Materi Pelatihan Irigasi PDF
Materi Pelatihan Irigasi PDF
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
DAFTAR ISI
PENGANTAR ................................................................................................. 2
1.1
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ........................... 2
1.2
Penjelasan Materi Pelatihan.................................................................. 2
1.3
Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................ 3
1.4
Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 4
BAB II
STANDAR KOMPETENSI............................................................................... 6
2.1
Peta Paket Pelatihan ............................................................................ 6
2.2
Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 6
2.3
Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 7
Halaman: 1 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
BAB I
PENGANTAR
1.1
1.2
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun
peserta pelatihan.
2)
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktek kerja.
Halaman: 2 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3)
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.3
1)
2)
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh
melalui:
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 3 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
1)
2)
3)
1.4
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Pengertian-pengertian / Istilah
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh
dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau
penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu
pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan,
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3
menetapkan
serta
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas
pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian
unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja
yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
Halaman: 4 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
1.4.7
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Halaman: 5 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1
2.2
2.2.3
2.2.4
Halaman: 6 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
2.3
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Judul Unit
Merencanakan Saluran dan Bangunan Irigasi
2.3.2
Kode Unit
F45 AMPI 02 004 01
2.3.3
Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk merencanakan saluran dan bangunan irigasi.
Elemen Kompetensi
1. Menetapkan bentuk dan
dimensi saluran irigasi
Halaman: 7 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Elemen Kompetensi
2.
Menetapkan bentuk,
bahan, dan dimensi
bangunan irigasi
(bangunan bagi, bangunan
sadap, bangunan pengatur,
dan bangunan ukur)
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
2.2
2.3
2.3.6
4.1
4.2
4.3
4.4
Batasan Variabel
1)
Kontek Variabel
a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan
atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi
utamanya pada perencanaan irigasi.
Halaman: 8 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
b.
c.
2)
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
b.
c.
Panduan Penilaian
1) Kondisi Pengujian
a. Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : Tes tertulis, Tes lisan
(wawancara) dan atau Praktek/simulasi, Porto folio atau metode
lain yang relevan;
2)
Halaman: 9 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
(1)
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Menerapkan
Peraturan
dan
Konstruksi,
Manajemen
dan
Sistem
Keselamatan
&
Menerapkan
Prinsip-Prinsip
(4)
Merencanakan
Layout
Daerah
Bangunan
Utama
Irigasi
b.
Merencanakan
(Bendung)
(2)
Menerapkan
parameter
perencanaan,
dan
standar
penggambaran Irigasi
(3)
(4)
Melakukan
Aplikasi
Model
Halaman: 10 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
5)
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan :
a. Ketelitian dalam menghitung dimensi saluran dan bangunan
irigasi berdasarkan criteria perencanaan
b. Ketelitian dalam menghitung tinggi muka air di bangunan
c. Kecermatan dalam merencanakan bentuk dan dimensi saluran
pembuang
d. Kecermatan dalam merencanakan Merencanakan bentuk, bahan,
dan dimensi bangunan pelengkap
Kompetensi Kunci
Tingkat
2.
3.
4.
5.
6.
Memecahkan masalah
7.
Menggunakan teknologi
Halaman: 11 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan
pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta
pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya
bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan
Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang harus diikuti.
2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat pada tahap belajar.
2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang
ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan
Halaman: 12 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
3.2
3.3
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1
3.2.2
Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar
berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 1
No
1.1
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Bentuk
penampang,
bahan dan
struktur saluran
irigasi dirancang
dengan cermat
berdasarkan
kondisi tanah
dan kriteria
perencanaan
1) Dapat
menjelaskan
kriteria yang
Metode
Sumber/
Tahapan
Pelatihan yang
Referensi yang
Pembelajaran
Disarankan
Disarankan
Pada akhir
1. Ceramah
1. Menjelaskan a. Pedoman
pembelajaran 2. Diskusi
tentang kriteria
atau
sesi ini, peseryang
peraturan
ta dapat
digunakan
tentang
merancang
dalam
criteria
bentuk
merencanakan
perencanaan
penampang,
saluran irigasi
saluran dan
bahan dan
2. Menjelaskan
bangunan
struktur
tentang bentuk
irigasi (KP-01
saluran irigasi
penampang
s.d KP-05) &
dengan cermat
yang umum
B 01-02
berdasarkan
digunakan
b. SNI terkait
