Anda di halaman 1dari 63

Macam-macam Pukulan Dalam Pencak silat

Pengertian Pukulan
Pengertian Pukulan dalam pencak silat adalah Serangan yang dilakukan dengan menggunakan
tangan kosong sebagai komponennya. Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat
dalam pencak silat boleh digunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan
untuk diserang dalam upaya memperoleh angka.
Macam-macam Pukulan Dalam Pencak Silat
Dalam pertandingan pencak silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan
depan, pukulan sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkar. Untuk lebih jelasnya
mengenai macam-macam pukulan dalam pencak silat akan saya jelaskan sebagai berikut.

Pukulan Depan

Pukulan depan adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Untuk mencapai
hasil yang optimal dapat dilakukan dengan dibantu oleh pergerakan bahu dan putaran pinggang
yang mendukung untuk pemindahan berat badan kebagian depan tangan yang menyerang.
Pukulan dapat dilaksanakan dalam dua sikap tubuh yang berbeda, yaitu pukulan depan dengan
posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar dengan posisi kaki yang berada di depan,
dan pukulan depan dengan posisi tangan yang tidak sejajar dengan kaki depan.

Pukulan Sangkal/Bandul

Pukulan sangkar/bandul adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan ditekuk 90 derajat.
Lintasan tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki
yang bervariasi, baik dengan posisi kaki depan sejajar dengan tangan yang dipergunakan untuk
menyerang atau tidak.

Pukulan Melingkar

Pukulan melingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah
samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat. Untuk hasil yang optimal
dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan pergerakan bahu dan pinggang yang
searah dengan arah pukulan. Karena hal ini dapat menambah bobot pukulan dengan
adanya dorongan berat badan pesilat ke tangannya.

Pukulan Samping

Pukulan samping adalah pukulan yang arahnya ke samping tubuh pesilat, dengan menggunakan
punggung tangan. Lintasan pukulan dari samping tubuh ke arah luar tubuh pesilat.

4 Sikap pasang dalam pencak silat


1. sikap pasang 1 dengan cara berdiri tegak dan tangan lurus.

2. sikap pasang 2 denagn cara berdiri tegap dan tanagn berada pada masing-masing
pinggang dan menepal.

3. sikap pasang 3 dengan cara berdiri tegap dan tangan dikepal diangkat setinggi bahu.

4. sikap pasang 4 dengan cara berdiri tegap dan tangan terbuka. rapat membentuk silang
dihadapan wajah.

Kuda-kuda pada pencak silat


kuda-kuda adalah teknik yang memperhatikan sikap dari kedua kaki dalam keadaan statis. teknik
ini digunakan untuk mendukung sikap pasang pencak silat. kuda-kuda juga dipergunakan
sebagai latihan dasar pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki.
Macam-macam kuda-kuda
1. kuda-kuda depan
adalah Kuda-kuda depan yakni kuda-kuda dengan sikap salah satu kaki berada di
depansedangkan kaki lainnya di belakang dan berat badan ditopang oleh kaki depan.Posisi
keduatelapak kaki membentuk sudut + 30 derajat.

2. kuda-kuda belakang
yakni kuda-kuda dengan sikap salah salah kaki berada di depan,sedangkan kaki lainnya
berada di belakang dan berat badan sepenuhnya ditopang oleh kaki belakang. Posisi telapak kaki
depan lurus dan telapak kaki belakang membentuk sudut + 60derajat.

kuda-kuda belakang (tampak sisi kanan), kuda-kuda belakang (tampak sisi kiri), kuda-kuda
belakang (tampak sisi depan)
3. kuda kuda tengah

yakni kuda-kuda dengan sikap kedua kaki melebar sejajar dengan bahudan berat badan
ditopang secara merata oleh kedua kaki, dapat juga dilakukan dengan posisiserong. Posisi kedua
telapak kaki serong membentuk sudut + 30 derajat.

Kuda-kuda tengah (tampak depan), kuda-kuda tengah (tampak samping), kuda-kuda tengah
(tampak depan)
4. Kuda-kuda samping
yakni kuda-kuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan
ditopang oleh salah satu kaki yang menekuk. Posisi ke dua telapak kakisejajar membentuk sudut
+ 30 derajat
5. kuda-kuda samping depan
yakni kuda-kuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar denagn tubuh dan berat badan
ditopang oleh kaki yang berada didepan.

6. kuda-kuda samping belakang


yakni kuda-kuda denagn posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan
ditopang oleh kaki yang berada dibelakang.

Pola langkah
1. pola lurus

dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda tengah dimulai dengan kaki kiri melangkahcara
melangkah geseran denagn pola langkah lurus.mulai bergerak kaki kiri lurus berhenti dititik 1,
kaki kanan melewati titik 1, berhenti dititik 2, geser kaki mkiri melewati titik 2, dan seterusnya.
2. pola ziq zaq
salah satu kuda-kuda diambil contohnya kuda-kuda tengah. pertama kaki kiri melangkah
kedepan dengan bergeser kaki kiri yang didepannya itu agak kekirinya juga. dan kemudian kaki
belakang ditarik denagn arah ziq zaq ke kaki kiri denagn kaki kanan yang dibekalang menginjit
dan kaki kanan itu dilangkah kan kekanan dengan bergeser, dan seterusnya diulangi.
3. pola segitiga
diambil dari kuda-kuda tengah, contoh :
a. posisi pertama dilakukan dengan sikap pasang silat.
b. kemudian kaki kiri ditrik bergeser ke arah kaki kanan.
c.lalu dilanjutkan kearah depan atau titik tengah arah depan.
d. ditarik kembali ke arah kaki kanan kearah semula.
e. dan seterusnya, kaki kanan yang ditarik dengan bergeser ke arah kaki kiri.
f. dan dilanjutkan kaki kanan itu kearah depan bagian titik tengah, lalu ditarik kembali kearah
semula.

1.
2.
3.
4.
5.

4.Pola Langkah Huruf U


Contoh kuda-kuda yang diambil,kuda-kuda tengah
Pasang sikap pasang silat
Kaki kiri digeser kearah kaki kanan dan dilanjutkan kearah depan sejajar
Dan dikembalikan kearah semula
Kaki kanan digeserkan kearah kaki kiri dan dilanjutkan kerah depan sejajar,
Dan dilakukan dengan mengeser mundur kearah tempat berdiri semula

5. 5. Pola Langkah Segi Empat


Dengan salah satu kuda-kuda yang dipakai,yaitu kuda-kuda tengah
1. Dengan sikap pasang silat
2. Kaki kiri ditarik dengan menggeser kearah kaki kanan
3. Kemudian kaki kiri itu digeser kearah depan sejajar
4. Lalu kaki kanan ditarik kearah kaki kiri dan diratik kearah yang lurus,yaitu membentuk kuda
-kuda tengah dari arah depan
5. Selanjutnya kaki kiri di tarik kearah kaki kanan dan di langkahkan kerah depan dengan sejajar,
berarti kaki kanan berda dibelakang kaki kiri
6. Dan kaki kanan ditarik kearah kaki kiri,lalu menggeserkan kearah samping kanan, dengan
membentuk kuda-kuda tengah arah depan, dan kembali arah semula
6. 6. Pola Lnhgkah Huruf S
Dengan salah satu kuda-kuda , yaitu kuda-kuda tengah

1.
2.
3.
4.
5.

Kaki kiri ditarik dengan mengeser kearah kaki kanan,lalu dilanjutkan kearah depan dengan
sejajar,
Kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri menggeserkan kaki kearah kaki kiri,dan lanjut
menggeserkan ke samping dengan membentuk kuda-kuda tengah menghadap depan
Dan kemudian kaki kiri ditarik kearah kaki kanan dan dilanjutkan menggeser kearah depan yaitu
arah kiri ,
Kaki kanan itu ditarik kearah kaki kiri dan dilangkahkan kekanan sejajar bahu
Dan untuk kembali ketitik awal atau sikap awal(mundur), lakukan seperti langkah maju
Pukulan Dalam Pencak Silat

1. Lurus
Pukulan dengan salah satu tangan memukul kearah depan, sasaran yaitu dada si lawan. Dan
tangan satunya lagi menutup arah point, yaitu sasaran perut keatas

2. Bandul

Mengayunkan tangan salah satunya berbentuk kepalan kearah sasaran ulu hati, dan tangan yang
satu lagi tetap menutup arah sasaran lawan ke dia.

3.Tegak
sasarnnya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan (lawan yang dengan kita yang saling
berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah kiri yang menjadi sasaran ,

4.Melingkar
Sasarannya adalah pinggang lawan

D.Tendangan Dalam Pencak Silat


1. Tendangan lurus kedepan yaitu dengan hentakan telapak kaki sejajar dengan bahu

2. Tendangan melingkar yaitu dengan hentakan punggung kaki

3. Tendangan berbentuk huruf T yaitu dengan tendangan samping menggunakan hentakan


telapak kaki

Tangkisan Dalam Pencak Silat

1. Tangkisan dalam
Tangkisan dari luar ke dalam sejajar dengan bahu

2. Tangkisan luar
Tangkisan dari dalam ke luar sejajar dengan bahu

3. Tangkisan atas
Tangkisan dari bawah ke atas, untuk melindungi kepala dari serangan

4. Tangkisan bawah
Tangkisan dari atas kebawah

Dasar Pencak Silat


BAB I
PENDAHULUAN

Selama pelatihan anda akan mempelajari tentang apa, bagaimana dan mengapa pencak silat itu penting bagi
kehidupan kita. Bersamaan dengan itu anda akan menemukan manfaat pencak silat itu sendiri. Sambil belajar anda
juga akan mempraktekan kegiatan pencak silat yang merupakan suatu sistem sikap dan gerak yang terencana,
terorganisir, terarah, terkoordinasi dan terkendali.
Secara umum pencak silat bercirikan:

1. Mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan


sebagai alat penyerangan dan pembelaan diri
2. Dapat dilakukan dengan atau tanpa alat (senjata)
3. Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, tetapi
benda apapun dapat dijadikan sebagai senjata.

Secara khusus pencak silat bercirikan:

1. Sikap tenang, lemas dan waspada


2. Tidak hanya mengandalkan kekuatan atau tenaga, tetapi
menggunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan dan ketepatan.
3. Lebih memperhatikan posisi dan perubahan pemindahan berat badan.
4. Manfaatkan serangan/tenaga lawan, sehingga
5. Mengeluarkan tanaga seefisien mungkin
Di samping itu, pencak silat mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan yaitu: Aspek akhlak, aspek beladiri, aspek
seni dan aspek olahraga.
Aspek akhlak kerakhanian, diaplikasikan dalam melakukan doa (sebelum dan sesudah pembelajaran) dan saling
memberi hormat kepada guru ataupun sesama siswa.
Aspek beladiri, menghindari diri dari segala bahaya baik secara jasmani dan rohani.
Aspek seni, pembelajaran/latihan pencak silat dapat diiringi dengan musik.
Aspek olah raga, pencak silat dapat dipertandingkan dan dapat digunakan sebagai alat terapi (penyembuhan) serta
meningkatkan kebugaran.
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mempelajari konsep pencak silat, anda akan memperoleh keyakinan dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pentingnya pencaksilat dalam kegiatan pendidikan jasmani guna menyiapkan SDM yang sehat
jasmani dan rohani. Selanjutnya diharapkan anda dapat menerapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,
kesehatan dan rekreasi di SMA.
B. Pengelolaan Kegiatan Belajar
Bagaimana prosedur yang harus anda lakukan dalam pengelolaan kegiatan belajar? Pertama-tama, bacalah secara
sekilas seluruh penggalan materi. Kemudian baru anda membacanya dan praktikkan secara detail. Buatlah
perencanaan dan bagilah keseluruhan bahan menjadi beberapa penggalan kecil. Jangan anda ada pikiran untuki
menguasainya sekaligus. Rencanakan belajar secara berkelompok. Jika ada materi yang tidak jelas atau memerlukan
penjelasan lebih lanjut, tanyakan hal itu kepada fasilitator.
Catatlah pada kertas tersendiri atau dalam modul ini hal-hal penting yang menurut anda tidak jelas atau sebaliknya
yang menarik perhatian. Bila sudah merasa siap, kerjakan lembaran tugas. Aturlah tempo belajar sebaik mungkin
sesuai dengan kesempatan dan kemampuan anda. Kerjakanlah lembaran tugas itu sebaik-baiknya.
C. Tingkatan Penguasaan Materi
Sebagai ukuran tingkat penguasaan materi, beberapa peningkatan yang diharapkan terjadi adalah:
1. Anda memahami konsep pencaksilat

2. Anda dapat mempraktikan rangkaian pembentukan sikap, gerak, teknik pembelaan dan teknik serangan menjadi
satu kesatuan.
3. Anda dapat mengajarkan kepada anak sekolah dasar

D. Petunjuk Pelaksanaan Belajar/Latihan


1. Sebelum pelajaran pencak silat dimulai, hendaknya didahului dengan doa/salam, Yang ditujukan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa.
2. Pelajaran/latihan setiap gerakan dimulai dengan sikap awal, yang dilakukan dengan berdiri tegak dan
mengepalkan kedua tangan di dada.
3. Khusus pelajaran/latihan teknik dimulai dari yang sederhana menuju yang kompleks:
a. Di tempat (mundur, serong, samping, maju, berputar), dan dilanjutkan dengan berpindah tempat.
b. Satu gerakan diulang sebanyak 8 (delapan) kali hitungan, dan dilanjutkan dengan rangkaian.
c. Pelajaran/latihan dimulai dengan teknik hindaran lalu dilanjutkan dengan teknik menyerang.
d. Usahakan pelajaran/latihan dengan cara berpasangan yaitu: satu orang sebagai yang menghindar dan satu orang
sebagai penyerang.
e. Jangan terpaku dengan satu atau dua rangkaian gerakan saja, tetapi buatlah rangkaian gerakan (serang/hindar)
sebanyak mungkin.
E. Cara Melakukan Doa/Salam
1. Dimulai dengan berdiri tegak telapak kaki membentuk sudut 90.
2. Kedua tangan direntangkan ke atas.
3. Rapatkan kedua telapak tangan di atas kepala lalu di depan dada.
4. Tundukan kepala dan disertai dengan dada.
5. Kembali ke sikap hitungan 1 (satu) dengan tangan mengepal di depan dada.

