Anda di halaman 1dari 26

GOLONGAN VIIA

A. KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN OKSIDASI


Semua unsur golongan VIIA memiliki tujuh elektron pada kulit terluar.
Konfigurasi s2p5 menunjukkan kurang satu elektron p agar sama dengan
konfigrasi gas mulia. Unsur-unsur ini menangkap satu elektron (membentuk X-)
atau dengan penggunaan bersama elektron dengan atom lain (membentuk ikatan
kovalen) agar memperoleh konfigurasi seperti gas mulia. Senyawa dari golongan
VIIA dengan logam membentuk senyawa ion, sementara dengan non logam
membentuk senyawa kovalen.
Tabel 1 Konfigurasi elektron dan bilangan oksidasi unsur halogen
Unsur konfigurasi elektron Bilangan oksidasi
Flourin (F) [He] 2s22p5 -I
Khlorin (Cl) [Ne] 3s2 3p5 -I, +I, +III, +IV, +V, +VI,
+VII
Bromin (Br) [Ar] 3d10 4s2 4p5 -I, +I, +III, +IV, +V, +VI,
+VII
10 2 5
Iodin (I) [Kr] 4d 5s 5p -I, +I, +III, +V, +VII
Astatin (At) [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5 -
Keterangan: bilangan oksidasi yang umum dan paling stabil adalah -1.

B. KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN


Semua unsur halogen sangat reaktif dan tidak berada dalam keadaan
bebas. Kecuali astatin (bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek),
semua unsur halogen ditemukan dalam kondisi bergabung dengan unsur lain
dalam kerak bumi.
Tabel 2 Kelimpahan unsur halogen
ppm kelimpahan relatif
F 544 13
Cl 126 20
Br 2,5 47
I 0,46 62

Sumber utama fluorin adalah mineral CaF2 (disebut fluorspar atau fluorit).
Mineral ini disebut fluorspar karena bersifat fluoresen yaitu memancarkan cahaya
ketika dipanaskan. Mineral lain yang jelas diketahui mengandung fluorin adalah
fluoroapatit [3Ca3(PO4)2.CaF2]. Mineral ini merupakan sumber utama fosfor.
Mineral ini tidak digunakan untuk memproduksi HF dan F2 karena mengandung
SiO3 yang dapat bereaksi dengan HF membentuk asam fluorosilikat [H2(SiF6)].
Senyawa paling melimpah dari klorin adalah NaCl yang digunakan untuk
pembuatan Cl2 dan HCl. Bromida ada dalam air laut, sedang iodida dalam air laut
hanya dalam konsentrasi kecil.

C. EKSTRAKSI DAN KEGUNAAN


1. Fluorin
Fluorin amat reaktif dan ini menyebabkan sulit memperoleh unsur ini.
Pemisahan pertama kali dilakukan Moissan di tahun 1886. Dia mendapat hadiah
nobel pada tahun 1906 atas pekerjaannya ini. Fluorin diperoleh dengan
mereaksikan CaF2 dengan H2SO4 pekat untuk menghasilkan campuran larutan HF.
Selanjutnya didistilasi, menghasilkan cairan HF anhidrat. Kemudian larutan KHF2
dingin dalam HF anhidrat dielektrolisis menghasilkan F2 and H2.

CaF2 + H2SO4 à CaSO4 + 2HF

KF + HF à K[HF2]

HF + K[HF2]electrolisis H2 + F2 .

Ada beberapa kesulitan dalam memperoleh fluorin karena:


1. HF korosif dan bereaksi dengan bahan gelas dan juga menyebabkan rasa
yang sangat perih pada kulit.
2. Gas HF juga sangat beracun (3 ppm) kira-kira sebanding dengan HCN (l0
ppm).
3. HF anhidrat terionisasi sangat kecil menyebabkan bersifat konduktor
listrik sangat lemah. Oleh karena itu yang dielektrolisis adalah campuran KF
dan HF untuk meningkatkan konduktivitas larutan.
4. Air harus segera dipisahkan karena fluorin yang terbentuk akan
mengoksidasi air menjadi oksigen.
5. Hidrogen yang dihasilkan harus dipisahkan dari fluorin yang dihasilkan
pada anoda dengan diafragma, jika tidak akan bereaksi secara explosive
6. Fluorin amat reaktif.
7. Katoda dibuat dari baja, anoda dari karbon, dan teflon digunakan sebagai
penyekat listrik. Grafit tidak boleh digunakan untuk anoda karena dapat
bereaksi dengan fluorin membentuk senyawa grafit CF.
Fluorokarbon merupakan kelompok senyawa yang sangat menarik dan
sangat berguna. Fluorokarbon merupakan derifat dari hidrokarbon yang diperoleh
dari mengganti H dengan F. Fluorokarbon sangat inert. Tidak seperti metana, CF 4
dapat terbakar di udara tanpa kehadiran nyala api. CF 4 inert terhadap HNO3 dan
H2SO4 pekat. CF4 merupakan agen pengoksidasi kuat sebagaimana KMnO4 atau
O3 dan juga agen pereduksi kuat sebagaimana Li[AlH 4]. Fluoroalkena dapat
membentuk polimer secara termal, antara lain membentuk politetrafluoroetilena
yang secara komersial disebut PTFE atau Teflon. Teflon merupakan material
plastik padat yang sangat inert, yang resisten terhadap zat kimia dan isolator listrik
yang sangat baik. Meskipun mahal, teflon digunakan dalam laboratorium dan
pelapis panci masak.

2. Klorin
Klorin pertama kali dipreparasi oleh Scheele dengan mengoksidasi HCl
menggunakan MnO2. Metode ini digunakan dalam skala laboratorium.

