Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

KAJIAN TEKNIS PENGGUNAAN ALAT BOR FURUKAWA


ROCK DRILL PCR 200 GUNA MEMPEROLEH ESTIMASI
BAHAN PELEDAK PADA PENAMBANGAN BATU ANDESIT
DI PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO

Oleh:

ALFI RAHMAN
1210024427043

TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
( STTIND ) PADANG
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek


Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam.

Dalam perkembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang


dipergunakan oleh manusia untuk dapat mengelolahnya semaksimal mungkin.
Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan merupakan salah satu
perusahaan

yang

memanfaatkan

sumber

daya

alam

tersebut.

Dalam

pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi


sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya
produksi yang relative kecil serta ramah lingkungan.
Industri pertambangan merupakan industri yang padat akan modal dan
teknologi, sertaresiko. Dalam mengelola industry tersebut dibutuhkan tenaga kerja
yang tidak hanya ahli dalam bidangya tetapi juga mampu beradaptasi dan bekerja
sama didalam suatu lingkungan kerja profesional.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas,
pemerintah telah menyusun system pendidikan nasional yang berbasis
kompetensi. Hal tersebut bermuara pada peningkatan dan pencapaian tujuan
pembangunan bangsa.
Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang adalah salah-satu
bagian dari system pendidikan nasional yang turut serta dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang handal di bidangnya. Oleh karena itu setiap
mahasiswa program sarjana Teknik Pertambangan diwajibkan untuk mengikuti

Kerja Praktek Lapangan di perusahaan-perusahaan, agar dapat terlibat langsung


dengan dunia kerja dan dapat menambah wawasan mahasiswa itu sendiri.
Dengan adanya kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti
hubungan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan
aplikasinya di lapangan serta mengetahui tentang kondisi pekerjaan pada dunia
kerja, sehingga nantinya ketika terjun kedunia kerja, mahasiswa dapat memenuhi
standar kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dunia industri.
Kerja Praktek ini merupakan mata kuliah wajib untuk mahasiswa jurusan
Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang.
1.2. Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek
1.2.1. Tujuan Umum
Kerja Praktek ini dilaksanakan oleh mahasiswa di perusahaan atau instansi
pemerintah. Secara umum tujuannya adalah agar mahasiswa dapat menerapkan
dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh selama
perkuliahan sesuai dengan bidang masing-masing.
1.2.2. Tujuan Khusus
Kerja Praktek pada jurusan teknik pertambangan merupakan mata kuliah
wajib dan salah satu syarat untuk mengikut iujian komprehensif. Tujuan
dilaksanakannya kerja praktek lapangan adalah:
a. Melatih dan mengembangkan sikap dan pola fikir yang professional
untuk memasuki dunia kerja nantinya.
b. Memberi kesempatan mahasiswa belajar dalam memecahkan masalah
yang ada pada perusahaan tempat kerja praktek lapangan, dengan
menggunakan metoda-metoda yang didapat di bangku kuliah.

c. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan ilmu yang


diperoleh diperkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan.
d. Mendapatkan kesempatan menggunakan pengetahuan yang deperoleh
di bangku kuliah untuk menganalisis jalannya proses kegiatan industri
e. Memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek Sekolah Tinggi
Teknologi Industri Padang.

BAB II
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

2.1

Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaa kerja praktek ini adalah sebagai

berikut :
a

Pengenalan dengan pembimbing lapangan dan karyawan di PT. ATC

(Ansar Terang Crushindo).


Pengarahan dari pembimbing lapangan mengenai tata laksana kerja

praktek di PT. ATC (Ansar Terang Crushindo).


Pengenalan terhadap struktur organisasi di PT. ATC (Ansar Terang
Crushindo) dan area Penambangan Batu Andesit.

2.2

Kegiatan Kerja Praktek

kerja praktek dilaksanakan di PT. ATC (Ansar Terang Crushindo) dari


tanggal 1 September sampai dengan 30 September 2015 dengan lokasi waktu
sebagai berikut :
a

Mengenal struktur organisasi di PT. ATC ( Anshar Terang Crushindo ),


pada tanggal 1 - 2 September 2015.

Mengenal proses pekerjaan penambangan dan area penambangan di PT.

ATC ( Anshar Terang Crushindo ) tanggal 2 September 2015.


