Penatausahaan BMD PDF
Penatausahaan BMD PDF
Penatausahaan BMD
Penulis:
Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan
Widyaiswara Muda
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
Penilai:
Arvan Carlo Djohansjah
Widyaiswara Muda
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
atas berkat rakhmat-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu
pula dengan modul diklat ini yang tanpa restu-Nya tidak akan terselesaikan
dengan baik.
Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini disusun oleh Saudara
Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan dengan penilai Saudara Arvan Carlo
Djohansjah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara
dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP.01/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010
tentang
Pembentukan
Tim
Penyusunan
Modul
Pelatihan
Percepatan
Jakarta,
November 2010
Syamsu Syakbani
NIP 195902241980031001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
ii
iii
DAFTAR TABEL
..
iv
vi
vii
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2. KEGIATAN
BELAJAR
..
1
Dasar
Hukum,
Pengertian,
dan
10
12
12
13
14
14
..............................................................
17
19
19
23
iii
3.4. Latihan .
35
3.5. Rangkuman .
35
38
41
42
4.2. Latihan ..
54
4.3. Rangkuman
54
55
58
60
80
83
5.4. Latihan .
83
5.5. Rangkuman .
83
84
87
88
90
6.3. Latihan .
97
6.4. Rangkuman .
97
97
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
36
Tabel 2.2
37
Tabel 4.1
45
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1
44
Bagan 4.2
Kode Barang....................................................................................
51
Bagan 6.1
88
Bagan 6.1
89
vi
PETA KONSEP
MODUL PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH
Peserta mampu memahami dan dapat melaksanakan penatausahaan Barang
Milik Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dasar hukum penatausahaan BMD
Pengertian penatausahaan BMD
Tujuan penatausahaan BMD
Pengertian
pembukuan
Pengertian
inventarisasi dan
sensus
Pengertian
pelaporan
penghapusan
Penggolongan dan
Kodefikasi
Pelaksanaan
inventarisasi
Daftar rekapitulasi
Inventaris dan Daftar
Mutasi Barang
Kegiatan
Pendataan
Kegiatan
Pencatatan
Daftar Barang
Pengguna/Kuasa
Pengguna
Buku
Inventaris
Kegiatan
Pelaporan
Laporan semesteran,
tahunan dan 5
tahunan
Laporan Barang
Milik Daerah
Pelaksanaan Sensus
Tahap
persiapan
Buku Induk
Inventaris
Tahap
Pelaksanaan
vi
Neraca Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem Manajemen Aset Pemerintah Daerah sejak diberlakukannya
pengadaan
dan
pengelolaan,
efisien
dalam
pemanfaatan
dan
secara
utuh,
Pertanggungjawaban
menjadi
Kepala
lampiran
Daerah
dan
yang
akurat
sebagai
dalam
dasar
Laporan
pengelolaan
barang
milik
negara/daerah
meliputi
pembukuan,
pencatatan,
dan
pelaporan
hasil
pendataan
barang
milik
setiap
tahun;
perencanaan
kebutuhan
pengadaan
dan
Deskripsi Singkat
Modul ini berjudul Penatausahaan Barang Milik Daerah, merupakan
bagian dari materi yang akan disampaikan pada Diklat Teknis Subtantif
Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah. DTSS Pengelolaan
Barang Milik Daerah merupakan diklat yang ditujukan untuk pengelola barang
milik daerah (pejabat dan/atau pelaksana) agar pengelolaan barang milik daerah
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini akan membahas
konsep dan tata cara penatausahaan terhadap barang milik daerah yang akan
dituangkan dalam pokok bahasan dan selanjutnya dijabarkan dalam subpokok
bahasan disertai dengan latihan dan tes formatif.
1.3.
Prasyarat Kompetensi
Modul ini ditujukan untuk Anda yang ingin memiliki kompetensi di bidang
mengenai
tatacara
penatausahaan
Barang
Milik
Daerah
yang
memahami secara baik isi dari modul ini, ada beberapa prasyarat kompetensi
yang sudah Anda miliki, yaitu bahwa Anda telah:
1. mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan/pokok-pokok pengelolaan
Barang Milik Daerah;
2. mengetahui dan memahami perencanaan kebutuhan dan penganggaran
Barang Milik Daerah;
3. mengetahui dan memahami pengadaan barang milik daerah;
4. mengetahui dan memahami penerimaan, penyaluran dan pendistribusian
Barang Milik Daerah;
5. mengetahui dan memahami penggunaan Barang Milik Daerah;
6. dapat menguraikan penggolongan Barang Milik Daerah.
7. dapat menentukan kodefikasi Barang Milik Daerah
8. dapat memahami pencatatan barang milik daerah
9. dapat menghasilkan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan cara pengisian KIB.
10. dapat menjelaskan Daftar Barang Milik Daerah
11. dapat menerangkan mekanisme pelaporan Barang Milik Daerah.
12. dapat menjelaskan laporan Barang Milik Daerah
1.4.
kepada peserta diklat dengan tujuan agar para peserta dapat memiliki
kompetensi di bidang penatausahaan Barang Milik Daerah sehingga dapat
mengampu tugas penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah secara
umum dan mampu melaksanakan penatausahaan Barang Milik Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kompetensi yang ingin dicapai dari
modul ini adalah bahwa setelah mempelajari modul ini, peserta:
1. dapat memahami ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
hukum penatausahaan Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami pengertian dan ruang lingkup penatausahaan Barang Milik
Daerah.
3. dapat memahami pengertian dan tujuan sensus Barang Milik Daerah.
4. dapat memahami tujuan dari penatausahaan Barang Milik Daerah
5. dapat memahami peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah.
6. dapat memahami dokumen inventarisasi dan pelaporan Barang Milik Daerah.
Relevansi Modul
Maksud dari modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini adalah untuk
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
Pasal 25
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran dan pencatatan barang
milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa
Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
(2) Pencatatan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimuat dalam Kartu Inventaris Barang A, B, C, D, Edan F.
(3) Pembantu
Pengelola
melakukan
rekapitulasi
atas
pencatatan
dan
pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).
Pasal 26
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan Barang Milik
Daerah selain tanah dan bangunan.
(2) Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah dan/atau
bangunan milik pemerintah daerah.
Pasal 27
(1) Pengelola dan Pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5
(lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk
Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah daerah.
(2) Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah.
(3) Pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
(4) Sensus Barang Milik Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan serentak
seluruh Indonesia.
(5) Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada Pengelola paling lambat 3
(tiga) bulan setelah selesainya sensus.
(6) Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi Barang Milik Daerah.
(7) Barang Milik Daerah yang berupa Persediaan dan Konstruksi Dalam
Pengerjaan dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Pasal 28
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyusun laporan barang semesteran dan
tahunan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala
Daerah melalui pengelola.
(3) Pembantu Pengelola menghimpun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD).
Pasal 29
(1) Laporan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(3), digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca Pemerintah Daerah.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara
berjenjang.
Pasal 30
Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik
daerah secara akurat dan cepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal
27 dan Pasal 28, mempergunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang
Daerah (SIMBADA).
Kemudian disebutkan pula di beberapa pasal yang lain sebagai berikut:
1) Pasal 15 :
a) Ayat (1) Pengguna membuat laporan hasil pengadaan barang/jasa
pemerintah daerah kepada Kepala Daerah melalui Pengelola.
b) Ayat (2) Laporan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilengkapi dokumen pengadaan barang/jasa.
