ABSTRAK
Sebagai sebuah organisasi keagamaan yang terbesar dan menjadi representasi dari
umat Islam di Indonesia, Nahdhatul Ulama yang disingkat NU memposisikan dirinya
sebagai organisasi yang memiliki kepekaan untuk selalu mengkompromikan ajaran
agama dengan budaya lokal dengan mengedepankan konsep al-Muhfazhah al
Qadm al-Shlih wa al-Akhdzu bi al-Jadd al-Ashlh. Konsep inilah yang membedakan
NU dengan organisasi Islam lainnya yang ada di Indonesia. Keberadaan NU
memberikan warna tersendiri dalam proses dan penyebaran Islam yang begitu masif
dan cepat tersebar. Hal ini dapat dilihat pada pendekatan yang digunakan NU dalam
memperkenalkan Islam kepada masyarakat melalui akomodasi budaya. Artinya
bahwa disamping menyebarkan dan mensyiarkan Islam, NU tidak menggusur atau
memberangus budaya yang sedianya memang sudah tumbuh dan berakar di
masyarakat tapi justru mempertahankan nilai budaya tersebut yang dikemas dengan
nilai-nilai keislaman terlepas apakah hal tersebut sejalan atau tidak dengan syariat
agama. Hal ini pula yang memperkuat posisi NU di masyarakat tetap kuat karena
nilai tawar terhadap budaya tersebut.
*Dosen
Sambas
Fakultas Adab dan Ushulludin Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Merujuk kepada catatan sejarah masukya Islam di Indonesia, bahwa tersebarbya Islam keseluruh kepulauan nusantara hampir tanpa ada pertentangan
dan konflik dari masyarakat setempat.
Islam begitu mudah diterima karena
agama yang dibawa adalah riaslah yang
menyeru kepada kedamaian, humanisme, keadilan serta akomodatif terhadap
budaya lokal meskipun pada waktu itu
mereka menganut agama Hindu dan
Budha. Ini artinya, para mubalig dalam
menyebarkan Islam tidak
dengan pemaksaan melainkan melalui
pendekatan psikologis yang menyentuh
langsung ke jantung masya-rakat. Islam
masuk tidak membedakan kasta sebagaimana dalam agama Hindu tapi justru
menempatkan harkat dan martabat manusia pada level yang sejajar dan mulia.
Budaya setempat tidak lantas dibuang
atau dihilangkan bahkan ditransformasikan menjadi tradisi Islam atau
budaya Islam lokal seperti budaya Islam
Jawa, Islam Melayu, Islam Makasar dan
sebagainya yang antara tradisi satu
dengan lainnya berbeda.
Itulah sebabnya mengapa Islam begitu cepat tersebar di Indonesia dan
tercatat sebagai negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia meskipun
begitu jauh dari tempat kelahirannya
karena sikap akomodatif dan prinsip ahli
sunnah yang diterapkan seperti tawasuth, tawazun, tasammuh dan amr maruf
nahi munkar. Prinsip-prinsip ini menjadi
senjata para muballigh dalam menaklukan hati sebagian besar masyarakat
Indonesia yang sangat terkenal dengan
toleransinya. Tanpa prinsip di atas,
diganti dengan pendekatan literal, tekstual
2
Nurcholish Madjid, Kata Pengantar,
dalam Zuhairi Misrawi, (ed), Menggugat Tradisi,
- 81 -
IAIS Sambas
berpegang teguh pada madzhab tertentu, namun hal tersebut tidak selamanya benar. Terbukti Sepanjang sepuluh
tahun terakhir, ada fenomena baru kebangkitan Islam Indonesia dalam pemikiran Islam baru yang signifikan, mempunyai masa depan, penuh vitalitas dan
bermutu, yang tidak dapat disejajar-kan
dengan dunia Islam lainnya.
Fenomena baru tersebut adalah mun
culnya gerakan intelektual generasi muda Nu yang menyerukan perlunya pembaharuan pemikiran Islam Indonesia,
khususnya dalam lingkup NU. Mereka
muncul sebagai kaum muda NU yang
responsif terhadap peristiwa kekinian,
baik pada aras pemikiran maupun dalam
makna riil kehidupan masyarakat. Mereka cenderung mempunyai penguasaan
yang lebih baik terhadap ilmu-ilmu Islam
tradisional, tetapi bacaan mereka lebih
luas dari kurikulum tradisional semata.
Mereka melakukan kritik terhadap kemapanan doktrin dan kemandegan tradisi dengan mengembangkan dan mengapresiasi gagasan baru yang berpijak
pada tradisi intelektualnya.4
Berangkat dari permasalahan di
atas, penulis tertarik untuk menelusuri
lebih lanjut tentang peran akomodatif
NU terhadap budaya lokal dalam menyiarkan agama Islam di nusantara dari
corak berpikir tradisional hingga berpikir kritis.
A. Sekilas Latar Belakang Lahirnya NU
Nahdhatul Ulama didirikan pada
tahun 1926 oleh KH. Hasyim Asyary dan
sejumlah tokoh ulama tradisional dan
usahawan Jawa Timur di Surabaya.5
Terbentuknya organisasi ini adalah
4
- 82 -
IAIS Sambas
manusia dan upaya-upaya untuk berhubungan dengan arwah orang yang sudah meninggal dunia, dengan tujuan apa
pun, merupakan penyimpangan dari ajaran tauhid. Mereka secara tegas menolak kepercayaan pada pertolongan arwah dan bentuk-bentuk kontak spiritual
lainnya. Pemujaan wali dikutuk sebagai
amalan yang bertentangan dengan ajaran Islam dan sebagainya yang merupakan bagian keagamaan yang sangat
penting bagi kalangan tradisional.8
Terancamnya posisi dan peran para
ulama atau kiyai tradisional dalam kehiduapan keagamaan yang selalu bersandarkan pada budaya lokal selama
tidak bertentangan dengan syara adalah
menjadi salah satu penyebab lahirnya
gerakan NU sebagai respons terhadap
kritikan-kritikan yang dilontarkan kelompok Reformasi atau dengan kata lain
reaksi anti pembaharu.9 Faktor lain yang
paling dominan mendorong kelahiran
gerakan ini adalah kemenangan Ibn
saud terhadap lawan politiknya Syarif
Husain di Hijaz. Ibn Saud adalah pemimpin gerakan wahabi yang menentang pra
tek-praktek bidah,10 yang tentunya mengancam bentuk keagamaan Islam tradisional di Indonesia. Pada saat yang sama Ibn Saud mencari dukungan Internasional, salah satunya melalui organisasi
Islam di Indonesia. Moment yang tepat
inilah digunakan oleh kalangan tradisional membentuk gerakan Nahdhatul
Ulama sebagai corong suara bagi ulama
atau kiyai pedesaan di pelosok nusantara
kepada Ibn Saud agar tetap mengako-
8
Martin Van Bruinessen, NU, Tradisi,
Relasi-Relasi Kuasa, Pencarian Wajah Baru,
Yogyakarta : LKiS, 2009, hlm. 20.
9
Ibid, hlm. 23.
10
Kacung Marijan, Quo Vadis NU, Setelah
Kembali Ke Khittah 1926, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1992, hlm. 15.
11
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di
Indonesia 1900 1942, Jakarta : Pustaka LP3ES
Indonesia, 1996, hlm. 242.
12
M. Rusli Karim, Dinamika Islam di
Indonesia, Suatu Tinjauan Sosial dan Politik,
Yogyakarta : Hanindita, 1985, hlm. 84.
13
Penerbit Risalah, Nahdlatul Ulama
Kembali Ke Khittah 1926, Bandung : Risalah,
1985, hlm. 118.
14
Hasyim Asyari, Risalah Ahlussunnah
Wal Jamaah, Yogyakarta : LKPSM, 1999, hlm. 7.
- 83 -
IAIS Sambas
masalah yang tadinya sudah diputuskan
telah mengalami perubahan. Disinilah
letak dinamika pengembangan hukum
agama NU melalui fiqh dapat dilakukan.
15
http://newhistorian.wordpress.com/2006/11/30/ahlu
-sunnah-waljamaah/
- 84 -
IAIS Sambas
tersendiri. Islam adalah agama universal,
agama bagi semua umat, tidak ditujukan
pada satu umat atau bangsa seperti pada
agama-agama sebelumnya. Tetapi menjadi agama rahmatan lil lamn serta
membawa kedamaian kepada seluruh
alam.
Tersebarnya Islam ke berbagai pen
juru dunia, membuat corak dan varian
Islam semakin berwarna dengan ciri dan
kekhasannya masing-masing. Karena
Islam tidak bisa lepas dari realitas di
mana ia berada. Islam bukanlah agama
yang lahir dalam ruang yang hampa dari
budaya, tetapi Islam terus berdialog dan
berteman dengan realitas budaya yang
terus berlangsung secara dinamis.
Dalam proses Islamisasi di Indonesia, Islam tetap bergelut dengan budaya
lokal yang telah ada dalam masyarakat
dengan bahasa yang akur dan bersahabat, sehingga Islam begitu mudah diterima oleh masyarakat sebagai agama
baru tanpa harus memberangus budaya
setempat yang sudah mendarah daging,
meskipun pada diri mereka sudah ada
agama terdahulu. Dalam proses dialog
tersebut terdapat titik temu bahwa budaya lokal yang termanifestasikan dalam
tradisi dan adat istiadat dapat diikuti
tanpa harus mencabik-cabik ajaran
Islam, dan sebaliknya ajaran Islam tetap
dapat dipatuhi dengan tidak mencederai
budaya setempat.
Untuk menjadi Islam tidak mesti
harus menjadi orang Arab, tetapi karena
Islam bukan untuk satu golongan maupun entitas bahkan untuk seluruh alam.
Tetapi menjadi muslim mengikut kultur
dan budaya masing-masing itulah musim pribumi menurut anak muda NU.18
Dalam pemahaman ulama Indonesia, tradisi dan adat tidak lantas dipa18
- 85 -
IAIS Sambas
NU sebagai organisasi keagamaan
paling besar di Indonesia, menjalankan
misi dakwahnya melanjutkan dari apa
yang telah dilakukan wali songo yaitu
datang meremes masuk secara damai
dan perlahan-lahan tapi pasti. Dari membuat kidung dan tembang keagamaan
sampai festival shalawat dan kasidah,
dari kerawitan sampai rebana, dari sesajen ke selamatan, dan dari sedekah
sampai ke walimahan. Hal ini merupakan konversi nilai-nilai pra Islam menjadi nilai-nilai baru yang Islami. Fenomena seperti ini dapat dilihat dalam tra
disi NU seperti pada upacara perkawinan dengan berbagai macam simbolsimbol ritualnya yang sarat dengan nilainilai Islam. Perlu untuk diketahui bahwa
NU lahir di Jawa, di tengah-tengah masyarakat yang kaya tradisi, nilai-nilai
budaya, dari gamelan sampai mistisisme,
dari tradisi non Islam sampai tradisi
yang dimodifikasi menjadi budaya baru,
yang mengikut alur Islam seperti tahlilan, shalawatan, yasinan, istighasah,
manaqiban, ziar kubur, khitanan massal,
peringatan hari besar Islam, hala bi halal
dan sebagainya. Namun pendekatan dan
metodologi yang digunakan meniru
cara-cara wali songo yang damai kultur,
berangsuri-angsur, populis atau merakyat, menjadi efektif dalam mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Maka
tepatlah kiranya motto yang dipegang
warga Nahdhiyin dalam melanggengkan
tradisi setempat yaitu al-Muhfazhah
al Qadm al-Shlih wa al-Akhdzu bi alJadd al-Ashlh.22
D. Gerakan kritis Pemuda NU
Generasi muda NU memiliki kesadaran kritis terhadap keberadaan NU.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
22
- 86 -
IAIS Sambas
ngga muncul obsesi kalangan muda NU
untuk menggeser gerakan politik formal
NU ke arah gerakan Islam kultural sebagaimana misi awal organisasi ini.25
Ketiga, pengelolaan organisasi. Penanganan organisasi NU secara tradisional yang mengandalkan model pengelolaan pesantren dengan tergantung pada ulama menjadikan organisasi ini lemah dalam mengakomodasi kebutuhan
umat. Keberadaan NU yang dikelola
secara tradisional dipandang merugikan
NU, karena sebuah organisasi dengan
massa besar tidak mungkin dikelola secara tradisional, melainkan perlu pengelolaan modem secara profesional. Persoalan ini merupakan refleksi dari perkembangan internal NU dimana latar
belakang kader-kadernya tidak lagi homogen dari latar belakang pesantren,
melainkan lebih heterogen karena sudah
mengalami perluasan di luar pesantren.
26
hlm. 16.
26
- 87 -
IAIS Sambas
Signifikansi peran pembaruan Islam
kaum muda NU tersebut mulai tampak
satu dasawarsa terakhir yang embrionya
mulai muncul pasca Muktamar NU
Situbondo 1984 dan geliat pemikirannya
tumbuh subur pasca era 1990-an. Pada
periode ini, muncul klasifikasi generasi
NU yang dibedakan secara antagonis.
Pertama, generasi yang sangat kental
pengetahuan agama dengan latar belakang pendidikan pesantren dan perguruan tinggi, akan tetapi terjadi transformasikan pemikiran, bahan tidak jarang gagasan mereka dianggap liberal
dan revolusioner di kalangan NU konservatif. Kecenderungan kelompok generasi
ini mempunyai keinginan yang kuat
terhadap perubahan di tubuh NU. Kedua,
generasi dengan latar belakang pesantren dan pendidikan perguruan tinggi,
akan tetapi generasi kelompok ini ada
kecenderungan tidak terjadi transformasikan pemikiran dan tetap konsisten pada pola-pola pemikiran dan hubungan
sosial masyarakat pesantren. Ketiga,
generasi yang hanya mencukupkan diri
pada pendidikan dan bergelut dengan
tradisi pesantren. Berdasarkan pengelompokan tersebut, kajian ini lebih difokuskan pada kelompok generasi pertama. Generasi ini merupakan kelompok
muda yang menunjukkan perubahan
dalam menggeluti pemikiran. Mereka
berani keluar dari wacana pemikiran yang selama ini berkisar pada kitab-kitab
yang diakui kalangan NU, kemudian meloncat ke dunia pemikiran baru yang
didasarkan atas bacaan mereka terhadap metodologi para pemikir modem
maupun kontemporer. Kelompok ini
mempunyai pola pikir dan aktualisasi
kritis, liberal, rasional, dan terdapat
kecenderungan perubahan dalam kultur
NU yang dianggap mapan.30
Fundamentalisme Neo-Liberal, Jakarta : Penerbit
Erlangga, 2006, hlm. 167 168.
30
hlm. 19.
- 88 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ali, Avonturisme NU, Menjejaki Akar Konflik Kepentingan-Politik
kaum Nahdliyin, Bandung, Humaniora, 2004
Asyari, Hasyim, Risalah Ahli Sunnah Wal Jamaah, Yogyakarta : LKPSM, 1999
Baso, Ahmad, NU Studies : Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalisme
Islam dan Fundamentalisme Neo-Liberal, Jakarta : Penerbit Erlangga,
2006
Marijan, Kacung, Quo Vadis NU, Setelah Kembali Ke Khittah 1926, Jakarta :
Penerbit Erlangga, 1992
Miswari, Zuhairi, (ed), Menggugat Tradisi, Pergulatan Pemikiran Anak Muda
NU, Jakarta : Buku Kompas, 2004
- 89 -
IAIS Sambas
Siddique, Taufik Abdullah dan Sharon, (ed), Tradisi Dan Kebangkitan Islam
di Asia Tenggara, Jakarta, LP3ES, 1989
Suaedy, Ahmad, Muslim Progresif Dan Praktek Politik Demokrasi Di Era
Indonesia Pasca Suharto, dalam Jurnal Tashwirul Afkar, No. 16, 2004
- 90 -
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara besar yang
terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dan mempunyai gugusan pulau
yang tersebar dan terpanjang di dunia.
Mempunyai sekitar 17.504 pulau besar
atau kecil, baik yang masih berpenghuni
atau masih kosong dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km2. Atas kondisi ini,
Indonesia merupakan wilayah strategis
yang kemudian disebut sebagai posisi
silang dunia yang terletak antara
samudra hindia dan samudra pasifik
serta antara benua asia dan benua
Australia.
Atas kondisi geografis tersebut,
Indonesia selanjutnya berbatasan langsung dengan beberapa Negara tetangga
baik daratan maupun perbatasan lautan.
Kawasan perbatasan pada hakikatnya
adalah daerah atau teritorial Indonesia
yang dalam susunan dan pembagian
administrasi pemerintah disebut desa,
kecamatan atau kabupaten dan kota,
yang berbatasan langsung dengan wilayah Negara asing atau Negara tetangga
baik darat, laut, maupun pantai dan
pulau (LIPI, 2004).
Secara geografis, wilayah perbatasan
darat Indonesia berhadapan langsung
dengan 3 (tiga) Negara yaitu, Wilayah
perbatasan darat dipulau Papua dengan
garis batas sepanjang 770 km2, yang
berbatasan langsung dengan Papua
New Guinea (PNG), Wilayah perbatasan
darat di Pulau Timor dengan garis batas
sepanjang 268,8 km2 yang berbatasan
langsung dengan Republik Demokratik
Timor Leste (RDTL), dan yang terakhir
adalah wilayah perbatasan darat pulau
Kalimantan yang berhadapan langsung
dengan Negara Malaysia dengan garis
batas sepanjang 2.004 km2.
Sedangkan wilayah laut Indonesia
berbatasan dengan 10 negara, yaitu
India, Malaysia, Singapura, Thailand,
Vietnam, Filipina, Republik Palau,
Australia, Timor Leste dan Papua Nugini
2
konflik antar berbagai pihak (baik secara horisontal, sektoral, maupun vertikal)
tidak dapat dihindari. Persepsi bahwa
penanganan kawasan perbatasan ini
hanya menjadi domain pemerintah
(pusat) saja sudah waktunya diperbaiki
dalam era otonomi daerah. Perhatian
Pemerintah terhadap wilayah-wilayah
terluar yang berbatasan langsung dengan
negara lain, ditunjukan dengan komitmen
untuk membangun wilayah tersebut,
terutama untuk menjamin keutuhan
dan kedaulatan wilayah, pertahanan
keamanan nasional, serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.
Pembangunan dan pengembangan
wilayah perbatasan yang selama ini
cenderung berorientasi inward looking
mestinya diubah dengan paradigma baru
yang berorientasi pada arah kebijakan
yang berorientasi pada outward looking.
Dengan demikian, wilayah perbatasan
dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga. Pembangunan
yang dilakukan di wilayah perbatasan
negara menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dengan
tidak meninggalkan pendekatan keamanan (security approach).
Di wilayah perbatasan Kalimantan
Barat pada umumnya tingkat kesejahteraan masyarakat jauh tertinggal dibandingkan dengan di wilayah perbatasan
Serawak. Penyebab rendahnya tingkat
kesejahteraan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu : pertama, selama ini kurangnya perhatian pemerintah
pusat dan daerah terhadap pengembangan wilayah perbatasan ; kedua, pendekatan pembangunan lebih menekankan
pada sistem pendekatan keamanan dari
pada pendekatan sosial ekonomi ;
ketiga, kualitas sumber daya manusia,
kesehatan, pendapatan dan lapangan
kerja yang marih rendah ; keempat,
sarana dan prasaran yang terbatas
seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, listrik, air bersih, jalan dan jembatan serta sistem
keamanan yang sangat minim. (BPPN,
2007 ; KIMPRASWIL, 2007 ;)
Menurut Kaseipo dan Haba, faktor
munculnya fenomen kesenjangan tingkat kesejahteraan diwilayah perbatasan
disebabkan oleh 5 (lima) isu pokok.
Pertama, kurangnya infrastruktur yang
sangat membatasi komunikasi keluar
dari warga komunitas-komunitas daerah
perbatasan, begitu juga tertutupnya
kesempatan untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kedua, kemiskinan (dalam skala nasional)
banyak mewarnai kehidupan masyarakat,
sebab rendahnya sumberdaya manusia
dan program-program pembangunan
yang dapat dilakukan di daerah-daerah
perbatasan. Kebijakan yang terlalu sentralistik selama tiga dekade, membuat
ketidakberdayaan bagi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah
terpencil. Ketiga, dari sisi pemerintahan,
lemahnya sistem pengawasan dan buruknya mental birokrat telah ikut menumbuhkan praktek-praktek penyelundupan
(barang dan manusia) melalui pos-pos
lintas batas. Keempat, terdapat kesenjangan sosial dan ekonomi antara penduduk perbatasan negara tetangga (seperti Sarawak) dan masyarakat warga
negara Indonesia (contoh Entikong,
Kalimantan Barat). Kelima, terbatasnya
teknologi untuk pengelolaan sumberdaya alam (hasil pertanian, hutan dan
pertambangan), sehingga nilai barang
begitu rendah, dan banyak kali potensi
yang berada di daerah perbatasan dicuri
oleh pengusaha negara tetangga, seperti
kasus illegal logging di Kalimantan
Barat. (LIPI : 2007).
Keberhasilan pembukaan wilayah perbatasan dengan menetapkan Pontianak
(Kalimantan Barat) dan Kuching (Serawak)
sebagai wilayah lintas batas antara kedua
negara pada tahun 1989. Selanjutnya
3
tanggal 1 Oktober 1990 diresmikan Pos
Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) yang
berada di Kecamatan Entikong (Kabupaten
Sanggau) dan Distrik Tebedu (Serawak),
dalam upaya memaksimalkan kegiatan
operasional perbatasan. Secara umum
telah memberikan dampak positif terhadap berbagai aktivitas masyarakat di
kedua negara khususnya aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Menurut Badan
Perencanaan Pengembangan Nasional
(2007) Pada tahun 2000 Indonesia
telah mengalami surplus arus barang
senilai Rp 2,6 milyar dari perdagangan
melalui Entikong, surplus tersebut memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Berkaca pada keberhasilan dan peningkatan yang terjadi di wilayah perbatasan di Kecamatan Entikong (Kabupaten
Sanggau) memberikan motivasi bagi pemerintah Kalimantan Barat untuk membuka wilayah perbatasan lain, salah satunya adalah di Kabupaten Sambas. Maka
pada tahun 2008 Pemerintah Kalimantan
Barat akan membuka secara resmi
perbatasan baru antara Kalimantan
Barat dan Serawak, dengan menetapkan
lokasi di wilayah Kabupaten Sambas
(Kecamatan Paloh dan Sajingan) dan
Distrik Lundu (Biawak dan Melano).
Pertimbangan pembukaaan wilayah
perbatasan ini, untuk mempercepat
pembangunan sosial ekonomi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di wilayah perbatasan, khususnya di
Kabupaten Sambas. Hal ini sebagai realisasi dari 3 (tiga) pilar strategi pembangunan yang ditetapkan pemerintah
Kalimanta Barat, 2 (dua) diantaranya
adalah membangun kondisi sosial masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. (Warta
Pemprov : 2007).
Adapun pertimbangan lain dari pembukaan wilayah perbatasan tersebut disebabkan. Pertama, wilayah Kabupaten
Sambas memiliki sumber daya alam
yang sangat berlimpah diantaranya tana-
4
terdapat di kedua wilayah, tenunan dan
songket khas suku dayak dan melayu,
anyaman rotan dan manik-manik serta
seni budaya tradisional diantara suku
dayak dan melayu. Adapun dalam keyakinan (agama) kedua wilayah perbatasan
mayoritas beragama, Islam, Kristen dan
Animisme.
Sebagai bagian dari entitas politik
(negara), perbatasan Kabupaten Sambas
tentu tidak luput dari isu-isu seputar
keamanan. Kawasan perbatasan menjadi
salah satu prioritas dalam pengelolaan
keamanan negara. Workala mengungkapkan (2006: 4) Pola ancaman keamanan negara saat ini telah mengalami
transisi dari isu-isu tradisional seperti
perang, konflik antar negara dan lainnya kearah isu-isu non tradisional seperti separatism, terorisme, konflik komunal,
dan kejahatan transnasional yang terorganisir. Ancaman keamanan saat ini
lebih dimanikan oleh aktor-aktor nonnegara yang memiliki mobilitas yang
tinggi untuk berimigrasi antar negara.
Desa Temajuk Kecamatan Paloh
Kabupaten Sambas merupakan salah
satu wilayah perbatasan yang berhadapan langsung dengan Negara tetangga
Malaysia. Daerah ini merupakan salah
satu wilayah yang sempat mendapat
sorotan dimedia lokal, nasional maupun
Internasional di tahun 2011 yang lalu.
Setelah adanya kasus Tapal Batas di
Tanjung Datok, yang sebenarnya sampai
saat ini masih merupakan salah satu
diantara wilayah yang berkategori Out
Standing Boundery Problem (OPB) masih
dalam perundingan RI-Malaysia, tetapi
pihak Malaysia menganggap sudah selesai dan menganggapnya sepihak sebagai
bagian dari kedaulatan Negara Malaysia.
Wilayah Tanjung Datuk yang merupakan bagian dari Desa Temajuk dengan
jumlah penduduk sebanyak 493 KK dan
luasnya lebih kurang 4.750 Km2. Merupakan wilayah yang dua Dusun, yaitu
Dusun Camar Bulan dan Dusun Maludin.
5
umumnya dan khususnya masyarakat
perbatasan Negara.
6
tah daerah untuk memberikan bantuan
kemanusiaan, penanggulangan akibat
bencana, pengungsi, rehabilitasi infrastruktur dan mengatasi masalah pemogokan serta konflik komunal dan membangun, memelihara meningkatkan dan
memantapkan kemanunggalan TNI
Rakyat (Lihat Peraturan Kasad tentang
Organisasi dan Tugas Kodim).
Kedua Unsur pemerintah Daerah
Kabupaten Sambas terdiri dari unsur
kecamatan Paloh, dinas dan badan pelaksana tugas dan Unsur pemerintahan
Desa Temajuk. Dalam hal ini pemerintah
daerah memiliki tugas untuk menyiapkan secara dini kekuatan cadangan yang
terdiri dari warga negara, sumber daya
alam, sumber daya buatan serta sarana
dan prasarana dalam menjaga ketahanan
nasional. (Lihat UU Pertahanan Nasional
No. 3 tahun 2002). Dalam hal ini untuk
menjalankan tugas dan fungsi tersebut
pemerintah daerah kabupaten Sambas
melaksanakan fungsi perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan wilayah perbatasan, pembinaan kesadaran bela negara, penyediaan dan pembinaan rakyat
terlatih dan perlindungan masyarakat.