kondisi tanah
dalam
c. Peraturan
Tujuan
Pembelajaran
Jam
Pelajaran
Indikatif
10 menit
Halaman: 13 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
1.2
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
digunakan dalam
merencanakan
saluran irigasi
2) Dapat
menjelaskan
bentuk
penampang yang
umum digunakan
dalam
perencanaan
irigasi
3) Mampu
mengidentifikasi
jenis saluran
berdasarkan
layout jaringan
irigasi
4) Mampu
menetapkan
perlunya
penguatan pada
saluran yang
rawan terkena
gerusan
5) Mampu
merancang
bentuk
penampang,
bahan dan
struktur saluran
irigasi
berdasarkan
kondisi tanah
6) Harus mampu
bersikap taat dan
konsisten
terhadap kriteria
perencanaan
dalam
merencanakan
saluran
7) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
merencanakan
saluran irigasi
Kapasitas setiap
saluran dihitung
dengan teliti
berdasarkan
luasan daerah
yang akan diairi
1) Dapat
menjelaskan
cara menghitung
kapasitas
saluran irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
2) Mampu
menghitung
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Pemerintah
tentang Irigasi
dan kriteria
perencanaan
perencanaan
irigasi
3. Menjelaskan
tata cara
mengidentifika
si jenis saluran
berdasarkan
layout jaringan
irigasi
4. Menjelaskan
tata cara
menetapkan
perlunya
penguatan
pada saluran
yang rawan
terkena
gerusan
5. Menjelaskan
tata cara
merancang
bentuk
penampang,
bahan dan
struktur
saluran irigasi
berdasarkan
kondisi tanah
6. Menjelaskan
tata cara
merencanakan
saluran irigasi
secara cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
kapasitas
setiap saluran
dengan teliti
berdasarkan
luasan daerah
yang akan
diairi
1.Menjelasakan a. Pedoman
tentang cara
atau
menghitung
peraturan
kapasitas
tentang
saluran irigasi
criteria
berdasarkan
perencanaan
kriteria
saluran dan
perencanaan
bangunan
2. Menjelaskan
irigasi (KP-01
cara
s.d KP-05) &
menghitung
B 01-02
kapasitas
b. SNI terkait
saluran primer, c. Peraturan
sekunder, dan
Pemerintah
primer
tentang Irigasi
berdasarkan
Jam
Pelajaran
Indikatif
75 menit
Halaman: 14 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
1.3
1.4
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
kapasitas
saluran primer,
sekunder, dan
primer
berdasarkan
luasan daerah
yang akan diairi
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kapasitas setiap
jenis saluran
irigasi
Dimensi saluran
dihitung dengan
cermat
berdasarkan
kriteria
perencanaan
yang telah
ditetapkan
1) Dapat
menyebutkan
kriteria
perencanaan
untuk dimensi
saluran
2) Dapat
menyebutkan
data yang
dibutuhkan untuk
menghitung
dimensi saluran
3) Dapat
menjelaskan
rumus yang
digunakan dalam
mendimensi
saluran irigasi
4) Mampu
menghitung
dimensi saluran
irigasi
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat dalam
menerapkan
kriteria
perencanaan
pada
perhitungan
dimensi saluran
Elevasi muka air
di setiap saluran
dan bangunan
dihitung dengan
cermat
1) Dapat
menjelaskan
cara menentukan
elevasi muka air
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
luasan daerah
yang akan
diairi
3. Menjelaskan
tentang tata
cara
menghitung
kapasitas
setiap jenis
saluran irigasi
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
dimensi
saluran
dengan cermat
berdasarkan
kriteria
perencanaan
yang telah
ditetapkan
1. Menjelaskan a. Pedoman
tentang kriteria
atau
perencanaan
peraturan
untuk dimensi
tentang
saluran
criteria
2.Menjelaskan
perencanaan
tentang data
saluran dan
yang
bangunan
dibutuhkan
irigasi (KP-01
untuk
s.d KP-05) &
menghitung
B 01-02
dimensi
b. SNI terkait
saluran
c. Peraturan
3.Menjelaskan
Pemerintah
tentang rumus
tentang Irigasi
yang
digunakan
dalam
mendimensi
saluran irigasi
4.Menjelaskan
tentang cara
menghitung
dimensi
saluran
dengan cermat
dan teliti
75 menit
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
elevasi muka
air di setiap
saluran dan
bangunan
1. Menjelaskan
tentang cara
menentukan
elevasi muka
air di setiap
saluran dan
bangunan
2.Menjelaskan
tata cara
60 menit
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
criteria
perencanaan
saluran dan
bangunan
irigasi (KP-01
Halaman: 15 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
1.5
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
di setiap saluran
dan bangunan
2) Mampu
menghitung
elevasi muka di
setiap saluran
3) Mampu
menghitung
elevasi muka air
di setiap
bangunan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
elavsi muka air di
setiap saluran
dan bangunan
Hasil penetapan
dan perhitungan
dimensi saluran
dikonsultasikan
kepada pihak
terkait
1) Dapat
menjelaskan
hasil penetapan
dan perhitungan
dimensi saluran
secara lengkap
2) Mampu
memeriksa
kembali hasil
perancangan
saluran irigasi
3) Mampu
membuat
rangkuman hasil
perancangan
saluran irigasi
4) Mampu
mengonsultasika
n hasil
perancangan
saluran irigasi
kepada pihak
terkait
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menjelaskan
hasil penetapan
dan perhitungan
dimensi saluran
kepada pihak
terkait
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan yang
Disarankan
dengan cermat
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
mengkonsulta
sikan hasil
penetapan
dan
perhitungan
dimensi
saluran
kepada pihak
terkait
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
menghitung
s.d KP-05) &
elevasi muka
B 01-02
di setiap
b. SNI terkait
saluran
c. Peraturan
dengan cermat
Pemerintah
dan teliti
tentang Irigasi
3.Menjelaskan
tata cara
menghitung
elevasi muka
air di setiap
bangunan
dengan cermat
dan teliti
Jam
Pelajaran
Indikatif
1. Menjelaskan a. Pedoman
tentang hasil
atau
penetapan
peraturan
dan
tentang
perhitungan
criteria
dimensi
perencanaan
saluran secara
saluran dan
lengkap
bangunan
2.Menjelaskan
irigasi (KP-01
cara
s.d KP-05) &
memeriksa
B 01-02
kembali hasil b. SNI terkait
perancangan c. Peraturan
saluran irigasi
Pemerintah
3.Menjelaskan
tentang Irigasi
cara membuat
rangkuman
hasil
perancangan
saluran irigasi
4.Menjelaskan
cara
mengonsultasi
kan hasil