2) Pasal 49 :
a) Ayat (1) Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna wajib membuat Daftar
Hasil Pemeliharaan Barang dan melaporkan kepada Pengelola secara
berkala.
b) Ayat (2) Pembantu Pengelola meneliti laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan menyusun Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang
dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
pemerintah
daerah
Anda.
Peraturan
tersebut
menjadi
dasar
bahan
penyusunan
neraca
pemerintah
daerah.
Sedangkan
yang
dimaksudkan
untuk
mendukung
kegiatan
operasional
10
hak
cipta
(copyright),
paten,
dan
hak
lainnya,
dan
hasil
11
berwenang
dan
bertanggungjawab
melakukan
pencatatan
dan
12
tidak hanya terdiri dari pembukuan, inventarisasi dan pelaporan saja tetapi
termasuk kegiatan sensus barang milik milik daerah yang merupakan kegiatan
inventarisasi yang dilaksanakan tiap 5 (lima) tahun sekali.
Tujuan sensus barang setiap 5 (lima) tahun sekali tidak disebutkan dengan
tegas pada PP 6/2006 dan batang tubuh Permendagri 17/2007, justru disebutkan
pada lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007, yaitu : untuk mendapatkan data
barang
dan
pembuatan
Buku
Inventaris
yang
benar,
dapat
lampiran
Permendagri
No.
17
Tahun
2007
banyak
13
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (a) pembukuan, (b) inventarisasi, (c)
pelaporan dan (d) apa kaitan antara (a), (b) dan (c).
2. Sebutkan sasaran dan tujuan dari kegiatan penatausahaan BMD!
3. Apa akibatnya apabila Barang Milik Daerah tidak ditatausahakan secara
tertib?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sensus barang milik daerah dan apa
kaitannya dengan penatausahaan BMD?
5. Apa perbedaan inventarisasi dengan sensus barang milik daerah?
2.8. Rangkuman
Pengguna/kuasa pengguna menyusun laporan barang semesteran dan
tahunan. Laporan barang semesteran dan tahunan tersebut disampaikan kepada
kepala daerah melalui pengelola. Laporan tersebut oleh pembantu pengelola
dihimpun menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD). Laporan Barang Milik
Daerah ini digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah
daerah.
14
15
c. Pelaporan
d. Sensus
8. Sensus Barang Milik Daerah sama pengertiannya dengan:
a. Pembukuan
b. Inventarisasi
c. Pelaporan
d. Semua jawaban salah
9. Sensus dilaksanakan tiap:
a. semester
b. tahun
c. 5 tahun
d. kapan pun sesuai kebutuhan
10. Sesuai dengan soal nomor 9, sensus tersebut dilaksanakan terhadap seluruh
BMD kecuali:
a. Persediaan
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan
c. Peralatan dan Mesin
d. Jawaban a dan b
11. Pernyataan berikut ini yang benar adalah:
a. Data akuntansi BMD merupakan data yang digunakan untuk kegiatan
penatausahaan BMD.
b. Penatausahaan
menghasilkan
dokumen
yang
digunakan
untuk
pencatatan akuntansi.
c. Dalam penatausahaan BMD tidak termasuk tugas dan fungsi akuntansi.
d. Tidak ada jawaban
12. Hasil penatausahaan dapat digunakan untuk:
a. Menyusun neraca daerah
b. Menyusun Daftar Kebutuhan BMD
c. Menyusun Daftar Kebutuhan Pemeliharaan BMD
16
X 100%
17
18
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
merupakan
kegiatan
atau
tindakan
untuk
melakukan
dikoordinasikan
oleh
Sekretariat
Daerah
c.q.
Kepala
Bagian
Perlengkapan dimulai dari wilayah terkecil yaitu kelurahan, kecamatan dan dari
Satuan
Kerja/Unit
Kerja
terkecil
yaitu
Sekolah
Negeri,
Cabang
19
1. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen invetaris dan
ketepatan jumlahnya.
2. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat)
3. Melaksanakan tertib administrasi yaitu :
a. membuat usulan penghapusan barang yang sudah rusak berat.
b. mempertanggungjawabkan barang-barang yang tidak diketemukan/
hilang.
c. mencatat/membukukan
barang-barang
yang
belum
dicatat
dalam
dokumen inventaris.
4. mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa tanah,
kepemilikan yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak ketiga
5. menyediakan informasi nilai Aset Daerah sebagai dasar penyusunan neraca
awal Daerah
Adapun sasaran invetarisasi atas Barang-barang Milik/ Kekayaan Daerah
meliputi :
1. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan seluruhnya dari dana APBD
2. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan sebagian dari dana APBD
3. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dari dana di luar APBD, misalnya
barang hibah, hasil sitaan, dll.
4. Barang inventaris yang belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai dan dikelola
oleh instansi yang bersangkutan
Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan
semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi,
jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan
barang dan sebagainya. Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan
berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:
1) pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;
2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara maksimal
sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing;dan
3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.
Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan di catat serta didaftar
dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai
20
21
seperti
penghapusan
barang,
perencanaan
pengadaan,
22
b. Daftar Mutasi Barang: memuat data barang yang berkurang dan atau
bertambah dalam suatau jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan
(LMBT) atau setahun (LT1).
Hasil inventarisasi berupa jenis dan nilai aset Daerah akan digunakan
sebagai data utama dalam penyusunan neraca awal Daerah. Pos yang akan
menyajikan jenis dan nilai aset Daerah adalah :
1. Aset Tetap, yang terdiri dari rekening :
a. Tanah
b. Gedung dan Bangunan
c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
d. Peralatan dan Mesin
e. Kendaraan
f. Inventaris Kantor
g. Aset Tetap Lainnya
h. Konstruksi dalam Pengerjaan
2. Aset Lainnya, yaitu pada rekening :
a. Built Operating Transfer (BOT), jika Pemda memiliki suatu bangunan
yang
perjanjian.
b. Lain-Lain Aset, yaitu aset yang tidak dapat digolongkan dala jenis aset
lancar, investasi permanen, dan aset tetap di atas. Untuk tumbuhan dan
hewan ternak, pencatatannya dalam pos di neraca melihat konteks
keberadaannya. Tumbuhan dan hewan ternak dapat dicatat dalam pos
Persediaan, Aset Lainnya atau dicatat terpisah dalam buku tersendiri
(ekstra comptabel).
3.3. Sensus Barang Milik Daerah
3.3.1. Tujuan Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah
Sensus barang dilakukan secara periodik untuk mendapatkan data barang
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta akurat. Barang yang akan
disensus adalah seluruh barang milik Pemerintah Daerah. Barang Milik Daerah
dikelompokkan menjadi :
a. Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang yang
23
Provinsi/Kabupaten/Kota
kepada
24
25
26
27
28
Inventaris
Unit
Setda),
sedangkan
lembar
ke
dan
3 rangkap
(kalau ada).
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau
ada di Kuasa Pengguna unit Setda Kabupaten /Kota tersebut, begitu juga
untuk KIB dan KIR.
7. Pelaksanaan di Tingkat Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota.
Setiap Sekretariat daerah mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap dua.
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada pada unit sekretariat dalam rangkap 3
dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dengan Buku Inventaris dari
29
diperoleh:
a. Buku Induk Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap,
dimana yang asli (rangkap ke-1) akan disimpan di Kabupaten/Kota,
sedangkan rangkap ke-2 akan dikirim /disampaikan ke Provinsi,
b. Buku Inventaris
30
tersebut.
