Anda di halaman 1dari 3

A.

Teori Dasar dan Aplikasi

Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan


terhadap beban kejut. Uji impak sendiri menggunakan pembebanan yang cepat (rapid
loading). Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan
kekerasan, dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak
merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering
ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya
terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada
bumper mobil pada saat terjadinya tumbukan kecelakaan.

Pengujian ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia metalurgi dan
material. Salah satu penerapannya adalah untuk memahami fenomena yang terjadi
terhadap suatu kapal yang berada pada suhu rendah di tengah laut, sehingga
menyebabkan materialnya menjadi getas
dan mudah patah. Hal ini disebabkan laut
memiliki banyak beban (tekanan) dari
arah manapun. Kemudian kapal tersebut
menabrak gunung es, sehingga tegangan
yang telah terkonsentrasi disebabkan
pembebanan sebelum sehingga
Gambar 1: Ilustrasi yang menggambarkan kapal yang
menyebabkan kapal tersebut terbelah dua. patah dikarenakan suhu yang rendah dan pembebanan
yang tinggi.
Sering pula kapal tanker yang didiamkan
di pelabuhan namun tiba-tiba saja patah dan tenggelam pada musim dingin, ini juga
dikarenakan oleh suhu yang rendah. Maka dari itu uji impak ini sangat diperlukan untuk
mengecek apakah material yang bersangkutan dapat bertahan di kondisi yang diberikan.

Uji impak merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan
suatu spesimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Ketangguhan
adalah ukuran suatu energi yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan yang diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Prinsip pengujian
impak ini adalah menghitung energi yang diberikan oleh beban (pendulum) dan
menghitung energi yang diserap oleh spesimen.

Disini, kita mengukur energi yang diserap untuk mematahkan benda uji. Setelah
benda uji patah, bandul akan berayun kembali. Energi yang tersisa-lah yang digunakan
bandul untuk mengayun kembali, dan banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk
terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan
tersebut. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dengan mengabaikan bahwa
energi dapat diketahui energi yang tersisa yang digunakan bandul untuk mengayun
kembali. Pada gambar di samping dapat dilihat bahwa setelah benda uji patah akibat

deformasi, bandul pendahuluan melanjutkan ayunan hingga posisi . Suatu material


dikatakan tangguh bila memiliki
kemampuan menyerap suatu
beban kejut yang besar tanpa
terjadinya retak atau deformasi
dengan mudah. Bila bahan
tersebut tangguh yaitu makin
mampu menyerap energi lebih
besar maka makin rendah posisi
Gambar 2: Skema pengujian impak dengan benda uji Charpy.
.

Para peneliti kepatahan getas logam telah menggunakan berbagai bentuk benda uji
untuk pengujian impak bertakik. Secara umum benda uji dikelompokkan kedalam dua
golongan standar, yaitu:

1. Metode Charpy
Batang impak biasa, banyak digunakan di Amerika Serikat. Benda uji Charpy
mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan mengandung
takik V-45, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Benda uji diletakan
pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak bertakik diberi beban
impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak
sekitar 16 ft/detik). Benda uji akan melengkung
dan patah pada laju regangan yang tinggi, kia-
kira 103 detik. Tegangan yang dihasilkan oleh
Gambar 2: Peletakan spesimen berdasarkan
Metode Charpy.
metode ini akan uniform di sepanjang
penampang dan harga alatnya lebih murah.

2. Metode Izod
Dengan batang impak kantilever. Benda uji Izod lazim digunakan di Inggris,
namun saat ini jarang digunakan. Benda uji Izod mempunyai penampang lintang
bujursangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung yang dijepit.

Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah


Gambar 3: Peletakan spesimen peletakan spesimen. Pengujian dengan menggunakan Metode
berdasarkan Metode Izod.
Izod tidak seakurat dengan Metode Charpy, karena pada
Metode Izod, pemegang spesimen juga turut menyerap
energi, sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang
mampu diserap material seutuhnya.

B. Penggunaan Rumus
1. Rumus Dasar Pengujian Impak

Anda mungkin juga menyukai