H2SO4 + NaCl à HCl + NaHSO4

4HCl + MnO2 à MnCl2 + 2H2O + Cl2

Gas klorin yang dihasilkan ini dimurnikan dengan melewatkan dalam air untuk
menghilangkan HCl dan selanjutnya dilewatkan H2SO4 pekat untuk
menghilangkan airnya.
Klorin diproduksi secara Komersial dalam skala besar melalui dua
metode:
1. Elektrolisis larutan NaCl di pabrik penghasil NaOH.
2. Elektrolisis lelehan NaCl di pabrik penghasil natrium.

Sebelum tahun 1960, klorin diproduksi dengan cara-cara ini. Meningkatnya


permintaan klorin terutama untuk pabrik pembuatan polivinil klorida, maka pada
tahun 1985 klorin dibuat dengan cara berikut:

elektrolisis
2NaCl + 2H2O 2NaOH + Cl2 + 2H2

2NaCl elektrolisis 2Na + Cl2


Sejumlah besar klorin digunakan untuk pemutih kain, kayu, pulp dan
kertas. Klorin secara luas digunakan sebagai penjernih air minum karena dapat
membunuh bakteri. Klorin juga digunakan untuk pembuatan berbagai senyawa
anorganik.

3. Bromin
Bromin diperoleh dari air laut dan danau air asin (brine lakes). Air laut
mengandung sekitar 65 ppm Br-. Bromin diekstraksi dari air laut. Jika ingin lebih
ekonomis, maka digunakan sumber air asin yang pekat seperti Laut Mati, atau air
asin Arkansas dan Michigan (USA) dan Jepang, yang mengandung 2000-5000
ppm ion Br -. Pertama ditambahkan H2SO4 hingga pH sekitar 3,5. Selanjutnya
gas Cl2 dilewatkan melalui larutan tersebut untuk mengoksidasi Br - menjadi Br2 .
Ini adalah contoh penggantian satu unsur oleh unsur lain yang lebih tinggi deret
elektrokimianya.

C12 + 2Br- à 2C1- + Br2 .

Br2 dipindahkan oleh suatu arus udara, karena Br2 mudah menguap. Selanjutnya
gas dialirkan melalui larutan Na2CO3. Ketika Br2 terserap maka terbentuk
campuran NaBr dan NaBrO3. Tahap terakhir, larutan diasamkan dan didistilasi
mengahasilkan bromin murni.

3Br2 + 3Na2CO3 à 5NaBr + NaBrO3 + 3CO2


5NaBr + NaBrO3 + 3H2SO4 à 5HBr + HBrO3 + 3Na2SO4
5HBr + HBrO3 à 3Br2 + 3H2O
Bromin digunakan untuk pembuatan 1,2-dibromoetana, CH2Br-CH2Br.
1,2-dibromoetana ditambahkan bersama tetraetil lead (TEL) dalam bensin untuk
menaikkan bilangan oktan. Jika TEL dibakar akan menyisakan deposit timbal,
sementara 1,2-dibromoetana ditambahkan untuk mencegah tertimbunnya deposit
timbal dalam mesin. Timbal dikeluarkan melalui penyerap gas, terutama dalam
bentuk PbClBr. Bromin juga digunakan untuk pembuatan turunan organik seperti
metil bromida, etil bromida dan dibromokloropropana. Senyawa-senyawa ini
digunakan dalam bidang pertanian. Metil bromida digunakan sebagai nematosida
(membunuh cacing tanah). AgBr sensitive terhadap cahaya dan digunakan untuk
film fotografi. KBr digunakan untuk obat penenang dan anti kejang-kejang bagi
penderita epilepsi.

4. Iodin
Secara komersial iodin dapat diperoleh dengan dua metode, tergantung
bahan bakunya. Garam chili, terutama mengandung NaNO3 serta sejumlah lebih
kecil NaIO3 (natrium iodat) dan NaIO4 (natrium periodat). NaNO3 murni diperoleh
dengan melarutkan garam chili ini dalam air dan terbentuk kristal NaNO3. Residu
iodat terkumpul dan makin pekat dalam larutan awal. Larutan pekat ini dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama direduksi dengan NaHSO 3 menghasilkan I− .
Larutan yang mengandung I− ini ditambahkan ke dalam bagian kedua larutan awal
tadi dan menghasilkan I2. Endapan I2 disaring dan dimurnikan dengan sublimasi.
2IO3- + 6HSO3-  2I- + 6SO42- + 6H+
5I- + IO3- + 6H+  3I2 + 3H2O
Air laut hanya mengandung sekitar 0,05 ppm I −. terlalu kecil untuk bahan
baku ekstraksi iodin. Air asin alam mengandung 50-100 ppm, ditambahkan Cl2
untuk mengoksidasi I− menjadi I2. Hasil ini didorong keluar dengan udara
sebagaimana pada ekstraksi bromin. Alternatif lain, setelah mengoksidasi dengan
Cl2, larutan ini dilewatkan resin penukar ion. I 2 diserap pada kolom sebagai
triiodida, I3−. Terakhir, dipindahkan dari resin dengan menambahkan alkali.
Iodin digunakan untuk membuat iodoform, CHI3 (untuk antiseptik). AgI
untuk film fotografi, memicu terbentuknya awan buatan untuk menghasilkan
hujan. Sejumlah kecil iodin untuk diet manusia. KI ditambahkan pada makanan
hewan dan unggas. Hormon tiroid menghasilkan hormon pengatur pertumbuhan
(tiroksin) yang mengandung iodin. Defisiensi iodin menyebabkan penyakit
gondok. Iodin secara terbatas digunakan untuk antiseptik, misalnya yodium
tingtur merupakan larutan I2 dalam KI dan iodin French merupakan iodin dalam
alkohol. Di laboratorium, iodin dan iodat digunakan untuk analisis volumetri.
Reagen Nessler K2(HgI2) digunakan untuk mendeteksi amonia.

