Anda di halaman 1dari 16

Nama :

Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

metode ini adalah reaksi harus sempurna ke kanan sehingga nilai


K105, harus ada loncatan pH pada titik ekivalen dimana saat titik
1. Data ekivalen berlaku :
Zat :
Kation / Sifat Kelarutan Metode
Anion Grek Asam = Grek Basa
Zn2+ Dapat Larut dalam Kompleksometri
membentuk ion aquades dengan titran EDTA, *1 grek = 1 mol H+ yang diikat/dilepas
kompleks indikator EBT dan
dan salah titrasi 2%. Walaupun SO42- dapat mengikat H+ namun
Buffer NH4OH- kation yang digunakan adalah Zn2+ dimana sesuai dengan deret volta,
NH4Cl pH =10 bahwa ion H+ tidak dapat mendorong Zn2+. Jadi titraasi dengan metode
ini tidak dapat digunakan
SO42- Dapat direduksi Larut dalam Redoksometri
aquades (iodometri tidak B. Redoksometri
langsung) dengan Metode ini digunakan untuk menentukan kadar dengan reaksi oksidasi
titran Na2S2O3 dan dan reduksi. Pada titrasi ini, prinsip serah terima elektron digunakan
indikator amilum untuk menentukan molaritas suatu zat oksidator atau reduktor. Titik
ekivalen tercapai saat :
SO42- Dapat mengikat Larut dalam Acidy-alkalimetri
H+ aquades dengan titran HCl dan grek oksidator = grek reduktor.
indikator fenolflatein *1 grek = 1 mol elektron yang dilepas/diterima

Kelayakan untuk titrasi ini adalah reaksi harus sempurna ke kanan,


2. ANALISIS nilai K 108. Adapun perhitungan K adalah sebagai berikut :
Kita harus menganalisa metode titrasi apa yang selayaknya digunakan
untuk menentukan kadar ZnSO4. Dari metode titrasi yang ada, tentu titrasi = 1012/0,0591
Argentometri tidak bisa dilakukan terhadap zat karena ZnSO4 tidak dapat
membentuk endapan. Ada 3 metode titrasi yang harus kita analisa : Penentuan titik akhir dari titrasi redoksometri ada 2 cara :
A. Acidy-Alkalimetri Tanpa Indikator ( Permanganometri)
Syaratnya adalah warna bentuk oksidasi tidak sama dengan
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menentukan zat
warna bentuk reduksi. Titran yang digunakan dalam titrasi
yang bersifat asam (basa) dengan larutan standar basa (asam).
permanganometri ini adalah KMnO4 dalam suasana asam.
Kelayakan titrasi untuk
Indikator Redoks
Terdapat 2 tipe indikator redoks :
Spesifik
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Indicator yang digunakan adalah I2 dalam Metode redoksometri yang digunakan adalah reaksi iodometri tidak
menggunakan indicator ini ada 2 cara : langsung dengan titran yang digunakan adalah Na2S2O3 dan indikator
Langsung (Iodimetri) amylum. Namun pada eksperimen I2 mudah menguap sehingga metode
Titran yang digunakan adalah langsung I2 itu ini tidak digunakan.
sendiri.
Tidak Langsung (Iodometri) C. Kompleksometri
Titran yang digunakan adalah larutan Na2S2O3 Metode ini digunakan untuk menentukan kadar dengan reaksi
dan analatnya harus oksidator yang cukup pembentukan ion kompleks dari kation. Prinsip bahwa ion logam
kuat selain itu Indikator yang digunakan memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa kompleks jika
adalah Amylum. bereaksi dengan senyawa ligan digunakan untuk menentukan molaritas
suatu senyawa logam. Titik ekivalen tercapai pada saat
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam
reaksi iodometri, yaitu mol titran = mol analat
a. Pelarut harus bebas O2 dan CO2
Jika terdapat O2 maka reaksi akan seperti Titran yang digunakan adalah EDTA karena dapat membentuk
ini O2 + 4I- + 4H+ 2I2 + 2H2O kompleks dengan hampir semua logam.
Jika terdapat CO2 mengakibatkan pelarut Titrasi ini harus memperhatikan pH. Dimana pH yang diambil sedekat
bersifat asam mungkin dengan pH minimum. Jika pH terlalu rendah (terlalu banyak
S2O3-2 + H+ H2S2O3 asam), EDTA tidak stabil dan dapat bersenyawa dengan H+ sehingga
Produk yang dihasilkan akan terurai reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri, kompleks tidak terbentuk, dan
larutan harus dibuffer. Sedangkan jika pH sangat tinggi (pH>>10),
menjadi H2O, SO2 dan S
maka ion akan terbentuk hidroksidanya. Maka pH minimum suatu
b. pH titrasi kompleksometri adalah dimana semua ion logam membentuk
Jika pH terlalu basa, I2 akan tehidrolisis senyawa kompleks dengan sempurna dan pH tersebut dijaga dengan
menjadi hypoidit dan hypoidit menggunakan buffer.
mengoksidasi S2O3 . 2-
Syarat agar titrasi ini dapat dilakukan adalah nilai K108, memiliki
c. I2 juga harus terikat kuat dengan amilum. warna yang berbeda saat membentuk kompleks yang dibantu dengan
Umum adanya indikator EBT.
Syarat kelayakan indikator yang digunakan untuk metode ini adalah :
Indikator yang digunakan adalah sebagai fungsi Ecell
Tentukan indicator dan konstanta (K) perubahan warnanya
artinya indikator tersebut memiliki warna tengantung Ketahui konsentrasi titran dan range konsentrasi kira-kira
potensial larutan. analat
Syarat kelayakannya adalah Indikator harus berubah Tentukan pH saat titrasi dilakukan
warna pada/dekat dengan titik ekivalen. Hitung pM pada akhir perubahan warna
Hitung pM pada titik ekivalen
Apabila pM pada titik ekivalen < pM pada akhir perubahan
warna berarti indicator layak dipakai
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