BAB II

BAHASAN MATERI PEMBELAJARAN

Untuk menguasai keterampilan pencaksilat seseorang harus menguasai:


A. Pembentukan sikap (antara lain sikap kuda-kuda)
B. Pembentukan gerak
C. Teknik pembelaan
D. Teknik serangan
A. Pembentukan Sikap (Kuda-kuda/berdiri pada umumnya)
Pembentukan sikap adalah: Posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerak seranghindar. Secara umum sikap kuda-kuda dapat dibedakan atas:
1. Kuda-kuda depan
2. Kuda-kuda belakang
3. Kuda-kuda tengah
4. Kuda-kuda samping
5. Kuda-kuda silang
Untuk anak sekolah lanjutan pertama dirangsang untuk menemukan sikap kuda-kuda yang sesuai dengan dirinya,
antara lain dengan cara:
1. Pertama-tama anak berdiri kangkang ( selebar bahu), sikap tangan bebas
2. Salah satu kaki diam (seolah-olah terpaku) selanjutnya kaki yang satunya bergerak se sgala arah (8 penjuru mata
angin)
3. Untuk memberi pembebanan, setiap selesai satu gerakan ditahan atau diberikan pengarahan (misal berat badan
berada di kaki kiri atau kanan)

4. Hal ini diulang-ulang, sehingga anak akan merasakan bermacam-macam bentuk kuda-kuda.
5. Untuk menambah berat/ringannya pembebanan bisa dilakukan dengan cara:
a. Pada saat sikap tertentu dipertahankan dalam waktu yang semakin lama.
b. Jarak antara kaki diperlebar, dan lain-lain.
6. Diusahakan pembebanan kaki kiri dan kanan mendapat porsi yang seimbang.
B. Pembentukan Gerak
Pembentukan gerak dapat diartikan bagaimana dan ke mana seseorang bergerak dari satu tempat ke tempat lainya.
Bahasan pembentukan gerak mneliputi:
1. Arah (8 penjuru angin)
2. Bentuk/pola langkah
3. Cara melangkah
Untuk menguasai materi pembentukan gerak (arah, bentuk/pola, cara melangkah), akan lebih efektif apabila materi
tersebut tidak dipisahkan secara nyata. Adapun salah satu cara/strategi agar siswa SMA dapat melakukan adalah
sebagai berikut:
Dengan sikap awal berdiri bebas (sikap berdiri pada umumnya). Selanjutnya diberi instruksi:
a. Melangkahkan kaki(kiri, kanan) ke(depan, belakang, serong, kiri, kanan/8 penjuru mata angin), dengan cara
melangkah(geseran, ingsutan, angkatan, lompatan, loncatan), misal: melangkahkan kaki kiri ke depan, dengan
cara melangkah geseran.
b. Untuk tahap awal diberikan hanya satu langkah, selanjutnya dapat ditambah beberapa langkah (tergantung daya
tangkap sisiwa).
C. Teknik Pembelaan
Pembelaan merupakan prinsip utama dalam pencaksilat, sehingga perlu diperkuat landasannya. Pembelaan harus
tertanam dan diyakini agar dapat diaplikasi secara mental/jiwa dan teknik dalam kehidupan sehari-hari. Adapun cara
pembelaan diri dapat dilakukan dengan cara:
1. Menghindar
2. Mengelak
3. Menangkis
Strategi pembelajaran teknik pembelaan diri akan lebih efektif sebaiknya disertakan unsur serangan, misalnya:
1. Siswa berdiri berhadapan (berpasangan). Salah satu disebut X dan yang lainnya Y
2. X menyerang (memegang, menarik, mendorong, memukul, menendang dan lain-lainnya) terhadap bahu.
3. Y mengadakan pembelaan diri (dengan cara menghindar, mengelak, menangkis).
Misalnya:
X mendorong bahu kanan Y, Agar Y tidak terdorong, ia dapat memutar badannya ke kiri tanpa merubah
sikap kaki (mengelak).
X mendorong bahu kanan Y. Agar Y tidak terdorong, ia dapat menggesertkan kaki kirinya ke belakang/ke
samping kiri (menghindar)
X mendorong bahu kanan Y. Agar Y tidak terdorong, ia dapat menggunakan tangannya untuk menangkis
dengan/tanpa merubah sikap kaki.
Untuk menambah pembebanan dapat dilakukan dengan cara:
1. Saling menyamping (samping kiri/kanan)
2. Y membelakangi X
3. Rangkaian ditambah
4. Sambil berpindah tempat.
(gambar)

D. Teknik Serangan
Serangan adalah usaha pembelaan diri dengan menggunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan untuk
mengenai sasaran tertentu pada anggota tubuh lawan. Pelajaran berbagai jenis dan bentuk serangan yang diberikan
di sekolah, sebenarnya merupakan media penerapan teknik pembelaan diri.
Secara alamiah teknik serangan lebih mudah dipelajari, untuk itu strategi pembelajaran yang digunakan adalah:
Menugaskan pada anak untuk mencoba segala kemampuannya untuk melakukan teknik serangan (secara
perorangan), guru hanya memberikan instruksi (menyerang dengan tangan terbuka/mengepal/setengah mengepal
dan lain-lain, ke arah depan, samping kiri, samping kanan)
E. Senam Pencak Silat
1. a. Loncat tinggi, jatuh dengan sikap kaki kangkang

b. Badan diputar 1/4 kekanan, kaki kuda-kuda kanan, kedua belah tangan merapat lambung, jari-jari mengepal.
Telapak kaki kanan dan kiri sejajar (paralel)
c. Tangan kanan memukul kedepan (pada waktu memukul kepakan terlentang diubah menjadi telungkup).
(gambar)

2. a. Kuda-kuda kanan pukul tangan kanan


b. Tangan kiri diputar dari arah bawah keatas dengan poros pada bahu, sehingga berada diatas tangan kanan.
c. Tangan kanan diputas dari arah bawah keatas dengan poros pada bahu, sehingga menyentuh tangan kiri.
d. Kembali kesikap awal.

(gambar)

3. a. Loncat tinggi, jatuh dengan sikap kaki kangkang dan tangan direntangkan.
b. Kaki kanan ditarik ke belakang kaki kiri, terus diletakan dilantai (depak), jari tangan kanan mengepal dan siku
ditekuk, jari-jari terbukan melintan didepan dada
c. Kembali berdiri kangkang (tanpa bantuan tangan)
d. Kembali kesikap awal.

(gambar)
4. a. Loncat tinggi, kaki kangkang dan tangan direntangkan
b. Kaki kanan ditarik kebelakang kaki kiri, terus diletakan di lantai (depak), jari tangan kanan mengepal dan siku
ditekuk, jari-jari terbuka melintang didepan dada.
c. Kaki kanan ditendangkan keatas lewat muka, sambil kaki kiri berdiri. Tangan kanan menampar ujung telapak kaki
kanan, tangan kiri melindungi kemaluan.
d. Kembali sikap awal.

(gambar)
5. a. Loncat tinggi, kaki kangkang dan tangan direntangkan
b. Badan diputar ke kanan, kedua kaki bersilang, lalu menekuk sehingga pantat duduk dilantai dan kedua belah
tangan ditekuk didepan dada.
c. Badan diputar kekiri 360 derajat sambil berdiri dan kedua tangan direntangkan, kaki kanan ditendangkan
melingkar kedalam, tangan kanan menampar telapak kaki kanan.
d. Kembali kesikap awal.
Rangkaian senam diatas dapat dilakukan dengan cara kiri (kebalikannya).
F. Gerakan pasangan.
1. Dua siswa berdiri berhadapan dengan jarak satu lengan, berdiri dengan sikap tegak 4 (tangan mengepal di dada)
2. Melakukan praktek gerakan pasangan:
Bahan utama (B.U) Hindaran (B)
Bahan Pelengkap (B.P) Serangan (A)
a. Contoh gerakan pasangan hindaran
1. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
(2) Mundur kaki kiri hindar hadap (kuda-kuda belakang)
2. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
(2) Mundur serong kiri hindar hadap (kuda-kuda belakang)
3. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
(2) Mundur kaki kanan hindar sisi (kuda-kuda belakang)
4. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
(2) Kaki kiri geser ke samping kiri hindar sisi (kuda-kuda kiri)
5. (1) Tendang depan kaki kanan
(2) Loncat ke belakang kaki kiri tutup lutut kanan

(gambar)

b. Contoh gerakan pasangan tangkisan


1. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
(2) Mundur kaki kiri tangkis luar kanan (kuda-kuda depan)
2. (1) Maju kaki kanan pukul kanan (kuda-kuda depan)
(2) Mundur kaki kiri tangkis dalam kanan (kuda-kuda depan)
3. (1) Maju kaki kanan pukul kanan
(2) Mundur kaki kiri tangkis dalam kanan
4. (1) Maju kanan pukul sodok
(2) Mundur kaki kiri tangkis dalam kanan (kuda-kuda tengah)
5. (1) Maju kaki kanan bandul bawah
(2) Mundur kaki kiri tangkis bawah (kuda-kuda kiri)
6. (1) Maju kaki kanan pedang atas
(2) Mundur kaki kiri tangkis atas kanan (kuda-kuda kanan)
7. (1) Maju kaki kanan pukul tangan dua
(2) Mundur kaki kiri tangkis belah tinggi (kuda-kuda depan)
8. (1) Maju kaki kanan tebakl tangan kanan dua
(2) Mundur kaki kiri tangkis belah dua rendah (kuda-kuda depan)
9. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan dari atas
(2) Mundur kaki kiri tangkis silang tinggi
10. (1) Maju kaki kanan bandul bawah tangan kanan
(2) Mundur kaki kiri tangkis silang bawah
11. (1) Maju kanan pukul tangan kanan
(2) Mundur serong kiri tangkis tangan dua
12. (1) Tendang depan
(2) Mundur serong tangkis buang samping
13. (1) Maju kaki kanan pukul kanan
(2) Maju serong kiri tangkis dalam kiri (kuda-kuda depan)
(gambar)
c. Contoh gerakan padanan pembelaan lanjutan
1. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan
(2) Maju kaki kiri serong kiri tangkap luar dengan tangan kanan dilanjutkan maju kaki kanan dengan lipatan
belakang (perhatikan 3 titik yaitu tangan kanan memegang pergelangan tgangan, tangan kiri menahan bahu, lutut
kaki kanan menahan kaki kanan lawan
2. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan
(2) Sama dengan nomor (1) satu tatapi dengan lipatan bawah (perhatikan 3 titik kuncian)
3. (1) Tendang depan kaki kiri
(2) Tangkapan dengan tangan kiri dibawah, tangan kanan di atas, dilanjutkan kaki kanan maju dan menghambat kaki
kanan lawan
4. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan
(2) Maju serong kiri yang disertai dengan menangkap tangan kanan lawan dan dilanjutkan dengan menarik searah
dengan lntasan serangan lawan.
G. Rangkaian Gerakan Serang Hindar
1. a. Kaki kanan mundur (kuda-kuda belakang) tangan siap
b. Melutut kaki kanan kedua tangan dikeprukan di atas lutut
c. Maju kaki kanan pukul tangan kanan (kuda-kuda depan)
d. Kembali sikap awal 3
2. a. Mundur kaki kiri tangkis dalam kanan
b. Majun kaki kiri (dua lengan terusan) pukul tangan kanan (slewah)
c. Maju kaki kanan tangkis belah tangan dua (kuda-kuda depan)
d. Kembali sikap awal 3
3. a. Mundur kaki kiri tolak bawah tangan kiri (kuda-kuda samping kiri)

