1.hakekat IPA
1.hakekat IPA
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
Matematika + IPA
Ciri Ciri khusus
IPA: 1 # Kerja sama antara ekperimen dan teori
Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar
yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat
memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama.
Dengan
menggunakan
teori
dalam
IPA
orang
dapat
Dalam
interprestasi
hasil
eksperimen
untuk
fisika,
kimia,
biologi
sebagai
deskripsi
Untuk
menekuninya
diperlukan
kecintaan
yang
dalam
2.1 Pendidikan
Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
tanpa kehilangan identitas dirinya.
Tujuan Pendidikan Nasional
2.1 Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berbudi pekerti yang luhur
Berkepribadian
Berdisiplin
Bekerja keras
Tangguh
Bertanggungjawab
Mandiri
Cerdas
Sehat jasmani dan rohani
2.2 Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya
jangan hanya dipandang sebagai :
1) Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus
diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang
2) Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan
uriman
(sumbangan)
nyata
untuk
perwujudan
manusia
yang
mendukung
untuk
memantapkan
berbagai
merupakan
potensi
tenaga
kerja
berkualitas
yang
Sebagai
pendidik
ialah
mengupayakan
terwujudnya
Mengupayakan
diperolehnya
berbagai
pengetahuan
dan
didik.
Ini
akan
besar
pengaruhnya
terhadap
4. MENGENAL IPA
4.1 Manusia dan Perkembangan Tubuh serta Alam Pikirannya
4.1.1 Manusia sebagai Makhluk yang Unik
(Sifat
sifat
Unik
Manusia
Jasmani
dan
Naluri
Kehidupannya)
Menurut
klasifikasi
(Biosistematik),
manusia
tergolong
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primates
Subordo
: Anthropoidea
Superfamili : Hominoidea
Famili
Species
: Hominidae
: Homo sapiens
Daryono
dikatakan
tidak
mengenal
kebudayaan
(Daryono
Sutoyo:3).
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan
abiotik
dan
lingkungan
biotik,
juga
terdapat
lingkunngan
kepada
nilai
gizi
makanan
tersebut.
Dalam
2.
berkembang
sedekian
rupa
hingga
dapat
10
3.
4.
mempertahankan
diri
dan
untuk
menghancurkan
makanannya.
Dengan modifikasi atau perkembangan struktur tubuh
manusia ini dapat memberi gambaran batas-batas kemampuan
jasmani manusia. Ternyata kemampuan jasmani manusia jauh
dibawah kemampuan jasmani hewan-hewan lain.
Contoh :
1) Manusia tidak dapat bergerak/lari cepat dibanding dengan
macan, kijang, kuda atau hewan-hewan besar lainnya.
2) Manusia tidak dapat berenang cepat seperti ikan paus,
lumba-lumba.
3) Panca indera penciuman manusia tidak tajam atau kurang
berkembang seperti kucing, anjing.
4) Pendengaran juga kurang berkembang seperti pada tikus
dan kelelawar yang pendengarannya lebih halus.
Dengan kekurangannya itu manusia dapat mengatasinya
dan
mengimbangi
dengan
kecakapan
yang
lebih
tinggi
kecakapannya
yang
tinggi
ini,
manusia
dapat
11
Dapat
pada
umumnya.
Hal
ini
karena
manusia
lambat.
Setiap
kelahiran
anak
manusia
dalam
dan
12
masyarakat.
Sifat
bermasyarakat
pada
manusia
ini
yang
menjadi
pengetahuan,
terkumpul
dalam
antar
ilmu
pengetahuan
individu.
Manusia
bergantung
dapat
kepada
mengadakan
Berfikir :
a. Manusia itu pada umumnya berfikir egosentris.
Artinya pikirannya senantiasa berfikir kepada kepentingan
manusia.
13
Akibat
kebudayaan.
berfikir,
Kebudayaan
manusia
mempunyai
berpengaruh
terhadap
manusianya sendiri.
c. Senang belajar : karena senang belajar, mengakibatkan
adanya
pendidikan.
