuci dengan cairan desinfektan (sabun chlorhexidin) lakukan
sampai darah berhenti
4. Laporkan
Jika di dalam jam kerja, lapor ke Poli Pegawai
Jika di luar jam kerja, lapor ke IGD.

132

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PCI/PPI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

133

PCI/PPI
134

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PCI/PPI
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

135

PCI/PPI
136

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Prosedur Terpapar Cairan Infeksius

Segera basuh area pajanan dengan sabun dan air mengalir jika
mengenai mata atau mukosa lakukan pembilasan dengan air
bersih dan WFI (Water for Injection) selama 15 menit
Kulit yang tidak utuh Segera bersihkan dengan air mengalir
dengan menggunakan sabun antiseptik
Hidung segera bilas hidung dengan air mengalir.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

PCI/PPI

137

PCI/PPI
138

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular


Lewat Udara/Droplet Dari Unit Rawat Jalan Terpadu

Batuk

Tidak

Antrian
umum

Ya
Edukasi
Beri masker dan tissue

Pasien batuk 3 minggu


atau pasien TB yang
mendapat pengobatan
di bawah 2 minggu/
terputus obat

Ya
Layanan cepat dan terpisah
(dengan ventilasi bertekanan
negatif)

Poliklinik Paru (dengan ventilasi


bertekanan negatif)

Tidak

Antrian
umum

PCI/PPI

Identifikasi Pasien

Alur Tata Kelola Pasien Dengan Penyakit Infeksi Menular


Lewat Udara/Droplet Dari Instalasi Gawat Darurat
Identifikasi Pasien
Tidak

PCI/PPI

Batuk

Antrian
umum

Ya
Edukasi
Beri masker dan tissue

Pasien batuk 3 minggu


atau pasien TB yang
mendapat pengobatan di
bawah 2 minggu/terputus
obat

Tidak

Antrian
umum

Ya
Tidak

Emerging Disease

Surat permintaan R.
Isolasi di SPR &
catatan terintegrasi

Ya

Surat Rujukan Pindah

Rujuk ke:
1. RS Persahabatan
2. RS Sulianti Saroso

Pindah ruangan rawat isolasi

Tersedia

Tidak Tersedia

Pindah ke ruangan
rawat isolasi khusus
tekanan negatif

Pasien dirawat di
ruangan isolasi
Ventilasi Alami (cth.
area Psikiatri)

Keterangan

Situasi yang berpotensi mengancam


nyawa dan memerlukan respons dari
tim medis
Code Red Adanya api, asap,
(Kebakaran) atau bau benda
terbakar

Kode Darurat
Code Blue
(Kegawatda
ruratan
Medis)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Saat berusaha memadamkan api dengan


APAR:
P Pull (tarik/cabut pengaman APAR dalam
posisi jongkok dan lakkuan pengetesan
tekanan)
A Aim (arahkan ujung selang ke dasar api
dengan jarak 2,5 m)
S Squeeze (tekan tuas APAR)
S Sweep (kibas-kibas arah semprotan ke
dasar api, jangan melawan arah angin)

I Informasikan adanya Code


Red kepada pegawai lainnya
untuk meminta bantuan dan
utamakan keselamatan
pasien, batasi penyebaran api
dan asap jika fasilitas
memungkinkan
P Padamkan api menggunakan
peralatan yang efektif secepatnya, pastikan jalur keluar
bebas hambatan
E Evakuasi pasien dan
pengunjung menuju titik kmpul
jika api tidak dapat dipadamkan

FMS/MFK

Pusat
Komando
Security
dan Koordinator
Keadaan
Darurat
(KKD)
gedung
terkait

Jaga agar pasien tetap tenang


Periksa nadi dan pernapasan
Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) oleh
staf berkompeten bila diperlukan

Hubungi
Tim Medis
Reaksi
Cepat
(TMRC)

Respons Sekunder

Informasikan adanya kegawatdaruratan medis kepada Tim


medis Reaksi Cepat (TMRC)
untuk mengaktifkan

Respons Primer

KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM

FACILITY MANAGEMENT AND SAFETY (FMS)/


MANAJEMEN FASILITAS DAN KEAMANAN (MFK)

