Anda di halaman 1dari 29

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
a. Pengertian P4K
P4K adalah salah satu kegiatan dalam pelayanan antenatal yang
dilakukan oleh bidan terkait dengan pelayanan kebidanan komunitas
(upaya meningkatakan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya)
tentang :
1) Semua kehamilan beresiko
2) Bahaya kehamilan dan persalinan
3) Mengajak

ibu

hamil,

suami

dan

keluarganya

melakuan

perencanaan
(Evaluasi Puskesmas, 2008)
b. Tujuan P4K menurut (Depkes, 2008)
Tujuan dari P4K adalah meningkatkan pelayanan ibu hamil agar
melahirkan dengan aman dan selamat, khususnya :
1) Pencegahan P4K dengan stiker seluruh desa di Indonesia.
2) Semua komponen bangsa berpartisipasi secara bersama-sama baik
pemerintah dan non pemerintah
3) Peningkatan kesadaran suami dan masyarakat dalam penyelamat
ibu hamil

10

4) Tenaga dan fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang


berkwalitas.
c. Manfaat P4K (Depkes, 2008)
1) Mempercepat berfungsinya desa siaga
2) Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar
3) Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan teramil
4) Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun
5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
6) Meningkatkan peserta KB pasca melahirkan
7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi
8) Menurunkan kejadian kesakitan dan kematian ibu.
d. Indikator pemantauan P4K
1) Presentase ibu hamil mendapat stiker
2) Presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal
sesuai standar
3) Presentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan
4) Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami
komplikasi tertangani
5) Presentase menggunakan KB pasca melahirkan.
(Depkes, 2008)

11

e. Perencanaan dalam P4K


1) Tempat persalinan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan jarak tempuh dari rumah. Jika kehamilan yang terjadi
bukan pertama kalinya hendaknya ibu hamil mengetahui riwayat
persalinan yang terdahulu, persalinannya termasuk cepat atau
lambat. Hal ini untuk menghindari terjadinya kelahiran yang tidak
diinginkan, misalnya bayi lahir di jalan. Jika kelahiran terjadi di
rumah bersalin, sebaiknya suami mengetahui tempat rujukannya
untuk mengatasi jika terjadi sesuatu pada proses persalinan
(Huliana, 2006)
2) Penolong persalinan
Prinsip dasar pelayanan kesehatan ibu adalah bahwa
setiap persalinan, baik yang terjadi dirumah ataupun dirumah sakit
harus mendapat pertolongan petugas yang terlatih ( bidan/dokter).
Jika terpaka harus mengganti bidan/dokter penolong persalinan,
usahakan hasil-hasil pemeriksaan selama kehamilan diperlihatkan
agar dapat dipelajari oleh penolong yang baru. Dengan demikian
penolong

persalinan

dapat

persalinannya (Royston, 2005)

menentukan

penatalaksanaan

12

3) Pendamping persalinan
Keberadaan pendamping akan membawa dampak yang
baik pada proses persalinan karena akan memberikan dukungan,
semangat dan rasa aman. Jika seorang wanita ingin didampingi
selama persalinan, mintalah kepada suami atau keluarga terdekat
(Huliana, 2006)
4) Transportasi
Jika didaerah tempat tinggal kendaraan umum masih
sedikit dan tidak mempunyai kendaraan pribadi, hendaknya
direncanakan ada pinjaman ambulance, sehingga jika terjadi
situasi keadaan yang darurat dapat segera dibawa ketempat
rujukan (Huliana, 2006)
5) Calon donor darah
Kelompok calon donor darah disiapkan darah disiapkan
dari keluarga terdekat ibu hamil yang mempunyai golongan darah
dan rhesus yang sama dengan ibu hamil sehingga dapat segera
dilakukan tranfusi darah jika bu hamil memerlukan.
6) Perencanaan keluarga berencana
Ketidakmampuan mengendalikan tingkat kesuburan akan
menentukan wanita menjadi kelompok resiko tinggi yang akan
mengalami kondisi kesehatan yang buruk atau bahkan kematian
akibat kehamilan. Program keluarga berencana kemungkinan

13

wanita untukmerencanakan kehamilan pada umur tertentu, jumlah


persalinan, jarak kehamilan sehingga dapat mengurangi tingginya
resiko bagi setiap wanita yang hamil dan melahirkan (Royston,
2005)
7) Biaya
Ibu hamil dan keluarga dianjurkan untuk menabung
sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama
kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus
ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak mencari asuhan atau
mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang
diperlukan untuk perawatan (Pusdiknas, 2003)
f. Fektor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program P4K
Bila dillihat secara mendasar pelaksanaan implementasi
P4K dipengaruhi dua faktor yaitu berasal dari ibu hamil itu sendiri
dan tenaga kesehatan :
1) Ibu hamil
a) Pengetahuan ibu hamil
Menurut

Kkamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(2003),

pengetahuan didefinisikan segala sesuatu yang diketahui


berkenaan dengan suatu hal.
Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil
dari

tahu,

dan

ini

terjadi

setelah

orang

melakukan

14

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang dicakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know) adalah mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang
spesifik

dari

seluruh

bahan

yang

dipelajari

atau

rangsangan yang telah diterima


2) Memahami

(comprehension)

merupakan

suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang


obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

15

5) Sintesis (Synthesis) adalah suatu kemampuan untuk


menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau obyek.
b) Sikap ibu hamil
Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap
stimulasi atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan, sedangkan sikap
terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang
terhadap

hal-hal

yang

berkaitan

dengan

pemeliharaan

kesehatan. (Notoatmojo, 2007).


Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah
laku. Sikap yang ada ada pada seseorang yang memberikan
gambaran corak tingkah laku seseorang. Berdasarkan pada
sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon
atau tindakan yang akan diambil tindakan oleh orang tersebut
terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapinya. Jadi
dalam kondisi wajar gambaran kemungkinan tindakan atau
tingkah laku yang diambil sebagai respon terhadap suatu
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat

16

diketahui dari sikapnya. Untuk mewujudkan sikap menjadi


suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan. (Hariyadi, 2003)
c) Kepercayaan ibu hamil
Menurut Notoatmojo (2007) kepercayaan sering
diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan merupakan
poin penting bagi seorang tenaga kesehatan. Pelayanan tenaga
kesehatan yang baik saat ini bias diukur melalui kepercayaan
yang diberikan oleh masyarakat. Beberapa fakta dilapangan
menunjukkan, masyarakat mulai kurang merasa dilayani oleh
pelayanan kesehatan. Rendahnya kepercayaan masyarakat ini,
biasanya terjadi berdasarkan pengalaman nyata mereka sendiri
akan pelayanan tenaga kesehatan yang pernah mereka terima.
d) Dukungan masyarakat
Peran

serta

masyarakat

dalam

meningkatkan

kesehatan sebenarnya merupakan kunci penyelesaian masalahmasalah

kesehatan.

diharapkan
kemasyarakat,

mampu
untuk

Bidan

sebagai

menjangkau
efektifitas

petugas
pelayanan

peningkatan

kesehatan
sampai
pelayanan

kesehatan, bidan bekerja sama dengan masyarakat untuk

17

berperan aktif dalam bidang kesehatan. Forum yang ada


dimasyarakat yang dipandang mampu berperan aktif dalam
bidang kesehatan antara lain dasolin, donor darah berjalan dan
ambulance desa. (Meilani, 2009).
e) Nilai-nilai atau norma yang berlaku
Nilai-nilai adalah prinsip-prinsip yang berlaku pada
suatu masyarakat tentang apa yang baik, apa yang benar dan
apa yang berharga yang harusnya dimiliki dan dicapai oleh
warga masyarakat. Sistem nilai mencakup konsep-konsep
abstrak tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk dan itulah sesungguhnya inti dari suatu kebudayaan.
(Badrujaman, 2008)
Nilai sebagai keyakinan yang pantas dan benar bagi
diri dan orang lain dalam lingkungan kebudayaan tertentu
diharapkan dijalankan bagi semua warganya termasuk generasi
selanjutnya. Pandangan tentang pengertian nilai menurut
Bambang Daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan
terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku
seseoarang. Ditunjukan dengan ibu hamil mematuhi kebijakan
yang ada.
7) Tenaga kesehatan
a) Sikap dan perilaku petugas kesehatan

18

Menurut Notoaatmodjo (2007) prerilaku adalah


semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
langsung ataupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sebelum
orang

berperilaku

baru,

didalam

diri

orang

tersebut

mengalami proses yang berurutan yaitu:


(1) Awarness (Kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui stimulasus (objek) terlebih dahulu.
(2) Interest, yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
(3) Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya
(4) Trial, orang yang mulai mencoba berperilaku baru sesuai
dengan, kesadaran dan sikap stimulasi
(5) Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap stimulasinya.
(6) Dukungan suami dan keluarga
Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia
kesehatan pada satu sisi adalah unsur penunjang utama
dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lainya, ternyata
kondisinya saat ini masih jauh dari kurang, baik pada
kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini perlu

19

perhatian

pemerintah

pemberdayaan

SDM

pada
kesehatan

peningkatan
secara

dan

profesional.