5. Astatin
Astatin tidak eksis di alam. Semua astatin bersifat radioaktif. Isotope
210 211
paling stabil adalah At (waktu paruh 8 jam) dan At (waktu paruh 7,5 jam).
Astatin pertama kali dibuat pada tahun 1940 dengan menumbukkan partikel alfa
berenergi tinggi pada bismuth.
209
Bi + 42He 2 10n + 211
83 85 At

D. UKURAN ATOM DAN ION


Tabel 3 Jari-jari ion dan kovalen
Jari-jari kovalen(Ao) Jari-jari ion (Ao)
F 0,72 1,33
Cl 0,99 1,84
Br 1,14 1,96
I 1,33 2,20

E. ENERGI IONISASI
Energi ionisasi unsur golongan VIIA menunjukkan kecenderungan yang
umum yaitu makin kecil energi ionisasinya dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Tingginya energi ionisasi unsur golongan VIIA ini menyebabkan
kecilnya kecenderungan untuk melepas elektron dan membentuk ion positif.
Energi ionisasi F jauh lebih tinggi daripada unsur lainnya dalam satu
golongan karena ukurannya paling kecil. F selalu berada dalam bilangan oksidasi
-1, kecuali pada F2 atau dalam keadaan menggunakan elektron bersama
(membentuk ikatan kovalen).
Tabel 4 Energi ionisasi, afinitas elektron dan energi hidrasi
Energi ionisasi Afinitas elektron Energi hidrasi
pertama (kJ/mol) (kJ/mol) (kJ/mol)
F 1681 -333 -515
Cl 1256 -349 -381
Br 1143 -325 -347
I 1009 -296 -305
At - -270 -

Hidrogen memiliki energi ionisasi 1311 kJ/mol dan dapat membentuk ion
H+. Ini merupakan keanehan pertama bahwa Cl, Br dan I yang memiliki energi
ionisasi lebih rendah daripada H, tidak bisa membentuk ion X +. Energi ionisasi
adalah energi yang diperlukan oleh atom dalam keadaan gas untuk melepas
elektron terluar. Biasanya dalam keadaan padatan kristal, atau larutan, maka
energi kisi atau energi hidrasi harus diperhitungkan. Ion H + berukuran sangat
kecil, kristal yang mengandung H+ memiliki energi kisi yang tinggi dan dalam
larutan energi hidrasinya juga sangat tinggi (1091 kJ/mol). Ion negatif juga
memiliki energi hidrasi. Ion H+ terbentuk karena energi kisi atau energi hidrasi
melebihi energi ionisasi. Sebalik, ion halide X+ berukuran besar sehingga
memiliki energi hidrasi dan energi kisi yang kecil. Oleh karena energi ionisasinya
lebih besar daripada energi kisi atau energi hidrasinya maka secara normal ion X +
tidak dapat terbentuk.
Afinitas elektron semua unsur halogen adalah negatif. Ini menunjukkan
bahwa energi dilepas ketika unsur halogen menerima sebuah elektron. Oleh sebab
itu semua halogen membentuk ion halida, X-.

F. TITIK DIDIH DAN TITIK LELEH


Titik didih dan titik leleh unsur-unsur halogen meningkat seiring dengan
meningkatnya nomor atom. Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas,
bromin cair dan iodida padat. Hanya bromin dan merkuri yang berwujud cair pada
suhu kamar. Pada tekanan atmosfer, I2 padat menyublim tanpa mencair.
Tabel 5 Titik leleh dan titik didih
Titik leleh (oC) Titik didih (oC)
F2 -219 -188
Cl2 -101 -34
Br2 -7 60
I2 114 185

G. ENERGI IKATAN DALAM MOLEKUL X2


Semua unsur halogen membentuk molekul diatomik. Semestinya energi
ikatan dalam molekul X2 makin kecil seiring dengan bertambahnya ukuran atom.
Makin besar ukuran atom makin kecil keefektifan tumpang tindih orbital molekul.
Cl2, Br2 dan I2 menunjukkan kecenderungan sebagaimana yang diharapkan.
Namun energi ikatan untuk F2 tidak seperti yang diharapkan.
Tabel 6 Energi ikatan dan panjang ikatan dalam molekul X2
Energi ikatan (kJ/mol) Panjang ikatan (Ao)
F 126 1,43
Cl 210 1,99
Br 158 2,28
I 118 2,66
Energi ikatan dalam F2 rendah dan ini terkait erat dengan kereaktifannya
yang tinggi. Ada dua alasan, untuk menjelaskan hal ini:
1. Mulliken mengatakan bahwa dalam Cl2, Br2 dan I2 terjadi beberapa hibridisasi
pd, melalui beberapa ikatan rangkap, sementara F tidak memiliki orbital d.
2. Coulson menyatakan bahwa karena atom fluorin kecil, maka jarak F-F juga
kecil sehingga tolakan antar pasangan elektron bebas dari dua atom F menjadi
besar mengakibatkan ikatannya menjadi lemah.
Nampaknya pendapat kedua lebih bisa diterima secara luas.

