BUILDING
PENDAHULUAN
Istilah nation and charakter building adalah istilah klasik dan
menjadi kosa kata hampir sepanjang sejarah modern Indonesia
terutama sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Istilah ini mencuat
kembali sejak tahun 2010 ketika pendidikan karakter dijadikan
sebagai gerakan nasional pada puncak acara Hari Pendidikan
Nasional 20 Mei 2010. Latar belakang munculnya pendidikan karakter
ini dilatarbelakangi oleh semakin terkikisnya karakter sebagai bangsa
Indonesia, dan sekaligus sebagai upaya pembangunan manusia
Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia.
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin
charakter, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak (Oxford). Sedangkan
secara
istilah,
karakter
diartikan
sebagai
sifat
manusia
pada
pemurnian,
pensucian
dan
pembangkitan
nilai-nilai
yang
kesemuanya
itu
merupakan
kekuatan
yang
yang
berkarakter
buruk,
yaitu
orang
yang
puncak
ada
heroisme,
altruisme
dan
patriotisme
dan
terorisme
dan
bahkan
sparatisme.
Tanda-tanda
Indonesia sejatinya
negara
makanan
dan
kerajinan
yang
eksotik,
kekayaan
serta
keindahan alam yang luar biasa. Predikat sebagai bangsa dan negara
yang positip itu seakan sirna karena mendapat predikat baru yang
negatip seperti terkorup, bangsa yang soft nation, malas, sarang
teroris, bangsa yang hilang keramah tamahannya, banyak kerusuhan,
banyak bencana dan lain sebagainya.
Fenomena lain dari merosotnya harkat dan martabat bangsa adalah
seperti yang ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di
antara bangsa-bangsa. Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari
kekuatiran Sukarno, menjadi bangsa pengemis dan pengemis di
antara bangsa-bangsa. Bangsa Indonesia barangkali adalah negara
pengekspor kuli/babu/tenaga kasar/unskill terbesar di dunia. TKI TKW
kita diperlukan di negara-negara tujuan tetapi sangat tidak dihargai
dan sering diperlakukan sebagai budak dan perlakuan yang tidak
manusiawi lainnya. TKI/TKW memang dapat meningkatkan devisa
negara, tetapi sesungguhnya madlorotnya lebih besar dari pada
manfaatnya, termasuk merosotnya harkat dan martabat bangsa.
1.
bahasa,
ketaatan
pada
ajaran
agama,
dan
sistem
bangsa-bangsa
lain,
meskipun
bangsa
tersebut
ini secara
tegas
mengatakan:
Sesungguhnya
Allah
tidak
Krisis nultidimensional
aliran
yang
dianggap
sesat
dan
cara-cara
dan
keterampilan
untuk
hidup
bersama
dalam
keberbedaan. Impak dari sikap itu antara lain berupa masih kuatnya
eksklusifitas, maraknya gerakan-gerakan umat yang kontra produktif,
seperti terorisme, garakan-gerakan bawah tanah yang bertujuan
mengganti bentuk negara, berbagai bentuk pembangkangan dan
bahkan perlawanan terhadap negara dan pemerintahan yang sah.
Akibat dari sikap sebagian umat Islam ini sangat luas, berangkai dan
kontra produktif bagi bangsa dan negara, dan khususnya bagi umat
Islam.
Permasalahan
yang
serius
juga
terjadi
di
dunia
pendidikan.
kabar.
Peristiwa
pembunuhan,
pemerkosaan,
perkelaian,
perceraian,
terorisme
dan
berbagai
bentuk
tindakan
maupun
tidak
langsung
dihubungkan
dengan
permasalahan
pendidikan agama di sekolah. Pertanyaan seperti ini dianggap sahsah saja karena sumber dari berbagai permasalahan tersebut adalah
akibat adanya krisis etika dan moral, sedangkan tugas pokok
pendidikan agama adalah membentuk anak didik memiliki moralitas
dan akhlak budi pekerti yang mulia.
Kondisi tersebut tentu saja sangat memprihatinkan. Kondisi ini
menuntut semua pihak untuk mengambil peran masing-masing guna
menyelamatkan generasi muda dan bangsa. Kaum agamawan
sebagai penjaga etika dan moral masyarakat termasuk di dalamnya
guru agama harus diberdayakan agar dapat mengambil peran secara
signifikan. Demikian juga pendidikan agama yang memiliki peran
strategis harus semakin ditingkatkan mutu dan relevansinya bagi
upaya pembangunan moral bangsa. Pendidikan agama di sekolah
perlu direkonstruksi agar dapat memerankan tugas dan fungsinya
secara efektif yaitu membangun akhlak (etika dan moral) generasi
penerus bangsa. Rekonstruksi itu meliputi aspek filosofis, substantif
dan metodologis.
MENGAPA
PENDIDIKAN
KARAKTER
DALAM
PERSPEKTIF
ISLAM
PENTING?
1.
Umat
Muslim.