H2In- H+ + HIn2-(pKa = 6.3)


Dimana H2In- berwarna merah dan H+ berwarna biru
Uji kelayakan titrasi kompleksometri :
Ksp Zn(OH) : 2 x 10-14 Ka = 10-6.3
[ + ][2 ]
10-6,3 = [2 ]
pH maksimal:
[2 ]
Zn(OH)2 Zn2+ + 2OH- [H+] = 106.3 [ 2 ]
Ksp Zn(OH)2 = [Zn2+][OH-]2
2 x 10 -14
= [102 ] [ ]2 [ ]
2
[ ]
= 1,44x106 Karena warna biru [ 2 ] = 0.1
pOH = 6-0,15 = 5,85 [H+] = 10-6,3 0.1 = 10-7,3
pH = 14-5.85 = 8.15 pH = -log [H+]
-log = 2,27 = -log 10-7.3
= 7.3
pH minimal HIn2- H+ + In3-(Pka = 11.6)
K = Kstb Dimana Hin2-berwarna biru dan H+berwarna jingga
108 = 10-16..5
= 108.5
-log = 8,5 Ka = 10-11,6
pH = 4,2 [ + ][3 ]
10-11,6 = [2 ]
2+ 4+ 2 [2 ]
Zn + Z Zn = 1011.6
K = Kstb [H+] [3 ]
[2 ]
Kstb = [Zn 2 ]= 1016,5 Karena warna biru = 0.1, maka
3
[Zn 2+ ][Zn4+] = [OH-]2 = 2x1012 [2 ]
= 102.2 = 10
3
K = Kstb = 1014,23 [ + ] = 10-11,6 10 = 10-10,6
K >108 (titrasi dapat digunakan) pH = 10.6