Sedangkan
Buku
Inventaris
Barang-barang
Provinsi,
Barang
31
dari
Buku
Inventaris
SKPD.
Sedangkan
rangkap
ke-1
(asli)
akan
32
33
ada satu jenis barang yang lebih dari 9999, maka dipergunakan huruf A untuk
jumlah 10000 jadi dituliskan A000. Bila lebih dari 10999 ditulis B000,
demikian seterusnya.
e. Kolom 4 : Nama/Jenis Barang. Diisi nama/jenis barang yang dimaksud.
f.
j.
Kolom 9: Tahun pembelian/perolehan. Diisi tahun saat barang itu dibeli atau
saat diperoleh.
Kolom 11: Satuan. Diisi satuan barang bersangkutan, misalnya sekian unit
dan sebagainya.
34
Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala
SKPD. Perlu diingat, dalam satu instansi pemerintah mungkin saja terdapat 3
komponen kepemilikan barang. Oleh karena itu, akan terdapat 3 buah Buku
Inventaris Barang, yaitu:
1. Buku Barang Milik Daerah Propinsi (No.Kode 11)
2. Buku Barang Milik Kabupaten/Kota (No.Kode 12)
3. Buku Barang Milik Pemerintah Pusat (No. Kode 00).
3.4. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 2,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.
1. Jelaskan peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah?
2. Jelaskan peranan dan fungsi sensus Barang Milik Daerah?
3. Jelaskan tahapan pelaksanaan inventarisasi Barang Milik Daerah!
4. Jelaskan tahapan pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah!
5. Apa yang dimaksud dengan Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris?
3.5. Rangkuman
Kuasa pengguna barang menyampaikan laporan pengguna barang
semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada pengguna. Selanjutnya
Pengguna menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5
(lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Pembantu pengelola
menghimpun seluruh laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5 (lima)
tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat
rekapitulasinya. Rekapitulasi tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan
neraca daerah. Hasil sensus barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa
pengguna, di rekap ke dalam buku inventaris dan disampaikan kepada pengelola,
selanjutnya pembantu pengelola merekap buku inventaris tersebut menjadi buku
induk inventaris. Buku Induk Inventaris merupakan saldo awal pada daftar mutasi
barang
tahun
berikutnya,
selanjutnya
untuk
tahun-tahun
berikutnya
35
Tabel 2.1.
BUKU INVENTARIS
SKPD
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI
NOMOR
No.
Kode
Urut Barang
Register
SPESIFIKASI BARANG
Nama/
Merk/
No. Sertifikat
Jenis
Type
No. Pabrik
Barang
No. Chasis
No. Mesin
4
5
6
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
(
NIP
Bahan
Asal/
Cara
Perolehan
Barang
Tahun
Perolehan
Ukuran
Barang/
Konstruksi
(P,S,D)
Satuan
Keadaan
Barang
(B/RR/RB)
JUMLAH
Barang Harga
Keterangan
10
11
12
13
15
14
.....................................
PENGURUS BARANG
(
NIP
Tabel 2.2.
SKPD
KAB/KOTA
PROVINSI
NO.
URUT
1
GOL
:
:
:
KODE
BIDANG
BARANG
01
02
03
04
05
JUMLAH
BARANG
3
01
TANAH
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
KODE L
06
JUMLAH
HARGA
(DLM
RIBUAN)
6
KET
MENGETAHUI
......................................
KEPALA SKPD
PENGURUS BARANG
(
NIP
)
NIP
37
38
39
air
baru
diletakkan di
halaman/taman
menggantikan mesin pompa air lama yang kondisinya rusak ringan yang
dipindahkan ke gudang. Untuk mesin pompa air baru tersebut, selain
mencatatnya dalam Buku Inventaris, SKPD juga mengisi:
a. KIB Peralatan dan Mesin
b. Kartu Inventaris Ruangan
c. Daftar Barang Bergerak
d. Daftar Barang Lainnya
15. Sedangkan untuk mesin pompa air lama yang disimpan di gudang akan
dicatat dalam:
a. KIB Peralatan dan Mesin
b. Kartu Inventaris Ruangan
40
X 100%
41
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
nantinya akan memiliki 2 kode yang masing-masing terdiri dari 14 digit. Untuk
tertib administrasi, setiap barang akan diberikan kode yang terdiri dari kedua
macam kode tersebut.
Logo
42
Jadi setiap barang yang dimiliki pemerintah daerah, akan diberikan kode
yang terkait dengan kode lokasi dan kode barang. Kode lokasi terkait dengan
kepemilikan dari barang tersebut, sedangkan kode barang terkait dengan
klasifikasi/penggolongan barang.
Tangerang Selatan yang diperoleh tahun 2005, harus diberikan kode yang terkait
dengan kepemilikan (Pemkot Tangerang), dan kode barang berdasarkan
penggolongan barang.
Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada
setiap barang Inventaris. Kode barang dan kode kepemilikan ini bisa ditulis pada
stiker dan ditempelkan pada barang, atau dicantumkan pada papan. Apabila
ruang/tempat yang tersedia tidak dapat memuat kode tanda kepemilikan,
sehingga tidak dapat ditempelkan pada barang, kode barang tersebut cukup
dicatat dalam Buku Inventaris (BI), Kartu lnventaris Barang (KIB) dan Kartu
Inventaris Ruangan (KIR).
Barang milik daerah yang dipisahkan (Pemerintah Daerah) tetap menjadi
milik pemerintah daerah.
Dalam
43
menerangkan
mengenai
kepemilikan
barang
beserta
tahun
Kode
Lokasi
(14 digit)
Kode Provinsi
Kode Kabupaten/kota
Kode bidang
10
Kode SKPD
11
12
Kode
tahun
pembelian
pengadaan
pembangunan
13
14
kode :
a. 12 untuk barang milik pemerintah kabupaten/Kota
b. 11 untuk barang milik pemerintah provinsi
44
Setiap provinsi
memiliki kode sendiri yang diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 dalam
lampiran 39.
Sedangkan
lampiran 40 Permendagri 17 tahun 2007. Untuk kode satker diatur sendiri dalam
peraturan daerah.
Tabel 4.1
Kode Provinsi
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Nama Provinsi
NANGROE ACEH DARUSALAM
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
BENGKULU
SUMATERA SELATAN
LAMPUNG
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU
PAPUA
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN BARAT
MALUKU UTARA
BANTEN
BANGKA BELITUNG
GORONTALO
IRIAN JAYA BARAT
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI BARAT
Nomor Kode
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
45
Setelah kode provinsi, digit berikutnya, yaitu digit ke-5 dan ke-6
menerangkan Kode Kabupaten/kota yang terdapat dalam wilayah suatu provinsi.
Kalau kode provinsi diatur dalam Permendagri no 17 tahun 2007, kode kode
kabupaten/kota yang baru dibentuk dibakukan oleh gubernur dengan mengikuti
urutan sesuai lahirnya Undang-undang Pembentukan Daerah Otonom baru
dengan memperhatikan/mengikuti Nomor urut kabupaten/kota yang ditetapkan
Menteri Dalam Negeri.
