Anda di halaman 1dari 22

Jenis Obat Analgesik : Fungsi, Efek

Samping, Dosisnya
Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa
nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik
memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem saraf pusat dan
mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering
kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya
seperti parasetamol dan kodein.
1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID)
Merupakan jenis obat analgesik

yang memiliki reaksi tubuh terhadap gangguan organ tubuh


(inflamasi) yang tidak terlalu kuat. Obat ini sangat tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi oleh wanita hamil dan ibu menyusui.
Cara Kerja NSAID
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi kerja enzim
prostaglandin (zat kimia yang dihasilkan tubuh yang membuat rasa

nyeri, demam, dan peradangan) sehingga menghasilkan tingkatan


yang lebih rendah. Akibatnya dapat mengurangi peradangan, rasa
nyeri, dan demam itu sendiri.
Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk golongan ini antara lain :
Aspirin
Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, demam, serta saat terjadinya
suatu peradangan. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati serta
mencegah apabila terjadi serangan jantung, stroke ataupun rasa nyeri
pada dada.
Beberapa merk dagang untuk aspirin antara lain, Arthritis Pain,
Ascriptin Enteric, Aspir 81, Aspir-Low, Bayer Aspirin, Bayer
Childrens Aspirin, Bufferin, Easprin, Ecotrin, Ecpirin, Fasprin,
Halfprin, Miniprin, St. Joseph Aspirin.
Penggunaan Aspirin
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada anak-anak maupun
remaja yang sedang terkena demam, gejala flu, maupun cacar
air, karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang fatal
bagi mereka. Seperti mereka akan mengalami syndrom reye,
yaitu semcm penyakit langka dimana cara kerjanya dengan
mempengaruhi cara kerja otak dan hati.

Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan pada usus,


perdarahan hemofilia, maupun penderita yang alergi terhadap
NSAID, sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.
Pada wanita hamil, obat ini bisa mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi janin. Yaitu gangguan pada jantung serta
menurunnya berat badan saat lahir nantinya. Untuk itu
sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.
Bagi pasien yang mengalami gangguan asma, maag, penyakit
hati, jantung, ginjal, hipertensi, maupun polip, sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Efek Samping Aspirin
Efek samping aspirin : Gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi
pembengkakan (pada wajah, lidah, bibir, dan tenggorokan),
mengalami sakit perut seperti mulas, mengantuk, sakit kepala ringan.
Saat pasien menghentikan penggunaan aspirin, biasanya akan muncul
beberapa gejala seperti mengalami kebingungan, halusinasi, gangguan
pernafasan, kejang,mual, muntah, atau sakit perut yang parah, batuk
darah atau muntah yang, demam, serta mengalami pembengkakan
pada bagian tertentu.
Ibuprofen

Merupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi


hormon penyebab demam, peradangan dan nyeri pada tingkat ringan
hingga sedang, seperti pada penderita sakit kepala, sakit gigi, sakit
punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami
cedera ringan.
Tentang Ibuprofen
Beberapa merk dagangnya antara lain, Advil, Genpril, Midol,
Motrin, Nuprin.
Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4
hingga 6 jam.
Kontra indikasi :
Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah
menjalani operasi bypass jantung, karena obat ini dapat
mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau
stroke.
Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung, stroke,
gagal jantung, hipertensi, maag, asma, gangguan hati, ginjal,
polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya menghubungi
dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena dapat
mengakibatkan efek serius pada perut atau usus, termasuk
perdarahan.

Bagi wanita hamil dan menyusui, penggunaan ibuprofen selama


3 bulan dapat membahayakan janin.
Efek samping :
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya
ruam,telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut,
mual, diare, sembelit, dan mulas.
Celebrex (celexocib)
Digunakan untuk mengurangi hormon penyebab radang dan nyeri
pada tubuh, seperti arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri haid, serta
polip pada usus.
Dosis pemakaian : 100 hingga 400 mg perhari.
Kontra indikasi :
Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah
menjalani operasi jantung, karena obat ini dapat menimbulkan
serangan jantung atau stroke.
Bagi penderita yang memiliki riwayat sejarah serangan jantung,
stroke, penyakit jantung, gagal jantung, tekanan darah tinggi,
maag, gangguan hati , penyakit ginjal, epilepsi, asma, polip,
gangguan pembekuan darah, maupun yang alergi terhadap jenis
NSAID seperti aspirin, sulfa, dan yang lainnya sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, karena