Pendidikan
berpengaruh
besar
tingkah
dipelajarinya.
laku
Bentuk
yang
kebanyakan
masyarakat
telah
mempengaruhi
Pendidikan
mempengaruhi
kedudukan
dalam
berpengaruh
perkembangan
mempengaruhi
dan
terhadap
pembiakan.
kesehatan,
pertumbuhan,
Gizi
kecerdasan,
makanan
cara
kerja,
membatasi
kerja
terlalu
keras,
mencegah
14
4) Suka berteduh :
Akibatnya manusia memakai pakaian. Macam pakaian
dipengaruhi oleh iklim, selera masyarakat dan bahan yang
tersedia.
Sedangkan
cara
berpakaian
berpengaruh
terhadap kesehatan.
5) Suka mencari kesenangan hidup atau kebahagiaan :
Contoh : rekreasi, kesenian, kosmetika, dan sebagainya.
6) Ingin mempunyai keturunan.
Bagaimana naluri kehidupan manusia ?
Dibanding dengan hewan yang juga banyak yang hidup
bermasyarakat, misalnya: serangga, maka masyarakat manusia
itu berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajari.
Sedangakn
masyarakat
serangga
atau
hewan
lain
itu
mempunyai
kecerdasan
yakni
yang
bisa
belajar,
15
Naluri
berlindung
pada
manusia
menyebabkan
meraka
agak
berlainan
dengan
hewan.
Tentunya
berkat
16
lain
ingin
bagaimana
tahu
dan
tentang
mengapa
apa,
juga
begitu.
ia
ingin
Manusia
tahu
mampu
17
18
gabungan
dari
pengamatan,
pengalaman
dan
ini
timbul
disebabkan
antara
lain
karena
manusia
terbatas
pada
getaran
yang
19
ini
masih
mengalami
kesalahan.
Pengulangan
karena :
a) Keterbatasan
pengetahuan
yang
disebabkan
karena
ingin
tahunya
berkembang
terus
dan
mitos
20
atau
ramalan
nasib
manusia
berdasarkan
ataupun
pseudo
science
tersebut
di
atas
ialah
21
cahayanya
sendiri
sedangkan
bulan
hanya
legendanya
makin
ditinggalkan.
Manusia
makin
kenal
seperti
sekarang
yaitu
dalil
Pythagoras
22
3)
bentuk udara
bentuk api
bentuk tanah
bentuk air
Beliau berpendapat pula bahwa apabila disuatu tempat tidak ada apa-apanya (benda) disitu ada
sesuatu yang imaterial yaitu ether. Ia tidak percaya adanya hampa udara.
Ajarannya yang penting adalah suatu pola berfikir dalam memperoleh kebenaran
berdasarkan logika..
Contoh :
semua benda jika dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api (1).
kayu jika dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api (3).
1.
2.
3.
kesimpulan.
23
Kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum menuju kepada yang khusus. Cara ini dikenal
sekarang sebagai metode deduksi.
4)
Ptolomeus (127-151).
Orang besar 450 tahun setelah Aristoteles. Beliau berpendapat bahwa bumi adalah pusat dari jagat
raya, berbentuk bulat, diam setimbang tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui orbitnya sendiri terletak antara bumi dan
bintang.
TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM
Berkat makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya
kemampuan berfikir manusia maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran
Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tinggak sejarah dapat dicatat disini adalah :
NIKOLAUS COPERNICUS (1473-1543). Ia tidak saja astronom tetapi juga ahli matematika dan pengobatan.
Tulisannya yang terkenal dan merompak pandangan astronom zaman Yunani berjudul : De Revolutionibus
Orbium caelestium. Artinya peredaran alam semesta. Buku itu ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera
diumumkan karena prinsip heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dnegan kepercayaan penguasa pada
saat itu. Pokok ajarannya antara lain:
1.
Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu planet diantara
planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
2.
3.
Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur dan mengakibatkan adanya siang dan malam dan
pandangan gerakan bintang-bintang.
Pengikut Copernicus yaitu BRUNO (1548-1600) memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi yaitu :
1.
2.
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan penguasa waktu itu, maka ia
dianggap kemasukan setan lalu dibakar sampai mati. tahun 1600.
Ahli Astronomi lain yang juga penting dicatat adalah Johannes Kepler (1571-1630). Ia mengungkapkan
pendapatnya bahwa :
1.
Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbetuk elips dengan suatu
fokus.