b. Putar badan ke kanan (setengah) pukul tangan kiri (kuda-kuda depan)


c. Tendang depan kaki kiri
d. Kembali sikap awal 3
4. a. Mundur kaki kiri melewati depan kaki kanan (kuda-kuda silang)
b. Tendang samping kiri (T)
c. Menjatuhkan kaki kiri yang disertai dengan tangkisan tangan dua mengepal (kepruk)
d. Kembali sikap awal 3
5. a. Kaki kanan maju yang disertai dengan tangan kanan memukul ke depan.
b. Tangan kiri menyikut ke bawah, telapak kaki kanan membuka ke samping, tumit kaki kiri diangkat
c. Tangan kiri diangkat ke atas
d. Tendang depan kaki kiri
e. Kaki kiri dijatuhkan ke depan dan badan diputar ke kiri (menghadap ke belakang), tangan kiri ditebaskan ke
belakang
f. Tendang belakang kaki kiri
g. Kaki kiri ditarik kembali seperti gerakan kelima
h. Kembali sikap awal 3
6. a. Maju kaki kanan pukul dengan tangan kanan
b. Putar badan ke kiri disertai dengan tebang tangan kiri
c. Tendang depan kaki kiri
d. Kaki kiri diputar ke belakang menyilang kaki kanan
e. Tendang samping (T) kaki kanan
f. Kaki kiri digeser ke belakang, kemudian mengeprukan tangan kanan
g. Kembali sikap awal
7. a. Maju kaki kanan pukul tangan kanan kedepan
b. Mengelak dengan merendahkan badan dan tangan menyentuh lantai, tangan kiri melindungi muka
c. Putar badan ke kiri (kuda-kuda silang)
d. Tendang samping (T) kiri
e. Kembali ke sikap 3
f. Geser kaki kanan ke belakang sehingga tercipta sikap kepruk
g. Tendang depan kaki kanan
h. Kembali kesikap awal 3
8. a. Maju kanan pukul tangan kanan
b. Tendang busur (sabit) kaki kiri
c. Letakkan kaki kiri tangkis tangan kanan
d. Tendang depan kanan
e. Letakan kaki kanak ke belakang, putar badan ke kiri tangan siap
f. Tendang belakang kaki kiri
g. Tendang busur (sabit) kanan
h. Kembalio sikap awal 3
(gambar)

H. Rangkaian Gerak Serang Hindar Berangkai


1. Sikap awal X dan Y berhadapan dengan jarak satu lengan
a. (1) X Maju kaki kanan pukul dengan tangan kanan arah ulu hati
(2) Y Putar badan ke kiri tangkis luar atas kiri, bisa diikuti dengan kaki kanan geser ke kanan
b. (1) Y Pancer kaki kanan disertai bandul tangan kanan arah kemaluan lawan
(2) X Mundur kaki kanan (dua langkah terusan), tangkis dalam bawah tangan kiri
c. (1) X Maju kaki kanan tampar tangan kanan (arah muka/telinga)
(2) Y Merendah dan geser ke samping kiri
e. (1) Y Menebang dengan tangan kanan arah tulang rusuk
(2) X Maju kaki kiri (dua langkah terusan), putar badan ke kanan tutup dengan tangan dua pada pangkal lengan
atas
2. Sikap Awal X dan Y berhadapan dengan jarak satu lengan
a. (1) Maju kaki kanan pukul tangan kanan ke arah hidung (arah lintasan dari atas ke bawah)
(2) Mundur kaki kanan tangkis luar atas kiri (mencatol/kuda-kuda kanan)

b. (1) Y maju kaki kanan (dua langkah terusan), menyerang dengan pangkal tangan ke arah dagu (menyangga)
(2) X Tangkis dalam kiri dan diikuti dengan meloncat ke belakang
c. (1) X Pancer kanan menyerang dengan tangan kanan (arah lintasan menyamping)
(2) Y Mundur kaki kanan tangkis bawah tangan kiri
d. (1) Y Maju kaki kanan (dua langkah terusan), menyerang ke arah pelipis (arah lintasan dari atas ke bawah)
(2) X Mundur kaki kanan (dua langkah terusan) tangkis di bawah tangan kiri kembali kesiklap awal.

(gambar)

BAB III
TUGAS DAN LATIHAN

1. Ciptakanlah gerak hindaran bila arah serangan dari:


a. Depan
b. Samping kiri
c. Samping kanan
d. Belakang
2. Ciptakanlah 2 rangkaian gerak hindaran yang berisi:
a. Elakan dan elakan
b. Elakan dan tangkisan
c. Tangkisan dan elakan
d. Tangkisan dan tangkisan
3. Ciptakanlah 2 rangkaian gerak serangan yang berisikan:
a. Serangan tangan dan tangan
b. Serangan tangan dan kaki
c. Serangan kaki dan tangan
d. Serangan kaki dan kaki
4. Ciptakanlah rangkaian gerak serang-hindar yang berisikan:
a. X: serang, serang
Y: Hindar,hindar
b. X: Serang, hindar
Y: Hindar, serang
c. X: Serang, serang, hindar
Y: Hindar, hindar, serang
d. X: Serang, hindar, serang, hindar
Y: Hindar, serang, hindar, serang

BAB IV
PENUTUP

Pencak silat merupakan suatu seni bela diri yang memang sudah berkembang dan menjadi salah satu cabang bela
diri yang dipertandingan. Dan pembelajaran pencak silat dipelajari dan diberikan pada siswa-siswi SMP
Makalah bela diri pencak silat disusun dengan maksud untuk menambah wawasan guru kepada siswa tentang
pembelajaran bela diri dan juga untuk membekali siswa, agar dapat mencapai olahraga prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Tuntutan Pelajaran Olahraga Pencak Silat, Depdikbud, Jakarta, 1983.


Depdikbud, Pencak Silat, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta
1992.
Ki Moh Djoemali, Pembelajaran Penca Silat Nasional untuk SMtp, Up. Indonesia, Yogyakarta, 1985.
R. Maryun Sudirohadiprojo, Pelajaran Pencak Silat, Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1982.

Lampiran
CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani


Materi Pokok : 1.1.2. Pembelajaran aspek permainan dan olah raga bela diri pencak silat.
Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 1 x Pertemuan
Karakteristik Guru : Guru SMA

I. Kompetensi Dasar.
Menerapkan unjuk kerja keterampilan lokomotor dan manipulatif dalam pembelajaran bela diri pencak silat.

II. Indikator
1. Guru mampu menjelaskan tentang cara melakukan tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam
pembelajaran bela diri pencak silat.
2. Guru mampu melakukan tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam pembelajaran bela diri pencak
silat.

III. Langkah-langkah Pembelajaran.


1. Guru melakukan pemanasan dengan melakukan jogging dilanjutkan dengan gerakan senam dan peregangan
selama 10 menit.
2. Guru menjelaskan tentang materi tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam pembelajaran bela diri
pencak silat.
3. Guru membentuk kelompok guru: sebanyak 4 kelompok @ 10 guru.
4. Guru membuat pos-pos latihan tehnik dasar dengan pendekatan circuit training.
5. Guru selama 20 menit melakukan latihan tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam pembelajaran
bela diri pencak silat di pos masing-masing.
6. Guru melakukan diskusi tentang materi tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam pembelajaran
bela diri pencak silat, selama 20 menit, guru memberikan feedback apabila ada guru yang melakukan kesalahan
mendasar dalam melakukan tehnik dasar pembelajaran diluar kelas (outdoor education).
7. Guru diberikan kesempatan istirahat selama 10 menit.
8. guru melakukan pelemasan (cooling down).
9. Guru melakukan evaluasi tentang materi tehnik dasar memukul, menendang dan tangkisan dalam pembelajaran
bela diri pencak silat.
IV. Metode, Media dan Sumber.

Metode : Penugasan, demonstrasi.

Media : Pembelajaran bela diri pencak silat, matras, pakaian pencak silat.

V. Penilaian.

1. Jenis latihan:
a. Penilaian kelompok: Proses latihan dengan kelompokmelalui pedekatan circuit training
b. Penilaian Individu: Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen:

a. Proses Pengamatan

Kelompok :
Nama guru :

Tabel Pengamatan

Aspek yang dinilai


Tehnik
Persiapan Pelaksanaan Gerak Lanjutan
Memukul

Menendang

Tangkisan

Kepala Sekolah Guru Penjas

Drs.Ferdinand F. Malau S.Pd

Sejarah Perkembangan Pencak Silat


Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi
dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian
bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum
ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun
secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan
yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang
dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman
penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut
keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas
dapat dibagi dalam kurun waktu :
a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda
b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan
a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang
menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag
menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri
di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan
dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam
pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula
para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus.
Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu
terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi.
Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam
ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu
pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal
dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda
kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa
Indonesia.
b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada
pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan
perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk
berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan
diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya
dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian
semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau

upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan
Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang
sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas
anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak
didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah
diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang
diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang
memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran
bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi
demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi
akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam
masyarakat kita.
d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang,
tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak
Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional
semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan
sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka
pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh
Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak
Silat di sekolah-sekolah.
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang
kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak
Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama Pencak Silat yang
merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah
Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di
Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu
juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan
digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/
manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi
(kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya

untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup
yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak
Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam
menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau
keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk
mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
Pencak Silat sebagai seni
. Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat
tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama
yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti
ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari,
yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua
belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para
penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien
untuk menjamin keamanan pribadi
Pencak Silat sebagai olahraga umum
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau
dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai
dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat
dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara
perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat
sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi
a. Olahraga rekreasi
b. Olahraga prestasi
c. Olahraga massal
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina
olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto,
program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah
menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).
Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di
tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya
yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus
dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah
begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga
merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini
Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis,
Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
Program pembinaan Pencak Silat
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisngmasing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak
820 perguruan/aliran.
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan
nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah
berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus
olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan
yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur
pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
1. Jalur pembinaan seni
2. Jalur pembinaan olahraga
3. Jalur pembinaan bela diri
4. Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Peraturan Pertandingan Pencak Silat
Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimum 5 cm,
permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 9 x 9
meter.
Gelanggang terdiri dari :
Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 m.
Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang
Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan berwarna
kontras dengan permukaan gelanggang. Pada tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan
garis tengah 2 m selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.
Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah lingkaran selebar 5 cm. Yang
sejajar dengan sisi bujur sangkar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang.
Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan dan dibatasi oleh lingkaran
bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut netral.
Perlengkapan gelanggang :
a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk,
b. Jam pertandingan/game match
c. Gong atau alat yang berfungsi sama
d. Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde/babak

e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat/kode lain untuk menentukan pemenang
f. Perlengkapan lain-lain
g. Formulir pertandingan
Perlengkapan pertandingan :
a. Pakaian pertandingan, pakaian Pencak Silat berwarna hitam
b. Pelindung badan
c. Pelindung kemaluan
Pembagian kelas :
Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :
- Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
- Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun
- Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun
Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :
Golongan Remaja :
Kelas A, 33 39 kg
Kelas B, di atas 36 39 kg
Kelas C, di atas 39 42 kg
Kelas D, di atas 42 45 kg
Kelas E, di atas 45 48 kg
Kelas F, di atas 48 51 kg
Kelas G, di atas 51 54 kg
Kelas H, di atas 54 57 kg
Kelas I, di atas 57 60 kg
Golongan Teruna :
Kelas A, 40 45 kg
Kelas B, di atas 45 50 kg
Kelas C, di atas 50 55 kg
Kelas D, di atas 55 60 kg
Kelas E, di atas 60 65 kg
Kelas F, di atas 65 70 kg
Kelas G, di atas 70 75 kg
Kelas H, di atas 75 80 kg
Dengan seterusnya selisih 5 kg
Kelas bebas, berat di atas 65 kg.
Waktu Pertandingan
Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit. Di antara babak
yang satu dengan lainnya diberikan waktu istirahat 1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan
pertandingan tidak termasuk waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh
karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.
Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan
yaitu dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat
dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai
sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5
(lima) orang juri penilai.