Ketiga Unsur Polres Sambas terdiri
dari Polsek Paloh dan Unit reskrim
polres Sambas. Dalam hal ini kepolisian
mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk memberikan fungsi pembinaan ketertiban masyarakat dan penegakan hukum dalam rangka menjamin
keamanan masyarakat daan menjamin
kedaulatan negara kesatuan RI. Sedangkan tugas pokok polsek Paloh adalah
untuk pengamanan wilahah perbatasan,
monitoring keluar masuk kendaraan
dan barang melalui wilayah perbatasan,
memberikan bantuan pada instansi
maupun masyarakat dalam penegakan
hukum dan pengamanan wilayah serta
menciptakan kondisi yang aman dan
kondusif di daerah perbatasan utamanya di Desa Temajuk.
7
kungnya; membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib bagi setiap warga negara,
sesuai dengan peraturan perundangundangan dan membantu pemerintah
memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung (lihat UU No. 34/2004).
Oleh itu, dalam konteks perbatasan di
Desa temajuk, terdapat beberapa aspek
utama meliputi kekuatan militer dan
partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan pertahanan merupakan bagian
yang Utah yang tidak bisa dilepaskan.
Sesuai dengan amanat UU No. 34
tahun 2004 tentang TNI pasar 8 bahwa
tugas utama TNI yang berkaitan dengan
wilayah perbatasan adalah menjaga
keamanan wilayah perbatasan darat
dengan negara lain yang kemudian
dilimpahkan dengan TNI angkatan darat
sebagai pilar terdepan dalam pengamanan di perbatasan desa Temajuk.
Hadirnya Pos Pengamanan Perbatasan
(PAMTAS) di Desa temajuk sedikit
banyak memberi rasa aman pada masyarakat sekitar dalam pengawasan
keamanan wilayah perbatasan.
Adapun komponen pendukung yang
melibatkan sumber daya nasional (SDM,
SDA dan SDB) dapat dilihat dari kondisi
keamanan dan kesiapan TNI yang didukung oleh pembinaan territorial meliputi
ruang juang, alat juang dan Kondisi
Juang yang tangguh serta terwujudnya
keakraban dan kemanunggalan TNIMasyarakat di perbatasan desa Temajuk.
Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat setempat menunjukkan
terjalinnya keakraban dan silaturahmi
yang kuat antara masyarakat dan TNI.
Anggapan masyarakat pada TNI yang
mempunyai identitas garang, kejam dan
tidak manusiawi, justru berbeda diperbatasan Desa Temajuk. Kuatnya hubungan masyarkat-TNI terlihat dari silaturahmi dan kerjasama dalam kegiatan
kerja bakti dan aktivitas sosial seharihari.
8
berbagai definisi nasionalisme dari era
klasik hingga era modern pada intinya
mengandung tiga unsur (Hutchinson
dan Smith, 1994:5).
Pertama, otonomi (autonomus). Unsur
ini mengacu kepada satu prinsip atau
logika pemikiran yang menjelaskan
nasionalisme adalah satu pemikiran
yang menganggap bahwa nation adalah
satu entitas komunitas yang mampu
berdiri sendiri secara utuh. Dan seperti
dalam konteks perkembangan sejarah,
kemampuan biasa mengacu pada upaya
setiap nation untuk mendirikan satu self
government.
Kedua, kesatuan (unity). Ini adalah
unsur dalam pemikiran nasionalisme
yang menerangkan bahwa suatu nation
adalah suatu komunitas yang hidup
dalam kesatuan sejarah atau nasib yang
sama. Dan dengan keberadaannya, nasionalisme dapat mengikat setiap individu
yang berbeda-beda berdasarkan ras,
etnis, maupun kelas-kelas ekonomi
berada dalam sebuah komunitas bernama nation.
Ketiga, identitas (identity). Identitas
adalah satu unsur yang menyertakan
nasionalisme sebagai sebuah paham
pembeda antara satu komunitas dengan
komunitas lainnya. Dalam hal ini
nasionalisme selalu memiliki muatan
primordialis yang selalu menguatkan
perbedaan antara kita dan mereka, Us
versus Them.
Menurut para teoritisi klasik, negara merupakan aktor terpenting dalam
nasionalisme yang tidak hanya berfungsi untuk menjadi simbol kekuatan suatu
bangsa, tetapi juga menjadi actor utama
untuk menjaga perkembangan identitas
sebuah bangsa agar selalu dapat berlaku sustainable terhadap perkembangan
zaman (Smith, 1979:3).
Pemikiran Jean-Jacques Rousseau
(1712-1778) dianggap menjadi titik
balik penting dari pemikiran dari era
klasik menuju modern. Jika sebelumnya
9
Bagi masyarakat perbatasan seperti
wilayah Desa Temajuk kecintaan terhadap tanah kelahiran Indonesia merupakan harga mati. Meskipun hubungan
kekerabatan dan jalinan persaudaraan
dengan masyarakat Teluk Melano begitu
kuat namun tidak pernah terfikir bagi
mereka untuk berpindah kewarganegaraan. Bahkan ketika terjadi sengketa
lintas batas, bagi masyarakat kedua
belah pihak sesungguhnya seperti tidak
ada permasalahan sama sekali. Berdasarkan pengkuan dari salah satu tokoh
masyarakat menjelaskan bahwa;
Hubungan itu kekerabatan antara
masyarakat temajuk dan telok melano
sudah terbina sejak dulu dari pernikahan di antara kedua desa yang beda
negara ini. Hubungan baik kedua
kampung tersebut diuji saat masalah
patok batas negara mencuat. Bahkan,
muncul isu warga Temajuk tidak lagi
boleh ke Melano karena dijaga ketat
tentara Malaysia, itu semua tidak benar.
Kami baik-baik saja. Yang ribut kan
orang atas. Meski kami bergantung ke
Malaysia, kami masih cinta Indonesia
Bagi masyarakat di desa Temajuk,
hubungan kekerabatan yang terjalin
antara masyarakat Desa Temajuk dan
Teluk Melano bukanlah alasan untuk
pindah kewarganegaraan. Karena bagi
mereka hubungan dan interaksi yang
mereka lakukan hanyalah sebatas menjalin persaudaraan antara sesama warga
dari etnis yang sama, yang tidak sama
sekali mempunyai pengaruh dan kecenderungan muatan politis yang akan
membahayakan dan menjadi ancaman
bagi keamanan negara.
Bukti dari tingginya jiwa nasionalisme masyarakat perbatasan adalah
dari kepemilikan KTP (Kartu Tanda
Penduduk). KTP adalah identitas yang
paling mudah untuk melihat dan membuktikan kewarganegaraan seseorang.
Sesorang bisa saja mengaku berwarganegara Indonesia, namun ketika dia
10
terhadap tanah air dan bangsa. Artinya
ketika bahasa asli Melayu Sambas yang
digunakan dalam berinterakasi menunjukkan bukti bahwa mereka masih
bagian dari orang Sambas. Dan ketika
bahasa Indonesia juga digunakan sebagai
bahasa dalam kegiatan formal menunjukkan adanya ikatan yang kuat terhadap rasa kebangsaan Indonesia.
Indikator lain dalam melihat semangat nasionalisme masyarakat di Desa
Temajuk juga terlihat dari kesadaran
dan partisipasi politik masyarakat dalam
setiap perhelatan pemilihan pemimpin
baik dalam pilkades, pilkada maupun
pemilu nasional. Menurut pengakuan
Camat Paloh bapak Usman, S.Sos, MM,
berkaca pada partisipasi pemilih di
Desa Temajuk sesungguhnya tidak jauh
berbeda dengan wilayah lain di Desa
Paloh. Secara umum masyarakat di Desa
Temajuk bukanlah masyarakat apatis
yang tidak peduli atau bahkan tidak
pernah terlibat dalam konteks pesta
demokrasi, namun karena kondisi menjadikan tingkat partisipasi pemilih di
wilayah ini sangat minim. Pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2011 tingkat partisipasi masyarakat di Desa ini
hanya sebesar 43,4% dari total pemilih
sebanyak 973 jiwa, meskipun di lain
pihak adanya nada sinis dan kurang
kepercayaan masyarakat pada janji
politik tidak di nafikan oleh pemimpin
Kecamatan Paloh tersebut.
Berkaca pada kondisi tersebut, tinggi rendahnya partisipasi pemilih sangat
dipengaruhi oleh dua faktor yakni
kesadaran politik dan kepercayaan
kepada pemerintah. Menurut Ramlan
Surbakti (2007; 144) setidaknya terdapat empat tipe pemilih yang dari faktor
kesadaran dan kepercayaan tersebut
meliputi pertama apabila seseorang
memiliki kesadaran politik yang tinggi
dan kepercayaan pada pemerintah juga
baik maka partisipasi politik yang diberikan cenderung tinggi.
11
fasilitas pendidikan di desa Temajuk
dari SD, SMP sampai SLTA menjadikan
hampir tidak ada yang melanjutkan atau
memilih sekolah di negara Malaysia. Hal
ini didukung lagi dengan ungkapan
warga yang menyatakan
Interaksi yang dilakukan masyarakat di Desa temajuk hanyalah sebatas
Interaksi Ekonomi dan mungkin juga
interaksi budaya, namun untuk pilihan
pelayanan publik utamanya sekolah dan
kesehatan. Masyarakat di Desa Temajuk
masih bisa dilakukan di Desa.
Selain karena tersedianya fasilitas
pendidikan di Desa Temajuk dari tingkat SD, SMP atau SMA faktor lain juga
pilihan mereka untuk menyekolahkan
anak di Desa Temajuk adalah karena
identitas orang tua yang masih merupakan warga Indonesia. Selain itu,
faktor jarak yang cukup dekat di Desa
juga menjadi pilihan, tingginya minat
orang tua untuk menyekolahkan anak di
hanya di Desa Temajuk.
Berdasarkan data Statistik Kabupaten Sambas tahun 2012 bahwa desa
Temajuk adalah salah satu desa yang
memiliki sekolah setingkat SLTA di
Kecamatan Paloh. Adapun jumlah sekolah di desa ini meliputi, sekolah TK ada
satu, SD Negeri terdapat 2 (dua), satu
gedung SMP dan satu SMA.
Terkait dengan perayaan HUT
Kemerdekaan RI, sesungguhnya di wilayah Desa Temajuk sangat menunjukkan
jiwa dan semangat nasionalisme yang
tinggi. Terlebih lagi setelah adanya
kasus tapal batas akhir November 2011
kemaren. Besarnya antusias masyarakat
dan pemerintah daerah dalam memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan RI
di Desa Temajuk sampai pada kegiatan
pesta rakyat yang menggunakan anggaran di Pemerintah Dearah cukup besar.
Tingginya semangat nasionalisme
dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI
ini di tunjukkan pula dengan keterlibatan masyarakat dan suka cita warga
Indikator
1.
Identitas
Resmi
2.
Bahasa
3.
Partisipasi
Bukti Empis
Hampir semua
masyarakat di
Desa Temajuk
belum ada
yang pindah
kewarganegar
aan hal ini
ditundukkan
dari KTP yang
mereka Miliki
Bahasa seharihari adalah
bahasa Melayu
Sambas. Dan
bahasa formal
adalah bahasa
Indonesia
Masyarakat
Faktor
Pendukung
Pelayanan
Publik serta
kemudahan
lain
Rasa
Kebanggaan
sebagai
orang
Melayu
Sambas dan
sebagai
Warga
Indonesia
Besarnya
12
Politik
4.
5.
yang
mempunyai
kesadaran
politik dan
tingkat
kepercayaan
terhadap
pemerintah
yang rendah
Pendidikan Hampir semua
anak di Desa
Temajuk
sekolah dari
TK, SD, SMP
dan SMA di
Desa Temajuk
Perayaan
Meriahnya
HUT
perayaan HUT
Kemerdeka Kemerdekaan
an RI
RI di Desa
Temajuk
apalagi pasca
pergeseran
Patok
perbatasan.
angka
Golput, dan
kurangnya
kepercayaan
pada
pemerintah
Tersedianya
Fasilitas dan
Jarak yang
dekat
dengan
sekolah
Tingginya
rasa
kebangsaan
dan
kebersamaa
n
masyarakat
dalam
menyuksesk
an kegiatan
13
di wilayah perbatasan tingkat perbedaan kesejahteraan masyarakat sangat
tinggi. Sehingga diperlukan konsep
pembangunan wilayah perbatasan yang
merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan bersifat komprehensif mencakup
aspek fisik, ekonomi, sosial dan budaya.
(Misra dalam Djakapermana : 2007).
Disamping itu dalam rangka pencapaian sasaran pengurangan ketimpangan pembangunan antar wilayah dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan arah kebijakan sebagai berikut : Mengembangkan
wilayah-wilayah perbatasan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan
yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking menjadi outward looking,
sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas
ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan
yang dilakukan selain menggunakan
pendekatan yang bersifat keamanan
(security approach), juga diperlukan
pendekatan kesejahteraan (prosperity
approach) (Administrator : 2008).
Namun berkaca pada kondisi saat
ini, adalah ironis bahwa ekonomi menjadi salah satu problem sosial utama
yang dihadapi masyarakat perbatasan
Indonesia-Malaysia khususnya di Desa
Temajuk. Kesenjangan antara kedua
negara menjadi pemicu orientasi masyarakat lebih banyak beriteraksi dengan
masyarakat negara tentangga. Dalam
hal ini, kegagalan pemerintah merupakan faktor utama yang dijadikan sebagai
alasan. Besarnya ketimpangan pembangunan dan perhatian pemerintah antara daerah pinggara (perbatasan) dengan
wilayah perkotaan di Ibu kota kecamatan
(Paloh) dan di desa Temajuk dimenjadi
alasan tingginya interaksi masyarakat
kedua wilayah tersebut.
14
waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya. Sementara dalam pandangan
Depkimpraswil (2007a) bahwa pengembangan wilayah perbatasan dapat
dirumuskan sebagai rangkaian upaya
untuk mewujudkan keterpaduan dalam
penggunaan berbagai sumber daya,
merekatkan dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian
antar kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wadah NKRI.
Dalam Program Pembangunan
Nasional (Propenas) 2000-2004
(Depkimpraswil : 2007b) dinyatakan
bahwa Program pengembangan wilayah
perbatasan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kapasitas pengelolaan potensi wilayah perbatasan, dan
memantapkan ketertiban dan keamanan
daerah yang berbatasan dengan negara
lain. Sasarannya adalah terwujudnya
peningkatan kehidupan sosial-ekonomi
dan ketahanan sosial masyarakat, terkelolanya potensi wilayah, dan ketertiban
serta keamanan kawasan perbatasan.
Adapun Komponen-komponen program
prioritasnya antara lain : (1) Pengembangan pusat-pusat permukiman potensial
termasuk permukiman transmigrasi di
daerah perbatasan ; (2) Peningkatan
pelayanan prasarana transportasi dan
komunikasi untuk membuka keterisolasian daerah dan pemasaran produksi ;
(3) Peningkatan pelayanan sosial dasar
khususnya pendidikan dan kesehatan;
penataan wilayah administratif dan
tapal batas ; (4) Pengembangan partisipasi swasta dalam pemanfaatan potensi
wilayah khususnya pertambangan dan
kehutanan ; (5) Peningkatan kerjasama
dan kesepakatan dengan negara tetangga di bidang keamanan, ekonomi, serta
pengelolaan sumberdaya alam dan ling-
15
oknum tertentu dari kedua negara
untuk melakukan kegiatan ilegal, yaitu
berupa transaksi dagang yang melebihi
ketentuan atau bahkan berupa penyelundupan. Kegiatan ilegal ini khususnya
dilakukan untuk jenis komoditi yang
memiliki selisih harga relatif tinggi
diantara kedua negara. Ironisnya, pelaku kegiatan ilegal ini sebagian besar
justru penduduk yang barasal dari luar
perbatasan. Kalaupun ada penduduk
asli perbatasan terlibat umumnya karena
kepolosan dan ketidaktahuan, dan mereka memperoleh peran serta bagian
keuntungan yang kecil.
Demikian pula halnya terhadap
interaksi yang dilakukan masyarakat di
desa Temajuk yang sudah pada titik
ketergantungan dengan warga negara
tetangga. Interaksi dan ketergantungan
yang dimaksud merupakan buah dari
kondisi infrastruktur dan askses jalan
yang begitu sulut untuk berhubungan
dengan wilayah lain di kota Kecamatan
wilayah Indonesia. Hal ini menjadikan
peredaran barang-barang kebutuhan
pokok sehari-hari didominasi oleh barang produk Malaysia. Dimana kebutuhan masyarakat Desa Temajuk terhadap
masyarakat Telum Melano begitu tinggi.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan masyarakat menunjukkan
bahwa tingkat kemudahan dalam hal
ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari masyarakat sepenuhnya dilakukan di wilayah Teluk Melano negara
Malaysia.
Dari Temajuk, hanya butuh 15
menit perjalanan dengan motor menuju
ke Teluk Melano. Membeli sembako dari
Teluk Melano jauh lebih murah daripada membeli ke Kecamatan Paloh.
Sebagai contoh harga telur. Jika membeli ke Teluk Melano, harga telur per
karton (isi 30 butir) sekitar RM 9
(sekitar Rp25.400). Jika membeli telur
di Kecamatan, harganya mencapai Rp30
ribu per karton. Dari Temajuk, lokasi
16
dilihat dari warnanya itu adalah tabung
gas elpiji milik Malaysia.
Lebih menyedihkan lagi, semua
barang-barang kebutuhan warga dibeli
dengan harga yang relatif mahal. Hal
tersebut terpaksa dilakukan warga
karena tidak ada lagi alternatif lain yang
dapat dilakukan untuk bertahan hidup
selain membeli dari wilayah Malaysia.
Berharap ada barang kebutuhan produk
dalam negeri sendiri adalah hal yang
sulit karena kondisi akses jalan yang
terputus. Mudahnya akses dan kondisi
infrastruktur di Malaysia yang jauh lebih
baik daripada di Indonesia menjadikan
masyarakat di Desa Temajuk lebih
memilih berbelanja dan berinteraksi
dengan warga Melano. Pemerintah
Malaysia sangat memperhatikan sarana
jalan di wilayah itu, meskipun terletak
di perbatasan.
Jalanan di perbatasan yang merupakan wilayah Indonesia sangat-sangat
memprihatinkan. Pemukiman penduduknya juga tidak tertata rapi dan
cenderung masih terbuat dari bangunan
kayu. Benar-benar pemandangan yang
kontras. Namun kesenjangan ekonomi
pada dua negara yang berbatasan ini
tidak menghalangi dan membatasi antar
warga untuk beriteraksi dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Bagi masyarakat Temajuk, kebiasaan
menganggap interaksi secara ekonomi
dengan Desa Teluk Melano merupakan
hal yang biasa dan tidak sama sekali
menjadi permasalah bagi mereka. Namun disisi lain, sebagian kalangan dan
ahli melihat kondisi ini sebagai potensi
awal munculnya ancaman serius yang
harus diwaspadai oleh pemerintah
Indonesia terkait kuatnya hubungan
masyarakat desa Temajuk dengan warga Teluk Melano yang berakibat pada
pudarnya semangat nasionalisme.
Pertaruhan antara kebutuhan ekonomi dan semangat nasionalisme di
Desa Temajuk disadari atau tidak telah
17
Temajuk hingga batas Kalbar - Kaltim.
Sementara Sekretaris Kecamatan Paloh
Rohaimi menambahkan, beberapa tahun
lalu sudah pernah dibuat badan jalan
menuju Temajuk. Namun, lanjut dia,
karena lama tidak digunakan maka
kondisinya kini ditumbuhi semak
belukar.
Interaksi dan Nilai Nasionalisme
Masyarakat Perbatasan. Interaksi masyarakat Desa Temajuk dengan negara
tetangga merupakan sebuah tuntutan
dari kondisi dan kebutuhan hidup.
Fenomena ini menjadi sebuah interasi
yang bersifat mutlak dan menjadi
sebauh ketergantungan dalam upaya
mempertahankan hidup.
Aspek geografis Desa Temajuk dijadikan alasan dalam memberikan kebutuhan
akan pelayana publik, pembangunan
dan akses jalan oleh pemerintah. Hal ini
menjadikan Desa Temajuk hanya bisa di
jangkau dalam waktu dan periode tertentu oleh masyarakat diluar desa
Temajuk. Hal ini menjadikan kebutuhan
ekonomi warga Desa di gantungkan
sepenuhnya pada negara Malaysia.
Minimnya pembangunan jalan, akses
jaringan telepon seluler, penerangan
desa dan pelayanan publik lainnya
menjadi pemandangan utama di desa
ini.
Dalam keadaan ekonomi yang sulit,
ditambah perhatian pemerintah yang
minim, masyaraakt desa Temajuk mendapat kemudahan dari dekatnya dan
mudahnya askes masyarakat desa
Temajuk dengan Desa Teluk Melano di
Malaysia. Hampir semua kebutuhan pokok seperti beras, gula, tepung terigu,
minyak goreng, bumbu dapur, gas elpiji
dan barang kebutuhan rumah tangga
lainnya dipasok dari Teluk Melano
Malaysia.
Hal ini memicu meningkatnya konsumsi barang-barang produk Malaysia
di Desa Temajuk. Akibatnya warga merasa sangat ketergantungan dan lebih
18
akan terlihat seperti dua sisi mata uang
yang sangat erat hubungannya.
Bagaimana mungkin rasa nasionalisme itu bisa terbangun jika kualitas
hidup secara ekonomi rendah. Rasa
nasionalisme bisa kalah hanya karena
kebutuhan untuk bertahan hidup. Kondisi ini seolah-olah memberikan pembenaran bahwa nasionalisme bangsa ini
mulai redup. Apalagi warga diperbatasan yang pendidikannnya minim.
Salah satu faktor keterbelakangan
secara ekonomi di perbatasan adalah
diskriminasi ekonomi yang dilakukan
pemerintah. Kehidupan warga begitu
kontras jika dibandingkan dengan daerah lain. Prioritas pembangunan yang
dijanjikan pemerintah tidak sebanding
dengan realisasi yang ada di wilayah
Desa Temajuk. Warga Desa Temajuk
terpaksa harus menggantungkan hidup
dan kebutuhannya di Malaysia.
Makna Nasionalisme secara politis
merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa
dan negaranya.
Lebih lanjut Atep Afia Hidayat (2010)
kawasan perbatasan merupakan bagian
wilayah NKRI yang rawan terhadap
pengambil-alihan (akuisisi) oleh Negara
lain. Oleh itu perlunya penguatan jiwa
dan semangat nasionalisme secara
massif harus terus dilakukan.
Dari gambaran kondisi di Desa
Temajuk memberikan sebuah penegasan
bahwa sesungguhnya perhatian terhadap
penguatan rasa nasionalisme masyarakat
perbatasan harus segera dilakukan. Hal
ini sebagai upaya untuk menghindari
pudarnya semangat kebangsaan dan ketergantungan yang berubah pada aspek
politis kedaulatan negara NKRI.
PENUTUP
Berdasarkan paparan dan temuan
dari penelitian ini dapat disimpulkan
hasil penelitian ini meliputi;
Pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan nasional perbatasan
di Desa Temajuk meliputi faktor kelembagaan pertahanan dan optimalisasi
pemberdayaan pertahanan wilayah perbatasan. Adapun faktor kelembagaan ini
meliputi penguatan dan koordinasi peran
TNI, Kepolisian, Pemerintah Daerah dan
Muspida untuk terus melakukan kesiapan dan kesiagaan pertahanan nasional
dari setiap ancaman yang datang dari
baik dalam maupun dari luar. Dalam hal
pemberdayaan pertahanan wilayah perbatasan hal ini sangat terkait dengan
peran aktif masyarakat untuk berpartisipasi menjaga stabilitas keamanan dan
terus memperkuat ketahanan nasional
serta pengamalan Pancasila.
Kedua, bentuk ketahanan nasional
masyarakat di Desa Temajuk dapat dilihat dari 5 (lima) indikator meliputi:
pertama, status kewarganegaraan masyarakat yang terlihat dari kepemilikan
KTP. Kedua, penggunaan Bahasa Indonesia dalam kegiatan resmi dan Bahasa
Melayu Sambas dalam kegiatan seharihari serta kebanggaan mereka terhadap
identitas diri sebagai orang melayu
Sambas sebagai bagian dari bangsa
Indonesia. Ketiga, keikutsertaan masyarakat dan partisipasi masyarakat di
Desa Temajuk dalam pesta demokrasi
baik Pilkades, Pilkada maupun Pemilu
Nasional. Keempat, dari tempat pendidikan anak-anak di Desa Temajuk yang
secara keseluruhan masih memilih
sekolah di Desa Temajuk dalam memberikan pendidikan formal pada anak.
Serta kelima, kemeriahan pelaksanaan
peringatan HUT kemerdekaan RI yang
menunjukkan cinta dan semangat kebersamaan sebagai bagian dari bangsa
Indonesia.
19
Ketiga, disadari atau tidak, pengaruh
interaksi terhadap ketahanan nasional
secara tidak langsung akan berimbas
pada melemahnya ketahanan nasional
masyarakat itu sendiri. Hal ini terlihat
dari interaksi masyarakat Desa Temajuk
yang sudah pada level ketergantungan
terhadap produk dari Malaysia, dan
akses media TV serta Informasi yang
didominasi dari negara tetangga. Namun
disisi lain, interaksi yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Temajuk merupakan
bentuk pilihan rasional akibat kondisi
dan ketersediaan fasilitas yang lebih
mudah diakses di negara Malaysia.
Dari hasil penelitian tersebut juga
peneliti memberikan beberapa saran
yaitu :
Pertama, Ketahanan nasional merupakan faktor utama yang harus dijaga
diwilayah perbatasan. Diperlukan penguatan ideologi masyarakat perbatasan
dalam program pembinaan dan perhatian yang serius oleh pemerinah pusat
maupun pemerintah daerah. Tingginya
ancaman ideologi dan pudarnya jiwa
nasionalisme masyarakat perbatasan
akibat besarnya interaksi dengan warga
negara tetangga akan sangat berimbas
pada aspek politik dan diplomasi
Indonesia di mata Internasional, karena
dianggap gagal mengelola wilayah dan
batas negaranya sendiri, mengingat
Kabupaten Sambas memiliki 2 (dua)
pintu masuk ke Malaysia. Oleh karena
itu, perlu dibentuk Badan Pembangunan
Perbatasan dan Daerah Tertinggal
(BPPDT) Kabupaten Sambas agar Pemerintah Daerah dapat terus melakukan
2
DAFTAR PUSTAKA
Anak Agung Banyu Perwita dan Yayan Mochammad Yani, 2006, Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, Bandung: Rosda.