obat ini dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus.
Begitu juga bagi wanita hamil, maupun menyusui, sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum
penggunaanya, karena dapat membahayakan kondisi janin.
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini seperti timbulnya gatalgatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan), gangguan pada perut ( seperti diare,
kembung, sering buang gas), pusing, gugup, hidung meler atau
tersumbat, sakit tenggorokan, dan timbulnya ruam pada kulit.
Disclofenac
Digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri tigkat ringan hingga
sedang, seperti gejala osteoporosis, rheumatoid arthritis, dan kram
saat menstruasi. Disclofenak dalam bentuk serbuk atau biasa disebut
cambia dapat digunakan sebagai obat migrain.
Merk dagang obat ini antara lain voltaren, cataflam, voltaren XR,
Cambia, zipsor, zorvolex.
Dosis pemakaian obat ini adalah 100 hingga 200 mg/ hari dengan
jangka pemberian obat 2 hingga 4 kali sehari stelah makan.
Kontra indikasi :

Bagi penderita dengan riwayat penyakit jantung, tekanan darah


tinggi, stroke,maag , gangguan hati, ginjal, asma, polip,
gangguan perdarahan, ataupun bagi perokok, sebaiknya
penggunaan obat ini setelah berdiskusi dengan dokter
.Hal yang sama juga berlaku bagi wanita hamil dan menyusui.
Karena penggunaan obat ini bisa berakibat fatal bagi janin dan
bayi yang disusui.
Efek samping : ulserasi, sensasi panas pada perut, kram, mual,
gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, tinja berwarna
hitam, lemah, pusing, munculnya ruam, gangguan ginjal, telinga
berdenging, Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung,
hipertensi, dan gagal jantung.
Etodolac
Sponsors Link
Digunakan untuk mengurangi hormon yang menyebabkan
peradangan dan rasa nyeri pada tubuh misalnya akibat arthritis atau
osteoarthritis.
Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian obat ini adalah 200 hingga
400 mg setiap 6 hingga 8 jam setiap hari sehabis makan.
Kontra indikasi

Penggunaan etodolac sebelum / pasca operasi bypass jantung


dapat meningkatkan risiko yang dapat mengancam jiwa, seperti
serangan jantung atau stroke.
Bagi penderita yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke,
tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati, asma, polip dan juga
perokok, Etodolac bisa mengakibatkan meningkatnya risiko
pada perut atau usus, termasuk perdarahan atau perforasi
(pembentukan lubang).
Pada wanita hamil dan menyusui, etodolak dapat mengganggu
perkembangan janin, dan bayi.
Efek samping : ruam, telinga berdenging, sakit kepala, pusing,
mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, mulas, retensi cairan,
sesak napas, retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung,
hipertensi, dan gagal jantung.
Indomethacin
Berfungsi sebagai prostglandin yaitu menghalangi aksi bahan-bahan
kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Kontra indikasi :
Pasien yang sedang mengkonsumsi obat, suplement, obat herbal
Alergi terhadap obat-obatan jenis NSAId, makanan, dan lainnya.

Penderita maag dan gangguan perdarahan


Penderita dengan riwayat gagal jantung, ginjal, gangguan hati,
masalah kencing, tekanan darah tinggi , sariawan, kejang, atau
kadar natrium darah rendah, dan infeksi.
Efek samping : Kemerahan dan rasa nyeri pada daerah bekas
suntikan, alergi ( seperti ruam, gatal-gatal, gangguan pernafasan,
sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah), muntah
darah, Warna urine dan tinja menjadi gelap, frekuensi buang air kecil
menurun, detak jantung lambat; memar, masalah berat badan.
Ketoprofen
Digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang terjadi pada
tubuh akibat rheumatoid arthritis atau osteoarthritis, dan juga kram
saat menstruasi.
Kontra indikasi :
Alergi terhadap bahan-bahan ketoprofen
Penderita yang mengalami alergi yang parah, seperti ruam,
gatal-gatal, gangguan pernafasan, polip, dan pusing.
Penderita yang baru saja menjalani operasi jantung atau pernah
memiiki riwayat menderita berbagai penyakit seperti ginjal,
gangguan hati, diabetes, gangguan usus, asma, tekanan darah
tinggi,