141

Bantu pihak kepolisian dan keamanan RSCM jika Pusat Kodiminta


mando SekuJika sasaran terlihat, jangan dihentikan sendiri,
riti
hubungi Pusat Komando Sekuriti dan laporkan
lokasi temuan

Lihat rencana evakuasi masing-masing gedung

Hubungi Pusat Komando Sekuriti


untuk mengaktifkan Code Pink
Informasikan adanya penculikan
bayi/anak kepada pegawai
lainnya dan penanggung jawab
(PJ) ruangan
Monitor seluruh pintu keluar
terhadap seluruh orang yang
akan meninggalkan rumah sakit
dengan bayi/anak

Evakuasi area secara horizontal/


vertikal
Evakuasi mulai dari yang dapat
berjalan, dengan kursi roda, lalu
dengan ranjang

Bayi/anak hilang
atau diculik

Tetap tinggal di
lokasi dapat
membahayakan
nyawa,
kesehatan, atau
keamanan

Code Purple
(Evakuasi)

Hubungi

Code Pink
(Penculikan
Bayi/Anak)

Respons Sekunder

Berusaha untuk mengurangi tingkat risiko/bahaya Pusat Kosecara verbal


mando Sekuriti

Respons Primer

Lindungi/pertahankan diri
sendiri
Hubungi Pusat Komando
Sekuriti untuk mengaktifkan
Code Grey

Keterangan

Situasi verbal/
fisik yang semakin berisiko
serta berbahaya

Kode Darurat
Code Grey
(Gangguan
Keamanan)

KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM

FMS/MFK

142

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

143

Code Black
(Ancaman
Bom)

Kode Darurat
Code
Green
(Gempa
Bumi)

FMS/MFK

Laporkan ke Koordinator Keadaan Darurat (KKD)


gedung untuk konsultasi dengan Kepolisian RI
sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi
penghuni gedung
Bertanya sebanyak mungkin kepada penelpon jika
menerima telepon ancaman/peringatan bom

Adanya informasi
ancaman bom
dan bendabenda yang
dicurigai dan
tidak dikenal

Hubungi Pusat Komando Sekuriti


untuk mengaktifkan Code Black
Jangan sentuh benda yang
dicurigai sebagai bom
Isolasi area/lokasi ancaman bom

Respons Sekunder
Berada dalam gedung tinggi: menuju tempat yang
aman sesuai dengan peta aman pada tiap lantai,
bagi pasien yang berada di tempat tidur tetap
berada di tempat tidur masing-masing
Berada di dalam lift: tekan tombol lift terdekat atau
semua tombol dan segera keluar jika pintu sudah
terbuka
Berada di luar gedung: segera mencari tempat
yang aman dari reruntuhan
Berada di dalam mobil: segera keluar dari mobil
Sedang mengendarai mobil: segera hentikan mobil
tetapi jangan hentikan mobil di atas jembatan

Respons Primer

Peristiwa adanya Menuju tempat yang aman,


gerakan bumi
jongkok, berliindung dan jangan
yang mengakiberlari
batkan adanya
guncangan oleh
faktor alam yang
dapat mengakibatkan timbulnya
korban jiwa,
kerusakan serta
dampak psikolgis

Keterangan

Hubungi

Pusat Komando Sekuriti dan


Koordinator
Keadaan
Darurat
(KKD) gedung terkait

KONDISI DARURAT DAN RESPONS DASAR YANG DILAKUKAN PEGAWAI RSUP Nasional CM

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pull
FMS/MFK

Tarik atau cabut pengaman APAR


dalam posisi jongkok
dan lakukan pengujian tekanan
APAR.

Aim
Arahkan ujung selang ke dasar api,
jaga jarak 2,5 meter dari api.

Squeeze
Tekan tuas APAR.

Sweep
Kibas-kibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin.