A. Peranan Beladiri Pencak Silat Terhadap Kebugaran Jasmani


1. Hakikat Beladiri Pencak Silat
Unsur-unsur budaya bernilai luhur yang hidup di kalangan seluruh unsur bangsa
Indonesia, inti-intinya yang telah membaur telah digali, diangkat dan dirumuskan menjadi satu
falsafah ideologi seluruh bangsa Indonesia, yakni Pancasila (PB. IPSI, 1986). Dengan demikian,
seluruh unsur budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur, termasuk Pencak silat, merupakan
bentuk penjabaran falsafah dan ideologi Pancasila.
Pencak Silat sebagai hasil krida budi atau karya pengolahan akal, kehendak dan rasa yang
dilandasi kesadaran akan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, terdiri dari aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan bulat, yakni
aspek mental spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Keempat aspek tersebut baik masing-masing
maupun sebagai kesatuan mengandung materi pendidikan yang menyangkut sifat dan sikap ideal,
yakni sifat dan sikap yang menjadi idaman bagi hidup pribadi, hidup di masyarakat dan hidup
beragama.

2. Ciri-Ciri Beladiri Pencak Silat


Manusia sebagai makhluk hidup bermasyarakat, mempunyai kebutuhan naluriah untuk
menjamin keamanan dan kesejahteraan diri maupun masyarakatnya. Sejalan dengan
perkembangan budaya manusia terdapat anggota masyarakat yang secara khusus memikirkan
cara-cara terbaik sebagai suatu keterampilan dalam menjamin keamanan dan kesejahteraan.
Keterampilan itu kemudian dipraktekkan sebagai eksperimen yang secara terus menerus
diperbaiki dan disempurnakan dan akhirnya menjadi cara pembelaan diri bagi suatu bangsa. Bagi
bangsa Indonesia seni bela diri dengan nama Pencak Silat.
Istilah Pencak Silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia, merupakan kata majemuk
dari hasil keputusan seminar Pencak Silat tahun 1973 di Tugu Bogor. Sedangkan definisi Pencak
Silat selengkapnya dibuat oleh Pengurus Besar IPSI bersama BAKIN pada tahun 1975, sebagai
berikut : Pencak Silat adalah hasil budaya Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi

(kemandirian dan integritas manunggalnya) terhadap lingkungan/alam sekitarnya untuk


mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sifat khusus Pencak Silat Indonesia, sebagai berikut :
a.

Ciri-ciri umum Pencak Silat Indonesia :

1) Pencak Silat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan dari kuku pada ujung jari
kaki atau tangan sampai dengan rambut (terutama wanita) untuk membela diri.
2) Pencak Silat dilakukan dengan tangan kosong atau dengan senjata.
3) Pencak Silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun dapat dijadikan senjata (kayu,
batu, pasir, payung, sapu tangan, tas, tusuk konde, sandal, selendang dan sebagainya).
4) Pencak Silat lahir dan tumbuh serasi dengan alam: alam sekitarnya, alat istimewa, adab sopan
santunnya, temperamennya/watak dan kepribadian suku bangsanya, agama atau kepercayaan dan
kebatinannya.
b. Ciri-ciri khusus Pencak Silat
1) Sikap tenang, lemas (rileks) dan waspada.
2) Mempergunakan kelincahan, kelentukan, kecepatan, saat (timing) dan sasaran yang tepat disertai
gerak refleks untuk mengatasi lawan bukan mengandalkan kekuatan tenaga.
3) Mempergunakan prinsip (timbang badan), permainan posisi dengan perubahan pemindahan titik
berat badan.
4) Memanfaatkan setiap serangan dan tenaga lawan.
5) Menghemat menyimpan tenaga mengeluarkan tenaga sedikit mungkin (ekonomis).

3. Tujuan Pencak Silat


Pencak Silat mengandung empat aspek. Tiap-tiap aspek Pencak Silat menggambarkan
tujuan, satu sama lain merupakan satu kesatuan. Keempat aspek tersebut yang mendasari
pengembangan Pencak Silat menjadi 4 tujuan, yakni : (1) Pencak Silat pendidikan mentalspiritual, (2) Pencak Silat bela diri, (3) Pencak Silat seni, (4) Pencak Silat olahraga.
a.

Pengembangan Pendidikan Mental Spiritual


Pencak Silat juga merupakan suatu sarana yang ampuh untuk pembinaan mental spiritual,
terutama untuk mewujudkan budi pekerti yang luhur. Pencak Silat telah menunjukkan jati dirinya

dan telah terbukti membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh bagi para pengikutnya.
Tidak hanya pembinaan terhadap aspek olahraganya, seni dan bela diri semata-mata, melainkan
dapat mengembangkan watak luhur, sikap kesatria, percaya diri sendiri dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan yang dimulai dari
tingkat dasar akan sangat membantu pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik,
berkpribadian luhur, disiplin dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan tugas ini
berada dipundak para guru pada umumnya , khususnya guru Pendidikan Jasmani.
Seorang pesilat harus mampu menjaga, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai
dasar seperti ketekunan, kesabaran, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan dan kesetiaan, dan
memberikan landasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan kepada warga
masyarakat. Hal ini juga tercermin dari tradisi yang dilakukan oleh perguruan silat seperti
upacara Talek (patalekan) dan upacara pengucapan janji dari seorang calon murid yang akan
berguru di suatu perguruan.
Bela diri Pencak Silat bertujuan untuk mengembangkan aspek akhlak rohani (pendidikan
mental spiritual).
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur. Hal ini berarti kewajiban untuk:
a) Beriman teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, yakni
melaksanakan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.
b) Menghormati orang tua, orang yang lebih tua, guru, kakak seperguruan, keinginan, harapan dan
kepentingan.
c) Berprilaku sopan santun dalam pergaulan sosial sesuai dengan tata susila yang berlaku.
2) Tenggang rasa, percaya diri sendiri dan berdisiplin, hal ini berarti kewajiban untuk :
a) Tidak bertindak sewenang-wenang terhadap sesama manusia.
b) Mencintai dan suka menolong sesama manusia.
c) Berani dan tabah menghadapi segala bentuk tantangan hidup.
d) Sanggup berusaha dengan tidak kenal menyerah di dalam mencapai hal-hal positif yang menjadi
idaman dan cita-cita.
e) Patuh dan taat kepada norma-norma yang mengatur kehidupan pribadi maupun sosial.

3) Cinta bangsa dan tanah air, hal ini berarti kewajiban untuk :
a) Memandang seluruh bangsa dan wilayah tanah air dengan kekayaan dan atribut sebagai satu
kesatuan.
b) Merasa bangga sebagai bangsa dan mempunyai tanah air Indonesia sendiri serta berusaha untuk
mengembangkannya.
c) Mencintai budaya dan bangsa sendiri serta berusaha untuk mengembangkannya.
d) Menyelamatkan keutuhan/persatuan, kepribadian, kelangsungan hidup dan pembangunan
bangsa yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4) Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggung jawab sosial:
a) Menjamin kerukunan, keselarasan, keseimbangan dan keserasian dalam hidup bermasyarakat.
b) Mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul secara musyawarah dengan semangat
kekeluargaan.
c) Bergotong royong di dalam mewujudkan hal-hal yang merupakan kepentingan sendiri maupun
golongan.
d) Menempatkan kepentingan masyarakat/umum di atas kepentingan sendiri maupun golongan.
5) Solidaritas sosial, mengejar kemampuan serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan. Hal
ini berarti mewajibkan untuk :
a) Memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan keadaan kehidupan dilingkungan sosial.
b) Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri sebagai sarana untuk memperoleh kemajuan.
c) Berani mencegah dan memberantas kemunafikan, kepalsuan dan keserakahan dengan cara-cara
yang baik.
d) Melaksanakan pengabdian untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
Keseluruhan materi aspek akhlak/rohani ini merupakan landasan bagi aspek-aspek lainnya.
b. Pengembangan Aspek Bela Diri
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan karateristik biologis, sosial dan
kebudayaan yang berbeda, namun mereka memiliki tradisi mempelajari Pencak Silat sebagai alat
membela diri ancaman alam, binatang maupun manusia. Pencak Silat bela diri merupakan cikal
bakal dari aspek pencak silat lainnya.

Pencak Silat bela diri bertujuan untuk mengembangkan aspek bela diri, yaitu terampil
dalam gerak efektif untuk menjamin kesempatan/kesiapsiagaan fisik dan mental yang dilandasi
sikap kesatria, tanggap dan mengendalikan diri. Hal ini berarti adanya kewajiban untuk :
1) Berani menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan.
2) Tahan uji dan tabah didalam menhadapi cobaan dan godaan.
3) Tangguh/ulet dan dapat mengembangkan kemampuan di dalam melakukan usaha.
4) Tanggap, peka, cermat dan tepat di dalam menelaah permasalahan yang dihadapi maupun dalam
megatasinya.
5) Selalu melaksanakan ilmu padi dan menjauhkan diri dari sikap dan prilaku sombong atau
takabur.
6) Menggunakan keterampilan gerak efektifnya dalam perkelahian hanya karena keadaan terpaksa
untuk keselamatan diri dan harga diri menurut ukuran objektif serta keselamatan bangsa dan
Negara.
Pencak Silat sebagai bela diri mempunyai ciri-ciri umum mempergunakan seluruh bagian
tubuh dan anggota badan dari ujung jari tangan dan kaki sampai kepala bahkan rambutnya dapat
digunakan sebagai alat pembelaan diri, dapat dilakukan dengan tangan kosong atau
menggunakan senjata, akan tetapi tidak dapat terikat pada penggunaan senjata tertentu, benda
apapun dapat dijadikan senjata.
Pencak Silat mempunyai pandangan bahwa kita boleh mempunyai lawan, akan tetapi
jangan mempunyai musuh, tidak dibenarkan untuk meyerang lebih dahulu, bahkan harus
sedapat-dapatnya menghindari kontak fisik.
c.

Pencak Silat Untuk Pengembangan Seni


Pada dasarnya Pencak Silat dapat juga dikatakan sebagai Pencak silat bela diri yang
indah. Pada saat diperlukan, pencak silat seni dapat difungsikan kembali ke asalnya menjadi
pencak silat bela diri. Hal tersebut disebabkan karena pencak silat seni memiliki struktur yang
sama dengan pencak silat bela diri. Struktur tersebut meliputi teknik-teknik sikap pasang, gerak
langkah, serangan dan belaan sebagai satu kesatuan.
Perbedaan Pencak silat seni terletak pada nilai, orientasi, papakem dan ukuran yang
diterapkan pada pelaksanaannya. Pelaksanaan Pencak silat bela diri bernilai teknis, orientasinya
efektif, praktis dan taktis. Pepakemnya logika, yakni urutan tentang pelaksanaan sesuatu dengan
menggunakan penalaran atau perhitungan akal sehat ukurannya adalah objektif. Sedangkan

Pencak silat seni bernilai estetis. Orientasinya keindahan dalam arti luas, yang meliputi
keselarasan dan keserasian. Pepakemnya estetika, yakni disiplin atau aturan tentang pelaksanaan
sesuatu secara indah. Ukurann pada estetika adalah subjektif relatif.
Berkaitan dengan nilai estetika tadi, maka Pencak silat seni dapat dievaluasi berdasarkan
ketentuan estetika sebagai berikut, yakni wiraga, wirama dan wirasa (bahasa jawa) sebagai
satu kesatuan. Kata Wi mempunyai arti bermutu tinggi bagus dalam arti luas. Wiraga berarti
penampilan teknik sikap dan gerak dengan rapi dan tertib. Wirama berarti penampilan teknik
dan sikap dengan irama yang serasi, dan jika hal itu diiringi dengan musik, ia bersifat
kontekstual. Wirasa berarti penampilan teknik sikap dan gerak dengan penataan (koreografi)
yang menarik.
Bela diri Pencak silat bertujuan juga untuk dapat mengembangkan aspek seni, yaitu
terampil dalam gerak yang serasi dan menarik dilandasi rasa cinta kepada budaya bangsa. Hal ini
berarti kesadaran untuk :
1) Mengembangkan Pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai
luhur guna memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan
nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan.
2) Mengembangkan nilai Pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian
berlandaskan Pancasila.
3) Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai Pencak silat yang bersifat aliran dan kedaerahan.
4) Menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif.
5) Mampu menyaring dan menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang positif dan memang
diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan.
d. Pencak Silat Untuk Pengembangan Olahraga
Sebetulnya pertandingan Pencak silat sudah jauh hari sebelum diakui secara resmi
sebagai cabang olahraga. Di Jawa Timur pertandingan Pencak silat diadakan pada acara pesta
gilingan tebu, biasanya dimulai oleh anak-anak muda yang pemula. Caranya naik ke atas pentas
berputar dengan melangkah kembangan dengan menunjukkan jari telunjuk dua, yang berarti
pertandingan bersifat persahabatan dengan menggunakan cara mengambil kopiah atau selendang
lawan. Siapa yang dapat mengambilnya adalah sebagai pemenang. Sayangnya pada waktu itu
sulit diterima oleh kalangan pendekar, karena dianggap berbahaya dan bertentangan dengan
falsafah Pencak silat.

