Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia, beras
juga memiliki kandungan protein dan vitamin yang dibutuhkan tubuh manusia.
Mutu beras ditentukan oleh banyaknya beras utuh, butir beras kepala, butir patah,
warna beras, jumlah kotoran dan banyaknya gabah yang belum terkupas,
banyaknya batu kecil/pasir kadar air rendah serta banyaknya butiran yang
mengapur. Mutu beras yang dihasilkan bergantung pada salah satu proses pasca
panen padi yaitu penggilingan padi. Teknologi penggilingan padi sangat
berpengaruh besar dalam menentukan mutu beras yang dihasilkan. Selain faktor
mekanis, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mutu beras hasil
penggilingan bermutu baik atau tidak, di antaranya varietas padi, pemupukan,
suhu, cara pengeringan dan kadar air gabah giling. Dari praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat menganalisis mesin penggiling yang baik sehingga didapatkan
hasil mutu beras yang bagus, dan dapat membandingkan hasil penggilingan beras
menggunakan mesin dengan manual tenaga manusia.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mempelajari dan mengamati proses husking dan whittening pada proses
penggilingan padi.
2. Melakukan analisis untuk mengevaluasi kinerja proses husking dan whitenning
pada proses penggilingan padi.

BAB III
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi:

Gabah
Husker
Polisher
Timbangan analitik

B. Cara Kerja
1. Kapasitas Husking
Gabah ditimbang sebanyak 1 kg. Kemudian dilakukan husking sebanyak 1
kali, lalu campuran beras pecah kulit dan gabah yang keluar ditampung dalam
wadah. Setelah proses husking berjalan dengan lancar, dilakukan penyamplingan
pada produk selama 0,25 menit (t1) dengan cara menampung campuran beras
pecah kulit dan gabah. Dari hasil penyamplingan beras pecah kulit dan gabah
dipisahkan. Beras pecah kulit yang didapat lalu ditimbang. Lalu dihitung kapasitas
pengupasan. Lalu proses tersebut diulangi untuk mendapatkan data yang sama
untuk proses 2 kali dan 3 kali husking.
2. Efisiensi dan prosentase husking
Dari percobaan nomor satu 100 gr sampel dari masing masing perlakuan
diambil, lalu gabah dan beras pecah kulit dipisah dan ditimbang keduanya. Dari
beras pecah kulit yang telah dipisahkan dengan gabah dipilah dan dipisahkan lagi
menurut kategorinya yaitu beras pecah kulit utuh, beras pecah kulit patah, dan
menir. Masing masing kategori ditimbang.
3. Whitenning (Penyosohan)
1 kg beras pecah kulit ditimbang dan dilakukan penyosohan satu kali dan
hasilnya ditampung pada wadah. Lalu hasilnya diambil 100 gr untuk dijadikan
sampel, dari sampel yang diambil dipisahkan antara menir, beras utuh, dan beras
patah. Lalu masing-masing jenis beras yang telah dipisahkan ditimbang. Langkah

langkah sebelumnya diulangi untuk mencari data penyosohan untuk 2 kali dan 3
kali.
Skema alat

C. Cara Analisa
1. Husking

Kapasitas Pengupasan

Kkr=

Bbk
x 60
t1

Keterangan:
Kkr

= Kapasitas pengupasan (kg/jam)

Bbk

= Berat beras pecah kulit yang ditampung (kg)

t1

= Waktu penampungan

Efisiensi Pengupasan

Effp=

Bbpk
x 100
Bbpk + Bgp

Keterangan:
Effp

= Efisiensi Pengupasan (%)

Bbpk = Berat beras pecah kulit yang ditampung (kg)


Bgp

= Berat gabah yang ditampung (kg)


Efisiensi Keutuhan

Effk=

Bbpku
x 100
Bbpk

Keterangan:
Effk

= Efisiensi Keutuhan (%)

Bbpk = Berat beras pecah kulit yang ditampung (kg)


Bbpku = Berat beras utuh yang ditampung (kg)

Prosentase beras pecah kulit utuh

Pbk=

Bbpku
x 100
BS

Keterangan:
Pbk

= Prosentase beras pecah kulit utuh (%)

BS

= Berat campuran gabah dan beras pecah kulit yang disampel (kg)

Bbpku = Berat beras utuh yang ditampung (kg)

Prosentase beras pecah kulit patah

Pbp=

Bbpkp
x 100
BS

Keterangan:
Pbk

= Prosentase beras pecah kulit utuh (%)

BS

= Berat campuran gabah dan beras pecah kulit yang disampel (kg)

Bbpkp = Berat beras patah yang ditampung (kg)

Prosentase beras menir

Pm=

Bbm
x 100
BS

Keterangan:
Pm

= Prosentase beras menir (%)

BS

= Berat campuran gabah dan beras pecah kulit yang disampel (kg)

Bbm

= Berat beras menir yang ditampung (kg)