Range pH = 4,2 8,15 Jadi perubahan indikator terlihat jelas karena perubahan warna EBT
dari merah ke biru terjadi pada range pH 7.3 10.6, dimana range pH
2+ merupakan ion kompleks, dimana ia dapat membuat senyawa EDTA 4.2 8.15. Maka indikator EBT layak dipakai.
kompleks ketika bereaksi dengan ligan lainnya. Maka 4 bisa
ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi kompleksometri Kesimpulan dari analisis diatas adalah metode yang dapat digunakan untuk
Uji kelayakan Indikator EBT menentukan kadar ZnSO4 adalah titrasi kompleksometri.
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Ambilah Sampel ZnSO4 dalam wujud padatan yang akan


3. LANGKAH KERJA ditentukan kadarnya. sampel diletakkan di atas cawan
petri
a. Preparasi Sampel ZnSO4
Sampel ZnSO4 yang akan ditentukan kadarnya merupakan suaru zat
yang larut dalam suatu pelarut polar seperti air. Praktikan akan
memperoleh sampel ZnSO4 dalam bentuk padatan murni. Praktikan Larutkan sampel ZnSO4 tersebut dengan sedikit aquadest
akan melarutkan sampel tersebut dalam 100 ml aquadest untuk (gunakan bantuan batang pengaduk untuk memastikan semua
sampel ZnSO4 larut sempurna) dan masukkan ZnSO4 tersebut
mempermudah proses titrasi. ke dalam labu takar ukuran 100 ml dengan bantuan corong dan
batang pengaduk
Peralatan :

Bilas dengan aquadest cawan petri, batang pengaduk, dan


1 Buah 1 Buah corong sampai tidak ada sampel ZnSO4 yang tertinggal pada
Labu Takar Corong peralatan tersebut serta masukkan air bilasan tersebut ke
100 mL Kecil dalam labu takar ukuran 100 ml

1 Buah 1 Buah Tambahkan aquadest ke dalam labu takar sampai volume


larutan ZnSO4 mencapai 100 ml
Batang Cawan
Pengaduk Petri
Pastikan larutan tersebut merupakan larutan yang merata dan
homogen dengan cara mengocok atau membolak-balik labu
takar (labu takar dalam keadaan tertutup) secara hati-hati dan
perlahan

Preparasi sampel ZnSO4 telah selesai dan siap ditentukan


kadarnya melalui proses titrasi

b. Pembuatan Larutan Standar Primer 100ml ZnSO4 0.1 M

Perhitungan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Tersedia padatan murni ZnSO4


M ZnSO4 = 0.1 M Persiapkan semua peralatan kerja yang
V ZnSO4 = 100 ml = 0.1 L digunakan dalam pembuatan larutan standar
Mr ZnSO4 = 287.54 gram/mol primer 100 ml ZnSO4 0.1 M

n ZnSO4 = (V ZnSO4)(M ZnSO4)


= (0.1)(0.1)
= 0.01 mol
Timbanglah serbuk (padatan) murni ZnSO4 sebanyak
2.8754 gram dengan menggunakan neraca massa
m ZnSO4 = (n ZnSO4)(Mr ZnSO4) digital secara presisi. Penimbangan dilakukan di atas
= (0.01)(287.54) cawan petri dan pengambilan serbuk (padatan) ZnSO4
dilakukan dengan bantuan spatula
= 2.8754 gram

1 Buah 1 Buah
1 Buah Labu Takar 1 Buah Larutkan padatan ZnSO4 yang ada di atas cawan
Corong Cawan petri dengan sedikit aquadest dan pastikan
100 mL Spatula
Kecil Petri padatan ZnSO4 semuanya larut sempurna dengan
cara mengaduknya dengan batang pengaduk

1 buah
1 buah
neraca
batang Masukkan larutan ZnSO4 tersebut ke dalam labu
massa takar ukuran 100 ml. Pemindahan dilakukan
pengaduk
digital dengan bantuan corong dan batang pengaduk

