Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI

A. Gambar Tanaman Bintaro

B. Sejarah Tanaman Bintaro

Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon
dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva
(Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji). Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama
anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani. Hampir seluruh bagian tanaman
Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat
menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga
mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari
pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan.

Bintaro adalah tumbuhan yang daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau
tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-
5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima
dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna
merah cerah jika masak. Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik,
dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian
dari ekosistem hutan mangrove. Daun dan buahnya mengandung bahan yang
memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun.
Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya
dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. Di Indonesia bintaro
sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh
kota.

C. Taksonomi Tanaman Bintaro

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera L.
Spesies : Cerbera manghas L

D. Morfologi dan Anatomi Tumbuhan

Tanaman ini dapat memiliki ketinggian mencapai 10-20 meter.


Pohon bintaro memiliki batang yang tegak yang berbentuk bulat, berkayu
serta berbintik-bintik hitam. Daun yang dimiliki pohon bintaro memiliki
ciri-ciri, antara lain daun tunggal dan berbentuk lonjong, tepi daun rata,
ujung pangkalnya meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan
licin, dengan ukuran panjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm, dan bewarna hijau.
Selain itu, alat reproduksi tanaman ini adalah dengan bunga yang memiliki
karakteristik bewarna putih, berbau harum, dan terletak di ujung batang.
Bunganya termasuk dalam bunga majemuk yang memiliki tangkai putik 2-
2,5 cm dengan kepala sari bewarna cokelat dan kepala putiknya bewarna
hijau keputihan. Didalam buah bintaro ini terdapat biji yang berbentuk
oval, panjang, pipih, dan warnanya putih. Pohon bintaro diperkuat dengan
akar yang kokoh bersifat akar tunggang bewarna cokelat.
Buahnya mirip mangga kecil saat warnanya masih hijau dengan
serat batok hijau yang menutup biji bulat berukuran 2 cm x 1,5 cm dan
terdiri dari dua bagian daging buah. Jika terpajan oleh udara, biji putih ini
akan berubah menjadi warna ungu, kemudian abu-abu tua dan akhirnya
berubah menjadi coklat atau hitam. Bagian tumbuhan ini menghasilkan
getah bewarna putih susu. Pohon ini banyak tumbuh di sekitar rawa dan
tepi sungai di beberapa negara seperti India, Vietnam, Bangladesh,
Kamboja, dan Myanmar. Di Madagaskar, biji buahnya menjadi racun yang
berat karena mengandung glikosida yang bersifat toksik tinggi bagi
jantung. Di Myanmar, biji ini digunakan untuk kosmetik untuk
mencerahkan tubuh atau digunakan sebagai campuran insektisida atau
repellent karena mengandung minyak non-siccative. Secara tradisional,
bagian-bagian dari pohon ini dapat digunakan sebagai obat pencahar,
emetik, anti-rematik, sedatif, anti-nosiseptif, dan aktifitas toksik pada
sistem saraf pusat dan jantung.
Seluruh bagian dari pohon bintaro memiliki kegunaan dan masih
terus dikembangakan hingga saat ini berbagai manfaatnya. Berikut adalah
beberapa dari manfaat pohon bintaro,

a.Akar
Salah satu manfaat dari bagian akar adalah untuk melancarkan
buang air besar atau sebagai obat pencahar.
b.Batang
Selain akar, kulit batang pohon bintaro bermanfaat juga sebagai
obat pencahar. Kulit batang ini juga mengandung zat kimia yaitu
flavonooid dan steroid.

c.Daun
Ekstrak daun bintaro memiliki kandungan kimia yang dapat
berguna sebagai antikanker payudara dan ovarium berupa 17H-
neriifolin. Selain itu, bermanfaat juga sebagai obat pencahar.
Kandungan lain yang terdapat dalam daun ini yaitu saponin, steroid,
dan flavonoid.

d.Biji
Biji bintaro termasuk bagian yang paling beracun di bandingkan
bagian yang lainya. Zat kimia yang terkandung, yaitu steroid,
triterpenoid, saponin, dan alkaloid yang terdiri dari cerberin (0,6%),
serberosida, nerifolin, dan thevetin. Senyawa alkaloid ini memiliki
karakter toksin, repellent, dan antifeedant pada serangga.