2. Whitenning

bk=

Prosentase beras kepala


mbk
x 100
mc

Keterangan:
bk

= Prosentase beras kepala (%)

mc

= Berat beras putih yang disampel (kg)

mbk

= Berat beras kepala yang ditampung (kg)

bp=

Prosentase beras kepala


mbp
x 100
mc

Keterangan:
bp

= Prosentase beras patah (%)

mc

= Berat beras putih yang disampel (kg)

mbp

= Berat beras patah yang ditampung (kg)

bm=

Prosentase beras kepala


mbm
x 100
mc

Keterangan:
bm

= Prosentase beras menir (%)

mc

= Berat beras putih yang disampel (kg)

mbm = Berat beras menir yang ditampung (kg)


R=

Rendemen
MLK
x 100
MLM

Keterangan:
R

= Rendemen (%)

MLK = Berat beras pecah kulit (kg)


MLM = Berat beras putih hasil penyosohan (kg)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata
lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras. Mutu
beras giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala
yang banyak dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan
banyaknya beras putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat
kaitannya dengan nilai ekonomis dari beras. Salah satu kendala dalam produksi
beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling (Harianto, 2001).
Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan
lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menhasilkan beras yang putih
serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan
menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam
alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras.
Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir
patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih
kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988).
Terdapat dua tahap dalam proses penggilingan yaitu husking dan
polishing. Husking adalah tahap melepaskan beras yang menghasilkan beras
pecah kulit (brown rice). Sebagian besar gabah yang dimasukkan kedalam mesin
pemecah kulit ( husker) akan terkupas dan masih ada sebagian kecil yang belum
terkupas. Butiran gabah yang terkupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu
beras pecah kulit dan sekam. Sedangkan polishing adalah proses penyosohan
beras yang menghasilkan beras sosoh/beras putih. Mesin yang digunakan pada
proses ini disebut polisher (Waries, 2006).
Rendahnya mutu beras hasil gilingan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
kondisi varietas padi yang digiling rusak, bentuk geometris padi, tingkat
kekerasan, kualitas gabah yang diindikasikan dengan kadar air tinggi, derajat
kemurnian padi (adanya kontaminasi fisik pada padi yang akan digiling), padi

yang telah retak di dalamnya, teknologi penggilingan yang digunakan dan


prosedur penggilingan (Budijanto dan Sitanggang, 2011).
Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri
penggilingan padi bila ditinjau dari kapasitasnya dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP). Perbedaan yang
mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam
proses penggilingan yang dilakukan. RMP biasanya memiliki kapasitas giling
yang lebih besar daripada RMU yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam. Pada
prinsipnya, RMU dan RMP (Rice Milling Plant) adalah dua nama yang sama bila
ditinjau dari segi fungsi, yaitu mesin-mesin penggilingan padi yang berfungsi
mengkonversi gabah kering menjadi beras putih yang siap untuk dikonsumsi
(Ridwan, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Budi janto, S. , dan A.B. Sitanggang. 2011. Produktivitas Dan Proses
Penggilingan Padi Terkait Dengan Pengendalian Faktor Mutu Berasnya.
Artikel. IPB. Bogor. Vol. 20 No. 2: 141-152
Damardjati, D.S. 1988. Struktur kandungan gizi beras. Dalam: Ismunadji, M.,
S.Partohardjono, M.Syam, A.Widjono. Padi-Buku 1. Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan: Bogor. Hal: 103159.
Harianto. 2001. Pendapatan, harga, dan konsumsi beras. Dalam: Suryana, A. Dan
S.Mardianto. Bunga rampai ekonomi beras. Penerbit Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM-FEUI).
Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Ridwan, I. 2010. Beras Hitam, Pangan Berkhasiat yang Belum Populer.
http:/pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr312095.pdf. Diakses pada Sabtu 5
November 2016 pukul 19.30 WIB.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Tabel hasil proses penggilingan padi
ulang
an

massa gabah
(gram)

massa beras pecah


kulit (gram)

massa sekam
(gram)

2000

1332

599

2000

1369

565

2000

1306

651

R(
%)
66.
6
68.
45
65.
3

E(%)
96.55
96.7
97.85

Tabel 4.2. Tabel Hasil pemisahan manual beras hasil penggilingan


Massa Berat (gram)
UL 1
UL 2
UL 3
97.06
96.14
95.83
1.54
3.09
0.56
1.44
3.29
3.66

Jenis
beras pecah sempurna
beras setengah giling
beras belum pecah

Tabel 4.3. Tabel Hasil Proses Penyosohan


wak
tu

massa
beras
(gram)

massa beras hasil


sosoh (gram)

massa
bekaltul
(gram)

R
(%
)

B(
%)

L(
%)

500

465

31.84

93

6.3
68

0.6
32

500

446

48.67

89
.2

9.7
34

1.0
66

500

430

54.51

86

10.
902

3.0
98

10
deti
k
20
deti
k
30
deti
k

Tabel 4.4. Tabel analisis warna sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 1
waktu
10
detik
20
detik

sebelum
L
10.9
4
10.9
4

a*
0.91
5
0.91
5

sesudah
b*
0.6
8
0.6
8

a*

b*

11.04

1.72

-1.256

14.13

3.895

0.45

Sebelu
m
W
10.932
7
10.932
7

sesudah
W
11.0145
1
14.0405
3

30
detik
Rerat
a

10.9
4
10.9
4

0.91
5
0.91
5

0.6
8
0.6
8

17.24

5.18

1.858

14.13666
667

3.5983
33

0.3506
67

10.932
7
10.932
7

17.0572
4
14.0374
3

Tabel 4.5. Tabel analisis warna sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 2
sebelum

waktu
L
10
detik

9.20
7

20
detik

9.20
7

30
detik

9.20
7

Rerat
a

9.20
7

a*
1.4
3
1.4
3
1.4
3
1.4
3

sebelu
m
W

sesudah

sesudah

b*

a*

b*

4.4
5

10.08

-0.52

-1.024

9.0867
65

10.0726
7

4.4
5

18.72

5.8

2.602

9.0867
65

18.4717
9

4.4
5

18.92

7.195

2.458

9.0867
65

18.5642
8

4.4
5

15.90666
667

4.1583
33

1.3453
33

9.0867
65

15.7029
1

Tabel 4.6. Tabel analisis warna sebelum dan sesudah penyosohan ulangan 3
sebelum

waktu

sesudah

a*

b*

a*

10
detik

9.7
2

3.9
1

4.1
5

12.86

4.09

20
detik

9.7
2

3.9
1

4.1
5

20.84

7.34

30
detik

9.7
2

3.9
1

4.1
5

20.77

8.675

Rerat
a

9.7
2

3.9
1

4.1
5

18.15666
667

6.7016
67

b*
0.28
6
2.10
8
1.27
2
1.22
2

sebelu
m
W

sesudah
W

9.5401
25

12.7636

9.5401
25

20.47249

9.5401
25

20.28635

9.5401
25

17.84081

Tabel 4.7. Tabel hasil proses pemisahan mekasnis per 100 gram menggunakan grader
wak
tu

10

be
ba
n
3

massa beras
kepala (gram)

massa beras
patah (gram)

76.79

19.37

massa
menir
(gram)
2.73

Bk
(%
)
76.

Bp
(%
)
19.

Bm
(%)
2.7

deti
k
20
deti
k
30
deti
k

lb

79

37

3
lb

74.03

23.76

1.91

74.
03

23.
76

1.9
1

3
lb

74.82

22.51

2.06

74.
82

22.
51

2.0
6

Tabel 4.8. Tabel hasil proses pemisahan manual per 100 gram
wak
tu

10
deri
k
20
deti
k
30
deti
k

be
ba
n

massa beras
kepala (gram)

massa beras
patah (gram)

massa
menir
(gram)

Bk
(%
)

Bp
(%
)

Bm
(%)

3
lb

74

19

74

19

3
lb

61.4

18.63

11.89

61.
4

18.
63

11.
89

3
lb

81

12

81

12

Tabel 4.8. Tabel hasil presentase keretakan


perlakuan
sebelum giling
sesudah giling
sesudah sosoh

jumlah butir beras


100
100
100

jumlah butir beras retak


8
18
35

B. Analisa Data
1. Proses Pengupasan
a. Rendemen Penggilingan
1369 gr
x 100 = 68.45%
R=
2000 gr
b. Efisiensi Penggilingan
1369+565 gr
x 100 = 96.7%
E=
2000 gr
2. Proses Penyosohan
a. Rendemen Penyosohan
446 gr
x 100 = 89.2%
R=
500 gr

Br(%)
8
18
35

b. Presentase Bekatul
48.67 gr
x 100 = 9.734%
B=
500 gr
c. Presentase Kehilangan
446+ 48.67 gr
)x 100
L = 100 (
500 gr
d. Derajat Keputihan
18.72
100
W=
= 18.471%

100

= 1.066%

3. Proses Pemisahan mekanis


a. Presentase Beras Kepala
74 .03 gr
x 100 = 74.03%
Bk =
100 gr
b. Presentase Beras Patah
23 .76 gr
x 100 = 23 .76 %
Bp =
100 gr
c. Presentase Beras Menir
1.91 gr
x 100 = 1.91 %
Bm =
100 gr
d. Keretakan
8 gr
x 100 = 8%
Br =
100 gr

BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum
penggilingan padi kali ini didapat kesimpulan antara lain yaitu :
1. Husking adalah proses pengupasan sekam pada gabah dan dihasilkan
beras pecah kulit dan sekam.
2. Whitening adalah proses penghilangan lembaga dan lapisan bekatul dari
beras pecah kulit sehingga dihasilkan beras putih murni.
3. Effisiensi kerja dari mesin husking adalah sekitar 96% yang dianggap
bagus dalam proses penggilingan padi.
4. Semakin lama proses penyosohan maka semakin bagus beras yang
dihasilkan karena derajat keputihannya semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai