Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Indicator yang digunakan adalah I2 dalam Metode redoksometri yang digunakan adalah reaksi iodometri tidak
menggunakan indicator ini ada 2 cara : langsung dengan titran yang digunakan adalah Na2S2O3 dan indikator
Langsung (Iodimetri) amylum. Namun pada eksperimen I2 mudah menguap sehingga metode
Titran yang digunakan adalah langsung I2 itu ini tidak digunakan.
sendiri.
Tidak Langsung (Iodometri) C. Kompleksometri
Titran yang digunakan adalah larutan Na2S2O3 Metode ini digunakan untuk menentukan kadar dengan reaksi
dan analatnya harus oksidator yang cukup pembentukan ion kompleks dari kation. Prinsip bahwa ion logam
kuat selain itu Indikator yang digunakan memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa kompleks jika
adalah Amylum. bereaksi dengan senyawa ligan digunakan untuk menentukan molaritas
suatu senyawa logam. Titik ekivalen tercapai pada saat
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam
reaksi iodometri, yaitu mol titran = mol analat
a. Pelarut harus bebas O2 dan CO2
Jika terdapat O2 maka reaksi akan seperti Titran yang digunakan adalah EDTA karena dapat membentuk
ini O2 + 4I- + 4H+ 2I2 + 2H2O kompleks dengan hampir semua logam.
Jika terdapat CO2 mengakibatkan pelarut Titrasi ini harus memperhatikan pH. Dimana pH yang diambil sedekat
bersifat asam mungkin dengan pH minimum. Jika pH terlalu rendah (terlalu banyak
S2O3-2 + H+ H2S2O3 asam), EDTA tidak stabil dan dapat bersenyawa dengan H+ sehingga
Produk yang dihasilkan akan terurai reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri, kompleks tidak terbentuk, dan
larutan harus dibuffer. Sedangkan jika pH sangat tinggi (pH>>10),
menjadi H2O, SO2 dan S
maka ion akan terbentuk hidroksidanya. Maka pH minimum suatu
b. pH titrasi kompleksometri adalah dimana semua ion logam membentuk
Jika pH terlalu basa, I2 akan tehidrolisis senyawa kompleks dengan sempurna dan pH tersebut dijaga dengan
menjadi hypoidit dan hypoidit menggunakan buffer.
mengoksidasi S2O3 . 2-
Syarat agar titrasi ini dapat dilakukan adalah nilai K108, memiliki
c. I2 juga harus terikat kuat dengan amilum. warna yang berbeda saat membentuk kompleks yang dibantu dengan
Umum adanya indikator EBT.
Syarat kelayakan indikator yang digunakan untuk metode ini adalah :
Indikator yang digunakan adalah sebagai fungsi Ecell
Tentukan indicator dan konstanta (K) perubahan warnanya
artinya indikator tersebut memiliki warna tengantung Ketahui konsentrasi titran dan range konsentrasi kira-kira
potensial larutan. analat
Syarat kelayakannya adalah Indikator harus berubah Tentukan pH saat titrasi dilakukan
warna pada/dekat dengan titik ekivalen. Hitung pM pada akhir perubahan warna
Hitung pM pada titik ekivalen
Apabila pM pada titik ekivalen < pM pada akhir perubahan
warna berarti indicator layak dipakai
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Range pH = 4,2 8,15 Jadi perubahan indikator terlihat jelas karena perubahan warna EBT
dari merah ke biru terjadi pada range pH 7.3 10.6, dimana range pH
2+ merupakan ion kompleks, dimana ia dapat membuat senyawa EDTA 4.2 8.15. Maka indikator EBT layak dipakai.
kompleks ketika bereaksi dengan ligan lainnya. Maka 4 bisa
ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi kompleksometri Kesimpulan dari analisis diatas adalah metode yang dapat digunakan untuk
Uji kelayakan Indikator EBT menentukan kadar ZnSO4 adalah titrasi kompleksometri.
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Perhitungan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
1 Buah 1 Buah
1 Buah Labu Takar 1 Buah Larutkan padatan ZnSO4 yang ada di atas cawan
Corong Cawan petri dengan sedikit aquadest dan pastikan
100 mL Spatula
Kecil Petri padatan ZnSO4 semuanya larut sempurna dengan
cara mengaduknya dengan batang pengaduk
1 buah
1 buah
neraca
batang Masukkan larutan ZnSO4 tersebut ke dalam labu
massa takar ukuran 100 ml. Pemindahan dilakukan
pengaduk
digital dengan bantuan corong dan batang pengaduk
Peralatan :
Perhitungan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Persiapkan semua peralatan kerja yang digunakan dalam Ulangi proses pembilasan 3 kali sampai tidak ada zat EDTA
pembuatan larutan standar sekunder 500 ml EDTA 0.1 M yang tertinggal pada cawan petri, batang pengaduk, dan
corong
Tersedia padatan murni NH4OH dan larutan HCl 30% dengan = 1,15 [4+ ] = 17,989 mmol
gram/ml.