Utamanya dalam pembentukan sikap dan perilaku


profesional SDM kesehatanya melalui jalur pendidikan
formal maupun non formal. Masih lemahnya kemampuan
SDM kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan
kesehatan serta perilaku mereka dlam mengantisipasi
permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak
sesuai dengan harapan masyarakat. (Roesmono, 2007).
b) Tersedia atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan
Menurut Notoatmojo (2007) sarana kesehatan adalah
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada
umumnya dibedakan menjadi tiga, yaitu : sarana pemeliharaan
kesehatan

primer

(primary

care),

sarana

pemeliharaan

kesehatan primer (Primary care ) dan sarana pemeliharaan


kesehatan tingkat tiga (tertiary care). Sarana pemeliharaan
kesehatan primer (primary care) merupakan sarana yang paling
dekat dengan masyarakat, artinya pelayanan kesehatan paling
pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat.
Misalnya Puskesmas, poliklinik dandokter praktek swasta.
Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care)

20

merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menangani kasus


yang tidak atau belum ditangani oleh sarana kesehatan primer
karena peralatan atau keahlian belum ada. Sarana pemeliharaan
kesehatan tingkat tiga (tertiary care) merupakan sarana
pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak
ditangani oleh sarana pelayanan kesehatan primer dan
pelayanan kesehatan sekunder. Misalnya rumah sakit propinsi,
rumah sakit tipe B dan tipe A.
2. Komplikasi Kehamilan
a. Pengertian
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang
dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawiroharjo, 1999).
b. Macam-macam komplikasi kehamilan
Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC
sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang
terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1) Kompliksai Obstetrik Langsung, meliputi :
a) Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang
terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak
dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum
28 minggu (Mochtar, 1998).

21

Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan


dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan
antepartum

dan

perdarahan

postpartum.

Perdarahan

antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi


sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum
kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi
atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat
disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur,
trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah (Depkes
RI, 2000).
b) Pre-eklamsia/eklamsia
Pre eklamsia
(1) Pengertian
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tandatanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul
karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya
terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi
pada

waktu

antepartum,

intrapartum,

dan

pasca

persalinan (Prawirohardjo, 1999).


(2) Gejala dan Tanda
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala

22

hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak sampai


140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3
gram/liter dalam air kencing 24 jam.
(3) Penangganan umum
Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet
tinggi protein, suplemen kalsium, magnesium, obat anti
hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada
kecenderungan menjadi eklamsia.
Eklamsia
(1) Pengertian
Eklampsia adalah kelainan akut pada
wanita hamil, dalam persalinan atau masa
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang
(bukan timbul akibat kelainan neurologik)
dan/atau koma dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.
(2) Gejala dan tanda
Eklamsia

ditandai

oleh

gejala-gejala

pre

eklamsia berat (hipertensi, oedem, dan protein urine) dan


kejang atau koma, kadang-kadang disertai gangguan
fungsi organ.
(3) Penanganan
Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit.
Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang
lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).

23

c) Kelainan Letak (Letak Lintang dan Sungsang)


Letak Lintang
(1) Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana
janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi
yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari
pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul (Hariadi, 1999).
(2)Penyebab
Penyebab dari letak lintang sering merupakan
kombinasi dari berbagai faktor. Faktor faktor
tersebut adalah :
-

Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul


sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta

previa, dan tumor -tumor pelvis


Janin sudah bergerak pada hidramnion,

multiparitas, anak kecil, atau sudah mati


Gemelli (kehamilan ganda).
Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus,

atau septum.
Lumbar skoliosis
Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang
penuh (Mochtar, 1998).
Sebab

terpenting

terjadinya

letak

lintang ialah multiparitas disertai dinding

24

uterus

dan perut

yang

lembek

(Hariadi,

1999).
(3) Penanganan
Pada primigravida umur kehamilan
kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut
dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan
versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut
dada sampai persalinan.
Pada

multigravida

umur

kehamilan

kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika


lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,
kalau

gagal

posisi

lutut

dada

sampai

persalinan (Dasuki, 2000).

Letak Sungsang
(1) Pengertian
Letak sungsang merupakan kelainan
letak janin di dalam rahim pada kehamilan
tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas
dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak

25

sungsang lebih sukar lahir, karena kepala


lahir terakhir (Rochjati, 2003).
(2) Penyebab
Menurut Manuaba (1998), penyebab letak
sungsang dapat berasal dari pihak ibu (keadaan rahim,
keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali
pusat

pendek,

hidrosefalus,

kehamilan

kembar,

hidramnion, prematuritas) (Dewi, 2009).