Pembangunan
karakter
bangsa
pada
luhur,
sudah
berkepentingan.
barang
tentu
umat
Muslim
yang
paling
1.
Apabila umat Muslin Indonesia dapat menjadi Muslim yang baik maka
jayalah Indonesia, dan sebaliknya kondisi bangsa Indonesia yang
banyak mengalami krisis dan keterpurukan mencerminkan muslim
Indonesia belum menjadi sebagaimana diharapkan. Bahkan dalam
perspektif pembangunan bangsa, umat Muslim dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok: (1) Muslim berideologi Islam politik, yaitu
Muslim yang sadar politik atau mind set-nya politik dan kekuasaan,
menjadikan Islam sebagai ideologi politik, bertujuan mendirikan
negara atau khilafah islamiah, dan biasanya bersifat radikal, tidak
merasa menjadi Indonesia, sedikit kontribusinya bagi pembangunan
bangsa dan negara dan bahkan selalu merongrong kedaulatan RI; (2)
Muslim mistik, yaitu Muslim yang disibukkan dengan urusan ritual
keagamaan bahkan yang bersifat mistik, tidak mempersoalkan
keindonesiaan tetapi juga tidak memberikan kontribusi yang berarti
dalam pembangunan bangsa dan negara dan tidak membahayakan
negara; (3) Muslim moderat, yaitu Muslim yang ideal karena memiliki
prinsip
berusaha
menjadi
ummatan
wasathan
(umat
moderat),
dan
negaranya, dan
karakter
bangsa,
pembangunan
karakter
harus
Mengawinkan
kemodernan.
antara
keislaman,
keindonesiaan
dan
Gagasan ini pertama kali dikemukakan oleh Nur Cholis Madjid pada
era 70 an, dan sekarang ini dirasakan pentingnya gagasan tersebut
direaktualisasi
dalam
konteks
pembangunan
karakter
bangsa.
rahmatan lilalamin
tempat
(keindonesiaan)
dan
kesadaran
waktu
bahwa
beliau
diutus
untuk
menyempurnakan
1.
demikian
juga
keterpurukan,
kehinaan
dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Membudayanya ketidakjujuran
Dalam
diharapkan
konteks
terwujud
aktual
dalam
saat
percaya
ini,
kemandirian
akan
kemampuan
Kedua,
Demokrasi (democracy),
atau kedaulatan
rakyat
4.
Keempat,
Indonesia
Martabat
tidak
kedaulatannya
Internasional
perlu
sebagai
(bargaining
mengorbankan
bangsa
yang
positions).
martabat
merdeka
dan
untuk
Indonesia
harus
berani
mengatakan
1.
2.
3.
4.
BANGSA BERKEADABAN
BANGSA YANG MAJU
lebih
mudah
untuk
menata
aspek-aspek
kepribadian
lainnya.
kecerdasan
memecahkan
emosional
masalah
(emotional
(adversity
quotient),
quotient)
dan
kecerdasan
kecerdasan
akal
kecerdasan
dan
dan
nafsu
fungsi
dan
jasad
jelas
masing-masing.
akan
Dalam
memaksimalkan
konteks
tujuan
pendidikan, hal ini akan mampu membentuk anak didik yang memiliki
kekokohan akidah (quwwatul aqidah), kedalaman ilmu (quwwatul
ilmi), ketulusan dalam pengabdian (quwwatul ibadah) dan keluhuran
pribadi (akhlakul karimah).
ARAH DAN METODE PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Pendidikan
karakter
seharusnya
berangkat
dari
konsep
dasar
kemampuan
pengembangan
membaca;
kecerdasan
intelektual
talim
terkait
(intellectual
dengan
quotient);
dengan
quotient);
dan
pengembangan
tadlrib
terkait
kecerdasan
dengan
spiritual
kecerdasan
(spiritual
fisik
atau
tujuan
pendidikan
yang
dikembangkan,
metode
fitrahnya
sendiri.
Pendidikan
adalah
bantuan
untuk
mengembangkan
kemampuan
membaca,
dikembangkan
pendidikan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
yang
dan
mujtahid.
mendayagunakan
Ulul
potensi
Albab
pikir
adalah
orang
(kecerdasan
yang
mampu
intelektual/IQ)
dan
mendayagunakannya
untuk
kepentingan
kemanusiaan.
kemampuan
intelektualnya.
Hasilnya
yaitu
ijtihad
akan
quotient/SQ).
Dan
melahirkan
kemampuan
kecerdasan
spiritual
mengaktualisasikan
(spiritual
kecerdasan
Seorang
berfungsi
untuk
mensucikan
jiwa
dan
mengembangkan
semua
hamba-Nya.
Tazkiyah
adalah
tindakan
yang
Metode
tadlrb
(latihan)
digunakan
untuk
mengembangkan
Basari,
Hasan
Bernhard
Dahm,
Sukarno
dan
perjuangan
Pendidikan
Islam,
Paradigma
Teologis,
Filosofis
dan
Majlis
Dikti
PP
Muhammadiyah,
Anggota
BAN
PT