Pembuatan suatu larutan penyangga (buffer) NH4OH-NH4Cl dengan 4 (aq) + + (aq) 4 +(aq) + H2O(l)
pH = 8 sebanyak 250 ml sehingga pada penambahan 1 mmol suatu m 17,989
asam terjadi perubahan pH atau pH sebesar 0,1 satuan pH. r 1 1 1
-----------------------------------------------------------
Diketahui: s (-1) 1 (17,989+1)
Kb NH4OH = 1,8.10-5 (referensi:Underwood)
pKb NH4OH = -log(Kb NH4OH) [NH4OH]
pOH akhir = pKb NH4OH log [ NH4Cl]
= -log(1,8.10-5)
[NH4OH]
= 5-log1,8 = 5-0,255 = 4,745 5,9 = 4,745 log [
NH4Cl]
pH buffer =8 [NH4OH]
pOH buffer = pKw pH buffer = 14-8 = 6 Log [ NH4Cl] = -1,155
[NH4OH] [NH4Cl]
pOH buffer = pKb 4 log Log [ NH4OH] = 1,155
[ NH4Cl]
[NH4OH] [NH4Cl]
6 = 4,745 log Log [ NH4OH] = log (14,289)
[ NH4Cl]
[NH4OH] [NH4Cl]
Log [ NH4Cl]
= - 1,255 = 14,289
[ NH4OH]
[NH4OH] [NH4Cl] = 14,289 [NH4OH]
Log [ NH4Cl] = 1,255
[NH4OH]
17,989 + 1 = 14,289(-1)
Log [ NH4Cl] = log (17,989) = 4,132 mmol/ml
[NH4OH] [NH4OH] = = 4,123 mmol/ml
= 17,989
[ NH4Cl] = 4,132 mol/liter= 4,132 M
[4 ] = 17,989 [4 ] [NH4Cl] = 17,989 = 17,989(4,132)
Setiap penambahan 1 mmol asam maka akan terjadi perubahan pH = 74,331 mmol/ml = 74,331 mol/liter
atau pH sebesar 0,1 satuan pH. = 74,331 M
pH awal =8
pH = 0,1
pH akhir = pH awal + pH = 8 + 0,1 = 8,1
POH akhir = pKw pH akhir = 14 8,1 = 5,9
s 0,25 0 0,04475
1 buah neraca massa digital
n NH4OH = 0,2975 mol
Mr NH4OH = 35 gram/mol 1 buah beaker glass kecil
m NH4OH = (n NH4OH)(Mr NH4OH) = (0,2975)(35)
= 10,4125 gram 1 buah spatula
Larutan HCl 30% dengan massa jenis = 1,15 gram/ml 1 buah corong
HCl 30% artinya 30 gram HCl dalam 100 gram larutan
n HCl = 0,04475 mol (mol HCl yang ingin dibuat) 1 buah batang pengaduk
m HCl = 30 gram
Mr HCl = 36,5 gram/mol
1 buah pipet volumetrik
n HCl =( = (30/36,5) mol
m pelarut = 100 gram
HCl = 1,15 gram/ml
V pelarut = (m pelarut)/( HCl)
= (100/1,15) ml = (1/11,5) liter
M HCl = (n HCl)/(V pelarut)
= (30/36,5)/(1/11,5) = 9,452 M
V HCl yang harus diambil =
= (0,04475)/(9,452)
= 0,004734 liter
= 4,734 ml
Langkah kerja
Peralatan
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
1 buah corong
1 buah batang pengaduk Masukan larutan tersebut ke dalam labu takar ukuran 100 ml
dengan bantuan corong dan batang pengaduk.
1 buah spatula
Cara lain
Langkah kerja Indikator EBT dalam wujud padatan murni disiapkan dengan
menggerus 100 mg padatan EBT murni ke dalam campuran 10 gram
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Peralatan
Masukan larutan EDTA ke dalam buret ukuran 50 ml dengan
bantuan corong
1 buah buret ukuran 50 ml
1 buah corong
Ambil 10 ml larutan ZnSO4 0,1 M dengan menggunakan
volumetric pipet ukuran 10 ml. Masukan larutan ini ke dalam
1 buah labu erlenmeyer ukuran 250 ml labu erlenmeyer ukuran 250 ml.
Persamaan grek:
Ulangi proses titrasi sampai diperoleh 3 buah variasi grek titran = grek analat
data. grek ZnSO4 = grek EDTA
1 buah corong
Perhitungan
Titrasi ke Volume EDTA (ml) 1 buah buah labu erlenmeyer ukuran 250 ml
1 ml
1 buah volumetric pipet ukuran 10 ml
2 ml
3 ml
1 + 2 + 3
V EDTA rata-rata = 3
= ml
V ZnSO4 = 10 ml
M ZnSO4 = 0,1 M
1 mol EDTA = 1 grek
1 mol ZnSO4 = 1 grek
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Perhitungan
Langkah kerja 1 + 2 + 3
V EDTA rata-rata = 3
= ml
Siapkan semua peralatan kerja yang digunakan dalam proses
penentuan kadar sampel ZnSO4 dengan larutan standar sekunder Masukan sedikit padatan indikator Eriochrom Black T
EDTA yang telah distandarisasi sebelumnya. (EBT) ke dalam labu erlenmeyer hingga larutan ZnSO4
berubah menjadi warna merah anggur.
1 Ml
2 Ml
3 Ml
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
Tabel Pengamatan
Perhitungan Titrasi ke Volume (ml)
Titrasi ke Volume EDTA (ml)
1
1 ml 2
3
2 ml
Tabel Pengamatan
Titrasi ke Volume (ml)
V ZnSO4 = 10 ml
M ZnSO4 = 0,1 M 1
1 mol EDTA = 1 grek
1 mol ZnSO4 = 1 grek 2
Persamaan grek: 3
grek titran = grek analat
grek ZnSO4 = grek EDTA
Perhitungan Volume rata-rata
(V ZnSO4)(M ZnSO4)(1) = (V EDTA rata-rata)(M EDTA)(1)
M ZnSO4 = M Perhitungan Molaritas Sampel
4. DATA PENGAMATAN
a. Standarisasi
Nama :
Laboratorium Kimia
Departemen Teknik Metalurgi dan
Jurnal Praktikum Kimia Analitik Kelompok : 11
Material Kuantitatif Asisten : Imelda
h. Referensi
Modul Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif 2016
Power Point Ibu Sari Katili