Mengamati proses penambangan ( lapangan ), yang dilaksanakan tanggal 1
September 2015 s/d 30 September 201

2.3

Pengamatan Masalah
Dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan diatas, penulis mengamati

sebuah masalah yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu Kajian Teknis
Penggunaan Alat Bor Furukawa Rock Drill PCR 200 Guna Memperoleh
Estimasi Bahan Peledak pada Penambangan Batu Andesit di PT. Ansar Terang
Crushindo

BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1.1

3.1
Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
Sejarah PT. Ansar Terang Crushindo
PT. Ansar Terang Crushindo merupakan salah satu perusahaan di Provinsi
Sumatera Barat yang bergerak dibidang pertambangan dan crusher. PT. Ansar
Terang Crushindo lebih dikenal dengan nama PT. ATC. Pendirian PT. Ansar
Terang Crushindo ini diprakarsai oleh Ir. M. Saleh Z. sebagai Direktur Utama dan
Thedy Antoni sebagai Dewan Komisaris.
Kegiatan penambangan bahan galian batuan PT. Ansar Terang Crushindo
menggunakan metode penambangan dengan cara tambang terbuka (open pit
mining system). Dengan metode tambang terbuka, maka resiko dapat diperkecil
dan biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis. Berdasarkan keputusan Bupati Lima
Puluh Kota pada tanggal 30 April 2010, usaha penambangan batuan PT. Ansar
Terang Crushindo ini telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
dengan No. 04/IUP/KPPT-LK/2010 seluas 20 Ha dan sekarang telah diperbarui
Izin Usaha Pertambangan dengan No.17/BPMPPT-LK/2013 yang ditetapkan
oleh Bupati Lima Puluh Kota pada tanggal 8 Maret 2013, dengan cadangan
deposit bahan galian batuan kurang lebih 15 juta ton, profil perusahaan, (PT. ATC.
2010).
PT. Ansar Terang Crushindo yang berkantor pusat di Jalan By pass Km 9
Ampalu, Kecamatan Lubeg Padang, mempunyai tiga Divisi, yaitu:
a) Divisi Tambang
b) Divisi Stone Crusher
c) Divisi Peledakan (blasting).
Penambangan pada PT. Ansar Terang Crushindo selalu berpedoman pada
dokumen Upaya Pengawasan Lingkungan (UPL) dan Upaya Kelola Lingkungan
(UKL) yang telah disusun. Penyusunan dokumen tersebut sebagai acuan

pengelolaan dan pemantauan mulai dari kegiatan persiapan sampai ke tahap


penambangan. Dengan demikian dampak negatif dapat diminimalisir dan dampak
positif yang ditimbulkan dapat lebih dikembangkan agar pembangunan yang
berwawasan lingkungan dapat diwujudkan.
3.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organsasi merupakan rangkaian dari hubungan yang menyatakan
keseluruhan kegiatan untuk mencapai tujuan. Secara fisik, struktur organisasi
dapat dinyatakan dalam bentuk bagian yang memperlihatkan hubungan unit-unit
organisasi dan garis kewenangan yang ada. Struktur organisasi PT. Ansar Terang
Crushindo dapat dilihat pada lampiran 1.
3.1.3 Jam Kerja
Kegiatan penambangan PT. Ansar Terang Crushindo membagi jam kerja
menjadi dua shift yaitu, shif 1 dan shif 2. Adapun jadwal yang diterapkan pada PT.
Ansar Terang Crushindo adalah sebagai berikut:
Shift 1 : Mulai 08.00 17.00, istirahat (12.00 13.00)
Shift 2 : Mulai 19.00 23.00,
Shift 2 dilaksanakan apabila target produksi tidak tercapai sehingga
diperlukan penambahan jam kerja pada malam hari untuk mencapai target
produksi.
3.1.4

Aktifitas Dasar Penambangan


Kegiatan dasar penambangan yang dilakukan ini tidak jauh dari

Perecanaan Tambang yang dimiliki oleh PT. Ansar Terang Crushindo, kegiatan
tersebut berupa :
a. Pembabatan (clearing)
b. Pengupasan Tanah Penutup (stripping)
c. Pelepasan atau pembebasan batuan
d. Pemuatan

e. Pengangkutan
f. Reklamasi

3.2

Lokasi dan Topografi


Secara geologis lokasi pertambangan PT. Ansar Terang Crushindo berada di

Jorong Pauh Anok Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten
Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Titik koordinat Izin Usaha
Pertambangan (IUP) dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 3.1 Titik Koordinat Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Ansar
Terang Crushindo
TITIK KOORDINAT

N
O.