H. DAYA PENGOKSIDASI
Afinitas elektron merupakan kecenderungan atom untuk menarik elektron.
Afinitas maksimum ada pada klorin. Oksidasi diartikan sebagai pelepasan
elektron sehingga agen pengoksidasi adalah penerima elektron. Oleh karena itu
halogen adalah agen pengoksidasi. Kekuatan agen pengoksidasi tergantung pada
beberapa jenis energi dan secara baik direpresentasikan melalui siklus energi
Born-Haber.
Potensial oksidasi merupakan perubahan energi antara unsur dalam
keadaan standard dan dalam keadaan ion terhidrasinya. Sebagi contoh, potensial
iodin adalah perubahan energi dari ½I2(padat) menjadi I-(terhidrasi). Oleh karena itu
potensial oksidasi sama dengan jumlah dari energi fusi, evaporasi dan disosiasi
dikurangi afinitas elektron dan energi hidrasi.
Tabel 7 Harga ∆Go untuk ½X2(padat) menjadi X-(terhidrasi) (kJ/mol)
Energi Energi Energi Afinitas Energi ∆Go
fusi evaporasi disosiasi elektron hidrasi
F2 - - +126/2 -333 -460 -730
Cl2 - - +210/2 -349 -348 -592
Br2 - +31/2 +158/2 -325 -318 -548,5
I2 + 15/2 +44/2 +118/2 -296 -279 -486,5

Afinitas elektron klorin terbesar tetapi klorin bukan agen pengoksidasi


terkuat. Justru fluorin yang memiliki harga ∆G o paling negatif yang berarti
fluorin merupakan agen pengoksidasi terkuat. Ada dua hal yang dapat
menjelaskan keadaan ini yaitu:
1. F2 memiliki energi disosiasi rendah (disebabkan lemahnya ikatan F-F)
2. F2 memiliki energi hidrasi yang tinggi (karena ukuran ion F- kecil)
Fluorin pengoksidasi terkuat sehingga dapat mengganti ion Cl- dalam
larutan, begitu pula klorin dapat mengganti Br- dalam larutan dan seterusnya. Jadi
secara umum, unsur halogen dengan nomor atom lebih rendah akan mengoksidasi
ion halida dengan nomor atom lebih tinggi.

I. REAKTIVITAS UNSUR
Fluorin merupakan unsur paling reaktif di antara unsur yang ada dalam
tabel periodik. Fluorin bereaksi dengan semua unsur kecuali gas mulia yang lebih
ringan seperti He, Ne dan Ar. Fluorin bereaksi dengan xenon pada kondisi
‘sedang’ menghasilkan xenon fluorida. Fluorin bereaksi dengan unsur-unsur
dengan kuat dan sering menimbulkan letupan. Dalam bentuk padat, sejumlah kecil
logam seperti Cu, Ni, Fe dan Al menghasilkan lapisan protektif fluorida. Namun
jika logam-logam ini dalam bentuk serbuk (luas permukaan besar) atau
dipanaskan maka akan bereaksi dengan kuat. Reaktivitas unsur halogen menurun
dengan urutan Cl > Br > I. Klorin dan bromin bereaksi kuat dengan kebanyakan
unsur namun tidak sekuat fluorin. Iodin kurang reaktif, dan tidak bereaksi dengan
beberapa unsur seperti S dan Se. Fluorin dan klorin sering mengoksidasi unsur-
unsur ‘lebih kuat’ daripada bromin dan iodin, maksudnya membawa ke valensi
lebih tinggi. Misalnya dalam kasus terbentuknya PBr3 dan PCl5, juga pada kasus
SBr2, SCl2 dan SF6.
Tabel 8 Beberapa reaksi halogen

(Sumber: Lee, 1991)


J. HIDROGEN HALIDA HX
Secara umum senyawa HX anhidrat murni, dikenal dengan nama hidrogen
halida, sementara larutannya dikenal sebagai asam hidrohalat atau secara singkat
dinamai asam halogen. Semua halogen bereaksi dengan hidrogen dan membentuk
hidrida HX, kecuali HCl yang tidak diperoleh dengan cara sebagaimana asam
halida lainnya. Reaktivitasnya terhadap hidrogen menurun dari atas ke bawah
dalam satu golongan. Fluorin bereaksi hebat dengan hidrogen. Klorin bereaksi
lambat dengan hidrogen dalam ruang gelap, lebih cepat pada siang hari dan
eksplosif pada kondisi dipapar sinar matahari. Iodin bereaksi lambat dengan
hidrogen pada suhu kamar.

1. HF
Secara industri, HF dibuat dengan memanaskan CaF 2 dengan H2SO4 pekat.
Reaksinya bersifat endoterm sehingga memerlukan pemanasan.
CaF2 + H2SO4  CaSO4 + 2HF
Pengotor SiO2 dalam CaF2 harus dibersihkan karena dapat bereaksi dengan
HF sebagaimana reaksi berikut:
SiO2 + 4HF  SiF4 + 2H2O
SiF4 + 2HF(aq)  H2[SiF6]
HF dimurnikan dengan pencucian, pendinginan dan distilasi bertingkat. Hasilnya
adalah HF dengan kemurnian 99,95%. Gas HF sangat beracun dan hanya dapat
ditempatkan di lemari asam yang baik. Larutan HF sangat korosif dan hanya dapat
ditempatkan wadah logam yang terbuat dari tembaga atau monel. Larutan HF
bereaksi dengan bahan kaca dengan reaksi berikut:
SiO2 + HF(aq)  [SiF6]2- + 2H+ + 2H2O
Kegunaan utama dari HF adalah sebagai berikut:
a) Bahan untuk pembuatan klorofluorokarbon (Freon, CFC). CFC digunakan
dalam lemari es dan dalam bentuk aerosol sebagai bahan bakar. Penggunaan
CFC sekarang ini dikurangi karena dapat merusak lapisan ozon pada bagian
atas atmosfer.
Kondisi anhidrat
CCl4 + HF CCl2F2 + 2HCl
+ SbCl5
b) Bahan membuat AlF3 dan kriolit sintetis yang digunakan dalam ekstraksi
elektrolitik aluminium.
c) Sejumlah kecil digunakan untuk pemrosesan uranium (melalui intermediet UF 4
dan UF6)
d) Anhidrat HF digunakan untuk katalis alkilasi dalam industri petrokimia., untuk
pembuatan senyawa alkilbenzena rantai panjang. Senyawa ini selanjutnya
diubah menjadi alkilbenzena sulfonat dan digunakan sebagai detergen.
e) Larutan HF digunakan untuk mengawetkan baja, mengetsa (menggores) gelas
atau kaca.

