Anda di halaman 1dari 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

GELISAH
(GELANG ANTISIPASI JANTUNG SEHAT)

Bidang Kegiatan:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
M. Asep Yudistira

Teknik Metalurgi
1606892762 2016

Edwina Dea H.

Teknik Metalurgi
1606906912 2016

Billy Adhitya R.

Teknik Metalurgi
1606907070 2016

M. Rizqullah Akbar

1606906761

Teknik Metalurgi 2016

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan

: Langkah Jitu Swasembada Kedelai melalui


Konversi Lahan Tembakau dan Tumpang
Sari dengan Peremajaan Tanaman Keras

2. Bidang Kegiatan

: PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap

: Muhammad Asep Yudistira

b. NIM

: 1606892762

c. Jurusan

: Teknik Metalurgi dan Material

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesia


e. Alamat Rumah dan No. HP

: Jl. Jawa No. 78 Kebun Handil Jambi


/ 081369169682

4.

f. Alamat e-mail

: asepyudhistira@Yahoo.com

Anggota Pelaksana Kegiatan

: 3 orang

Depok, 2 Oktober 2016


Menyetujui,
Ketua Pelaksana Kegiatan

Muhammad Asep Yudistira


NIM. 1606892762

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul

Halaman Pengesahan

ii

Daftar Isi

iii

Ringkasan

iv

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan dan Manfaat

2. GAGASAN

Kondisi Kekinian

Solusi Terdahulu

Solusi yang Ditawarkan

Sensor Optoelektronika

SIM Card dan GPS di Gelang

10

Terhubung dengan komputer

10

3. KESIMPULAN

10

DAFTAR PUSTAKA

11

Iii

RINGKASAN

Penyakit jantung adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia. Menurut data,
penyakit ini berkontribusi sebagai penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia. Maka
penyakit ini harus dapat dicegah dengan cara yang efektif dan efisien.
Disinilah kami menemukan inovasi berupa gelang untuk mendeteksi tekanan darah,
denyut jantung, kadar darah, dan kejut jantung. Sebelumnya, ada banyak aplikasi untuk hal
ini di handphone namun tentu saja mereka kurang akurat dan tidak efisien. Gelang akan
memudahkan pasien, terutama lanjut usia, untuk bergerak.
Gelang sebelumnya sudah ada bernama gelang Nymi namun kurang akurat dan hanya
ditujukan untuk atlet. Sementara target kami disini adalah pengidap penyakit jantung, maka
kami memodifikasi gelang tersebut dengan sensor optoelektronik, kartu SIM, dan GPS serta
menghubungkannya dengan komputer untuk memudahkan terdeteksinya penyakit pada
sistem peredaran darah, jadi usaha preventifnya akan lebih maksimal.