1
2
3
4
5

100
100
100
100
100

44
44
44
44
44

BUJUR

17,6
23,8
23,8
1,5
1,6

BT
BT
BT
BT
BT
BT

00
00
00
00
00

4
4
4
4
4

LINTANG

31,2
31,2
8,9
9,2
32,9

LU
LU
LU
LU
LU
LU

Sumber: PT. Ansar Terang Crushindo, 2015


Untuk mencapai wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT.
Ansar Terang Crushindo dari ibu Kota Provinsi dapat ditempuh dengan
menggunakan jalur transportasi sebagai berikut :
a) PadangPayakumbuh dengan jalur transportasi darat ditempuh lebih dari
135 km dalam waktu kurang lebih 3 jam.

b) PayakumbuhPangkalan dengan jalur transportasi darat ditempuh lebih


dari 50 km dalam waktu kurang lebih 1 jam.
Peta lokasi dan kesampaian daerah penambangan batu andesit PT. Ansar
Terang Crushindo dapat dilihat pada lampiran 2. Batas lokasi kegiatan
penambangan adalah :
1)
2)
3)
4)

Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan masyarakat.


Sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan masyarakat.
Sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan masyarakat.
Sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya lintas Sumbar Riau.

3.2.1 Topografi
PT. Ansar Terang Crushindo terletak di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Topografi daerah ini bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan tinggi
tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di Nagari Tanjung
Pauh (90 mdpl) dan daerah tertinggi berada pada Bukit Gadih (1330 mdpl) di
Nagari Koto Alam. Kecamatan ini juga dikaruniai banyak sungai yang telah
dimanfaatkan masyarakatnya untuk keperluan sehari-hari seperti mandi cuci dan
kakus, sebagai sumber irigasi, sebagai bahan galian C serta sebagai sarana
transportasi yang menggunakan perahu untuk membawa hasil gambir dan karet.
Topografi PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat pada lampiran 3.
3.2.2

Iklim dan Cuaca


Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh

dalam kegiatan penambangan, karena seluruh aktivitas kerja pada tambang


terbuka berhubungan langsung dengan udara bebas. Hal ini akan mempengaruhi
produktivitas penambangan dan akan berpengaruh pada target produksi

perusahaan. Daerah penambangan PT. Ansar Terang Crushindo beriklim tropis


dengan karakteristik curah hujan yang dibagi dalam dua musim yaitu :
1) Musim hujan, biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai April.
2) Musim kemarau dengan sesekali hujan, biasanya terjadi pada bulan April
sampai Oktober.

3.2.3 Geologi
Lokasi kerja PT. Ansar Terang Crushindo terletak di Kabupaten Lima
Puluh Kota. Geomorfologi daerah Lima Puluh Kota dapat dikenali tiga macam
satuan morfologi yang berbeda yaitu:
1) Satuan morfologi perbukitan terjal yang dicirikan gunung api.
2) Satuan morfologi perbukitan sedang dicirikan dengan adanya bukitbukit bergelombang.
3) Satuan morfologi pedataran.
Struktur geologi yang berpengaruh pada kegiatan peledakan adalah
struktur rekahan (kekar) dan struktur pelapisan batuan. Kekar (join) merupakan
rekahan-rekahan dalam batuan yang terjadi kerena tekanan atau tarikan yang
disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja dalam kerak bumi. Dengan adanya
struktur rekahan ini maka energi gelombang tekanan dari bahan peledak akan
mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya gas-gas hasil reaksi
peledakan yang menerobos melalui rekahan, sehingga mengakibatkan penurunan
daya tekan terhadap batuan yang akan diledakkan. Penurunan daya tekan ini akan

berdampak terhadap batuan hasil peledakan bahkan batuan hanya mengalami


retakan.
3.2.4

Statigrafi
Berdasarkan data litologi daerah setempat diketahui bahwa daerah

penambangan PT. Ansar Terang Crushindo terdiri dari tanah aluvial dan batu
andesit. Ketebalan tanah aluvial yang menutupi batu andesit setebal 2-5 meter.
3.2.5

Cadangan Batu Andesit


PT. Ansar Terang Crushindo memulai penambangan batu andesit pada

tahun 2010, dengan luas daerah penambangan seluas 20 Ha yang berlokasi di


Jorong Pauh Anak, Nagari Pangkalan, Kecamatan pangkalan Koto Baru,
Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan jumlah cadangan batu andesit kuran lebih
15 juta ton.