2. HCl
HCl dibuat dalam jumlah yang sangat besar. Produksi dunia mencapai 9
juta ton. Ada beberapa cara berbeda dalam memperoleh HCl:
a) Secara eksklusif dibuat dengan metode ‘salt cake’. H2SO4 pekat ditambahkan
ke dalam garam brosok (NaCl). Tahap pertama dilangsungkan pada suhu
150oC. Padatan NaCl direaksikan dengan H2SO4 dan tercampur dengan
NaHSO4. Tahap kedua, campuran dipanaskan pada suhu 550 oC. Ketika reaksi
dengan H2SO4 berjalan lebih jauh maka terbentuk Na2SO4.
150oC
NaCl + H2SO4 HCl(g) + NaHSO4

550oC
NaCl + NaHSO4 HCl(g) + Na2SO4

b) Sejumlah besar HCl tidak murni dihasilkan dalam industri kimia organik
molekul berat, misalnya konversi 1,2 dikloroetana (CH2Cl-CH2Cl) menjadi
vinil klorida (CH2=CHCl).
c) HCl dengan kemurnian tinggi dihasilkan melalui reaksi langsung kedua unsur.
d) HCl secara konvensional dibuat di laboratorium melalui reaksi NH 4Cl dengan
H2SO4 pekat. NH4Cl lebih mahal daripada NaCl (dalam proses salt cake)
namun NH4Cl lebih disarankan karena NH4HSO4 larut, dan reaksi tidak
berhenti pada setengah tahap.
2NH4Cl + H2SO4  2HCl + (NH4)2SO4
Gas hidrogen klorida sangat larut dalam air. Larutan jenuh HCl pada suhu
20oC mengandung 42% berat HCl. HCl pekat secara normal mengandung 38%
berat (mendekati 12M). Larutan HCl murni tidak berwarna, tetapi HCl ‘teknis’
biasanya berwarna kuning karena terkontaminasi oleh Fe(III). Kegunaan utama
larutan HCl adalah merawat logam, yaitu menghilangkan lapisan oksida dari
permukaan logam. Larutan HCl juga digunakan dalam pabrik pewarna maupun
industri gula. Gas HCl secara konvensional diperoleh dari reaksi NaCl dengan
H2SO4 pekat.

3. HBr dan HI
HBr dan HI dibuat dengan cara mereaksikan asam pospat pekat dengan
logam bromida atau logam iodida. Perhatikan bahwa dalam reaksi ini harus
menggunakan asam non pengoksidasi seperti asam pospat. Jika menggunakan
pengoksidasi kuat seperti asam sulfat pekat, maka asam sulfat pekat akan
mengoksidasi HBr dan HI menjadi Br2 dan I2.
H3PO4 + NaI  HI + NaH2PO4
HF berwujud cair hanya pada suhu kamar (titik didih 19,9 oC), sedangkan
HCl, HBr dan HI berwujud gas. Titik didih meningkat secara teratur dari HCl,
HBr hingga HI, namun titik didih HF keluar dari garis normal asam halida
lainnya. Tingginya titik didih HF ini disebabkan adanya ikatan hidrogen antara
atom F dari satu molekul HF dengan atom H dari molekul HF lainnya.
Tabel 9 Beberapa sifat senyawa HX
Titik leleh Titik didih Densitas pKa Komposisi azeotrop
(oC) (oC) (g/cm3) (% berat)
HF -83,1 19,9 0,99 3,2 35,37
HCl -114,2 -85,0 1,19 -7 20,24
HBr -86,9 -66,7 2,16 -9 47,0
HI -50,8 -55,4 2,80 -10 57,0
Hidrida-hidrida ini sesungguhnya berikatan kovalen dalam wujud gas.
Namun dalam air, hidrida-hidrida ini meng-ion. Bukan H + yang dihasilkan dalam
hal ini, karena proton ditransfer ke air menghasilkan [H 3O]+. HCl, HBr dan HI
meng-ion secara sempurna sehingga ketiganya merupakan asam kuat. HF meng-
ion sedikit sehingga merupakan asam lemah.
HCl + H2O  [H3O]+ + Cl-

F F
H H H H H

F F F
Gambar 1 Rantai ikatan hidrogen dalam padatan HF

Fakta yang aneh bahwa HF merupakan asam paling lemah, padahal


perbedaan keeleketronegatifan HF paling besar di antara asam halida lainnya,
yang tentunya memiliki karakter ion lebih dari asam halida lainnya. Namun
demikian, kekuatan asam ditentukan oleh kecenderungan molekul terhidrasi
membentuk ion hidrogen:
HX(terhidrasi)  H+(terhidrasi) + X-(terhidrasi)
Hal ini digambarkan dalam tahap-tahap: disosiasi, ionisasi, dan hidrasi dalam
siklus energi.