Bilaslah cawan petri, batang pengaduk, dan


corong dengan aquadest sedikit demi sedikit dan
masukkan air bilasan ke dalam labu takar ukuran
100 ml
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Diinginkan 500 ml larutan EDTA 0.1 M


Tersedia padatan murni Ethylen Diamine Tetra Acetat (EDTA)
Ulangi proses pembilasan 3 kali sampai
tidak ada zat ZnSO4 yang tertinggal pada
M EDTA = 0.1 M
cawan petri, batang pengaduk, dan corong V EDTA = 500 ml = 0.5 liter
Mr EDTA = 372.24 gram/mol

n EDTA = (V EDTA)(M EDTA)


= (0.1)(0.5) = 0.05 mol

m EDTA = (n EDTA)(Mr EDTA)


Tambahkan aquadest ke dalam labu = (0.05)(372.24)
takar sampai volume ZnSO4 dalam labu
takar mencapai 100 ml secara presisi = 18.612 gram

Peralatan :

1 buah labu takar ukuran 500 ml


Pastikan larutan tersebut merupakan larutan
yang merata dan homogen dengan cara
mengocok atau membolak-balik labu takar 1 buah spatula
(labu takar dalam keadaan tertutup) secara
hati-hati dan perlahan
1 buah cawan petri

1 buah corong kecil

1 buah batang pengaduk

Larutan standar primer 100 ml 1 buah neraca massa digital


ZnSO4 0.1 M siap digunakan

c. Pembuatan Larutan Standar Sekunder 500 ml EDTA 0.1 M

Perhitungan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Persiapkan semua peralatan kerja yang digunakan dalam Ulangi proses pembilasan 3 kali sampai tidak ada zat EDTA
pembuatan larutan standar sekunder 500 ml EDTA 0.1 M yang tertinggal pada cawan petri, batang pengaduk, dan
corong

Timbanglah serbuk (padatan) murni EDTA sebanyak 18.612


gram dengan menggunakan neraca massa digital secara presisi.
Penimbangan dilakukan di atas cawan petri dan pengambilan
serbuk (padatan) EDTA dilakukan dengan bantuan spatula
Tambahkan aquadest ke dalam labu takar sampai volume
EDTA dalam labu takar mencapai 500 ml secara presisi

Larutkan padatan EDTA yang ada di atas cawan petri dengan


sedikit aquadest dan pastikan padatan EDTA semuanya larut
sempurna dengan cara mengaduknya dengan batang pengaduk

Pastikan larutan tersebut merupakan larutan yang merata


dan homogen dengan cara mengocok atau membolak-balik
labu takar (labu takar dalam keadaan tertutup) secara hati-
Masukkan larutan EDTA tersebut ke dalam labu takar hati dan perlahan
ukuran 500 ml. Pemindahan dilakukan dengan bantuan
corong dan batang pengaduk

Larutan standar sekunder 500 ml EDTA selesai dibuat.


Bilaslah cawan petri, batang pengaduk, dan corong dengan Larutan standar sekunder ini tentunya memiliki molaritas
aquadest sedikit demi sedikit dan masukkan air bilasan ke yang tidak presisi 0.1 M sehingga perlu di standarisasi
dalam labu takar ukuran 500 ml dengan larutan standar primer ZnSO4 sebelum siap
dipakai untuk titrasi.