Wanita hamil dan menyusui


Pasien yang sedang pada masa konsumsi suatu jenis obat,
suplement makanan, dan obat-obatan herbal.
Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas,
sakit kepala, mulas, mual, gangguan pada perut.
Ketorolac
Digunakan untuk mengobati rasa nyeri pada tingkatan sedang hingga
berat.
Kontra indikasi :
Alergi terhadap ketorolac
Sedang pada masa konsumsi beerapa jenis obat lainnya
Wanita hamil dan menyusui
Memiliki riwayat ulkus, masalah pada ginjal, stroke, hemofilia,
maupun pasien pasca melakukan operasi jantung, asma, polip,
hipertensi, perokok, pecandu alkohol
Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas,
sakit kepala, gangguan pencernaan, sakit perut, mual, nyeri di tempat
suntikan, berkeringat, muntah, terjadi alergi (seperti ruam, gatal-gatal,

gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut,


wajah, bibir, atau lidah, suara serak).
Nabumetone
Adalah sejenis NSAID yang juga memiliki fungsi untuk meredakan
rasa nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh.
Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :
Wanita hamil dan menyusui
Seseorang yang alergi terhadap bahan nabumetone
Seseorang yang mengalami alergi seperti ruam, gatal-gatal,
gangguan pernafasan, polip, dan pusing terhadapa obat-obatan
NSAID.
Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau sesuai aturan
pakai yang biasanya tertera pada label obat.
Efek samping penggunaan nabumeton diantaranya :
Gejala umum yang biasa dialami antara lain : Sembelit, diare,
pusing, mengantuk,sering buang gas, sakit kepala, mulas, mual.
Terkadang pengguna akan mengalami reaksi alergi seperti ruam,
gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi pembengkakan (mulut,
wajah, bibir,lidah), gangguan produksi urine, nyeri dada, merasa

kebingungan, depresi, pingsan, detak jantung lebih cepat dari


biasanya, demam, menggigil, sakit tenggorokan, mengalami
perubahan mental atau suasana hati, mati rasa pada tangan atau
kaki, mual, muntah , sesak napas, warna kulit atau mata
menguning.
Naproxen
Jenis NSAID ini juga digunakan untuk mengurangi hormon penyebab
nyeri dan peradangan pada anggota tubuh, seperti nyeri akibat gejal
arthritis, ankylosing spondylitis, tendinitis, bursitis, asam urat, atau
kram menstruasi.
Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengkonsumsi obat ini :
Obat ini dapat memicu resiko terjadinya serangan jantung dan
stroke. Untuk itu sangat disarankan bagi penderita jantung,
maupun seseorang yang baru saja melakukan operasi pada
jantung untuk menghindari pemakaian obat ini.
Bagi orang yang alergi terhadap obat ini sendiri maupun jenis
NSAID lain seperti aspirin, atau bagi orang-orang yang
memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi,
maag, gangguan hati, ginjal, asma, polip, ataupun jika anda
seorang perokok aktif, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Karena

obat ini dapat menyebabkan pendarahan pada bagian perut atau


usus, yang bisa berakibat pada kematian.
Bagi wanita hamil dan menyusui, mengkonsumsi naproxen di
trimester akhir kehamilan bisa membahayakn janin dalam
kandungan.
Efek samping yang ditimbulkan :
Sama seperti jenis NSAID yang lainnya naproxen juga memiliki efek
samping yang umum terjadi seperti, gatal-gatal, gangguan pernafasan,
pembengkakan ( pada wajah Anda, bibir, lidah, dan tenggorokan),
sakit perut, sakit perut, diare, sembelit, kembung, sering buang gas,
pusing, sakit kepala, gugup, penglihatan kabur, terjadi dering di
telinga.
sponsored links
Oxaprozin
Obat ini digunakan untuk pengobatan penyakit rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, dan arthritis, karena obat ini dapat menghalangi zat-zat
yang dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh.
Obat ini tidak baik digunakan untuk seseorang yang alergi terhadap
jenis obat itu sendiri maupu jenis-jenis NSAID lainnya seperti
ibuprofen dan celebrex, juga bagi wanita yang sedang hamil maupun
menyusui dan pasien yang baru saja menjalani operasi penyakit

