Anda di halaman 1dari 38

PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI FOSPOR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
NAMA

: Nila .N. Fadila


Palajuna Septarina

KELAS

: 3 KB

DOSEN PEMBIMBING

: Ir. NYAYU ZUBAIDAH, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015
1. INDUSTRI FOSFOR
1 | Page

1.1

Pendahuluan
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens
(pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan).
Fosfor banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel
hidup, tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsure bebasnya. Fosfor
amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung
dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk dan merupakan unsure
penting dalam makhluk hidup. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam
pembuatan pupuk. Namun, secara luas fospor dapat digunakan dalam bahan
peledak, korek api, kembang api, pesticida, odol, deterjen dan yang paling
umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar.

1.2

Klasifikasi Proses
Klasifikasi proses pengolahan fosfor, fosfor pentaoksida dan asam fosfat
yaitu dengan menggunakan metode electric furnace, yaitu dengan konversi
langsung pada bagian produksi.

1.3 Data Kuantitatif


Basis

: 1 ton Phospor Kuning (93 % yield)

Batuan phosphate

: 7.5 ton pada 32% P2O5 untuk 9,6 ton pada 25% P2O5

Pasir

: 3.3-3.8 ton

Batu Bara

: 1.6-1.8 ton

Elektroda karbon

: 18-25 kg

Listrik

: 12,000-15,000 KWH

Pendingin Air

: 200-250 ton

Kapasitas Pabrik

: 25 70 ton perhari

1.4

Sifat Fisika dan Kimia

1.4.1

Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku:

2 | Page

a. Batuan Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL),
atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer
karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit
(Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. . Apatite
adalah dua jenis.. Yaitu, klor-apatit memiliki komposisi 3Ca 3 (PO 4) 2 CaCl2
dan fluor-apatit memiliki komposisi 3Ca (PO 4) 2 CaF2.
Secara teoritis, komposisi persentase mereka adalah sebagai berikut:
Chlor-apatite P 2 O 5 41.0, CaO 53.8, Cl 6.8 = 101.6
Fluor-apatite P 2 O 5 42.3, CaO 55.5, F 3.8 = 101.6

Batuan fosfat adalah substansi sekunder yang terbentuk akibat


akumulasi dari sisa-sisa organik seperti tulang dan penggantian kapur,
kalsit, dan lain-lain, dengan larutan fosfat untuk membentuk campuran
kalsium fosfat. Batuan fosfat umumnya disebut sebagai 'fosfat nodul'
seperti yang ditemukan dalam bentuk nodular. Mineral ini sebagian besar
digunakan untuk pembuatan pupuk kimia seperti fosfat super, di kalsium
fosfat, triple super fosfat, mono-ammonium fosfat, di-ammonium fosfat
dan pupuk kompleks lainnya. Warna dalam apatit sering disebabkan oleh
adanya unsur tanah langka atau dengan penyinaran alam. Fosfat komersil
dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan
sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam
jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K). CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O.
Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat
jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
b. Batubara
3 | Page

Sifat fisik dan kimia batubara antara lain :


Rumus empiris : C137H97O9NS untuk bituminus
Kandungan karbon : bervariasi
Titik leleh terendah : 11700C - 12650C

Batubara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk


dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk
melalui proses pembatubaraan.Unsur-nusur utamanya terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh
tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas:
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98%
unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 810% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.

c Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Pasir merupakan bahan


agregat halus dan alami yang terdiri dari batuan dan partikel mineral. Butiran
pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi
pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan
subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
d

Coke Breeze
4 | Page

Coke adalah sejenis padatan karbon yang berasal dari distilasi


destruktif rendah-abu, yang mempunyai nilai panas yang tinggi dan jumlah
karbon yang tinggi. Selain itu, coke juga mengandung kadar sulfur rendah
yang terkandung dalam batubara jenis bituminous. Coke dari batubara adalah
abu-abu,keras, dan keropos .
1.4.2 Sifat Fisika dan Kimia Produk :
a

Fospor Kuning

Berat Molekul

: 123,9 gr/mol

Titik Lebur

Titik Didih : 280 oC (535 F)

: 44,1 oC (11F)

Density (g/cm 3)
: 1.82 g/cm 3

Padat

:1.74 (45 oC)

Cair

Fospor Merah

1.5

Berat Molekul

: 123,9 gr/mol

Titik Lebur

: 593 oC (1094 F)

Density

: 2.36 g/cm3

Reaksi Kimia yang terjadi:


a. 2Ca3(PO4)2 + 10C + 6SiO2
b. P4 kuning

P4 kuning + 6CaSiO3 + 10CO

P4 merah

c. Asam Lemah + H2SO4 +2SiO2 + H2S


6

Uraian Proses

5 | Page

CaSO4+ AsS3 + 2H2SiF6

Bahan baku berupa batuan posfat dimasukkan ke dalam grinder


(untuk pengecilan ukuran) untuk dipecah menjadi partikel yang lebih kecil dan
halus. Kemudian bahan tersebut masuk ke dalam wadah penampungan
bersama dengan kokas dan udara. Selanjutnya akan dilakukan pengayakan,
dimana partikel yang halus akan masuk ke dalam belt conveyor bersama
dengan pasir dan dan kokas, sedangkan sebagian partikel yang kasar akan
direcycle kembali. Selanjutnya, campuran tersebut masuk ke dalam electric
furnace (pemanasan elektrik dengan menggunakan elektroda karbon),
campuran dipanaskan dengan tegangan 250-300V 3 fase pada temperature
1400oC. Pada bagian dasar furnace akan terbentuk slag atau terak. Terak
tersebut dikumpulkan dalam suatu wadah dan dengan bantuan udara dingin
dialirkan menuju grinder untuk dipecah kembali menjadi bahan yang lebih
halus, hasilnya berupa potongan terak yang lebih halus yang dapat digunakan
sebagai bahan bahu pembuatan aspal bersumber dari CaSiO 3, Tanah kapur.
Kemudian, hasil yang diperoleh dari electric furnace berupa P4,CO dan debu
yang selanjutnya dialirkan menuju electrostatic precipitator (untuk
menangkap debu dengan bantuan listrik). Hasil yang diperoleh pada proses ini
yakni, pada bagian bawah debu keluar sebagai limbah atau kotoran, sedangkan
hasil pemanasan yang baik akan masuk ke water spray condenser
( pendinginan dan kondensasi dengan bantuan H 2O ). Pada proses pendinginan
ini, pada bagian atas akan keluar gas CO ( 2,5 - 3 tons / ton P ) yang dapat
digunakan untuk bahan bakar atau sintesis gas. Dan pada proses ini, akan
menghasilkan fospor kuning yang akan mengumpul pada dasar penampungan.
Selanjutnya, untuk bisa mendapatkan fosphor merah, maka dilakukan
pemanasan kembali, dimana fosphor kuning ditambah dengan H2O dialirkan
masuk ke dalam batch converter pada temperatur 250o C. Pada proses ini, ada
sebagian hasil yang di refluks condenser, dan sebagian lagi masuk kedalam
grinder untuk pengecilan ukuran. Fospor yang dihasilkan dicuci dengan
Na2CO3 dan air untuk memisahkan P4 kuning sisa yang tidak stabil. Hasil
cuciannya berupa limbah cair yang dibuang. Selanjutnya. Fospor merah
dikeringkan di dryer dengan menambahkan penstabil berupa 1% MgO.
Kemudian, hasil dari dryer masuk ke penampungan posfor merah.
Melihat kembali ke bagian alat electrostatic precipitator, dapat dilihat
pada proses ini ada sebagian hasil yakni P 4 dan CO yang mengalir masuk ke
ruang pembakaran (1) bersama dengan udara murni. Pada tahap ini, ada bahan
atau umpan yang dimasukkan yaitu P 2O5 yang sebagian masuk ke ruang
pembakaran (2) dengan dimasukkan udara kering melalui silika gel (udara
kering ini mengandung unsur O2 dan N2) yang kemudian dialirkan ke fluid bed
condenser ( pendinginan sekaligus pemisahan padatan dengan gas). Pada
proses pemisahan ini, gas CO dan kemungkinan gas N2 keluar pada bagian
atas. Dengan kata lain, terjadi pemisahan antara gas dan padatan. Sedangkan,
hasil pemisahan lainnya yaitu P2O5 anhidrat keluar pada bagian bawah.
Kembali lagi ke combustion chamber (1), hasil pada proses ini dialirkan
6 | Page