144

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

HAZMAT (Bahan Berbahaya dan Beracun - B3)


Ketentuan Penyimpanan B3 di Ruangan

Tidak dalam jumlah besar (sesuai kebutuhan 20 Liter)


Dalam kemasan kecil (maksimal 10 Liter)
Ketika memindahkan B3 ke wadah yang lebih kecil, wadah
tersebut harus diberi label sesuai sumbernya
Pastikan MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia di tempat
penyimpanan dalam bahasa Indonesia
Perhatikan suhu ruangan penyimpanan sesuai dengan sifat
bahan kimia yang disimpan
Bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dengan
bahan kimia yang mempunyai sifat pengoksidasi
Pasang rambu peringatan pada tempat penyimpanan B3
Tersedia alat pelindung diri (APD) dan fasilitas pertolongan
pertama
Tersedia fasilitas Spill Kit.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

FMS/MFK

145

Sifat Bahaya dan Simbol B3

FMS/MFK
146

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Penanganan Tumpahan Material Infeksius

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

FMS/MFK

1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll


2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala,
penutup sepatu, kaca mata google)
4. Batasi penyebaran tumpahan dengan tissue, kain lap
5. Bersihkan area tumpahan dengan cara:
a. Serap tumpahan dengan tissue/kain lap/sponge mop
b. Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan sekop dan
sikat sampai benar-benar bersih
c. Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke kantong
kuning
d. Dekontaminasi area tumpahan dengan desinfektan, biarkan
selama 2 menit kemudian keringkan dengan kain lap/tissue,
lalu buang ke kantong kuning
6. Lepaskan APD dan masukan ke dalam kantong kuning
7. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir
8. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan
kirim ke Unit K3RS.

147

Penanganan Tumpahan Merkuri

FMS/MFK

1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll


2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Lepaskan seluruh perhiasan yang menempel pada pergelangan
tangan
4. Gunakan APD (masker, sarung tangan, kaca mata google)
5. Bersihkan area tumpahan dengan cara:
a. Amati penyebaran tumpahan dengan senter
b. Kumpulkan butiran mercuri dan pecahan mercuri dengan
menggunakan 2 card board (satu dipegang dengan tangan
kiri dan satu lagi dipegang dengan tangan kanan) lalu
masukkan ke dalam tube
c. Masukan card board ke dalam plastik klip
d. Ambil syringe dan hisap mercuri dengan syringe
e. Masukan dengan hati-hati ke dalam tube, tutup tube rapatrapat dan masukan ke dalam plastik klip
f. Masukan syringe ke dalam plastik klip
g. Ambil sisa-sisa mercuri yang tidak tersedot oleh syringe
dengan menggunakan surgical tape
h. Masukan surgical tape ke dalam plastik klip
6. Lepaskan sarung tangan dan masker lalu masukan ke dalam
plastik klip
7. Lepaskan kaca mata google dan masukkan ke dalam plastik klip
bila terkena percikan merkuri
8. Tutup rapat plastik klip
9. Masukan plastik klip ke dalam plastik klip yang lainnya
10. Tutup rapat plastik klip, beri label LIMBAH MERKURI
11. Serahkan ke Unit Sanitasi dan Lingkungan
12. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir
13. Buat laporan dengan menggunakan formulir laporan insiden dan
kirim ke Unit K3RS.

148

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Penanganan Tumpahan Kimia

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

FMS/MFK

1. Amankan area tumpahan dengan floor sign, kursi, dll


2. Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan
3. Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup kepala,
penutup sepatu, kaca mata google)
4. Hentikan tumpahan dengan mengangkat kemasan bahan
berbahaya dan tutup segera tumpahan tersebut
5. Cegah tumpahan agar tidak menyebar, gunakan sponge atau kain
lap
6. Identifikasi jenis tumpahan dengan cara melihat label dan simbol
yang ada di kemasan bahan berbahaya
7. Bersihkan dan dekontaminasi/netralisasi area tumpahan dengan
cara:
a. Material asam/basa:
Serap tumpahan dengan bahan penyerap (sponge/kain
lap)
Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sikat sampai benar-benar bersih
Buang sponge/kain lap dan material tumpahan ke dalam
kantong coklat
Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
bersihkan dan keringkan dengan kain lap/tisu, lalu buang
ke dalam kantong coklat.
b. Material yang mudah terbakar:
Taburi area tumpahan dengan media penyerap seperti
pasir atau tanah
Matikan semua sumber api
Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sapu sampai benar-benar bersih
Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam
kantong coklat
Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu
buang ke dalam kantong coklat.