iv

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Penyakit jantung sudah menjadi momok bagi manusia sejak zaman dahulu. Penyakit ini
menyerang siapa saja, dari remaja hingga lanjut usia.
Penyakit jantung, terutama koroner, merupakan problema kesehatan utama di banyak
negara. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah
dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian
tetap menduduki peringkat ke-3. Di dunia, penyakit jantung menduduki peringkat pertama
sebagai penyebab kematian terbanyak.
Meskipun sudah digunakan bermacam strategi farmakologis atau perubahan gaya
hidup, namun dari tahun ke tahun angka penderitanya selalu cenderung meningkat.
Terjadinya kematian dini yang disebabkan oleh penyakit jantung berkisar sebesar 4% di
negara berpenghasilan tinggi, dan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah. Kematian
yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner
dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung sehingga usaha
pencegahan harus dalam bentuk multifaktorial juga. Penyakit jantung sangat berhubungan
erat dengan berbagai faktor, seperti kelamin, georagfis, keadaan sosial, perubahan masa,
kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, olah raga, diet, perilaku dan kebiasaan
lainnya, stress serta keturunan.
Telah banyak teknologi dan teknik penyembuhan (baik pencegahan) yang
berkembang secara pesat, sehingga memberi harapan kesembuhan yang lebih besar pada para
penderita penyakit jantung. Tetapi tidak ada satupun dari teknologi tersebut yang berkembang
secara maksimal dan dijadikan panduan. Maka dari itulah, kami sebagai mahasiswa ingin
membuat sebuah terobosan baru di dunia kesehatan yang menggunakan ilmu teknik untuk
dijadikan sebagai acuan di kemudian hari.
Kami mengusulkan gagasan berupa gelang dengan sistem GPS dan kartu SIM yang
terhubung dengan sebuah komputer, yang mampu mendeteksi detak jantung, tekanan darah,
dan mampu mengetahui apabila ada masalah sistem peredaran darah secara cepat. Gelang ini
juga dapat berbunyi bila terjatuh. Gelang ini juga dapat langsung menelepon rumah sakit
terdekat bila masalah mulai di terdeteksi.
Gagasan ini lahir dari kekhawatiran kami karena kebanyakan pengidap penyakit
jantung adalah lanjut usia dan mereka tidak bisa merespons secara cepat bila ada masalah di
jantung mereka. Maka dari itu kami menghubungkan gelang ini dengan komputer yang
ditaruh di rumah masing-masing. Jadi, bila masalah terdeteksi, keluarga mereka bisa
mengetahui apa yang terjadi dengan pengguna dan dimana pengguna berada.
1

Tujuan dan Manfaat


Penulisan ini memiliki tujuan untuk:

Memaparkan solusi alternatif bagi penderita terhadap gangguan sistem


peredaran darah, terutama jantung
Mengetahui langkah-langkah strategis dalam menanggulangi angka kematian
yang tinggi akibat serangan jantung
Mengetahui peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi

Adapun manfaat dari tulisan ini adalah:


Memberikan bukti nyata perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan
berupa gelang monitor detak jantung sebagai solusi untuk mengurangi angka
kematian akibat serangan jantung dalam mencapai
Memberikan solusi kepada masyarakat luas dalam menghadapi penyakit
sistem peredaran darah

1. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular
(PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian dini tersebut
terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah, seperti:Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau
Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke.
Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan
seharusnya dapat dicegah. Kematian dini yang disebabkan oleh penyakit jantungterjadi
berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di negara
berpenghasilan rendah.
Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh dunia setiap
tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan
51% kematian karena penyakit stroke. Kematian yang disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler, terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus
meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.

Setiap tahunnya Hari Jantung Dunia diperingati setiap tanggal 29 September. Untuk
memperingati Hari Heart-Healthy Environment atau Lingkungan Sehat bagi Jantung
yang bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler bagi individu, keluarga dan
orang sekitar. Dalam rangka mengendalikan peningkatan kejadian penyakit, kematian dan
kecacatanyang disebabkan penyakit kardiovaskuler, perlu dilakukan upaya pencegahan
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengenali gejala dan risiko penyakit
kardiovaskuler sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun
2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan berdasarkan
diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang.
Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang (0,19%), sedangkan
Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 144 orang
(0,02%).
Berdasarkan diagnosis/ gejala, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan
jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Kep. Bangka Belitung, yaitu
sebanyak 945 orang (0,1%).
Penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke banyak ditemukan pada
kelompok umur 45-54 ta-hun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun.Namun demikian, berdasarkan
diagnosis/gejala, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke cukup banyak pula
ditemukan pada penduduk kelompok umur 15-24 tahun.
Penderita penyakit jantung dan gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter maupun
diagnosis/gejala diperkirakan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan
laki-laki. Berdasarkan diagnosis/gejala, penyakit stroke di-perkirakan lebih banyak
ditemukan pada perempuan. Namun berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, penyakit
strokelebih banyak ditemukan pada laki-laki.
Solusi Terdahulu
Telah banyak teknologi yang muncul yang berkaitan dengan gagasan kami ini. Karena
mungkin mendapatkan alat pengukur detak jantung manual atau elektrokardiograf dikira
lebih susah dan tidak efisien, banyak peneliti melakukan terobosan baru.
Salah satunya adalah aplikasi-aplikasi yang tersedia di handphone. Alat pengukur jantung
biasanya menggunakan sensor khusus pembaca denyut jantung. Yakni impuls cahaya
dipancarkan ke jari kamu, maka cahaya yang dipantulkan diukur oleh sensor terpisah, dan
data ini diinterpretasikan sebagai denyut jantung kamu.
3