24
2.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah
sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
merupakan
dasar pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam selanjutnya. Semua penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan alam masa kini, bukanlah hasil penemuan secara serentak, melainkan merupakan jalinan
penemuan-penemuan
sebelumnya.
Suatu
penemuan
memungkinkan
terdapatnya
masalah
baru
yang
mendorong manusia untuk bereksperimen selanjutnya. Dengan demikian terjadi proses berantai yang dinamis
dan menyebabkan ilmu pengetahuan alam berkembang pesat.
Contoh :
Penemuan tentang peranan kromosom dan gen dalam menurunkan sifat-sifat mahluk hidup dari generasi
terdahulu pada generasi berikutnya, telah ditetapkan untuk memperoleh bibit unggul. Dengan jalan perkawinan
silang dan mutasi buatan, diperoleh tanaman baru yang mempunyai produksi lebih tinggi dan tahan hama. Ini
berarti dapat meningkatkan penyediaan pangan masyarakat.
Contoh lain misalnya dengan diketemukannya mikroskop sederhana, terbuka jalan untuk mempelajari
organisme-organisme kecil yang semula tidak dapat dilihat. Pengetahuan tentang mikroorganisme itu makin
25
berkembang dan melahirkan ilmi mikrobiologi. Selain itu, penemuan mikroskop juga membuka jalan bagi
pengembangan dan penemuan berbagai jenis mikroskop yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Menurut H.W. Fowler : Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan alam yang sistematis dan
dirumuskan , yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan dan deduksi.
Definisi IPA ini tampaknya banyak diterima dan dipakai di sekolah-sekolah di Indonesia.
2)
Menurut Robert B.Sund : Ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu
proses.
Dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur, yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai
suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut.
3)
Definisi lainnya, yaitu menurut James B. Conant : Ilmu pengetahuan alam adalah suatu rangkaian
konsep-konsep yang saling berkaitan dan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai hasil
eksperiment dan obeservasi dan bermanfaat untuk eksperimen serta observasi lebih lanjut.
Dalam definisi ke tiga ini terdapat tiga unsur IPA. Yang pertama, adalah serangkaian konsep dan bagan
konsep yang saling berkaitan. Yang dimaksud bagan konsep ialah suatu konsep yang menyangkut konsep-konsep
lain yang relevan. Misalnya konsep evolusi yang menyangkut konsep mutasi, konsep variasi, konsep penyebaran
geografis. Adapun unsur kedua dari definisi IPA tersebut, berupa proses terutama mempergunakan metoda
observasi dan eksperimen. Sedangkan unsur ketiga berupa manfaat dan penerapannya, yaitu untuk observasi
dan eksperimen lebih lanjut.
26
Dari ketiga contoh definisi IPA tersebut, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
suatu pengetahuan yang ilmiah, karena IPA mempunyai syarat-syarat berikut :
1)
Bersifat objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan kenyataan dari objeknya dan dapat
dibuktikan dengan pengamatan dan pengamalan empirik. Adapun objek studi IPA adalah benda-benda
dan gejala-gejala kebendaan, baik benda hidup, benda mati maupun tidak hidup.
2)
Mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah. Metode ini dipergunakan untuk mempelajari objek
studi, untuk memperoleh pengetahuan dan juga cara berfikir dan memcahkan masalah.
HAKIKAT IPA
Untuk mempelajari hakikat IPA perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA.
IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan dengan penjelasan sebagai berikut :
1)
IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan pengetahuan
(dalam definisi pertama dan kedua) dan sekumpulan konsep-konsep dan bagan konsep (dalam definisi
ketiga) yang merupakan hasil suatu proses tertentu.
2)
IPA pada hakikatnya adalah suatu proses (dalam definisi kedua). Yaitu proses yang digunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA. Dalam Proses ini
digunakan metode ilmiah dan terutama ditekankan pada proses observasi dan eksperimen (dalam
definisi pertama dan kedua).
Dengan mengutip pendapat Einstein tentang proses IPA,
berangkat dari fakta dan berakhir pada fakta. Kemeny menjelaskan terdapatnya tiga tahapan dalam proses
tersebut;
a)
Bertolak dari Fakta-fakta khusus hasil observasi dan eksperimen terdahulu, disusun konsepkonsep kemudian teori-teori. Penyusunan teori secara demikian disebut secara induktif,
yaitu bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum, atau dari fakta-fakta
hasil eksperimen dan observasi, menuju terbentuknya teori. Tahapan ini disebut tahapan
induksi.