(3) Penanganan
Pada

primigravida

umur

kehamilan

kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut


dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan
versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut
dada sampai persalinan.
Pada

multigravida

umur

kehamilan

kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika


lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar,
kalau

gagal

posisi

lutut

dada

sampai

persalinan (Dasuki, 2000).


d) Hidramnion
(1) Penertian
Yaitu kehamilan dengan jumlah air
ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai

26

tampak

pada

trimester III,

dapat terjadi

secara perlahan-lahan atau sangat cepat.


Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban
sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar
akan menekan pada organ tubuh sekitarnya,
yang menyebabkan keluhan -keluhan sebagai
berikut :
-

Sesak napas, karena sekat rongga dada

terdorong ke atas
Perut membesar, nyeri perut karena rahim

berisi air ketuban 2 liter.


Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan

dan tungkai.
(2) Penyebab
- Produksi air ketuban bertambah
- Pengeluaran air ketuban terganggu
- Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin
- Adanya infeksi
(3) Penanganan
Jika

gejala

hidramnion

tergolong

ringan, anjurkan klien berpantang garam dan


dilakukan observasi dan memonitor jumlah
air ketuban.
Jika jumlah air ketuban bertambah
banyak,

maka

diberikan

obat

untuk

27

mengurangi

sesak

dan

sakit.

Dan

jika

diperlukan maka akan memasukkan jarum ke


dalam

kantong

air

ketuban

untuk

mengeluarkan sebagian cairan tersebut.


e) Ketuban Pecah Dini
(1) Pengertian
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah
dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka
disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
(Sarwono, 2008).
(2) Penyebab
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai
dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
-

Serviks inkompeten.
Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan

ganda, hidramnion.
Kelainan letak janin dalam rahim : letak

sungsang, letak lintang.


Kemungkinan kesempitan panggul : perut
gantung, bagian terendah belum masuk

PAP, sefalopelvik disproforsi.


Kelainan bawaan dari selaput ketuban.

28

Infeksi yang menyebabkan terjadi proses

biomekanik pada selaput ketuban


(3) Penanganan
Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana
ketuban pecah dini dapat dijabarkan sebagai
berikut :
-

Mempertahankan kehamilan sampai cukup


matur khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi

kejadian

kegagalan

perkembangan paru yang sehat.


Terjadi
infeksi
dalam
rahim,
korioamnionitis

yang

menjadi

yaitu
pemicu

sepsis, meningitis janin, dan persalinan


-

prematuritas.
Dengan perkiraan janin sudah cukup besar
dan

persalinan

dalam

waktu

diharapkan
72

jam

berlangsung

dapat

diberikan

kortikosteroid, sehingga kematangan paru


-

janin dapat terjamin.


Pada umur kehamilan
minggu

yang

24

menyebabkan

sampai

32

menunggu

berat janin cukup, perlu dipertimbangkan


untuk

melakukan

induksi

persalinan,

29

dengan kemungkinan janin tidak dapat


-

diselamatkan.
Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan
KIE terhadap ibu dan keluarga sehingga
terdapat

pengertian

bahwa

tindakan

mungkin

dilakukan

dengan

mendadak

pertimbangan untuk menyelamatkan ibu


dan
-

mungkin

harus

mengorbankan

janinnya.
Pemeriksaan

yang

penting

dilakukan

adalah

untuk

mengukur

distantia

USG

biparietal dan perlu melakukan aspirasi air


ketuban
-

untuk

melakukan

pemeriksaan

kematangan paru.
Waktu terminasi pada hamil aterm dapat
dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24
jam,

bila

tidak

terjadi

his

spontan

(Manuaba, 1998 : 232).


2) Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a) Penyakit Jantung
(1) Pengertian
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan
adalah dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan
janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas,

30

kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi


abortus.
(2) Tanda gejala
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
antara lain sesak napas, jantung berdebar,
dada terasa berat (kadang-kadang nyeri),
nadi cepat, kaki bengkak.
Keluhan-keluhan

tersebut

timbul

di

waktu kerja berat. Sedangkan pada payah


jantung yang berat dirasa pada saat kerja
ringan atau sedang beristirahat/berbaring.
Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini
akan menjadi lebih berat (Dewi, 2009).
(3) Penanganan
Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung
dalam kehamilan sebaiknya melakukan rujukan atau
konsultasi kepada dokter. Pertolongan persalinan hamil
disertai penyakit jantung sebaiknya menggunakan kontap.
Pemakaian metode lainnya selalu memberikan gangguan
terhadap kerja jantung (Manuaba, 1998 : 273).
b) Tuberculosis
(1) Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis.