bersama dengan P2O5 menuju ke water spray condenser. Pada tahap ini, gas
CO yang tidak terkondensasi dibersihkan di electrostatic demister kemudian
dibuang. Setelah di proses, diperoleh asam mentah ( crude acid ) 85 % yang
kemudian dimurnikan dengan penambahan H2SO4, bubuk SiO2 dan H2S.
Selanjutnya, hasil akhirnya berupa endapan CaSO 4, AsS3, H2SiF6 (bersumber
dari batuan fosfat) pada bagian bawah dan asam pospat 85% pada bagian atas.

Flowshett

7 | Page

1.8

Kegunaan Produk :

Untuk pembuatan asam fospat

Untuk membuat detergen (Na5P3O10)

Untuk pembuatan fospor trichlorida.

Untuk pembuatan fospor oksichlorida dan fospor pemasulfide

Untuk pembuatan fospor pentaoksida dan pospor merah

Fungsi Alat :

8 | Page

Grinder
:
Alat
untuk
Menghancurkan bahan menjadi partikel yang
lebih halus (mengecilkan ukuran)
Belt Conveyor :Tempat penampungan sementara
dimana secara spesifikasi merupakan alat yang
digunakan untuk mengangkut bahan dengan
cara meletakkan bahan tersebut diatas belt yang
bergerak secar translasi

Electric Furnace

: Tempat terjadinya pemanasan secara elekrik

Water Spray Condenser

: Tempat pendinginan dengan dibantu oleh H2O.

Batch Converter

: Alat untuk pemanasan dengan temperatur


250oC

Kondenser

: Alat untuk pendinginan

Fluid Bed Condenser :


sekaligus pemisahan

Tempat

pendinginan

padatan dan gas

Elektrostatic Presipitator : Untuk menangkap


partikel halus dengan
bantuan Listrik

Combustion Chamber : Tempat atau ruang pembakaran

Dryer

9 | Page

: Alat yang digunakan untuk mengeringkan

2. INDUSTRI ASAM FOSFAT


2.1.
Pendahuluan
Asam fosfat adalah asam utama yang digunakan dalam industri kimia,
dihasilkan dengan hidrasi fosfor petoksida, P4O10. Asam fosfat komersial
memiliki kemurnian 75-85%. Asam murninya adalah senyawa kristalin (mp.
42.35 C). Satu atom oksigen terminal dan tiga gugus OH diikat pada atom
fosfor di pusat tetrahedral. Ketiga gugus OH dapat melepaskan proton,
membuat asam ini adalah asam berbasa tiga (pK1 = 2.15). Bila dua asam
fosfat berkondensasi dan melepaskan satu molekul air, dihasilkan asam
pirofosfat, H4P2O7.
Asam fosfat, juga dikenal sebagai asam ortofosfat atau asam
(V)fosfat adalah asam mineral (anorganik) yang memiliki rumus kimia H3PO4.
Molekul asam ortofosfat dapat menggabungkan dengan diri mereka sendiri
untuk membentuk berbagai senyawa yang juga disebut sebagai asam fosfat,
namun dengan cara yang lebih umum. Asam fosfat rantai panjang juga dapat
merujuk pada kimia atau pereaksi yang terdiri dari asam fosfat, biasanya asam
ortofosfat.
2.2.

Klasifikasi Proses
Klasifikasi proses pembuatan asam fosfat berdasarkan metode produksi
terbagi atas :

a. Wet Process yaitu dengan Asam Sulfat pekat leaching dan HCl leaching.
b. Electric Furnace Process yaitu konversi langsung pada bagian produksi
dan reaksi oksidasi dan hidrasi fosfor.
c. Blast Furnace yaitu produk yang dihasilkan tidak lagi kompetitif.
2.3.
Data Kuantitatif
2.3.1. Asam Sulfat Pekat Leaching
Basis
:1 ton dari 100 % H3PO4 dalam 90 % yield
2.7 ton gypsum
Batuan fosfat:
(32 % P2O5 )
2.5 ton
Asam sulfat
:(93-98 %)
2,0ton
Kapasitas Produksi : 100 150 ton per hari dari 100 % H3PO4

2.3.2. Asam Klorida (HCl) Leaching


Basis
: 1 ton dari 100 % H3PO4 dalam 98% yield
Batuan Pospat
:( 32 % P2O5 ) 2,3 ton
HCl
:( 100 % )
1,4 tons
Pelarut Pelapis
:( butanol atau amyl alcohol
3 kg
Flocculating agent :0,4 kg
Kapasitas Produksi : 15 150 ton / hari dari 100 % H3PO4
10 | P a g e

2.3.3. Konversi Langsung pada Bagian Produksi


Basis : 1 ton dari 100 % H3PO4 dalam 90% yield 2,3 ton
Batuan fosfat (25% P2O5)
2,9 ton
Pasir
0,85 ton
Coke Breeze
0,5 ton
Udara
3600 Nm3
Elektrikfitas
4800 KWH
Konsumsi elektroda karbon
8 kg
Kapasitas Produksi : 60 200 ton/ hari dari 100 % H3PO4 per furnace,
1 4 furnace per produksi
2.3.4. Reaksi Oksidasi dan Hidrasi Fosfor
Basis : 1 ton dari 100 % H3PO4 dalam 96% yield
Fosfor

0,33 ton

Udara

1260 Nm3

Air dan Udara

tidak terdefinisi

2.4.