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cetakan ke-28, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta: 2006
3
Dirjen Penataan Ruang Departemen Penataan dan Pemukiman Wilayah (DPPW),
Kebijakan Dan Strategi Spasial Pengembangan Kawasan Perbatasan Kalimantan
- Serawak Sabah, http://penataanruang.pu.go.id/taru/Makalah/ KasabaJakstra.pdf, dikunjungi 20 September 2013
Depkimpraswil, 2002, Strategi dan Konsepsi Pengembangan Kawasan Perbatasan
Negara. Jakarta.
Hadiwijoyo, Suryo sakti, 2011, Perbatasan Negara dalam dimensi Hukum Internasional,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kellas, J.G, 1998, The Politics of Nationalism and Ethnicity, London: MacMillan
Publishing.
Kusrahmadi, Sigit Dwi, 2010, Ketahanan Nasional, staff.uny.ac.id, diakses tanggal 12
September 2013.
Kurnia,Mahendra P, 2008. Hukum kewilayahan Indonesia. Malang: Bayumedia.
Pemerintah Kabupaten Sambas & BPS Kabupaten Sambas, Kabupaten Sambas Dalam
Angka, 2012, Sambas : BPS Kabupaten Sambas, 2013
Patton, Adri. 2004. Peran Informal LeaderDalam Pelaksanaan Pembangunan Desa
Perbatasan Kabupaten Malinau. Malang : Disertasi Program Doktor Ilmu
Ekonomi Kekhususan Ilmu Manajemen Publik.
4
Rumford, C. 2006. Borders and bordering, in G. Delanty (ed.) Europe and Asia Beyond
East and West: Towards a New Cosmopolitanism. London: Routledge
Matindas, R.W. dan Sutisna, S, 2006, Kebijakan dan Strategi Penataan dan Pemeliharaan
Batas Wilayah NKRI dan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Bakosurtanal, Jakarta:
Kompas.
Moleong, Lexy J, 1991, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya
Nawawi, Hadari, 1990, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada
Universiti Press
Smith, Anthony D. 1979. Nationalisme in the Twentieth Century. New York: New York
University Press.
Susilo S. Budi, 2009, Geopolitik dan sistem pertahanan Nasional untuk wilayah
perbatasan NKRI, diakses 20 September 2013.
Suradinata, Ermaya, 2005, Hukum dasar Geopolitik dan Geostrategic dalam kerangka
keutuhan NKRI, Jakarta: Suara Bebas.
Surbakti, R, 2007, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Indonesia
Suryadi, Umar Bakri, 1999, Pengantar Hubungan Internasional, Jakarta: Jaya Baya
University Press
Soekanto, 1997, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press.
5
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Warsito, Tulus, 1998, Teori-Teori Politik Luar Negeri: Relevansi dan Keterbatasannya,
Yogyakarta: Bigraf Publishing
Wendy A. Prajuli & Mufti Makaarim A, 2008, Kebijakan Umum Keamanan Nasional,
Jakarta; Policy Paper, IDSPS.
Workala, Frans B, 2006, Implementasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Guna
Mendukung Pertahanan Negara, Ditwilhan Ditjen Strahan Dephan, Jakarta.
Modul Panduan Umum Konsep Ketahanan Nasional, 2012
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 65 Tahun 2008, Tentang: Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan dan Kerjasama
Provinsi Kalimantan Barat.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Tentang: Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang nomor 43 Tahun 2008, Tentang: Wilayah Negara.
ABSTRAK
Karier menunjukkan pada pengembangan karyawan secara individual dalam jenjang
jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja tertentu dalam suatu
organisasi. Pengembangan karier sebagai tugas perkembangan harus diwujudkan
dalam suatu organisasi.pengembangan karier sebagai tugas perkembangan harus
diwujudkan pekerja secara individual, sedangkan dari organisasi merupakan kegiatan
manajemen sumber daya manusia. Untuk mendapatkan tebaga kerja yang kompetitif,
diperlukan usaha memberikan bantuan agar para pekerja yang potensial dapat
mencapai jenjang karier sejalan dengan usahanya untuk mewujudkan tugas
perkembangannya.
*Dosen
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Kegiatan personalia seperti penyaringan, dan penilaian berfungsi untuk
dua peran dasar dalam organisasi. Pertama peran tradisional mereka adalah
menstafkan organisasi mengisi posisiposisinya dengan karyawan yang mempunyai minat, kemampuan dan keteram
pilan yang memenuhi syarat. Akan
tetapi semakin banyak dari kegiatan ini
berlangsung pada peran kedua yang
memastikan bahwa minat jangka dari
karyawan dilindungi oleh organisasi
dan bahwa, khususnya, karyawan didorong untuk bertumbuh dan merealisasi
potensinya secara penuh. Perujukan
pada penstafan atau manajemen personalia seperti manajemen sumber daya
manusia mencerminkan peran kedua
ini. Anggapan yang melandasi peran ini
adalah bahwa majikan memiliki satu
kewajiban untuk memanfaatkan kemampuan-kemampuan karyawan secara penuh dan memberikan semua karywan
satu kesempatan untuk bertumbuh dan
merealisasikan potensi mereka secara
penuh serta mengembangkan yang
berhasil. Satu cara pewujudan kecende
rungan ini tampak dalam meningkatnya
tekanan yang diberikan oleh banyak
perusahaan dewasa ini pada perencaan
dan perkembangan karir.
A. Perencanaan Karier
1. Pengertian Perencanaan Karier
Karier adalah urutan posisi yang
terkait dengan pekerjaan yang diduduki
seseorang sepanjang hiupnya. Orangorang mengejar karier untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu secara
mendalam. Pada satu waktu, mengidentifikasikan dengan satu pengusaha
sudah cukup untuk memenuhi beberapa
kebutuhan tersebut. (Thomson, 2002:
62).
Karier adalah realitas obyektif dan
subyektif. Setiap posisi mempunyai
kewajiban-kewajiban dan hak-hak, dan
pilihan-pilihan masa depan terbuka dan
tertutup. Karier (Career) merupakan
- 68 -
IAIS Sambas
tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan
yang telah disiapkan. Oleh karena itu,
setiap perencanaan karier akan mengarah pada tercapainya kepentingan atau
tujuan organisasi. Makin lancar perencanaan dan pelaksanaan karier maka
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan akan semakin dinamis.
Perencanaan pada dasarnya maupun pengambilan keputusan sekarang
tentang hal-hal yang akan dipekerjakan
di masa depan. (Sondang, 2007: 41).
Sampai sekarang ini, perencanaan
manajerial masih dianggap sebagai suatu
hak istimewa keorganisasian sematamata bekerja dengan baik, mereka akan
diakui dan dipromosikan. Walaupun
para manajer yang mahir tetntang politik
tahu bagaimana mempengaruhi proses
penugasan dan peluang pelatihan, tidak
terdapat mekanisme formal melalui
mana pendapat manajer itu sendiri
dimintan. Hal ini masih berlaku bahkan
pada kebanyakan organisasi. Meskipun
demikian, makin disediakan peluang
bagi para karywan untuk ikut serta
dalam perencanaan karier maka mereka
sendiri. (George Stauruss, 1991: 136).
Untuk memahami karier diperlukan
pengakuan bahwa karier itu pada
dasarnya adalah suatu respon terhadap
kebutuhan untuk bekerja. (Mohammad,
1992: 36).
Langkah pertama dalam perencanaan karier (anda sendiri atau orang
lain) adalah mempelajari minat, bakat,
dan keterampilan seseorang. Pada
hakikatnya orang-orang mencari dan
menggeluti pekerjaan-pekerjaan yang
mereka minati dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu, cara
terbaik untuk memulai perencaan karier
adalah dengan mempelajari diri kita
sendiri. (Gary Dessler, 1997: 159).
Perencanaan karier selalu merupakan butir preoritas yang agak rendah
bagi carter cleaning. Karena sekedar
membuat karyawan datang ketempat
- 69 -
IAIS Sambas
seperti ini ungkin mempertimbangkan
siatuasi baik dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mengembangkan
karier seseorang.
Perencanaan karier yang efektif
pada tingkat individual pada awalnya
menuntut suatu pemahaman diri sejumlah masalah. Seberapa keras keinginan
saya untuk bekerja? Hal apa yang
terpenting dalam hidup saya? Apa tukar
tambahnya antara pekerjaan dan keluar
gan atau liburan yang dapat saya
berikan? Pertanyaan-pertanyaan ini dan
yang lainnya harus diahadapi sebelum
tujuan dan arah seseorang dapat diten
tukan secara realistis di dalam perencanaan kariernya.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, mengganti pekerjaan dan karier
telah kegiatan yang dapat diterima
akhir-kahir ini, dan bahkan dapat meng
untungkan secara keuangan. Meskipun
demikian, melompat-lompat pekerjaaan (mengganti pekerjaan dengan sering) dapat menimbulkan persoalan dalam hal pensiun, masa cuti, senioritas,
dan keuntungan lainnya. (Thomson,
2002: 67).
Aktivitas-aktivitas seperti penyaringan training dan penilaian memiliki
dua fungis pokok dalam organisasi. Per
tama adalah fungsi tradisioanl yaitu
mengadakan staf vagi organisasi-organisasi losongan posisi dengan pegawai
yang memiliki minat, maki mengambil
bentuk fungsinya yang kedua, yaitu
memastikan bahwa minat pegawai dalam
jangka panjang dilindungi oleh organisasi dan, khususnya, para pegawai didorong untuk berkembang dan menyadari
potensinya secara penuh. (Gary Dessler,
1997: 546).
Untuk membantu perencanaan karier perseorang, ahli manajemen personalis mungkin bertanggung jawab untuk
memberikan alat-alat dan kesempatankesempatan. (buku catatan dan lokakarya guna penyelidikan sendiri dan
analisis pegawai. Ahli-ahli manajemen
- 70 -
IAIS Sambas
bagian personalia mendorong perencanaan karier dengan tiga cara, yakni
memlalui pendidikan, informasi dan
penyuluhan karier.
3. Manfaat Perencanaan Karier
Manfaat Perencanaan karier dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. mengembangkan karywan
yang
dapat dipromosikan. Ini berarti bahwa
perencanaan karier dapat membantu
mengembangkan supai karyawan
internal, terutama karyawan yang
potensial.
b. Menurunkan perputaran karyawan
(turnover). Perhatian terhadap karier
individual dalam perencenaan karier
yang telah ditetapkan akan dapat
meningkatkan loyalitas pada organi
sasi tempat mereka bekerja (rasa
kesetiaan organisasional)
c. Menungkap potensi karyawan, adanya perencanaan karier yang jelas
akan mendorong para karyawan secara individual maupun kelompok
menggali kemampuan potensial masing-masing untuk mencapai sasaran
sasraran karier yang diinginkan.
d. Mendorong pertumbuhan.
Perencanaan karier yang baik akan
dapat mendorong semangat kerja
karyawan untuk tumbuh dan berkem
bang. Dengan demikian, motivasi
kerja para karyawan dapat dipelihara.
B. Pengembangan Karier
1. Pengertian Pengembangan Karier
Beberapa pendapat tentang pengertian pengembangan karier adalah
sebagai berikut:
a. Pengembangan karier adalah suatu
rangkaian posisi atau jabatan yang
ditempati seseorang selama masa
kehidupan tertentu.
b. Pengembangan karier adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan motivasi
yang terjadi pada seseorang, karena
dengan penambahan usia akan
menjadi semakin matang.
- 71 -
IAIS Sambas
mengisi suatu jabatan, yang secara
struktural lebih tinggi kedudukannya.
3. Tanggung jawab pengembangan
karier
Tanggung jawab pengembangan
karier tradisonal, yaotu sebagai berikut.
a. Perencanaan pengembangan karier
disusun dan ditepakan oleh prganisasi
secara sepuhak.
b. Pelaksanaan pengembangan karier
bergantung sepenuhnya pada
organisasi.
Kontrol hasil pengembangan karier
dilakukan secara ketat oleh organisasi.
Pengembanagan karier sebagai kegi
atan manajemen sumber daya manusia
merupakan realisasi hubungan antara
individu sebagai pekerja dengan organisasinya. Untuk mewujudkan karier
diri sendiri, diperlukan kondisi:
a. Kesadaran dan pemahaman bekerja
bahwa setiap pekerjaan selalu mem
berikan kesempatan untuk maju
berkembang.
b. Setiap pekerja harus memahami
tanggung jawab pengembangan karier
merupakan tanggung jawab individu
sehingga setiap individu harus
melakukan manajemen karier sendiri.
Berdasarkan ketiga kondisi tersebut,
setiap pekerja yang merencanakan peng
embangan karier perlu bersikap dan
bertindak sebagai berikut.
a. Memilih bidang pekerjaan
1) Harus memiliki gambaran makro
mengenai bidang kerjanya yang
dihubungkan dengan tujuan jangk
panjang karier.
2) Untuk memperoleh masukan yang
kaurat, pelajari setiap langkah
yang potensial pada setiap posisi
yang searah dengan karier yang
diinginkan dan realistis untuk
dicapai.
3) Persiapan diri secara cermat utnuk
menguasi pengetahuan keterampilan, dan keahlian yang diisyarat
- 72 -
IAIS Sambas
a. Meningkatnya kemampuan karyawan. dengan pengembangan karier
melalui pendidikan dan pelatihan,
akan lebih meningkatkan kemampuan intelektual dan keterampilan
karyawan yang dapat disumbangkan
pada organisasi.
b. Meningkatnya suplai karyawan yang
berkemampuan. Jumlah karywan
yang lebih tinggi kemampuannya
dari sebelumnya akan menjadi
bertambah sehingga memudahkan
pihak pimpinan (manajemen) untuk
menempatkan
karyawan
dalam
pekerjaan yang lebih tepat.
Betapa pun baiknya suatu rencana
karier yang telah dibuat oleh seorang
pekerja disertai oleh suatu tujuan karier
yang wajar dan realistik, rencana
tersebut tidak akan menjadi kenyataan
adanya pengembangan karier sistematik
dan progmatik. Karena perdefinis
perencanaan, termasuk perencaan karier,
adalah keputuasan yang diambil sekarang tentang hal-hal akan dikerjakan di
masa depan, berarti bahwa seseorang
yang sudah menetapkan rencana
kariernya, perlu mengambil langkahlangkah tertentu guna mewujudkan
rencana tersebut. berbagai langkah
yang perlu ditempuh itu dapat diambil
atas prakarsa sendiri, tetapi dapat pula
berupa kegiatan yang disponsori oleh
organisasi, atau gabungan dari keduanya. Perlu ditekankan lagi bahwa
meskipun bagian pengelola sumber daya
manusia dapat turut berperan dalam
legiatan pengembangan tersebut, sesungguhnya yang palin g bertanggjng
jawab adalah pekerja yang bersangkutan
sendiri karena dialah yang paling
berkepentingan dan dia pulalah yang
kelak akan memetik dan menikmati
hasilnya.
Jika seseorang sudah siap memikul
tanggung jawab, tujuh hal perlu mendapat perhatiannya.
Pertama: prestasi kerja yang merumuskan. Pangkal tolak pengembangan
- 73 -
IAIS Sambas
gung jawab dalam mengembangkan
karier terletak pada masing-masing
pekerja.
Ketujuh: berhenti atas permintaan
dan kemauan sendiri. Dalam banyak
hal, berhenti atas kemauan dan permintaan sendiri munkin pula merupakan
salah satu cara terbaik untuk mewujud
kan rencana karier seseorang. (Sondang,
2007: 319).
Pengembangan karier dapat dilihat
sebagai pertumbuhan kamampuan yang
terjadi jauh melampaui apa-apa yang
dituntut dalam suatu pekerjaan, hal ini
mewakili usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk
menangani berbagai jenis penugasan.
Pengembangan menguntungkan bagi
organisasi maupun individu.
Organisasi dapat memudahkan perencanaan karier dengan beberapa cara
D.T. hall yang menggolongkan bidangbidang konsentrasi sebagai berikut.
Masuk organisasi pekerjaan, kepala
atau majikan prosedur dan struktur
organisasi, dan kebijakan pegawai.
Organisasi yang berusaha keras
untuk memepekerjakan para lulusan
baru perguruan tinggi, karena mereka
percaya (benar menurut kami) bahwa
pemasukan tenaga kerja berbakat terus
menerus perlu sekali untuk keberhaslian
suatu organisasi. Tetapi, secara khas,
50% dari sarjana-sarjana ini meningkatkan pekerjaan mereka selama 5
tahun pertama, dan mereka yang pergi
rata-rata sama cakapnya seperti yang
tetap tinggal. Sebagian, perpindahan
tinggi merupakan akibat dari suatu
bentrokan antara apa yang diharapkan
oleh para sarjana baru itu dan apa yang
diberikan sebenarnya oleh pekerjaan
itu. Sarjana yang khas mengharapkan
bahwa pekerjaan pertamanya menantang
dan berarti. Di (sering kali harapanharapan tidak realitistis ini didorong
oleh janji-janji berlebihan oleh para
perekrut perusahaan). Orang-orang yang
menyadang MBA terutama ingin meng-
- 74 -
IAIS Sambas
duksi, sebaliknya, seperti yang telah
kita lihat, para serjana muda itu sangat
kecewa terhadap jenis pekerjaan
mickey mouse seperti ini.
Karena masalah-masalah inilah,
orang-orang personalia menjadi makin
yakin bahwapada permulaan karier
seorang eksekutif muda, suatu pekerjaan
yang menantang adalah lebbih penting
daripada luasnya pengalaman. Perusahaan-perusahaan seperti AT dan T,
procter and Gamble, dan ford telah
mengadakan percobaan dengan memberikan penugasan yang menantang kepada para calaon manajer para
permulaan sekali-masalah-masalah akan
menguji kecerdikan mereka, tetapi yang
barangkali tidak melebihi kemampuan
mereka untuk menyelesaikannya. Secara
khas, penugasan seperti itu menyangkut
kegiatan operasi dan, setelah kira-kira
satu tahun, perlu memimpin sebuah
regu. Penugasan ini cukup sulit
sebagian petatar akan gagal (kadangkadang satu dari lima berhenti dalam
tahap pertama)
SIMPULAN
Sebalinya, penugasan yang menantang lagi manajer yang belum berpeng
alaman mungkin sulit untuk dikembangkan. Kebanyakan tergantung pada
atasan kepada siapa petatar itu ditugas
kan, terutama tergantung pada apakah
ia menyadari masalah-masalah yang
dihadapi para manajer baru dan apakah
ia bersimapati dengan gaya hidup dan
cita-cita petatar itu (dan bukan takut
akan seseorang calon pesaing). Dalam
- 75 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Gary Dessler, Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta, 1997.
George Strauss, Leonard Sayles, Manajemen Personalia, PT Karya Unipress,
Jakarta,1991.
Mohamad Thayib Mahiru, Pengantar Bimbingan Dan Konseling Karier, Bumi
Aksara, Jakarta, 1992.
Sondang p. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta,
2007.
Thomson, Manajemen sumber daya masnusia, Selemba Empat, Jakarta, 2002.
- 76 -
Syarifah Hasanah *
ABSTRAK
Berargumentasi ataupun berpendapat dalam Islam merupakan hal yang lumrah dalam
kehidupan. Hanya saja harus dilihat dari cara penyampaiannya dan apa yang
disampaikan. Karena apabila memberikan argumen atau pendapat terlalu keras atau
terlalu mempertahankan pendapat yang disampaikan walaupun kurang diterima oleh
orang lain maka akan menimbulkan hal yang negative atau masalah bagi orang lain.
Maka dari itulah disebut dengan kata jadal, jadal yang dimaksud terlalu keras dalam
perdebatan berpendapat bahkan menjatuhkan kawan lawan. Oleh karena itu Al -Quran
juga berbicara dalam hal jadal dengan apa yang dimaksudkan.
Dosen Fakultas Adab & Ushulludin Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Sebagaimana juga digunakannya
majaz, kinayah, tasybih, matsal, dan
lain-lain untuk menggunakan berbagai
pola kalimat dan variasi susunan redaksi,
al-Quran juga menggunakan apa yang
disebut dengan jadal. Untuk membuktikan kebenarannya dan mematahkan
argumen penentangnya.
Dalam berdebat dengan para penetapannya, al-Quran banyak mengemukakan bukti dan dalil yang kuat dan
jelas yang dapat dimengerti oleh kalangan awam secara sempurna. Begitu
juga kalangan intelektual, bisa memahaminya melebihi apa yang dipahami
orang awam.
Disini penulis mencoba untuk
mendes kripsikan lebih lanjut apa dan
bagaimana jadal itu serta bagaimana alQuran dalam membangun susunan
variasi pola-pola kalimat dalam berjadal.
Pengertian
Term jadal yang berasal dari bahasa
arab, pada asalnya bermakna gulat atau
seseorang yang menjatuhkan kawannya
pada tanah yang keras. Terkadang juga
disebut jidal, dan biasa diartikan dengan debat dengan saling mengalahkan.
Selain itu, juga berarti kokoh, seperti
jika dikatakan jadaltu al habla yang
berarti aku kokohkan jalinan tali itu.
Dikatakan demikian, karena kedua belah pihak yang berdebat saling mengokohkan pendapatnya masing-masing
dan saling menjatuhkan lawannya.
Secara terminologi jadal adalah
pola atau cara yang digunakan alQuran dalam ayat-ayatnya untuk membuktikan kebenarannya dan sekaligus
mematahkan pendapat yang menentang
nya dengan maksud menyerunya ke
jalan yang benar. Sedangkan kaum
teolog mendefinisikan jadwal lebih
spesifik lagu walaupun pada dasarnya
senada, yaitu argumentasi yang dikemukakan oleh seorang teolog untuk
memperkuat pendapatnya dengan huj-
- 68 -
IAIS Sambas
rah (menyamakan seorang istri dengan
ibunya) berada dalam posisi yang
berlawanan, hubungannya dengan sang
suami. Akan tetapi tidak dalam posisi
yang berlawanan dengan Nabi. Disini
bagaimana digunakan dua kata yaitu aljadal (dialektika) dan hiwar (dialog)
pada ayat yang satu. Manakala seseorang mengarahkan pembicaraab kepada
orang lain, baik berupa perintah, larangan ataupun informasi, tanpa peduli
posisi orang yang lain tersebut, maka
dalam kondisi seperti ini dinamakan
khitab, sebagaimana firman-Nya kepada Nuh, Dan janganlah kamu mengjhitab-Ku mengenai orang yang zalim
itu, sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan. (Q.S.al-Hud:37)
Dan ini yang menjadi titik tolak
munculnya konsep al-mahrajan alkhithabi (kampanye) yang dalam orasinya satu pandang diajukan kepada
orang-orang, dan setelah itu sebagian
orang mendebatnya dan sebagian yang
lain mendialogkan.
Disini terlihat bahwa al-jadal bukanlah al-hiwar. Artinya dimungkinkan
bahwa disini ada dialog antara dua
orang yang sama-sama mukmin seputar
makna ayat. Akan tetapi oarng yang
mengambil posisi yang berlawanan
dengan ayat-ayat Allah, maka ini adalah posisi dialektis. Dan karenanya Dia
berfirman tidaklah mereka mereka
mendapatkan jalan keluar dan juga
berfirman mengenai mereka orangorang yang kafir, dan juga sesungguhnya tidak ada dalam dada mereka
melainkan hanya (keinginan akan)
kebesaran yang mereka sekali-kali
tiada akan mencapainya. (Q.S. alGhafir : 56)
Dengan begitu secara umum apa
yang disebut jadal adalah debat untuk
mengalahkan lawan yang dalam alQuran ditujukan untuk orang-orang
yang menentang atau mengkufurinya
sehingga dengan dialektika (jadal)
tersebut yang didalamnya disertai
- 69 -
IAIS Sambas
kondisi mereka dan dapat dipahami
oleh semua lapisan masyarakat dan
generasi ke generasi berikut. Dengan
cara berdebat seperti itu maka semua
orang akan menerima dan meyakini
kebenaran al-Quran, bahkan orang kafir pun bila ditanya siapa tuhan mereka niscaya mereka akan menjawab
Allah. Dan disinilah letak keistimewaan jadal al-Quran, seperti ayat :
Dan kami jadikan malam dan siang
sebagai dua bukti (kekuasaan dan
kebesaran Allah) lalu kami hapuskan
tanda malam dan kami jadikan tanda
slang itu terang agar kamu gunakan
untuk mencari karunia dari tuhanmu,
dan supaya kamu mengetahui bilangan
tahun-tahun dan perhitungkan ....
(Q.S. al-Isra: 12)
Tanpa berpikir panjang tampak
dengan jelas bahwa ayat di atas membeikan argumen yang tegas kepada
umat maitusia tentang eksistensi Allah,
dan kemahakuasaan-Nya sekaligus dengan mengemukakan bukti yang konkrit berupa pergantian siang dan malam
berikut fungsinya, yang merupakan
bukti tak terbantah akan keberadaaan
Allah. berdebat seperti itu jauh lebih
efektif dan lebih tegas dalam menyatakan bahwa Tuhan ada dan maha kuasa
dan pada cara atau pola yang dipakai
untuk berdebat dalam ilmu kalam
misalnya dikatakan: ini ciptaan dan
setiap yang diciptakan pasti ada pencipaanya.
Menurut lbn Taimiyah dalam kitab
al-Radd ala al Manthiqiyyin sebagaimana yang dikutip oleh Manna alQaththan bahwa cara berargumen
seperti mutakallimin hanya menegaskan bahwa Tuhan ada, tidak dapat
dijadikan argumen untuk mendukung
bahwa keberadaannya. Jadi argumen itu
tidak menunjuk secara khusus tentang
keberadaan Allah karena argumen itu
bersifat kulli (umum). Sebaliknya
dalam al-Quran yang sekaligus
didukung oleh bukti-bukti yang tak
- 70 -
IAIS Sambas
banyak, dan dari mayang koma tangkaitangkai yang menjulai (begitu pula
kami tumbuhkan) kebun-kebun anggur,
zaitun, dan delima, yang serupa dan
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya
ketika pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi
bukit atas (wujud dan kekuasaan Allah)
bagi kaum yang beriman. Dan mereka
(orang-orang musyrik) menjadikan jin
sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah
yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan)
Allah mempunyai anak-anak, laki-laki
dan perempuan tanpa (berdasarkan)
ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan
maha tinggi dari sifat-sifat yang mereka
berikan (Q.S. al-Anam: 95-100).