perancangan
saluran irigasi
kepada pihak
terkait
5.Memebrikan
contoh cara
menjelaskan
hasil
penetapan
dan
perhitungan
dimensi
saluran
kepada pihak
terkait degan
cermat dan
teliti
10 menit
Tahapan
Pembelajaran
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 16 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 2
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta dapat
merancang
bentuk, bahan
dan struktur
bangunan
dengan cermat
sesuai dengan
fungsinya dan
memenuhi
kriteria
perencanaan
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta dapat
menghitung
dimensi
bangunan
irigasi dengan
cermat
berdasarkan
kondisi tanah
serta mengacu
pada kriteria
Metode
Sumber/
Pelatihan
Tahapan
Referensi yang
yang
Pembelajaran
Disarankan
Disarankan
1. Ceramah 1.Menjelaskan
a. Pedoman
2. Diskusi
tentang jenis
atau
dari masingperaturan
masing
tentang
bangunan
criteria
irigasi
perencanaan
2. Menjelaskan
saluran dan
tentang fungsi
bangunan
dari masingirigasi (KP-01
masing
s.d KP-05) &
bangunan
B 01-02
irigasi
b. SNI terkait
3. Menjelaskan
c. Peraturan
cara
Pemerintah
merancang
tentang Irigasi
bentuk
bangunan bagi
dan bangunan
sadap
4. Menjelaskan
cara
merancang
bahan yang
digunakan
untuk
membangun
bangunan
irigasi
5. Menjelaskan
cara
merancang
bangunan
irigasi dengan
cermat dan teliti
1. Ceramah 1.Menjelaskan
2. Diskusi
tentang kriteria
perencanaan
bangunan
irigasi
2. Menjelaskan
cara
merancang
bangunan bagi
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
berdasarkan
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
criteria
perencanaan
saluran dan
bangunan
irigasi (KP-01
s.d KP-05) &
B 01-02
b. SNI terkait
c. Peraturan
Jam
Pelajaran
Indikatif
15 menit
60 menit
Halaman: 17 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
2) Mampu
merancang
bangunan bagi
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
3) Mampu
merancang
bangunan sadap
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
4) Mampu
merancang
bangunan ukur
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
5) Mampu
membuat gambar
sket hasil
perancangan
bangunan irigasi
6) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
dimensi bangunan
irigasi
7) Harus mampu
bersikat taat dan
konsisten
terhadap
penerapan kriteria
perencanaan
dalam menghitung
dimensi bangunan
irigasi
2.3 Hasil penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi bangunan
irigasi
dikonsultasikan
kepada pihak
terkait
1) Mampu
memeriksa
kembali hasil
perhitungan
dimensi bangunan
irigasi
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
perencanaan
Tahapan
Pembelajaran
kriteria
perencanaan
3. Menjelaskan
tentang tata
cara
merancang
bangunan
sadap yang
terdapat pada
jaringan irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
4. Menjelaskan
tentang tata
cara
merancang
bangunan ukur
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
berdasarkan
kriteria
perencanaan
5. Menjelaskan
cara membuat
gambar sket
hasil
perancangan
bangunan
irigasi
6. Menjelaskan
cara
menghitung
dimensi
bangunan
irigasi dengan
cermat dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah 1.Menjelaskan
pembelajaran
2. Diskusi
tata cara
sesi ini, pesermemeriksa
ta dapat
kembali hasil
mengkonsultasi
perhitungan
kan hasil
dimensi
penetapan
bangunan
bentuk dan
irigasi
perhitungan
2. Menjelaskan
dimensi
cara membuat
bangunan
rangkuman
irigasi kepada
hasil
pihak terkait
perancangan
bangunan
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
Pemerintah
tentang Irigasi
a. Pedoman
atau
peraturan
tentang
criteria
perencanaan
saluran dan
bangunan
irigasi (KP-01
s.d KP-05) &
B 01-02
b. SNI terkait
c. Peraturan
Pemerintah
10 menit
Halaman: 18 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
2) Mampu
membuat
rangkuman hasil
perancangan
bangunan irigasi
3) Dapat
menjelaskan hasil
perhitungan
bangunan irigasi
kepada pihak
terkait
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mengonsultasikan
hasil penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi bangunan
irigasi kepada
pihak terkait
Tahapan
Pembelajaran
irigasi
3. Memberikan
contoh cara
menjelaskan
hasil
perhitungan
bangunan
irigasi kepada
pihak terkait
4. Menjelaskan
cara
mengonsultasik
an hasil
penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi
bangunan
irigasi kepada
pihak terkait
dengan cermat
dan teliti
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
tentang Irigasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 3
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Halaman: 19 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
jenis bangunan
pelengkap
4) Mampu
menetapkan
jenis bangunan
pelengkap sesuai
kondisi topografi
5) Mampu
memeriksa ulang
rencana letak,
jenis dan tipe
bangunan
pelengkap pada
layout jaringan
irigasi
6) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dakam
memeriksa
rencana letak,
jenis dan tipe
bangunan
pelengkap pada
layout jaringan
irigasi
3.2 Bentuk, bahan,
dan struktur
bangunan
pelengkap
dirancang
dengan cermat
sesuai dengan
fungsi dan
kriteria
perencanaan
1) Dapat
menjelaskan
kriteria yang
digunakan dalam
perencanaan
bangunan
pelengkap
2) Dapat
menjelaskan
bentuk setiap
jenis bangunan
pelengkap
3) Dapat
menjelaskan
bahan yang
digunakan dalam
perencanaan
bangunan
pelengkap
4) Mampu
merancang
bentuk bahan,
dan struktur
bangunan
pelengkap sesuai
dengan fungsi
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
pelengkap
sesuai kondisi
topografi
5. Menjelaskan
cara
memeriksa
ulang rencana
letak, jenis dan
tipe bangunan
pelengkap
pada layout
jaringan irigasi
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
merancang
bentuk,
bahan, dan
struktur
bangunan
pelengkap
dengan
cermat sesuai
dengan fungsi
dan kriteria
perencanaan
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang kriteria
peraturan
yang digunakan
tentang criteria
dalam
perencanaan
perencanaan
saluran dan
bangunan
bangunan
pelengkap
irigasi (KP-01
2. Menjelaskan