Sifat Fisik Dan Kimia Bahan Baku Dan Produk


2.4.1. Sifat Fisik Dan Kimia Bahan Baku
a. Batuan Fosfat
Batuan fosfat tidak dapat sepenuhnya disebut mineral, karena
tidak memiliki komposisi kimia yang pasti. Batuan fosfat adalah
substansi sekunder yang terbentuk akibat akumulasi dari sisa-sisa
organik seperti tulang dan penggantian kapur, kalsit, dll, dengan
larutan fosfat untuk membentuk campuran kalsium fosfat. Warna
dalam apatit sering disebabkan oleh adanya unsur tanah langka atau
dengan penyinaran alam.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca 10(PO4)6.F2) yang
terbentuk selama proses pembekuan magma. Apatite ada dua jenis,
yaitu klor-apatit memiliki komposisi 3Ca3 (PO4)2 CaCl2 dan fluorapatit memiliki komposisi 3Ca (PO4)2 CaF2.
Secara teoritis, komposisi persentase mereka adalah sebagai
berikut:
Chlor-apatite

P 2 O 5 41.0, CaO 53.8, Cl 6.8 = 101.6

Fluor-apatite

P 2 O 5 42.3, CaO 55.5, F 3.8 = 101.6

b. Asam Sulfat
Rumus molekul : H2SO4
11 | P a g e

Berat molekul : 98,08 g/mol


Penampilan : cairan bening, tak berwarna, berbau pekat
Densitas : 1,84 g/cm3, cair
Kelarutan dalam air : tercampur penuh
Keasaman (pKa) : 3
Viskositas : 26,7 cP (20 C)
Terbentuk akibat oksidasi sulfur dioksida
c. Asam Klorida (HCl)

Rumus molekul : HCl dalam air (H 2 O)


Berat molekul : 36.46 g/mol
Penampilan : Jelas tak berwarna
Density : 1.18 g/cm 3
Titik lebur : 27.32 C (247 K); larutan 38%
Titik didih : 48 C (321 K); larutan 38%
Kelarutan : Larut dalam air, dietil eter , etanol , dan metanol
Keasaman (p K a) : 8.0
Indeks bias (n D) 1.342 1.342
Viscosity 1,9 MPa s pada 25 C, 31,5% larutan
d. Amyl Alkohol
Rumus molekul : C 5 H 11 OH
Penampilan : cairan berwarna
Densitas : 0,8247 g / cm (0 C)
Titik didih : 131,6 C
Kelarutan : sedikit larut dalam air, mudah larut dalam pelarut
organik
e. Flocculating Agent
Flocculating Agent adalah reagen yang ditambahkan ke dispersi
padat dalam cairan untuk menyatukan partikel halus untuk
12 | P a g e

membentuk flocs. Bahan kimia berikut digunakan sebagai


flocculants:

tawas

aluminium klorohidrat

aluminium sulfat

Kalsium oksida

kalsium hidroksida

besi (II) sulfat

besi (III) klorida

poliakrilamida

polyDADMAC

natrium aluminat

sodium silikat
f. Pasir
Pasir adalah bahan alami halus dibagi terdiri dari batuan dan
mineral partikel. Partikel pasir berkisar diameter dari 0.0625mm
(atau 1 / 16 mm, atau 62,5 mikrometer) untuk 2 milimeter .
Semakin besar ukuran kelas berikutnya di atas pasir kerikil, dengan
partikel mulai dari 2 mm sampai 64 mm (lihat ukuran partikel
standar digunakan).
g. Coke Breeze
Coke adalah bahan karbon padat berasal dari distilasi destruktif
rendah-abu, rendah sulfur batubara bituminous . Coke dari batubara
adalah abu-abu, keras, dan keropos .

h. Udara
Komposisi rata-rata udara (fraksi mol) :
13 | P a g e

N2 : 0.78084
O2 : 0.20946
Ar : 0.00940
CO2 : 0.00030
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30 o C
Humidity : 83%
i. Fosfor

Density : (Putih) 1,823, (merah) 2,2-2,34, (ungu) 2,36, (hitam)


2,69 g cm -3
Titik lebur : (Putih) 44,2 C, (hitam) 610 C
Titik didih : (Putih) 280,5 C
Kapasitas panas spesifik : (25 C) (putih) 23.824 Jmol 1 K 1
j. Air
Tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
2.4.2. Sifat Fisik Dan Kimia Produk
Asam Fosfat
Rumus molekul : H 3 PO 4
Massa molekul : 98,00 g/mol
Penampilan

: berwarna putih
padat atau cair, kental (> 42 C)

Density
14 | P a g e

: 1,885 g / mL (cair)

1,685 g / mL (85% larutan)


2,030 g / mL (kristal pada 25 C)
Titik lebur

: 42,35 C (anhidrat), 29,32 C (hemihidrat)

Titik didih

: 158 C

Keasaman (p K a)
Viskositas

: 2,148, 7,198, 12,375


: 2,4-9,4 cP (85% aq)
147 cP (100%)

2.5.

Reaksi Kimia Yang Terjadi


2.5.1. Asam Sulfat Leaching
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 2H3PO4 + 3(CaSO4.2H2O)
Reaksi Samping :
H2SO4 + 2H2O 2 HF + CaSO4 . 2H2O
SiO2 H2SiF6 + 2H2O

CaF2 +
6HF +

2.5.2. Asam Klorida (HCl) Leaching


Ca3( PO4 )2 + 6 HCl + 6 H2O 2 H3PO4

3 CaCl2

Reaksi Samping :
CaF2

6HF

2HCl

SiO2

2HF

H2SiF6

CaCl2
+

2H2O

2.5.3. Konversi Langsung pada Bagian Produksi


2Ca3(PO4)2

+6SiO2 + 10CP4

P4

10CO

P2O5

xH2O

+ 10 CO

10O2
2H3PO4

2P2O6
+

2.5.4. Reaksi Oksidasi dan Hidrasi Fosfor

2.6.