Dan cara kerja sensor seperti ini sebetulnya sudah dimiliki oleh banyak smartphone
Android saat ini. Metodenya sederhana, yaitu dengan mengandalkan kamera smartphone
beserta lampu LED Flashnya. Sehingga hanya perlu perangkat lunak yang tepat untuk
menafsirkan data yang dapat dikumpulkan.
Aplikasi terpopuler saat ini adalah Instant Heart Rate, yang memang cukup akurat.
Ketika pertama kali menjalankan aplikasi ini, kamu akan dipandu dengan tutorial singkat.
Namun secara umum cara kerjanya masih sama dengan aplikasi lain yang sejenis. Kamu
hanya perlu menempatkan satu jari kamu tepat diatas kamera belakang smartphone kamu
hingga menutup lensa kamera. Dan pastikan juga jari kamu sudah tersorot lampu LED Flash
yang sudah secara otomatis menyala.
Selanjutnya, tekan tombol Measure, maka aplikasi akan bekerja membaca denyut
jantung kamu dalam waktu sekitar 15 detik. Ketika sudah selesai, informasi akan
ditampilkan.
Hasil dari perhitungan ini juga dapat dishare ke beberapa layanan yang lain. Namun
sayangnya alat-alat handphone seperti ini dinilai kurang efisien dan akurat.
Ada juga alat super canggih Electrocardiography (ECG) mobile. Ini adalah alat
pengukur detak jantung yang mampu mendiagnosa, mengukur dan merekam aktifitas
elektronika dari jantung dengan tingkat akurasi mencapai 98 persen, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan 12 lead ECG konvensional.
Yang paling mirip dengan gagasan kami adalah gelang pintar yang dirilis oleh Xiaomi
dan Nymi, produsen elektronika dari Cina. Produk ini dapat menjadi pendamping aktivitas
keseharian yang mumpuni. Namun, hal ini membuat baterai produk menjadi lebih boros.
Teknologi biometrik telah berkembang pesat hal ini memungkinkan sekarang ini
untuk mengunakan identifikasi denyut jantung. Gelang nymi biynym adalah salah satu contoh
perangkat yang menerapkan metode biometrik denyut jantung untuk mengidentifikasi
pengguna. Gelang ini dapat terkoneksi dengan smartphone, komputer,mobil dan perangkat
lain yang memiliki protokol yang sama. Apabila gelang nymi telah mengidentifikasi kita
maka kita dapat mengendalikan semua perangkat yang telah terkoneksi dengan nya.
Biometrik denyut jantung mungkin dapat menjadi salah satu atribut fisiologi yang
paling aman yang dapat digunakan untuk identifikasi biometrik. Gelombang denyut jantung
seseorang adalah unik, sulit ditiru dan dibuat. Pengindaian denyut jantung juga cukup
nyaman dilakukan karena tidak memerlukan prosedur pengindaian atau perangkat
perangkat khusus yang rumit.
4
Nymi, sebuah gelang canggih yang dapat membaca dan memonitor ritme jantung si
pemakai, seunik seperti menggunakan sidik jari, dan mengidentifikasi siapa pemiliknya.