Setelah itu, digit berikutnya (digit ke-7 dan ke-8) terkait dengan kode
bidang, yaitu pengelompokan bidang tugas yang terdapat dalam suatu
pemerintah daerah. Kode bidang ini mencakup 22 bidang, yaitu :
a. Sekwan/DPRD;
b. Gubernur/Bupati/Walikota;
c. Wakil GUbernur/Bupati/Walikota;
d. Sekretariat Daerah;
e. Bidang Kimpraswil/PU;
f. Bidang Perhubungan;
g. Bidang Kesehatan;
h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;
i. Bidang Sosial;
j. Bidang Kependudukan;
k. Bidang Pertanian;
l. Bidang Perindustrian;
m. Bidang Pendapatan;
n. Bidang Pengawasan;
o. Bidang Perencanaan;
p. Bidang Lingkungan Hidup;
q. Bidang Pariwisata;
r. Bidang Kesatuan Bangsa;
s. Bidang Kepegawaian;
t. Bidang Penghubung;
u. Bidang Komunikasi, informasi dan dokumentasi;
v. Bidang BUMD.
46
Akan tetapi kode ini masih bisa ditambahkan kalau memang pemerintah
daerah memiliki lebih dari 22 bidang. Misalnya saja yang tedapat pada Kota
Surabaya. Dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kodefikasi Lokasi dan Barang Milik Daerah Walikota Surabaya, terdapat 26 kode
bidang, yaitu :
a. Walikota adalah nomor 01;
b. Wakil Walikota adalah nomor 02;
c. Sekretariat Daerah adalah nomor 03;
d. Sekretariat DPRD / DPRD adalah nomor 04;
e. Bidang Pekerjaan Umum adalah nomor 05;
f. Bidang Perhubungan adalah nomor 06;
g. Bidang Kesehatan adalah nomor 07;
h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan adalah nomor 08;
i. Bidang Sosial adalah nomor 09;
j. Bidang Kependudukan adalah nomor 10;
k. Bidang Pertanian adalah nomor 11;
l. Bidang Perindustrian adalah nomor 12;
m. Bidang Pendapatan adalah nomor 13;
n. Bidang Pengawasan adalah nomor 14;
o. Bidang Perencanaan adalah nomor 15;
p. Bidang Lingkungan Hidup adalah nomor 16;
q. Bidang Pariwisata adalah nomor 17;
r. Bidang Kesatuan Bangsa adalah nomor 18;
s. Bidang Kepegawaian adalah nomor 19;
t. Bidang Penghubung adalah nomor 20;
u. Bidang Komunikasi, Informasi dan dokumentasi adalah nomor 21;
v. Bidang BUMD adalah nomor 22.
w.Bidang Pertanahan adalah nomor 23;
x. Bidang Ketentraman dan Ketertiban adalah nomor 24;
y. Bidang Pemberdayaan Masyarakat adalah nomor 25;
z. Kecamatan adalah nomor 50.
47
Digit ke-9 dan ke-10 adalah nomor kode Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Kode ini adalah penjabaran dari bidang tugas SKPD sesuai struktur
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah.
Digit ke-11 dan 12 merupakan kode tahun pembelian/pengadaan barang.
Diisi 2 angka terakhir pada tahun pembelian/perolehan barang.
Kalau suatu
. 1
. 3
. 5
. 1
. 9
. 0
48
Tanah
Penggunaan
Lain,
Tanah
Bangunan
dan
Tanah
g) alat-alat kedokteran
Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi,
Alat Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat
Kedokteran THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.
h) alat-alat laboratorium
49
alat-alat keamanan
Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan
lain-lain sejenisnya.
air
irigasi,
Bangunan
air
Pasang,
Bangunan
air
50
Bagan 4.2
Kode Barang
Kode
Barang
(14 digit)
Kode Bidang
10
11
12
13
14
Untuk digit ke 1 dan ke-2 kode barang adalah golongan barang. Nomor
kode golongan barang diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu:
a. Untuk tanah, kodenya adalah 01.
51
yang
sudah
dibahas
pada
sub
bab
. 0
sebelumnya
adalah
. 0
. 0
. 0
. 0
52
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 0
. 4
. 0
Destructive (06)
Kode Bidang. Stetoscope adalah alat laboratorium, kodenya 09
Kode Golongan. Untuk mesin dan peralatan kodenya 02
53
dilakukan kodefikasi, yang terdiri dari 2 kode, yang masing-masing terdiri dari 14
digit.
Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari kode lokasi dan kode barang.
Untuk kode barang, digunakan patokan yang ada pada lampiran Permendagri 17
tahun 2007.
tersebut.
Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada
setiap barang Inventaris. Kode barang dapat ditulis pada stiker yang ditempelkan
pada barang, atau dicantumkan pada papan. Kalau ruang/tempat yang tersedia
tidak mencukupi, kode barang cukup dicatat dalam buku inventaris, kartu
inventaris barang dan kartu inventaris ruangan.
54
55
56
d. Kode lokasi digit ke-3 dan 4 untuk pemerintah kota Bandung, akan sama
dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung
10. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Kode barang 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan
hutan
b. Kode lokasi 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan
hutan
c. Kode barang digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama
dengan hutan
d. Kode lokasi digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama
dengan hutan
11. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :
a. kode barang dan kode kepemilikan barang
b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang
c. kode barang dan kode lokasi
d. A, B dan C semuanya salah
12. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.
b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan
permendagri
c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
13. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda pada tahun anggaran yang sama
b. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda, dan tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang
sama.
c. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang diperoleh pemda
pada tahun anggaran yang sama
57
d. Nomor urut pendaftaran adalah nomor barang yang diperoleh pemda, dan
tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang sama.
14. Pernyataan yang tidak tepat terkait dengan pencantuman kode barang milik
daerah.
a. Untuk kendaraan bermotor roda 4 ditempatkan di bagian dalam
kendaraan, sehingga tidak mudah terhapus/hilang
b. Untuk kendaraan bermotor roda 2 ditempatkan di bagian badan yang
mudah dilihat
c. Untuk tanah kosong dicantumkan pada sebuah papan yang berukuran
sekurang-kurangnya 60 x 100 cm;
d. A, B dan C semuanya sudah tepat terkait dengan pencantuman kode
barang milik daerah.
15. Sebuah barang milik Pemprov Maluku (17), bidang perikanan (11), pada
Dinas Perikanan dan Kelautan (02), sub dinas Pengelolaan Budidaya Perikanan
(55) diperoleh tahun 2010, dengan nomor urut pendaftaran 0001. Kode lokasi
untuk barang tersebut adalah :
a. 11.17.00.11.02.10.0001
b. 11.17.00.11.02.10.55
c. 17.00.11.02.55.10.0001
d. 11.17.11.02.55.10.0001
4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus
X 100%
58
59
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
dengan
peralatan
tentu
saja
ada
kapasitas
terkait
dengan
60
1. tanah
2. mesin dan peralatan
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, irigasi dan jaringan
5. Asset tetap lainnya
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan.
Setiap barang, akan dicatat dalam Kartu Inventaris Barang. Barang dalam
golongan yang sama, akan dicatat dalam KIB yang sama. Misalnya saja, tanah
kolam ikan dan tanah tandus/rusak akan dibukukan dalam KIB yang sama.
Sebaliknya, tanah tandus/rusak tentunya tidak akan dicatat dalam KIB yang
sama dengan bangunan. Terdapat 6 macam KIB, yaitu :
1. KIB-A: Tanah,
2. KIB-B: Mesin dan Peralatan
3. KIB-C: Gedung dan Bangunan
4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya
6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan
Untuk setiap KIB, selalu terdapat kode lokasi.
digunakan pedoman kode lokasi yang sudah dibahas dalam KIB sebelumnya.