Contoh :
Dari beberapa pengamatan menunjukkan bahwa tumbuhan berkeping satu
mempunyai akar serabut maka kita selidiki tumbuhan satu lainnya, ternyata semuanya
27
berakar serabut. Kemudian diambil kesimpulan umum bahwa tumbuhan berkeping satu
mempunyai akar serabut.
b)
Tahapan kedua adalah deduksi.Berrtitik tolak dari suatu teori atau kesimpulan umum yang
telah dianggap benar,dapat diramalkan atau diprediksi fakta-fakta baru yang bersifat
khusus. Fakta-fakta atau ramalan-ramalan baru ini merupakan konsekuensi-konsekuensi
yang timbul dari teori atau kesimpulan umum tersebut.
Contoh :
Misalnya kita sudah menganggap benar kesimpulan umum tentang tumbuhan
berkeping satu tersebut. Bila suatu ketika ditemukan tumbuhan yang berakar serabut, maka
kita deduksikan bahwa tumbuhan tersebut berkeping satu.
c)
Diketemukannya dugaan atau ramalan baru, akan mendorong dilakukannya observasi dan
eksperimen selanjutnya, untuk menguji kebenaran ramalan-ramalan tersebut. Tahapan ini
disebut tahapan verifikasi. Ramalan atau konsekuensi yang telah diuji kebenarannya
melahirkan fakta-fakta baru yang secara induktif dapat disusun teori baru lagi. Dengan
demikian, proses-proses IPA merupakan proses yang berantai dan melingkar, yang bertolak
dari fakta dan berakhir pada fakta baru. Secara singkat proses tersebut digambarkan pada
bagan berikut
3)
Adapun hakikat IPA yang ketiga adalah bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu penerapan atau
aplikasi. penerapan teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi
kehidupan. Penerapan-penerapan IPA ini juga berguna untuk mengembang teori dan teknologi baru.
Erat kaitannya dengan hakikat IPA sebagai suatu penerapan, Norman Campbell memandang
IPA menjadi dua aspek yag satu sama lain tidak dapat dipisahkan bagai mata uang dnegan kedua sisi-sisinya.
Kedua aspek tersebut adalah practical science dan aspek pure science sebagai practical science IPA
28
sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat melalui teknologi. Sebagai pure science, IPA tidak dapat
bermanfaat langsung bagi kehidupan, tetapi mengandung nilai intelektual. Apa yang kita pelajari secara
langsung dari IPA adalah aspek pure science tersebut.
CIRI-CIRI IPA
Sebagai suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
1)
Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten danb
berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan
menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masingmasing tempat.
Contoh :
Hukum gravitasi Newton berlaku mulai dari apel-apel yang jatuh ke bumi pada berbagai
tempat, hingga bergeraknya bulan mengelilingi bumi dan juga bergeraknya planet-planet mengelilingi
matahari.
2)
Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya oleh siapa saja pada
setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktu
yang berbeda-beda.
Contoh :
Berdasarkan hasil pengamatannya, Alexis Bouvard (Perancis) mengamati bahwa terdapat
kelainan-kelainan dari orbit planet Uranus. Dua belas tahun kemudian, John Adam (Inggris) dan Jean
Leverier (Perancis) dengan perhitungan-perhitungan teoritis menunjukkan bahwa penyimpangan orbit
Uranus tersebut disebab planet lain dibelakangnya dnegan lokasi yang dapat ditentukan. Pada tahu
1842, barulah observatorium Berlin dapat mengamati lokasi tersebut dan menemukan planet baru
yang kemudian diberi nama Neptunus. Dengan demikian hipotesis Leverier dapat dibuktikan
kebenarannya oleh orang lain.
3)
Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif yang berarti kemungkinan
dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
29
Metoda ilmiah merupakan cara-cara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan yang menentukan
apakah suatu pengetahuan bersifat ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan menghasilkan
pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bersifat objektif, sistematis dan konsisten.