Gambar 2 Siklus energi menunjukkan kekuatan asam halida


Kekuatan asam sama dengan jumlah keseluruhan jenis energi yang terlibat
sebagaimana tertulis dalam gambar 2.
Kekuatan asam = Energy dehidrasi +
Energy disosisi +
Energy ionisasi +
Afinitas electron +
Energy hidrasi H+ dan X-

Faktor yang menyebabkan HF merupakan asam terlemah menjadi jelas


jika diterangkan dengan termodinamika. Tetapan disosiasi k untuk perubahan:
HX(terhidrasi) H+(terhidrasi) + X-(terhidrasi)
diberikan melalui persamaan:
∆Go = -RT ln k
(dengan ∆Go adalah energi standar Gibbs, R adalah tetapan gas dan T adalah
temperatur absolut). ∆G bergantung pada perubahan entalpi (∆H) dan perubahan
entropi ∆S.
∆G = ∆H - T∆S
Tabel 10 menunjukkan bahwa ∆H dari HF paling kecil karena:
a) Energi disosiasi HF lebih besar dari lainnya karena ikatannya pendek
b) Energi dehidrasi HF lebih besar dari lainnya karena adanya ikatan hidrogen
c) Rendahnya afinitas elektron juga berpengaruh meskipun energi hidrasinya
tinggi (karena kecilnya ukuran atom F) tidak mencukupi untuk menutupi
kebutuhan energi lainnya.

Tabel 10 Siklus energi


K. KEKUATAN ASAM OKSOHALIDA
Empat deret asam okso tertulis dalam Tabel 11, sedangkan gambar ion
oksonya tertulis dalam Gambar 3. Semua struktur asam okso berbasis tetrahedral.
Orbital hidrida sp3 yang digunakan untuk berikatan hanya membentuk ikatan σ
yang lemah, karena sedikit terjadi tumpang tindih antara level p dan s. Ion
terstabilkan oleh kuatnya ikatan p∏-d∏ antara orbital 2p penuh pada oksigen
dengan empat orbital kosong d dari atom halogen.
Tabel 11 Asam okso
HOX HXO2 HXO3 HXO4
Bilangan +1 +III +V +VII
oksidasi
HOF
HOCl HClO2 HClO3 HClO4
HOBr HBrO3 HBrO4
HOI HIO3 HIO4

Fluorin tidak memiliki orbital d sehingga tidak bisa membentuk ikatan


p∏-d∏. Fluorin dalam waktu yang lama dianggap tidak dapat membentuk asam
okso jenis manapun. Tetapi sekarang diketahui bahwa fluorin dapat membentuk
HOF (sangat tidak stabil) yang dapat dibuat dalam kondisi tertentu. Tidak ada
jenis asam okso lain yang dapat dibentuk fluorin.

Gambar 3 Struktur asam okso

Asam perklorat (HClO4) merupakan asam paling kuat, sementara asam


hipoklorit merupakan asam paling lemah. Disosiasi asam okso melibatkan dua
jenis energi yaitu:
1. Pemecahan ikatan H-O menghasilkan ion hidrogen dan anion
2. Hidrasi kedua ion
Ion ClO4- jelas lebih besar daripada ion ClO-, sehingga energi hidrasi ion ClO4-
lebih kecil daripada ion ClO- dan diharapkan bahwa HOCl terionisasi lebih mudah
daripada HClO4. Namun faktanya berkebalikan dengan apa yang diharapkan,
karena kekuatan asam ini juga harus memperhitungkan energi yang diperlukan
untuk memecahkan ikatan H-O.
Oksigen lebih elektronegatif daripada klorin. Jumlah atom oksigen yang
terikat pada atom klorin bertambah banyak dalam deret asam okso HOCl, HClO 2,
HClO3 dan HClO4. Bertambahnya jumlah atom oksigen, menyebabkan semakin
banyak elektron yang tertarik dari ikatan O-H sehingga ikatan O-H menjadi makin
lemah. Oleh karena itu HClO4 memerlukan energi paling sedikit untuk
memecahkan ikatan O-H dan menghasilkan ion H +. Dengan demikian HClO4
merupakan asam yang paling kuat.
Secara umum, deret asam okso apapun, asam dengan jumlah atom O
terbanyak (atau bilangan oksidasi tertinggi) merupakan asam yang paling mudah
terdisosiasi. Oleh karena itu kekuatan asam menurun menurut urutan HClO 4 >
HClO3>HClO2>HClO. Dengan penjelasan yang sama, H2SO4 lebih asam daripada
H2SO3, HNO3 lebih asam daripada HNO2. Bagaimana dengan kekuatan asam
HOI, HOBr dan HOCl?
HOCl merupakan asam yang paling kuat karena Cl paling elektronegatif.
Semakin tinggi keelektronegatifannya maka elektron makin menjauh dari ikatan
O-H sehingga ikatan O-H menjadi mudah putus dan keaasamannya meningkat.
Jadi keasaman bertambah sebagai urutan HOCl >HOBr> HOI.

L. SENYAWA INTERHALOGEN
Unsur halogen bereaksi dengan unsur halogen lainnya membentuk
senyawa interhalogen. Senyawa interhalogen terdiri atas tipe AX, AX3, AX5, dan
AX7. Senyawa interhalogen dapat diperoleh dengan mereaksikan secara langsung
halogen dengan halogen atau halogen dengan interhalogen yang lebih rendah.
Hasil yang terbentuk bergantung dari kondisinya.
Tabel 12 Senyawa interhalogen dan sifat fisiknya pada 25oC
AX AX3 AX5 AX7
ClF(g) tidak berwarna
BrF(g) coklat pucat ClF3(g) tidak berwarna
BrCl(g) coklat merah BrF3(l) kuning pucat ClF5(g) tidak berwarna
ICl(s)) merah delima (ICl3)2(s) kuning muda BrF5(l) tidak berwarna IF7(g) tidak berwarna
IBr(s)) hitam IF3(s) (tidak stabil) IF5(l) tidak berwarna
IF (tidakstabil) kuning

