Anda di halaman 1dari 5

MENGENDALIKAN BERBAGAI HAMA DENGAN BINTARO

Annisrien Nadiah, SP
POPT Ahli Pertama
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya

Pernahkah mendengar nama Bintaro? Ini bukan nama suatu tempat di daerah
Jakarta Selatan. Bintaro adalah nama sebuah tanaman berjenis pohon yang biasanya
tumbuh di pesisir pantai, beberapa taman kota, tepi jalan ataupun di daerah kompleks
perumahan yang berfungsi sebagai pohon peneduh. Struktur pohonnya kuat dengan
pertumbuhan yang cepat dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan
membuat tanaman bintaro dimanfaatkan sebagai pohon penghijauan. Namun, tahukah
anda bila sebenarnya banyak manfaat yang bisa diambil dari daun, batang bahkan
buah bintaro untuk digunakan sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan? Yuuuk
mari kita bahas dalam tulisan berikut ini.
Apa itu tanaman bintaro?
Tanaman

bintaro

(Cerbera

sp.)

termasuk salah satu tanaman sumber bahan


baku obat tradisionil untuk kesehatan manusia
di Asia Tenggara. Buah bintaro dikenal
dengan berbagai nama. Di daerah Pasifik
disebut dengan Leva (Samoa), Toto (Tonga),
Vasa (Fiji), ada pula yang menyebutnya
Gambar 1. Pohon bintaro yang sedang
berbuah

mangga laut (sea mango). Di Indonesia juga


dikenal dengan berbagai nama daerah seperti
di daerah Sumatera dikenal dengan sebutan

madangkapo (Minangkabau) dan bintan (Melayu), di daerah Jawa dikenal dengan


sebutan bintaro (Sunda dan Jawa), di daerah Bali dikenal dengan sebutan kanyeri
putih, di daerah Nusa Tenggara dikenal dengan sebutan bilutasi (Timor), didaerah
Sulawesi dikenal dengan sebutan lambuto (Makasar) dan goro-goro (Manado)
sedangkan di daerah Maluku dikenal dengan sebutan wabo (Ambon), goro-goro di
daerah guwae (Ternate).
Buahnya sering juga disebut Cerbera karena bijinya dan semua bagian
pohonnya mengandung racun yang disebut cerberin yaitu racun yang dapat
menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga dapat
mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari
pembakaran kayunya pun juga dapat menyebabkan keracunan beberapa bagian
tanaman bintaro jika digunakan melebihi batas tertentu dapat kenyebabkan keracunan.

Biji tumbuhan ini akan menyebabkan rasa lemah, muntah, mengantuk, denyut nadi
menjadi lemah,tekanan darah menjadi rendah, keletihan, sakit perut, degupan jantung
yang tidak normal dan anak mata mengembang. Daun tumbuhan ini juga dapat
memberi gangguan pada sistem saraf pusat.
Khasiat dan fungsi tanaman bintaro
Tanaman

bintaro

memiliki

kegunaan

sebagai obat yaitu daun muda, akar dan kulit


batangnya berkhasiat untuk pencahar. Untuk
pencahar dipakai kurang lebih 10 gram daun
muda segar, dicuci, dimakan sebagai lalab.
Selain sebagai obat, ekstrak daun tanaman
bintaro
motorik
Gambar 2. Buah bintaro yang telah
masak (kiri)

dapat

menurunkan

secara

signifikan

aktifitas

reaksi

meningkatkan

rangsangan panas, menyebabkan penurunan


ketahanan dan kematian pada tikus. Terhadap

manusia, biji tumbuhan ini dapat menyebabkan rasa lemah, muntah, mengantuk,
denyut nadi menjadi lemah, tekanan darah menjadi rendah, keletihan, sakit perut,
degupan jantung yang tidak normal dan anak mata mengembang. Daun tumbuhan ini
juga dapat mengganggu pada sistem saraf pusat. Kegunaan lain bintaro adalah untuk
menangkal tikus (menaruh buahnya di dekat tempat lewat tikus) dan hama lainnya
(seperti ulat), bahan baku lilin, bio-insektisida, obat luka, deodorant dan berpotensi
sebagai bahan bakar alternatif (masih dilakukan penelitian dan pengujian).
Menurut penelitian Faperta IPB, buah Bintaro terdiri atas 8% biji dan 92%
daging buah. Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji
Bintaro mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang 14%
dan kelapa sawit 20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak kandungan
minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya asam palmitat
(22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat (16,7%).
Kandungan kimia
Tanaman bintaro mengandung kardiak glikosid jenis cerberin danneriifolin.
Daun, buah dan kulit batang bintaro mengandung saponim, daun dan buahnya
mengandung polifenol, di samping itu kulit batangnya mengandung tanin. Seluruh
bagian dari pohon bintaro memiliki kegunaan dan masih terus dikembangkan hingga
saat ini berbagai manfaatnya. Berikut adalah kandungan bagian dari pohon bintaro: (a)

