Pengertian Replikasi DNA
Pengertian Replikasi DNA
Replikasi
DNA
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. genom manusia pada satu
sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus diduplikasi secara akurat
(persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi adalah transmisi vertical (dari sel
induk ke sel anak supaya informasi genetik yang diturunkan sama dengan sel
induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S (pada mamalia), Replikasi terjadi
sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase M.
Salah satu sumber kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi yang
dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya karena kondisi lingkungan dan
kesalahan replikasi sendiri sehingga menyebabkan terjadinya mutasi. Supaya
replikasi sel dari generasi ke generasi tidak terjadi kesalahan maka perlu ada
repair DNA. Selain karena kesalahan replikasi, DNA juga sangat rentan terhadap
bahan kimia, radiasi maupun panas (hal yang dapat menyebabkan mutasi pada
DNA pada saat replikasi).
Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua DNA double helix.
Hasil replikasi DNA double strand. Kedua DNA parental strand bisa menjadi
template yang berfungsi sebagai cetakan untuk proses replikasi:
Semikonservaative process. Primer strand : Pada 3 dia akan melepaskan 2P
dipakai sebagai energy untuk menempelkan, tetapi pada 5 P tidak bisa dilepas
karena ketiga P dibutuhkan sehigga tidak ada energy sehingga tidak pernah terjadi
sintesis dari 3-5, tetapi dari 5-3, jadi yang menambah selalu ujung 3.
SILAHKAN kunjungi KLIK DISINI
Perbedaan
Replikasi
DNA
dan
Trankripsi DNA
Enzim yang berperan dalam proses transkripsi dan replikasi berbeda Pada proses
transkripsi, enzim yang berperan RNA polymerase. transkripsi DNA : terjadi pada
saat akan terjadi sintesis protein (ekspresi gen); yang dipakai cetakan hanya salah
satu untai DNA(3-5)
replikasi DNA : sebelum fase mitosis (fase S) dalam siklus sel; kedua untai induk
dipakai sebagai cetakan untuk di replikasi.
DNA polymerase
Pada proses replikasi DNA terdapat enzim sentral, yaitu DNA polymerase. Pada
proses replikasi, DNA polymerase hanya bisa menempel pada gugus OH
(hidroksil) dimana gugus OH hanya ada pada ujung 3 sedangkan ujung 5 adalah
ujung fosfat. (ciri utama DNA polymerase). Ciri kedua: DNA polymerase tidak
bisa mensintesis/ menempelkan DNA ke pasangan-nya kalau tidak ada primer
(lokomotif). Sifat dari DNA polymerase dia hanya bisa mensintesis DNA dari arah
5-3 sehingga pertumbuhan dari 5-3 karena penambahan pada ujung 3, dimana
pada ujung 3 ada ujung hidroksil.
Ciri lain DNA polymerase: membutuhkan primer, tidak bisa mensintesis DNA
tanpa adanya primer, primer yang dipakai adalah RNA (sekitar 4-5 basa dan
dilanjutkan DNA). DNA yang dibutuhkan adalah DNA primase untuk meletakkan
RNA pada tempatnya. DNA primase untuk mensintesis RNA sebagai lokomotif
(4-5 basa). Bila lokomotif sudah jadi maka akan di-take over oleh DNA
polymerase, dan yang ditambahkan adalah DNA.
Pada Proses replikasi di butuhkan titik awal (replication origin) biasa di singkat
ORI. Contoh pada plasmid (prokariot), terdapat proses replikasi yang dimulai
pada replication origin dan mengembang sampai dihasilkan 2 plasmid yang sama
persis. Tetapi pada eukariot (mamalia) lebih kompleks tetapi tetap membutuhkan
replication origin.
Pada mamalia ada beberapa replication origin (replication bubble) yang akan
bergabung satu sama lain. DNA harus terbuka dahulu baru bisa digandakan.
Origin replication disebut sebagai unique sequence yang merupakan pertanda
sebagai tempat proses/titik mulai terjadinya replikasi, dimana ada protein tertentu
yang akan mengenali sequence. Pada bakteri (prokariot) hanya butuh satu titik
ORI (origin of replication) sedangkan pada mamalia (eukariot) butuh beberapa
ORI karena kalau hanya 1 ORI akan butuh waktu 3 minggu untuk mereplikasi 3
milyard DNA. Sehingga pada mamalia ada 30.000 titik ORI yang bekerja secara
bersamaan sehingga fase S untuk replikasi hanya butuh beberapa jam saja.