200oC
Cl2 + F2 (volume sama) 2ClF

300oC
Cl2 + 3F2 (F2 berlebih) 2ClF3

I2 + Cl2 cair (equimolar) ICl

I2 + Cl2 cair (Cl2 berlebih) (ICl3)2

Br2 + F2 (dilarutkan dengan nitrogen) BrF3

Br2 + F2 (F2 berlebih) BrF5

20oC
I2(s) + 5F2 IF5

250- 300oC
I2(g) + 7F2 IF7
Tidak pernah ada lebih dari dua atom yang berbeda dalam satu molekul
senyawa interhalogen. Secara esensi senyawa interhalogen berikatan kovalen
karena perbedaan keelektronegatifannya kecil serta titik leleh dan titik didihnya
meningkat seiring dengan meningkatnya perbedaan keelektronegatifannya.
Kelompok senyawa AX dan AX3 terbentuk antara atom-atom yang
perbedaan keelektronegatifannya tidak begitu besar. Sementara kelompok
senyawa AX5 dan AX7 dibentuk oleh atom-atom besar seperti Br dan I yang
bergabung dengan atom-atom kecil seperti F. Hal ini mungkin terjadi karena
atom-atom kecil tersebut lebih mudah tertata di sekitar atom besar.
Interhalogen secara umum lebih reaktif daripada halogen (kecuali F 2). Ini
disebabkan ikatan A-X dalam interhalogen lebih lemah daripada ikatan X-X
dalam halogen. Reaksi-reaksi pada senyawa interhalogen mirip dengan yang
terjadi pada halogen. Hidrolisis interhalogen akan menghasilkan ion halida dan
ion oksohalida. Ingat bahwa ion oksohalida selalu terbentuk dari atom yang lebih
besar yang terlibat dalam reaksi tersebut.
H2O
BrF5 5F- + BrO3- (ion bromat)

H2O
ICl Cl- + IO- (ion hipoiodat)

Cl- + IO3- (ion iodat)

Senyawa interhalogen akan memfluorinasi beberapa senyawa oksida


logam, halida logam dan logam.
3UO2 + 4BrF3 3UF4 + 2Br2 + 3O2

UF4 + ClF3 UF6 + ClF

Bentuk molekul dari senyawa interhalogen jenis AX adalah linier. Jenis


AX3 berbentuk T. Cl merupakan atom pusat dalam ClF3.

3s 3p 3d
konfigurasi kulit ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
electron atom dalam
klorin dalam terisi
keadaan tereksitasi penuh tiga elektron tidak berpasangan membentuk
ikatan dengan tiga atom F, ditambah dua pasang
elektron bebas membentuk segitiga bipiramid
dengan dua posisi ditempati pasangan elektron bebas.

Ada tiga kemungkinan bentuk molekul AX3 sebagaimana dijelaskan


dalam Gambar 4. Penelitian melalui spektroskopi mikrowave menunjukkan
bahwa AX3 berbentuk T dengan sudut 87,40o. Distorsi dari sudut 90o ini
disebabkan oleh gaya tolak pasangan elektron bebas. Ingat bahwa dua ikatan
memiliki panjang sama dan satu ikatan berbeda panjangnya. Ini menunjukkan
bentuk ruang segitiga bipiramid yang terjadi adalah tidak beraturan.
Gambar 4 Struktur yang mungkin dari klorin trifluorida, ClF3

Semua struktur molekul AX5 berbentuk segiempat piramid. Bentuk


ruangnya adalah oktahedral dengn satu posisi ditempati pasangan elektron bebas.
5s 5p 5d
konfigurasi kulit ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
elektron atom dalam
iodin dalam terisi
keadaan tereksitasi penuh lima elektron tidak berpasangan membentuk
ikatan dengan lima atom F, ditambah satu pasang
elektron bebas membentuk oktahedral dengan
satu posisi ditempati pasangan elektron bebas.

Gambar 5 Struktur molekul dan ruang dari IF5.

Struktur IF7 merupakan struktur yang tidak lazim yaitu segilima


bipiramid. Hanya satu ini yang mungkin diketahui sebagai contoh unsur non
transisi yang menggunakan tiga orbital d untuk berikatan.
5s 5p 5d
konfigurasi kulit ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
elektron atom dalam
iodin dalam terisi
keadaan tereksitasi penuh tujuh elektron tidak berpasangan membentuk
ikatan dengan tujuh atom F, membentuk segilima bipiramid
Gambar 6 Struktur molekul IF7.

M. POLIHALIDA
Ion halida sering bereaksi dengan halogen atau interhalogen dan
membentuk ion polihalida. Iodin (I2) hanya sedikit larut dalam air (0,34 g/l).
Kelarutan iodin makin besar jika ditambahkan ion halida dalam larutan.
Meningkatnya kelarutan ini disebabkan terbentuk ion polihalida, dalam hal ini I 3-.
Ion ini stabil baik dalam larutan atau dalam kristal ionik.
I2 + I-  I3-
Ion-ion yang lebih kompleks juga telah bisa dihasilkan seperti ion I5-, I7-
dan I9-. Senyawa-senyawa kristal yang mengandung ion polihalida yang lebih
besar, umumnya mengandung metal logam yang besar juga seperti Cs+ atau kation
kompleks besar seperti R4N-. Hal ini menyebabkan anion-anion besar yang
bergabung dengan kation besar akan memberikan bilangan koordinasi tinggi dan
menyebabkan energi kisinya juga tinggi.
Beberapa ion polihalida mengandung dua atau lebih halogen seperti
K[ICl4], Cs[IBrF], dan K[IBrCl]. Senyawa-senyawa ini terbentuk dari reaksi
interhalogen dan logam halida.
ICl + KCl  K+[ICl2]-
ICl3 + KCl  K+[ICl4]-
IF5 + CsF  Cs+[IF6]-
ICl + KBr  K+[BrICl]-
2ClF + AsF5  [FCl2]+ [AsF6]-