s.d KP-05) & B
tentang bentuk
01-02
setiap jenis
b. SNI terkait
bangunan
c. Peraturan
pelengkap
Pemerintah
3. Menjelaskan
tentang Irigasi
tentang bahan
yang digunakan
dalam
perencanaan
bangunan
pelengkap
4. Menjelaskan
cara
merancang
bentuk bahan,
dan struktur
bangunan
pelengkap
sesuai dengan
fungsi dan
kriteria
perencanaan
5. Menjelaskan
cara
merancang
bentuk bahan,
dan struktur
bangunan
30 menit
Halaman: 20 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
dan kriteria
perencanaan
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
merancang
bentuk bahan,
dan struktur
bangunan
pelengkap sesuai
dengan fungsi
6) Harus mampu
bersikap taat dan
konsisten
terhadap
penerapan
criteria
perencanaan
dalam
merencanakan
bentuk bahan,
dan struktur
bangunan
pelengkap
3.3 Dimensi
bangunan
pelengkap
dihitung dengan
cermat
berdasarkan
kondisi tanah
serta mengacu
pada kriteria
perencanaan
1) Dapat
menjelaskan
cara menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap
2) Mampu
menghitung
dimensi goronggorong yang
dibutuhkan
berdasarkan
kriteria
perencanaan
3) Mampu
merancang
bangunan terjun
berdasarkan
kriteria
perencanaan
4) Mampu
merancang
bangunan sipon
berdasarkan
kriteria
perencanaan
5) Mampu
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
pelengkap
sesuai dengan
fungsi dengan
cermat dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap
dengan
cermat
berdasarkan
kondisi tanah
serta
mengacu
pada kriteria
perencanaan
1.Menjelaskan
tentang cara
menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap
2. Menjelaskan
tata cara
menghitung
dimensi
gorong-gorong
yang
dibutuhkan
berdasarkan
kriteria
perencanaan
3.Menjelaskan
cara
merancang
bangunan
terjun
berdasarkan
kriteria
perencanaan
4. Menjelaskan
tata cara
merancang
bangunan
sipon
berdasarkan
kriteria
perencanaan
5.Menjelaskan
cara
merancang
merancang
bangunan
a. Pedoman atau
peraturan
tentang criteria
perencanaan
saluran dan
bangunan
irigasi (KP-01
s.d KP-05) & B
01-02
b. SNI terkait
c. Peraturan
Pemerintah
tentang Irigasi
60 menit
Halaman: 21 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
merancang
bangunan talang
berdasarkan
kriteria
perencanaan
6) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap sesuai
dengan fungsi
7) Harus mampu
bersikap taat dan
konsisten
terhadap
penerapan
criteria
perencanaan
dalam
menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap
3.4 Hasil penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
dikonsultasikan
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
1) Dapat
menjelaskan
hasil penetapan
bentuk dan
perhitunan
dimensi
bangunan
pelengkap
2) Mampu
membuat
rangkuman hasil
perencanaan
bangunan
pelengkap irigasi
3) Mampu
membuat
gambar sket
hasil perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
jaringan irigasi
4) Dapat
menjelaskan
bentuk dan
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
talang
berdasarkan
kriteria
perencanaan
6. Menjelaskan
tata cara
menghitung
dimensi
bangunan
pelengkap
sesuai dengan
fungsi dengan
cermat dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
mengkonsultasikan hasil
penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang hasil
peraturan
penetapan
tentang criteria
bentuk dan
perencanaan
perhitunan
saluran dan
dimensi
bangunan
bangunan
irigasi (KP-01
pelengkap
s.d KP-05) & B
2. Menjelaskan
01-02
cara membuat b. SNI terkait
rangkuman
c. Peraturan
hasil
Pemerintah
perencanaan
tentang Irigasi
bangunan
pelengkap
irigasi
3.Menjelaskan
cara membuat
gambar sket
hasil
perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
jaringan irigasi
4. Menjelaskan
tentang bentuk
dan rancangan
bengunan
pelengkap
irigasi kepada
pihak terkait
5. Memberikan
contoh cara
menjelaskan
hasil penetapan
10 menit
Halaman: 22 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
rancangan
bengunan
pelengkap irigasi
kepada pihak
terkait
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menjelaskan
hasil penetapan
bentuk dan
perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
bentuk dan
perhitungan
dimensi
bangunan
pelengkap
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
dengan cermat
dan teliti
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 4
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
4.1 Bentuk
penampang,
bahan dan
struktur saluran
pembuang
dirancang
dengan cermat
berdasarkan
kondisi tanah
1) Dapat
menjelaskan
fungsi saluran
pembuang pada
jaringan irigasi
2) Dapat
menjelaskan
kriteria
perencanaan
saluran
pembuang
3) Mampu
merancang
bentuk
penampang
saluran
pembuang
Tujuan
Pembelajaran
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini, peserta mampu
merancang
bentuk
penampang,
bahan dan
struktur
saluran
pembuang
dengan
cermat
berdasarkan
kondisi tanah
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
1. Ceramah
2. Diskusi
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang fungsi
peraturan
saluran
tentang criteria
pembuang
perencanaan
pada jaringan
saluran dan
irigasi
bangunan
2. Menjelaskan
irigasi (KP-01
tentang kriteria
s.d KP-05) & B
perencanaan
01-02
saluran
b. SNI terkait
pembuang
c. Peraturan
3. Menjelaskan
Pemerintah
cara
tentang Irigasi
merancang
bentuk
penampang
saluran
pembuang
4. Menjelaskan
cara
merancang
bahan dan
struktur saluran
pembuang
3. Menjelaskan
cara
Jam
Pelajaran
Indikatif
10 menit
Halaman: 23 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
4) Mampu
merancang
bahan dan
struktur saluran
pembuang
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti
merancang
bentuk
penampang,
bahan dan
struktur saluran
pembuang
berdasarkan
kondisi tanah
4.2 Kapasitas setiap
saluran
pembuang
dihitung dengan
teliti sesuai
dengan kriteria
perencanaan
1) Dapat
menjelaskan
cara menghitung
kapasitas saluran
pembuang
berdasarkan
kriteria
perencanaan
2) Mampu
menghitung
kapasitas setiap
saluran
pembuang pada
jaringan irigasi
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kapasitas saluran