Selain itu, setiap KIB selalu mencantumkan 2 penandatangan, yaitu Pengurus
Barang, kepala SKPD. Setiap barang milik SKPD tentu harus diketahui oleh
kepala SKPD. Itu sebabnya pada sisi kiri bawah, terdapat tanda tangan kepala
SKPD. Selain itu, terdapat kolom keterangan yang memuat keterangan yang
dianggap perlu.
terdapat dalam KIB tersebut, yang dianggap perlu dicatat oleh SKPD.
5.2.1.1. KIB-A Tanah
KIB-A mencatat barang milik daerah yang termasuk dalam golongan tanah.
Misalnya saja tanah perkampungan, tanah pertanian, tanah perkebunan tanah
penggunaan lain, tanah bangunan dan tanah pertambangan, tanah badan jalan
dan lain-lain sejenisnya. KIB-A Tanah terdiri atas 14 kolom.
61
Jenis
Barang/
Nama
Barang
2
Nomor
Kode
Register
Barang
3
Luas
(m2)
Tahun
Pengadaan
Letak/
Alamat
Hak
Status Tanah
Sertifikat
Tanggal
Nomor
10
Penggunaan
Asal
Usul
Harga
(Ribuan
Rp)
Ket
11
12
13
14
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
b.
Kolom 3 : Nomor Kode Barang . Untuk kode barang digunakan kode barang
yang terdapat dalam lampiran Permendagri 17 tahun 2007.
d.
Kolom 4 : Nomor Register, yaitu nomor urut barang. Nomor urut barang
berbeda dengan nomor urut pencatatan. Nomor urut barang dikaitkan dengan
barang yang sejenis.
e.
f.
g.
h.
Kolom 8 diisi hak pakai atau hak pengelolaan tanah. Kalau tanah tersebut
dipergunakan
langsung
menyelenggarakan
tugas
pokok
dan
fungsi
j.
k.
l.
Kolom 12 diisi dengan asal usul perolehan dari barang tersebut. Misalnya
saja dibeli, hibah, transfer masuk dan lain sebagainya.
m.
pencatatan (Sensus Daerah) tidak terhambat, kolom atau lajur tersebut dapat
63
b.
ketentuan yang berlaku. Namun dalam rangka Sensus barang Daerah, apabila
tidak ada harga beli atau harga peroehan, maka untuk mendapatkan data/harga
yang wajar, dapat dengan harga pada saat dilaksanakan Sensus Barang Daerah,
seperti:
a. Untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah atau NJOP setempat.
b. Untuk bangunan berdasarkan Harga standar dari Dinas Pekerjaan Umum.
5.2.1.2. Kartu Inventaris Barang B - Mesin dan Peralatan
KIB B digunakan untuk mencatat mesin dan peralatan, seperti :
a. alat-alat besar
Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung. Alat-alat Bantu dan lain-lain
sejenisnya.
b. alat-alat angkutan
Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Darat Tak Bermotor, Alat
Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat Angkut
Bermotor Udara, dan lain-lainnya sejenisnya.
c. alat-alat bengkel dan alat ukur
Alat Bengkel Bermotor, Alat Bengkel Tak Bermotor, dan lain-lain sejenisnya.
d. alat-alat pertanian/peternakan
Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Alat Pemeliharaan Tanaman/Pasca
Penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.
e. alat-alat kantor dan rumah tangga
Alat Kantor, Alat Rumah Tangga, dan lain-lain sejenisnya.
f. alat studio dan alat komunikasi
Alat Studio, Alat Komunikasi dan lain-lain sejenisnya.
g. alat-alat kedokteran
64
Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi, Alat
Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat Kedokteran
THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.
h. alat-alat laboratorium
Unit Alat Laboratorium, Alat Peraga/Praktek Sekolah dan lain-lain sejenisnya.
i. alat-alat keamanan
Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan lainlain sejenisnya.
KIB-B terdiri atas 16 kolom. Format KIB-B dapat dilihat di halaman berikut.
65
Kode
Barang
2
Nama
Barang/
Jenis
Barang
Nomor
Register
Merk/
Type
Ukuran/
CC
Bahan
Tahun
Pembelian
8
Nomor
Pabrik
Rangka
Mesin
Polisi
BPKB
10
11
12
13
Asal
Usul
Cara
Perolehan
Harga
Ket
14
15
16
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
Cara pengisian:
1. Kolom 1: Nomor Urut, yaitu nomor urut setiap jenis barang.
2. Kolom 2: Nomor Kode Barang.
3. Kolom 3: Nama Barang/Jenis Barang.
Isi jenis barang atau nama secara jelas seperti kendaraan. Misalnya alat
besar, komputer PC dan sebagainya. Untuk barang-barang yang mempunyai
nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu persatu, sehingga hanya akan
ada satu barang saja di setiap baris. Akan tetapi, tidak semua barang milik
daerah memiliki nomor pabrik. Beberapa barang milik daerah seperti kursi
dan meja tidak memiliki nomor pabrik. Barang-barang yang tidak mempunyai
nomor pabrik dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat barang
tersebut mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun
pembelian dan sebagainya).
4. Kolom 4: Nomor Register. Kalau terdapat lebih dari satu barang yang sejenis,
maka diberikan nomor register yang dimulai dari 0001 sampai dengan nomor
terakhir dari barang dimaksud.
5. Kolom 5: Merk/Tipe
Pada kolom 5 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud. Apabila tidak
ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-). Contohnya :
a. mobil, merk Toyota Kijang Inova, Tipe EV.
b. Komputer, merk IBM dengan tipe Pentium 4.
6. Kolom 6: Ukuran/CC
Pada kolom 6 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan.
Apabila tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-). Contoh :
a. Mobil 2000 cc (untuk mobil Toyota Kijang contoh 6)
b. Komputer dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dan sebagainya.
7. Kolom 7: B a h a n.
Misalnya besi untuk filling cabinet, besi dan plastik untuk kursi.
Apabila
digunakan lebih dari 1 bahan, maka tuliskan bahan yang paling banyak
digunakan.
8. Kolom 8: Tahun Pembelian.
Pada kolom 8 tuliskan tahun pembelian dari barang yang bersangkutan.
Apabila
tidak
diketahui
tahun
pembeliannya
supaya
tuliskan
tahun
penerimaan/unit pemakaiannya.
67
Apabila
sumbangan/hadiah,
barang
supaya
yang
diperkirakan
bersangkutan
dengan
harga
berasal
yang
dari
wajar.
68
Jenis
Barang/
Nama
Barang
2
Nomor
Kode
Barang
3
Register
4
Kondisi
Bangunan
(B,KB,RB)
5
Konstruksi
Bangunan
Bertingkat
Tidak
6
Beton/
Tidak
7
Luas
Lantai
(M2)
8
Letak/
Dokumen
Lokasi
Gedung
Alamat
Tanggal
Nomor
10
11
Luas
(M2)
Status
Tanah
Nomor
Kode
Tanah
Asal
Usul
Harga
Ket
12
13
14
15
16
17
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
Cara pengisian :
1. Kolom 1: Diisi nomor urut
2. Kolom 2: Jenis Barang/nama Barang
Pengisian tentang Gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri
atau dapat pula merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat
dipisahkan. Misalnya, Gedung Kantor Gubernur, Kabupaten, Kecamatan,
Kelurahan, Gedung Sekolah, Puskesmas, Olah Raga, Monumen dan
sebagainya.