Untuk replikasi perlu sequence tertentu yaitu yang disingkat (ACS) merupakan
urutan basa yang sangat terjaga karena urutan basa tersebut dikenali oleh protein
Origin Recognition Complex (ORC) sehingga bila ORC mengenali sequence
maka replikasi dapat dimulai. ORI lebih global sedangkan ACS sudah pada
sequence (pada urutan basa tertentu). Replikasi terjadi pada fase S sedangkan
transkripsi bisa terjadi pada fase S atau G1 dimana terjadi sintesis protein maka
bisa terjadi transkripsi.
Saat awal akan di mulainya repliaksi, pada G1 akhir ORC mengenali sequence
ACS, kemudian ada molekul lain, juga helikase yang membentuk pre-replicative
complex (pre-RC). selanjutnya pada fase S degradasi fosporilasi ORC, degradasi
fosforilasi Cdc6 maka terbentuk bubble replication. Helikase membuka pilinan,
topoisomerase yang memotong pada titik tertentu.
secara singkat dalam siklus sel : Pada fase G2/M sudah ada 2 copy. Pada fase G1
persiapan, S proses replikasi, G2/M sudah selesai
Sumber : SILAHKAN KLIK DISINI
mereplace atau menempatkan dNTP. Pada saat RNA dibuang maka akan
digantikan dengan DNA polymerase delta yang baru sampai hilang sama sekali.
Tetapi masih belum lengkap karena masih ada celah sehingga perlu DNA ligase
untuk menempelkan. Akhirnya diperoleh 2 strain yang sama persis.
Protein yang dibutuhkan dalam replication fork yaitu:
- Helicase: fungsinya untuk membuka (unwinding) parental DNA
- Single-stranded DNA-binding protein: untuk menstabilisasi unwinding, untuk
mencegah DNA yang single-stranded agar tetap stabil (tidak double straded lagi).
- Topoisomerase: untuk memotong (breakage) pada tempat-tempat tertentu.
DNA Polimerase yang memiliki DNA single-strand binding protein monomer
yang bertugas untuk mencegah supaya DNA tidak hanya menempel dengan
lawannya tetapi juga bisa membentuk hairpins.
Karena sudah terbuka sehingga ada basa-basa tertentu yang saling berpasangan
sehingga terbentuk hairpins. Supaya tidak terbentuk hairpins maka didatangkan
single strand binding protein supaya tetap lurus dan tidak berbelok-belok.
Topoisomerase, cirinya memotong DNA pada tempat tertentu sehingga mudah
untuk memutar karena sudah dipotong. Tugasnya adalah memasangkan kembali
DNA yang terpotong.
Protein aksesori :
Brace protein, : Replication factor C (RFC), supaya DNA polimerasenya
menempelnya stabil (tidak mudah terlepas dari DNA template).
Sliding-clamps protein, supaya kedudukannya stabil dan tidak goyang2.
Proses pada leading dan lagging strand berlangsung secara bersamaan, tetapi
proses pada lagging bertahap. Ada DNA polimerase dan sliding clamps. Sintesis
terjadi pada leading strand terlebih dahulu. Pada tahap tertentu DNA primase akan
ditambahkan sehingga clamps-nya datang lagi. Setelah proses replikasi selesai
maka RNA akan segera dibuang digantikan dengan DNA yang baru.
Perangkat untuk replikasi: DNA polimerasi, brace, clamp, DNA helicase, singlestrand binding protein, primase, topoisomerase.
Setelah direplikasi ujung DNA harus ada telomere (ujung DNA). Bila tidak ada
telomere maka kromosom akan saling menempel sehingga kromosom tidak 46
tetapi dalam bentuk gandeng2 (tidak diketahui).
Chromosome end:
Pada lagging strand, di akhir replikasi ujungnya akan dihilangkan, RNA juga akan
dihilangkan, sehingga hasil replikasi menjadi lebih pendek. Hal ini terjadi karena
menggunakan primer RNA untuk proses replikasi, dan RNA primer setelah
replikasi harus dibuang dan tidak bisa digantikan. Untuk mengatasinya maka
diadakan
telomerase
yang
dibuat
berkali-kali.
(slide
76: