ISI
Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon
dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva
(Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji). Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama
anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani. Hampir seluruh bagian tanaman
Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat
menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga
mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari
pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan.
Bintaro adalah tumbuhan yang daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau
tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-
5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima
dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna
merah cerah jika masak. Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik,
dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian
dari ekosistem hutan mangrove. Daun dan buahnya mengandung bahan yang
memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun.
Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya
dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. Di Indonesia bintaro
sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh
kota.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera L.
Spesies : Cerbera manghas L
a.Akar
Salah satu manfaat dari bagian akar adalah untuk melancarkan
buang air besar atau sebagai obat pencahar.
b.Batang
Selain akar, kulit batang pohon bintaro bermanfaat juga sebagai
obat pencahar. Kulit batang ini juga mengandung zat kimia yaitu
flavonooid dan steroid.
c.Daun
Ekstrak daun bintaro memiliki kandungan kimia yang dapat
berguna sebagai antikanker payudara dan ovarium berupa 17H-
neriifolin. Selain itu, bermanfaat juga sebagai obat pencahar.
Kandungan lain yang terdapat dalam daun ini yaitu saponin, steroid,
dan flavonoid.
d.Biji
Biji bintaro termasuk bagian yang paling beracun di bandingkan
bagian yang lainya. Zat kimia yang terkandung, yaitu steroid,
triterpenoid, saponin, dan alkaloid yang terdiri dari cerberin (0,6%),
serberosida, nerifolin, dan thevetin. Senyawa alkaloid ini memiliki
karakter toksin, repellent, dan antifeedant pada serangga.
Buah bintaro sudah sejak lama digunakan sebagai pengusir tikus yang ampuh.
Caranya pun mudah. Letakkan saja buah bintaro di area yang biasa dilewati tikus,
maka dijamin tikus dengan sendirinya akan segera pergi. Tikus yang punya indera
penciuman tajam, akan menjauh karena terganggu dan takut oleh bau toksin dari
buah bintaro yang dapat merusak syaraf otaknya. Selama buah bintaro belum layu,
bisa dipastikan tak ada satupun tikus yang berani mendekat.
Selain ampuh mengusir tikus di dalam rumah, buah bintaro juga dapat
mengusir tikus di area seperti ladang, sawah, kebun dan lainnya, sehingga
disarankan untuk ditanam di sana.
2. Energi Alternatif
Menurut hasil riset IPB, buah bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging
buah. Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji
Bintaro mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang
14% dan kelapa sawit 20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak
kandungan minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya
asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat
(16,7%).
Tim peneliti Fateta IPB menyatakan, berdasarkan hasil uji toksisitas dari
getah buahnya, minyak bintaro layak digunakan sebagai bahan bakar, dengan bau,
asap dan residu lainnya yang tergolong aman.
Jika dibandingkan dengan biji jarak, biji dari buah bintaro memiliki kadar
minyak yang lebih tinggi. Melalui beberapa tahap pengolahan, 1 kg minyak bisa
dihasilkan dari 1,8 kg biji bintaro yang sudah kering. Minyak ini bisa digunakan
sebagai pengganti minyak tanah untuk kompor. Proses pengolahan buah bintaro
menjadi minyak ini juga terhitung cepat dan mudah.
4. Biopestida
Daun pohon bintaro juga bisa dibuat menjadi biopestida dengan proses yang
cukup mudah. Pertama, menyiapkan 1 kg daun bintaro segar kemudian rendam
selama 2 hari dalam larutan ethanol atau aseton. Selanjutnya lakukan penyaringan
untuk memisahkan cairan dengan daun. Setelah itu uapkan cairan ekstrak hingga
pekat. Untuk aplikasi, dosis 1 gr adalah 1 liter air. Caranya dengan melarutkan 1 gr
pasta dalam 5-10 cc minyak tween, lalu ditambah air sedikit demi sedikit. Terakhir,
semprotkan 500 liter larutan untuk 1 hektar lahan.
Di India, racun yang terkandung dalam buah bintaro biasa digunakan untuk
bunuh diri. Sedangkan suku Dayak dan Banjar, di Kalimantan, menggunakan racun
yang terdapat dalam buah bintaro ini untuk dioleskan pada anak panah yang akan
digunakan berburu hewan.
8. Obat Luka
Buah bintaro juga bisa dimanfaatkan sebagai obat luka. Bahkan, suku Muna
di Sulawesi Tenggara, biasa memanfaatkan cerbera odollam yang terkandung pada
buah bintaro sebagai obat yang mampu menyembuhkan berbagai luka.