d. Pembuatan Larutan Buffer NH4OH-NH4Cl dengan pH=8


Perhitungan :
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Tersedia padatan murni NH4OH dan larutan HCl 30% dengan = 1,15 [4+ ] = 17,989 mmol
gram/ml.
Pembuatan suatu larutan penyangga (buffer) NH4OH-NH4Cl dengan 4 (aq) + + (aq) 4 +(aq) + H2O(l)
pH = 8 sebanyak 250 ml sehingga pada penambahan 1 mmol suatu m 17,989
asam terjadi perubahan pH atau pH sebesar 0,1 satuan pH. r 1 1 1
-----------------------------------------------------------
Diketahui: s (-1) 1 (17,989+1)
Kb NH4OH = 1,8.10-5 (referensi:Underwood)
pKb NH4OH = -log(Kb NH4OH) [NH4OH]
pOH akhir = pKb NH4OH log [ NH4Cl]
= -log(1,8.10-5)
[NH4OH]
= 5-log1,8 = 5-0,255 = 4,745 5,9 = 4,745 log [
NH4Cl]
pH buffer =8 [NH4OH]
pOH buffer = pKw pH buffer = 14-8 = 6 Log [ NH4Cl] = -1,155
[NH4OH] [NH4Cl]
pOH buffer = pKb 4 log Log [ NH4OH] = 1,155
[ NH4Cl]
[NH4OH] [NH4Cl]
6 = 4,745 log Log [ NH4OH] = log (14,289)
[ NH4Cl]
[NH4OH] [NH4Cl]
Log [ NH4Cl]
= - 1,255 = 14,289
[ NH4OH]
[NH4OH] [NH4Cl] = 14,289 [NH4OH]
Log [ NH4Cl] = 1,255
[NH4OH]
17,989 + 1 = 14,289(-1)
Log [ NH4Cl] = log (17,989) = 4,132 mmol/ml
[NH4OH] [NH4OH] = = 4,123 mmol/ml
= 17,989
[ NH4Cl] = 4,132 mol/liter= 4,132 M
[4 ] = 17,989 [4 ] [NH4Cl] = 17,989 = 17,989(4,132)
Setiap penambahan 1 mmol asam maka akan terjadi perubahan pH = 74,331 mmol/ml = 74,331 mol/liter
atau pH sebesar 0,1 satuan pH. = 74,331 M

pH awal =8
pH = 0,1
pH akhir = pH awal + pH = 8 + 0,1 = 8,1
POH akhir = pKw pH akhir = 14 8,1 = 5,9

Kondisi awal : NH4OH (aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)


[4] = mmol m 0,2975 0,04475
[4] = 17,989 [4 ] r 0,04475 0,04475 0,04475
[4] = 17,989 mmol ----------------------------------------------------------------------
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

s 0,25 0 0,04475
1 buah neraca massa digital
n NH4OH = 0,2975 mol
Mr NH4OH = 35 gram/mol 1 buah beaker glass kecil
m NH4OH = (n NH4OH)(Mr NH4OH) = (0,2975)(35)
= 10,4125 gram 1 buah spatula
Larutan HCl 30% dengan massa jenis = 1,15 gram/ml 1 buah corong
HCl 30% artinya 30 gram HCl dalam 100 gram larutan
n HCl = 0,04475 mol (mol HCl yang ingin dibuat) 1 buah batang pengaduk
m HCl = 30 gram
Mr HCl = 36,5 gram/mol
1 buah pipet volumetrik
n HCl =( = (30/36,5) mol

m pelarut = 100 gram
HCl = 1,15 gram/ml
V pelarut = (m pelarut)/( HCl)
= (100/1,15) ml = (1/11,5) liter
M HCl = (n HCl)/(V pelarut)
= (30/36,5)/(1/11,5) = 9,452 M

V HCl yang harus diambil =
= (0,04475)/(9,452)
= 0,004734 liter
= 4,734 ml
Langkah kerja

Peralatan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Bilaslah beaker glass, batang pengaduk, dan corong dengan


Siapkan semua bahan dan peralatan kerja yang digunakan aqudest dan masukan air bilasan tersebut ke dalam labu takar
dalam pembuatan larutan buffer NH4OH-NH4Cl dengan pH = 8

Ulangi pembilasan minimal 3 kali sampai tidak ada lagi zat


Timbanglah 10,4125 gram padatan NH4OH murni dengan NH4OH yang tertinggal pada beaker glass, corong, dan batang
neraca massa digital secara presisi. Penimbangan pengaduk
dilakukan dilakukan dengan beaker glass kecil.
Pengambilan padatan NH4OH dilakukan dengan bantuan
spatula.