2P

2-1/2O2

P2O5

3H2O

URAIAN PROSES
2.6.1. Asam Sulfat Leaching

15 | P a g e

P2O5
H3PO4

6CaSiO3
+

10CO2

(x 3)H2O

Batuan fosfat dipecah hingga ukuran 65% - 200 mesh,


dimasukkan ke dalam reactor pengaduk dan ditambahkan H 2SO4 93
98% dengan suhu pemanasan dari 75 80 C, setelah itu didinginkan
dengan udara. Kemudian dialirkan ke travelling pan filter untuk proses
penyaringan dan dicuci dengan air panas. Air cucian yang mengandung
gypsum dikirim ke gypsum plant atau ditampung sebagai slurry,
diolah dan dibuang ke lagoon. Air cucian yang mengandung asam
fosfat encer di travelling pan filter, direcycle ke reactor. Gas dari
reactor dibersihkan di fume scrubber sehingga bisa dibuang, larutan
yang tidak terbentuk sempurna ditampung sebagai slurry. Hasil dari
travelling pan filter dipisahkan dalam reactor dan terbentuk produk
40% H3PO4, dan hasil samping berupa sludge direcycle kembali ke
travelling pan filter. Untuk mendapatkan hasil H3PO4 yang cukup
murni, larutan dari travelling pan filter dimasukkan ke dalam
evaporator untuk menguapkan air dengan bantuan steam sehingga
dihasilkan H3PO4 75%.
H3PO4 40% dicampur dengan H3PO4 75% dan ditambahkan
H2SO4 93 98% dan dinetralkan dengan NH3 pada tangki
berpengaduk. Pengadukan bertingkat terjadi dari tangki 1, ke tangki 2,
dan ke tangki 3. Dari tangki 1 ada yang langsung ke tangki 3, gas dari
tangki 1, 2, dan 3 dialirkan ke fume dust scrubber untuk dibersihkan
dan bisa dibuang. Dari tangki 3 dialirkan ke rotary granulator yang
ditambah potassium kristal untuk membentuk butiran. Butiran
dikeringkan di Rotary Dryer dengan bantuan udara panas pada suhu
150 C. Udara dan debu keluar pada suhu 80 C, dialirkan ke fume dust
scrubber, dibersihkan dan dibuang ke vent gas. Butiran yang kering
menuju double deck screen ( tempat pengayakan ), diayak. Produk
yang halus digunakan sebagai bahan dasar pupuk kimia, untuk
dikarungi dan dikapalkan. Sedangkan produk yang kasar dipecah lagi
dan diayak sesuai dengan produk yang diinginkan.
2.6.2. Asam Klorida Leaching
Batuan fosfat dihancurkan dengan crusher kemudian diayak
sampai ukuran 20 mesh, kemudian dimasukkan ke dalam agitator dan
ditambahkan HCl sebagai pelarut pelapis. Hasil dari agitator
dimasukkan ke decanter bertingkat dari decanter 1 ke decanter 2 dan
ke decanter 3. Setelah sampai di decanter 3 larutan terpisah dengan
padatan sebagai residu. Larutan dari decanter 3 menuju ke tangki (a)
dimana dihasilkan CaCl2 + CaF2 yang ditambahkan pelarut pelapis,
sehingga mengikat fase yang mengandung air dan diekstraksi.
Kemudian masuk ke tangki (b) yang berfungsi mengikat Ca+ yang
diekstraksi dari tangki (a), Ca+ yang belum terikat dikembalikan ke
tangki (a). Campuran yang telah terikat Ca+ nya, kemudian menuju
16 | P a g e

tangki (c), dimana air diekstraksi dengan H3PO4 dan HCl, yang belum
terekstraksi kembali ke tangki (b). Kemudian menuju tangki (d),
dimana HCl diekstraksi agar murni dan pelarut bisa dipisahkan untuk
digunakan kembali. Hasil yang berupa CaCl2 dibuang dan sisa pelarut
dari tangki (d) masuk ke dalam tangki yang terdapat steam dan
dipekatkan menjadi pelarut pelapis kembali.
Ada dari tangki (c) yang masuk ke evaporator 1, produk
sampingnya berupa HCl lemah sebagai pelarut pelapis, gas yang
dihasilkan dimasukkan ke Barometric condenser, disemprot dengan
airdan ditampung sebagai slurry. Hasil dari evaporator 1 masuk ke
evaporator 2, produk sampingnya berupa HCl konsentrat sebagai
pelarut pelapis dan yang berupa gas direcycle ke evaporator 1. Dari
evaporator 2 masuk ke dalam evaporator 3, air dalam campuran
diuapkan dan asam dipekatkan sehingga terbentuk produk H3PO4 80%.
2.6.3. Electric Furnace Process
2.6.3.1.

Konversi Langsung pada Bagian Produksi


Bagian pertama dari electric furnace identik dengan yang dijelaskan di
bawah fosfor sampai uap meninggalkan furnace. Oksidasi dari gas
tersebut tidak dilakukan oleh bagian pembakaran udara dari keluaran
furnace. P2O5 yang terbentuk akan dihapus dengan menyemprotkan
gas-gas panas dengan air. Beberapa kabut terbentuk yang berikutnya
dihapus oleh sistem scrubbing dibahas di bawah ini.
Asam minyak mentah 85% bereaksi dengan (1) H2SO4 untuk
mengubah garam kalsium sebagai CaSO4 (2) penambahan bubuk silika
untuk mengubah HF, dan (3) counter-current scrubbing dengan H 2S
untuk mengubah arsen sebagai AsS3. Lumpur disaring di filter pasir
dan asam bisa dijual dengan diencerkan menjadi 50 atau 75%.
Pemurnian masih diperlukan untuk menghapus arsen melalui H2S dan
terbentuk 85% asam fosfat dan produk samping berupa sludge CaSO 4,
AsS3 dan H2SiF6.

2.6.3.2.

Oksidasi dan Hidrasi Fosfor


Metode produksi ini umumnya digunakan untuk kebutuhan kapasitas
pelanggan kecil dari pasilitas pengerjaan asam fosfat pada umumnya.
Fosfor dilebur pada 50 C dan diukur oleh perpindahan air ke steam
ejector dan bagian atomisasi dari nosel pembakaran. Udara tekan
disuntikkan sekitar tetesan uap fosfor dikabutkan dan reaksi
eksotermik meningkatkan suhu gas sampai 2000 C. Ukuran Chamber
dengan diameter sekitar 1,2 m dan panjang 3,0 m dan dibangun dari
stainless steel dengan dinding air-cooled. Kedua unit vertikal dan
horisontal
digunakan.
Oksidasi gas, sebagian terhidrasi, diperlakukan dengan cara yang sama

17 | P a g e

seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya mengenai konversi


gas electric furnace untuk H3PO4 85%.
2.7.

Diagram Alir
2.7.1. Asam Sulfat Leaching

2.7.2. HCl Leaching


18 | P a g e

2.8.