Metoda ilmiah terutama digunakan dalam IPA, tetapi juga banyak juga digunakan dalam ilmu
pengetahuan lain. Dalam bentuk dan langkah-langkah sederhana, juga dapat dipergunakan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan agar memperoleh keputusan yang objektif. Adapun langkah-langkah operasionalnya
adalah sebagai berikut adalah :
1)
Perumusan masalah
Langkah metoda ilmiah diawali dengan merasakan adanya masalah dan berkeinginan untuk
memecahkan masalah. Masalah antara lain timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang
seharusnya terjadi dengan keadaan yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan masalah disini
umumnya ialah berupa pertanyaan yang mengandung unsur-unsur apa, mengapa, dan bagaimana
suatu objek yang akan diteliti.
Langkah selanjutnya adalah membatasi masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi
untuk menentukan ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan. Kemudian masalah tersebut perlu
dirumuskan agar menjadi jelas sehingga
dalam
Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang mengandung jawaban-jawaban sementara tentang masalah yang
diteliti dan yang harus diuji kebenaranya melalui observasi dan eksperimen. Hipotesis menunjukkan
adanya kemungkinan-kemungkinan jawaban atau dugaan-dugaan sementara tentang masalah yang
diteliti. Penyusunan hipotesis harus dilandasi pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3)
Pengumpulan data
Yaitu mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah tersebut dan yang relevan dengan
hipotesis yang telah disusun. Pengumpulan data ini antara lain dapat dilakukan dengan mencari
informasi dari buku-buku sumber atau dari orang yang dianggap banyak mengetahui tentang masalah
tersebut (resouce persons).
Langkah selanjutnya dalah menyeleksi dan mengklasifikasikan data. Data yang telah
terkumpul diseleksi untuk dipilih data yang erat hubungannya dengan masalah dan yang dapat
30
dipergunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Mengklasifikasikan data berarti menggolongnggolongkan data sesuai dengan jenis dan kategorinya dalam memecahkan masalah. Bila perlu data
kuantitatif dapat disusun dalam bentuk tabel atau grafik.
4)
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan atau observasi dan dapat
dilakukan dengan melalui eksperimen. Pengujian hipotesis tidak berarti harus membenarkan hipotesis
karena suatu hipotesis dapat ditolak kebenarannya bila hasil-hasil eksperimen atau observasi tersebut
ternyata tidak mendukungnya.
Hasil-hasil eksperimen dan data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk
menentukan apakan hipotesis yang telah diajukan ditolak atau diterima kebenarannya.
5)
Pengambilan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil eksperimen yang telah dilakukan pada proses pengujian
hipotesis ditarik kesimpulan hipotesis mana yang ditolak dan hipotesis mana yang diterima.
Kesimpulan yang diambil merupakan pengetahuan yang telah di uji kebenarannya. Kesimpulan
tersebut
juga
merupakan
jawaban
terhadap
masalah
yang
diteliti
atau
dipecahkan,
yang
dikomunikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Kecuali itu dari suatu hasil penelitian, biasanya
timbul masalah-masalah baru yang perlu diteliti.
Apakah keseluruhan langkah-langkah metoda ilmiah tersebut perlu dilakukan secara berurutan ? Pada
umumnya, langkah-langkah tersebut perlu dilakukan secara teratur dan berurutan, karena langkah yang satu
merupakan landasan dari langkah berikutnya. Tetapi pada beberapa pustaka, langkah pengumpulan data
dilakukan lebih dahulu sebelum penyusunan hipotesis. Ini membawa konsekwensi, terkumpulnya data yang
akhirnya kurang relevan dengan hipotesis yang akan disusun.
31
Keterbatasan lain dari metoda ilmiah IPA ialah bahwa IPA dengan metoda ilmiahnya tidak dapat
menjangkau sistem nilai yang berkaitan dengan nilai-nilai keindahan atau estetika serta nilai-nilai yang
menyangkut kebaikan dan keburukan.
Dengan metoda ilmiah ini, para ilmuwan tidak mau dan tidak mampu menguji kebenaran-kebenaran
yang diturunkan berdasarkan wahyu Ilahi. Kebenaran wahyu Ilahi adalah kebenaran yang bersifat mutlak dan
diyakini sepenuhnya akan kebenarannya oleh pemeluknya serta abadi sepanjang masa.