pembuang
4) Harus mampu
bersikat taat dan
konsisten
terhadap
penerapan
kriteria
perencanaan
perhitungan
kapasitas saluran
pembuang
4.3 Dimensi saluran
pembuang
dihitung dengan
cermat
berdasarkan
kriteria
perencanaan
yang telah
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
merancang
bentuk
penampang,
bahan dan
struktur saluran
pembuang
berdasarkan
kondisi tanah
dengan cermat
dan teliti
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
kapasitas
setiap saluran
pembuang
dengan teliti
sesuai dengan
kriteria
perencanaan
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang cara
peraturan
menghitung
tentang criteria
kapasitas
perencanaan
saluran
saluran dan
pembuang
bangunan
berdasarkan
irigasi (KP-01
kriteria
s.d KP-05) & B
perencanaan
01-02
2. Menjelaskan
b. SNI terkait
cara
c. Peraturan
menghitung
Pemerintah
kapasitas
tentang Irigasi
setiap saluran
pembuang
pada jaringan
irigasi
3. Menjelaskan
cara
menghitung
kapasitas
saluran
pembuang
dengan cermat
dan teliti
45 menit
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
menghitung
dimensi
saluran
pembuang
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang cara
peraturan
menghitung
tentang criteria
dimensi saluran
perencanaan
pembuang
saluran dan
berdasarkan
bangunan
kriteria
irigasi (KP-01
perencanaan
s.d KP-05) & B
45 menit
Halaman: 24 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
ditetapkan
1) Dapat
menjelaskan
cara menghitung
dimensi saluran
pembuang
berdasarkan
kriteria
perencanaan
2) Mampu
menghitung
dimensi saluran
pembuang
sesuai dengan
kapasitasnya
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
dimensi saluran
pembuang
4) Harus mampu
bersikat taat dan
konsisten
terhadap
penerapan
kriteria
perencanaan
perhitungan
dimensi saluran
pembuang
4.4 Hasil penetapan
dan perhitungan
dimensi saluran
pembuang
dikonsultasikan
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
1) Dapat
menjelaskan
hasil penetapan
bentuk dan
perhitunan
dimensi saluran
pembuang
2) Mampu
memeriksa
kembali hasil
perancangan
saluran
pembuang irigasi
3) Mampu
membuat
rangkuman hasil
perancangan
saluran
pembuang yang
terdapat pada
jaringan irigasi
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
dengan
cermat
berdasarkan
kriteria
perencanaan
yang telah
ditetapkan
2. Menjelaskan
01-02
cara
b. SNI terkait
menghitung
c. Peraturan
dimensi saluran
Pemerintah
pembuang
tentang Irigasi
sesuai dengan
kapasitasnya
dengan cermat
dan teliti
3. Menjelaskan
cara
menghitung
dimensi saluran
pembuang
sesuai dengan
kapasitasnya
4. Menjelaskan
perlunya
penerapan
kriteria
perencanaan
dalam
perhitungan
dimensi saluran
pembuang
secara
konsisten
Pada akhir
1. Ceramah
pembelajaran 2. Diskusi
sesi ini, peserta mampu
mengkonsultasikan hasil
penetapan
dan
perhitungan
dimensi
saluran
pembuang
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
1.Menjelaskan
a. Pedoman atau
tentang hasil
peraturan
penetapan
tentang criteria
bentuk dan
perencanaan
perhitunan
saluran dan
dimensi saluran
bangunan
pembuang
irigasi (KP-01
2. Menjelaskan
s.d KP-05) & B
tata cara
01-02
memeriksa
b. SNI terkait
kembali hasil
c. Peraturan
perancangan
Pemerintah
saluran
tentang Irigasi
pembuang
irigasi
3. Menjelaskan
cara membuat
rangkuman
hasil
perancangan
saluran
pembuang
yang terdapat
pada jaringan
irigasi
4. Memberikan
contoh cara
menjelaskan
bentuk dan
rancangan
Jam
Pelajaran
Indikatif
10 menit
Halaman: 25 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
No
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator
Unjuk Kerja
Tujuan
Pembelajaran
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
4) Dapat
menjelaskan
bentuk dan
rancangan
saluran
pembuang irigasi
kepada pihak
terkait
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menjelaskan
hasil penetapan
dan perhitungan
dimensi saluran
pembuang
kepada pihak
terkait agar
diperoleh
persetujuan
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
saluran
pembuang
irigasi kepada
pihak terkait
dengan cermat
dan teliti
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Halaman: 26 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
BAB IV
PERENCANAAN SALURAN DAN BANGUNAN IRIGASI
4.1
Umum
Bab ini berisi uraian mengenai penetapan bentuk dan dimensi saluran irigasi,
merancang bangunan irigasi, merancang bangunan pelengkap, serta uraian
mengenai cara merencanakan bentuk dan dimensi saluran pembuang.
4.2
Halaman: 27 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 28 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 29 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
C . NFR . A
e
dimana;
Q
: Debit rencana, l/dt
c
: Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan, (lihat
pasal 2.2.4 KP-03)
NFR : Kebutuhan bersih (netto) air di sawah, l/dt/ha
A
: Luas daerah yang diairi, ha
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 30 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Sebagai contoh perhitungan, jika luas daerah yang akan diairi 100 ha, nilai
kebutuhan air disawah 1,2 lt/det/ha dan koefisien golongan adalah 1, maka
kapasitas saluran tersebut adalah 166.67 l/det jika efisiensi irigasinya
diasumsikan 0,72.
Perlunya kecermatan dan ketelitian dalam menghitung kapasitas setiap
jenis saluran irigasi.
4.2.3
dimana :
v : kecepatan aliran, m/dt
k : koefisien kekasaran strickler, m1/3/dt
R : jari-jari hidrolis, m
I
: kemiringan energi
Untuk menghitung dimensi saluran irigasi, maka data penting yang
diperlukan adalah debit yang dialirkan (Q, m3/det) serta kecepatan aliran
(v, m.det) yang akan dirancang dengan tetap mengacu pada kecepatan
minimum dan maksimum yang diijinkan. Dari kedua data tersebut, bisa
dihitung luas penampang desain saluran (A = Q/v), yang kemudian dengan
mengasumsikan bentuk penampang adalah trapezium, dan perhitungan
iterasi/ trial dengan menetapkan salah satu parameter (kedalaman aliran
(h) atau kah lebar dasar saluran (b)) awal yang tetap.
Perlunya kecermatan dan ketaatan dalam
perencanaan pada perhitungan dimensi saluran
4.2.4
menerapkan
kriteria
Halaman: 31 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Salah satu faktor penting dalam menentukan elevasi muka air di saluran
atau bangunan adalah tinggi tekanan hilang (head loss). Secara umum,
untuk menghitung elevasi muka air di saluran dapat didekati
denganpersamaan; Elevasi muka air di saluran hulu = tinggi muka air di
hilir saluran + kehilangan tinggi tekanan (head loss) sepanjang saluran.
Secara rinci perhitungan elevasi muka air di setiap bangunan, melalui
tahapan berikut:
1) hitung tinggi muka air dibangunan sadap tersier.
2) Hitung kehilangan di saluran kuarter dan tersier serta bangunan,
dijumlahkan menjadi tinggi muka disawah yang diperlukan dalam
petak tersier.
3) Tentukan kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier dan
persediaan untuk variasi muka air akibat eksploitasi jaringan utama.
Rumusnya :
P = A + a + b + c + d + e + f + g + h + Z
di mana:
P : muka air di saluran primer atau sekunder
A : elevasi di sawah
a : lapisan air di sawah, 10 cm
b : kehilangan tinggi energi di saluran kuarter kesawah 5 cm
c : kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter 5 cm/boks
d : kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran irigasi =
kemiringan kali panjang atau I x L (disaluran tersier; lihat Gambar
4.1)
e : kehilangan tinggi energi di boks bagi, 5 cm/boks
f
: kehilangan tinggi energi di gorong-gorong, 5 cm per bangunan
g : kehilangan tinggi eriergi di bangunan sadap
h : variasi tinggi muka air, 0,10 h100 (kedalaman rencana)
Z : kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain
(misal jembatan).
Perlunya kecermatan dan ketelitian dalam menghitung elavsi muka air di
setiap saluran dan bangunan
4.2.5
Halaman: 32 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
4.3
Halaman: 33 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 34 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 35 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
e. Bangunan Pembawa
Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir
saluran. Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis.
Bangunan pembawa dapat berupa: bangunan terjun, got miring, goronggorong, talang, siphon, terowongan.
f. Bangunan Lindung
Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar.
Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air
buangan yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang
berlebihan akibat kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar
saluran.
Bangunan lindung dapat berupa; bangunan pembuang silang, pelimpah,
bangunan penggelontor sedimen, bangunan penguras, saluran pembuang
samping, dan saluran gendong.
g. Jalan dan Jembatan
Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka
tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut.
Biasanya jalan inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan
dibangun untuk saling menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang
saluran irigasi/pembuang atau untuk menghubungkan jalan inspeksi
dengan jalan umum.
h. Bangunan Pelengkap
Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir
yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada
umumnya tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung
atau di sepanjang saluran primer. Bangunan-bangunan pelengkap yang
dibuat di dan sepanjang saluran meliputi:
1) Pagar, rel pengaman dan sebagainya, guna memberikan pengaman
sewaktu terjadi keadaan-keadaan gawat;
2) Tempat-tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya, untuk
memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak
lereng;
3) Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon
dan gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut;
4) Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk.
5) Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani, dan antara
petani dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaian
permasalahan yang terjadi di lapangan. Pembangunannya
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 36 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 37 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
dimana :
Q : debit m3/dt
Cd : koefisien debit
Cd = 0,93 + 0,10 h1/L, for 0,1 < h1/L < 1,0
h1 : tinggi energi hulu, m
L : panjang mercu, m
Cv : Koefisien kecepatan datang
g : percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)
bc : lebar mercu, m
h1 : kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari Gambar 4.3, yang
memberikan harga harga Cv untuk berbagai bentuk bagian pengontrol.
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 38 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 39 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
4.4
Halaman: 40 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Sipon
Talang dan flum
Bangunan terjun
Got miring
Jalan inspeksi
Bangunan akhir
4.4.1 Memeriksa Ulang Rencana letak, jenis dan tipe bangunan pelengkap
pada layout jaringan irigasi
Rencana letak, jenis dan tipe bangunan pelengkap pada layout jaringan
irigasi diperiksa kembali dengan teliti.
Bangunan pembawa adalah bangunan yang diperlukan untuk membawa
aliran air di tempat-tempat di mana tidak mungkin dibuat potongan saluran
biasa tanpa pasangan. Bangunan pembawa mungkin diperlukan karena:
1) persilangan dengan jalan, yang diperlukan: gorong-gorong, jembatan
2) keadaan topografi yang berakibat terbatasnya lebar saluran atau
perubahan kemiringan secara tiba-tiba, atau di tempat-tempat di mana
kemiringan medan melebihi kemiringan saluran; yang diperlukan:
talang, flum, bangunan terjun atau saluran pasangan,
3) persilangan dengan saluran atau sungai; yang diperlukan: sipon atau
gorong-gorong,
4) menjaga agar muka air tetap setinggi yang diperlukan di daerahdaerah rendah; yang dibutuhkan: talang, flum atau saluran pasangan,
5) perlu membuang kelebihan air dengan bangunan pembuang; yang
dibutuhkan: bangunan pembuang.
a. Gorong-gorong
a.1. Umum
Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air
(saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya
(biasanya saluran), bawah jalan, atau jalan kereta api. Gorong-gorong
berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian masuk dan keluar.
Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti kemiringan saluran.
Gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka selama bangunan tidak
tenggelam.
Gorong-gorong (lihat Gambar 4.4) mempunyai potongan melintang yang
lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir. Sebagian dari
potongan melintang mungkin berada diatas muka air. Dalam hal ini
gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas.