3. Kolom 3: Diisi Nomor Kode Barang
4. Kolom 4: Diisi Nomor Register
5. Kolom 5: Kondisi Bangunan, yaitu kondisi bangunan gedung/bangunan
monumen pada saat pelaksanaan Inventarisasi. Kondisi fisik bisa dalam
keadaan baik, rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.
6. Kolom 6: Konstruksi Bangunan. Pada kolom 6 tuliskan bertingkat apabila
bangunan tersebut bertingkat. Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan tidak.
7. Kolom 7. Pada Kolom 7 tuliskan: beton apabila bangunan tersebut
seluruhnya berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton
isikan tidak.
8. Kolom 8: Luas Lantai ( M ).
70
kolom
16 tuliskan
harga
yang
sebenarnya
untuk
bangunan
71
Jenis
Barang/
Nama
Barang
Nomor
Kode
Barang
3
Konstruksi
Register
4
Panjang
(km)
Lebar
(M)
Luas
(m2)
Letak/
Lokasi
Dokumen
Tanggal
Nomor
10
11
Status
Tanah
Nomor
Kode
Tanah
Asal
Usul
Harga
Kondisi
(B,KB,RB)
Ket
12
13
14
15
16
17
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
Cara pengisian :
1. Kolom 1 : Diisi nomor urut
2. Kolom 2 : Jenis Barang
Pada kolom 2 tuliskan jenis Jalan, Irigasi Dan Jaringan yang merupakan
Barang Inventaris. Misalnya Jalan, Jembatan, terowongan, Bangunan Air
Irigasi, Bangunan Air Pasang, Bangunan Air Pengembangan Rawa dan Polde,
Bangunan Air Pengaman Surya dan Penanggul, Bangunan Air Minum,
Bangunan Air Kotor, Instalasi Air Minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi
Pengolahan Sampah, Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi
Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu Listrik, Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik
dan lain-lain sejenisnya.
3. Kolom 3 diisi nomor kode barang.
4. Kolom 4 diisi nomor register (pencatatan).
5. Kolom 5 diisi dengan konstruksi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
Misalnya: aspal, beton, dan lain sebagainya.
6. Kolom 6 diisi dengan panjang dari jalan, irigasi dan jaringan.
7. Kolom 7 diisi dengan lebar dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.
8. Kolom 8 diisi dengan luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
9. Kolom 9 diisi letak/lokasi luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
10.Kolom 10 diisi Dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.
Yang dimaksud dengan dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan berupa
surat-surat pemilikan.
11.Kolom 12: Status tanah
Pada kolom 12 diisikan status atas tanah, jalan, irigasi dan jaringan berupa :
1) Tanah milik Pemerintah daerah
2) Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
3) Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
4) Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
12.Kolom 13 diisi dengan Nomor kode tanah
13.Kolom 14 diisi asal perolehan dari barang tersebut. Misalnya saja pembelian,
hibah dan lain-lain. Dalam hal jalan, irigasi dan jaringan yang dibiayai dari
beberapa sumber anggaran, dicatat sebagai milik komponen pemilikan pokok,
73
Misalnya jalan, irigasi dan jaringan Pemda dibantu dari anggaran Pusat maka
statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.
14.Kolom 15 diisi harga jalan, irigasi dan jaringan.
Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk jalan, irigasi dan
jaringan. Apabila nilai jalan, irigasi dan jaringan tersebut tidak dapat diketahui
berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakanlah nilai jalan, irigasi dan
jaringan berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada waktu
pencatatan.
15.Kolom 16 diisi dengan kondisi barang, yaitu baik, kurang baik dan rusak berat.
5.2.1.5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya adalah asset tetap yang bukan merupakan tanah, mesin
dan peralatan, bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. KIB-E ini digunakan untuk
mencatat:
a. buku dan perpustakaan
Buku seperti Buku Umum Filsafah, Agama, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa,
Matematika dan Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Praktis. Arsitektur,
Kesenian, Olahraga Geografi, Biografi, sejarah dan lain-lain sejenisnya.
b. barang bercorak kesenian/kebudayaan
Barang Bercorak Kesenian, Kebudayan seperti Pahatan, Lukisan Alat-alat
Kesenian, Alat Olahraga, Tanda Penghargaan, dan lain-lain sejenisnya.
c. hewan/ternak dan tumbuhan
Hewan seperti Binatang Ternak, Binatang Unggas, Binatang Melata, Binatang
Ikan, Hewan Kebun Binatang dan lain-lain sejenisnya. Tumbuhan-tumbuhan
seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari, Pohon Asem dan lain-lain
sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.
74
Nama
Barang/
Jenis
Barang
2
Nomor
Kode
Barang
3
Buku/Perpustakaan
Register
4
Judul/
Pencipta
5
Spesifikasi
6
Barang Bercorak
Kesenian/Kebudayaan
Asal
Daerah
7
Hewan/Ternak
Dan
Tumbuhan
Pencipta
Bahan
Jenis
Ukuran
10
11
Jumlah
Tahun
Cetak/
Pembelian
Asal
Usul
Cara
Perolehan
Harga
Ket
12
13
14
15
16
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
2)
3)
2)
76
11. Kolom 14: Asal-usul. Pada kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang
bersangkutan. Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
12. Kolom 15 : harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan
berdasarkan faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan
berasal dari pembelian. Apabila berasal dari sumbangan/hadiah , maka harus
diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
5.2.1.6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan
Suatu barang yang masih dalam pengerjaan merupakan Konstruksi Dalam
Pengerjaan.
masih dalam proses pengerjaan akan dibukukan dalam KDP, dan setelah barang
tersebut selesai dikerjakan dan diserahterimakan, baru diakui sebagai asset
definitif (bangunan, jalan dan sebagainya). KIB-F ini digunakan untuk mencatat
setiap barang yang masih dalam pengerjaan. KIB-F ini terdiri dari 15 kolom.
77
Jenis
Barang/
Nama
Barang
Bangunan
(P,SP,D)
Konstruksi
Bangunan
Bertingkat/ Beton/
Tidak
Tidak
4
Luas
(m2)
Letak/Lokasi
Alamat
Dokumen
Tanggal
Nomor
Tgl/
Bln/
Thn
Mulai
Status
Tanah
Nomor
Kode
Tanah
Asal
Usul
Pembiayaan
Nilai
Kontrak
(Rp)
Ket
10
11
12
13
14
15
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
79
80
14.Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal
pencatatan dan ditanda tangani oleh penanggung jawab ruangan dan
diketahui Kepala Unit/Satuan Kerja.
81
KAB
PROVINSI
UNIT
SATUAN KERJA
RUANGAN
No
Urut
Nama
Barang/
Jenis
barang
:
:
:
:
:
Merk/Model
No.
Seri
Pabrik
Ukuran
Bahan
Tahun
Pembuatan/
Pembelian
No.
Kode
Barang
Jumlah Barang/
Register
Harga
Beli/Perolehan
Keadaan Barang
Baik Kurang Rusak
Baik
Berat
Keterangan
10
11
14
12
13
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
............., .......................................
PENGURUS BARANG
(...................................)
NIP
(.........................................)
NIP
Untuk pelaporan
2.
SKPD yang sudah mencatat dalam KIB, apakah masih harus mencatat
barang tersebut dalam KIR ? Jelaskan.
3.
4.
5.
Mengapa kepala SKPD harus juga turut menandatangani KIB dan KIR ?
Jelaskan !