31

Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru,


sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem
pernafasan (Mansjoer, 2001 : 287).
(2) Gejala dan tanda
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
antara lain batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka
makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah.
Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap
janin

dan

tidak

memberikan

penularan

selama

kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan.


Bila

tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan

kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut


berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi
ASI kepada bayinya secara langsung (Dewi, 2009).
(3) Penanganan
Penderita dengan proses aktif, apalagi
dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di
rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya
untuk mencegah penularan, untuk menjamin
istirahat dan makanan yang cukup, serta
pengobatan

yang

intensif

(Mansjoer, 2001 : 287).

dan

teratur

32

c) Anemia
(1) Pengertian
Anemia

adalah

kekurangan

darah

yang dapat menganggu kesehatan ibu pada


saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24).
Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin
kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3
dan <10,5 gr % pada trimester 2. Anemia
dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
ibu maupun janin, seperti infeksi, partus
prematurus, abortus, kematian janin, cacat
bawaan (Prawirohardjo, 2008 : 281).
(2) Gejala dan tanda
Gejala dan tanda anemia antara lain adalah
pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,
sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai
anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang
malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009).
(3) Penanganan umum
Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi
dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi
suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan

33

suplemen besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup


mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).
d) Malaria
(1) Pengertian
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh
kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan
dapat menyebabkan keguguran.
(2) Gejala dan tanda
Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas
yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu ibu
hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi
antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam
kandungan, dan persalinan prematur (Dewi, 2009).
(3) Penanganan
Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis
klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.
e) Diabetes Militus
(1) Pengertian
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana
tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup,
atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan
insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang
dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai
glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan
sebagai bahan bakar tubuh.
(2) Gejala dan tanda

34

Dugaan adanya kencing manis pada ibu


hamil apabila :
-

Ibu

pernah

mengalami

beberapa

kali

kelahiran bayi yang besar dengan berat


-

badan lahir bayi lebih dari 4000 gram.


Pernah mengalami kematian bayi dalam
rahim

pada

terakhir.
Ditemukan

kehamilan
glukosa

minggu-minggu

dalam

air

seni

(pemeriksaan laboratorium), yang disebut


glikosuria.
Pada masa awal kehamilan, dapat
mengakibatkan

bayi

mengalami

cacat

bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati,


dan

gangguan

kesehatan

lainnya

seperti

gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah


kurang dari normal), dan sakit kuning.
Pengaruh diabetes mellitus terhadap
kehamilan tergantung pada berat ringannya
penyakit,

pengobatan

dan

perawatannya.

Pengobatan diabetes mellitus menjadi lebih


sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan

35

akan memperberat diabetes mellitus dan


memperbesar

kemungkinan

timbulnya

komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).


(3) Penanganan
Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal,
ibu hamil harus memperhatikan makanan, berolahraga
secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi
penyakit pada penderita penyakit ini (Prawirohardjo,
2008 : 290).
3) Komplikasi yang tidak

Berhubungan

Dengan

Obstetrik,

komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)


(Dewi, 2009)

36

B. Kerangka Teori
Bagan 1. Kerangka Teori
Factor interna (ibu hamil ) :
- Pengetahuan ibu hamil
- Sikap ibu hamil
- Kepercayaan ibu hamil
- Dukungan masyarakat
- Nilai atau norma yang
berlaku

Penerapan

Komplikasi

P4K

kehamilan

Pengetian
Tujuan
Manfaat
Indikatior
pemantauan P4K
Perencanaan P4K
Factor-faktor yang
mempengaruhi
penerapan P4K

Factor eksterna (Tenaga


kesehatan) :
- Sikap dan perilaku petugas
kesehatan.
- Tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas
kesehatan

Sumber : Notoatmojo (2007)

37

Kerangka Konsep Penelitian


Bagan 2. Kerangka Konsep
Variabel bebas

Variabel terikat

Penerapan P4K

Penanganan
komplikasi pada
kehamilan

Keterangan :
: Diteliti

D.

Hipotesis
Hipotesa adalah kesimpulan sementara atau pernyataan yang masih lemah.
Ha : Ada hubungan tentang penerapan P4K dengan penanganan komplikasi
kehamilan.
Ho : Tidak ada hubungan penerapan P4K dengan
kehamilan.

penanganan komplikasi

Anda mungkin juga menyukai