Sensor yang terpasang di gelang tersebut akan mendeteksi dimana pemakai berada, misalnya
ia sudah dekat dengan komputer pribadinya, perangkat apapun, mobil atau sebagainya, maka
gelang ini otomatis akan mengkonfirmasi identitas mereka dan membuka perangkat keras
atau perangkat lunak yang diperlukan.
Gelang Nymi, secara keseluruhan, adalah gelang yang simpel, dan jika perangkatperangkat pengindaian denyut jantung di masa depan mengikuti tren nymi, maka pengindaian
denyut jantung dapat menjadi salah satu metode-metode identifikasi biometrik yang lebih
nyaman dilakukan untuk mengidentifikasi pengguna.
Data seperti ditanamkan dalam iris mata atau wajah dapat dicuri dengan mudah.
Namun Nymi dengan teknologi yang berisi HeartID yang mengukur jumlah daya listrik yang
dihasilkan oleh hati manusia,disebut irama jantung yang dilacak pada elektrokardiogram atau
ECG jelas lebih aman dan tidak dapat dimanipulasi. ECG ini bekerja secara berbeda-beda
dalam jantung manusia tergantung lokasi dan ukuran jantung mereka. Nymi hanya bekerja
dengan irama jantung seseorang yang terdaftar, berarti jika gelang itu dicuri datanya tidak
dapat di-hacked.
Setelah kemunculan gelang Nymi, apple meluncurkan earphone generasi baru yang
dijuluki earpods, earphone ini dilengkapi dengan sensor biometrik yang mampu mendeteksi
detak jantung penggunanya, menurut laporan dari secret, earpods memiliki fungsi mendeteksi
detakan jantung dan mengukur tekanan darah serta aplikasi GPS ibeacon agar pengguna tidak
tersesat saat dalam perjalanan. Selain itu, data yang tersimpan pada EarPods akan dienkripsi
dan tidak dapat diidentifikasi, seperti bagaimana data sidik jari yang tersimpan di iPhone 5S.
Paten lainnya yang pernah diajukan Apple adalah Earpods yang mampu mengumpulkan data
biometrik, termasuk kadar keringat dalam tubuh dan detak jantung.
Mengutip laman Ubergizmo, Minggu (4/5/2014), sebelumnya Apple sempat
mengajukan aplikasi paten dengan desain yang sama pada tahun 2007. Earphone tersebut
terintegrasi dengan sensor fisiologis dan juga dapat menerima sinyal audio dari headset lain
untuk terhubung dengan smartphone. Namun paten hanyalah sekadar paten dan kita tidak
bisa memprediksi kapan Apple akan mewujudkannya. Tapi menurut rumor yang beredar,
Apple berencana mengekspansi produknya ke industri kesehatan.
Semua ini sudah cukup bagus, hanya saja gelang Nymi dan lainnya lebih diutamakan
untuk atlet, sementara disini, orang yang kita tuju adalah pengidap penyakit jantung, yang
mempunyai spesifikasi yang lebih khusus. Maka dari itu, untuk penelitian ini, kita
membutuhkan inovasi pada gelang-gelang tersebut supaya bisa digunakan bagi pengidap
penyakit jantung.

Solusi yang Ditawarkan


Solusi yang kami tawarkan berupa inovasi dari produk-produk yang telah ada
sebelumnya dengan memanfaatkan beberapa konsep fisika. Inovasi tersebut berupa sensor
optoelektronika di gelang.
Sensor Optoelektronika
Sensor kapiler optoelektronik merupakan sensor serat optik yang digunakan untuk
memeriksa cairan kimia dan biokimia. Dalam hal ini, cairan yang dimaksud adalah darah.
Sensor kapiler merupakan sub-set dari sensor cairan yang didasarkan pada keakuratan
pengaturan volume dan pergerakan cairan disekitar sensing head. Prinsip kerja dari sensor
kapiler adalah pengukuran tidak langsung, dengan cairan bertindak sebagai tranduser suhu
atau tekanan dan mengubahnya kedalam bentuk informasi yang sesuai.
Perubahan dalam cairan sebagai akibat perubahan suhu dapat digunakan untuk
mengukur ekspansi termal cairan, dimana expansi termal dipengaruhi oleh tekanan udara di
luar cairan dan oleh kapiler. Ketika kapiler dibuka, cairan mengalir ke dalam kapiler. Aliran
tersebut dipengaruhi oleh viskositas cairan. Ketika temperatur mendekati titik didih cairan
tertentu, aliran dalam kapiler menjadi tidak seragam sebagai akibat adanya gelembung udara.
Jika cahaya dilewatkan ke dalam kapiler, gelembung udara dan perubahan temperatur dapat
menyebabkan perubahan hamburan cahaya dan perubahan indeks bias sampel. Perubahan
tersebut kemudian diukur oleh rangkaian optoelektronik dengan mengukur pergeseran
panjang gelombang resonansi whispering-gallery-mode. Indeks bias dan perubahan
hamburan tersebut tergantung pada komposisi dari cairan dan dapat digunakan untuk
mengklasifikasi cairan yang diperiksa.
Pengaturan volume dan pergerakan cairan dikontrol secara akurat. Secara umum,
sistem kontrol yang digunakan biasanya terdiri dari pompa untuk memompa cairan sampel
dari wadah sampel, intake valve untuk mengatur masuknya cairan ke kapiler, kapiler
optik, outlet valve untuk mengatur keluarya cairan dan wadah pembuangan. (gambar 1).