3.3

Proses Pelaksanaan Kegiatan dan Pengawasan


Kegiatan penambangan batu andesit di PT. Ansar Terang Crushindo

menggunakan metode penambangan dengan cara tambang terbuka. Secara garis


besar kegiatan penambangan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
3.3.1

Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan untuk memberi akses dalam kegiatan pertambangan.

Untuk kegiatan penambangan batu andesit PT. Ansar Terang Crushindo


dibutuhkan jalan masuk (akses road) dan jalan tambang. Jalan tambang dan jalan
masuk berfungsi sebagai jalur lintasan kendaraan atau peralatan yang dibutuhkan
dalam kegiatan penambangan batu andesit. Jalan ini dibuat dengan lebar 7 meter.

Jalan ini dibuat dengan konstruksi jalan tanah kemudian diperkeras melalui proses
pemadatan. Gambar jalan menuju tambang dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.1 Akses Jalan Tambang.


3.3.2

Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Pembersihan lahan (land clearing) merupakan tahap awal dari kegiatan

penambangan. Kegiatan pembersihan lahan dilakukan sebelum pembongkaran


lapisan tanah penutup (overburden) dilakukan. Tujuan dari pembersihan lahan ini
adalah untuk menyingkirkan pohon-pohon besar maupun kecil, semak belukar dan
bongkahan batuan di area yang akan di bongkar tanah penutupnya. Pembersihan
lahan ini dilakukan menggunakan alat berat bulldozer, excavator dan juga
dilakukan penebangan menggunakan mesin pemotong kayu (sinso).
3.3.3

Pengupasan Tanah Pucuk (Pre Stripping Top Soil)


Setelah pembukaan dan pembersihan lahan, kegiatan selanjutnya adalah

pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) yang sangat kaya akan unsur hara.
Ketebalan tanah pucuk bervariari berkisar antara 20-30 cm. Pengupasan tanah
pucuk ini ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada
saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali.Pengupasan tanah pucuk
ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman dimana
telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara). Kegiatan

pengupasan tanah pucuk ini dilakukan jika lahan yang digali masih berupa zona
awal yang asli (belum pernah digali/ditambang). Sedangkan untuk lahan yang
bekas penambangan liar biasanya lapisan top soil tersebut tidak ada, sehingga
kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup. Tanah
pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi
tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk
yang terkumpul di top soil bank akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada
lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.
3.3.4

Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (overburden)


Pengupasan overburden dilakukan setelah kegiatan pembersihan lahan dan

pengupasan tanah bagian atas (top soil). Pengupasan dilakukan secara bertahap
serta dibuat jenjang (bench), hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
longsoran. Pengupasan overburden dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Direct-Digging
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan penggalian langsung
oleh excavator. Penggalian langsung ini hanya untuk material tanah penutup yang
sangat lunak sampai lunak. Gambar digging dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.2 Proses Digging

b) Riping-Dozing
Pengupasan tanah penutup dengan riping-dozing untuk menggali dan
mendorong tanah penutup yang relatif lunak kemudian diangkut oleh dump truck.
Gambar dozing dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.3 Proses Dozing


3.3.5

Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal Area


Sebagai kelanjutan dari pengupasan tanah penutup (overburden), maka

perlu disediakan suatu tempat khusus untuk penumpukan dan penyimpanan tanah
penutup tersebut (yang diambil dari pit), yang biasa disebut dengan disposal area.
Untuk pengangkutan dari pit ke disposal area menggunakan dump truck. Gambar
disposal area dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.4 Disposal Area


3.3.6

Penambangan Batu Andesit

Batu Andesit adalah jenis batuan yang kompak dan memiliki tingkat
kekerasan yang tinggi. Penambangan Batu Andesit dengan metode tambang
terbuka (open pit mining). Tata cara penambangan menggunakan sistem strip
mining dan cara pengambilan bahan galian adalah dengan metode pemboran dan
peledakan (drilling-blasting).