SIKAP ILMIAH
Pada waktu memecahkan masalah dengan menggunakan masalah dengan menggunakan metoda
ilmiah seorang ilmuwan atau pengguna metoda ilmiah tersebut, dituntut memiliki sikap-sikap tertentu, agar
kesimpulan yang diperolehnya bersifat objektif. Sikap tersebut disebut sikap ilmiah yang antara lain sebagia
berikut :
1.
2.
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau keputusan, bila belum cukup fakta yang dikumpulkan
yang dapat menunjang kesimpulan atau keputusan itu. Dengan demikian tidak akan mengambil
kesimpulan yang didasarkan atas prasangka.
Contoh :
Seorang ilmuwan yang secara kebetulan menemukan suatu jenis hewan dalam air dia tidak
akan menyimpulkan bahwa hewan tersebut hidup dalam air sebelum mengumpulkan data tentang
hewan tersebut ada berbagai tempat baik darat, air tawar, maupun air laut.
3.
Berhati terbuka
Artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain, sekalipun pendapat atau
penemuan orang lain itu bertentangan atau tidak sesuai denagn pendapatnya sendiri.
Contoh :
Ilmuwan tersebut (contoh 2) telah menyimpulkan bahwa hewan tadi hidup dalam air. Tetapi
ternyata ada ilmuwan lain menemukan hewan serupa hidup di atas pohon-pohon. Ilmuwan yang
pertama bersedia mengubah kesimpulannya asal dia diberi cukup bukti dan fakta.
32
4.
Bersikap tidak memihak terhadap sesuatu pendapat tertentu tanpa alasan-alasan yang berdasarkan
fakta.
Contoh :
Ingat percobaan Galileo dari menara Pisa. Galileo tidak memihak begitu saja faham
Aristoteles bahwa benda berat akan jatuh lebih dahulu daripada benda ringan.
5.
Metoda ilmiah melatih kita untuk tidak percaya kepada takhayul atau sifat untung-untungan, karena
percaya bahwa di alam ini sesuatu terjadi melalui proses tertentu.
6.
Dapat bekerja sama dengan orang-orang lain dan bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan
hasil penelitiannya. Ini berarti bahwa penemuan atau pendapat kita rela untuk diteliti kembali
ataupun di kritik dengan alasan-alasan rasional.
7.
Selalu memiliki rasa ingin tahu tentang apa, mengapa dan bagaimana sesuatu gejala yang
dijumpainya. Rasa ingin tahu ini akan melatih kepekaan mengenal masalah dan menggugah
keringinannya untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian akan mendorong kita untuk
mencari kebenaran dan penemuan-penemuan baru.
8.
Memiliki ketekunan dan kesabaran serta ketelitian dalam melakukan eksperimen, observasi dan
dalam mengumpulkan data serta memecahkan masalah.
NILAI-NILAI IPA
Sekalipun IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika dan juga tidak membahas nilai-nilai
keindahan atau estetika, tetapi IPA mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang
dimaksud dengan nilai disini ialah sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan
yang akan dicapai. Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan nilai dalam pembahasan ini bukanlah nilai-nilai yang
bersifat kebendaan atau bukan nilai-nilai yang dapat dikaitkan dengan harga dan bentuk uang. Adapun nilai-nilai
IPA tersebut adalah :
1)
Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan penemuanpenemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, IPA
telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan yang secara langsung dan tidak langsung dapat
bermanfaat. Dengan demikian IPA mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang bermanfaat dan
berharga dalam kehidupan sehari-hari.
33
Contoh :
Penemuan listrik oleh Faraday telah diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan berbagai
alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tentang hubungan antara IPA dan teknologi ini Paul B.Weiz mengungkapkan bahwa IPA merupakan
tanah tempat teknologi tumbuh dan berkembang. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa antara IPA
dan teknologi terdapat hubungan saling mermbutuhkan, saling isi mengisi agar dapat terus tumbuh
dan berkembang.
2)
Nilai intelektual
Metoda ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia untuk memecahkan masalah.
Tidak saja masalah-masalah alamiah tetapi juga masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Metoda ilmiah ini telah melatih ketrampilan dan ketekunan, serta melatih pengambilan
keputusan-keputusan dengan pertimbangan yang rasional bagi penggunaannya. Kecuali itu agar
pemecahan masalah berhasil dengan baik, maka metoda ilmiah menuntut sifat ilmiah bagi
penggunaannya. Keberhasilan memecahkan masalah ini akan memberikan kepuasan intelektual.