Gambar 1. Instrumentasi microfluidic dengan LCW cell

Pengaturan volume dan pergerakan cairan juga dapat menggunakan metode


elektroforesis. Sistem kapiler elektroforesis hanya dapat digunakan untuk cairan yang

mengandung ion. Elektroda dengan beda potensial yang tinggi memisahkan ion positif dan
ion negatif pada cairan. Sistem kapiler elektroproresis terdiri dari wadah sampel dengan
buffer elektroda, gelas kapiler, dan wadah pembuangan. Antara wadah sampel dan wadah
pembuangan terdapat elektroda yang berlawanan yang dihubungkan ke sumber tegangan
tinggi.

Gambar 2. Instrumentasi sistem kapiler elektroforesis.

Pada microfluidic, sumber cahaya dilewatkan ke sampel yang diuji melalui serat optik
yang dihubungkan ke jendela kapiler optik dan diterima oleh detektor/spectrometer. Sumber
cahaya yang digunakan dapat berupa Light EmitingDiode (LED), lampu halogen ataupun
laser. Beberapa konfigurasi sensor yang digunakan pada microfluidic antara lain:
1. serat optik ditempakan tegak lurus pada jendela optik kapiler, serat optik dari sumber
cahaya dan serat optik ke detektor diletakkan sejajar. Cahaya tegak lurus menembus
cairan sampel.

(a)

(b)
Gambar 3.Sensor optik kapiler dengan serat optik untuk pengukuran absorbsi

2. Jendela optik sumber cahaya tidak sejajar dengan jendela optik fotodetektor. Cahaya
dilewatkan melalui serat optik yang ditempelkan pada sudut tertentu, kemudian
dihamburkan oleh cairan di dalam lubang kapiler dan dilewatkan ke detektor melalui
jendela optik dengan jarak tertentu dari jendela optik sumber cahaya.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.Sensor kapiler optik evanescent field dengan lapisan sensitif


3. Menggunakan serat optik yang di kopel dan dikupas bagian ujung kopel serat optik yang
kemudian dimasukkan ke dalam lubang kapiler. Pada ujung serat optik dihubungkan ke
sumber cahaya dan ujung yang lain dihubungkan ke detektor. Perubahan indeks bias cairan
mempengaruhi banyaknya berkas cahaya yang dihamburkan dan diabsorbsi oleh cairan
tersebut.

Gambar 5. Sensor kapiler optik menggunakan probe kapiler

3. Cahaya dilewatkan ke dalam kapiler dengan pemanas, gelembung udara yang


terbentuk dan perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan hamburan cahaya
dan perubahan indeks bias sampel.