3.4 Mengamati Kegiatan Pemboran


Pemboran adalah suatu kegiatan untuk membuat lubang ledak terhadap
batuan yang akan dibongkar dengan manggunakan alat bor Crawler Rock Drill
merek Furukawa dengan diameter mata bor 3 inch dan panjang batang bor 3
meter. Pemilihan alat bor ini berdasarkan pertimbangan kondisi batuan, kondisi
lapangan, dan kemampuan kerja alat bor. Tujuan dari kegiatan pemboran adalah
membuat lubang ledak untuk tempat pengisian bahan peledak. Pelaksanaan arah
pemboran dilapangan ditentukan dari kondisi batuan, bisa arah vertikal atau arah
miring. Kegiatan pemboran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

3.4.1

Gambar 3.5 Proses Pemboran


Persiapan Lokasi Pemboran
Pengupasan dilakukan dengan menggunakan eksafator lalu tanah tersebut
dinaikan kedalam truk dan di kumpulkan di suatu tempat yang nantinya akan

diangkut ketempat penyimpanan tanah penutup (OB) yang telah disediakan untuk
dipergunakan kembali dalam persiapan reklamasi.
3.4.2

Peralatan Pemboran
1. Alat Bor
Pemboran merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan sebelum
pengisian bahan peledak dan pembuatan rangkaian peledakan pada daerah yang
akan diledakkan. Pemboran ini bertujuan untuk membuat lubang ledak. Alat bor
yang digunakan adalah Furukawa Rock Drill FCR 200. Alat ini mempunyai
prinsip kerja sebagai berikut:
a) Digerakkan oleh angin/udara bertekanan tinggi dari kompresor.
b) Saat pelaksanaan pemboran, alat ini menggunakan batang bor
dengan panjang 3 meter.
c) Kedalaman lubang bor yang dihasilkan adalah 2,2 2,5 meter.
d) Lubang bor yang dihasilkan untuk satu hari kurang lebih 50-60
lubang bor tergantung dari cuaca dan kekerasan batuan yang dibor.
e) Jumlah tenaga kerja pada saat kegiatan pemboran adalah 2 orang.

Gambar 3.3 Furukawa Rock Drill PCR 200


2. Kompresor

Kompresor merk Airman-PDS 750 S yang terlihat pada gambar 4.2


adalah alat yang digunakan sebagai sumber tenaga penggerak mesin bor.

Gambar 3.4 Kompresor untuk kegiatan pemboran


3. Batang dan Mata Bor
Batang bor yang digunakan saat pemboran jumlahnya 1 batang dengan
panjang 3 meter. Sedangkan mata bor yang digunakan sebagai penetrasi batuan
andesit berjenis button bit dengan diameter 3 inch (gambar 3.5).

3.4.3

Gambar 3.5 mata bor untuk kegiatan pemboran


Persiapan Pemboran
Tahap persiapan pemboran yang harus dilakukan adalah:
a) Melakukan pembersihan area untuk kerja alat bor dengan menggunakan
alat berat mekanis excavator atau bulldozer supaya mempermudah
perpindahan alat bor dari lubang yang satu kelubang yang lainnya. Untuk
pembersihan lokasi dari tanah penutup, sudah dilakukan satu hari
sebelumnya.

b) Operator mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pemboran dan


memeriksa bila ada kelainan atau kerusakan bisa diketahui sejak dini,
sehingga saat di lapangan, peralatan sudah lengkap dan siap digunakan.
c) Memindahkan peralatan pemboran dan kelengkapannya dari gudang
menuju lokasi pemboran di PT. Ansar Terang Crushindo yang jaraknya
kurang lebih 100 m dari gudang.
d) Juru ledak memberi informasi kepada juru bor tentang perhitungan lubang
ledak yang dibutuhkan.
e) Pengukuran dan penandaan titik yang akan dibor. Kegiatan ini dilakukan
oleh helper atau karyawan, pengukuran diawali dari arah free face.
f) Pemasangan tanda kerja alat bor yang berupa pita atau bendera,
pemasangan pita atau bendera ini bertujuan agar peralatan dan karyawan
yang tidak berkepentingan dilarang masuk area kerja alat bor.
3.4.4

Pelaksanaan/Tahap Pemboran
Setelah segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik, maka kegiatan
dilanjutkan pada tahap pemboran. Pada tahap ini, operator melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a) Pengambilan posisi sebelum melakukan pemboran.
b) Melakukan pengecekan alat bor Crawler Rock Driil seperti : bahan bakar,
oil mesin, oil hidrolik dan keadaan sekitarnya.
c) Compressor dihidupkan dan dipanaskan terlebih dahulu, kemudian
dibiarkan beberapa saat. Letak compressor harus diperhitungkan, agar
tidak mengganggu pada saat proses pemboran.

d) Setelah itu baru dilakukan pengeboran. Selanjutnya ujung bor diarahkan


ke batuan yang akan dibor. Batang bor yang dipakai memiliki panjang 3
m. Setelah mencapai kedalaman 2,5 meter batang bor diangkat. Setelah
didapatkannya lubang bor, lubang tersebut ditutupi dengan plastik, agar
material lain tidak masuk kedalam lubang bor dan mencegah air masuk
kedalam lubang bor pada saat hari hujan. Gambar hasil pemboran dapat
dilihat dibawah ini.