Kegunaan Produk
Beberapa kegunaan Asam Phosfat adalah sebagai berikut.
(a) Asam fosfat digunakan sebagai elektrolit pada sel bahan bakar asam-fosfat
. Hal ini juga digunakan sebagai standar eksternal untuk fosfor -31
resonansi magnetik nuklir (NMR).
(b) Asam fosfat digunakan sebagai pembersih dengan konstruksi perdagangan
untuk menghilangkan kandungan mineral, noda semen, dan noda air keras.
Hal ini juga digunakan sebagai chelant di beberapa pembersih rumah
tangga bertujuan tugas pembersih semacam itu.
(c) Asam Fosfor panas digunakan dalam microfabrication untuk etch nitrida
silikon (Si 3 N 4). Hal ini sangat selektif dalam etsa Si 3 N 4 bukannya SiO 2,
silikon dioksida .

19 | P a g e

(d) Asam fosfat digunakan sebagai fluks oleh penggema (seperti railroaders
model) sebagai bantuan untuk penyolderan .
(e) Asam fosfat juga digunakan dalam hidroponik pH solusi untuk
menurunkan pH larutan hara. Sedangkan jenis-jenis asam dapat digunakan,
fosfor merupakan nutrisi yang digunakan oleh tanaman, terutama selama
berbunga, sehingga asam fosfat terutama diinginkan. Hidroponik Umum
turun pH larutan cair mengandung asam fosfat di samping asam sitrat dan
amonium bisulfat dengan buffer untuk mempertahankan pH stabil dalam
reservoir nutrisi.
(f) Asam fosfat digunakan sebagai elektrolit di tembaga electropolishing
untuk menghilangkan duri dari papan sirkuit planarization.
(g) Asam fosfat digunakan dengan air suling (2-3 tetes per galon) sebagai
elektrolit dalam oxyhydrogen (HHO) generator.
(h) Asam fosfat digunakan sebagai pengatur pH dalam kosmetik dan produk
perawatan kulit.
(i) Asam fosfat digunakan sebagai agen oksidasi kimia untuk karbon aktif
produksi, seperti yang digunakan dalam Proses Wentworth.
(j) Asam fosfat juga digunakan untuk performa tinggi kromatografi cair .
(k) Asam fosfat dapat digunakan sebagai aditif untuk menstabilkan larutan
asam dalam kisaran pH yang diinginkan dan ditetapkan.
(l) Asam fosfat merupakan bahan utama yang memberikan rasa menggigit di
banyak dikonsumsi Coca-Cola dan Pepsi soda.
2.9.

Fungsi Alat

Fume scrubber : tempat memisahkan antara fase gas dan fase liquid dengan
menggunakan air sebagai penyemprotnya.
Reactor : tempat terjadinya reaksi.
Travelling pan filter : alat penyaringan berjalan untuk memisahkan gypsum
dengan H3PO4.
Evaporator : tempat menguapkan air yang terdapat di dalam campuran.
Agitator : alat pemisahan padatan dan cairan berdasarkan ketebalan.
20 | P a g e

Ekstraktor : alat pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan.


Barometric kondenser : Alat untuk pendinginan berdasarkan tekanan udara.
Combustion chamber : Tempat atau ruang pembakaran
Electrostatic demister : alat yang menangkap butir butir air dari uap
sehingga uap yang dihasilkan benar benar uap kering berupa CO.
2.10. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Asam Fosfat adalah asam utama yang digunakan dalam industri kimia,
dihasilkan dengan hidrasi fosfor petoksida, P4O10. Asam fosfat komersial
memiliki kemurnian 75-85%. Asam murninya adalah senyawa kristalin (mp.
42.35 C).
2. Klasifikasi proses pembuatan asam fosfat berdasarkan metode produksi
terbagi atas :
d. Wet Process yaitu dengan Asam Sulfat pekat leaching dan HCl leaching.
e. Electric Furnace Process yaitu konversi langsung pada bagian produksi
dan reaksi oksidasi dan hidrasi fosfor.
f. Blast Furnace yaitu produk yang dihasilkan tidak lagi kompetitif.
3. Kegunaan asam fosfat yaitu sebagai elektrolit pada sel bahan bakar asamfosfat, sebagai pembersih untuk menghilangkan kandungan mineral, noda
semen, dan noda air keras, sebagai fertilizer (pupuk).

21 | P a g e

3. INDUSTRY CALCIUM PHOSPHATE (Ca3(PO4)2)


3.1.

Pendahuluan
Pengertian Calcium Phosphate Ca3(PO4)2 adalah mineral yang mengandung
ion kalsium (Ca2+) dengan orthophosphates (PO43-), metaphosphates atau
pyrophosphates (P2O74- ) dan kadang kadang hydrogen atau ion hydroxide.
Calcium Phosphate dibagi menjadi 2 metode produksi yaitu :
1. Superphosphate
2. Triple Superphosphate

Komposisi Calcium Phosphate :

Calcium dihydrogen phosphate : Ca(H2PO4)2

Calcium hydrogen phosphate : CaHPO4

22 | P a g e

Tricalcium phosphate : Ca3(PO4)2


3.2.

Klasifikasi Proses
Klasifikasi proses pengolahan calcium phosphate berdasarkan metode
produksi terbagi atas :
a. Superphosphate : dibuat dari reaksi batuan pospat dengan
reaksi,asam sulfat dengan kandungan 16-20% P 2 O 5
b. Triple Superphosphate : dibuat dari reaksi batuan pospat dengan
asam pospat , dengan kandungan 42-50% P 2 O 5

3.3. Data Kuantitatif


3.3.1. Calcium Phosphate
3.3.1.1. Superphospat
Rumus molekul

: 3CaH4(PO4)27 CaSO4

Basis

: 1 ton superphosphat

Batuan phospat

: 0.5-0.6 ton

Asam Sulfat

: 0.3-0.4 ton

Kapasitas alat

: 100 1400 tons / hari

3.3.1.2 Triple Superphospat


Rumus molekul
Basis

: 10CaH4(PO4)2
: 1 ton triple Superphosphate

Batuan phospat

: (32%-P2O5) 0.45 ton

Asam phospat

: (56% P2O5) 0.62 ton

3.4. Sifat Fisik dan Kimia Calcium Phosphate


3.4.1. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku
23 | P a g e

3.4.1.1. Superfosfat
-

Rumus Molekul

: 3CaH4(PO4)27 CaSO4

Berat Molekul

: 1654,24 gr/mol

Grade
:Superfosfat dibuat dari batuan phosphate dan asam
Sulfat mengandung 16 -20% P2O5
3.4.1.2. Tripel Superfosfat
- Rumus Kimia

: 10CaH4(PO4)2

- Berat Molekul

: 2339,4 gr/mol

- Grade

:Triple Superfosfat dibuat dengan mereaksikan batuan


Phosfat dengan phosfat mengandung 42 50 % P2O5

3.4.2. Sifat Fisik dan Kimia Produk


3.4.2.1. Batuan Phospat
-

Stabil
Tindak mudah larut dalam air
Termasuk pupuk jangka panjang, sehingga tidak sesuai digunakan untuk
tanaman semusim.
Kadar P2O5 berkisar anatara 27 41%.
Tidak higrokopis
Reaksi fisiologisnya netral.