jantung untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu


sebelum mengkonsumsi obat ini.Adapun efek samping yang umum
terjadi dari pemakaian oxaproxin antara lain : pengguna bisa
mengalami Sembelit, diare, pusing, mengantuk, seringnya buang gas,
sakit kepala, mulas, dan mual. Obat ini juga dapat meningkatkan
resiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah yang serius.
Selain itu, oxaproxin juga dapat meningkatkan resiko penyakit maag.
Piroxican
Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada tahap
ringan hingga sedang, seperti pada gejala artritis, pembengkakan,
kaku dan nyeri pada otot.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat prostlaglandin dalam
tubuh. Dosis penggunaan piroxican pada umumnya adalah 10 hingga
20 mg perharinya.
Sebaiknya obat ini tidak digunakan pada :
Wanita yang sedang hamil dan menyusui. Pada wanita yang
sedang merencanakan kehamilan, piroxican dapat berakibat
mengurangi tingkat kesuburan anda.
Bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan lambung, usus,
asma, gangguan hati, ginjal, penyakit jantung, hipertensi,
gangguan penglihatan, penggumpalan darah, serta yang alerdi
terhadap anti inflamasi jenis lainnnya seperti ibuprofen dan

aspirin, sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter sebelum


menggunakan obat ini.
Efek samping yang ditimbulkan : kembung, nyeri ulu hati, diare, sakit
kepala, demam, dan gejala flu.
Salsalate
Obat ini digunakan untuk mengobati demam, nyeri, serta peradangan
pada tubuh. Obat ini memiliki efek yang kuat seperti halnya aspirin
dalam mengurangi peradangan, tetapi obat ini tidak berpengaruh
pada pembekuan darah dari aspirin.
Jenis penyakit yang dapat diobati dengan salsalate antara lain :
heumatoid arthritis, osteoarthritis, peradangan dan nyeri akibat cedera
jaringan lunak, tendinitis, dan bursitis.
Dosis umum penggunaan obat ini adalah 3000 mg perhari yang
diberikan selama 2 sampai 4 kali.
Peringatan pemakaian :
Jangan mengkonsumsi obat ini saat anda mengkonsumsi
alkohol, karena dapat meningkatkan resiko sakit maag
Bagi wanita menyusui, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini
karena dapat mengakibatkan efek buruk bagi bayi

Efek samping yang umumnya terjadi atas penggunaan salsalate adalah


gangguan pencernakan, dan tinnitus (telinga berdengiing). Efek lain
yang mungkin timbul yaitu : sakit perut, kram, mual, muntah,
gangguan pada hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, ruam,
gangguan ginjal, vertigo, pembekuan darah, serangan jantung,
hipertensi (tekanan darah tinggi), dan gagal jantung.
Sulindac (clinoril)
Sama seperti jenis NSAID lain, sulindac juga berperan untuk
mengatasi rasa nyeri, nyeri dan peradangan yang dsebabkan oleh
rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, arthritis gout,
osteoarthritis. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati
peradangan yang terjadi pada jaringan lunak seperti tendinitis dan
bursitis.
Peringatan sebelum penggunaan sulindac :
Dosis penggunaan obat ini adalah 150 hingga 200 mg perhari
yang diberikan selama 2 kali sehari sehabis makan. Batas
maximal konsumsi obat ini adalah 400 mg/ hari.
Bagi pasien dengan riwayat penyakit asma, dan alergi seperti
gatal-gatal, atau alergi terhadap jenis obat-obatan lain, penderita
ulkus peptikum (gangguan fungsi ginjal), obat ini sebaiknya
dihindari. karena dapat memperburuk kondisi pasien seperti
Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi.