Dengan demikian yang dimaksud dengan nilai intelektual adalah sesuatu yang memberikan kepuasan
kepada seseorang karena dia telah mampu menyelesaikan atau memecahkan masalah. Bedakanlah
kepuasan intelektual ini dengan kepuasan seseorang pedagang yang memperoleh untung besar atau
bandingkanlah dengan seorang politikus yang bangga karena mengalahkan lawan politiknya.
3)
Nilai-nilai sosial-ekonomi-politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial-ekonomi-politik berarti, kemajuan IPA dan teknologi suatu negara,
menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan sosial-ekonomipolitik internasional.
Prestasi-prestasi tinggi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam bidang IPA dan
teknologi memberikan rasa bangga akan bangsanya. Rasa bangga akan kemampuan atau potensi
nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah nilai-nilai sosial-politik suatu negara.
Contoh :
Negara-negara yang telah maju, misalnya Amerika, mereka sadar dan bangga terhadap
kemampuan atau potensi bangsanya dalam bidang sosial politik.
Produk IPA dan teknologi dapat membuka jalan ke arah industrialisasi dan mekanisasi
pertanian yang dapat meningkatkan ekonomi dan neraca perdagangan suatu negara. Sekalipun
34
memiliki kemampuan IPAdan eknologi tinggi, tidak dapat menggali sumber daya alamnya dengan
sebaik-baiknya. Kemungkinan bahkan akan menyerahkan pengusahaan sumber daya alam negaranya
kepada bangsa lain yang hanya memikirkan keuntungan sebanyak banyaknya, tanpa memperhatikan
alamnya. Dalam hal ini maka IPA dan teknologi memiliki nilai sosial-ekonomi.
Kemajuan IPA dan teknologi suatu negara dapat menempatkan negara itu dalam kedudukan
pilotik internasional yang menentukan.
Contoh :
a)
Ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia di bulan dengan apolo 11, martabat
Amerika dalam percaturan politik melonjak lebih tinggi.
b)
Juga ketika Rusia mampu meluncurkan satelit buatannya yang pertama, yaitu Sputnik I,
martabat Rusia dimata dunia meningkat.
c)
Jepang dan RRC karena kemampuan IPA dan teknologinya tinggi, hingga banyak hasil
indusrinya merebut pasar dunia, maka kedudukannya di dunia internasional makin kuat.
4)
Anda mengetahui, berapa banyak biaya dan tenaga ahli yang dikerahkan untuk persiapan
pendaratan dibulan. Manusia tidak akan mampu membuat atau menciptakan bulan. Oleh
karena itu, makin sadarlah akan kebesaran Maha Penciptanya.
b)
Dengan susah payah dan waktu yang lama manusia dapat mempelajari hukum gravitasi,
tetapi keterbatasan ilmunya, manusia tidak mampu meniadakan gravitasi itu sendiri.
Dengan penemuan-penemuannya manusia makin sadar akan kebesaran Tuhan.
35
c)
Dengan
mempergunakan
mikroskop,
manusia
mampu
mempelajari
kehidupan
pendidikan. Nilai-nilai IPA apakah yang dapat ditanamkan pada pelajaran IPA?
a)
Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metoda
ilmiah yang sering dipergunakannya.
b) Ketrampilan
dan
kecakapan
dalam
mengadakan
pengamatan,
mempergunakan
alat-alat
Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik kaitannya dengan
pelajaran IPA maupun dalam kehidupan.
Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan
IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu yaitu :
36
a)
Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat kita hidup dan
tentang bagaimana kita harus bersikap yang benar terhadap alam. Dengan
pengetahuannya, siswa diharapkan dapat memanfaakan dan mengelola sumber
daya alam secara tepat.
b)
c)
Memberikan
ketrampilan
untuk
melakukan
pengamatan,
pengukuran
dan
Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para
ilmuwan dan penemuan-penemuannya yang telah berguna bagi dunia. Yang perlu
kita didikkan kepada para siswa untuk menghargai para ilmuwan itu, adalah
mengetahui bagaimana penemuan-penemuan itu dilakukan, menghargai jasa
pengorbanannya. Dengan demikian siswa akan tergugah untuk melakukan
percobaan dan penemuan-penemuan baru yang berguna bagi manusia.