E. Efek Farmakologi Tanaman Bintaro

Meski tidak bisa dikonsumsi karena mengandung toksin cerberin, buah


bintaro punya banyak manfaat, seperti berikut ini:

1. Pengusir tikus yang ampuh

Buah bintaro sudah sejak lama digunakan sebagai pengusir tikus yang ampuh.
Caranya pun mudah. Letakkan saja buah bintaro di area yang biasa dilewati tikus,
maka dijamin tikus dengan sendirinya akan segera pergi. Tikus yang punya indera
penciuman tajam, akan menjauh karena terganggu dan takut oleh bau toksin dari
buah bintaro yang dapat merusak syaraf otaknya. Selama buah bintaro belum layu,
bisa dipastikan tak ada satupun tikus yang berani mendekat.
Selain ampuh mengusir tikus di dalam rumah, buah bintaro juga dapat
mengusir tikus di area seperti ladang, sawah, kebun dan lainnya, sehingga
disarankan untuk ditanam di sana.

2. Energi Alternatif

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil


mengembangkan minyak dari biji buah bintaro sebagai energi alternatif. Penelitian
minyak Biji Bintaro sebagai energi alternatif ini merupakan hasil kerja sama dengan
PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai upaya pemanfaatan sumber daya
lokal dan juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dimana perusahaan ini
beroperasi.

Sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan minyak biji Bintaro ini


dipresentasikan oleh Tim Peneliti dari Fateta IPB di hadapan pemerintah daerah
Kabupaten Pelalawan, Riau, dan masyarakat Teluk Meranti pada 28 Desember
2010.

Menurut hasil riset IPB, buah bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging
buah. Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji
Bintaro mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang
14% dan kelapa sawit 20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak
kandungan minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya
asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat
(16,7%).

Tim peneliti Fateta IPB menyatakan, berdasarkan hasil uji toksisitas dari
getah buahnya, minyak bintaro layak digunakan sebagai bahan bakar, dengan bau,
asap dan residu lainnya yang tergolong aman.

Jika dibandingkan dengan biji jarak, biji dari buah bintaro memiliki kadar
minyak yang lebih tinggi. Melalui beberapa tahap pengolahan, 1 kg minyak bisa
dihasilkan dari 1,8 kg biji bintaro yang sudah kering. Minyak ini bisa digunakan
sebagai pengganti minyak tanah untuk kompor. Proses pengolahan buah bintaro
menjadi minyak ini juga terhitung cepat dan mudah.

3. Racun Ulat Grayak

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjar Baru, Kalimantan


Selatan, pada tahun 2008 pernah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa
24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang dicelupkan dalam larutan buah
bintaro, sebanyak 30% populasi ulat grayak mati. Bahkan, tingkat kematian naik
menjadi 90-95% setelah 60-72 jam perlakuan ini.

4. Biopestida

Daun pohon bintaro juga bisa dibuat menjadi biopestida dengan proses yang
cukup mudah. Pertama, menyiapkan 1 kg daun bintaro segar kemudian rendam
selama 2 hari dalam larutan ethanol atau aseton. Selanjutnya lakukan penyaringan
untuk memisahkan cairan dengan daun. Setelah itu uapkan cairan ekstrak hingga
pekat. Untuk aplikasi, dosis 1 gr adalah 1 liter air. Caranya dengan melarutkan 1 gr
pasta dalam 5-10 cc minyak tween, lalu ditambah air sedikit demi sedikit. Terakhir,
semprotkan 500 liter larutan untuk 1 hektar lahan.

5. Racun pada Anak Panah

Di India, racun yang terkandung dalam buah bintaro biasa digunakan untuk
bunuh diri. Sedangkan suku Dayak dan Banjar, di Kalimantan, menggunakan racun
yang terdapat dalam buah bintaro ini untuk dioleskan pada anak panah yang akan
digunakan berburu hewan.

6. Bahan Baku Lilin

Lilin adalah sumber penerangan yang biasa digunakan oleh sebagian


masyarakat. Belakangan diketahui bahwa ternyata biji dari buah bintaro
mengandung minyak yang banyak sehingga dapat digunakan untuk membuat lilin.
7. Bahan Deodoran

Deodoran berfungsi untuk menghambat saluran keringat agar jumlah keringat


yang tumbuh di ketiak sedikit. Selain itu, deodoran juga memiliki nilai tambah
karena keharumannya yang mampu membuat ketiak tercium wangi. Ternyata,
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa buah bintaro juga bisa digunakan
sebagai bahan deodoran tersebut.

8. Obat Luka

Buah bintaro juga bisa dimanfaatkan sebagai obat luka. Bahkan, suku Muna
di Sulawesi Tenggara, biasa memanfaatkan cerbera odollam yang terkandung pada
buah bintaro sebagai obat yang mampu menyembuhkan berbagai luka.

Anda mungkin juga menyukai