Ayat diatas merupakan jadal, didalamnya terdapat gambaran yang diperkenalkan (tarif) al-Quran kepada umat
tentang fenomena alam, khususnya
mengenai penciptaan tumbuh-tumbuhan,
pemanfatan siang dan malam, yang
ditutup dengan suatu pernyataan bahwa
Allah maha suci dan mempunyai anak,
untuk memperkuat suatu argumen,
sehingga tak ada alasan untuk menolaknya, karena informasi yang diberikan atau diperkenalkan itu didukung
oleh bukti-bukti yang tak terbantah.
Kedua, Jadal Al-Tajizat (bagian)
Yang dimaksud al-Tajizat disini
adalah bagian-bagian yang disebutkan
dalam suatu ungkapan memberikan
argumen atas kebenaran yang dibawa
oleh ayat-ayat tersebut seperti dalam
ayat:
Katakanlah segala bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya
yang dipilihnya. Apakah Allah yang
lebih baik, ataukah apa yang mereka
sekutukan dengan-Nya? Atau siapakah
yang menciptakan langit dan bumi yang
menurunkan air untukmu dan langit,
lalu kami tumbuhkan dengan air itu
kebun-kebun yang (berpemandangan)
- 71 -
IAIS Sambas
sesuatu secara umum (tamim), kemudian diikuti dengan penjelasan secara
rinci (takhsis) seperti dalam ayat:
bertanya Firaun, maka siapakah
Tuhanmu berdua hai Musa? Musa
menjawab. Tuhan kami ialah yang
telah memberikan kepada tiap-tiap
sesuatu bentuk kejadiannya. kemudian
diberi-Nya pentunjuk. Firaun bertanya tagi, maka bagaimanakah kadaan
umat-umat yang silam (generasi
pertama)? Musa menjawab, pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku di
dalam kitab (Lawh al-Mahfudz).
Tuhanku tidak bingung dan tidak pula
lupa, yang telah menjadikan bagi kamu
bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan (pula) bagimu di bumi
jalan-jalan dan menurunkan dari langit
air hujan, maka kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berbagai jenis
tumbuhan yang berpasang-pasangan.
Makanlah dan gembalakanlah binatangbinatang kalian. Sesungguhnya pada
yang demikian itu menjadi bukti (wujud
dan keesaan Allah) bagi yang berakal.
(Q.S. Thaha: 49-54).
Awalnya, yakni ketika terjadi
dialog diantara nabi Musa dan Firaun
Tuhan menggambarkannya dalam kalimat yang mengandung makna umum (ta
mim) seperti dikatakannya, Tuhan
telah memberi bentuk kepada tiap-tiap
sesuatu, kemudian memberinya petunjuk. Sedang dalam kalimat berikutnya
merupakan bentuk khusus (takhsis)
yakni informasi bahwa Allah-lah yang
telah menurunkan hujan dari langit, lalu
ditumbuhkan-Nya dengan air hujan itu
berbagai jenis tumbuhan yang berpasang-pasangan untuk makanan manusia
dan hewan mereka. Ini jelas merupakan
perkara yang khusus, mengingat kondi
si masyarakat Mesir, dimana Firaun
berdomisili, kebanyakan bertani dan
berternak. Sehingga dengan argument
ini benar-benar tak terbantahkan.
- 72 -
IAIS Sambas
ngkan dua hal yang salah satu
diantaranya mempunyai efek lebih
besar wujudnya dibanding yang lain
seperti mempertentangkan antara Allah
dan berhala-berhala yang disembah
kaum musyrik yang tidak dapat berbuat
apa-apa, sehinga bear-benar tidak
dapat dibantah oleh penentangnya atau
yang mengkufurinya. Seperti ayat:
Apakah Allah pencipta (segala
sesuatu) sama dengan (berhala-berhala)
yang tidak dapat menciptakan (apaapa)? Mengapa kalian tidak (mau)
mengambil pelajaran?. (Q.S. al-Nahl:
17)
Keenam, Jadal Tamtsil
(perumpamaan)
Perumpamaan dan suatu argumen
amat penting, terutanma menyangkut
hal-hal yang bersifat absrak yang sulit
dibayangkan, sehingga akan menjdi
jelas dan seakan-akan dapat diraba dan
disentuh. Seperti:
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang lewat pada
suatu negeri yang bangunannya sudah
runtuh. Lantas dia berkata: bagaimana
Allah rnenghidupkan (membangun)
kembali negeri yang telah roboh
(hancur seperti) ini?. Maka Allah
mematikan orang itu seratus tahun lamanya, kemudian dihidupkan kembali.
Allah bertanya kepadanya: berapa
lama kamu tinggal disini?. Ia
menjawab: sehari atau kurang sehari.
Tidak, kata Allah. Kamu telah tinggal
disini selama seratus tahun. (kalau
kamu tak percaya) lihatlah makanan
dan minumanmu yang belum berubah,
dan lihat pula keledaimu (yang telah
menjadi tulang belulang). Kami akan
menjadikan kamu sebagai bukti (kekuasaan) kami bagi manusia. (untuk itu)
perhatikanlah tulang-belulang (keledai
itu, niscaya kamu akan tahu) bagaimana
kami menyusunnya kembali, kemudian
kami balut dia dengan daging. Maka
tatkala nyata baginya (bagaimana Allah
- 73 -
IAIS Sambas
menakui apa yang tadinya diingkari,
se-perti dalil yang digunakan un-tuk
menetapkan
adanya
khalik.
Misalnya:
Apakah meraka diciptakan tanpa
sesuatu pun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?
Ataukah mereka telah menciptakan
langit dan bumi itu? Sebenarnya
mereka tidak meyakini (apa yang
mereka lakukan). Ataukah di sisi
mereka ada perberadaharaan Tuhanmu
ataukah mereka yang berkuasa?
Ataukah mereka mempunyal tangga (ke
langit) untuk mendengarkan pada
tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka
hendaklah orang yang mendengarkan
diantara mereka mendatangkan suatu
keterangan yarg nyata. Ataukah untuk
Allah anak-anak perempuan dan untuk
kamu anak-anak laki-laki? Ataukah
kamu meminta upah kepada mereka
sehingga mereka dibebani dengan
utang? Apakah ada pada sisi mereka
pengetahuan tentang yang lalu mereka
menuliskannya?
Ataukah
mereka
hendak melakukan tipu daya? Maka
orang-orang kafir itu merekalah yang
kena tipu daya. Ataukah mereka
mempunyai tuhan selain Allah? Maha
suci Allah dan apa yang mereka
sekutukan. (Q.S. al-Tur: 35-43).
b. Mengambil dalil dengan mabda
(asal mula kejadian) untuk menetapkan (maad hari kebangkitan)
misalnya: maka apakah kami letih
dengan penciptaan yang pertama?
Sebenarnya mereka dalam keadaan
ragu-ragu tentang penciptaan yang
baru. (Q.S. al-Qaf: 15).
c. Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan ke kebenaran
(kebalikannya) misalnya:
Katakanlah: siapakah yang menurunkan kitab (taurat) yang dibawa oleh
Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi
manusia, kamu jadikan kitab lembaranlembaran kertas yang bercerai-berai,
kamu perlihatkan sebagiannya dan
- 74 -
IAIS Sambas
dapat yang tidak diakui oleh siapapun Misalnya:
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadijkan jin itu sekutu bagi
Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong
(dengan mengatakan): bahwasanya
Allah rnempunyai anak laki-laki dan
perempuan,
tanpa
bedasar
ilmu
pengetahuan, maha suci Allah dan
maha tinggi dari sifat-sifat yang mereka
berikan. Di pencipta langit dan bumi.
Bagairnana dia mempunyai anak
padahal dia tidak mempunyai ism? Dia
menciptakan segala sesuatu dan Dia
mengetahui segala sesuatu. (Q.S. alAnam: 100-101).
Terkadang dalam al-Quran juga
menggunakan metode induksi yang
biasa digunakan oleh mutakallimin
seperti pada ayat : sekiranya ada di
langit bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentunya keduanya itu telah hancur
binasa (Q.S. AL-Anbiya: 22). Dari
sisi ini, maka setiap orang yang
mempunyai pengetahuan lebih banyak,
tentu akan lebih banyak pula pengetahuan atau pemahamannya tentang ilmu
al-Quran, itulah sebabnya mengapa
apabila Allah menyebutkan hujjah atas
rububiyah (ketuhanan) dan wahdaniyah
(keesaan)-Nya selalu dihubungkan, kadang-kadang dengan mereka yang berakal mereka yang mendengar, dengan
mereka yang berpikir, dan kadang yang
mau menerima pelajaran. Hal ini untuk
mengingatkan setiap potensi-potensi
tersebut dapat digunakan untuk memahami hakikat hujjah-Nya itu.
Sedangkan menurut Syahrur alQuran telah membagi dialektika
berlawanan yang dianggap sebagai feno
mena untuk menggambarkan kontradiksi internal pada hubungan sosial, ekonomi, politik dan pemikiran manusia,
menjadi dua bagian yaitu:
Pertama, dialektika yang saling
membenahi dan tidak saling bermusuhan, yang artinya disana terdapat
- 75 -
IAIS Sambas
- 76 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Ai-Zarkasyi, al-Burhan Fi Ulum al-Qura, Tahqiq, Muhammad Abu Fadhl
Ibrahim, Mesir : Isa al-Bab al-Halabi, tt.
Al-Qattan, Manna Khalil, Mabahis Fi Ulum al-Quran, Cairo : Mansyurat alasyr al-Hadist,tt.
Al-Suyuti, Jalaluddin, al-Ithqan Fi Ulum al-Quran, Bairut : Dar al-Fikr, 1951.
Ash shiddieqy, M. Hasbi, Ilmu-ilmu al-Quran Media-media Pokok Dalam
Menafsirkan al-Quran, Jakarta : Bulan Bintang, 2003.
Baidan, Nasrudin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta Pustaka Pelajar,
2005.
Syahrur, Muhammad, Dialektika Kosmos dan Manusia dasar -dasar
epistemologi Quraini, terj. M. Firdaus, Bandung : Nuansa, 2004.
- 77 -
ABSTRAK
Eksekusi barang jaminan harus melalui prosedur-prosedur eksekusi, sehi-ngga
pelaksanaanya mempunyai kekuatan hukum dalam mengeksekusi. Eksekusi barang
jaminan terhadap putu san peradilan dalam putusan peradilan dalam pelaksanaannya
tidak dengan mudah langsung dapat dieksekusi begitu saja, terkadang pihak yang
kalah (baik debitur atau kreditur) tidak bersedia untuk dieksekusi, mereka tidak terima
terhadap putusan yang telah ditetapkan hakim. Sehingga mereka tetap memper
tahankan barang tanggungan atau jaminan. Dari itu diperlukan ketegasan hakim (ketua
pengadilan untuk memberikan surat eksekusi) atau jurusita maupun penagak hukum
(kepolisian) untuk membantu pelaksanaan eksekutor barang yang telah dijadikan
jaminan tersebut.
Dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
litigasi dan secara nonlitigasi. Penyelesaian sengketa secara litigasi yaitu
penyelesaian melalui pengadilan, baik
Pengadilan Agama maupun Pengadilan
Negeri. Sedangkan penyelesaian secara
nonlitigasi adalah penyelesaian yang
dilakukan diluar pengadilan yaitu dengan cara negosiasi, mediasi, konsiliasi
dan melalui arbitrase termasuk arbitrase
syariah. (Abdul Ghofur Anshori, 2010:
39-41).
Penyelesaian sengketa bisnis syariah baik secara litigasi maupun nonlitigasi tidak jarang berujung pada eksekusi barang jaminan, karena ketika
pihak nasabah pembiayaan atau debitur
tidak dapat memenuhi suatu kewajiban
membayar, dan pihak bank pemberi
pembiayaan atau kreditur sudah melakukan berbagai macam upaya atau cara
restrukturisasi pembiayaan serta negosiasi pada pihak nasabah pembiayaan
untuk memenuhi prestasinya, maka
eksekusi barang jaminan merupakan
alternatif terakhir dalam penyelesaian
sengketa bisnis syariah. (PBI Nomor
13/9/PBI/2011).
Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2006, terkait tentang adanya perluasan
kewenangan Pengadilan Agama yang
tertuang dalam Pasal 49 huruf (i), yaitu
berupa kewenangan menyelesaikan sengketa dibidang ekonomi syariah,meliputi bank syariah, asuransi syariah,
reasuransi syariah, reksadana syariah,
obligasi syariah dan surat beharga
berjangka menengah syariah, sekuritas
syariah, pembiayaan syariah, pegadaian
syariah, dana pensiun lembaga keuangan
syariah, bisnis syariah dan lembaga
keuangan mikro syariah. (UU. No. 3
Tahun 2006 pasal 49 huruf i).
Perubahan strategis atas kompetensi
Peradilan Agama ini merupakan suatu
tanggung jawab Pengadilan Agama
untuk menyelesaikan sengketa ekonomi
- 68 -
IAIS Sambas
jaminan berupa penyitaan dan penjualan oleh pemegang hak jaminan dan
eksekusi jaminan melalui putusan
hakim badan peradilan baik Pengadilan
Agama maupun Pengadilan Negeri.
B. Pembahasan
1. Pengertian Eksekusi
Eksekusi dalam kamus istilah hukum dapat diartikan pelaksanaan putusan pengadilan; pelaksanaan putusan
hakim; pelaksanaan hukuman badan
pengadilan, atau dapat juga diartikan
penyitaan dan penjualan seseorang atau
lainnya karena berhutang. Pengertian
yang sama juga terdapat dalam kamus
Bahasa Indonesia pengertian eksekusi
adalah pelaksanaan putusan hakim atau
penyitaan dan penjualan harta orang
karena berhutang. (Putri Susanti, 1983:
16).
Subekti dan Retno Wulan, 1977:
128), dan Sutantio (1979: 111). Mengalihkan istilah eksekusi (executie) ke
dalam bahasa Indonesia dengan istilah
pelaksanaan untuk mengeksekusi sesuai dengan apa yang telah diperjan
jikan maupun pelaksanaan dari putusan pengadilan. Pembakuan istilah pe
laksanaanputusan sebagai kata ganti
eksekusi, dianggap sudah tepat. Sebab
jika bertitik tolak dari ketentuan bab
kesepuluh bagian kelima HIR, pengertian eksekusi sama dengan tin-dakan
menjalankan putusan (ten uitvoer
legging van vonnissen).
Selanjutnya tindakan hukum yang
dilakukan oleh pengadilan kepada pi
hak yang kalah dalam suatu putusan
pengadilan dinamakan eksekusi. (A.
Mukti Arto, 2000:314). Oleh karena itu,
eksekusi dalam suatu sistem peradilan
adalah tidak lain daripada tindakan
yang berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara dan pelaksanaan terhadap putusan hakim baik keputusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap maupun yang belum mempunyai hukum tetap. Eksekusi merupa-
- 69 -
IAIS Sambas
Berdasarkan penjelasan tersebut di
atas, akan diuraikan secara singkat
mengenai beberapa macam bentuk akta
yang menurut undang-undang disamakannilainya dengan putusan pengadilan yang memperleh kekuatan hukum
tetap. Sebagai berikut:
a. Hak Tanggungan
Hak tanggungan diatur dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan (UUHT).
Menurut Pasal 1 Ayat 1 hak tanggungan
adalah hak jaminan yang dibebankan
pada hak atas tanah berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan utang tertentu. Jaminan
pelunasan utang menggunakan hak tanggungan memberikan suatu keistimewaan pada penerima hak tanggungan
atau kreditur (sebutan untuk pemberi
hutang atau pembiayaan) sebagai
kreditur preferen. Kreditur preferen
adalah kreditur yang diistimewakan
atau didahulukan dari kreditur lainnya
atas pelunasan utang debitur apabila
terjadi gagal tagih. Pemegang hak tanggungan yang juga merupakan kreditur
separatis mempunyai kedudukan yang
dipisahkan dari kreditur-kreditur lainnya dalam hal terjadinya suatu keadaan
pailit yang dialami oleh debitur
(pemberi hak tanggungan) perorangan
atau badan hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran utang.
Sertifikat hak tanggungan mempun
yai kekuatan eksekutorial yang sama
dengan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap. (Pasal 14
Ayat 2 Undang-undang Nomor 4 Tahun
1996). Obyek hak tanggungan dapat
dijual melalui pelelangan umum menurut
tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk perlunasan piutang pemegang hak tanggungan. Apabila terhadap objek lelang
- 70 -
IAIS Sambas
jian fidusia kepada penerima fidusia
(parate eksekusi), sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia. UndangUndang Jaminan Fidusia menjelaskan
bahwa debitur (pemberi fidusia) dan
kreditur (penerima fidusia) dalam
perjanjian jaminan fidusia berkewajiban unuk memenuhi prestasi. (Pasal 4
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
tantang Jaminan Fidusia).
Apabila tidak memenuhi prestasi
maka dikatakan cidera janji dan pemegang sertifikat jaminan fidusia berhak
untuk mengeksekusi objek jaminan
fidusia tersebut bisa dengan penjualan
benda dibawah tangan yang dilakukan
dengan kesepakatan para pihak maupun
penjulan dengan pelelangan umum.
Sebagaimana terdapat dalam Pasal 29
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia, sebagai
berikut:
1 )Apabila debitor atau Pemberi
Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap
Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia dapat dilakukan dengan cara:
a. pelaksanaan titel eksekutorial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (2) oleh Penerima Fidusia;
b. penjualan benda yangrnenjadi objek
Jaminan Fidusia atas kekuasaan penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan
umum serta mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan; c.
penjualan di bawah tangan yang
dilakukan berdasarkan kesepakatan
Pemberi dan Penerima Fidusia jika
dengan cara demikian dapat diperoleh
harga tertinggi yang menguntungkan
para pihak.
2)Pelaksanaan penjualan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf c
dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu)
bulan sejak diberitahukan secara
tertulis oleh Pemberi dan Penerima
Fidusia kepada pihak-pibak yang
berkepentingan
dan
diumumkan
sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar
- 71 -
IAIS Sambas
menurut cara yang dinyatakan pada
pasal-pasal yang lalu dalam bagian ini,
tetapi dengan pengertian, bahwa paksaan
badan hanya boleh dilakukan, jika
sudah dengan keputusan hakim. Jika
keputusan hakim itu harus dilaksanakan
seluruhnya atau sebagian di luar daerah
hukum pengadilan negeri yang memerintahkan pelaksanaan keputusan itu,
maka haruslah dituruti peraturan pasal
195 ayat (2) dan seterusnya. Kaitannya
dengan perjanjian pembiayaan maupun
kredit bahwa dalam praktek pemberian
pembiayaan maupun kredit grosse akta
tersebut merupakan alat bukti adanya
utang,
adapun alasan
dibuatnya
grosse akta pengakuan hutang adalah
sebagai berikut:
1) Perjanjian kredit tidak mempunyai
kekuatan eksekutorial sehingga jika
debitur melakukan wanprestasi maka
kreditur tidak dapat melakukan
eksekusi langsung terhadap jaminan
yang ada tetapi harus melakukan
gugatan melalui Pengadilan Negeri
terlebih dahulu kepada debitur;
2) Akta pengakuan utang merupakan
perjanjian sepihak, didalamnya hanya dapat memuat suatu kewajiban
untuk membayar utang sejumlah
uang tertentu. Akta pengakuan utang
yang dibuat dihadapan Notaris
berdasarkan Pasal 224 HIR/258 RGB
memiliki kekuatan hukum yang sama
seperti keputusan hakim yang bersifat tetap atau dengan kata lain dapat
diartikan bahwa akta pengakuan
hutang memiliki kekuatan eksekutorial;
3) Mempercepat eksekusi jaminan
secara langsung tanpa memerlukan
gugatan terlebih dahulu kepada
debitur.
Terhadapkekuatan eksekutorial ter
sebut, dalam kenyataannya tidaklah
mudah bahkan bisa jadi tidak dapat
dilaksanakan, mengingat untuk melakukan suatu eksekusi jaminan terkadang
debitur mengajukan bantahan melalui
- 72 -
IAIS Sambas
terdapat perintah yang menghukum
pihak yang kalah, yang dirumuskan
dalam kalimat sebagai berikut:
a. Menghukum atau memerintahkan
menyerahkan suatu barang. (Pasal
200 ayat (1) HIR, Pasal 218 ayat (2)
R.Bg)
b. Menghukum atau memerintahkan
pengosongan sebidang tanah atau
rumah. (Pasal 1033 Rv)
c. Menghukum atau memerintahkan
melakukan suatu perbuatan
tertentu. (Pasal 225 HIR dan Pasal
259 Rbg)
Menghukum atau memerintahkan
penghentian suatu perbuatan atau
keadaan. (Pasal 225 HIR, Pasal 259
R.Bg)
Menghukum atau memerintahkan
melakukan pembayaran sejumlah
uang. (Pasal 196 HIR, Pasal 208
R.Bg)
Dalam praktek peradilan umum
apabila suatu putusan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap (in kracht
van gewijsde) dapat dilaksanakan
eksekusi terhadap barang-barang yang
menjadi jaminan baik itu barang
bergerak maupun barang tidak bergerak, kecuali. (Wildan Suyuti, 2005: 64).
a. Terhadap putusan uit voerbaar bij
voorraad atau putusan serta-merta
meskipun belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap putusan
pengadilan dapat dilaksanakan terlebih dahulu, khususnya eksekusi
terhadap barang-barang yang menjadi jaminan (objek) dari perjanjian
yang dipersengketakan oleh para
pihak dalam suatu perkara.
b. Putusan propisionil baik dalam
sengketa perceraian maupun dalam
sengketa pedata lainnya apabila ada
dugaan terhadap barang-barang bergerak yang menjadi objek sengketa
akan digelapkan oleh pihak tergugat,
maka demi untuk kepentingan salah
satu pihak (penggugat) hakim yang
menangani sengketa tersebut dapat
- 73 -
IAIS Sambas
a. Putusan deklaratif, adalah putusan
yang isinya bersifat menerangkan
atau menyatakan apa yang sah,
misalnya anak yang menjadi sengketa
adalah anak yang dilahirkan dari
perkawinan yang sah, putusan yang
menolak gugatan.
b. Putusan konstitutif, adalah putusan
yang bersifat menghentikan atau
menimbulkan hukum baru yang tidak
memerlukan pelaksanaan dengan
paksa, misalnya memutuskan suatu
ikatan perkawinan.
c. Putusan kondemnatoir adalah putusan
yang bersifat menghukum pihak
yang kalah untuk memenuhi suatu
prestasi yang ditetapkan oleh hakim.
Dalam putusan yang bersifat
kondemnatoir amar putusan hams
mengandung kalimat "menghukum
tergugat (berbuat sesuatu, tidak
berbuat sesuatu, menyerahkan
sesuatu,
membongkar
sesuatu,
menyerahkan sejumlah uang,
membagi, dan mengosongkan).
Seperti telah dijelaskan, salah satu
asas eksekusi adalah hanya dapat
dijalankan terhadap putusan pengadilan
yang memiliki kekuatan hukum tetap
yang bersifat kondemnatoir, yakni
dalam amar putusan terdapat pernyataan
penghukuman terhadap tergugat
untuk melakukan salah satu perbuatan
yaitu:
a. Menyerahkan sesuatu barang atau
eksekusi riil dalam bentuk penjualan
lelang.
b. Mengosongkan sebidang tanah atau
rumah, yang disebut dengan eksekusi
riil
c. Melakukan suatu perbuatan tertentu
atau menghentikan suatu perbuatan
atau keadaan.
d. Membayar sejumlah uang. (Pasal
196 HIR)
Jika ditinjau dari sasaran yang
hendak dicapai oleh hubungan hukum
yang tercantum berdasarkan amar putusan pengadilan yang bersifat kondem-
- 74 -
IAIS Sambas
c. Eksekusi Pembayaran Sejumlah
Uang.
Yaitu eksekusi yang menghukum
pihak yang dikalahkan untuk membayar
sejumlah uang (pasal 196 HIR, pasal
208 R.Bg). ini kebalikannya dari
eksekusi riil dimana eksekusi tidak
dapat dilakukan langsung sesuai dengan
amar putusan tanpa pelelangan terlebih
dahulu. Dengan kata lain, eksekusi
yang hanya dijalankan dengan pelelangan terlebih dahulu, hal ini disebabkan
nilai yang akan dieksekusi itu bernilai
uang. Sumber hubungan hukum yang
disengketakan dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang sangat terbatas
sekali, yaitu semata-mata hanya didasarkan atas persengketaan perjanjian
utang piutang dan ganti rugi didasarkan cidera janji/ wanprestasi, dan
hanya dapat diperluas berdasarkan
pasal 225 H.I.R, dengan membayar
nilai sejumlah uang apabila tergugat
enggan menjalankan perbuatan yang
dihukumkan dalam batasan jangka waktu
tertentu.
Pembahasan eksekusi tidak terlepas
dari masalah proses penahapannya,
dengan segala macam tata cara dan syarat-syarat yang terkait pada setiap tahap
proses yang bersangkutan. Secara
ringkas dapat diuraikan tahapan proses
eksekusi pembayaran sejumlah uang
dilakukan sebagai berikut: (Zefri Sofyan
2009).
a. Peringatan (anmaning)
Peringatan atau teguran merupakan
tahap awal proses eksekusi. Proses
peringatan merupakan prasyarat yang
bersifat formil pada segala bentuk ek
sekusi, baik pada eksekusi riil maupun
pembayaran sejumlah uang. Apabila
putusan telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dan pihak tergugat atau
debitor tidak mau menaati pelunasan
pembayaran jumlah uang yang dihukum
kan kepadanya secara sukarela, terbuka
hak penggugat (pihak yang menang)
untuk mengajukan permohnan eksekusi
- 75 -
IAIS Sambas
rupakan penahapan proses sita eksekusi
atas harta kekayaan tergugat. Penahapan
proses sita eksekusi harus lagi disusul
dengan penahapan proses surat perintah penjualan lelang, dan disusul pen
jualan lelang oleh kantor lelang.