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari pemakaian


obat ini.
Efek samping penggunaan obat ini antara lain :
Sama seperti efek samping antibiotik, jenis obat ini dapat
menyebabkan gangguan pencernakan (seperti gangguan pada
lambung dan usus kecil), nyeri perut, kram, mual, peradangan selaput
lendir pada lambung (gastritis), perdarahan gastrointestinal, gangguan
hati, lemah, pusing, timbulnya ruam, gangguan ginjal, telinga
berdenging.
Tolmetin
Merupakan sejenis anti inflamasi NSAID yang berguna untuk
pengobatan demam, nyeri, dan peradangan seperti pada gejala
rheumatoid arthritis, arthritis juvenile, atau osteoarthritis.
Penggunaan Tolmetin :
Dosis yang dianjurkan untuk jenis obat ini adalah 200 hingga
600 mg perhari selama tiga kali minum setelah makan. Dosis
maximum adalah 1800 mg perhari.
Penggunaan tolmetin pada pasien yang sedang mengkonsumsi
jenis obat-obatan antikoagulan dapat meningkatkan resiko
terjadinya perdarahan. Begitu juga bagi pasien yang memakai

lithium atau methotrexate, dapat mengembangkan kadar racun


obat itu sendiri.
Pencampuran penggunaan tolmetin dengan valsartan, losartan,
irbesartan atau angiotensin converting enzyme inhibitor,
kaptopril pada lansia yang mengalami gangguan fungsi ginjal
dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal yang akhirnya
bisa mengakibatkan gagal ginjal.
Wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya menghindari
penggunaan obat ini.
Efek samping yang umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan
obat ini adalah gangguan pencernakan, nyeri perut, kram, mual,
gastritis, perdarahan gastrointestinal, gangguan hati, terjadi ulserasi
lambung, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam,
telinga berdenging.
2. Acethaminophen (paracetamol)
Merupakan jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi
masyarakat, yaitu untuk meredakan rasa nyeri dan
demam. Penggunaan analgesic ini antara lain untuk pengobatan sakit
kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan juga
demam.
Acethaminophen kadang-kadang disingkat APAP yang terkandung
dalam berbagai jenis obat-obatan. Untuk itu sebelum menggunakan

obat-obatan, telitilah dulu kandungan yang biasa tertera pada


labelnya. Jangan sampai kita mengkonsumsi obat ini dalam melebihi
dosis yang nantinya akan berakibat fatal.
Sebaiknya obat ini digunakan selain untuk pasien dengan gangguan
fungsi hati dan juga pengonsumsi alkohol. Penggunaan obat ini untuk
wanita yang sedang hamil, ibu menyusui, dan anak-anak dibawah 2
tahun, harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Obat ini biasanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang
disebabkan oleh infeksi atau yang lainnya. Selain itu, obat ini juga
bisa meredakan rasa nyeri pada tingkat rendah hingga sedang.
Analgesik ini bekerja langsung pada pusat pengatur panas tubuh di
hipotalamus.
Adapun beberapa merk dagang dari acethaminophen antara lain
paracetamol, sanmol, pamol, fasidol, panadol, itramol, dan masih
banyak lagi.
Acethaminophen diberikan pada pasien secara oral
Efek samping penggunaan acethaminophen :
1. Hilangnya nafsu makan
2. Mual
3. Muntah
4. Sakit perut

5. Berkeringat
6. Mengalami kebingungan
7. Kelelahan
8. Urine berwarna gelap
9. Kulit mata menguning
10.

Penggunaan acethaminophen pada pecandu alkohol dapat

meningkatkan resiko kerusakan hati.


11.

Obat ini juga bisa mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal,

Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan


12.

Dapat menimbulkan gangguan pernafasan

13.

Ruam pada kulit yang berakibat melepuh dan mengelupas.

3. Kodein
Merupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri
pada stadium sedang hingga berat. Selain itu obat ini juga berguna
untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi.
Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat
berada pada saluran pencernakan (hati), fungsi obat ini akan diubah
ke bentuk aslinya yaitu morfin.

Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia
kesehatan pemakaiannya biasa digabungkan dengan jenis analgesik
lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan juga kafein.
Beberapa efek yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain :
Euforia
Gatal-gatal
Mual
Muntah
Mengantuk
Mulut terasa kering
Hipotensi
Sulit buang air kecil
Depresi
Sembelit
Bila over dosis, bisa mengakibatkan gangguan saluran
pernafasan
Kecanduan jika digunakan dalam jangka panjang.

Bila penggunaan dihentikan, pasien biasanya akan mengalami


withdrawal syndrome, yaitu gelisah dan berkeringat.

Anda mungkin juga menyukai