3.4.2.2. Asam Sulfat


-

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.


Zat ini larut dalam air.
Rumus molekul : H2SO4

BM : 98,08 g/mol
Densitas : 1,84 g/cm3, cair
Penampilan : Cairan Bening, Tak Berwarna, Tak Berbau

3.5. Reaksi Kimia yang terjadi


[Ca(PO4)2]3.CaF2 +
24 | P a g e

7H2SO4(aq)

3CaH4(PO4)2.7CaSO4

2HF

4HF

SiO2

2H2O

3SiF4 +
H2SiF6

SiF4

NaCl

2H2SiF6

2H2O
+

Na2SiF6 +

SiO2
2HCl

3.5.1. Superphospat
[Ca3(PO4)2]3 CaF2

7 H2SO4 (aq)

Phosphate Rock

3 CaH4 ( PO4)2 7CaSO4 + 2 HF


Superphospate

3.5.2. Triple Superphospat


[Ca3(PO4)2]3 CaF2

14 H3PO4

Phosphate Rock

10CaH4 ( PO4)2 + 2 HF
Triple Superphosphate

3.6. Uraian Proses


3.6.1

Pembuatan Superphospat

Batuan Superphospat yang telah dihancurkan dalam alat crusher


setelah itu diumpankan ke dalam ring roll mill untuk dihaluskan lagi menjadi 100
mesh. Dari ring roll mill masuk ke penampungnya yang berfungsi sebagai
timbangan, kemudian dimasukan kedalam continuous blender, yang ditambahkan
asam sulfat 60 % hingga terjadi reaksi kimianya, lalu produk yang dihasilkan
disimpan dalam silo (tempat penyimpanan sementara), kemudian dari silo produk
ini dimasukan kedalam rotary granulator dan ditambahkan air agar produk yang
suadah dihasilkan tidak lengket, selanjutnya dikeringkan kedalam rotary dryer
yang media pengeringnya yaitu udara panas, hingga produk yang dihasilkan
berupa butiran halus superfosfat.
3.6.2. Pembuatan Triple superphosphat
Batuan superphosphat yang sudah dihancurkan kedalam crusher
kemudian diumpankan kedalam roll mill untuk dihaluskan lagi menjadi 100
mesh.Setelah itu dari ring roll mill masuk kedalam feeder yang diumpankan ke
continuous belt reactor dan dicampurkan dengan asam phosfat 75 % H 3PO4
sehingga terjadi gumpalan. Kemudian dimasukan kedalam rotary granulator
(ditambahkan air), dan dikeringkan kedalam rotary dryer, butiran yang sudah
terbentuk akan dikeringkan oleh udara panas.Produk yang dihasilkan adalah triple
superphosphat yang berbentuk butiran halus. Debu yang berasal dari rotary dryer
dimasukkan kedalam cyclone yang berfungsi untuk memisahkan debu dan udara.
Udara bersih dikeluarkan sedangkan debu phosfat dikembalikan kedalam
granulator untuk diproses kembali.
25 | P a g e

3.7. Diagram Alir


3.7.1. Diagram Alir Produksi Superphosphat dan Triple Superphophat

26 | P a g e

3.8. Kegunaan Produk


Adapun keguaan produk calcium phosphate antara lain :
-

Untuk produksi asam fosfat dan pupuk.

27 | P a g e

Digunakan dalam pembuatan produk keju.

Digunakan sabagai suplemen gizi.

Mencegah tulang untuk menghindari osteoporosis.

Kalsium ini digunakan sebagai agen pereduksi dalam mempersiapkan logamlogam lain semacam torium, uranium, zirkonium, dsb. selain itu Kalsium juga
digunakan sebagai bahan reaksi deoksida dan desulfurizer atau decarburizer
untuk berbagai macam campuran logam besi dan non-besi. Elemen ini juga
digunakan sebagai agen pencampur logam aluminium, berilium, tembaga,
timbal, dan campuran logam magnesium.

3.9. Fungsi Alat


Adapun peralatan yang digunakan beserta fungsinya yaitu :

Crusher merupakan tempat penghancuran batuan superphospat

Ring Roll Mill di sini merupakan tempat alat penghalus(menjadi 100


mesh).

Cyclone berfungsi sebagai timbangan.

Continuous Blender berfungsi untuk tempat terjadinya reaksi kimia


dengan penambahan asam sulfat 60%.

Den Or Silo merupakan tempat tempat penyimpanan sementara dari


produk yang di hasilkan.

Rotary Granulator di tambahkan air agar produk yang di hasilkan tidak


lengket yang berfungsi pada alat ini untuk tempat penampungan hasil
produk butiran yang tidak seragam karena masih mengandung air.

Rotary Dryer merupakan media tempat pengeringan yaitu udara panas.

Feeder tempat membantu pengisian.

3.10. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa :

28 | P a g e

Calcium Phosphate Ca3(PO4)2 adalah mineral yang mengandung ion


kalsium (Ca2+) dengan orthophosphates (PO43-), metaphosphates atau

pyrophosphates (P2O74- ) dan kadang kadang hydrogen atau ion


hydroxide.

Calcium Phosphate dibagi menjadi 2 metode produksi yaitu


Superphosphate dan Triple Superphosphate

Klasifikasi proses pengolahan calcium phosphate berdasarkan metode


produksi terbagi atas :

Superphosphate : dibuat dari reaksi batuan pospat dengan


reaksi,asam sulfat dengan kandungan 16-20% P 2 O 5
Triple Superphosphate : dibuat dari reaksi batuan pospat
dengan asam pospat , dengan kandungan 42-50% P 2 O 5
Reaksi yang terjadi pada superphospat dan triple
superphospat yaitu :
Superphospat
[Ca3(PO4)2]3 CaF2

7 H2SO4 (aq)

Phosphate Rock

3 CaH4 ( PO4)2 7CaSO4 + 2 HF


Superphospate

Triple Superphospat
[Ca3(PO4)2]3 CaF2

Phosphate Rock

29 | P a g e

14 H3PO4

10CaH4 ( PO4)2 + 2 HF
Triple Superphosphate

4.