(a)
(b)
Gambar 6. Sensor kapiler cairan transparan dengan light-switching oleh pemanasan lokal

Sensor kapiler dikembangkan sebagai alat diagnosis untuk berbasis instrumentasi


microfluidic dan digunakan untuk memeriksa cairan organik seperti susu, cairan vagina, air

mani, getah bening, air liur dan darah. Karena sulit untuk membersihkan perangkat yang
berisi cairan yang terinfeksi, cairan organik harus diperiksa dengan menggunakan
microfluidic sekali pakai. Meminimalkan volume total sampel yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan yang tepat adalah salah satu tujuan penting dalam aplikasi. Hal ini dapat dicapai
dengan menggunakan optrode kapiler untuk menarik sampel kedalam head microfluidic.
Gambar 7 menunjukkan sistem microfluidic sekali pakai dengan reusable head permanen.

Gambar 7. head microfluidic kepala dengan optrode kapiler yang dapat diganti

Sistem microfluidic dengan reusabel head terdiri dari dudukan kapiler, sumber cahya,
dua fotodetektor dan pengatur suhu termolistrik. Dudukan kapiler dirancang sehingga kapiler
dan serat optik yang berbeda ukuran dapat tepat diposisikan untuk pengujian cairan organik
yang berbeda. Posisi dudukan kapiler diatur fotodetektor pertama dan pengukuran sampel
dilakukan oleh detektor kedua. Dasar optrode kapiler dibuat dengan menggunakan baja
magnetis. Pita magnetis digunakan menahan posisi optrode kapiler pada dudukan kapiler.
Pada dudukan kapiler juga terdapat pelat aluminium yang dihubungkan ke pengatur suhu
termolistrik untuk menstabilkan suhu sampel.
Sensor ini sangat tepat untuk diaplikasikan di gelang kita. Jadi gelang ini juga mampu
mendeteksi kadar darah, bukan hanya denyut jantung. Penempatan sensor ini juga relatif
mudah.

9
SIM Card dan GPS di Gelang
Kartu SIM dibutuhkan untuk menelepon ambulans ketika dibutuhkan. GPS
dibutuhkan untuk mendeteksi tempat pengidap. Dua alat ini akan ditaruh memakai konsep
yang sudah dipakai sebelumnya di gelang Cicret.
Terhubung dengan komputer
Gelang ini harus terhubung dengan sebuah komputer yang ditempatkan di rumah
keluarga pengidap, untuk berjaga-jaga apabila pengidap kambuh di tempat yang jauh. Kita

bisa menggunakan token ring, arsitektur baseband yang menggunakan sinyal digital. Cara
akses ini didapatkan dengan memasang hub aktif yang berada di sebuah jaringan komputer,
maka gelang dan komputer akan terhubung.
2. KESIMPULAN
Gelang-gelang pendeteksi denyut jantung telah banyak beredar di
pasaran, seperti gelang Nymi, yang ditujukan untuk atlet. Disini kita akan
memanfaatkan konsepnya untuk membuat inovasi baru yaitu gelang untuk pengidap
penyakit jantung yang bisa memudahkan pencegahan penyakit mematikan ketiga
terbanyak di dunia ini. Dengan menambahkan SIM Card, GPS, dan
menghubungkannya dengan komputer, serta menambahkan sensor optoelektronik
yang berguna dalam bidang biometrik, gelang ini pun dapat terwujudkan dan dapat
membantu semua pengidap penyakit jantung, terutama lanjut usia, di seluruh dunia.

10
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Emmanuel Rosencher, Borge Vinter, (2002), Optoelectronics, Illustrated, ISBN 9780-521-77813-8.
Fictor Ferdinand P. Praktis Belajar Biologi, untuk Kelas XI, SMA dan MA Program
Ilmu Pengetahuan Alam, Visiindo

Micha Borecki, Michael L. Korwin-Pawlowski, Maria Beblowska, Jan Szmidt and


Andrzej Jakubowski, Review:Optoelectronic Capillary Sensors in Microfluidic and
Point-of-Care
Instrumentation,
Sensors 2010,
10,
3771-3797;
doi:10.3390/s100403771
Internet
Depkes.go.id
Webmd.com

11

Anda mungkin juga menyukai