Akar dan batang, mengandung zat kimia dari kulit batang ini adalah flavonoid dan
steroid. (b) Daun. Ekstrak daun bintaro memiliki kandungan kimia yang dapat berguna
sebagai antikanker berupa 17H-neriifolin. Kandungan lain yang terdapat pada daun
adalah saponin, steroid dan flavonoid. (c) Biji bintaro termasuk bagian yang paling
beracun dibandingkan dengan bagian lainnya. Zat kimia yang terkandung yaitu steroid,
triterpenoid, saponin dan alkaloid yang terdiri dari cerberin (0,6%) serberosida, nerifolin
dan thevetin. Senyawa alkaloid inilah yang memiliki karakter toksin, repellent dan
antifeedant pada serangga.
Bintaro dapat mengendalikan beberapa jenis hama tanaman
Berdasarkan penelitian, tanaman bintaro memiliki efek seperti antifungi,
insektisida, antioksidan dan antitumor. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung
adalah saponin, polifenol, terpenoid dan alkaloid. Senyawa-senyawa tersebut bersifat
polar karena mengandung nitrogen dan senyawa golongan fenol sehingga larut dalam
pelarut polar atau semipolar. Senyawa cerberin dapat menyebabkan toksisitas pada
larva (Lepidoptera, Coleoptera, Diptera) sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan larva. Cerberin termasuk dalam golongan alkaloid atau glikosida yang
dapat berperan terhadap kematian larva. Cerberin merupakan senyawa monoasetil
neriifolin. Cerberin dapat mempengaruhi detak jantung larva dan mengganggu saluran
ion kalsium di miokard. Cerberin juga memiliki sifat toksik sehingga dapat
menyebabkan anoreksia pada larva serangga.
Kandungan saponin dan polifenol dapat menghambat aktivitas makan serangga
karena saponin menyebabkan penurunan enzim pencernaan serta menghambat
penyerapan makanan. Saponin dapat menyebabkan degradasi kutikula bahkan dapat
menghilangkannya sehingga cairan tubuh larva banyak yang keluar dan masuk melalui
saluran pernafasan sehingga tubuh larva akan rusak.Biji bintaro mengandung steroid
yang dapat menghambat proses molting pada larva karena strukturnya yang hampir
sama dengan hormon yang berperan dalam molting.Tanin dapat mengganggu proses
pencernaan serangga karena menggaggu penyerapan dengan mengikat protein di
saluran cerna. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan karena
tanin dapat menurunkan aktivitas enzim digestif seperti protease dan amilase.
Potensi bintaro sebagai pestisida nabati
Seluruh bagian dari tanaman bintaro beracun. Kernel yang terdapat pada
perikarp yang berserat sangat bersifat racun. Mengandung Cerberin yang merupakan

glikosoda bebas N yang bekerja sebagai racun jantung yang sangat kuat. Cerberin
dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Salah satu potensi tanaman bintaro adalah anti rayap.
Secara umum ekstrak kulit batang dan daun bintaro memberikan efek signifikan
terhadap mortalitas rayap Coptotermes sp. (mortalitas berkisar 90-100% pada akhir
pengamatan).
Dari tabel 1a dapat diketahui bahwa seluruh bagian tanaman bintaro dapat
digunakan untuk mengendalikan hama rayap kayu kering (Rohimatun dan Suriati,
2011). Dari tabel 1b juga dapat diketahui bahwa ekstrak biji, buah dan daun bintaro
dapat mengendalikan hama Eurema spp. (larva) (Utami, 2010).

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa


batang, bunga dan daun bintaro yang
diekstrak juga dapat mengendalikan
populasi

nematoda

puru

akar

(Meloidogyne spp.) (Mariana, 2007).

Penutup
Sifat beracun pohon bintaro dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.
Racun pada tanaman adalah sistem alami yang dikembangkan sebagai strategi
pertahanan alami tanaman dan sama sekali tidak atau bukan untuk membahayakan
manusia. Tidak semua tanaman beracun merugikan jika dikelola dan dimanfaatkan
dengan tepat, oleh karena itu perlu pengkajian dan dikembangkan lebih lanjut
mengenai pemanfaatan bintaro sebagai salah satu bahan insektisida nabati yang
sangat potensial.
Referensi
Anonimus.

2012.
Manfaat
buah
bintaro
dan
bahayanya.
Available
at
http://blogsistah.blogspot.co.id/2015/02/manfaat-buah-bintaro-dan-bahayanya.html.
Diakses 5 Januari 2016.
Anonimus.
2014.
Bahaya
dan
manfaat
buah
bintaro.
Available
at
https://arurasameru.wordpress.com/2011/06/24/bahaya-dan-manfaat-buah-bintaro/.
Diakses 5 Januari 2016.
Anonimus. 2015. Bintaro. Available at https://id.wikipedia.org/wiki/Bintaro. Diakses 5 Januari
2016.
Anonimus.
2015.
Buah
bintaro
untuk
menangkal
tikus.
Available
at
https://www.hellodoctor.co.id/buah-bintaro-untuk-menangkal-tikus/.
Diakses
5
Januari2016.
Kang ucup. 2015. Cara mengusir tikus menggunakan buah bintaro. Available at
http://www.wismakreatif.com/2015/03/cara-mengusir-tikus-menggunakan-buah.html.
Diakses 5 Januari 2016.
Kartimi. 2015. Pemanfaatan buah bintaro sebagai biopestisida dalam penanggulangan hama
tanaman padi di kawasan pesisir Desa Bandengan Kabupaten Cirebon. Prosiding
seminar nasional pendidikan biologi 2015. Malang.
Mariana, M. 2007. Potensi Cerbera odollam Gaertn untuk pengendalian nematoda puru akar
Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Prayuda, Y E. 2014. Efikasi ekstrak biji bintaro (Cerbera manghas) sebagai larvasida pada larva
Aedes aegypti L. instar III/IV. Skripsi FK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Rohimatun dan S. Suriati. 2011. Bintaro (Cerbera manghas) sebagai pestisida nabati. J. Warta
Litbang tanaman industri 17(1)1-3. Badan Litbang Kementerian Pertanian.
Utami, S. 2010. Aktivitas insektisida bintaro (Cerbera odollam Gaertn) terhadap hama Eurema
spp. pada skala laboratorium. J. Penelitian Hutan Tanaman 7(4)211-220. Balai
Penelitian Kehutanan Palembang.

Anda mungkin juga menyukai