INDUSTRI SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE


4.1. Pendahuluan
Sodium Tripolyphosphate (STP, terkadang disebut STTP atau Sodium
Tripolyphosphate atau TPP) dengan rumus molekul Na5P3O10 adalah
polyphospat dari sodium. Terbentuk dari campuran Sodium karbonat dengan
Asam fosfat (Phosporic Acid).
STP digunakan dalam berbagai aplikasi seperti bahan pengawet untuk
makanan hasil laut, daging, ayam, dan makanan untuk binatang peliharaan.
STP juga digunakan sebagai bahan baku pasta gigi dan juga dalam industri
sabun dan deterjen.

Gambar: Sodium Tripolyphosphate (STP)

4.2. Metode Proses


Sodium Tripolyphosphate terbentuk dari reaksi antara Sodium karbonat
dan Asam fosfat.
4.3. Data Kuantitatif
Basis

: 1 ton STTP pada 99% hasil

Sodium Karbonat

: (58% Na2O) 8.81 ton

Asam phospat

: (75 % H3PO4) 1.0 ton

Kapasitas Produksi

: 20 150 ton/hari

4.4.Bahan Baku
30 | P a g e

Sodium karbonat

Asam fosfat

4.5. Sifat Fisik dan Kimia Bahan


1. Sodium karbonat
Rumus molekul
:
Massa molar
:
Penampilan
:
Bau
:
Kepadatan
:
Titik lebur
:
Kelarutan
:
Keasaman
:
Indeks bias
:
Titik nyala
:
2. Asam Phospat
Rumus molekul
Massa molar
Penampilan
Kepadatan

Titik lebur

Titik didih
:
Kelarutan dalam air
Keasaman
:

Na2CO3
84,01 gr/mol
Kristal putih
tanpa bau
2, 173 gr/cm3
323,15 K (50C)
dalam Alkohol dan Eter.
10,3
1,3344
tidak ada

:
:
:
:

H3PO4
98,00 gr/mol
Berwarna putih padat atau cair kental
1,885 gr/ml (cair); 1,685 gr/ml
(85% larutan); 2,030
gr/ml (padatan)
42,35C (anhidrat);
29,32C (hemilhydrat)
158C
:
5,48 gr/ml
2,148; 7,198; 12,375

4.6. Sifat Fisika dan Kimia Produk.


Rumus Molekul

: Na5P3O10

Berat Molekul

: 367, 864 gr/mol

Daya Larut

: 12,5 gr/100cc H2O at 25oC

Density

: 2, 52 gr/cm3

pH

: 9,7

31 | P a g e

Melting point

: 622oC

Penampilan

: serbuk berwarna putih

4.7. Reaksi Kimia


5Na2CO3

6H3PO4

2 Na5P3O10 +

9H2O +

5CO2

4.8. Diagram Alir

4.9.Uraian Proses
Pembuatan sodium Tripolyphosphat
Pada awalnya, larutan abu soda Na 2CO3 dimasukan ke dalam Dry Soda Ash
Saturator yang berisi steam dan ditambahkan air. Sementara itu, H3PO3 ditampung
di dalam wadah dan ditambahkan H2O. setelah itu, keduanya dimasukkan ke
dalam tangki pencampuran (Mixing Tank). Di dalam tangki pencampuran itu,
terjadi proses pencampuran Na2CO3 dan H3PO3. sampai terbentuk Na2OP2O5 dan
CO2 yang merupakan limbah atau sisa pencampuran tersebut.
Setelah itu, terbentuk Na2OP2O5 dengan rasio 1,67 dimasukkan ke dalam
suatu tangki penyimpanan (Holding Tank) untuk kemudian disaring dan
32 | P a g e

dipindahkan ke dalam tangki pengumpan (Feed Tank). Di dalam tangki


pengumpan ini terjadi pengadukan sampai akhirnya umpan diteruskan ke dalam
Indirect Fired and Cooled Rotary Dryer yang terdiri dari dua zona yaitu zona
pengering debu-debu (Drying Zone) dan zona pendingin (Cool Zone).
Di Drying Zone, hasil umpan dikeringkan dan debu-debunya dikumpulkan
ke dalam Cyclone Dust Collector. Kemudian, dilanjutkan ke dalam zona
pendingin yang akhirnya terbentuklah Na5P3O10 atau SodiumTripolyphosphat dari
proses perputaran dalam zona pendingin ini.
4.10.

Fungsi Alat

Dry Soda Ash Saturator sebagai penampung Na2CO3 sekaligus tempat untuk
menjenuhkan Na2CO3tersebut.
Mixing Tank tempat terjadinya reaksi pencampuran antara Na2CO3 dan H3PO3.
Holding Tank tempat penyimpanan sementara produk sebelum difiltrasi.
Filter tempat penyaring zat yang tidak diinginkan.
Feed Tank tempat pengadukan sebelum diumpankan ke zona pengering.
Drying Zone tempat penyaringan debu-debu dari zat.
Cyclone Dust Collector tempat penampungan debu-debu yang sudah tersaring.
Cool Zone tempat pendinginan zat.
Grinder tempat penghalusan produk Na5P3O10.

4.11.Kegunaan Produk

Bahan pengawet makanan.

Bahan baku pembuatan sabun, deterjen, pembersih toilet, dan pembersih


lantai.

Water Conditioning.

4.12.

Kesimpulan.

Sodium Tripolyphospat terbentuk dari campuran Sodium karbonat dengan


Asam fosfat (Phosporic Acid). Reaksi yang terjadi yaitu:
5Na2CO3

6H3PO4

2 Na2OP2O5 +

9H2O +

5CO2

STP digunakan dalam berbagai aplikasi seperti bahan pengawet untuk


makanan hasil laut, daging, ayam, dan makanan untuk binatang peliharaan.
STP juga digunakan sebagai bahan baku pasta gigi dan juga dalam industri
sabun dan deterjen.