Gambar 3.6 Hasil Pemboran


Arah pemboran yang diterapkan adalah pemboran dengan arah lubang
ledak tegak, hal ini dimaksutkan agar pemboran dapat dilakukan dengan lebih
baik dan akurat. Selain itu, pengisian bahan peledak juga mudah untuk dilakukan.
Pola pemboran yang diterapkan oleh PT. Ansar Terang Crushindo adalah pola
zigzag bujur sangkar 2x2.
3.4.5

Mengamati Kegiatan Peledekan


Peledakan bertujuan untuk menghancurkan, membongkar, melepas atau
memecah batuan semula berdimensi besar menjadi dimensi lebih kecil sehingga
mudah dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan.
Kegiatan peledakan pada PT. Ansar Terang Crushindo menggunakan
ANFO, detonator listrik, dynamite, kabel utama (led wire), ohm meter (pengukur

tahanan listrik), Blastmate (alat untuk pengantar listrik bertenaga baterai) dan
shalter (tempat berlindung crew juru ledak).

Gambar 3.7 Kegiatan Peledakan


3.4.6

Persiapan Peledakan
Kegiatan peledakan merupakan kegiatan untuk memisahkan atau
menbongkar lapisan batuan dari masa batuan induknya. Sebelum dilakukan proses
peledakan terlebih dahulu mempersiapkan peralatan. Jika sebelum kegiatan
peledakan terdapat lubang yang berisi air akibat hujan, terlebih dahulu
dikeringkan dengan menggunakan paralon dan kain. Jika masih ada air maka
diberi kondom. Peralatan peledakan yang digunakan PT. Ansar Terang Crushindo
antara lain sebagai berikut :

1. ANFO
ANFO adalah singkatan Amonium Nitrat Fuel Oil yang berguna sebagai
salah satu bahan ledak. ANFO sangat sensitive terhadap panas yang bisa
menimbulkan api yang besar.

Gambar 3.8 ANFO


2. Detonator
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam
bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut
terhadap bahan peledak peka detonator atau primer. Detonator dimasukan
kedalam lubang yang sudah diisi dengan ANFO kemudian ditimbun lagi dengan
ANFO.

Gambar 3.8 Detonator

Gambar 3.9 Dynamite


3. Gayung dan Tongkat (Stick)
Gayung yang berfungsi sebagai memasukkan stemming ke dalam lubang
ledak dan dipadatkan dengan stick yang terbuat dari kayu dengan panjang 5 m.

Gambar 3.10 Gayung

Gambar 3.11 Stick

Gambar 3.12 Kondom

Gambar 3.13 Corong

5. Kabel Utama (Leadwire)


Leadwire merupakan kabel utama yang menghubungakan sumber utama
listrik (Blasting machine) dengan Legwire detonator listrik. Leadwire dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.14 Leadwire


6. Ohm meter
Ohmmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tahanan listrik
dalam rangkain dan untuk pengecekan apakah semua sambungan telah
tersambung dengan baik dalam rangkaian peledakan. Cara penggunaan alat ini
sangat mudah, tinggal masukan kabel legwire dan leadwire kedalam lubang yang
ada disetiap sisi atas alat dan hitung tahanannya. Tahanan yang ideal apabila alat
ini menunjukan tiga satuan angka.

Gambar 3.15 Ohmmeter


7. Blastmate
Blastmate adalah alat pemicu yang meledakkan detonator listrik. Arus
listrik bervoltase tinggi dilepasskan ketika arus pada baterai penuh.

Gambar 3.16 Blasmate

8. Shalter
Shalter merupakan tempat berlindung dari flyrock ketika sedang
melakukan peledakan. Jarak aman shalter min 100 meter dari freeface.