Polihalida merupakan senyawa ion (kristal, stabil, larut dalam air, dan
dalam bentuk larutan menghantar arus listrik) yang terurai oleh pemanasan.
Produk penguraian (yaitu halogen sisa yang terikat logam) dikendalikan oleh
energi kisi produk. Energi kisi dari halida logam alkali adalah tertinggi untuk ion
halida yang lebih kecil, sehingga menyisakan ion halida berukuran lebih kecil
yang terikat pada logam.
dipanaskan
Cs[I3] CsI + I2

dipanaskan
Rb[ICl2] RbCl + ICl

dipanaskan
K[BrICl] KCl + IBr

Bentuk ion trihalida dalam senyawa K[I3] adalah linier. Ini mungkin dapat
diterangkan dengan mempertimbangkan orbital yang digunakan. Sebagai contoh
adalah [ICl2]- yang berbentuk linier (Gambar 7).

Gambar 7 Struktur [ICl2]-

5s 5p 5d
konfigurasi kulit ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
elektron atom dalam
iodin dalam terisi
keadaan dasar penuh

konfigurasi ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
elektron iodin
yang membentuk
satu ikatan kovalen lima pasang elektron- dengan bentuk ruang segitiga
dan satu ikatan kovalen koordinasi bipiramid dengan tiga posisi ditempati pasangan elektron
bebas sehingga bentuk ionnya adalah linier

Demikian pula dengan struktur [ICl4]- dan [BrF4]- yang berbentuk


segiempat planar (Gambar 8).
Gambar 8 Struktur [ICl4]-

5s 5p 5d
konfigurasi kulit ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
elektron atom dalam
iodin dalam terisi
keadaan tereksitasi penuh

konfigurasi ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
elektron iodin
yang membentuk
tiga ikatan kovalen enam pasang elektron- dengan bentuk ruang oktahedral
dan satu ikatan kovalen koordinasi dengan dua posisi ditempati pasangan elektron bebas
sehingga bentuk ionnya adalah segiempat planar

N. PSEUDOHALOGEN DAN PSEUDOHALIDA


Ion pseudohalida adalah sejumlah kecil ion yang mengandung dua atom
atau lebih, yang sedikitnya mengandung satu atom nitrogen dan memiliki sifat
mirip ion halogen. Ion pseudohalida merupakan ion univalent dan ion-ion ini
membentuk garam yang mirip garam halida.
Tabel 13 Beberapa contoh pseudohalogen yang penting
Anion asam dimer
CN- sianida HCN asam sianida (CN)2 sianogen
SCN- tiosianat SCN asam tiosianat (SCN)2 tiosianogen
SeCN- selenosianat (SeCN)2 selenosianogen
OCN- sianat HOCN asam sianat
NCN2- sianamida HNCN asam sianamida
ONC- fulminat HONC asam fulminat
N3- azida HN3 asam azida

Ion pseudohalida yang paling dikenal adalah ion sianida, CN -. Ion sianida
memiliki kesamaan dengan ion Cl-, Br- dan I- dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Membentuk asam sianida, HCN, sebagaimana ion halida membentuk HCl.
HBr dan HI.
2. Dapat teroksidasi membentuk molekul sianogen, (CN)2, sebagaimana ion
halida membentuk Cl2, Br2 dan I2.
3. Membentuk garam dengan Ag+, Pb2+ dan Hg+ (AgCN, Pb(CN)2, Hg2(CN)2)
yang tidak larut dalam air sebagaimana garam AgCl, PbCl 2 dan Hg2Cl2 yang
juga tidak larut dalam air.
4. Dapat membentuk senyawa interpseudohalogen seperti ClCN, BrCN dan
ICN.
5. AgCN tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan amonia, sebagaimana
AgCl.
6. Dapat membentuk sejumlah besar ion kompleks seperti ion kompleks halida.
Contoh [Cu(CN4)]2- dan [CuCl4]2-. [Co(CN)6] 3-
dan [Co(Cl)6] 3-
PERTANYAAN:
1. Diketahui konfigurasi stabil Cr berakhir pada 3d5 4s1, meskipun
24

menurut aturan pengisian elektron adalah 3d4 4s2. Pada kasus


golongan VIIA, konfigurasi berakhiran ns2 np5, mengapa tidak
berakhiran ns1 np6 sebagaimana terjadi pada konfigurasi 24Cr?
2. Mengapa F2 tidak dapat diperoleh melalui elektrolisis garam NaF?
3. Bagaimana cara memperoleh gas Cl2 di laboratorium?
4. HCl dapat diperoleh dari reaksi NaCl dengan H2SO4, tetapi HBr dan
HI tidak dapat diperoleh dengan mereaksikan NaBr dan NaI dengan
H2SO4. Mengapa demikian?
5. Apa yang terjadi jika larutan AgNO 3 ditambahkan pada larutan
NaCl? Apa yang terjadi jika campuran ini ditambahkan larutan
amonia?
6. Iodin (I2) hampir tidak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam
larutan KI. Mengapa demikian?
7. Tentukan bentuk molekul BrF3 dan ion I3-!
8. Jelaskan, manakah yang lebih asam:
a. HBrO2 atau HBrO3 ?
b. HClO3 atau HBrO3 ?
c. HCl atau HBr ?
9. Tuliskan bukti yang menunjukkan bahwa SCN- adalah ion
pseudohalida!
10. Tuliskan 4 perbedaan interhalogen dan ion polihalida!

Anda mungkin juga menyukai