149

Penanganan Tumpahan Kimia (lanjutan)

FMS/MFK

c. Material berbentuk serbuk:


Basahi bahan penyerap (sponge/tisu/kain lap) dengan air
Tutupi area tumpahan dengan bahan penyerap basah
Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan
sekop dan sapu sampai benar-benar bersih
Buang bahan penyerap dan material tumpahan ke dalam
kantong coklat
Berikan sedikit air pada area tumpahan kemudian
bersihkan dan keringkan dengan kain majun/tisu, lalu
buang ke dalam kantong coklat
8. Lepaskan APD dan buang ke tempat sampah infeksius
9. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih
10. Buat laporan terjadinya tumpahan dengan menggunakan formulir
laporan insiden dan kirim ke Unit K3RS

150

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

STAFF QUALIFICATION AND EDUCATION (SQE)/


KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
Isi Minimal Personal File Dokter

SQE/KPS

1. Ijazah dan bukti verifikasi arsipnya


2. Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan bukti verifikasi
arsipnya
3. Surat izin praktik yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya
4. Sertifikat pelatihan terbaru dan bukti verifikasi arsipnya
5. Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut
6. Copy Clinical Privileges yang masih berlaku dan copy clinical
privileges sebelumnya (Dokumen asli ada di Komite Medik)
7. Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir.

Isi Minimal Personal File Peserta Didik


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Surat lamaran
Surat diterima sebagai PPDS
Copy sertifikat orientasi
Hasil pre dan post orientasi
Kompetensi
Kewenangan klinis
Copy Surat Tanda Registrasi
Copy Surat Izin Praktik
Surat Izin Mengerjakan Tugas Dokter
Bukti lulus tahapan PPDS
Sertifikat pelatihan yang menunjang keterampilan/kompetensi.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

151

KEWENANGAN KLINIS

SQE/KPS

Pengertian:
Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam
lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).
Prosedur:
Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada
Direktur RSCM dengan mengisi formulir daftar rincian
kewenangan klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan
dilengkapi bahan-bahan pendukung.
Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan
oleh Direktur RSCM kepada Komite Medik
Komite Medik melalui Sub Komite Kredensial akan melakukan
kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah diisi oleh pemohon
Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat
membentuk Panitia Ad-hoc dengan melibatkan mitra bestari
(peer) dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang
diminta berdasarkan buku putih (white paper).

Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi


dan cakupan praktik
Daftar rincian kewenangan klinis (Delineation of Clinical Privilege)
diperoleh dengan cara:
1. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta
masukan dari setiap kelompok staf medis
2. Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan
menggunakan daftar rincian kewenangan klinis
3. Mengkaji ulang kewenangan klinis bagi staf medis dilakukan
secara periodik
Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh Komite
Medik berdasarkan masukan dari Sub Komite Kredensial.

152

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

SQE/KPS

Kajian yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial meliputi :


1. Kompetensi:
Area kompetensi terutama kompetensi medis sesuai standar,
yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang
untuk itu;
Kognitif
Afektif
Psikomotor
2. Kompetensi fisik
3. Kompetensi mental/perilaku
4. Perilaku etis
Sub Komite Kredensial melakukan re-kredensial bagi setiap staf
medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment), dengan rekomendasi berupa kewenangan klinis yang bersangkutan:
1. dilanjutkan;
2. ditambah;
3. dikurangi;
4. dibekukan untuk waktu tertentu;
5. diubah/dimodifikasi;
6. diakhiri.
Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang
dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat
mengajukan permohonan kepada Komite Medik melalui Direktur
RSCM.
Sub Komite Kredensial akan mengkaji ulang daftar rincian
kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis dengan
memertimbangkan masukan dari Panitia Ad-hoc
Hasil pengkajian oleh Sub Komite Kredensial akan diajukan
kepada ke Komite Medik
Komite Medik memberikan rekomendasi kewenangan klinis staf
medis yang bersangkutan kepada Direktur
Direktur menerbitkan clinical appointment bagi staf medis yang
bersangkutan.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