LAMPIRAN 1
Pertanyaan
33 | P a g e

1. M. Ariansyah Zikri
Apakah fungsi dari continuous blender dan bagaimana cara kinerjanya?
Jawab :
Fungsi dari continuous blender yaitu tempat terjadinya reaksi kimia antara
batuan super phosphate dengan asam sulfat 60%.
Cara kinerjanya reaksi kimianya berlangsung secara continue atau
bersambung.
2. Megawati Fratiwi
Mengapa phosphor yang dihasilkan dicuci dengan Na 2CO3?
Jawab:
Karena pencucian dengan menggunakan Na 2CO3 berfungsi untuk
memisahkan sisa P 4 kuning yang belum stabil yang ada pada produk,
sehingga phosfor dicuci dengan Na 2CO3 dan hasil pencuciannya berupa
limbah cair yang dibuang.
3. Muhammad Ricky
Apa perbedaan antara P 4 kuning dengan P 4 merah?
Jawab:
Perbedaan antara P 4 kuning dengan P 4 merah yaitu: Fosfor kuning bersifat
sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor
kuning digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.
Fosfor kuning terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah
menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor kuning juga
dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi
-3,8C. Sedangkan Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor
merah digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang
gesek korek api. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170C
pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan.
4. Rahma Suryani
Apa perbedaan antara Asam Sulfat Leaching dan HCl Leaching?
Jawab:
Perbedaan antara Asam Sulfat Leaching dan HCl Leaching yaitu: terlihat
pada bahan yang digunakan, reaksi kimia yang terjadi serta prosesnya pun
berbeda. Sehingga sangat jelas bahwa Asam Sulfat Leaching dan HCl
Leaching sangat berbeda.
5. Restika Alawiya
34 | P a g e

Apa perbedaan antara decanter 1, decanter 2, dan decanter 3 pada flow


sheet produksi asam phosfat dengan proses HCl Leaching?
Jawab:
Perbedaan antara decanter 1, decanter 2, dan decanter 3 pada flow sheet
produksi asam phosfat dengan proses HCl Leaching, yaitu: dapat dilihat
bahwa pengertian decanter itu sendiri adalah peralatan yang ada di
industri kimia yang digunakan untuk memisahkan 2 cairan atau lebih
berdasarkan perbedaan densitas (kemurnian) zat. Sehingga perbedaan
antara decanter 1, decanter 2, dan decanter 3 adalah zat yang telah
dilewatkan atau dialirkan pada decanter 1 hasilnya akan dimurnikan pada
decanter 2, sedangkan hasil dari decanter 2 akan dimurnikan pada
decanter 3, jadi perbedaan antara decanter 1, decanter 2, dan decanter 3
adalah kemurnian zat atau campuran yang dihasilkan oleh masing
masing decanter tersebut.
6. Meydilanarasati
Setelah terjadi reaksi di dalam reactor terdapat 2 panah yang keluar yaitu ke
atas dan ke kanan, berupa apa yang keluar dari 2 panah tersebut, setelah itu
menuju kemana dan terjadi proses apa?
Jawab:
Yang keluar dari bagian atas adalah gas HF yang terbawa dari larutan HF yang
terbentuk dari hasil samping antara batuan fosfat dengan Asam Sulfat. Gas ini
kemudian dimasukkan ke dalam Fume Scrubber yang berfungsi mengikat HF
tadi dengan cara menyemprotkan air sehingga menjadi sludge, yang kemudian
ditampung dan dibuang, sedangkan gas bersihnya bisa langsung dibuang.
Yang keluar pada bagian panah kanan adalah Asam Fosfat yang belum murni
dan gypsum, dimana Asam Fosfat dan gypsum ini dimasukkan ke dalam
Travelling Pan Filter dimana disini Asam Fosfat dan gypsum-nya dicuci
menggunakan air panas sehingga hasil Asam Fosfat yang didapatkan cukup
murni, sedangkan cucian gypsum nya ditampung dan dikirim ke pabrik
Gypsum.
LAMPIRAN 2
Neraca Massa (yang sudah perbaikan)
Basis : 1 ton dari 100% H3PO4 dalam 90% yield: 2.7 ton gypsum
35 | P a g e

Batuan posfat (68%) Ca3 (PO4)2 dan 25% CaF2, 7% SiO2: 2.5 ton
Asam Sulfat (90% dan 2% H2O) : 2 ton
Kmol:
-

Ca3(PO4)2 = 68/100 x 2.5 ton x 1000kg/1 ton = 1700 kg/310.1876 kg/kmol =

5.48 kmol (inpurities dari Ca3(PO4)3 adalah CaF2 309.94)


CaF2 = 25/100 x 2.5 ton x 1000kg/1 ton = 625 kg /78.08 kg/kmol = 8.0046

mol
H2SO4 = 98/100 x 2 ton x 1000kg/1 ton = 1960 kg/98.08 kg/kmol = 19.98

kmol
H2O = 2/100 x 2,0 ton x 1000kg/1 ton = 40 kg/18 kg/kmol = 2.22 kmol
H3PO4= 100/100 x 1 ton x 1000kg/1 ton = 1000 kg/98 kg/kmol = 10.2040

kmol
SiO2 = 7/100 x 2.5 ton x 1000kg/1 ton = 175 kg/60 kg/kmol = 2.9166 kmol

Reaksi Utama :
Ca3(PO4)2 + 3 H2SO4 + 6 H2O

2 H3PO4 + CaSO4.2 H2O

M:

5.48

19.98

B:

2.466

7.398

4.932

7.398

S:

3.014

12.582

4.932

7.398

% Yield = mol H3PO4 /mol Ca3(PO4)2 x 100%


90% = x/5,48 x 100%
x = 4.932
Naraca Massa:
Kompone
n

Masuk
kmol
massa

Ca3(PO4)2

5.48

1698.471

H2SO4

19.98
17.01
6

1959.638

H2O
36 | P a g e

306.288

Keluar
kmol
massa
3.01 934.159
4
16
12.5 1234.04
82
26
2.22

39.96

bm
309.9
4
98.08
18

H3PO4

CaSO4.2H2O
Total

3964.4

4.93
2
7.39
8

483.336
1272.45
6
3964.0

98
172

Reaksi Samping 1:
CaF2

+ H2SO4 + H2O

M:

8.0046

12.582

B:

1.2

1.112.22

S:

6.8946

11.472

2HF

+ CaSO4.2H2O

2.22
2.22
-

1.11
2.22

1.11

Neraca Massa:
Kompone
n
CaF2

H2SO4

Masuk
Keluar
kmol
massa
kmol massa
624.999 6.894 538.330
8.0046
2
6
37
1234.04 11.47 1125.17
12.582
3
2
38

H2O

2.22

39.96

HF

CaSO4.2H2O

2.22

44.4

1.11

190.92

1899.00
2

Total

1899

Reaksi Samping 2:
6HF + SiO2

H2SiF6 +

M:

2.22

2.9166

B:

2.22

0.37

0.37

0.74

S:

2.5466

0.37

0.74

Neraca Massa
37 | P a g e

2 H2O
-

bm
78.08
98.08
18
20
172

Kompo
nen

HF
SiO2

Masuk
kmol

massa

2.22
2.916
6

44.4
174.99
6

H2SiF6

38 | P a g e

0.74
219.3

bm
20

2.54
66
0.37

H2O
Total

Keluar
kmo
l
massa
152.79
6
53.311
45
13.32
219

60
144.0
85
18

Anda mungkin juga menyukai