5.6. Rangkuman
Setiap barang milik daerah akan dicatat dalam suatu daftar yang disebut
Daftar Barang Pengguna (bagi pengguna barang) dan Daftar Barang Kuasa
Pengguna Barang (bagi kuasa pengguna barang). Apa yang terdapat dalam
83
daftar tersebut, merupakan hasil dari pencatatan yang dilakukan dalam Kartu
Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
Pencatatan dalam KIB dan KIR menggunakan penggolongan yang sudah
dibahas dalam KB 3, yaitu kode lokasi dan kode barang. Sesuai dengan jenis
penggolongan
barang
menjadi
6,
yaitu
tanah,
mesin
dan
peralatan,
84
85
dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F
10. AC yang berada dalam ruangan A akan dibukukan dalam :
a. KIR, KIB B
b. KIB B
c. KIR, KIB C
d. KIR, KIB D
11. Terdapat 2 buah komputer yang terdapat pada ruangan A dan ruangan B.
Manakah pernyataan yang tepat terkait dengan komputer tersebut.
a. kedua komputer akan dicatat dalam KIB yang sama, dan KIR yang
terpisah
b. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang terpisah
c. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang sama
d. kedua komputer tidak akan dicatat dalam KIB apabila telah dicatat dalam
KIR
12. Manakah pernyataan yang tepat
a. DBP dihasilkan sebelum membuat KIB
b. DBP dihasilkan setelah pencatatan dalam KIB
c. tidak ada hubungan antara DBP dan KIB
d. DBP dihasilkan dari KIB yang dibuat Kuasa Pengguna Barang
13. Pencatatan dalam KIB dan KIR
a. KIR tidak memerlukan penggolongan barang
b. keduanya tidak mencantumkan penggolongan barang
c. KIB mencantumkan kode lokasi, sedangkan KIR tidak
d. A, B dan C semuanya salah
86
X 100%
87
BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
KIB
A-F
Pengguna Barang
DBKP
KIR
KIB
A-F
KIR
DBP
Laporan
Pengguna
Barang
Laporan
Pengguna
Barang
88
SKPD,
baik
jumlah
mapun
nilainya,
dan
membuat
rekapitulasinya.
4. Hasil Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.
Bagan 6.2
Alur Pelaporan Barang Milik Daerah
Periode
semester,tahunan, 5 tahunan
Pengguna Barang
Laporan Pengguna Barang
semester, tahunan,
5 tahunan
Kepala Daerah
Pembantu Pengelola
Rekapitulasi
Neraca Daerah
Semester, tahunan
89
Bagaimana
dengan
hasil
sensus
barang
daerah
dari
setiap
hanya
membuat
Daftar
Mutasi
Barang
(pertambahan
dan
90
:
:
:
Reg
Merk/
Type
No.Sertifikat
No.Pabrik
No.Mesin/
Chasis
Bahan
Asal/
Cara
Peroleh
an
Barang
Tahun
Beli/
Peroleh
an
Ukuran
Barang/
Konruksi
(P,SP,D)
Harga
10
Satu
an
11
Kondisi
(B,RR,
RB)
12
Jumlah awal
Barang
Harga
13
14
Mutasi/Perubahan
Berkurang
Bertambah
Jumlah
Barang
Harga
Barang
Jumlah
Barang
Harga
Barang
15
16
17
18
Jumlah
bARN
AG
Harga
19
20
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
......................................
PENGURUS BARANG
(......................................)
NIP
(......................................)
NIP
Ket
21
Penggabungan Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2 akan digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang.
DAFTAR MUTASI BARANG
PROV/KAB/KOTA.........................
TAHUN ANGGARAN .......................
SKPD
KAB/KOTA
PROVINSI
Nomor
No.
Kode
Urut
Barang
:
:
:
Reg
Merk/
Type
No.Sertifikat
No.Pabrik
No.Mesin/
Chasis
Bahan
Asal/
Cara
Peroleh
an
Barang
Tahun
Beli/
Peroleh
an
Ukuran
Barang/
Konruksi
(P,SP,D)
Harga
10
Satu
an
11
Kondisi
(B,RR,
RB)
12
Jumlah awal
Barang
Harga
13
14
Mutasi/Perubahan
Berkurang
Bertambah
Jumlah
Barang
Harga
Barang
Jumlah
Barang
Harga
Barang
15
16
17
18
Jumlah
BARANG
Harga
19
20
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
......................................
PENGURUS BARANG
(......................................)
NIP
(......................................)
NIP
Ket
21
Kalau kita lihat, sebetulnya tidak ada perbedaan format Laporan Mutasi Barang dan Daftar
Mutasi Barang, karena sesungguhnya Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan Semester 2 akan
digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang. Daftar Mutasi Barang Laporan Mutasi Barang ini
terdiri dari 21 kolom.
Cara pengisian Laporan Mutasi Barang sebetulnya mirip dengan pengisian KIB.
Perbedaannya, dalam laporan ini tidak perlu ada pembedaan pelaporan untuk barang yang
berbeda golongan. Maksudnya, tanah dan bangunan akan dilaporkan pada laporan yang sama,
yaitu Laporan Mutasi Barang. Tidak ada Laporan Mutasi Barang untuk tanah yang dipisahkan
dengan Laporan Mutasi Barang untuk bangunan. Perbedaaan dengan KIB hanya terletak pada
adanya informasi saldo awal dan mutasi yang terjadi atas barang tersebut.
Cara pengisian Laporan Mutasi Barang dan Daftar Mutasi Barang adalah sebagai berikut:
a. Kolom 1
Diisi nomor urut dari setiap jenis barang, Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.
b. Kolom 2 : Kode Barang (lihat tabel Nomor Kode Barang).
c. Kolom 3 : Register diisi Nomor Register mulai 0001 dan seterusnya.
sejenis, memiliki nomor kode barang yang sama, maka nomor registernya berurutan.
d. Kolom 4 : Diisi nama/jenis barang tersebut.
e. Kolom 5 : Diisi merek/tipe barang (apabila buatan pabrik). Bila bukan buatan pabrik. Dapat
dikosongkan /di strip (-).
f. Kolom 6 : Diisi sesuai data barang tersebut, seperti sertifikat untuk tanah, Nomor
Pabrik/chasis/No. mesin untuk kendaraan atau buatan pabrik.
g. Kolom 7 : Diisi nama bahan misalnya: Kayu, Besi, Plastik dan lain-lain.
h. Kolom 8 : Asal/cara perolehan seperti: dibeli, dibuat sendiri, hibah bantuan atau sumbangan
dan lain-lain.
i. Kolom 9 : Diisi tahun perolehan/pembelian atau pembuatan apabila tidak diketahui dapat
diperkirakan (untuk melengkapi Nomor Kode Lokasi).
j. Kolom 10 : Diisi ukuran barang atau kontruksi, seperti Permanen, Semi Permanen atau Darurat
dan sebagainya.
k. Kolom 11 : Diisi satuan, seperti kg, buah, M2, bidang dan sebagainya.
l. Kolom 12 : Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.
m. Kolom 13,14 Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.
n. Kolom 15,16 : Selanjutnya dibuatkan dalam bentuk Laporan Mutasi Barang untuk dilaporkan
(cara manual).
93
o. Kolom 17,18 : Diisi mutasi/perubahan barang (berkurang atau bertambah) selama satu
semester (6 bulan) dan selama satu tahun.
p. Kolom 19,20 : Diisi jumlah akhir mengenai barang dan harganya yaitu data jumlah awal,
ditambah/dikurang selama satu semester atau selama satu tahun. Jumlah akhir inilah yang
menggambarkan besarnya barang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat yang ada
pada Unit/satuan Kerja yang bersangkutan.
q. Kolom 21 : Diisi keterangan yang dipandang perlu, untuk menjelaskan kolom yang kurang jelas.