153

SQE/KPS

Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi


kewenangan klinis:
1. Pendidikan
Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi atau
sekolah kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi
Menyelesaikan program pendidikan konsultan
2. Perijinan
Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan standar
profesi
Memiliki ijin praktik dari Dinas Kesehatan setempat yang
masih berlaku
3. Kegiatan penjagaan mutu profesi
Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya
Berpartisipasi aktif dalam evaluasi mutu klinis
4. Kualifikasi personal
Riwayat disiplin dan etik profesi
Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui
Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat
penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat
memengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien
Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan
Memiliki asuransi proteksi profesi
5. Pengalaman di bidang keprofesian
Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi
Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi.

154

Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis


(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh
Direktur RSCM.
Surat penugasan klinis untuk setiap staf medis memiliki masa
berlaku untuk periode tertentu.
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan klinis tersebut,
RSCM harus melakukan re-kredensial terhadap staf medis yang
bersangkutan.
Pencabutan, perubahan/modifikasi, dan pemberian kembali
kewenangan klinis dilakukan oleh Direktur RSCM.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

MANAGEMENT OF INFORMATION (MOI)/


MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

MOI/MKI

RSCM sudah meresmikan buku standar singkatan baru tahun 2014

Isi Buku Standar Singkatan Edisi 2 Tahun 2014


Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang tidak boleh
digunakan
Daftar singkatan, simbol, dan penulisan dosis yang digunakan
Daftar singkatan kode unit kerja
Daftar singkatan sebutan unit kerja.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

155

Kajian Kelengkapan Rekam Medik

MOI/MKI

156

kelengkapan dokumen
kelengkapan pengisian
kelengkapan identitas pasien (setiap lembar) dan nama unit kerja
kelengkapan tanda tangan petugas (DPJP, Perawat, Dietisien)
kelengkapan penulisan tanggal dan waktu
memastikan tulisan terbaca
memastikan koreksi tulisan dilakukan dengan cara yang benar
memastikan singkatan sesuai standar
memastikan kesesuaian penulisan instruksi
memastikan adanya verifikasi DPJP 1x24 jam.

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

MOI/MKI

Formulir Pengkajian Kelengkapan Rekam Medik oleh Unit


Kerja

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

157

MOI/MKI

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

158

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

HUMAN RESEARCH PROGRAM (HRP)


Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Dalam Institusi RSCMFKUI
Direktur Utama
Direktur Pengembangan
dan Pemasaran
Bagian Penelitian

1. Surat permohonan
penelitian
2. Proposal penelitian
3. Ethical clearance
4. Informed consent
5. CV tim peneliti
6. FC Sertifikat CUKB
7. MOU (bila dengan
sponsor)

HRP

Surat Masuk Penelitian

Verifikasi Kelengkapan
berkas dan telaah
1. Setuju dengan
perbaikan
2. Ditolak
Komite
Etik
Penelitian
Kesehatan
FKUIRSCM

Terjadi
perubahan
protokol/
proposal

Surat ijin penelitian ke


instansi/departemen
terkait

Ijin

Setuju Tanpa Perbaikan


Lahan Penelitian
1. Penelitian medis Memberikan daftar pasien untuk
diseleksi
2. Penelitian non-medis
Memberikan data sekunder
Pelaksanaan penelitian sesuai
proposal
Penelitian selesai
Menyerahkan hasil penelitian

Laporan selesai
pengambilan data

Surat keterangan
penelitian selesai
Hasil penelitian (hard dan
soft copy)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

159

Alur Prosedur Ijin Penelitian dari Luar Institusi RSCM-FKUI


Surat Masuk Penelitian
Direktur Utama

HRP

Direktur Pengembangan
dan Pemasaran
Bagian Penelitian

1. Surat permohonan
penelitian
2. Proposal penelitian
3. Ethical clearance
4. Informed consent
5. CV tim peneliti
6. Kopi Sertifikat CUKB
7. MOU (bila dengan
sponsor)
8. Bukti bayar administrasi

1. Verifikasi kelengkapan berkas & telaah


2. Surat permohonan
Pembimbing RSCM
Lahan penelitian
1. Setuju dengan
perbaikan
2. Ditolak
Komite
Etik
Penelitian
Kesehatan
FKUIRSCM