Di lain pihak, para pendekar dan perguruan secara progresif mengupayakan membentuk
Pencak silat sebagai olahraga. Mereka berjuang keras untuk meyakinkan bahwa Pencak silat
perlu dikembangkan sebagai ilmu olahraga agar tidak musnah di masyarakat. Alasannya bahwa
dengan berakhir masa peperangan, Pencak silat sudah kehilangan peran sebagai sarana bela diri.
Dalam upaya mencarikan peran baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman, Pencak
silat sebagai olahraga yang dapat baik dilombakan maupun dipertandingkan.
Uji coba pertandingan pertama di adakan antar pendekar-pendekar di Stadion Kalisari,
Semarang tahun 1957. Pertandingan ini mengembirakan karena berjalan dengan lancar tanpa
adanya kecelakaan. Namun uji coba di tempat lain tidak begitu berhasil, karena peraturan masih
sangat longgar dan kontak antar pesilat tidak dibatasi, yang banyak menimbulkan cedera, bahkan
sampai mengakibatkan kematian. Selanjutnya Pencak silat hanya dijadikan komoditi demonstrasi
di PON ke I di Solo tahun 1948 sampai PON ke VII tahun 1969. Pencak silat untuk pertama kali
tampil sebagai cabang olahraga prestasi dan dipertandingkan pada PON VIII.
Pencak silat olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek olahraga, yaitu terampil
dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang dilandasi hasrat hidup
sehat. Hal ini berarti kesadaran untuk:
1) Berlatih dan melaksanakan olahraga Pencak silat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
2) Selalu menyempurnakan prestasi jika latihan dan pelaksanaan olahraga tersebut berbentuk
pertandingan.
3) Menjunjung tinggi sportivitas.
B. Pembentukan Sikap dan Gerak
Dalam Pencak silat kita kenal keterampilan dasar pembentukan sikap, gerak, serangan
dan belaan. Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi sikap
jasmani dan rohani. Sikap jasmaniah adalah kesiapan fisik atau tubuh untuk melakukan gerakangerakan teknik dan taktik yang baik, sedangkan sikap rohaniah adalah kesiapan mental dan
pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada, konsentrasi, siaga praktis dan efisien dalam
mengaktualisasikan gerakan. Pembentukan sikap terdiri dari sikap berdiri, sikap duduk, sikap
baring, sikap khusus dan sikap pasang.
Sebelum membicarakan sikap dan gerak pencak silat lebih lanjut, maka diberikan terlebih
dahulu permainan dalam pencak silat yang sifatnya untuk merangsang anak tidak takut dan

bergairah dalam melakukan latihan pembentukan sikap dan gerak dasar. Permainan yang
dimaksud sebagai berikut :
1. Permainan kupu-kupu terbang kian kemari
Permainan ini menggambarkan dari posisi sikap brdiri, sikap salam, sikap memusatkan diri
dalam pencak silat, caranya sebagai berikut :
a.

Anak-anak lari bertebaran bebas kesana kemari

b. Anak-anak merentangkan tangan ke atas sambil berputar-putar ke kiri atau ke kanan dengan
kedua kaki jinjit
c.

Kedua tangan dirapatkan diatas kepala

d. Seperti sikap poin c, terus tangan diturunkan ke depan dada seraya kepala ditundukkan seolaholah seperti kupu-kupu yang hingap pada bunga dan menghisap madunya
e.

Gerakan tersebut diatas dilakukan berulang-ulang

2. Permainan kereta dorong


Permainan ini untuk melatih kekuatan otot tangan untuk gerakan pukulan secara keseluruhan,
caranya sebagai berikut :
a.

Siswa berpasangan dimana satu berdiri tegak posisi kangkang (A Memegang kedua kaki teman
pasangannya B).

b. B dalam posisi merangkak menghadap ke depan dan kedua kakinya dipegang oleh kawannya
yang berdiri (A).
c.

Gerakan : A mendorong B maju sampai batas yang telah ditentukan misalnya 5 meter.
Selanjutnya dilakukan secara bergantian.

d. Posisi berpasangan seperti poin a, selanjutnya berlomba mendorong sampai batas yang
ditentukan (8 meter)
e.

Posisi seperti poin b, kemudian kedua kelompok pasangan saling berhadapan. Selanjut saling
berusaha merobohkan dengan cara mengait atau menarik tangan lawanya. Bagi yang terjatuh
dinyatakan kalah.

3. Permainan putri berhias


Permainan ini untuk melatih pukulan dan tangkisan serta pola langkah yang baik, caranya
sebagai berikut :

a.

Langkah kaki kiri ke depan disertai dengan tangkisan depan seolah-olah putri sedang memegang
cermin

b. Tangan kanan melakukan pukulan pedang samping diteruskan ke belakang seolah-olah putri
mengambil sisir dan menyisir rambutnya
c.

Maju kaki kanan diikuti dengann pukulan ke arah pelipis seolah-olah putri mengibaskan
selendangnya

d. Kaki kiri silang maju dengan kaki semblewah seolah-olah putri sedang berfose
e.

Gerakan diatas dilakukan secara terus menerus, sampai gerakan Anak baik dan benar.

1. Pembentukan Sikap
Manusia bergerak adalah hal biasa. Tetapi bergerak dalam aktivitas Pencak silat bukan
hal yang sederhana dan biasa. Untuk dapat melaksanakan gerak Pencak silat dengan baik dan
benar, diperlukan latihan secara sungguh-sungguh, intensif dan berkesinambungan. Hal ini
disebabkan karena Pencak silat merupakan variasi sikap sikap dan gerak yang disusun dan diatur
dalam suatu sistem. Pencak silat sebagai sistem sikap dan gerak yang terencana, terorganisasi,
terarah, terkoordinasi dan terkendali, mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek
mental spiritual, aspek bela diri, aspek seni dan aspek olahraga.
Dengan demikian Pencak silat jika dilihat dari masing-masing aspeknya dapat
digambarkan sebagai :
a.

Falsafah moral dan etika bagi kehidupan ideal, yang ditegakkan dengan membina kemahiran
bela diri, kecintaan pada seni, kegemaran pada olahraga.

b. Kemahiran bela diri yang bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur seni dan unsurunsur olahraga.
c.

Kegiatan seni yang bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur beladiri dan unsurunsur olahraga.

d. Kegiatan olahraga yang bermoral dan beretika serta mengandung unsur-unsur seni.
Sikap dan gerak akan mempengaruhi bentuk-bentuk pembelaan dan serangan. Dalam
Pencak silat dikenal istilah jurus. Jurus adalah dasar Pencak silat yang merupakan senjata
anatomi tubuh untuk mempertahankan diri dan balas serangan. Antara penyerang dan yang
mempertahankan saling menggunakan jurus-jurusnya. Sikap dan gerak itu nanti mempengaruhi
juga posisi. Bila posisi atau kedudukan sikap kita baik, mudah untuk memusnahkan serangan

lawan dengan jurus-jurus yang kita kehendaki. Sebaliknya bila pada posisi atau kedudukan kita
kurang baik, sukar untuk melaksanakan gerakan dengan baik. Bila kita mempunyai posisi yang
baik akan lebih menguntungkan, lebih banyak kemungkinan melindungi bagian yang lemah dari
tubuh kita sendiri, dan dapat membalas menyerang bagian-bagian yang lemah dari lawan.
Sebaliknya pada posisi lemah atau kurang baik, kita mudah diserang bagian-bagian lemah
kita, sehingga posisi kita rusak, sikap dan gerak kita kacau dan kurang terkontrol. Pencak silat
yang baik selalu berupaya agar pihak lawan selalu berada dalam posisi kedudukan yang tidak
baik, misalnya kaki, ungkitan terhadap lawan dan sebagainya. Sikap dan gerak sebagai dasar
Pencak silat harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
2. Sikap Dasar Pencak Silat
Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi sikap
jasmaniah dan rohaniah. Sikap jasmaniah, ialah kesiapan fisik tubuh untuk melakukan gerakangerakan dengan kemahiran teknik yang baik, sikap rohaniah ialah kesiapan mental dan pikiran
untuk melakukan tujuan dengan waspada, siaga, praktis dan efisien.
a.

Sikap berdiri
Sikap berdiri pada pencak silat garis besarnya ada 3 sikap, antara lain sikap berdiri tegak, sikap
berdiri kangkang dan sikap berdiri kuda-kuda.

1) Sikap berdiri tegak


a) Badan tegak lurus, pandangan ke depan, bahu, dada, perut wajar, rileks.
b) Tumit rapat, telapak kaki membuat sudut 90 derajat.
c) Berat badan pada kedua kaki.
d) Bernapas wajar, melalui hidung.
e) Sikap berdiri tegak sesuai dengan sikap kedua tangan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) sikap
tegak:
-

Sikap tegak 1, kedua lengan dan tangan lurus di samping.

Sikap tegak 2, kedua tangan mengepal berada di pinggang.

Sikap tegak 3, kedua tangan mengapal di dada.

Sikap tegak 4, kedua tangan silang di dada.

b. Sikap salam , berdoa/memusatkan diri


Merentangkan kedua tangan keatas, pandangan keatas menjelang sikap berdoa rapatkan
kedua telapak tangan diatas kepala turunkan didepan dada, tundukkan kepala dilanjutkan sikap
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap berdoa juga bisa dengan mengambil Sikap Tegak 1
tundukkan kepala kebawah
Keterangan :
Dari Sikap Tegak 1, kemudian telapak tangan merapat di depan dada disertai dengan anggupan
kepala, kemudian kembali ke Sikap Tegak 1 lagi.Sikap menghormat dilakukan pada waktu setiap
awal dan akhir pelajaran/latihan kepada guru pelatih, memberi salam kepada teman dan memakai
serta mengakhiri permainan/pertandingan.
c.

Sikap berdiri kangkang


Sikap berdiri kangkang adalah sikap dasar untuk melangkah dan kuda-kuda. Titik
pertemuan garis-garis sikap menunjukan titik berat badan, agar kedua kaki sama simetris. Cara
mengambil sikap dengan merentangkan kaki kiri ke kiri, atau merentangkan kaki kanan ke
kanan, atau loncatan kecil merentangkan kedua kaki langsung membentuk sikap kangkang.

d. Sikap berdiri kuda-kuda


Kuda adalah sikap kaki tertentu, sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan
gerakan bela serang. Masalah posisi dalam pencak silat pada hakekatnya sebagian besar adalah
masalah kuda-kuda. Banyak ragam bentuk kuda-kuda, setiap kedudukan kaki dinamai kudakuda. Pada waktu melakukan kuda-kuda keseimbangan badan penting sekali, karena bila
keseimbangan badan tidak benar, akan mudah jatuh, lebih-lebih bila yang menyerang itu
melakukan dengan tenaga yang kuat.
Perlu kita ketahui adanya dua macam keseimbangan badan yaitu keseimbangan badan
dalam keadaan berhenti dan dalam keadaan bergerak. Pada keseimbangan badan yang bergerak
itu tidaklah mungkin, dan tidaklah tepat apabila kedudukan kaki dilaksanakan sekuat-kuatnya,
karena tidak akan mampu atau sukar melakukan gerak yang efektif.
Dalam sikap kuda-kuda, badan dalam keadaan seimbang, tetapi dapat mudah bergerak.
Hal ini berkaitan dengan kepentingan bagi posisi kita baik dalam keadaan berhenti, maupun
dalam kita bergerak.
Sikap berdiri kuda-kuda terdiri dari :

1) Kuda-kuda depan
Untuk melatih kuda-kuda depan, dimulai dari berdiri di tengah-tengah titik 0. Bergerak
kaki kiri dulu atau kanan, berat badan dilimpahkan pada arah depan, jadi titik berat badan berada
pada kaki depan.
2) Kuda-kuda belakang
Berat badan kuda-kuda belakang dilimpahkan pada kaki belakang. Tumit yang dipakai
tumpuan segaris tegak dengan panggul kita. Badan jangan condong ke belakang atau ke depan,
demikian juga jangan miring kiri atau ke kanan kaki depan memapak tumit atau ujung kaki saja.
Kuda-kuda belakang banyak terpakai, yaitu dipakai untuk mengelak, menghindar. Selain untuk
mengelak terhadap serangan lawan, kuda-kuda belakang juga berguna untuk menyerang.
3) Kuda-kuda tengah
Kuda-kuda tengah adalah kuda-kuda yang kuat, banyak dilakukan pada serangan atau
tangkisan yang agak rendah. Pada kuda-kuda tengah keseimbangan badan ada di tengah-tengah.
Dari pinggang sampai sampai kepala harus lurus dan tegak. Pandangan ke depan, kedua lutut
segaris tegak lurus dengan ibu jari kaki kiri dan kaki kanan.
4) Kuda-kuda samping
Dari titik 0 kaki kiri menggeser ke samping kiri. Berat badan pada kaki kiri, bahu kanan
sejajar/segaris dengan kaki. Kuda-kuda ini banyak dipakai untuk mengelak serangan,
menghilangkan bidang sasaran serta untuk masuk menyergap lawan memotong langkah lawan.
5) Kuda-kuda silang
Kuda-kuda silang dapat dilaksanakan yaitu silang depan dan silang belakang. Berat badan
dilimpahkan pada satu kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu jari/ujung jari kaki. Di
daerah berpasir atau berlumpur, ujung jari atau punggung kaki dapat mengambil sikap menyerok.
Pada sikap silang depan, kaki yang ringan siap untuk menendang/menjejak, tetapi lincah
berpindah arah untuk menghilangkan serangan. Pada sikap silang belakang kaki yang dipakai
tumpuan dapat untuk meyerang. Posisi ini sekali-kali menipu lawan, kaki yang satunya dapat
berubah tempat
e.