Dengan menggunakan volumetric pipet, ambil HCl 30%


sebanyak 4,734 ml dan masukan ke dalam labu takar ukuran
250 ml.

Larutkan padatan NH4OH tersebut dengan sedikit


aquadest. Pastikan seluruh padatan NH4OH tersebut larut
sempurna dengan menggunakan batang pengaduk.
Larutkan campuran larutan NH4OH dan HCl dalam labu takar
dengan menambahkan aquadest sampai volume larutan dalam
labu takar mencapai 250 ml

Masukan larutan NH4OH tersebut ke dalam labu takar


ukuran 250 ml. Proses ini dibantu dengan corong dan
batang pengaduk. Larutan penyangga (buffer) NH4OH-NH4Cl dengan pH = 8 siap
untuk digunakan.
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

e. Pembuatan Indikator Eriochrom Black T (EBT)


Timbanglah 0,5 gram padatan (serbuk) indikator Eriochrom Black T
(EBT) di atas beaker glass dengan neraca massa digital secara presisi.
Peralatan Pengambilan serbuk EBT dilakukan dengan bantuan spatula.

1 buah beaker glass kecil

1 buah neraca massa digital


Larutkan serbuk EBT tersebut dengan sedikit alkohol.
1 buah labu takar ukuran 100 ml

1 buah corong

1 buah batang pengaduk Masukan larutan tersebut ke dalam labu takar ukuran 100 ml
dengan bantuan corong dan batang pengaduk.

1 buah spatula

Tambahkan alkohol ke dalam labu takar hingga volume larutan


indikator EBT mencapai 100 ml.

Pastikan larutan tersebut merupakan larutan yang merata dan


homogen dengan cara sedikit mengocok atau membolak-balikan labu
takar (labu takar dalam keadaan tertutup) secara hati-hati dan
perlahan.

Cantumkan tanggal pembuatan pada botolnya jika ingin


disimpan karena larutan indikator EBT ini hanya dapat disimpan
dengan jangka waktu paling lama 2 bulan.

Cara lain
Langkah kerja Indikator EBT dalam wujud padatan murni disiapkan dengan
menggerus 100 mg padatan EBT murni ke dalam campuran 10 gram
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

NaCl padat dan 10 gram hidroksilaminhidroksida. Sedikit campuran


padat ini ditambahkan ke dalam tiap labu titrasi dengan bantuan Langkah Kerja
spatula.
Siapkan semua peralatan kerja yang digunakan dalam proses
standarisasi larutan standar sekunder EDTA dengan larutan
f. Standardisasi Larutan Standar Sekunder EDTA dengan Larutan standar primer ZnSO4 0,1 M
Standar Primer ZnSO4

Peralatan
Masukan larutan EDTA ke dalam buret ukuran 50 ml dengan
bantuan corong
1 buah buret ukuran 50 ml

1 buah corong
Ambil 10 ml larutan ZnSO4 0,1 M dengan menggunakan
volumetric pipet ukuran 10 ml. Masukan larutan ini ke dalam
1 buah labu erlenmeyer ukuran 250 ml labu erlenmeyer ukuran 250 ml.

1 buah volumetric pipet ukuran 10 ml


Masukan 5 ml larutan buffer NH4OH dengan pH = 8 ke dalam
1 buah pipet kecil labu erlenmeyer yang telah berisi larutan ZnSO4. Pengambilan
larutan buffer NH4OH dengan pH = 8 tersebut dilakukan dengan
1 buah gelas ukur 5 ml bantuan pipet kecil dan gelas ukur 5 ml.

Masukan sedikit padatan indikator Eriochrom Black T (EBT) ke


dalam labu erlenmeyer hingga larutan ZnSO4 berubah menjadi
warna merah anggur.