Gambar 3.17 Shalter


9. Handy Talky (HT)
Handy talky berfungsi untuk menginformasikan pada semua orang baik
dilapangan maupun di kantor bahwa kegiatan peledakan akan dimulai, serta
memberikan aba-aba saat peledakan.
10. Pelaksanaan Peledakan
Tahapan pekerjaan peledakan di PT. Ansar Terang Crushindo diuraikan
sebagai berikut:

1.

ANFO dimasukan kedalam lubang yang telah siap di bor setengah dari
takaran yang telah ditentukan juru ledak.

2.

Detonator dimasukan kedalam dynamite setelah itu dimasukkan ke lubang


yang telah berisi ANFO kemudian ditimbun lagi dengan sisa ANFO.

3.

Tutup dengan tanah sisa pemboran (steaming) dengan gayung kemudian


padatkan menggunakan stic.

4.

Jika lubang ledak terdapat air yang tidak bias dikeringkan, maka diberi
kondom.

5.

Sambungkan kabel detonator ke kabel inti sesuai pola peledakan kemudian


cek arus menggunakan ohm meter.

6.

Sesuaikan letak kabel sesuai dengan susunan lubang yang terlebih dahulu
diledakan.

7.

Masukan kabel utama yang telah dirangkai kedalam lubang shalter yang
telah disiapkan.

8.

Sambungkan kabel utama ke blastmate untuk bersiap-siap melakukan


peledakan.

9.

Pastikan daerah telah aman dari pekerja ataupun warga yang berada.

3.5

Pemuatan (Loading)
Setelah proses drilling-blasting dilakukan, maka proses selanjutnya adalah

melakukan pemuatan batu andesit. Pemuatan batu andesit di lokasi penambangan


dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator dan dump truck. Gambar
kegiatan pemuatan dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.18 Proses Pemuatan


3.5.1

Pengangkutan (Hauling) ke Stockpile


Pengangkutan bertujuan memindahkan batu andesit menuju stockpile.

Bahan galian diangkut menggunakan dump truck, jarak lokasi penambangan


dengan stockpile kurang lebih 8 kilometer. Pengangkutan ini menggunakan dump
truck berkapasitas 30 ton. Gambar pengangkutan dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.19 Proses Pengangkutan


3.5.2

Peremukan (Crushing)
Proses peremukan (crushing) bertujuan untuk memperkecil ukuran batu

andesit agar sesuai dengan yang diinginkan. Kegiatan crushing menggunakan alat
jaw crusher. Bagian dan fungsi alat crusher:
1.Hopper

Hopper merupakan suatu bagian dari instalasi pada rangkaian peremuk


batu andesit yang berfungsi sebagai tempat penampungan batu andesit. Hopper
terbuat dari baja agar tidak mudah Haus karena gesekan, hopper berbentuk
trapesium. Gambar hopper dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.20 Hopper


2. Belt Conveyor
Belt conveyor merupakan alat untuk mengangkut material batu andesit
yang telah dipecah. Gambar belt conveyor dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 3.21 Belt Conveyor


3. Vibrating Screen
Vibrating screen merupakan ayakan yang bergoyang untuk menyaring batu
andesit sesuai ukuran yang diinginkan, dimana pada pengelompokan ukuran
material tergantung pada lubang ayakan. Gambar vibrating screen dapat dilihat
dibawah ini:

Gambar 3.22 Vibrating Screen


4. Panel Listrik
Panel listrik adalah alat yang berfungsi untuk menyediakan aliran listrik
bagi crusher agar dapat beroperasi. Panel listrik juga berfungsi sebagai sakelar
untuk mematikan dan menghidupkan crusher. Panel listrik dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 3.23 Panel Listrik


3.5.3

Penjualan dan Pengangkutan


Konsumen bahan galian batuan PT. Ansar Terang Crushindo adalah

konsumen domestic. Untuk setiap penjualan dilakukan dengan cara pengambilan


sampel guna mengetahui kualitas bahan galian batuan tersebut.
Berdasarkan standar keausanagreagat <45% (ASTM C 131-76), maka
kualitas bahang halian batuan (galian C) dan PT. Ansar Terang Crushindo

adalah 18,42% (Baik). Selama ini system penjualan bahan galian batuan PT.
Ansar Terang Crushindo melalui jalan darat dengan menggunakan truck dan
dump truck dengan kapasitas muatan 8-25 ton/mobil. Jumlah produksi bahan
galian batu PT. Ansar Terang Crushindo disesuaikan dengan jumlah permintaan
dari pangsa pasar.

Anda mungkin juga menyukai