Sikap istirahat

Dengan merentangkan kaki kiri ke samping, pergelangan tangan kiri dipegang tangan
kanan, ibu jari melingkar. Dari sikap istirahat ke Sikap Tegak 1, kaki kiri dirapatkan ke kaki
kanan. Sikap istirahat ini dilakukan pada waktu mendengarkan petunjuk atau petuah guru.
Konsentrasi dan indera dipasang baik-baik.
f.

Sikap jongkok
Sikap jongkok ada dua macam, jongkok dan jengkeng. Sikap jongkok disini bukan
jongkok biasa, tetapi mencangkung, pantat duduk pada ujung kedua tumit. Pinggang, punggung,
leher dan kepala tegak lurus pandangan mata ke depan. Keseimbangan tetap dijaga dengan baik.
Kedua telapak tangan letakkan di kedua lutut masing-masing tetapi tetap dijaga kewaspadaan
dan keseimbangan. Jari-jari kaki juga otot-otot bahu tungkai bawah dan sendi lutut ditambah
sendi bahu. Untuk putri kedua kaki agak merapat, demikian juga sikap jengkeng.

g. Sikap duduk
Sikap duduk meliputi sikap duduk pada umumnya, dan sikap duduk sebagai dasar
permainan bawah. Untuk sikap duduk, yaitu; duduk, sila, simpuh, sempok/depok dan
trapsila/mengorak sila.
h. Sikap berbaring
Sikap berbaring mempunyai fungsi untuk dasar menjatuhkan diri dan sikap pembelaan,
seorang pesilat tidak boleh jatuh, tetapi kalau jatuh apakah jatuhnya terlentang, miring atau
telungkup, harus benar-benar jatuhnya tidak apa-apa, masih dalam sikap pembelaan. Pada jatuh
telungkup mendarat kedua tangan dahulu, jangan muka dulu, hati-hati dada, otot-otot lengan,
tangan bahu harus kuat. Sikap berbaring terdiri dari sikap terlentang, sikap miring dan sikap
telungkup
i.

Sikap khusus
Sikap khusus yang penting adalah tegak satu kaki. Sikap tegak satu kaki ini merupakan
dasar melatih keseimbangan yang perlu untuk gerak pembelaan maupun serangan. Sikap khusus
antara lain; sikap tegak satu kaki, sikap rimau/merangkak, sikap monyet, sikap naga dan
sebagainya.

j.

Sikap pasang
Pengertian sikap pasang adalah suatu sikap siaga untuk melakukan pembelaan atau
serangan yang berpola dan dilakukan pada awal serta akhir dari rangkaian gerak. Sikap pasang

mempunyai unsur-unsur : sikap kuda-kuda, sikap tubuh, sikap lengan dan tangan. Ditinjau dari
tinggi rendahnya sikap tubuh, maka sikap pasang dapat dibagi 3, yaitu : pasang atas, pasang
tengah dan pasang bawah. Pasang atas dan pasang tengah menggunakan kuda-kuda atau sikap
kaki sebagai berikut : kuda-kuda depan, kuda-kuda belakang, kuda-kuda silang (depan dan
belakang), dan sikap khusus lainnya atau menirukan binatang, kuda-kuda samping.
k. Pembentukan Gerak
Dalam kegiatan belajar ini mengkaji pembentukan gerak pencak silat yang meliputi arah,
cara, pola langkah. Pembentukan gerak langkah ini akan mendasari koordinasi serangan dan
belaan. Jika pembentukan langkah kurang dikuasai dengan baik, maka dalam mempelajari
koordinasi serang bela akan kurang baik hasilnya. Dengan menguasai kegiatan belajar ini, siswa
dapat melanjutkan pada kegiatan belajar lainnya. Dari kajian materi dalam kegiatan belajar ini
diharapkan siswa mampu memahami, memperagakan dan mengapresiasi keterampilan
pembentukan gerak dalam Pencak silat.
3. Gerak Langkah
Gerak langkah adalah teknik perpindahan atau mengubah posisi disertai kewaspadaan
mental dan indera secara optimal untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka
mendekati atau menjauhi lawan untuk kepentingan serangan dan belaan. Dalam pelaksanaannya
selalu dikombinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan. Gerak langkah meliputi :
a.

Ke belakang

b. Ke serong kiri belakang


c.

Ke kiri

d. Ke serong kiri depan


e.

Ke depan

f.

Ke serong kanan depan

g. Ke kanan
h. Ke serong kanan belakang.
Untuk lebih jelasnya 8 Arah Penjuru Mata Angin, disajikan pada gambar berikut:
Cara pelaksanaannya meliputi :
a.

Angkatan,

b. Geseran,
c.

Ingsutan (seseran),

d. Puratan,
e.

Lompatan, dan

f.

Loncatan
Pola langkah meliputi :

a.

Lurus,

b. Zig zag (gergaji),


c.

Segi tiga,

d. Ladam (tapal kuda),


e.

Segi empat, dan

f.

Huruf S.

4. Serangan
Serangan merupakan sikap membela diri dengan lengan atau tungkai untuk mengenai
sasaran pada lawan. Dilihat secara anggota badan yang digunakan, serangan dibedakan menjadi
dua, yaitu serangan lengan dan serangan tungkai. Untuk serangan lengan meliputi serangan siku
dan serangan tangan, sedangkan serangan tungkai meliputi serangan lutut dan serangan kaki.
Serangan diartikan sebagai usaha pembelaan dengan menggunakan lengan/tangan atau
tungkai/kaki untuk mengenai sasaran tertentu pada tubuh lawan. Pada pengertian pencak silat
sebagai bela diri, semua anggota badan dari ujung rambut sampai ujung kaki dapat dipergunakan
sebagai alat untuk menyerang lawan, tetapi pada pengertian pencak silat olahraga, serangan
dibagi berdasarkan anggota badan yang digunakan sebagai alat menyerang, yaitu serangan
lengan yang lazim disebut pukulan dan serangan tungkai yang lazim disebut tendangan. Selain
kedua bentuk serangan tersebut, terdapat beberapa jenis serangan yang menggunakan bagian
lengan dan tungkai, yaitu serangan sikuan, lutut, sapuan, kaitan dan guntingan.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam teknik serangan, diantaranya sikap tangan
dan kaki sebagai alat serang, sikap tubuh untuk mengontrol titik berat badan, dan sikap kudakuda yang pada umumnya kuda-kuda ringan. Ketiga unsur tersebut sebagai bahan acuan sah
tidaknya mendapatkan poin dalam pertandingan atau perlombaan pencak silat.

Serangan

memiliki lintasan dan bentuk yang merupakan ciri untuk membedakan serangan satu berbeda
dengan yang lain. Berdasarkan penggunaan anggota badan

yang dipergunakan untuk

menyerang lawan, serangan dibedakan menjadi dua, yaitu serangan lengan dan serangan tungkai.

a. Teknik Serangan Lengan


Serangan lengan dibedakan berdasarkan perkenaannya menjadi dua, yaitu serangan tangan
dan siku.
1) Serangan tangan
Berdasarkan arah lintasannya, serangan tangan dapat dilakukan dari arah depan, bawah,
atas dan samping.
2) Serangan tangan dari depan meliputi :
a) Tebak, pukulan dengan telapak tangan
b) Tinju, pukulan dengan kepalan tangan
c) Dorong, pukulan dengan kedua telapak tangan
d) Sodok, pukulan dengan ujung-ujung jari tangan
e) Bandul, pukulan dengan ayunan kepalan tangan
3) Serangan tangan dari arah bawah meliputi :
a) Bandul/catok, pukulan dengan mengayun kepalan tangan
b) Sanggah, pukulan dengan pangkal telapak tangan
c) Colok/tusuk, pukulan dengan ujung jari tangan
4) Serangan tangan dari arah atas meliputi :
a) Tumbuk, pukulan dengan kepalan tangan
b) Pedang, pukulan dengan sisi telapak tangan
c) Tebak, pukulan dengan telapak tangan
5) Serangan tangan dari arah samping meliputi :
a) Pedang, pukulan dengan sisi telapak tangan
b) Tampar, pukulan dengan telapak tangan
c) Bandul, pukulan dengan kepalan tangan
d) Kepret, pukulan dengan punggung tangan.
b. Serangan Siku
Serangan siku dapat dibedakan berdasarkan arah lintasannya meliputi :
1) Siku depan,
2) Siku serong,
3) Siku belakang, dan

4) Siku bawah.
c.

Teknik Serangan Tungkai


Berdasarkan jarak dan posisi sasaran lawan, serangan tungkai dibagi menjadi 2, yaitu serangan
kaki yang lazim disebut tendangan dan serangan lutut yang lazim disebut lututan.

1) Serangan kaki
Dilihat dari bagian kaki yang mengenai sasaran dan arah lintasannya, tendangan dapat
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a) Tendangan depan, yaitu dengan menggunakan pangkal jari kaki
b) Tendangan samping, yaitu dengan sisi telapak kaki
c) Tendangan busur, yaitu dengan pangkal jari/punggung kaki
d) Tendangan belakang, yaitu dengan tumit kaki.
2) Serangan lutut
Berdasarkan arah lintasan serangnya, serangan lutut dibedakanmenjadi 2 bentuk, yaitu :
a) Serangan lutut bawah, yaitu lintasannya dari bawah ke atas.
b) Serangan lutut samping, yaitu serangannya dari samping.
C. Belaan
Belaan merupakan usaha membela diri dari serangan lawan, secara teknis belaan
dibedakan menjadi tiga, yaitu pembelaan dasar, lanjutan dan pembelaan taktik. Sesuai dengan
karateristik pencak silat, sebagai ilmu bela diri, maka usaha membela diri dari serangan lawan
merupakan pengertian dari pada pembelaan dalam pencak silat. Pada dasarnya membela adalah
mengeluarkan tubuh atau anggota tubuh kita dari arah lintasan serang lawan atau mengalihkan
serangan lawan hingga tidak mengenai tubuh/anggota tubuh kita.
Perlu diperhatikan dalam pembelaan adalah bentuk, arah lintasan serangan lawan, posisi
dan gerak kita untuk membela, dan bentuk belaan yang sesuai dengan serangan lawan. Posisi
tersebut meliputi pasangan, kuda-kuda dan sikap tubuh. Dilihat dari kompleksitas gerakan teknik
belaan dibagi tiga, yaitu belaan dasar, lanjutan dan tinggi.
1. Belaan Dasar
Dilihat dari bentuknya, belaan dasar dibedakan menjadi tiga, yaitu hindaran, elakan dan
tangkisan. Perbedaan ketiga bentuk belaan tersebut terletak pada keluarnya tubuh/anggota tubuh
dari lintasan serang lawan.

a.

Hindaran
Hindaran adalah memindahkan anggota/tubuh yang menjadi sasaran serangan lawan
dengan cara melangkah. Arah langkah yang dituju meliputi 8 penjuru mata angin. Hindaran ke 8
penjuru mata angin dapat dilakukan dengan cara :

1) Hindar sisi, yaitu menghindar ke samping lawan.


2) Hindar angkat kaki, yaitu menghindar dengan mengangkat kaki.
3) Hindar kaki silang, yaitu menghindar dengan menyilangkan kaki.
b. Elakan
Elakan adalah membela dengan posisi kaki tidak berpindah tempat atau kembali ke tempat
semula. Berdasarkan keluarnya tubuh/anggota tubuh dari serangan lawan, maka elakan
dibedakan menjadi empat, yaitu :
1) Elakan atas, yaitu mengelak dengan meloncat ke atas.
2) Elakan bawah, yaitu mengelak dengan cara merendahkan diri
3) Elakan samping, yaitu mengelak dengan cara memindahkan titik berat badan ke samping.
4) Elakan belakang, yaitu mengelak dengan cara memindahkan titik berat badan ke belakang.
c.

Tangkisan
Tangkisan adalah belaan dengan cara kontak langsung bagian anggota badan dengan
serangan. Kontak langsung tersebut bertujuan untuk memindahkan atau membendung serangan
lawan. Anggota badan yang dapat dipergunakan untuk menangkis adalah :

1) Tangkisan lengan
Tangkisan satu lengan yang meliputi :
a) Tangkisan dalam, yaitu tangkisan dari luar ke dalam.
b) Tangkisan luar, yaitu tangkisan dari dalam ke luar.
c) Tangkisan atas, yaitu tangkisan dari bawah ke atas.
d) Tangkisan bawah, yaitu tangkisan dari atas ke bawah.
2) Tangkisan siku
Tangkisan siku terdiri dari :
a) Tangkisan siku dalam
b) Tangkisan siku luar.
3) Tangkisan dua lengan
Tangkisan dengan dua lengan terdiri dari :

a) Tangkisan dua lengan/sejajar dua tangan


b) Tangkisan dua lengan membelah tinggi atau rendah
c) Tangkisan dua lengan silang tinggi atau rendah
d) Tangkisan dua lengan buang samping.
4) Tangkisan kaki
Tangkisan kaki terdiri dari :
a) Tutup samping
b) Tutup depan
c) Buang luar
d) Busur luar/dalam
2. Belaan lanjutan
Belaan lanjutan lebih kompleks daripada belaan dasar. Belaan lanjutan bisanya di awali
dengan teknik elakan, tangkisan dan terkadang dengan gerak pendahuluan, serta gerakan
berangkai. Belaan lanjutan terdiri dari tangkapan, jatuhan, lepasan dan kuncian.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan penyajian pencak silat, siswa atau pesilat
perlu memilki perbendaharaan teknik dan taktik sehingga mampu menampilkan teknik yang
bervariasi. Kekayaan teknik belaan dan serangan tidak hanya sekedar memukul dan menedang
saja, tetapi dapat mengembangkan teknik dan taktik menjatuhkan atau mengunci dan lepasan.
Pembelaan lanjutan merupakan pencak silat yang mempunyai unsur yang lebih sulit dari
elakan dan tangkisan. Pembelaan lanjutan dapat diawali dengan elakan atau tangkisan yang
kadang-kadang memerlukan gerak pendahuluan atau gerakan berangkai.
Pembelaan lanjutan terdiri dari; tangkapan, jatuhan, lepasan dan kuncian. Pada
pertandingan pencak silat olahraga, jatuhan yang benar nilainya 3, kuncian yang tidak bisa
dilepaskan dalam 5 detik mendapat nilai 5. Tangkapan menjatuhkan apalagi mengunci
merupakan keterampilan dan pengetahuan yang tinggi. Cara menjatuhkan dan cara mengunci
masing-masing ada peratutan atau ketentuannya sehingga dianggap sah mendapat nilai.
Ketentuan unsur-unsur teknik yang diperkenankan adalah usaha untuk mencapai prestasi berupa
mengenai sasaran, menjatuhkan dan mengunci lawan serta teknik sambut, yaitu memusnahkan
serangan lawan dan membuat balasan yang berhasil. Dalam melakukan teknik tersebut harus

terpenuhi syarat, arah lintasan yang benar, tidak mematahkan/merusak serta memenuhi ketentuan
syarat nilai yang ditetapkan.
a.

Tangkapan
Tangkapan adalah belaan dengan cara menahan lengan atau tungkai dari serangan lawan
untuk menjaga serangan berikutnya. Teknik tangkapan merupakan salah satu unsur dari teknik
jatuhan atau kuncian. Yang perlu diperhatikan dari teknik tangkapan adalah kuda-kuda dengan
keseimbangan badan, sikap tubuh dan kesesuaian penggunaan lengan/tangan untuk menangkap
serangan. Teknik tangkapan dapat dilakukan dengan satu atau dua lengan. Berdasarkan
penggunaan lengan, teknik tangkapan dapat dibedakan dalam 3 bentuk, yaitu tangkapan tangan,
lengan dan ketiak/kempit.
Tangkapan adalah suatu usaha pembelaan dengan cara menahan lengan/tungkai lawan
untuk menjaga serangan berikutnya atau merupakan unsur dari teknik jatuhan atau kuncian.
Tangkapan dapat dilakukan dengan satu atau dua lengan. Unsur tangkapan meliputi kuda-kuda
dan sikap tubuh yang memperhitungkan titik berat badan yang memberikan keseimbangan yang
kuat. Dalam keseimbangan itu bukanlah berarti kuda-kuda demikian kokoh sehingga sukar
bergerak, bahkan sebaliknya haruslah mudah berubah ke bentuk posisi yang lain. Pengaturan
tenaga seefisien mungkin agar tidak cepat lelah dalam menghadapi lawan yang kuat.
Tangkapan yang baik didahului dengan teknik elakan, yaitu menghindar dari sasaran gerak
lawan atau dari lintasan serangan lawan, atau dengan teknik tangkisan. Tangkapan dapat
dilanjutkan dengan teknik jatuhan atau kuncian.

1) Tangkapan satu lengan, terdiri dari


a) Tangkapan dengan tangan
b) Tangkapan dengan lengan
c) Tangkapan dengan ketiak/kempit
2) Tangkapan tangan, meliputi :
a) Tangkapan dalam ke luar
b) Tangkapan luar ke dalam
c) Tangkapan dilanjutkan dengan kuncian (lipatan belakang atau bawah)
3) Tangkapan lengan, meliputi :
a) Tangkapan dari dalam ke luar (lurus)
b) Tangkapan dari dalam ke luar (serong)

c) Tangkapan dari luar ke dalam.


4) Tangkapan ketiak/kempit
5) Tangkapan dua tangan, meliputi :
a) Tangkapan dua tangan rapat searah
b) Tangkapan dua tangan rapat berlawanan
c) Tangkapan renggang searah
d) Tangkapan renggang berlawanan
3. Jatuhan
Jatuhan adalah teknik menjatuhkan lawan sebagai tindak lanjut dari teknik tangkapan
atau serangan langsung. Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan menambah tenaga serangan
lawan searah, merubah arah serangan lawan, menghilangkan tumpuan badan lawan.
Jatuhan adalah usaha menjatuhkan lawan sebagai tindak lanjut dari tangkapan atau secara
langsung. Jatuhan dapat dilakukan dengan cara :
a.

Menambah tenaga serangan lawan searah dengan : (1) tarikan dan (2) dorongan.

b. Menambah tenaga serangan lawan tarikan dan dorongan diawali dengan gerak elakan. Pertama
tangkap tarik searah serangan dan kedua hindar kemudian dorong searah serangan.
c.

Merubah arah serangan lawan dengan : (1) tarikan, (2) dorongan dan (3) putaran.
Untuk merubah arah serangan lawan dengan tarikan, dorongan dan putaran, dimana
teknik ini didahului dengan elakan atau tangkapan. Meniadakan tumpuan badan lawan dengan:

a.

Sapuan : meniadakan tumpuan badan lawan dengan sapuan usaha menjatuhkan lawan dengan
cara menyapu kaki lawan menggunakan kaki. Dapat dilakukan dengan posisi tegak, rebah dan
lingkar.

b. Kaitan : meniadakan tumpuan lawan dengan kaitan, adalah usaha menjatuhkan lawan dengan
cara mengait lawan dengan menggunakan kaki. Dapat dilakukan dengan arah luar, dalam dan
belakang.
c.

Angkatan : meniadakan tumpuan badan lawan dengan angkatan, adalah usaha menjatuhkan
lawan dengan cara mengangkat kaki lawan dengan kaki. Dilakukan dari dalam atau dari
belakang.

d. Ungkitan : meniadakan tumpuan badan lawan dengan ungkitan, adalah usaha menjatuhkan
lawan dengan cara mengungkit / mengganjal kaki lawan dengan menggunakan kaki disertai
dengan dorongan tangan.
e.

Guntingan : meniadakan tumpuan badan lawan, dapat juga dilaksanakan dengan guntingan,
yaitu usaha menjatuhkan lawan dengan cara menggunting kaki lawan dengan menggunakan kaki.
Dilakukan dengan merebahkan diri.
Macam-macam teknik jatuhan terdiri dari :

a.

Menambah tenaga serangan lawan searah


Teknik ini dapat dilakukan dengan cara tarikan atau dorongan.

1) Dengan cara tarikan, pertama tangkap dan tarik searah dengan serangan
2) Dengan cara dorongan, pertama hindar dan dorong searah
b. Merubah arah serangan
Teknik jatuhan ini dapat dilakukan dengan cara tarikan, dorongan dan putaran yang
didahului dengan teknik elakan atau tangkapan, yaitu :
1) Dengan cara tarikan, pertama tangkap dan tarik kesamping atau bawah.
2) Dengan cara dorongan, pertama elak dan dorong ke samping.
3) Dengan cara putaran, pertama tangkap dan putar ke kiri atau kanan.
c.

Menghilangkan tumpuan badan lawan


Teknik jatuhan dengan menghilangkan tumpuan badan lawan dapat dilakukan dengan
sapuan, kaitan, angkatan, ungkitan dan guntingan.

1) Sapuan, yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara menyapu kaki lawan dengan
kaki dan dapat dilakukan dengan posisi tegak, rebah dan melingkar.
2) Kaitan, yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara mengait kaki tumpu lawan
dengan menggunakan kaki. Kaitan dapat dilakukan dari arah luar, dalam dan belakang.
3) Angkatan, yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara mengangkat kaki lawan
dengan kaki. Angkatan dapat dilakukan dari arah dalam dan belakang.
4) Ungkitan, adalah menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara mengungkit atau
mengganjal kaki lawan dengan menggunakan kaki disertai dorongan lengan.

5) Guntingan, yaitu menghilangkan tumpuan badan lawan dengan cara menggunting kedua kaki
lawan dengan menggunakan dua kaki sambil merebahkan diri.

4. Lepasan
Lepasan adalah teknik melepaskan diri dari tangkapan lawan. Teknik lepasan dilakukan
dengan cara menarik lepas dengan satu tangan, dua tangan, satu kaki dan dua kaki. Lepasan
adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan dengan cara :
a.

Lepasan dengan satu tangan, terdiri dari :

1) Putaran
2) Sentakan
3) Tangkapan balasa
b. Teknik lepasan dua tangan, terdiri dari :
1) Bantuan
2) Serangan
3) Bukaan
c.

Lepasan dengan kaki, dilakukan dengan cara melipat lutut kaki yang ditangkap disertai dengan
tarikan lengan.

d. Teknik lepasan dengan dua kaki, dilakukan dengan cara memutar badan dengan menarik kaki
yang ditangkap disusul dengan tendangan belakang kaki lainnya.
5. Kuncian
Kuncian adalah menguasai lawan dengan tangkapan sempurna sehingga lawan tidak
berdaya. Teknik kuncian dapat dilakukan untuk menahan kemungkinan gerak lawan sambil
mematikan tiga titik persendian anggota badan lawan. Jenis tangkapan yang digunakan dalam
kuncian adalah tangkapan dengan tangan dan tungkai.
Kuncian dapat dilakukan dengan cara :
a.

Menahan kemungkinan gerak lawan

b. Mematikan gerak sendi dengan lipatan.


Unsur tangkapan dalam kuncian dapat merupakan tangkapan tangan atau kaki. Teknik
kuncian pada umumnya adalah mematikan tiga tempat/titik anggota badan lawan. Kuncian

dengan diawali tangkapan tangan dilakukan dengan cara mengangkat lengan dilanjutkan dengan
lipatan ke belakang atau ke bawah.Kuncian dengan diawali menangkap kaki dilakukan dengan
cara menjatuhkan lawan.

Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela
diri Asiayang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal
di Indonesia, Malaysia, Brunei, danSingapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di
berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan
dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat
Indonesia). Persilat(Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang
dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasifederasi pencak silat di berbagai negara.
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor.
Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa
Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya
digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak
sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan
dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada
kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan
diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsurunsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah
dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
"Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan
eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam

sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir pulau
Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan
lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam
silat. Ini ada benarnya, bahkan bisa jadisesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi
karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka
yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang
dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaankebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka
kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.