Halaman: 41 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 42 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 43 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
dimana :
Q : debit, m3/dt
: koefisien debit (lihat Tabel 4.2)
A : luas pipa, m3
g : percepatan gravitasi, m/dt ( 9,8)
z : kehilangan tinggi energi pada gorong gorong, m
Tabel 4.2. Harga-harga dalam gorong-gorong pendek
Halaman: 44 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 45 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
a.7.3 Penulangan
Penulangan gorong-gorong beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa
sehingga :
1) diameter tulangan yang digunakan 16 mm dan 12 mm
2) bentuk/ukuran segmen penulangan sederhana, praktis dan dapat
dipakai pada beberapa segmen gorong-gorong serta beratnya pun
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga mudah dirakit/dipasang dan
diikat
3) pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak membahayakan pemakai jalan bila penutup beton
pecah karena benturan keras atau aus (ujung tulangan tidak akan
menonjol ke permukaan lantai kendaraan)
a.7.4 Dasar-dasar Pelaksanaan
Konstruksi gorong-gorong persegi beton bertulang ini dirancang dengan
cara pengecoran di tempat, menggunakan perancah sementara dan
bekisting yang harus dibongkar segera setelah kekuatan beton tercapai
yaitu umur beton kurang lebih 28 hari.
Panjang gorong-gorong persegi, merupakan lebar jalan ditambah dua kali
lebar bahu jalan dan dua kali tebal dinding sayap. Konstruksi goronggorong persegi beton bertulang ini direncanakan dapat menampung
berbagai variasi lebar perkerasan jalan, sehingga pada prinsipnya panjang
gorong-gorong persegi adalah bebas, tetapi pada perhitungan volume dan
berat besi tulangan diambil terbatas dengan lebar perkerasan jalan yang
umum yaitu 3,5 ; 4,5 ; 6 dan 7 m.
Fungsi dari bangunan terjun pada saluran irigasi adalah untuk mengatasi
perbedaan ketinggian yang terlalu besar antara kemiringan saluran
dengan kemiringan medan. Dengan kata lain, bangunan terjun berfungsi
sebagai pengatur tinggi mukai air.
b. Sipon
b.1. Umum
Sipon (Gambar 4.7) adalah bangunan yang membawa air melewati bawah
saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Pada sipon air mengalir
karena tekanan.
Perencanaan hidrolis sipon harus mempertimbangkan kecepatan aliran,
kehilangan pada peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan
pada bagian siku sipon serta kehilangan pada peralihan keluar.
Diameter minimum sipon adalah 0,60 m untuk memungkinkan
pembersihan dan inspeksi. Karena sipon hanya memiliki sedikit fleksibilitas
dalam mengangkut lebih banyak air daripada yang direncana, bangunan
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 46 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
ini tidak akan dipakai dalam pembuang. Walaupun debit tidak diatur, ada
kemungkinan bahwa pembuang mengangkut lebih banyak benda-benda
hanyut.
Halaman: 47 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 48 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 49 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 50 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
c.1. Talang
c.1.1 Potongan Melintang
Potongan melintang bangunan tersebut ditentukan oleh nilai banding b/h,
dimana b adalah lebar bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai-nilai
banding berkisar antara 1 sampai 3 yang menghasilkan potongan
melintang hidrolis yang lebih ekonomis.
c.1.2 Kemiringan dan Kecepatan
Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan dipotongan
saluran biasa. Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadikecepatan superkritis atau mendekati kritis,
karena aliran cenderung sangat tidak stabil. Untuk nilai banding potongan
melintang pada pasal c.1, ini memberikan kemiringan maksimum I = 0,002.
c.1.3 Peralihan
Peralihan masuk dan keluar dapat diperkirakan dengan Gambar 4.10 dan
menghitung kehilangan tinggi energi. Untuk menentukan panjang peralihan
di hulu maupun dihilir dihitung dengan rumus:
dimana;
B : lebar permukaan air di saluran
b : lebar permukaan air di bagian talang
L : panjang peralihan atau transisi antara talang dengan saluran
: sudut antara garis as talang dengan garis pertemuan permukaan air
Halaman: 51 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 52 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Secara umum aliran dielevated flume ini dihitung sebagai aliran merata di
hilir dan hulu saluran. Standar panjang saluran transisi sebagai berikut :
Halaman: 53 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 54 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 55 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 56 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
dan selanjutnya,
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 57 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
yu = q/vu
Aliran pada potongan U kemudian dapat dibedakan sifatnya dengan
bilangan Froude tak berimensi :
Gambar 4.17. Grafik tak berdimensi dari geometri bangunan terjun tegak
Kriteria bangunan terjun tegak, antara lain:
1) Jika dibuat dari pasangan batu, kehilangan ketinggian permukaan air
kurang dari 1 m (Z < 1 m)
2) Jika dibuat dari pasangan beton, maka Z > 1 meter
3) Terjunan tegak umumnya ditempatkan pada saluran tersier
Analisis hidrolisnya, lihat KP-05
d.4 Bangunan Terjun Miring
Permukaan miring, yang menghantar air ke dasar kolam olak, adalah
praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi energi jatuh
melebihi 1,5 m. Pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang
dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Jika peralihan ujung runcing
dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir),
disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1:2
(lihat Gambar 4.18).
Halaman: 58 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 59 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 60 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
dimana :
v : kecepatan, m/dt
k : koefisien kekasaran, m1/3/dt
R : jari-jari hidrolis, m
Kehilangan energi akibat gesekan, hf boleh diabaikan untuk got miring
yang panjangnya kurang dari 10 m.
Potongan biasa untuk bagian miring bangunan ini adalah segi empat.
Tetapi, andaikata ada bahaya terjadinya aliran yang tidak stabil dan
timbulnya gelombang, maka potongan dengan dasar berbentuk segi tiga
dan dinding vertikal dapat dipilih.
Tinggi dinding got miring yang dianjurkan sama dengan kedalaman
maksimum ditambah dengan tinggi jagaan (lihat Tabel 4.4) atau 0,4 kali
kedalaman kritis di dalam potongan got miring ditambah dengan tinggi
jagaan, yang mana saja yang lebih besar.
Tabel 4.4. Tinggi minimum untuk got miring (dari USBR, 1973)
Bila kecepatan di dalam got miring lebih dari 9 m/dt, maka kemungkinan
volume air tersebut bertambah akibat penghisapan udara oleh air.