Setelah diisi seluruhnya, disebelah kanan bawah diisi/dibubuhkan tanggal pencatatan, dan
ditanda-tangani oleh Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.
Selanjutnya, dari Daftar Mutasi Barang ini akan dibuatkan Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang
untuk 1 tahun. Dalam rekap ini, tidak perlu dirinci per nomor register barang. Rekap ini hanya
melaporkan
mutasi
barang
yang
terjadi
untuk
setiap
golongan
barang.
94
SKPD
KAB/KOTA
PROVINSI
NO.
URU
T
GO
L
2
01
1
2
02
03
04
05
:
:
:
KODE
BIDAN
G
BARAN
G
3
01
TANAH
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
06
JML
HARGA
MUTASI/PERUBAHAN SELAMA
1 JAN ............ S/D 31 DES ............
BERTAMBAH
BERTAMBAH
JML
JML
JML
JML
BARANG
HARGA
BARANG
HARGA
7
8
9
10
KEADAAN PER
31 DES
JML
JML
BARANG
HARGA
11
12
MENGETAHUI
KEPALA SKPD
(
NIP
......................................
)
PENGURUS BARANG
(
NIP
KET
13
Hasil dari Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang ini merupakan bahan untuk
menyusun Neraca Daerah. Hasil rekapitulasi ini akan terlihat dalam asset yang
berjudul asset tetap. Sedangkan untuk barang persediaan akan disajikan dalam
asset lancar.
96
6.4. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1, kerjakanlah
latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan peserta lain.
1.
Apa yang Saudara ketahui mengenai Daftar Barang Pengguna dan Daftar
Barang Kuasa Pengguna ? Jelaskan !
2.
3.
4.
5.
6.5. Rangkuman
Penatausahaan barang milik daerah diakhiri dengan pelaporan barang milik
daerah. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara berjenjang, mulai dari
Kuasa Pengguna Barang , yaitu kepala UPTD kepada Pengguna Barang (kepala
SKPD).
barang (Kepala Daerah). Selanjutnya akan disusun Daftar Barang Milik Daerah.
Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan
Laporan Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada
Pengguna Barang. Selanjutnya Kepala SKPD selaku Pengguna Barang
menyampaikan Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan
kepada Kepala Daerah melalui Pengelola Barang (yaitu Sekretaris Daerah).
Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan) menghimpun seluruh
Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan dari masingmasing SKPD, baik jumlah mapun nilainya, dan membuat rekapitulasinya. Hasil
Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.
97
98
99
a. asset lancar
b. asset tetap
c. investasi
d. A, B dan C semuanya salah
9. Manakah pernyataan yang tidak tepat.
a. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen
aset lancar
b. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen
aset tetap
c. Persediaan adalah komponen asset lancar, sedangkan bangunan
merupakan komponen aset tetap di neraca.
d. A, B dan C semuanya tidak tepat.
10. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah memuat :
a. mutasi setiap barang secara rinci per nomor register
b. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan golongan
c. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan SKPD
d. A, B dan C semuanya benar.
11. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pengelola Barang.
b. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pembantu Pengelola Barang.
c. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pengguna Barang.
d. A, B dan C semuanya salah
12. Buku induk inventaris adalah :
a. A . rekapitulasi daftar Inventaris
b. B . rekapitulasi laporan Inventaris
c. C . rekapitulasi buku Inventaris
d. D . rekapitulasi mutasi Inventaris
100
X 100%
101
102
Tes Sumatif
A. PILIHAN GANDA
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Selain untuk mendapatkan data barang, kegiatan berikut juga bertujuan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna. Kegiatan tersebut adalah:
a. pembukuan
b. sensus barang
c. penilaian
d. pelaporan
2. Terakhir, sensus barang milik daerah dilaksanakan pada:
a. Tahun 1988
b. Tahun 1983
c. Tahun 2008
d. Tahun 2010
3. Yang bertanggung terhadap pelaksanaan sensus barang milik daerah
adalah:
a. Pengelola Barang
b. Pengguna Barang
c. Kepala Daerah
d. Kepala SKPD
4. Dalam kegiatan inventarisasi dilaporkan pula kondisi barang, di mana barang
dilaporkan dengan kondisi berikut ini, kecuali:
a. Baik
b. Rusak Tetap
c. Rusak Ringan
d. Rusak Berat
103
d. pengurus
6. Penggolongan dan kodefikasi terkait langsung kegiatan:
a. pembukuan
b. pengamanan
c. penilaian
d. penyimpanan
7. Peralatan dan Mesin dicatat di:
a. KIB A
b. KIB B
c. KIB C
d. Tahun penjualan
9. Barang milik daerah yang tercatat dalam Buku Inventaris terdiri dari barangbarang berikut ini, kecuali:
a. Barang yang dibeli dari APBD
b. Barang dari sumbangan pihak ketiga
c. Barang milik perusahaan daerah
104
d. Buku Inventaris
11. Daftar Mutasi Barang untuk 1(satu) tahun disimpan oleh:
a. pengelola
b. pembantu pengelola
c. pengguna
b.
c.
d.
105
106
d. KIB F
20. SKPD memiliki jembatan. Jembatan tersebut akan dicatat dalam :
a. KIB C
b. KIB D
c. KIB E
d. KIB F
21. Dinas Perikanan memiliki buku-buku perpustakaan.
dicatat dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F
22. Komputer yang berada dalam ruangan B akan dibukukan dalam :
a. KIR, KIB B
b. KIB B
c. KIR, KIB C
d. KIR, KIB D
23. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :
a. kode barang dan kode kepemilikan barang
b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang
c. kode barang dan kode lokasi
d. A, B dan C semuanya salah
24. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.
b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan
permendagri
c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
107
B. BENAR SALAH
Jawablah B bila pernyataan di bawah ini benar dan S jika pernyataan di bawah
ini salah.
1. B -
S Dari
kegiatan
inventarisasi
disusun
Buku Inventaris
yang
perencanaan
pengadaan
dan
perencanaan
pemeliharaan.
3. B -
4. B -
5. B -
6. B -
7. B -
8. B -
108
9. B -
10. B -
109
KUNCI JAWABAN
A. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 1
1. c
6. a
11. b
2. a
7. a
12. d
3. c
8. b
13. c
4. d
9. c
14. d
5. d
10. d
15. b
110
F. TES SUMATIF
I. Pilihan Ganda
1. b
2. c
3. a
4. b
5. d
6. a
7. b
8. d
9. d
10. b
11. b
12. c
13. a
14. b
15. d
16. b
17. c
18. b
19. b
20. b
21. c
22. c
23. c
24. c
25. b
111
DAFTAR PUSTAKA
Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 32 tahun 2005 tentang Perubahan
Kedua atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 April 2005
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 70 tahun 2005 tentang Perubahan
Ketiga atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 15 November 2005
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 tahun 2006 tentang Perubahan
Keempat atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 Maret 2006
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 79 tahun 2006 tentang Perubahan
Kelima atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 8 September 2006
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 85 tahun 2006 tentang Perubahan
Keenam atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 6 Oktober 2006
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 95 tahun 2007 tentang Perubahan
Ketujuh atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 23 Oktober 2007
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 61 tahun 2004 tentang Perubahan
atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 5 Agustus 2004
Permendagri Nomor 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasana
Kerja Pemerintahan Daerah
112
113