Sejarah Pencak silat


Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari
guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah
lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang
menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan
tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan
suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
sebagai budaya suku Melayudalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir
pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-

pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat
tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh
Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri
dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi
karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka
yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang
dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaankebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka
kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.
Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh,
bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad
ke-14 adalahpendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang
membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat
yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan
bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu
beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi
penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan
memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. . Setelah
zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional
dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di
Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula
puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi
masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan
dalamSEA Games.
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan
dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi

dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam,
namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian
bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum
ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun
secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan
yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang
dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman
penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut
keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas
dapat dibagi dalam kurun waktu
Bab III . Istilah Dalam Pencak Silat
Teknik

Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan
menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan,
mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau
aliran seluruh tubuh.

A. Gerakan Dasar
1. Pengertian

Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerakgerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera
setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba

mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat. Bentuk-bentuk gerakan dasar
antara lain:
a). Belaan: pembuangan-tangkisan-hindaran/elakan-pelepasan kuncian-tangkapan
Belaan adalah suatu usaha mempertahanka diri yang dilakukan baik dengan tangan
maupun kaki sewaktu menerima serangan.
Macam-macam belaan antara lain:
1). Pembuangan:
Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan jalan
membuang tenaga serangan lawan.
2). Tangkisan
Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan)
terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan serangan. Berbagai posisi
dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan melangkah maupun diam di tempat, dengan
memperhitungkan posisi terbaik atau menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang
cepat. Yang perlu diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap
tubuh dan sikap tangan.
Adapun tangkisan terdiri dari dua macam, yaitu:
- Tangkisan (benturan) dengan tangan
- Tangkisan (benturan) dengan kaki
3). Hindaran/elakan
Hindaran/elakan adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari lintasan
serangan.
Teknik elakan dapat dilakukan dengan cara:
- Melangkah dengan satu kaki
- Di tempat
- Memindahkan dua kaki
Elakan yang baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan gerakan
lanjuta (pola sambut) dengan baik).
4). Pelepasan Kuncian
Pelepasan kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan
dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.

2. Serangan
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan
menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan,
mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
a). dengan tangan: pukulan-colokan-tebasan-sodokan-sikutan-kuncian
b). dengan kaki: tendangan-dengkulan-menjatuhkan (serampang, ungkit, sapu)
Macam-macam serangan yanga dapat dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a). Serangan dengan tangan
serangan dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu mengepal, terbuka
dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan serangan.
Lintasan serangan:
- ke depan lurus
- dari samping
- dari bawah
Macam-macam serangan dengan tangan antara lain:
- pukulan

- sikutan

- colokan

- kuncian

- tebasan

- tangkapan

- sodokan
b). Serangan dengan kaki
seperti pada serangan tangan, serangan dengan kaki juga memperhatikan unsur-unsur
teknik tersebut di atas untuk mengembangkan teknik yang benar. Untuk memantapkan serangan
kaki perlu diperhatikan cara melatih kekuatan dan keseimbangan kaki tumpu pada waktu
melakukan tendangan dan sikap tubuh serta sikap tangan yang baik, sehingga teknik tendangan
menjadi baik dan dapat melakukan sikap atau tindakan berikutnya setelah melakukan tendangan.
Adapun macam-macam serangan kaki adalah:
1). Tendangan
Sikap awal menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.
Macam tendangan adalah:

- tendangan ke arah depan (A, T)


- tendangan dari samping (C, Sirkel)
- tendangan belakang (B)
2). Dengkulan
Dengkulan dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.
3). Serkel
4). Menjatuhkan
Menjatuhkan dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.
Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:
(1). Meniadakan keseimbangan kaki tumpu (sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan)
(2). Meniadakan keseimbangan dengan didahului tangkapan.
b. Tujuan:
- Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih pembentukan sikap yang benar.
c. Pelaksanaan:
- Kesalahan harus segera dibetulkan
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Merangkaikan beberapa gerakan serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)
- Merangkaikan beberapa gerakan belaan (tangkis-hindar)
- merangkaikan beberapa gerakan bela dan serang tangkis-pukul-tendang.
3. Jurus
a. Pengertian:

adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela)


sebanyak 36 (tiga puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah.
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau
aliran seluruh tubuh.
b. Tujuan:

- Melatih mengembangkan suatu pola permainan pencak silat


- Menumbuhkan pengertian permainan secara teratur
- Menguasai dan meyakini teknik yang dimiliki.
c. Pelaksanaan:
- Sama dengan pembinaan senam
- Penjelasan unsur-unsur belaan dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.
- Penjelasan pola langkah sesuai dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT
- Pemberian aba-aba:
~ Pelan dan teratur (untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)
~ ditingkatkan dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan
bertenaga
~ ditingkatkan dengan memberi aba-aba satu hitungan
- Kesalahan segera dibetulkan
- Melatih menggunakan jurus secara berpasangan (2A ><>
- Melatih menggunakan pasangan minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan
peningkatan atau tambahan macam penggunaan pasang di tingkat atasnya.
4. Pasang
a. Pengertian
adalah suatu sikap gerak lemah lembut gagah berwibawa dan terbuka yang merupakan
perangkap agar lawan mau menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan belaan
dilanjutkan serangan masuk.
b. Tujuan:
- Melatih menyiapkan kondisi siap menyerang dan siap diserang
- Melatih meyakini jurus
c. Pelaksanaan:
- melatih perpindahan gerak dari satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang
berlainan
- penggunaan pasamg masing-masing jurus
5. Pelepasan Kuncian
a. Pengertian:

adalah suatu teknik untuk melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan
mengunci lawan
b. Tujuan:
- Melatih mengambil bagian-bagian tubuh lawan yang lemah
- Melatih memanfaatkan bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan
c. Pelaksanaan:
Melatih ketepatan dan kecepatan gerak disertai tenaga
6. Belaan Belati
a. Pengertian:
adalah suatu teknik untuk menerima serangan belati dengan tangan kosong
b. Tujuan:
Melatih keberanian menghadapi lawan bersenjata
c. Pelaksanaan:
Melatih kecepatan dan ketepatan gerak disertai tenaga.
7. Senam Toya
a. Pengertian:
adalah suatu gerakan serang bela menggunakan toya yang dilakukan di tempat
b. Tujuan:
- melatih dasar gerakan jurus toya
- melatih sikap koordinasi yang benar antara sikap tangan memegang toya dengan tubuh
dan kuda-kuda kaki
- melatih gerak memegang toya dengan benar
c. Pelaksanaan:
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Kesalahan segera dibetulkan
8. Jurus Toya
a. Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang
dilaksanakan sambil melangkah.
b. Tujuan dan Pelaksanaan
sama dengan jurus

Ukuran lapangan pencak silat


Arena pertandingan pencak silat dapat di deskripsi-kan sebagai berikut
1.berbentuk persegi dengan luas total 10m X 10m
2.terdiri dari dua area yaitu area bertanding 8X8m di bagian dalam dan area pengaman 1m
mengelilingi bagian luar area pertandingan(biasanya dibedakan dengan perbedaan warna)
3.terdapat 2 lingkaran lingkaran 1 berdiameter 3m digunakan sebagai jarak sikap pasang dan
lingkaran ke-2 berdiameter 8m digunakan sebagai batas arena bertanding
4.di dua sudut-sudut yang berjauhan biasanya satu puzel matras berwarna merah dan satu puzel
matras di sudut lainnya berwarna biru

A.Pengertian dan Sejarah Pencak Silat


Pencak silat adalah olahraga bela diri yang terdiri dari gerakan jasmani yang lemah gemulai
namun penuh tenaga dan dilandasi dengan rohani yang berbudi luhur. Dalam bela diri pencak
silat ini mengandung unsur bela diri, olahraga, seni dan budaya yang berisi teknik pembelaan
dan penyerangan
Pencak silat merupakan olahraga bela diri khas dari Indonesia. Pencak silat telah populer
di negara kita melalui wadah IPSI. Sekarang setiap daerah di Indonesia telah memiliki
kepengurusan
IPSI cabang daerah. Bahkan pencak silat sejak kepengurusan Edi M. Nalapraya telah
berkembang pesat di seluruh dunia dengan wadah PERSILAT (Persekutuan Silat Antarbangsa)
bahkan pendekar pencak silat sudah bermunculan di Eropa dan Amerika.
Pencak silat yang asli Indonesia berkembang pesat di Vietnam dan negara tersebut
sekarang memiliki pesilat-pesilat yang hebat dan juga memiliki tempat dan fasilitas pencak silat
terbaik di Asia. Maka tak heran pesilat kita sering mengadakan tempat berlatih di Vietnam.
Pencak silat selain bela diri juga sebagai pembentuk sikap ksatria dan meningkatkan percaya diri.
Hal ini dapat dikembangkan dalam kejuaraan yang meliputi kategori wiralaga dan kategori
wiraloka.
Dalam pencak silat teknik pembelaan dapat dilakukan dengan cara: langkah, hindaran,
elakan, dan tangkisan.
1. Langkah
Langkah dalam pencak silat digunakan untuk mengadakan serangan ataupun pembelaan
dengan arah sesuai yang dikehendaki. Dalam pencak silat, gerakan langkah ada beberapa bentuk
pola, yaitu lurus, gergaji, ladam tunggal, ladam rangkap, segitiga tunggal, segitiga rangkap, segi
empat lurus, dan segi empat potong serta langkah huruf S.
2. Hindaran
Hindaran adalah teknik pembelaan untuk mengalihkan bidang sasaran dari lawan dengan
cara memindahkan badan diikuti dengan langkah. Hindaran dalam pencak silat meliputi hindaran

hadap, hindaran samping, dan hindaran belakang.


3. Bentuk Latihan Tangkisan
Tangkisan yaitu teknik pembelaan dengan mengadakan kontak langsung dengan serangan
lawan. Tangkisan dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan kaki. Berikut ini beberapa
contoh tangkisan dengan tangan:
a. Latihan tangkisan luar dilakukan dengan satu tangan.
b. Latihan tangkisan dalam dilakukan dengan satu tangan.
c. Latihan tangkisan silang tinggi/halang rintang atas dilakukan dengan dua tangan.
d. Latihan tangkisan halang rintang bawah dilakukan dengan dua tangan.
4. Bentuk Latihan Elakan
Elakan yaitu teknik pembelaan dalam pencak silat menghindari serangan lawan tanpa
melangkahkan kaki. Elakan dalam pencak silat dapat dibedakan menjadi 5, yaitu elakan hadap,
elakan samping, elakan belakang, elakan atas, dan elakan bawah. Di bawah ini ada contoh teknik
elakan belakang.
a. Latihan elakan belakang lurus dari tendangan samping.
b. Latihan elakan belakang lurus dari tendangan belakang. Elakan dilakukan dengan meluruskan
kaki depan (merendah) dan berat badan pindah ke kaki belakang. Kedua tangan siap dalam sikap
menangkis, satu tangan di muka satu lurus ke bawah sejajar badan. Tangkisan digunakan untuk
menangkis serangan dari tendangan dan dilakukan berpasangan.
B. Gerakan Serangan Tangan atau Kaki
1. Jenis Serangan Tangan/Pukulan
Jenis serangan tangan/pukulan dibedakan sebagai berikut.
a. Serangan arah depan, meliputi pukul depan, dorong/tebak, totok, sodok, dan bandul. Serangan
ini digunakan untuk lawan yang berada di depan. Arah sasaran adalah dada.
b. Serangan tangan dari bawah, meliputi pukulan saduk, canggah, dan tusuk. Serangan ini
digunakan lawan yang berada di depan. Arah sasaran adalah ulu hati, dagu, dan tenggorokan.
c. Serangan tangan dari atas, meliputi cambuk, gebang/pedang, ketok, patuk, dan tebak. Sasaran
dalam serangan ini adalah leher, dada, dan pundak
e. Serangan siku depan, samping, belakang, serong, dan bawah. Serangan siku dapat digunakan
untuk menyerang lawan dari beberapa arah, serangan ini sekaligus dapat digunakan sebagai
tangkisan dari serangan kaki lawan.
2. Jenis Serangan Kaki/Tendangan
Jenis serangan kaki/tendangan dibedakan sebagai berikut.
a. Serangan kaki dapat menggunakan punggung kaki/sabit, telapak kaki/ tendangan A, ujung
kaki/gajul, pisau kaki/ tendangan T, dan tendangan belakang/tumit.
b. Serangan lutut terdiri atas bawah dan samping.
C. Tangkapan
1. Tangkapan tangan
Tangkapan tangan terdiri atas tangkapan dari dalam ke luar dan dari luar ke dalam.
Tangkapan dapat digunakan untuk menangkap serangan lawan yang berasal dari pukulan.
2. Tangkapan dengan lengan

Tangkapan dengan lengan meliputi tangkapan dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.
Tangkapan ini digunakan untuk lawan yang menggunakan serangan dengan tendangan.

Anda mungkin juga menyukai