Peninggian dinding dalam situasi ini termasuk persyaratan yang harus
dipenuhi, di samping persyaratan bahwa kedalaman air tidak boleh kurang
dari 0,4 kali kedalaman kritis.
Halaman: 61 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
f. Jalan inspeksi
Layout petak tersier juga mencakup perencanaan jalan inspeksi dan jalan
petani. Operasi dan pemeliharaan saluran dan bangunan di dalam petak
tersier membutuhkan jalan inspeksi di sepanjang saluran irigasi sampai ke
boks bagi yang terletak paling ujung/hilir. Karena kendaraan yang di pakai
oeh ulu-ulu dan para pembantunya adalah sepeda atau sepeda motor,
maka lebar jalan inspeksi diambil sekitar 1,5 - 2,0 m.
Jalan inspeksi untuk saluran tersier dibangun dengan lapisan dasar dan
kerikil setebal 0,20 m supaya cukup kuat. Kerikil terbaik untuk pembuatan
jalan adalah bahan aluvial alamiah yang dipilih dari sungai yang mengalir
di daerah proyek. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dapat juga dibangun
dengan lapisan dasar dari sirtu dan/atau Lapis Pondasi Agregat Kelas B
setebal 0.20 m supaya kuat. Batu-batu bongkah yang terlalu besar atau
kerikil bergradasi jelek hendaknya dihindari. Di daerah-daerah datar atau
rawa-rawa sebaiknya tinggi jalan diambil 0,3 - 0,5 m di atas tanah di
sekelilingnya.
Halaman: 62 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
g. Bangunan akhir
Bangunan akhir harus dibuat di ujung saluran pembawa kuarter untuk
membuang kelebihan air. Bangunan akhir berupa pelimpah yang
disesuaikan dengan muka air rencana. Untuk membilas endapan,
bangunan itu dilengkapi dengan skot balok.
Halaman: 63 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
4.4.3
Halaman: 64 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
L C1.
Z .dc 0,25
lebar bukaan:
Q = B1,71H3/2
Ketinggian energi disebelah hulu:
V12
H h1
2.g
lebar total :
Bt = B + 0,2h1
Kriteria rancangan untuk bangunan sipon berdasarkan kriteria
perencanaan, antara lain: kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali dari
kecepatan di saluran, berkisar 1,5 < V sipon < 3,0 m/det. Dan termasuk
aliran tertutup. yang harus diperhatikan, adalah terjadi beberapa
kehilangan energi, diantaranya:
1) Kehilangan akibat adanya kisi-kisi
2) Kehilangan pada saat masuk
3) Kehilangan akibat gesekan
4) Kehilangan akibat adanya tikungan
5) Kehilangan pada saat keluar
Kriteria rancangan untuk bangunan talang berdasarkan
perencanaan, harus memperhatikan;
Ketinggian air didalam talang ditentukan dengan persamaan :
kriteria
Q .b.h2 . 2.g.( H1 h2 )
Tinggi energi di hulu talang
Halaman: 65 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
H1 h1
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
V12
2.g
Halaman: 66 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
4.5
Halaman: 67 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 68 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 69 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Jika diperlukan jari-jari yang lebih kecil, jari- jari tersebut boleh dikurangi
sampai 3xlebar dasar dengan cara memberi pasangan bagian luar
lengkungan saluran.
a.4 Tinggi jagaan
Karena debit pembuang rencana akan terjadi dengan periode ulang ratarata 5 tahun, maka tinggi muka air rencana maksimum diambil sama
dengan tinggi muka tanah. Galian tambahan tidak lagi diperlukan.
Apabila jaringan pembuang utama juga mengalirkan air hujan buangan
dari daerah-daerah bukan sawah dan harus memberikan perlindungan
penuh terhadap banjir, maka tinggi jagaan akan diambil 0,4 - 0,1 m (lihat
gambar 4.22 dan 4.23).
Halaman: 70 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
dimana :
v : kecepatan aliran, m/dt
k : koefisien kekasaran strickler, m1/3/dt
R : jari-jari hidrolis, m
I
: kemiringan energi
Judul Modul: Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi
Halaman: 71 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 72 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 73 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
1) untuk pengaliran debit rencana, tinggi muka air mungkin naik sampai
sama dengan tinggi permukaan tanah.
2) Untuk pengaliran debit puncak, pembuang air dari sawah dianggap nol;
harga-harga tinggi muka air yang diambil ditunjukan pada Gambar 4.22.
Konsep dasar perencanaan saluran pembawa tidak menghendaki adanya
pengendapan di saluran sedangkan pada perencanaan saluran pembuang
diusahakan agar air cepat dapat dibuang sehingga tidak menyebabkan
penggenangan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman /padi.
Sejalan dengan menguatnya aspek lingkungan maka saluran pembuang
dapat direncanakan dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi dengan
tujuan agar terjadi infiltrasi yang besar sebelum mengalir kembali ke
sungai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kwalitas lingkungan yang
lebih hijau, memperbesar cadangan air tanah dan mengurangi debit air di
saluran pembuang.
Batas atas kecepatan atas yang diizinkan adalah kecepatan yang tidak
menyebabkan erosi untuk jenis tanah tertentu pada saluran dan dapat
dihitung berdasar gaya seret. Batas atas kecepatan yang diizinkan atau
yang tidak menyebabkan erosi, untuk saluran lurus dengan kemiringan
kecil serta kedalaman aliran lebih kecil dari 0,90 m menurut U.S Bereau of
Reclamation (Fortier dan Scobey 1925) sebagai berikut :
Tabel 4.8. Kecepatan Maksimum yang diizinkan (oleh Portier dan Scobey)
Halaman: 74 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 75 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
Halaman: 76 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.1
Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.
5.2
Halaman: 77 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
:
:
:
:
Judul
Pengarang/Penghimpun
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
:
:
:
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Halaman: 78 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012
5.3
Kode Modul
F45 AMPI 02 004 01
5.3.2
Halaman: 79 dari 79
Buku Informasi
Edisi: 1-2012