Mekanisne sita eksekusi meliputi:
1) Berdasarkan surat perintah Ketua
Pengadilan
2) Dilaksanakan panitera atau jurusita
3) Pelaksanaan dibantu dua orang saksi
4) Sita eksekusi dilakukan di tempat
5) Pembuatan
berita
acara
sita
eksekusi.
c. Biaya eksekusi
Memeriksa dan mengadili perkara
sampai dengan putusan dieksekusi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Untuk apa putusan kalau tidak
dapat dilaksanakan pemenuhannya. Sedangkan untuk pemenuhan amar putusan apabila tergugat tidak mau melaksanakannya secara sukarela, diperlukan
biaya eksekusi. Oleh karena itu, biaya
eksekusi merupakan rentetan lanjutan
dari biaya pemeriksaan persidangan.
Tidak mungkin memisahkannya dan
menganggap biaya eksekusi berada di
luar perkara. Semua biaya eksekusi
tanpa kecuali merupakan biaya yang
harus dijumlahkan perhitungannya dengan biaya yang dikeluarkan selama
proses pemeriksaan perkara di semua
tingkat persidangan hingga pada tahap
eksekusi, apabila dibutuhkan sita eksekusi. Kalau amar menghukum pihak
tergugat untuk membayar biaya perkara, kepada pihak tergugat (tereksekusi) pula dibebankan biaya eksekusi.
Kalau biaya perkara menurut amar
putusan dibebankan kepada pihak tergugat dan dan penggugat, biaya eksekusi pun dibebankan kepada kedua belah pihak. Hal ini sejalan dengan prin
sip, bahwa biaya perkara dengan biaya
eksekusi adalah satu kesatuan yang
tidak terpisah dalam satu perkara, yang
menegaskan ke dalam biaya perkara
termasuk biaya eksekusi.
- 76 -
IAIS Sambas
menunggu keputusan pengadilan tingkat
pertama In Kracht Van Gewijsde.
e. In Kracht Van Gewijsde
Setelah 8 (delapan) lewat terhitung
sejak adanya peneguran pihak yang
dikalahkan tidak juga memenuhi prestasinya, maka ketua pengadilan yang k
arena jabatannya dapat memberikan surat printah kepada panitera pengganti
atau juru sita pengganti untuk mengadakan eksekusi terhadap barang-barang
jaminan baik terhadap barang-barang
bergerak maupun tidak bergerak dengan
cara paksa yang dibantu oleh aparat
teritorial setempat.
Eksekusi jaminan terhadap barangbarang bergerak maupun tidak bergerak
dapat dilaksanakan oleh pengadilan
setelah keputusan pengadilan tingkat
pertama, baik diupayakan hukum lain
atau tidak diupayakan hukum lain telah
In Kracht Van Gewijsde. Jadi, sebelum
keputusan In Kracht Van Gewijsde
eksekusi terhadap barang-barang jaminan baik bergerak maupun tidak bergerak belum dapat dilaksanakan.
Simpulan
Eksekusi jaminan merupakan suatu
proses pelaksanaan penyitaan suatu
objek atau barang jaminan yang dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu berupa
eksekusi langsung yang dilakukan oleh
pemegang hak jaminan tanpa melaui
proses persidangan di pengadilan maupun eksekusi setelah keluar putusan
hakim di pengadilan. Eksekusi langsung oleh pemegang hak jaminan harus
berupa akta perjanjian yang meliputi
akta hak tanggungan, jaminan fidusia
dan grosse akta pengakuan hutang.
Apabila eksekusi langsung salah satu
pihak melakukan perlawanan, maka
pemegang hak jaminan dapat memohon
bantuan pengadilan untuk memberikan
surat peringatan dan mengeksekusi
- 77 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur Anshori, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah (Analisis
Konsep dan UU No.21 Tahun 2008), (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2010).
Abdullah Jayadi, Beberapa Aspek Tentang Perbankan Syariah, (Yogyakarta:
Mitra Pustaaka, 20011.
A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).
Putri Susanti, Kamus Istilah Hukum, (Jakarta: Pustaka Acuan, 1983)
Retno Wulan Susanti Susantie dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara
Perdata dalam Teori dan Praktik (Bandung : Alumni, 1979).
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktek, Sinar Grafika: Jakarta, Cet.
3, 2012.
Sofyan Zefri, Prosedur Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan (H.T) Dalam
Sengketa Bisnis Syariah, 2009.
Subekti, Hukum Acara Perdata (Jakarta : BPHN, 1977).
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia (Yogyakarta : Liberty,
1998.
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
Wildan Suyuthi, Sekitar Acara dan Hukum Perdata Agama (PUSDIKLAT
pegawai Mahkamah Agung RI, 2005).
Zefri, Sofyan, Sengketa Perbankan Syariah (Studi Kasus Sengketa
Pembiayaan usyarakah di Pengadilan Agama Purbalingga). Tesis Program
Pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pengadilan Agama.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tantang Perbangkan Syariah.
PBI Nomor 13/9/PBI/2011 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
HIR (Herziene Inlandsch Reglement) untuk wilayah jawa dan Madura.
RBG (Rechtsreglement voor de Buitengewesten) untuk wilayah luar jawa dan
Madura.
BW (Burgerlijk Wetboek) / KUHPerdata.
- 78 -
ABSTRAK
Isra Miraj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam
waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat
Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam . Isra miraj
bukanlah kisah perjalanan antariksa. Aspek astronomis sama sekali tidak ada dalam
kajian Isra miraj. Namun, Isra miraj mengusik keingintahuan akal manusia untuk
mencari penjelasan ilmu. Aspek aqidah dan ibadah berintegrasi dengan aspek ilmiah
dalam membahas Isra miraj. Inspirasi saintifik Isra Miraj mendorong kita untuk
berfikir mengintegrasikan sains dalam aqidah dan ibadah. Memahami peristiwa isra
miraj harus disikapi secara serius agar tidak terjebak pada kesalahan yang berakibat
fatal karena hal ini menyangkut tentang keyakinan s eseorang terhadap apa yang
diyakininya selama hidup didunia. Pemahaman yang keliru tentang isra miraj akan
berakibat pada cara kita bertauhid kepada Tuhan.
Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Isra Miraj (Arab:
, al-Isr wal-Mirj) adalah
dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu
satu malam saja. Kejadian ini merupakan
salah satu peristiwa penting bagi umat
Islam, karena pada peristiwa ini Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu dalam sehari
semalam.
Israsecara etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu ma
lam. Isra secara terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi
Muhammad s.a.w. diwaktu malam hari
dari masjidil Haram (di Makkah) ke
masjidil Aqsha artinya masjid yang jauh (di Palestina). Miroj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga,
atau alat untuk naik dari bawah ke atas.
Miraj secara terminologi atau
menurut istilah adalah perjalanan nabi
saw dari alam bawah (bumi) ke alam
atas (langit) sampai langit yang ke
tujuh sampai ke sidratul muntaha, yakni
dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke
alam atas melalui beberapa langit dan
ke sidratul muntaha dan terakhir sampai
ke Arasyi dan Kursy dimana beliau
menerima wahyu dari Allah yang meng
andung perintah shalat lima waktu.
(Abu Ahmadi, 2008: 166).
Isra Miraj Nabi Muhammad
seringkali di kalangan masyarakat kita,
dalam mendefinisikan isra dan miraj,
mereka menggabungkan Isra Miraj
menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Miraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Untuk meluruskan hal tersebut, pada kesempatan ini penulis bermaksud mengupas tuntas pengertian isra dan miraj,
sejarah isra miraj nabi Muhammad
SAW serta hikmah dari perjalanan isra
miraj Nabi Besar Muhammad SAW.
Isra Miraj adalah dua bagian dari
perjalanan yang dilakukan oleh Nabi
- 81 -
IAIS Sambas
dikatakan memuat berbagai macam hal
yang membuat Rasullullah SAW sedih.
Sejarah Kisah Perjalanan Isra Miraj
Nabi Muhammad SAW
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendari buraq bersama Jibril. Jibril
berkata, turunlah dan kerjakan shalat.
Rasulullah pun turun. Jibril berkata,
dimanakah engkau sekarang? Tidak
tahu kata Rasul.Engkau berada di
Madinah, disanalah engkau akan berhijrah, kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan
ke Syajar Musa (Masyan) tempat
penghentian Nabi Musa ketika lari dari
Mesir, kemudian kembali ke Tunisia
tempat Nabi Musa menerima wahyu,
lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat
kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan
ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu (Yatim
Badri:87).
Jibril menurunkan Rasulullah dan
menambatkan kendaraannya. Setelah
rasul memasuki masjid ternyata telah
menunggu Para nabi dan rasul. Rasul
bertanya: Siapakah mereka?. Saudaramu para Nabi dan Rasul. Kemudian
Jibril membimbing Rasul kesebuah
batu besar, tiba-tiba Rasul melihat
tangga yang sangat indah, pangkalnya
di Maqdis dan ujungnya menyentuh
langit. Kemudian Rasulullah bersama
Jibril naik tangga itumenuju kelangit
tujuh dan ke Sidratul Muntaha. Dan
sesungguhnya nabi Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, yaitu di
Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tingal, (Muhammad melihat
Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi
oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling
dari yang dilihatnya itu dan tidak pula
melampauinya. Sesungguhnya dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
(QS. An-Najm: 13 18).
- 82 -
IAIS Sambas
manusia semuanya masih kosong dan
disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapatmelihatnya.
Semua itu membuat Rasul kagum untuk
seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan
neraka sehingga rasul dapat melihat
belenggu-belenggu dan rantai-rantainya
selanjutnya Rasulullah turun ke bumi
dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Mandapat Mandat Shalat 5 waktu
Ada hal yang lebih wajar untuk di
pertanyakan, bukannya bagaimana Isra
Miraj, tetapi mengapa Isra Miraj
terjadi? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat allsra, Miraj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat lima waktu.
Jadi, shalat inilah yang menjadi inti
peristiwa IsraMiraj tersebut.
Shalat merupakan media untuk
mencapai kesalehan spiritual individual
hubungannya dengan Allah. Shalat juga
menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian.
Makanya tidak berlebihan apabila
Alexis Carrel menyatakan: Apabila
pengabdian, sholat dan doa yang tulus
kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah mendatangi kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut. Perlu diketahui bahwa
A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama,
tetapi dia adalah seorang dokter dan
pakar Humaniora yang telah dua kali
menerima nobel atas hasil penelitiannya
terhadap jantung burung gereja dan
pencangkokannya. Tanpa pendapat
Carrel pun, AlQuran beberapa abad
yang lalu telah menyatakan bahwa
shalat yang dilakukan dengan khusu
akan bisa mencegah perbuatan keji dan
mungkar, sehingga tercipta tatanan
- 83 -
IAIS Sambas
sekadar perjalanan wisata biasa bagi
Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi
perjalanan bersejarah yang akan menjadi
titik balik dari kebangkitan dakwah
Rasulullah SAW. John Renerd dalam
bukuIn the Footsteps of Muhammad:
Understanding the Islamic Experience,
seperti pernah dikutip Azyumardi Azra,
mengatakan bahwa Isra Miraj adalah
satu dari tiga perjalanan terpenting
dalam sejarah hidup Rasulullah SAW,
selain perjalanan hijrah dan Haji Wada.
Isra Miraj, menurutnya, benar-benar
merupakan perjalanan heroik dalam
menempuh kesempurnaan dunia spritual. (T.Djamaluddin, 2011:33)
Jika perjalanan hijrah dari
Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi
permulaan dari sejarah kaum Muslimin,
atau perjalanan Haji Wada yang
menandai penguasaan kaum Muslimin
atas kota suci Mekah, maka Isra Miraj
menjadi puncak perjalanan seorang
hamba (al-abd) menuju sang pencipta
(al-Khalik). Isra Miraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani
(insan kamil) Sehingga, perjalanan ini
menurut para sufi, adalah perjalanan
meninggalkan bumi yang rendah menuju
langit yang tinggi.
Inilah perjalanan yang amat dambakan setiap pengamal tasawuf. Sedang
kan menurut Jalaluddin Rakhmat, salah
satu momen penting dari peristiwa Isra
Miraj yakni ketika Rasulullah SAW
berjumpadengan Allah SWT. Ketika
itu, dengan penuh hormat Rasul
berkata, Attahiyatul mubaarakaatush
shalawatuth thayyibatulillah; Segala
penghormatan, kemuliaan, dan keagung
an hanyalah milik Allah saja. Allah
SWT pun berfirman,Assalamualaika
ayyuhan nabiyu warahmatullahi
wabarakaatuh.
Mendengar percakapan ini, para ma
laikat serentak mengumandangkan dua
kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan
bersejarah inilah kemudian bacaan ini
diabadikan sebagai bagian dari bacaan
- 84 -
IAIS Sambas
pulan bahwa jika perjalanan hijrah men
jadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin atau perjalanan Haji Wada yang
menandai penguasaan kaum Muslimin
atas kota suci Mekah, maka Isra Miraj
menjadi puncak perjalanan seorang
hamba menuju kesempurnaan ruhani..
Dewasa ini, telah terjadi banyak
kesalah pahaman diantara umat Muslim
tentang masjid Al-Aqsa yang sebenarnya. Banyak umat Muslim maupun non
Muslim yang mempublikasikan foto
Masjid Al-Aqsa yang salah, tapi yang
mengkuatirkan saat ini, kebanyakan
umat Muslim memajang foto Qubbatus
Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The
Rock) dirumah maupun dikantor mereka
dengan sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini
telah menjadi kesalahan umum di dunia
Muslim. Namun tragedi sesungguhnya
adalah bahwa kebanyakan generasi
muda/ anak-anak Muslim (sebagaimana
juga Muslim dewasa) di seluruh dunia,
tidak dapat membedakan antara Masjid
Al Aqsa dengan Qubbatus Shakrah
(Kubah Batu).
Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa
Al-Masjid El-Aqsa merupakan
nama arab yang berarti Masjid terjauh.
10 tahun setelah Nabi Muhammad SAW
menerima wahyu pertama, beliau melakukan perjalanan malam hari Mekkah
ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan
kemudian menuju langit ketujuh untuk
menerima perintah sholat 5 waktu
dariAllah, peristiwa ini disebut Isra
Miraj. Sebelum turun perintah menjadikan Mekkah sebagai kiblat shalat umat
Muslim, selama 16 setengah bulan
setelah Isra Miraj, Jerusalem dijadikan
arah kiblat. Ketika masih hidup, Nabi
Muhammad SAW memerintahkan umat
Muslim untuk tak hanya mengunjungi
Mekkah tapi juga Masjid Al-Aqsa yang
berjarak sekitar 2000 kilometer sebelah
utara Mekkah (Mohammad Herry,
2007: 20)
- 85 -
IAIS Sambas
dengan mengedarkan gambar Dome of
The Rock sebagai Masjidil Aqsa. Tujuan
mereka hanyalah satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya
dan mendirikan kembali haikal Sulai
man. Saat ini,hanya Tembok sebelah
Barat yang tersisa dari bangunan kuil
atau istana Sulaiman yang masih berdiri,
dan pada saat yang bersamaan tempat
ini dinamakan Tembok Ratapan/Wailing Wall oleh orang Yahudi. Apabila
Umat Islam sendiri sudah keliru dan
sulit untuk membedakan Masjidil Aqsa
yang sebenarnya, maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan rencana tersebut, karena bila
Masjid Al-Aqsa diruntuhkan, kebanyakan umat tidak akan menyadarinya.
Berikut disertakan terjemahan surat
yang ditulis dandikirimkan oleh Dr.
Marwan kepada ketua pengarang harian
Al-Dastour tentang kekeliruan umat
dan hubungannya dengan rencana
zionis.
Terdapat beberapa kekeliruan
antara Masjidil Aqsa dan The Dome of
The Rock. Apabila disebut tentang
Masjidil Aqsa di dalam media lokal
maupun internasional, foto The Dome
of The Rock-lah yang ditampilkan.
Alasannya adalah untuk mengalihkan
masyarakat umum yang merupakan
siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat
saya tinggal di USA, dimana saya telah
mengetahui bahwa Zionis di Amerika
telah mencetak dan mengedarkan foto
tersebut dan menjualnya kepada orang
arab dan Muslim. Kadangkala dijual
dengan harga yang murah bahkan
kadang diberikan secara gratis agar
Muslim dapat mengedarkannya dimana
saja. Baik dirumah maupunkantor.
Hal ini meyakinkan kita bahwa
Israel ingin menghapuskan gambaran
Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam
supaya mereka dapat memusnahkannya
dan membangun kuil mereka tanpa ada
publikasi. Bila ada yang membangkang
atau memprotes, maka Israel akan
- 86 -
IAIS Sambas
r.a. dan paman yang menjadi dinding
kasat dari penjuangan meninggal dunia.
Yang kita kenal dengan Ammul husni
(tahun duka cita). Sementara tekanan
fisik maunpun psikologis kafir Qurays
terhadap perjuangan semakin berat.
Rasulullah seolah kehilangan pegangan,
kehilangan arah, dan pandangan itu
berkunang-kunang tiada jelas. Dalam
sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah"
Allah meliputi segalanya, mengalahkan
dan menundukkan segala sesuatunya.
"warahamatii wasi'at kulla syaei",
demikian Allah deklarasikan dalam
KitabNya. Beliau di suatu malam yang
merintih kepedihan, mengenang kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan,
tiba-tiba diajak oleh Pemilik kesenangan
dan kegetiran untuk "berjalan-jalan"
(saraa) melihat langsung kebesaran
singgasana Ilahiyah di "Sidartul
Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk"
yang menyiram keganasan kobaran api
permusuhan kaum kafir. Dan kinilah
masanya bagi Rasulullah SAW untuk
kembali "menenangkan" jiwa, mempermantap tekad menyingsingkan lengan
baju untuk melangkah menuju ke depan.
Kronologi Terjadinya Isra Miraj
Suatu hari malaikat Jibril
datang menemui Nabi dan kemudian
didatangkan buraq, 'binatang' berwarna
putih yang lebih besar daripada keledai.
Sekali melangkah langkahnya sejauh
pandangan mata. Dengan buraq itu
Nabi melakukan isra' dari Masjidil
Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha
(Baitul Maqdis) di Palastina. Nabi menambatkan buroqnya dengan tali dimana
para nabi sering menambatkan kendaraannya di tempat itu. Kemudian Nabi
Muhammad SAW salat dua rakaat di
Baitul Maqdis, setelah selesai sholat
beliau keluar dan Jibril mendatanginya
dengan membawa segelas khamer
(minuman keras) dan segelas susu.
Nabi Muhammad SAW memilih susu.
Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam
- 87 -
IAIS Sambas
Perjalanan dilanjutkan ke Sidaratul Muntaha. Sidratul Muntaha
adalah suatu tempat yang sangat indah,
yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh seorangpun. Dari Sidratul
Muntaha didengarnya kalam-kalam
.Dari sidratul muntaha dilihatnya pula
empat sungai, dua sungai non-fisik
(bathin) di surga, dua sungai fisik
(dhahir) di dunia: sungai Efrat dan
sungai Nil. Lalu Jibril membawa tiga
gelas berisi khamr, susu, dan madu,
dipilihnya susu. Jibril pun berkomentar,
"Itulah (perlambang) fitrah (kesucian)
engkau dan ummat engkau." Jibril
mengajak Nabi melihat surga yang
indah.
Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib.
Mulanya diwajibkan salat lima puluh
kali sehari-semalam.Kemudian Nabi
menemui Nabi Musa,dan Nabi Musa
menyuruh nabi untuk meminta keinginan kepada Allah, karena Nabi musa
pernah memerintahkan hal itu kepada
Bani Israil,dan mereka tidak sanggup
menjalankannya. Sehingga Nabi Musa
yaqin bahwa ummat Nabi Muhamm
adpun tidak sanggup menjalankannya.
Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW
meminta keringanan dan diberinya
pengurangan sepuluh-sepuluh setiap
meminta.Akhirnya diwajibkan lima
kali sehari semalam. Nabi Muhammad
kembali menemui Musa dan mengatakan
bahwa sholat wajib itu menjadi 5x
shalat dalam sehari. Nabi Musa masih
menyuruh Nabi Muhammad agar
kembali kepada Allah untuk meminta
keringanan, Namun nampaknya Nabi
Muhammad enggan dan malu kepada
Allah untuk meminta keringanan ."Saya
telah
meminta
keringan
kepada
Tuhanku, kini saya rela dan menyerah."
Maka Allah berfirman, "Itulah fardluKu dan Aku telah meringankannya
(menjadi 5x shalat) atas hamba-Ku.
Setiap satu sholat (sebagai pengganti
dari) sepuluh sholat, sehingga genaplah
- 88 -
IAIS Sambas
nya. Sperti itu untuk menguji kebenaran
Nabi dan sebagai bantahan penghabisan
bagi Nabi. Nabi menjelaskan dengan
tenang karena seketika itu Allah
mengutus Jibril untuk menggambarkan
Baitul Maqdis . Mereka juga bertanya
kepada Nabi tentang Iran, Irak, dan
Habsy yang telah dilewatinya, dan Nabi
menjelaskan keadaannya dengan tenang
dan benar. Skalipun demikian,mereka
tetap tidak percaya dan menganggap
jawaban yg serta merta jelasnya itu
adalah sihir yang nyata.
Nabi Muhammad SAW Mulai
Mengerjakan Sholat
Pada saat isra dan Miraj, Nabi
telah menerima wahyu dari Allah SWT.
Wahyu tersebut mengandung perintah
wajib mengerjakan shalat lima kali (lima waktu) sehari kepada beliau maupun
kepada segenap ummatnya. Keesokan
harinya, sesudah beliau menyampaikan
berita isra miraj kepada kaum
musyrikin qurays dan terutama kepada
para sahabatnya dan pengikutnya,
datanglah malaikat Jibril kepada beliau
untuk menjelaskan dan mengajarkan
cara sholat yang wajib dikerjakan.
Malaikat jibril datang kepada
Nabi dan berkata, Marilah sholat!
,Nabi kemudian melakukan shalat
dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari
telah condong (tergelincir). Malaikat
Jibril datang lagi kepada nabi pada
waktu ashar dan berkata , Marilah
shalat!. Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat
pada waktu bayangan menjadi sama
panjang dengan aslinya. Malaikat Jibril
datang lagi kepada nabi pada waktu
magrib dan berkata, Marilah sholat!,
Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada
waktu matahari telah masuk(terbenam).
Malaikat jibril datang lagi kepada nabi
pada waktu isya, dan berkata Marilah
sholat!, Lalu nabi sholat isya 4rakaat
pada waktu telah hilang tanda merah
tempat matahari terbenam. Kemudian
Jibril datang kepada nabi pada waktu
- 89 -
IAIS Sambas
keimanan hamba-hamba-Nya (QS. AlIsra:60) dan menyampaikan perintah
salat wajib secara langsung kepada
Rasulullah SAW. Makna penting isra'
mi'raj bagi ummat Islam ada pada
keistimewaan penyampaian perintah
salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan
kekhususan salat sebagai ibadah utama
dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh
setiap Muslim, baik dia kaya maupun
miskin, dia sehat maupun sakit. Ini
berbeda dari ibadah zakat yang hanya
dilakukan oleh orang-orang yang
mampu secara ekonomi, atau puasa
bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi
yang sehat badannya dan mampu
keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam
yang didistribusikan di sela-sela kesi
bukan aktivitas kehidupan, mestinya
mampu membersihkan diri dan jiwa
setiap Muslim. Allah mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Ankabut:45).
Isra Miraj (Integrasi Sain dalam
Aqidah dan Ibadah
Isra miraj bukanlah kisah
perjalanan antariksa. Aspek astronomis
sama sekali tidak ada dalam kajian Isra
miraj. Namun, Isra miraj mengusik
keingintahuan akal manusia untuk
mencari penjelasan ilmu. Aspek aqidah
dan ibadah berintegrasi dengan aspek
ilmiah dalam membahas Isra miraj.
Inspirasi saintifik Isra Miraj mendorong kita untuk berpikir mengintgrasikan sains dalam aqidah dan ibadah.
Mari kita mendudukkan masalah
Isra miraj sebagai mana adanya yang
diceritakan di dalam Al-Quran dan
- 90 -
IAIS Sambas
shahih, didapati rangkaian kisah-kisah
berikut. Suatu hari malaikat Jibril
datang dan membawa Nabi, lalu dibedahnya dada Nabi dan dibersihkannya
hatinya, diisinya dengan iman dan
hikmah. Kemudian didatangkan Buraq,
binatang berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan
Buraq itu Nabi melakukan Isra dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil
Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina.
Nabi SAW shalat dua rakaat di Baitul
Maqdis, lalu dibawakan oleh Jibril
segelas khamr (minuman keras) dan
segelas susu; Nabi SAW memilih susu.
Kata malaikat Jibril, Engkau dalam
kesucian, sekiranya kau pilih khamr,
sesatlah umat engkau.
Dengan Buraq pula Nabi SAW
melanjutkan perjalanan memasuki
langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi
Adam yang di kanannya berjejer para
ruh ahli surga dan di kirinya para ruh
ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke
langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit
ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi
Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi
Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke
empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan
Nabi Harun di langit ke lima, Nabi
Musa di langit ke enam, dan Nabi
Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke
tujuh dilihatnya Baitul Mamur, tempat
70.000 malaikat shalat tiap harinya,
setiap malaikat hanya sekali memasuki
nya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul
Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam (pena). Dari
sidratul muntaha dilihatnya pula empat
sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di
surga, dua sungai fisik (dhahir) di
dunia: sungai Efrat dan sungai Nil.
Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi
khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu.
Jibril pun berkomentar, Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan
umat engkau. Jibril mengajak Nabi
melihat surga yang indah. Inilah yang
- 91 -
IAIS Sambas
Ketika orang-orang Quraisy tak
mempercayai aku (kata Nabi SAW),
aku berdiri di Hijr (menjawab berbagai
pertanyaan mereka). Lalu Allah menam
pakan kepada saya Baitul Maqdis, aku
dapatkan apa yang aku inginkan dan
aku jelaskan kepada mereka tandatandanya, aku memperhatikannya.
(HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Hakikat Tujuh Langit
Peristiwa Isra miraj yang
menyebut-nyebut tujuh langit mau tak
mau mengusik keingintahuan kita akan
hakikat langit, khususnya berkaitan
dengan tujuh langit yang juga sering
disebut-sebut dalam Al-Quran. Bila
kita dengar kata langit, yang terbayang
adalah kubah biru yang melingkupi
bumi kita. Benarkah yang dimaksud
langit itu lapisan biru di atas sana dan
berlapis-lapis sebanyak tujuh lapisan?
Warna biru hanyalah semu, yang
dihasilkan dari hamburan cahaya biru
dari matahari oleh partikel-partikel
atmosfir. Langit (samaa atau samawat)
berarti segala yang ada di atas kita,
yang berarti pula angkasa luar, yang
berisi galaksi, bintang, planet, batuan,
debu dan gas yang bertebaran. Dan
lapisan-lapisan
yang
melukiskan
tempat kedudukan benda-benda langit
sama sekali tidak ada.
Bilangan tujuh sendiri dalam
beberapa hal di Al-Quran tidak selalu
menyatakan hitungan eksak dalam sistem decimal. Di dalam Al-Quran ungkapan tujuh atau tujuh puluh sering
mengacu pada jumlah yang tak terhitung. Misalnya, didalam Q.S. AlBaqarah: 261 Allah menjanjikan: siapa
yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah ibarat menanam sebiji benih yang
menumbuhkan tujuh tangkai yang masing-masingnya berbuah seratus butir.
Allah melipatgandakan pahala orangorang yang dikehendakinya. Juga di
dalam Q.S. Luqman: 27: Jika seandai
nya semua pohon di bumi dijadikan
- 92 -
IAIS Sambas
Tentang caranya, iptek tidak dapat
menjelaskan. Tetapi bahwa Rasulullah
SAW melakukan perjalanan keluar ruang waktu, dan bukan dalam keadaan
mimpi, adalah logikanya yang bisa bisa
menjelaskan beberapa kejadian yang
diceritakan dalam hadits shahih. Penjelasan perjalanan keluar dimensi ruang
waktu setidaknya untuk memperkuat
keimanan bahwa itu sesuatu yang lazim
ditinjau dari segi sains, tanpa harus
mempertentangkannya dan menganggapnya sebagai suatu kisah yang hanya
dapat dipercaya saja dengan iman.
Kita hidup di alam yang di batas
oleh dimensi ruang-waktu (tiga dimensi
ruang mudahnya kita sebut panjang,
lebar, dan tinggi , serta satu dimensi
waktu). Sehingga kita selalu memikirkan
soal jarak dan waktu. Dalam kisah Isra
miraj, Rasulullah bersama Jibril
dengan wahana Buraq keluar dari
dimensi ruang, sehingga dengan sekejap
sudah berada di Masjidil Aqsha. Rasul
bukan bermimpi karena dapat menjelaskan secara detail tentang masjid
Aqsha dan tentang kafilah yang masih
dalam perjalanan. Rasul juga keluar
dari dimensi waktu sehingga dapat
menembus masa lalu dengan menemui
beberapa Nabi. Di langit pertama (langit
dunia) sampai langit tujuh berturutturut bertemu (1) Nabi Adam, (2) Nabi
Isa dan Nabi Yahya, (3) Nabi Yusuf, (4)
Nabi Idris, (5) Nabi Harun, (6) Nabi
Musa, dan (7) Nabi Ibrahim. Rasulullah
SAW juga ditunjukkan surga dan
neraka, suatu alam yang mungkin berada
di masa depan, mungkin juga sudah ada
masa sekarang sampai setelah kiamat
nanti.
SIMPULAN
Bagaimanapun ilmu manusia tak
mungkin bisa menjabarkan hakikat
perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya
memberikan ilmu kepada manusia
- 93 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Mutiara Isra Miraj, Jakarta, Amzah, 2008
Al- Asqalani Ibnu Haja,r Isra Miraj, Qisthi Press, 2010
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010
Departemen Agama, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Departemen, 1993
Hadi Abdul, Muhammad Sebagai Tokoh Ummat Sepanjang Sejarah, Jakarta: Hijri
Pustaka, 2011
Haikal, Muhammad Husein, Muhammad Sebagai Teladan Ummat, Bogor:
Pustaka Lentera Antar Nusa, 2002
Herry, Mohammad, 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad SAW, Jakarta: Gema
Insani, 2007
Imam al-Qusyairi, Kisah dan Hikmah Miraj Rasulullah, Qisthi Press, 2010
Murrad, Mustafa, Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta, 2007
Setiawan Arif, Memahami Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Jakarta: Hijri
Pustaka, 2002
T.Djamaluddin, Isra Miraj: Mujizat, Salah Tafsir dan Makna Pentingnya,
Bandung Inti Press, 2011
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
- 94 -
ABSTRAK
Kekhalifahan Bani Abbasiyah merupakan babak baru perpolitikan Islam melalui peran
penting yang dimainkan oleh khalifah Abu Al-Abbas, dengan menjadikan Irak sebagai
pusat kekuasaan dinasti Arab Islam ketiga setelah Khulafa Al -Rasyidin dan dinasti
Umayyah. Kebangkitan khilafah Bani Abbasiyah tahun 749 M, tidak hanya
menyiratkan pergantian sebuah dinasti, tetapi lebih dari itu yakni pergeseran struktur
sosial dan perubahan ideologi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebangkitan khilafah
Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi. Masa kejayaan daulah Abbasiyah
merupakan gambaran peradaban yang pernah dicapai umat Islam, ketika secara
konsisten mengejawantahkan ajaran Islam secara kaffah dan universal. Berbagai unsur
kebudayaan masyarakat diikat dalam satu nafas ajaran Islam, seh ingga memberi
semangat dan motivasi untuk saling mengenal dalam berbagai perbedaan suku, bangsa,
adat dan tradisi, yang pada akhirnya menghasilkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan yang tinggi.
Dosen Fakultas Adab & Ushulludin Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Bicara tentang kejayaan Islam di
masa lalu (baca: sejarah), demikian
juga jatuhnya kemuliaan Islam merupakan sebuah nostalgia. Bahkan ada yang
bilang, romantisme sejarah. Namun
menurut Mansur, sejarah pada dasarnya
tidak hanya memberikan romantisme,
tetapi lebih dari itu merupakan refleksi
historis. Dengan kata lain, mempelajari
sejarah keberhasilan dan kesuksesan di
masa silam dapat memberikan semangat untuk membuka babak baru dan
mengukir kejayaan di dalamnya
(Mansur, 2004: 1).
Bukankah masa lalu adalah bagian
dari hidup kita, baik atau buruk, masa
lalu adalah milik kita. Kaum muslimin,
pernah memiliki kejayaan di masa lalu,
di mana Islam menjadi rujukan sebuah
peradaban modern. Fatah Syukur berpendapat bahwa Islam pernah mencapai
kejayaan yang diakui oleh dunia Internasional, dimana banyak orang-orang
non Islam yang belajar kepada ilmuan
muslim, baik secara langsung maupun
tidak. Banyak karya-karya ilmuan
muslim yang dijadikan referensi ilmuan
Eropa sampai hampir tujuh abad
lamanya, seperti karya Ibnu Sina, alGhazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, alKhawarizmi, dan sebagainya (Fatah
Syukur, 2010: 3). Peradaban yang
dibangun untuk kesejahteraan umat
manusia di muka bumi ini.
Mengkaji sejarah berarti menyangkut peristiwa-peristiwa masa lalu, baik
tentang
dimensi
sosial,
politik,
ekonomi, pemerintahan, seni budaya
maupun agama. Terkait perkembangan
kebudayaan Islam berarti menyoroti
dinamika pasang surut kebudayaan
orang Islam dalam suatu kurun waktu
tertentu (Mansur, 2004: 1). Munculnya
suatu daulah, dinasti atau khilafah
(selanjutnya istilah ini akan digunakan
secara bergantian), tentu memiliki latar
belakang sejarahnya sendiri. Oleh
karena itu, sehubungan dengan pemba-
- 81 -
IAIS Sambas
of The Arabs, tercantum tahun 750 M,
sedangkan untuk akhir masa kekuasaannya tidak ada perbedaan. Asumsi
penulis terhadap perbedaan tersebut,
mungkin disebabkan oleh tanggal dan
bulan (penanggalan Hijriyah) pembaiatan khalifah pertama Bani Abbasiyah,
karena dalam beberapa literatur memang tanggal dan bulannya tidak dicantumkan. Apabila tanggal dan bulan
yang dipakai Imam Al-Suyuti, sebagai
mana disebutkan di atas kemudian dicocokan dengan menggunakan software
Hijry Gregorian Converter dari Adel
A. Al-Rumaih, maka hasilnya adalah
lebih tepat tahun 749 M, bertepatan
dengan tanggal 3 Rabiul Awal tahun
132 H.
Berdirinya khilafah Bani Abbasiyah dianggap sebagai kemenangan atas
sebuah konsep yang pernah digaungkan
oleh
Bani
Hasyim
sepeninggal
Rasulullah dengan mengatakan bahwa
yang berhak untuk berkuasa adalah
keturunan Rasulullah dan anak-anaknya (Ahmad Al-Usairy, 2010: 215).
Ath-Thabari mengatakan bahwa: awal
mula kekhilafahan Bani Abbas adalah
Rasulullah memberitahukan kepada
Abbas, pamannya, bahwa khilafah akan
ada ditangan anak cucunya. Sejak itulah Bani Abbas membayangkan dating
nya khilafah tersebut (Imam AsSuyuthi, 2010: 307). Konsep tersebut
menurut Ahmad Al-Usairy tidak bisa
bersaing dan kalah dengan konsep
Islam yang berkembang pada saat itu,
yakni konsep bahwa kekuasaan adalah
hak semua kaum muslimin dan
siapapun berhak selama dia mampu
memegang amanat (Ahmad Al-Usairy,
2010: 215).
Kebangkitan khilafah Bani Abbasiyah tahun 749 M, dinilai oleh para
sejarawan sebagai peristiwa yang unik
dan menarik. Karena yang terjadi bukan
hanya pergantian dinasti, tetapi lebih
dari itu yakni pergantian struktur sosial
dan ideologi (M. Atho Mudzhar, 2007:
- 82 -
IAIS Sambas
menjadi penyebab berdirinya khilafah
Bani Abbasiyah diantaranya menurut
Mansur (2004: 34-35) adalah sebagai
berikut:
a. Faktor internal, yaitu kelompok
Abbasiyah merasa lebih utama
daripada Bani Hasyim untuk
mewarisi kepemimpinan setelah
Rasulullah, karena nenek moyang
mereka adalah paman Rasulullah dan
pusaka peninggalan tidak boleh
pihak sepupu.
b. Faktor eksternal, yakni
pemerintahan Bani Umayyah
menerapkan nepotisme yakni
kepegawaian pemerintah,
berdasarkan suku, golongan, dan
kawan.
c. Adanya diskriminasi Arab dan non
Arab, sehingga menghidupkan
kembali fanatik Arab. Atau dengan
kata lain, Bani Umayyah adalah
kerajaan arab yang mementingkan
orang Arab dan melalaikan orang
non Arab (Mawali), sehingga
menimbulkan kekecewaan, yang
kemudian menggalang kekuatan
untuk menggulingkan pemerintah.
d. Adanya paham Khawarij, Syiah,
dan Mutazilah, juga telah
mendorong berdirinya khilafah Bani
Abbasiyah, sebab konsep imamah
dalam Khawarij dan Mutazilah
adalah kepemimpinan merupakan
hak setiap orang Islam. Dengan
demikian, hal ini telah
menghancurkan sistem
kepemimpinan khilafah Bani
Umayyah yang menganggap bahwa
urusan kepemimpinan adalah hak
mutlak kaum Quraisy.
Sementara itu M. Atho Mudzhar
(2007: 86-88), menjelaskan bahwa
setidaknya ada empat teori kebangkitan
khilafah Bani Abbasiyah. Pertama,
teori faksionalisme rasial atau teori
pengelompokkan kebangsaan. Kedua,
teori faksionalisme sektarian atau teori
pengelompokkan golongan atas dasar
Gelar
Masa
Berkuasa
AsSaffah
132 - 136 H/
749 - 753 M
- 83 -
IAIS Sambas
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
h
bin
Muham
mad
Abu
Jafar
Abdulla
h
bin
Muham
mad
Muham
mad bin
Abdulla
h
bin
Muham
mad
Musa
bin
Muham
mad bin
Abdulla
h
Harun
bin
Muham
mad bin
Abdulla
h
Muham
mad bin
Harun
bin
Muham
mad
Abdulla
h
bin
Harun
bin
Muham
mad
Muham
mad bin
Harun
bin
Muham
mad
Harun
bin
Muham
AlMansh
ur
137 - 158 H/
753 - 774 M
AlMahdi
158 - 169 H/
774 - 785 M
AlHadi
169 - 170 H/
785 - 786 M
ArRasyid
170 - 193 H/
786 - 808 M
AlAmien
193 - 198 H/
808 - 813 M
AlMakm
un
198 - 218 H/
813 - 833 M
AlMutas
him
218 - 227 H/
833 - 841 M
AlWatsiq
227 - 232 H/
842 - 846 M
mad bin
Harun
Jafar
bin
1
Muham
0.
mad bin
Harun
AlMutaw
akkil
232 - 247 H/
846 - 861 M
- 84 -
IAIS Sambas
yang lebih maju dengan dibangunnya
kanal-kanal menuju sungai Eufrat dan
Tigris. Demikian juga perdagangan
menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Baghdad, karena daerah ini menjadi
kota transit perdagangan antara wilayah
Timur seperti Persia, India, Cina, dan
Nusantara dengan wilayah Barat seperti
negara-nagara Eropa dan Afrika Utara
sebelum ditemukannya jalur laut menuju Timur melalui Tanjung Harapan di
Afrika Selatan (Lathiful Khuluq dalam
Siti Maryam dkk., 2009: 97). Dengan
kepemimpinan yang mampu menjalan
kan amanahnya dan didukung oleh
stabilitas politik serta ekonomi, maka
wajar dinasti Abbasiyah memperoleh
kemajuannya.
Abad X Masehi merupakan abad
pembangunan daulah Bani Abbasiyah
dimana dunia Islam, mulai dari
Cordova di Spanyol sampai ke Multan
di Pakistan mengalami pembangunan
disegala bidang, terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(Musyrifah Sunanto, 2007: 54). Keberhasilan ini pada dasarnya bukan murni
usaha para khalifah Bani Abbasiyah
saja, tetapi merupakan kelanjutan dari
dinasti sebelumnya. Dalam bahasa
Philip K. Hitti (2010: 300), benih telah
disebarkan dan pohon pengetahuan
yang tumbuh rindang pada masa awal
dinasti Abbasiyah di Baghdad jelas
berakar kuat pada masa sebelumnya.
Prestasi luar biasa pada masa
daulah Umayyah yang dapat menaklukan wilayah-wilayah kerajaan Romawi dan Persia merupakan embrio atas
lahirnya prestasi yang lebih hebat lagi
dalam bidang ilmu pengetahuan pada
abad berikutnya. Penelaahan ilmu yang
dimulai sejak daulah Umayyah, kemudian mendapat perhatian serius dan
usaha besar-besaran pada masa daulah
Abbasiyah (Musyrifah Sunanto, 2007:
56). Menurut Harun Nasution (2005:
65), hal inilah yang membedakan antara
keduanya, daulah Umayyah merupakan
- 85 -
IAIS Sambas
samllpox and measles (campak dan
cacar).
b. Transfer ilmu pengetahuan dari
Yunani yakni penerjemahan secara
besar-besaran yang ditandai dengan
pendirian lembaga penerjemah yang
dilengkapi berbagai sumber pustaka,
pada masa khalifah Al-Makmun.
c. Khalifah Al-Makmun memberi
imbalan kepada setiap penerjemah
buku dengan emas seberat buku yang
diterjemahkannya.
Sejak awal kelahirannya sampai
masa pemerintahan Al-Mutawakkil
(berkuasa: 846-861 M), telah menjanjikan aliran Mutazilah sebagai mazhab
negara, yang dianggap menjadi pendorong lahirnya kajian ilmu pengetahuan
dalam segala cabangnya. Tercatat
antara tahun 750 M - 850 M, mereka
giat melakukan penerjemahan bukubuku ilmu pengetahuan yang tertulis
dalam bahasaYunani, Persia dan India
kedalam bahasa Arab (Nourouzzaman
Shiddiqi, 1996: 33). Dari upaya-upaya
tersebut, maka lahirlah cabang-cabang
ilmu pengetahuan umum seperti ilmu
kedokteran, astronomi, matematika,
fisika, optika, geografi, sejarah dan
filsafat (Harun Nasution, 2005: 65).
Di samping itu, munculah para
ilmuwan muslim, seperti Abu Abdullah
Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi
(770 - 840 M), dilahirkan di Khwarizm
(Kheva) sebuah kota bagian selatan
sungai Oxus (sekarang Uzbekistan), ia
adalah salah satu ahli matematika yang
menciptakan berbagai cabang ilmu
matematika beserta konsep dasarnya.
Seperti aljabar adalah istilah yang
diambil dari bukunya yang berjudul AlJabar wal Muqabalah. Selain ahli
matematika al-Khawarizmi juga seorang ahli astronomi dan geografi
(Manda Mila dan Triningsih, 2003: 3334). Kemudian Yakub Ibn Ishaq alKindi (800 - 873 M), dilahirkan di Kufa
dan ayahnya adalah seorang pegawai
kerajaan Harun al-Rasyid. Al-Kindi
- 86 -
IAIS Sambas
budaya yang dikembangkan selama
berabad-abad oleh orang Yunani. Dalam proses penyerapannya, gagasangagasan utama Yunani dan Persia Islam
telah kehilangan sebagian besar karakte
ristik utamanya, namun demikian ia
berhasil menempati kedudukan penting
dalam unit budaya abad pertengahan
yang menghubungkan Eropa selatan
dengan Timur Dekat. Lebih lanjut ditegaskan bahwa budaya tersebut dibawa
oleh satu aliran saja, yang bersumber
dari Mesir kuno, Babilonia, Phoenisia,
dan Yahudi, yang semuanya mengalir
ke Yunani, dan kembali lagi ke Timur
dalam bentuk budaya Hellenis. Yang
menarik adalah bahwa dari aliran yang
sama ini dibelokkan kembali ke Eropa
oleh orang Arab di Spanyol dan Sisilia,
yang kemudian membidani lahirnya
Renaisan Eropa.
SIMPULAN
Demikianlah kemajuan politik dan
kebudayaan yang pernah dicapai oleh
pemerintahan Islam pada masa klasik,
kemajuan yang menurut catatan sejarah
tidak ada tandingannya saat itu.
Eksistensi Islam sebagai agama kaffah
dan rahmatan lil alamin betul-betul
menjadi kenyataan. Jika teori siklus
menjelaskan bahwa setiap peradaban
akan mengalami setidaknya tiga masa
(pertumbuhan, kegemilangan, dan keruntuhan), demikian halnya dengan
khilafah Bani Abbasiyah, setelah mencapai masa kegemilangan, keruntuhan-
- 87 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam; Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX,
terj, Samson Rahman, Jakarta: Akbar Media, 2010.
As-Suyuthi, Iman, Tarikh Khulafa; Sejarah Para Penguasa Islam, terj, Samson
Rahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Hitti, Philip K., History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010.
Khuluq, Lathiful, Perkembangan Peradaban Islam Masa Daulah Abbasiyah,
dalam Siti Maryam dkk. (ed.), Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik
hingga Modern, Yogyakarta: LESFI, 2009.
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Global Pustaka
Utama, 2004.
Mila, Manda dan Triningsih (penyusun & alih bahasa), Cendekiawan Islam dari
Geber sampai Tamerlane, Yogyakarta: Kota Kembang, 2003.
Mudzhar, M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, Jakarta: UIPress, 2005.
Shiddiqi, Nourouzzaman, Jeram-Jeram Peradaban Muslim, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik; Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Islam, Jakarta: Kencana, 2007.
Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2010.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998.
- 88 -
ABSTRAK
Budaya hokum birokrasi dalam pelayanan kesahatan sangat penting dan menentukan.
Budaya hukum birokrasi yang diharapkan adalah dan diterima oleh masyarakat. Begitu
pentingnya budaya hukum birokrasi dalam pelayanan kesehatan menjadi alasan
penelitian ini dilakukan. Penelitian dengan fokus studi pada budaya hukum birokrasi
dalam pelayangan kesehatan ibu dan bayi (anak) mengajukan permasalahan: (1)
bagaimana budaya hukum birokrasi pelayanan kesehatan saat ini? (2) mengapa budaya
hukum birokrasi pelayanan kesehatan belum mencerminkan rasa keadilan bagi
masyarakat? (3) bagaimana konstruksi ideal budaya hukum birokrasi pelayanan
kesehatan berbasis hukum progresif, sehingga mencerminkan rasa keadilan
masyarakat? Penelitian ini mengungkap bahwa birokrasi pelayanan kesehatan
merupakan model weberian dan maxian yang mempengaruhi budayan hukum birokrasi
yang berakibat pada pelayanan kesehatan berbasis hukum progresif, sehingga
mencerminkan rasa keadilan masyarakat.
*Dosen
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi saat ini sudah
menjadi bahan diskusi dan perdebatan
baik di lingkungan akademis, masyarakat bahkan di dalam penyelenggaraan
pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Menjadi bahan diskusi
dan perdebatan karena setelah ditetap
kan dengan berbagai kebijakan nasional
tentang Reformasi Birokrasi, ternyata
apa yang ingin diwujudkan dari
kebijakan tersebut belum menampakkan
hasilnya bahkan terkesan tidak ada
perubahan kearah yang lebih baik. Hal
ini dibuktikan dari masih buruknya
perilaku birokrasi dalam pelayanan
publik dan investasi. Berdasarkan hasil
survei birokrasi tahun 2010 ternyata
kinerja birokrasi Indonesia dinilai
terburuk kedua di Asia setelah India
yang dianggap terburuk diberi nilai
9,41 ; Indonesia 8,59; Philipina 8,37 ;
Vietnam 8,13; Cina 7,93 ; Malaysia
6,97 ; Taiwan 6,60 ; Jepang 6,57 ; Korea
Selatan 6,13; Thailand 5,53; Hongkong
3,49 ; dan Singapura 2,53. (Ahmad
Ainur Rohman,dkk, 2010: 64).
Pelayanan publik sebagai salah satu
sasaran reformasi birokrasi yang ditetapkan untuk dilakukan perbaikan. Melalui perbaikan pelayanan publik diharapkan kinerja birokrasi dapat dilihat
dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sekaligus sebagai alat untuk mengukur keberhasilan pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah karena selain merupakan
amanah Undang-Undang Dasar 1945,
Pasal 28 H ayat (1) ditegaskan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Sebagai hak asasi
manusia, maka pelayanan kesehatan
wajib disediakan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah. Hal tersebut telah
- 68 -
IAIS Sambas
tinggal dilingkungan masyarakat yang
memerlukan pelayanan publik, juga
aparat birokrasi pemerintahan itu lebih
baik dari pada lembaga lainnya seperti
anggota DPRD dan lembaga swadaya
masyarakat dalam hal pengetahuan dan
keterampilan serta jiwa korsanya yang
tunduk pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Meskipun dalam
kenyataannya, birokrasi pemerintahan
yang ada saat ini justru tidak mendukung
sepenuhnya peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Friedman, perilaku birokrasi yang menerima atau menolak
hukum yang berlaku adalah aspek budaya hukum yang amat penting dalam
sistem hukum. Kultur (budaya) hukum
birokrasi tersebut adalah sikap, nilainilai dan pendapat para birokrasi pemerintahan terhadap hukum yang berlaku.
(Lawrence, 1975: 15-16).
Berdasarkan latar belakang di atas,
tulisan ini akan membahas tentang
bagaimana budaya hukum birokrasi pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia saat ini. Selanjutnya juga dicari
faktor-faktor yang mempengaruhi budaya hukum birokrasi pelayanan kesehatan tersebut dan diakhir tulisan ini
akan mengajukan saran perbaikan (rekomendasi) budaya hukum birokrasi pe
layanan kesehatan dikaitkan dengan stu
ktur hukum dan substansi hukum
pelayanan kesehatan agar masyarakat
menjadi semakin puas dan reformasi
birokrasi, khususnya pelayanan publik
yang ingin dilakukan dapat diwujudkan.
Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan
Kesehatan Di Daerah
1.1. Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi merupakan upa
ya sistematis, terpadu dan komprehensif
yang ditujukan untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik (Food governance), termasuk tata kelola pemerintahan yang baik (good public governance). Jadi, reformasi birokrasi ada-
- 69 -
IAIS Sambas
rasi, berkinerja tinggi, bersih dan bebas
KKN, mampu melayani publik secara
baik dan memuaskan, netral atau bebas
dari pengaruh politik, sejahtera, berdedikasi yang tinggi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode
etik sebagai pegawai negeri. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, sasaran
reformasi birokrasi adalah:
a. Terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme;
b. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik kepada masyarakat ; dan
c. Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi.
Reformasi birokrasi diyakini dapat
diwujudkan dalam waktu yang lama yang direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, reformasi birokrasi
disusun dalam dua tingkat pelaksanaan,
yaitu tingkat nasional dan tingkat instansional.
Pada tingkat nasional, pelaksanaan
reformasi birokrasi dibagi ke dalam tingkat pelaksanaan makro dan meso.
Tingkat pelaksanaan makro menyangkut penyempurnaan regulasi nasional
dalam upaya pelaksanaan reformasi
birokrasi. Sementara tingkat pelaksanaan meso menjalankan fungsi manajerial, yaitu mendorong kebijakan-kebijakan inovatif, menerjemahkan kebijakan makro, dan mengkoordinasikan
(mendorong dan mengawal) pelaksana
an reformasi birokrasi ditingkat kemen
terian atau lembaga dan pemerintah
daerah. Pada tingkat instansional (disebut tingkat pelaksanaan mikro)
menyangkut implementasi kebijakan /
program reformasi birokrasi sebagaimana digariskan secara nasional dan
menjadi bagian dari upaya percepatan
reformasi birokrasi pada masing-masing kementerian/lembaga dan pemeringah daerah.