Lakukan titrasi sampai warna larutan ZnSO4 dalam erlenmeyer


berubah warna dari merah anggur menjadi warna biru (unsur
warna merah hilang)..
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Persamaan grek:
Ulangi proses titrasi sampai diperoleh 3 buah variasi grek titran = grek analat
data. grek ZnSO4 = grek EDTA

(V ZnSO4)(M ZnSO4)(1) = (V EDTA rata-rata)(M EDTA)(1)


(10 )(0,1)(1) = (V EDTA rata-rata)(M EDTA)(1)
Hitunglah volume EDTA rata-rata.
M EDTA = M

g. Penentuan Kadar Sampel ZnSO4

Hitunglah molaritas larutan standar sekunder EDTA Peralatan

1buah buret ukuran 50 ml

1 buah corong
Perhitungan

Titrasi ke Volume EDTA (ml) 1 buah buah labu erlenmeyer ukuran 250 ml
1 ml
1 buah volumetric pipet ukuran 10 ml
2 ml

3 ml

1 + 2 + 3
V EDTA rata-rata = 3
= ml

V ZnSO4 = 10 ml
M ZnSO4 = 0,1 M
1 mol EDTA = 1 grek
1 mol ZnSO4 = 1 grek
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Perhitungan
Langkah kerja 1 + 2 + 3
V EDTA rata-rata = 3
= ml
Siapkan semua peralatan kerja yang digunakan dalam proses
penentuan kadar sampel ZnSO4 dengan larutan standar sekunder Masukan sedikit padatan indikator Eriochrom Black T
EDTA yang telah distandarisasi sebelumnya. (EBT) ke dalam labu erlenmeyer hingga larutan ZnSO4
berubah menjadi warna merah anggur.

Lakukan titrasi sampai warna larutan ZnSO4 dalam


erlenmeyer berubah warna dari merah anggur menjadi
Masukan larutan EDTA ke dalam buret ukuran 50 ml dengan bantuan warna biru (unsur warna merah hilang).
corong

Ulangi proses titrasi sampai diperoleh 3 buah variasi data.


Ambil 10 ml sampel larutan ZnSO4 0,1 M dengan menggunakan
volumetric pipet ukuran 10 ml. Masukan larutan ini ke dalam labu
erlenmeyer ukuran 250 ml. Hitunglah volume EDTA rata-rata.

Masukan 5 ml larutan buffer NH4OH dengan pH = 8 ke dalam labu


erlenmeyer yang telah berisi larutan ZnSO4. Pengambilan larutan Hitunglah molaritas sampel larutan ZnSO4.
buffer NH4OH dengan pH = 8 tersebut dilakukan dengan bantuan
pipet kecil dan gelas ukur 5 ml.

Titrasi ke Volume EDTA (ml)

1 Ml

2 Ml

3 Ml
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

Tabel Pengamatan
Perhitungan Titrasi ke Volume (ml)
Titrasi ke Volume EDTA (ml)
1

1 ml 2
3
2 ml

Perhitungan Volume rata-rata


3 ml
Perhitungan Molaritas LSS
1 + 2 + 3
V EDTA rata-rata =
3
= ml b. Latihan

Tabel Pengamatan
Titrasi ke Volume (ml)
V ZnSO4 = 10 ml
M ZnSO4 = 0,1 M 1
1 mol EDTA = 1 grek
1 mol ZnSO4 = 1 grek 2

Persamaan grek: 3
grek titran = grek analat
grek ZnSO4 = grek EDTA
Perhitungan Volume rata-rata
(V ZnSO4)(M ZnSO4)(1) = (V EDTA rata-rata)(M EDTA)(1)
M ZnSO4 = M Perhitungan Molaritas Sampel

4. DATA PENGAMATAN
a. Standarisasi
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda

h. Referensi
Modul Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif 2016
Power Point Ibu Sari Katili

Anda mungkin juga menyukai