37
sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah
bertambah karena beranak.
Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap
permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah
jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh
karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi semata tak mungkin orang
mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi
saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani
dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika sebagai
berikut:
Pada tanggal 21 juni di Syene (Mesir) pada tengah hari matahari berada tepat di atas kepala. Saat
yang mana di kota Alexandria yang jauhnya 500 Mil tepat berada disebelah utara Syene matahari jatuh dnegan
membentuk 7,4o . Ini dapat diukur melalui bayang-bayang sebuah tongkat. Dengan asumsi bahwa bumi ini bulat
maka keliling bumi atau besarnya bumi dapat dihitung secara matematika. Erathotenes sampai pada kesimpulan
bahwa keliling bumi adalah 24.000 mil dan garis tengah bumi adalah 8.000 mil.
Hipparchus (150 SM) dapat menghitung jarak bumi ke bulan. perhitungannya diilhami oleh ajaran
Aristoteles yang menyatakan bahwa bulan terletak di anatar bumi dan matahari, juga diilhami oleh gerhana
bulan dimana bayang-bayang bumi pada bulan dipergunakan untuk memperkirakan besarnya bumi. Ia
berkesimpulan bahwa jarak bumi ke bulan adalah 24.000 mil.
Aristarchus juga secara matematika mencoba menghitung jarak bumi ke matahari. Namun karena
kesalahan instrumen ia berkesimpulan bahwa jarak bumi ke matahari itu adalah 20 kali jarak bumi ke bulan,
padahal jarak yang benar adalah 400 kali. Kesimpulan lain yang ia peroleh berdasarkan matematika adalah sinar
matahari itu tentunya lebih besar dari bumi. Ia perkirakan sedikitnya tujuh kali lebih besar. Ia berpendapat tidak
logis kalau matahari yang besar itu beredar mengelilingi bumi yang jauh lebih kecil. Mestinya sebaliknya bumilah
yang mengelilingi matahari. Namun pendapatnya tak mendapat tanggapan oleh masyarakat, sampai pada
zaman baru dimana Copernicus dnegan bantuan teleskopnya serta perhitungan matematik mengumumkan
prinsip heliosentrik.
Ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam IPA antara lain adalah :
Phthagoras mengadakan perhitungan terhadap benda-benda segi banyak. Apollonius mengadakan
perhitungan pada benda-benda yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa dalam perhitungan jarak beredar
38
yang berbentuk elips dari planet-planet. Galileo (1642) berjasa dalam menetapkan hukum lintasa peluru, gerak
dan percepatan. Huygens (1695) dapat memecahkan teka teki adanya cincin Saturnus, perhitungan tentang
bandulan dan ini terkenal dnegan perhitungan tentang kecepatan cahaya, yaitu 600.000 kali kecepatan suara
(pada masa itu orang beranggapan bahwa cahaya tak membutuhkan waktu untuk memancar). Ini semua adalah
sekedar gambaran yang menunjukkan bahwa perkembangan IPA selalu ditunjang atau secara mutlak
membutuhkan tunjangan matematika.
Bagaimana dalam masa sekarang? kiranya tak dapat diragukan lagi fungsi matematika itu dalam
zaman modern sekarang ini pembuatan mesin-mesin, pabrik-pabrik, bendungan-bendungan, jembatan, bahkan
perjalanan ke ruang angkasa tak akan berlangsung tanpa bantuan matematika.
IPA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pada uraian terdahulu telah diterangkan bahwa penemuan-penemuan yang didapat oleh Copernicus
sampai Galileo pada awal abad 17 merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah bahwa penemuanpenemuan itu berdasarkan empirik dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosopik
seperti zaman Yunani atau berdasar mitos seperti zaman Babylonia. Penemuan-penemuan itu misalnya saja
bahwa di bulan terdapat gunung-gunung, Jupiter mempunyai empat buah bulan, di matahari terdapat bercak
hitam yang dapat digunakan untuk mengukur percepatan rotasi matahari dan sebagainya.
Penemuan-penemuan seperti ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif.
Ipa yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau hubungan