Terjadi
perubahan
protokol/
proposal

Ijin

Surat ijin penelitian ke


instansi/departemen
terkait

Setuju Tanpa Perbaikan


Lahan Penelitian
1. Penelitian medis Memberikan daftar pasien untuk
diseleksi
2. Penelitian non-medis
Memberikan data sekunder
Pelaksanaan penelitian sesuai
proposal
Penelitian selesai
Menyerahkan hasil penelitian

160

Surat permohonan Pembimbing RSCM

Laporan selesai
pengambilan data

Surat keterangan
penelitian selesai
Hasil penelitian (hard dan
soft copy)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Proses Uji Klinis di FKUI-RSCM

Kolaborasi

Sudah lolos ethical clearance


YA

HRP

Clinical Research

MRU

TIDAK

CRSU

ORK

ADA

TIDAK

CRSU

ORK

Monitoring
Selesai

Keterangan:
MRU: Medical Research Unit
CRSU: Clinical Research Supporting Unit
ORK: Organisasi Riset Kontrak
Bagian Penelitian: Bagian dari CRSU dan MRU
CUKB: Cara Uji Klinik yang Baik

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

161

Pelaporan Severe Adverse Effect (SAE) Penelitian


Subyek mengalami SAE di rumah

HRP

Pasien dirujuk ke Rumah Sakit/Poliklinik/IGD terdekat dengan tempat


tinggalnya

Peneliti Mengobservasi subyek serta berkoordinasi dengan tenaga


medis yang menangani subyek

Peneliti utama wajib melaporkan seluruh SAE yang terjadi selama


penelitian khususnya dalam uji klinik ke sponsor dalam waktu 1 x 24
jam sejak pertama kali diketahui.
Laporan juga disampaikan ke Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUIRSCM dan Organisasi Riset Kontrak (bila ada), Badan POM dengan
tembusan kepada Komite Mutu, Keselamatan, dan Kinerja RSCM.

Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengkaji dan menelaah

Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM mengeluarkan surat


rekomendasi untuk melindungi keselamatan subyek lainnya yang ditujukan kepada peneliti dengan tembusan kepada
Direktur Utama RSCM

Direktur Utama RSCM mengeluarkan surat keputusan penangguhan


atau pencabutan ijin lokasi sesuai keputusan Komite Etik Penelitian
Kesehatan FKUI-RSCM apabila penelitian harus dihentikan

162

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Alur Pemberian Kompensasi Pasien Penelitian


Pasien Penelitian mengalami KTD

HRP

Melapor ke peneliti

Penanganan segera KTD yang dialami

Pasien puas?

Puas

Tidak puas

Peneliti melapor ke Komite Etik Penelitian


Kesehatan RSCM-FKUI dan Sponsor

Peneliti dengan Sponsor

Kompensasi ditanggung
oleh sponsor

Apabila sponsor lalai, RS


meminta pendapat dari
Komite Etik Penelitian
Kesehatan RSCM-FKUI

Peneliti tanpa Sponsor

Peneliti dari
RSCM-FKUI

Peneliti non
RSCM-FKUI

Kompensasi
oleh RSCMFKUI

Kompensasi
oleh institusi
asal

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

163

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

HRP
164

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Medical Professional Education (MPE)

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

MPE

Apa yang wajib diketahui Peserta Didik?


1. Metode supervisi seperti apa yang dibutuhkan ketika anda
memeriksa pasien dan menulis instruksi untuk pasien?
2. Bagaimana metode supervisi berubah mengikuti kemajuan
perkembangan program pendidikan anda?
3. Bagaimana anda tahu siapa yang seharusnya memberikan
supervisi terhadap anda?
4. Bagaimana anda tahu aktivitas dan prosedur seperti apa yang
diperolehkan untuk anda mengerjakan sendiri, dan mana yang
memerlukan supervisi?
5. Bagaimana anda berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien RS?
6. Apa yang anda ketahui tentang Internasional Patient Safety Goals/
Sasaran Keselamatan Pasien?

165

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

MPE
166

RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai