Anda di halaman 1dari 2

In House Training Rumah Sakit Al Huda tentang BLS, Hand

hygiene, dan APAR


SDM Handal Dukung Layanan Prima
Genteng Peningkatan kualitas dan mutu SDM dalam pelayanan kesehatan akan
berpengaruh terhadap peningkatan keselamatan pasien. Rumah Sakit Al Huda
dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien selalu mengutamakan pemberian
layanan prima, yang tentu saja dibarengi dengan tenaga medis dan paramedic
handal serta didukung peralatan yang mumpuni. Salah satu wujud dukungan rumah
sakit dalam hal ini adalah diadakannya in house training. Setelah pelatihan code
blue beberapa bulan yang lalu, in house training kali ini membahas tentang BLS,
hand hygiene dan APAR.
Dr. Hj. Indiati, MMRS selaku direktur RS Al Huda mengatakan bahwa tujuan dari
diadakannya pelatihan ini kepada seluruh karyawan rumah sakit adalah untuk
melatih seluruh komponen rumah sakit baik petugas medis maupun non medis
supaya dapat memahami dan melakukan tindakan yang cepat dan tepat jika terjadi
suatu kondisi yang darurat. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalkan
jatuhnya korban.
Saat ini isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan adalah patient safety,
yaitu keselamatan pasien. Dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan ini supaya dapat meningkatkan dan memelihara kompetensi staff dan
karyawan rumah sakit. Komunikasi efektif, BLS, hand hygiene, dan APAR sangat
penting diinformasikan karena ini semua menyangkut tentang patient safety,
terang Indi.
Indi menyebutkan, dalam mengoptimalkan pelayanan, peningkatan kemampuan
SDM tidak hanya dilakukan pada tenaga medis, tapi pada seluruh bidang yang
berhubungan dengan penunjang kegiatan rumah sakit termasuk hingga level
pimpinan. Ketersediaan SDM yang mumpuni diberbagai sector menjadi faktor
penting dalam memberikan layanan prima kepada siapa saja yang memanfaatkan
fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Al Huda.
Artinya, kita selalu mempersiapkan SDM dari seluruh bagian rumah sakitsupaya
mampu melayani pasien dengan baik, dan juga seluruh karyawan bias
meningkatkan kahlian serta ketrampilannya sesuai dengan perkembangan jaman,
yang berdampak pada peningkatan produktivitas, efektifitas, dan efisiensi kerja.
Salah satu materi, yaitu hand hygiene. Perlu diketahui bersama bahwa penularan
infeksi dapat terjadi di rumah sakit. Program hand hygiene berada dibawah kendali
tim/komite PPIRS, supaya program bisa berjalan efektif. Guna dari hand hygiene itu
sendiri adalah melindungi pasien dan tenaga medis dari penyebaran infeksi.

Mencuci tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang lama, namun bisa
membantu mencegah infeksi yang jika dilalukan dengan benar. Bayangkan, jangan
sampai kita menemui pasien, malah memberikan tambahan penyakit, atau kita
yang menjadi tertular penyakit tersebut, terang Indi.
Yang perlu diingat, Indi menambahkan, hand hygiene perlu dilakukan saat kita
menghadapi 5 momment, yakni sebelum kontak (bersentuhan) dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptic, sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien,
sesudah kontak dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien.
Seluruh karyawan dan pengunjung pasien di Rumah Sakit Al Huda harus
memahami 5 momment hand hygiene ini tanpa terkecuali karena hal ini penting,
sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat berjalan dengan
baik.
Sedangkan untuk APAR, Indi menambahkan, dengan adanya pelatihan ini
harapannya adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Al Huda mampu menguasai
fungsi APAR, sehingga mampu menggunakan APAR dengan benar utnuk
memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil.
Terpisah, dr.AM.David, sebagai pemberi materi in house training tentang BLS
menyampaikan bahwa memang sudah sepantasnya bahwa seluruh karyawan di
rumah sakit harus paham dan menguasai tentang hal ini.
David menjelaskan, suatu kejadian henti jantung dapat terjadi dimana saja dan
kapan saja diwilayah rumah sakit. Kejadian ini dapat menimpa pasien, keluarga
pasien, maupun petugas rumah sakit itu sendiri. Penanganan henti jantung apabila
tidak dilakukan dengan tepat akan menebabkan terjadinya kematian. Sehingga
pertolongan pertama harus dapat dilakukan oleh seluruh komponen rumah sakit,
baik tenaga medis maupun non medis.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat memberikan ketrampilan kepada
seluruh karyawan RS Al Huda dalam melakukan usaha pencegahan kejadian henti
jantung, memastikan tindakan bantuan hidup dasar yang dilakukan secata cepat
dan tepat pada korban henti jantung, jelasnya. (rsah)

Anda mungkin juga menyukai