Untuk merealisasikan kebijakan
tersebut di atas, disusun program kerja
- 70 -
IAIS Sambas
termasuk perioritas pertama dan kedua.
Selanjutnya untuk melaksanakan kebijakan reformasi tersebut di atas telah
ditetapkan 9 (sembilan) Peraturan Men
teri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi pada tahun
2011. Kesembilan peraturan tersebut
adalah:
a. Permenpan RB Nomor7 tahun 2011
tentang Pedoman Pengajuan
Dokumen Usulan Reformasi
Birokrasi oleh kementerian/lembaga
b. Permenpan RB Nomor 8 tahun
2011 tentang Pedoman Penilaian
Dokumen Usulan dan Road Map
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
kementerian / lembaga
c. Permenpan RB Nomor 9 tahun
2011 tentang Pedoman Penyusunan
Rood Map Reformasi Birokrasi
kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah
d. Permenpan RB Nomor 10 tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Manajemen Perubahan
e. Permenpan RB Nomor 11 tahun
2011 tentang Kriteria dan Ukuran
Keberhasilan Reformasi Birokrasi
f. Permenpan RB Nomor 12 tahun
2011 tentang Pedoman Penataan
Tata Laksana
g. Permenpan RB Nomor 13 tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Quick Wins
h. Permenpan RB Nomor 14 tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Manajemen Pengetahuan
i. Permenpan RB Nomor 15 tahun
2011 tentang Mekanisme Persetujuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tunjangan Kinerja bagi
kementerian / lembaga
Selanjutnya telah ditetapkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan
pemantapan kebijakan reformasi birok
rasi pada tahun 2012 dan di awal tahun
2013, yaitu antara lain :
- 71 -
IAIS Sambas
reformasi birokrasi gagal dalam memperbaiki perilaku aparatur
birokrasi. (Agus Dwiyanto, 2011: 129).
Ataukah konsep kebijkan, maupun
program reformasi birokrasi itu sendiri
masih setengah matang. (Abdul Malik,
2010: 5).
Di daerah, kebijakan reformasi birokrasi masih dianggap sebagai kebijakan yang membingungkan dan terkesan tidak wajib. Membingungkan dalam
arti kata tidak dipahami secara jelas dan
terukur oleh pegawai/birokrasi.
Kebijakan reformasi birokrasi biasanya hanya dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJ
MD).
Pencantuman kebijakan reformasi
birokrasi tersebut hanyalah pernyataan
sekedar meniru kebijakan nasional.
Implementasi dari kebijakan tersebut
tidak dijabarkan lebih lanjut, sehingga
dipahami secara beragam oleh aparatur
/ birokrasi pemerintahan di daerah.
RPJMD adalah sebuah dokumen peren
canaan pembangunan lima tahunan yang disusun berdasarkan visi dan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih. Karena RPJMD adalah janji
kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih, maka bukan mustahil kebijakan reformasi birokrasi tidak diprioritaskan atau dengan perkataan lain,
hanya sekedar ingin dianggap taat pada
peraturan atau kebijakan nasional,
tetapi dia sendiri tidak tahu dan atau
tidak perlu tahu. Akibatnya, tidak ada
kebijakan operasional lebih lanjut.
Reformasi birokrasi bukan tugas /urusan wajib daerah yang harus dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh
kepala daerah. Masyarakat lebih memi
lih atau memprioritaskan pembangunan
infrastruktur ekonomi seperti jalan,
jembatan, saluran pengairan dari pada
mereformasi birokrasi. Padahal, mereformasi birokrasi sama pentingnya
- 72 -
IAIS Sambas
Pelayanan Publik Bidang Kesehatan
Sebelum menganalisis lebih jauh
tentang pelayanan di rumah sakit
(khususnya Rumah Sakit milik pemerintah daerah (RSUD) penulis ingin
merilis beberapa catatan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Walikota Singkawang Geram, demikian
judul berita pada halaman 4 harian
Rakyat Kalbar tanggal 18 Maret 2013.
Walikota Singkawang, Awang Ishak
geram dan sangat kecewa dengan
pelayanan
RSUD
Abdul
Aziz
Singkawang karena ketika dia datang
langsung mengantarkan pasien stroke
yang harus mendapatkan perawatan
pada hari Sabtu tanggal 16 maret 2013,
petugas RSUD tersebut bukan langsung
melayani malah bertanya, siapa yang
bertanggung jawab atas pasien tersebut.
Walikota yang membawa pasien, ya
sayalah yang bertanggung jawab, kok
malah ditanya lagi, demikian diungkap
dalam koran tersebut. Namun, petugas
justru melanjutkan pertanyaan, siapa
yang tukang jaga. Sementara itu,
pengalaman wakil walikota Singkawang
juga diungkap dalam koran tersebut
dimana masyarakat banyak mengeluh
tentang pelayanan buruk RSUD milik
daerah tersebut.
Lain halnya dengan pelayanan
kesehatan di RSUD Soedarso Pontianak.
Cerita banyaknya keluhan masyarakat
atas pelayanan RSUD ini sudah sering
kali baik melalui koran maupun melalui
ungkapan lisan baik oleh pasien,
maupun keluarga pasien. Berita tanggal
19 Maret 2013 menjadi headline harian
pontianak post dengan judul Pegawai
RS Soedarso Tuntut Remunerasi. Hal
yang sama diungkap oleh harian Rakyat
Kalbar pada hari yang sama dengan
judul, Dana Remunerasi di tahan, karyawan RSUD berunjuk rasa. Akibat
unjuk rasa tersebut diungkap puluhan
pasien di ruang fisioterapi RSUD
Soedarso terpaksa menunggu sejak subuh untuk mendapatkan pelayanan.
- 73 -
IAIS Sambas
Novita, anggota komisi D- DPRD Kota
Pontianak mengatakan bahwa pelayanan kesehatan di Kota Pontianak masih
belum maksimal karena tidak mengakomodir masyarakat yang tidak mampu.
Sementara itu, Mudjiono yang juga
anggota DPRD Kota Pontianak mengungkapkan bahwa ada Puskesmas di
Kota Pontianak yang tutup lebih awal
dari waktu yang ditetapkan, yaitu pukul
11.00 ada beberapa Puskesmas sudah
kosong, padahal waktu pelayanan kesehatan mulai pukul 07.00 hingga pukul
13.00 wiba. (Harian Rakyat Kalbar,
Sabtu, 16 Maret 2013).
Mencermati pelayanan kesehatan
sebagaimana digambarkan di atas sung
guh-sungguh memprihatinkan dan ternyata sangat mengecewakan. Padahal
UUD 1945 telah mengamanahkan bahwa pelayanan kesehatan adalah salah
satu hak asasi manusia. Bukankah
perbuatan tidak memberikan pelayanan
kesehatan atau tidak melayani sesuai
ketentuan tersebut sebagai perbuatan
pelanggaran hak asasi manusia. Demikian pula dalam UU Nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan yang menegas
kan bahwa pelayanan kesehatan wajib
disiapkan oleh pemerintah / pemerintah
daerah. Bahkan dalam UU Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa
Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
anti diskriminatif, menyediakan sarana
dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin, pelayanan gawat
darurat tanpa uang muka dan lain
sebagainya yang pelayanan kesehatan
oleh petugas kesehatan yang harus
ditanamkan dalam pola pikir dan tindakannya adalah untuk menyelamatkan
manusia.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pelayanan publik lainnya,
pemerintah telah menetapkan ketentuan
yang memberikan kemudahan dan
pengecualian terhadap berbagai persyaratan pengadaan barang dan jasa,
- 74 -
IAIS Sambas
sebagai lain-lain PAD yang sah, dan
dimasukkan langsung dalam kas BLUD
bukan kas daerah serta dapat digunakan
langsung tanpa prosedur seperti yang
berlaku bagi SKPD yang tidak menetap
kan PPK-BLUD.
Pelayanan kesehatan merupakan ke
wenangan wajib daerah. (Undangundangan No. 36 Tahun 2009). Sebagai
kewenangan wajib berarti, kewenangan tersebut wajib dilaksanakan dengan
segala konsekwensinya, baik menyang
kut sarana-prasarana, sumber daya manusia dan pendanaan pelayanan kesehatan. Dalam undang-undang kesehatan
diteggaskan bahwa semua unsur ini
wajib disediakan pemerintah, bahkan
dalam anggaran kesehatan dalam
APBN minimal 5 % dan dalam APBD
minimal 10 % diluar belanja aparatur
untuk pelayanan kesehatan. Tetapi me
ngapa masih terjadi keluhan terhadap
tidak tersedianya/kekuranganyang di
alami RSUD di beberapa daerah.
(Harian Kalbar, 28 Februari 2013).
Budaya Hukum Birokrasi Pelayanan
Kesehatan di Daerah sebagai Aspek
Penting Mewujudkan Reformasi
Birokrasi di Daerah
Buruknya pelayanan kesehatan di
Kalimantan Barat dapat dibuktikan dari
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang indikatornya terdiri dari
daya beli masyarakat, derajat kesehatan
dan kualitas pendidikan. IPM Kaliman
tan Barat Barat dalam beberapa tahun
terakhir berada pada urutan 28 dari 33
propinsi di Indonesia, padahal secara
nasional IPM Indonesia meningkat naik
tiga peringkat dari urutan 124 menjadi
121 di antara 187 negara. (Harian Media
Indonesia, 16 Maret 2013). Terlebih
lagi, terbukti bahwa kasus gizi buruk di
Kalbar masih tinggi. (Harian AP Post,
tanggal 27 Februari 2013).
Rendahnya IPM Kalbar dan Indonesia sangat erat kaitannya dengan
birokrasi pemerintahan Indonesia ka-
- 75 -
IAIS Sambas
berkembang dalam birokrasi selama
ini. (Agus Dwiyanto, 2006: 3).
Sistem kekuasaan yang sentralistis,
baik dalam tingkat makro dan mikro
telah membuat para pejabat birokrasi
gagal dalam merespon krisis ekonomi
dan politik. Birokrasi yang seharusnya
dijadikan barometer penjaga dan penegak peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, birokrasi
hendaknya netral, bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme serta
profesional. Namun disisi lain birokrasi
ternyata lebih memilih hidup aman
dengan mengikuti keinginan pimpinan
atau pejabat politik, meskipun sikapnya
itu melanggar peraturan perundangundangan yang berlaku. Hal ini dapat
dimaklumi karena birokrasi masih
dipengaruhi
budaya
patron-klien.
(Kausar, 2009: 12-13). Akibatnya,
dalam memberikan pelayanan publik
masyarakat yang memerlukan pelayanan seringkali diperlakukan tidak
pantas, seperti yang terjadi pada loket
pendaftaran di RSUD dan Puskes mas.
Pasien datang dan bertanya sering kali
tidak dilayani, dicuekin, bahkan
disambut dengan kata-kata kasar seperti, kami sedang sibuk, padahal
mereka sedang ngobrol. Namun ketika
yang datang adalah orang penting,
pimpinannya misalnya maka mereka
langsung memberikan ucapan selamat
pagi pak . Kondisi yang demikian itu
menandakan bahwa birokrat Indonesia
lebih mementingkan kepentingan pimpinan (loyalitas) dari pada kepentingan
masyarakat sebagai pengguna jasa.
Dengan perkataan lain bahwa birokrat
kita lebih mengutamakan kepentingan
negara / penguasa dari pada kepentingan
rakyat.
Praktek budaya paternalistik dan
patron-klien juga terjadi di lingkungan
pelayanan kesehatan baik di Puskesmas
maupun di RSUD milik pemerintah.
RSUD lebih mengutamakan mengejar
target peningkatan PAD dari retribusi
- 76 -
IAIS Sambas
beberapa kali lipat dari dokter umum
bahkan jauh lebih besar dari pada
penghasilan seorang PNS dengan
pangkat tertinggi di daerah tersebut.
Mereka juga diberi fasilitas mobil dan
rumah dari dana APBD daerah tersebut.
Dan mengapa kepala daerah atau sekda
tidak menegurnya, atau direktur RSUD
karena sesuai ketentuan PP No.53 tahun
2010 tentang disiplin PNS jawabnya
pasti sulit karena keberadaan dokter
spesialis sangat diharapkan/sangat diperlukan oleh masyarakat, jika mereka
pindah, maka masyarakat yang dirugikan.
Masyarakat yang berobat di RSUD
kebanyakan adalah pasien jamkesmas,
askes dan jamkesda serta pasien jampersal. Apakah karena pasien yang demikian itu, maka dokter lebih mengutamakan pasien di Rumah Sakit swasta
yang segera setelah tindakan medik,
maka jasa layanan dapat langsung
diperoleh. Sementara itu jasa layanan
bagi pasien askes, jamkesmas, jamkesda
dan jampersal harus menunggu klaim
dengan asuransi dan pemerintah. Kalau
beenar itu jadi tujuan maka menurut
Alexandra Ide bahwa tindakan tersebut
adalah tindakan tidak beradab. Dokter
yang menjadikan RSUD sebagai tempat
sambilan (bukan yang utama) tentunya
cara kerja dan perlakuannya asalasalan, sekedar datang pegang-pegang
sedikit langsung beri resep. Pertanyaannya, dimana idealisme ketika masih
jadi mahasiswa kedokteran, dimana
tanggung jawab kemanusiaan yang
konon katanya lebih mengutama-kan
menyelamatkan manusia. (Alexandra,
2012, 321).
Ternyata dokter dan rumah sakit
lebih mementingkan uang dari pada
menyelamatkan orang. Mungkinkah ini
sebagai ekses dari liberalisasi yang
sudah merasuk ke dalam pelayanan
kesehatan di tanah air yang tercinta ini.
Mencermati kondisi pelayanan kesehatan tersebut di atas, sebenarnya baik
- 77 -
IAIS Sambas
ditingkatkan, pelayanan kesehatan akan
sulit diharapkan mampu memuaskan
masyarakat. Akibat lebih lanjut adalah
sulit diharapkan dapat diwujudkan
kesejahteraan masyarakat di daerah ini.
Rekonstruksi Budaya Hukum
Birokrasi Pelayanan Kesehatan
Merekonstruksi atau dalam tulisan
ini disamakan artinya dengan merubah
dari suatu keadaan yang kurang baik,
kurang tepat atau kurang sesuai dengan
harapan banyak orang menjadi lebih
baik adalah sesuatu kegiatan yang tidak
mudah dan memerlukan perencanaan
dan berkesinambungan. Terlebih lagi
merubah budaya hukum birokrasi di
Indonesia yang dianggap sebagai warisan dari budaya masa kerajaan, masa
penjajahan (kolonialisme) dan masa
pemerintahan orde lama dan orde baru.
Merubah budaya hukum birokrasi juga
terkait dengan budaya masyarakat pada
umumnya karena menurut Masoed
dalam Agus Dwiyanto bahwa kultur
dalam masyarakat Indonesia pada
umumnya cenderung kondusif untuk
mendorong terjadinya korupsi, seperti
adanya nilai-nilai atau tradisi pemberian hadiah kepada pejabat pemerintah.
(Agus Dwiyanto, 2008: 30). Disamping
itu, terdapat sebagian masya rakat
Indonesia terutama birokrasinya yang
mempunyai sikap segan terhadap
pekerjaan yang bersifat memberi pelayanan pada orang lain. (Koetjaraning
rat, 1987, 27). Diperparah lagi dengan
mentalitas bangsa Indonesia yang meremehkan mutu, mental menerbas, sifat
tidak percaya kepada diri sendiri, sifat
tidak disiplin dan sifat mentalitas yang
suka mengabaikan tanggung jawab
yang kokoh. (Agus Dwiyanto, 2008:
30).
Merubah budaya hukum birokrasi
juga terkait erat dengan merubah sistem
hukum karena sistem hukum is a
complex organism in which structure,
substance and culture interact. The
- 78 -
IAIS Sambas
Rekonstruksi Cara Berpikir Birokrasi
Merubah mind set atau cara berpikir birokrasi adalah pekerjaan paling
sulit karena merubah sesuatu yang
sudah biasa dilakukan. Roger Cannors
dan Tom Smith mengemukakan bahwa
experience leaders know that changing
the culture can mean changing the game
by growing faster than your rivals,
beating a bad economy, revolu-tioni
zing the value proposition of your
organization, or a host of other competetation-beating achievement. Managing the culture so that it produces the
result you are looking for has become
an essential role of leadership and core
management strategy. (Roger Cannor,
2011: 7). Oleh karena dalam merubah
mind set atau cara berpikir birokrasi
hendaknya terlebih dahulu harus diper
hatikan empat perma salahan paling
mendasar yang beraspek budaya, yaitu
:pengelolaan perubahan (managing
change), pengembangan kepemimpinan
(develop leaders), peng elolan SDM
(managing people), dan budaya kerja
(governance culture).
(Agus Pramarinto, 2009: vi)
Keempat aspek ini seyogyanya men
dapat perhatian utama karena menyang
kut soft side of change yang berbasis
budaya untuk merubah mind set dan
atau cara berpikir birokrasi.
Mind set birokrasi pemerintahan
saat ini masih menganggap dirinya
yang terbaik dari orang lain karena
mereka adalah aparat pemerintah yang
diberi kekuasaan untuk mengatur dan
menertibkan masyarakat. Masyarakat
harus mau dan mengikuti apa saja yang
telah diputuskan oleh pemerintah melalui birokrasi. Birokrasi adalah penguasa bukan pelayan masyarakat.
Cara berpikir birokrasi yang hanya
terpaku pada prosedur dan ketentuan
yang berlaku, tanpa melihat kondisi
masyarakat dan nilai-nilai keadilan dan
kemanusiaan adalah pola pikir yang
harus diubah. Birokrasi pelayanan
- 79 -
IAIS Sambas
belum berobat jika tidak di injeksi
(disuntik).
Rekonstruksi Perilaku Birokrasi
Pelayanan Kesehatan
Untuk merealisasikan arah kebijakan reformasi birokrasi, pemerintah
telah menetapkan peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 tahun
2012 tentang Pedoman Pengembangan
Budaya Kerja. Peraturan tersebut sebagai penyempurnaan Keputusan Menpan
Nomor: 25/Kep/M.PAN/4/2002 tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja
Aparatur Negara.
Peraturan Menpan tersebut dituju
kan untuk: (a). Membantu pengembangan budaya kerja dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi, (b). Membantu
kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah untuk mendorong perubahan
sikap dan perilaku pejabat serta pegawai di lingkungan masing-masing agar
dapat meningkatkan kinerja untuk
mempercepat pelaksanaan reformasi
birokrasi, dan (c). Memberikan panduan
dalam merencanakan, melaksanakan
serta memonitoring dan evaluasi pelak
sanaan pengembangan budaya kerja.
Sasarannya adalah terciptanya perubahan pola pikir dan budaya kerja
aparatur negara menjadi budaya yang
mengembangkan sikap dan perilaku
kerja yang berorientasi pada hasil
(outcome) yang diperoleh dari produktuvutas kerja dan kinerja yang tinggi
untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Pengembangan budaya
kerja ini diharapkan bermanfaat untuk
berperan, berprestasi, aktualisasi diri,
mendapat pengakuan, penghargaan,
kebanggaan kerja, rasa ikut memiliki
dan bertanggung jawab, memperluas
wawasan serta meningkatkan kemampuan memimpin dan memecahkan masalah.
Harus diakui bahwa kebijakan yang
dibuat oleh Menpan untuk merubah
- 80 -
IAIS Sambas
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Kalimantan Barat yang mengatakan
bahwa hanya orang gila atau hampir
gila yang mau menjadi Direktur Rumah
Sakit. (Harian Rakyat Kalbar 8 Maret
2013.
Berbagai permasalahan dalam pela
yanan kesehatan sebagaimana dikemukakan di atas kunci penyelesaiannya
adalah pada perilaku atau tindakan birokrasi pelayanan kesehatan, atau dengan perkataan lain adalah dipengaruhi
oleh budaya hukum birokrasi pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya
hendaknya melakukan langkah-langkah
konkrit membangun budaya hukum
birokrasi yang berlandaskan pada pola
pikir: (Romli Atmassasmita, 2012: 8384).
(a). Hukum sepatutnya dipandang
bukan hanya sebagai perangkat norma
yang harus dipatuhi oleh masyarakat
melainkan juga harus dipandang sebagai
sarana hukum yang membatasi wewenang dan perilaku aparat hukum dan
pejabat publik;
(b). Hukum bukan hanya diakui sebagai
sarana pembaharuan masyarakat sematamata, akan tetapi juga sebagai sarana
pembaharuan birokrasi;
(c).Kegunaan dan kemanfaatan hukum
tidak hanya dilihat dari kacamata kepen
tingan pemegang kekuasaan (negara)
melainkan juga harus dilihat dari kaca
mata kepentingan pemangku kepentingan (stake holder) dan kepentingan
korban-korban (victims)
(d). Fungsi hukum dalam kondisi
masyarakat yang rentan (vuluarable)
dan dalam masa peralihan (transisional),
baik dalam bidang sosial, ekonomi dan
politik, tidak dapat dilaksanakan secara
optimal hanya dengan menggunakan
pendekatan preventif dan responsif
semata melainkan juga diperlukan
pendekatan restoratif dan rehabilitatif;
(e). Agar fungsi dan peranan hukum
dapat dilaksanakan secara optimal
- 81 -
IAIS Sambas
berbagai ilmu secara terpadu. Budaya
hukum birokrasi pelayanan publik adalah sebuah konsep yang ditawarkan
untuk mempercepat dan mendukung
kebijakan pelayanan publik, termasuk
pelayanan kesehatan.
Berbagai permasalahan dalam pelayanan kesehatan sebagaimana dikemu
kakan di atas, maka kunci penyelesaian
nya adalah melalui rekonstruksi budaya
hukum birokrasi pelayanan public bidang kesehatan sebagai upaya memper
cepat proses reformasi birokrasi di
Kalimantan Barat adalah yaitu dengan
merubah perilaku atau tindakan birokrasi pelayanan kesehatan, atau dengan
perkataan lain adalah dengan mempengaruhi budaya hukum birokrasi pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, peme
rintah daerah sesuai dengan kewenangan hendaknya melakukan langkahlangkah konkrit membangun budaya
hukum birokrasi yang berlandaskan
pada pola pikir.
Selanjutnya, agar pemerintah daerah
melakukan langkah-langkah konkrit seperti: (a) memberi wewenang yang lebih luas kepada sekretaris daerah sebagai pembina pegawai negeri untuk menegakan berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku bagi pembinaan
- 82 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra Ide. 2012. Etika dan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. Grasia
Publisher.Yogyakarta.
Ali, Achmad dan W.Haryani. 2012. Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap
Hukum. Kencana. Jakarta
Ambar Widyaningrum and Jin Park. 2011. Governance Reform in Indonesia and
Korea : A Comparative Perspective. Gajahmada University
Press.Yogyakarta.
Asmara, Teddy. 2011. Budaya Ekonomi Hukum Hakim. Fasindo. Semarang.
Atmasasmita, Romli. 2012. Teori Hukum Integratif : Rekonstruksi terhadap
teori hukum pembangunan dan teori hukum progresif. Genta Publishing.
Yogyakarta.
Azhari. 2011. Mereformasi Birokrasi Publik di Indonesia : studi perbandingan
intervensi pejabat politik terhadap birokrasi di Indonesia dan Malaysia.
Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Barker, Raymond Charks. 1968. The Power of Decision. Dodd, Mead and
Company. New York
Brewer, Geoffrey and Barb Sanford. 2011. Decade of Change : Managing in
time of uncertainty. Gullup Press. New York.
Cabrera, Angel and Gregory Unruh. 2012. Being Global : Haw to Think, act,
and Lead in a Transformed world. Harvard Business Review Press.Boston.
Cannors, Roger and Tom Smith. 2011. Change the Culture change the Game :
The Breakthrough Strategy for Energizing Your Organiization and Creating
Accountability for Results. Penguin Books Ltd. London
- 83 -
IAIS Sambas
- 84 -
IAIS Sambas
- 85 -
ABSTRAK
Reformasi birokrasi adalah sebuah kebijakan politik hukum birokrasi dalam sIstem
tata negara Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus diakui sebagai
suatu kebijakan yang dilematis karena melalui kebijakan tersebut akan sangat
berpengaruh pada kinerja birokrasi lebih lanjut. Bukan mustahil, reformasi birokrasi
justru menjadikan PNS sangat tidak produktif, hanya masuk kerja tepat waktu, tetapi
hasilnya tidak ada atau dengan istilah 703. Masuk pukul 07.00 pagi, kemudian
pulang pukul 15.00, tetapi hanya duduk, baca koran, ngobrol dan lain -lain. Hal itu
dilakukan karena menghindari akibat hukum jika mengerjakan atau memegang jabatan.
Apa gunanya memegang kegiatan kalau akhirnya masuk penjara. Permasalahan di
lingkungan birokrasi sangat kompleks dan dilematis, namun sejalan dengan kebijakan
reformasi yang telah ditetapkan hendaknya dilaksanakan secara serius dan diwajibkan
untuk dilaksanakan oleh seluruh aparatur pemerintah. Pelanggaran dan penundaan
kebijakan reformasi seharusnya diberikan sanksi dan sebaliknya bagi yang telah
melaksanakannya dengan baik diberikan penghargaan agar memacu atau m enjadi
contoh bagi pembinaan aparatur lebih lanjut.
Dosen Fakultas Syariah Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi saat ini menjadi
objek pembicaraan menarik. Berbagai
tanggapan dan kajian bahkan seminar
dilakukan untuk dan hanya sekedar
membahas atau memperjelas apa itu
dan bahkan mengapa reformasi birokrasi diperlukan atau perlu dibahas.
Pengkajian mendalam yang meliputi
aspek paradigmatik pun juga dilakukan.
Tetapi tetap saja reformasi birokrasi
aparatur negara masih berada di posisi
pinggiran karena belum menyentuh bagian-bagian yang paling mendasar dalam
sistem administrasi. Bahkan dalam pra
tek, reformasi administrasi atau refor
masi birokrasi telah direduksi hanya
sebatas menaikkan gaji sebuah Departemen dan lembaga pengawasan dan
mengangkat tenaga honorer sebagai
PNS. (Sofian Effendi, 2009: 91). Diakui
pula oleh pemerintah bahwa reformasi
birokrasi memang belum berjalan sesuai
dengan tuntutan masyarakat. (Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2007).
Belum berjalannya kebijakan
reformasi birokrasi di Indonesia ditandai
dengan hasil survey indeks tata pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh
Governance Assesment Survey dan
Governance and Desentralization Survey. Tahun 2007 pada Human Development Report yang dikeluarkan oleh
UNDP, Indonesia menduduki peringkat
107 dari 177 negara yang dievaluasi,
dua peringkat di bawah Vietnam yang
menduduki peringkat 105. Pada tahun
2007/2008, Indonesia berada pada
peringkat 54 dalam Global Competitiveness Index jauh dibawah India (48),
Thailand (28), Malaysia (21) dan
Singapura (7) dari 131 negara yang
disurvei. Bahkan pada tahun yang sama,
Indonesia termasuk negara dengan
peringkat korupsi tertinggi, yaitu peringkat 143 dari 179 negara. Vietnam
berada di atas Indonesia, yaitu berada
pada 20 tingkat, Thailand 59 tingkat,
Malaysia 102 tingkat dan Singapura
- 68 -
IAIS Sambas
Pemerintah yang berkuasa saat ini
dinilai gagal menekan apalagi menghapus korupsi. Padahal, korupsi yang
terbukti merugikan uang rakyat dan
merusak moral pejabat di negara ini.
Kinerja birokrasi Indonesia mendapat
predikat terburuk kedua di Asia setelah
India dalam hal efisiensi pelayanan
masyarakat dan iklim investasi asing.
(Hasil Survey Birokrasi, 4 Juni 2010).
Dengan skala 1 terbaik dan 10 terburuk,
India terburuk dengan nilai 9.41,
Indonesia 8.59, Philipina 8.37, Vietnam
8.13, China 7.93, Malaysia 6.97, Taiwan
6.60, Jepang 6.57, Korea Selatan 6.13,
Thailand 5.53, Hongkong 3.49 dan
Singapura 2.53. Sementara itu, indeks
persepsi korupsi yang dicapai Indonesia
selama kepemimpinan SBY-JK meskipun ada perbaikan, namun kesannya
sangat lamban. Dengan skala 1 terburuk
dan 10 paling baik tercatat Indonesia
telah bangkit menjadi negara yang tata
kelola pemerintahannya membaik,
yaitu dari 2.0 pada tahun 2004 menjadi
2.6 pada tahun 2006 dan 2.8 pada tahun
2009. (Presiden Nomor 5 Tahun 20102014).
Dibandingkan dengan beberapa
negara lain, maka indeks persepsi
korupsi Indonesia pada tahun 2009
adalah berada pada peringkat yang
sangat
rendah.
Yunwon
Hwang
memaparkan bahwa according to CPI
(Corruption Perception Index), Korea
ranks 39 th with Brunei and Oman out
of 180 countries, while Indonesia ranks
111 th with seven other countries such as
Djibouti, Egypt, Kiribati, Mali, Sao
Tome and Principe, Solomon Islands
and Togo. In Relation with the 1 th
ranked country of New Zealand.
(Yunwong Hwang, 2011: 27).
Mencermati data tersebut di atas,
tidak dapat disangkal lagi bahwa
birokrasi di Indonesia memang terbukti
sangat jauh dari harapan masyarakat.
Birokrasi seringkali dianggap sebagai
biang keladinya, korupsi, dianggap
- 69 -
IAIS Sambas
B. Reformasi Birokrasi Sebagai
Politik Hukum Birokrasi
Reformasi birokrasi pada hakekatnye merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (Business process) dan sumber daya manusia aparatur.
(Peraturan Menpan, Tahun 2008).
Jadi, reformasi birokrasi adalah
langkah strategis untuk membangun
aparatur negara agar lebih berdayaguna
dan berhasil guna dalam mengemban
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Membahas reformasi
sama artinya dengan mengupayakan
bagaimana melakukan restrukturisasi
dan reposisi sistem dan perilaku birokrasi pemerintah menuju tata pemerintah
yang baik (good governance). (Miftah
Thoha, 2009). Dengan demikian, reformasi yang dilakukan itu bertujuan
untuk menciptakan birokrasi pemerintah
yang profesional dengan karakter adatif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedi
kasi dan memegang teguh nilai-nilai
dasar dan kode etik aparatur negara.
(Peraturan Presiden No. 81 Tahun
2010.
Politik hukum adalah legal policy
atau garis (kebijakan) resmi tentang
hukum yang akan diberlakukan baik
dengan pembuatan hukum baru maupun
dengan penggantian hukum lama,
dalam rangka mencapai tujuan negara.
(Moh. Mahfud MD, 2009: 1).
Dengan demikian, reformasi birok
rasi adalah pilihan yang diambil oleh
pemerintah untuk dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara
adalah politik hukum birokrasi. Hal itu
dapat dibuktikan dari berbagai kebijakan
pemerintah tentang reformasi birokrasi,
yaitu:
- 70 -
IAIS Sambas
Lembaga/ Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Presiden RI Nomor 5
Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun
2010-2014 yang menegaskan bahwa
reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan sebagai perioritas
pertama dari 11 perioritas nasional.
8. Peraturan Presiden RI Nomor: 81
Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025.
9. Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor: 20
Tahun 2010 tentang Rood Map
Reformasi Birokrasi 2010-2014.
Peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan sebagai dasar pelaksanaan
reformasi birokrasi tersebut di atas
ditetapkan sebagai hukum. Hukum
(peraturan perundang-undangan) tersebut diberlakukan sebagai alat, untuk
mencapai tujuan negara, yang dalam
hal ini adalah untuk mewujudkan good
governance. (Miftah Thoha, 2009).
Ternyata fungsi hukum tidak cukup
hanya sebagai alat untuk memelihara
ketertiban dalam masyarakat yang
sedang membangun atau masyarakat
yang sedang berubah cepat. Hukum
juga harus dapat membantu proses
perubahan masyarakat itu. (Muchtar
Kusumaatmadja, 2006: 14).
Dengan demikian ketentuan hukum
reformasi birokrasi tidak hanya dituju
kan untuk dijadikan sebagai alat untuk
memandu kebijakan reformasi birokrasi, tetapi jauh lebih dari pada itu
digunakan untuk merubah perilaku
birokrasi agar dapat mengemban tugas
nya sebagai pelayan sekaligus sebagai
agen perubahan dalam masyarakat.
C. Problematika Reformasi Birokrasi
dan Rekomendasi Kebijakan
Reformasi merupakan proses upaya
yang sistematis, terpadu, dan komprehensip, ditujukan untuk merealisasikan
tata pemerintahan yang baik. (Sedarma
yati, 2009: 67). Ternyata reformasi
- 71 -
IAIS Sambas
under some circumstance, coalition
governments may mean no governance.
Jadi, jelaslah bahwa di dalam pemerintahan koalisi, sangat sulit untuk dapat
mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik. Lalu, politik hukum reformasi
birokrasi yang telah ditetapkan tersebut
di atas untuk apa. Apakah hanya
sekedar untuk retorika belaka atau
memang dipaksa untuk dilakukan agar
masyarakat terlibat untuk mengawasi
pelaksanaannya, sehingga pemerintah
dianggap telah mengakomodir aspirasi
nya dalam kebijakan public.
Pelaksanaan desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
sebagaimana dimulai dengan penetapan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang pemerintahan daerah, terbukti
disambut baik oleh seluruh rakyat
Indonesia karena melalui ketentuan
tersebut sebagian besar kewenangan
pemerintah pusat telah dilimpahkan ke
daerah. Kebijakan ini diambil oleh
pemerintah bukan semata-mata untuk
memenuhi tuntutan rakyat pada saat
reformasi 1998 digelorakan, tetapi juga
desakan internasional. Pemerintahan
yang demokratis erat kaitannya dengan
pelaksanaan desentralisasi. Penelitian
Bank Dunia tahun1994 menyatakan
bahwa dari 100 negara demokratis, 95
% diantaranya telah melaksanakan
sistem desentralisasi. Pemerintah sepertinya terpaksa menerima politik
hukum desentralisasi karena mengurangi
kekuasaannya yang selama ini sangat
sentralistis. (Miftah Thoha, 2009: 82).
Kewenangan yang sangat luas diberikan ke daerah untuk mengurus dan
mengatur daerah, ternyata menimbulkan
permasalahan baru. Kecenderungan untuk tetap terjadinya korupsi dalam
pemberian pelayanan publik masih
tetap besar, karena budaya birokrasi itu
belum dibersihkan dari ciptaan orde
baru yang memusatkan birokrasi lebih
sebagai instrumen politik dari pada
sebagai pelayan masyarakat dengan
- 72 -
IAIS Sambas
oleh: (1). Praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) masih berlangsung
hingga saat ini; (2). Tingkat kualitas
pelayanan publik yang belum mampu
memenuhi harapan publik; (3). Tingkat
efisiensi, efektivitas dan produktivitas
yang belum optimal dari birokrasi
pemerintah, dan (4). Tingkat transparasi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan yang masih rendah, serta (5).
Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai
yang masih rendah. Opini BPK atas
pengelolaan keuangan negara yang
terbukti belum baik adalah kenyataan
yang harus diterima sebagai alat ukur
pelaksanaan reformasi birokrasi selama
ini di Indonesia. Opini BPK atas
pengelolaan keuangan kementerian/
lembaga negara sudah ada perbaikan,
yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) meningkat dari 15 entitas (19%)
pada tahun2007 menjadi 34 entitas
(41%) pada tahun 2008 dan menjadi 44
entitas (57%) pada tahun2009.
Sementara itu, opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) pada tahun 2009
hanya 26 entitas (33%), tidak wajar
(TW) 0 % dan tidak memberikan pendapat (TMP) hanya 8 entitas (10%).
BPK juga memeriksa pengelolaan keuangan daerah dan memberikan opini
WTP sebanyak 4 entitas (1%) pada
tahun 2007, menjadi 12 entitas (3 %)
pada tahun 2008, serta menjadi 14
entitas (4%) pada tahun 2009. Sementara
itu, WDP meningkat dari 283 entitas
(60%) pada tahun 2007 menjadi 324
entitas (67%) pada tahun 2008 dan
menjadi 259 entitas (54%) pada tahun
2009. Opini tidak wajar meningkat dan
opini tidak memberikan pendapat menunjukan penurunan dari tahun 2008
dan 2007. (Badan Pemeriksaan Keuang
an Republik Indonesia.2010.Ikhtisar
Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun
2010.BPK-RI.Jakarta.Hal : 2-6.).
Masih rendahnya opini WTP dan
WDP atas pengelolaan keuangan daerah perlu menjadi perhatian dan usaha
- 73 -
IAIS Sambas
contoh bahwa Pangadereng sebagai pe
doman hidup bagi orang Bugis sekaligus
sebagai tolak ukur penilaian pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Pangadereng menjadi nilai
dan sebagai pedoman bagi orang-orang
Bugis dan mempunyai sifat luas, terbuka
atas dinamika kehidupan masyarakat.
(A. Muin Fahmal, 2008: 168). Hal
tersebut ditandai dengan anasiranasirnya yang ada yang justru dalamnya terkandung prinsip assituruseng
(persepakatan) sebagai kaedah tertinggi. Dalam masyarakat Melayu biasa
dibentangkan dalam ungkapan Bulat
air karena buluh, bulat kata karena
mufakat. Kiranya, nilai-nilai budaya
tersebut jika dihimpun dan dimanfaatkan
untuk mendukung berkembangnya budaya hukum masyarakat tentunya
sangat baik dan dapat dipastikan bahwa
kebijakan reformasi birokrasi akan
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan harapan masyarakat.
Karena birokrasi adalah bagian dari
masyarakat, maka seyogyanya budaya
birokrasi berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakatnya. Salah
satu upaya memodernisasi budaya
birokrasi dengan berkembangnya egovernance adalah akibat peningkatan
pelayanan kepada publik melalui berbagai inovasi yang menggunakan
teknologi informasi seperti e-procurement, e-learning dan lain-lain dengan
tujuan meningkatkan performance
pemerintahan dan memenuhi ekspektasi
budaya pelayanan kepada publik. Oleh
karena itu diperlukan cara memoderenisasikan birokrasi dengan cara
mengubah sistem kerja agar perubahan
pola pikir (mindset) dan kultur aparatur
juga ikut berubah. (Fery Anggoro,
2009: 345).
Gaji PNS di Indonesia harus diakui
memang sangat rendah, sehingga akan
sangat berpengaruh pada kinerja PNS
dan bahkan menjadi alasan mengapa
PNS cenderung mencari dana tambahan
- 74 -
IAIS Sambas
Lembaga dan Daerah dapat dipastikan
hanya sedikit sekali dana untuk
pembangunan yang mampu dialokasikan
dalam APBN maupun APBD. Kiranya,
permasalahan gaji perlu diatasi segera
melalui kenaikan secara bertahap disamping mengurangi penerimaan PNS
baru, kecuali pengganti pensiun (zero
growth), setidaknya untuk lima tahun
kedepan. Pemerintah hendaknya mencari
alternatif lain dalam upaya mengatasi
persoalan reformasi birokrasi dalam
arti bahwa upaya reformasi birokrasi
disatu sisi harus diteruskan secara
sungguh-sungguh, namun upaya perbaikan kultur hukum masyarakat seperti
para politisi, LSM, penegak hukum dan
lain juga perlu ditingkatkan karena
tekanan dari pihak tersebut terkadang
memaksa PNS untuk melakukan perbuatan melanggar hukum.
SIMPULAN
Reformasi birokrasi adalah sebuah
kebijakan politik hukum birokrasi dalam
system tata negara Indonesia yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang harus
diakui sebagai suatu kebijakan yang
dilematis karena melalui kebijakan
tersebut akan sangat berpengaruh pada
kinerja birokrasi lebih lanjut. Bukan
mustahil, reformasi birokrasi justru
- 75 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
A. Muin Fahmal. 2008. Peran Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Layak
Dalam Mewujudkan Pemerintahan
Yang
Bersih.
Kreasi
Total
Media.Yogyakarta.
A.Qodri Abdillah Azizy. 2010. Mereformasi Birokrasi.Buku Ilmiah Populer.
Bogor.
Abdul Malik Gismar dan Syarif Hidayat (Editor). 2010. Reformasi Setengah
Matang. PT. Mizan Publika. Jakarta.
Achmad Nurmandi. 2010. Manajemen Pelayanan Publik. PT. Sinergi Visi
Utama.Yogyakarta.
Agus Dwiyanto (editor). 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui
Pelayanan
Publik. Gajahmada University Press.Yogyakarta.
, 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui
Reformasi Birokrasi. Gramedia. Jakarta.
(dkk). 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Agus Fanar Syukri.2009. Standar Pelayanan Publik Pemda Berdasarkan ISO
9001/IWA-4 . Kreasi Wacana. Bantul.
Agus Pramusinto dan Erwan Agus Purwanto (Editor). 2009. Reformasi Birokrasi
Kepemimpinan dan Pelayanan Publik : Kajian Tentang Pelaksanaan
Otonomi Daerah di Indonesia. Gava Media.Yogyakarta.
Agus Pramusinto dan Wahyudi Kumorotomo.2009. Governance Reform di
Indonesia: Mencari Arah Kelembagaan Politik Yang Demokratis dan
Birokrasi Yang Profesional. Gava Media.Yogyakarta.
Akmal Boedianto. 2010. Hukum Pemerintahan Daerah : Pembentukan Perda
APBD Partisipatif. Laksbang Pressindo. Yogyakarta.
Ambar Widaningrum dan Jim Park. 2011. Governance Reform in Indonesia and
Korea: A Comparative Prespective. Gajahmada University Press.
Yogyakarta.
Antonius Sujata.2000. Reformasi Dalam Penegakan Hukum. Djambatan. Jakarta.
Arief Sidharta. 2008. Butir-Butir Pemikiran Dalam Hukum : Memperingati 70
tahun Prof.Dr.B.Arief Sidharta.Refika Aditama.Bandung.
- 76 -
IAIS Sambas
- 77 -
IAIS Sambas
Konsep-Konsep
Hukum
Dalam
- 78 -
IAIS Sambas
- 79 -
IAIS Sambas
- 80 -
ABSTRAK
Epistemologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan, untuk mendapatkan Ilmu
pengetahuan perlu adanya proses. Dari berproses mendapatkan ilmu pengetahuan
inilah maka akan melahirkan berbagai disiplin ilmu. Berbicara tentang epistemologi
merupakan suatu rumusan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan secara benar
sehingga memberikan karater keilmuan tersendiri dalam memahaminya. Salah satunya
epistemologi kritis oleh Immanuel Kant yaitu memberikan wawasan dan masukan
dalam memahami perbedaan pendapat antara pemahaman impirisme dengan
rasionalisme sehingga memberikan implikasi-implikasi pemikiran maupun dalam
dunia pendidikan.
*Dosen
IAIS Sambas
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan yang merupakan
kunci dari kemajuan yang diraih umat
manusia, tentunya tidak bisa datang
begitu saja tanpa adanya suatu proses
sebelumnya. Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ini dalam kajian
filsafat dikenal sebagai epistemologi.
Bidang epistemologis ini menempati
posisi yang sangat strategis, karena ia
membicarakan tentang cara untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar.
Mengetahui cara yang benar dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan berhubungan erat dengan hasil yang ingin di
capai. Pada akhirnya, kepiawaian
dalam menentukan epistemologis, akan
sangat berpengaruh pada warna atau
jenis ilmu pengetahuan yang dihasilkan (Akhmad Haries, 2007: 1).
Di dunia Barat, filsafat adalah menu utama dan sebagai nutrisi penting
menentukan langkah maju. Hal ini lebih
dikarenakan,
paradigma
berfikir
mereka terbuka terhadap peradaban luar, dengan prasyarat rasional khususnya filsafat. Oleh karena itu, filsafat
mampu tumbuh berkembang dengan
suburnya. Perkembangan ini bisa kita
lihat dengan kasat mata menjamurnya
aliran-aliran filsafat seperti; strukturalisme, post-strukturaslisme, semiotika,
feminis, modernitas sampai post-mode
renitas. Selain itu, kemajuan teknologi,
stabilitas politik, ekonomi dan keama
nan sudah merupakan bukti konkrit.
Pada era modern dilewati bangsa Barat pasca Immanuel Kant dua sete-ngah
abad yang lalu bangsa Barat hi-dup
dengan konsep sistem nilai baru,
struktur sosial-budaya dengan sebelum
nya para-syarat rasional juga dengan
ciri-cirinya yang orisinil. Sejauh terkait pemikiran filsafat barat kontemporer
secara periodik (Zubaedi, dkk, 2007:
67).
Filsafat Kant diarahkan untuk mengkombinasikan pandangan Rasionalisme dan Empirisme. Pertama menya-
- 69 -
IAIS Sambas
menunjukkan bahwa akal murni itu ter
batas. Akal murni menghasilkan pengetahuan tanpa dasar indrawi atau independe dari alat pancaindra.
Immanuel Kant bermaksud mengadakan penelitian yang kritis terhadap
rasio murni. Immanuel Kant mewujudkan pemikirannya tersebut ke dalam
beberapa buku yang sangat penting
yaitu tentang kritik. Buku-bukunya
diantaranya berjudul, Kritik Der Reinen
Vernunft (Kritik atas Rasio Murni),
Kritik Der Praktischen Vernunft
(Ktirik atas Rasio Praktis), Kritik Der
Urteilskraft (Kritik atas Daya Penilaian). Dari ketiga buku kritik tersebut,
yang disebut terakhir adalah sebuah
buku yang bersangkut paut penilaian
estetis (Joko Siswanto, 1998: 57).
Kant dalam argumennya, bahwa
akal dipandu oleh tiga ide transcendental, yaitu ide psikologis yang disebut
jiwa, ide dunia, dan ide tentang Tuhan.
Ketiganya tersebut memiliki fungsi
masing-masing, yaitu ide jiwa menyatakan dan mendasari segala gejala
batiniah yang merupakan cita-cita yang
menjamin kesatuan terakhir dalam bidang psikis, ide dunia menyatakan
segala gejala jasmaniah, ide Tuhan
mendasari segala gejala, segala yang
ada, baik batiniah maupun yang
lahiriah (Ahmad Tafsir, 2005:150-151).
Penjelasan di atas dapat diuraikan
beberapa pemikiran Immanuel Kant
yang dilatarbelakangi adanya perbedaan pemikiran tentang objektivitas peng
etahuan. Munculnya perbedaan pemikiran dari kalangan filsug mendorong
Immanuel Kant untuk memberikan ma
sukan diantara kedua pemikiran sehingga muncullah karya-karya Immanuel
Kant seperti Kritik Der Reinen
Vernunft (Kritik atas Rasio Murni),
Kritik Der Praktischen Vernunft
(Ktirik atas Rasio Praktis), Kritik Der
Urteilskraft (Kritik atas Daya Penilaian). Karya-karya tersebut Immanuel
Kant dikenal dengan seorang filsuf
- 70 -
IAIS Sambas
1755-1770 di atas dikenal dengan
zaman Pra-Kritis. Pada zaman PraKritis Kant menganut pendirian rasionalitasnya Wolff dan kawan-kawannya.
Kemudian setelah terpengaruh empiris
nya Hume, berangsur-angsur meninggalkan Rasionalisme. Kant mengatakan
bahwa Hume-lah yang telah membangunkan diri dari tidur dogmatisnya, yang
menyusul ialah zaman Kritis. Dalam
zaman kedua ini Kant mengubah wajah
filsafat secara radikal dengan filsafat
Kritisismenya dan ia mempertentangkan Kritisisme dengan Dogmatisme (K.
Berterns, 1995: 59).
Immanuel Kant sangat berjasa dalam perkembangan bidang ilmu pengetahuan. Karya-karyanya penuh dengan
berbagai dilema dan paradoksyang
sangat abstrak, yang mula-mula terkesan jauh dari masalah-masalah manusia
sehari-hari. Karya-karya itu ditulis
dalam gaya yang sangat akademis, yang
akan sangat mengejutkan siapapun
yang membaca karya itu (Henry D.
Aiken, 2002: 20-21). Karya yang paling
membuat orang terkesan sehingga Kant
terkenal di zamannya adalah filsafat
tentang kritik (Kritisisme) yang dapat
merubah cara berfikir seseorang dalam
memahami karya Kant.
Beberapa karya Kant yang telah
menegakkan popularitasnya antara lain:
1. Kritik der Reiner Vernunf/Critique
of Pure Reason, 1781 M (Kritik Atas
Rasio Murni).
2. Prolegomena zu Einer Jeden
Kunftigen
Metaphysik/Prolegomena to Any
Future Metaphisics, 1783
(Pengantar
Metafisika
Masa
Depan).
3. Idea for Universal History, 1784 M.
4. Grundlegung zur Metaphysik der
Sitten/Groundwork of The
Metaphysic of Morals, 1785
(Pendasaran Metafisika
Kesusilaan).
- 71 -
IAIS Sambas
sesuatu dalam kedudukan setepatnya.
Bagi suatu ilmu pertanyaan yang
mengenai definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya, merupakan bahan-bahan pembahasan dari
epistemologinya.
(http://mohnurula.blogspot.co.id/2014/
03/bab-i-pendahuluan-1.html)
Epistemologi merupakan salah satu
cabang dari filsafat yang membahas
tentang metodologi; menyingkap bagai
mana fondasi suatu pengetahuan
dibangun, yang berarti suatu pemikiran
atau teori tentang pengetahuan yang
mengkaji hakikat pengetahuan dan
jenis-jenis pengetahuan.
Sintesis merupakan suatu inegrasi
dari dua atau lebih elemen yang ada dan
menghasilkan suatu hasil baru. Istilah
ini mempunyai arti luas dan dapat
digunakan ke fisika, ideologi, dan fenomenologi. Empirisisme berasal dari
kata Yunani empeiria (berpengalaman,
berkenalan, trampil) atau dari bahasa
Latin: experientia yang berarti pengalaman. Adapun empirisisme dalam
istilah filsafat adalah suatu aliran yang
berpendapat bahwa sumber seluruh
pengetahuan dicari dalam pengalaman.
Rasionalisme adalah paham filsafat
yang mengatakan bahwa akal (reason)
adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalisme suatu pengetahuan diperoleh
dengan cara berpik.
Immanuel Kant (1724-1804) seorang filsuf yang berasal dari Jerman
yang menurutnya bahwa dunia luar
hanya memunculkan materi sensasi,
namun perangkat mental kita sendiri
menata materi ini sesuai ruang dan
waktu, memasok konsep-konsep yang
kita gunakan untuk memahami Ongalaman. Dan hal-hal itu sendiri yang
merupakan penyebab sensasi kita, tidak
bias diketahui; itu semua tidak berada
dalam ruang ataupun waktu, atau bahkan
bukan substansi, tidak pula dapat
- 72 -
IAIS Sambas
Dari dua aliran empirisme dan
Rasionalisme Kant berpendapat bahwa
dalam diri subyek terdapat dua kemam
puan, yang menerima data (sensibilitas
atau "kemampuan mengindrai"), dan
untuk membentuk atau menghasilkan
konsep sebagai pemahaman, atau dalam
istilah Kant "Verstand" (akal budi).
Hubungan antara kemampuan mengindrai atau "sensibilitas" dengan dengan
kemampuan membentuk konsep erat
sekali. Tanpa sensibilitas obyek tak
dapat masuk dalam subyek, dan tanpa
akal obyek tak dapat dipikirkan.
Kant mengatakan bahwa kegiatan
akal budi (Verstand) muncul dalam
putusan. Dan dalam putusan ini terjadi
sintesis antara data-indrawi dan unsurunsur a priori akal budi. Unsur-unsur a
priori akal budi ini disebut Kant
sebagai "kategori-kategori". Tanpa sintesis ini, kita bisa mengindrai penampakan tapi tidak bisa mengetahuinya.
Atau dapat dikatakan, kategori-kategori
itu merupakan syarat a priori pengetahuan kita.
Epistemologi Immanuel Kant dinilai berhasil menemukan suatu sintesis
atas sistem-sistem sebelumnya dalam
tradisi filsafat Barat. Melalui pengujian
sejumlah persoalan yang sudah dianggap taken for granted, Kant merumuskan ulang validitas kebenaran pengeta
huan secara lebih radikal. Sampai saat
ini, pemikiran Kant tetap menarik
untuk dikaji. Melalui proyek filosofis
yang digagasnya, Kant telah merintis
sesuatu yang berharga bagi pengembangan dan penyelidikan selanjutnya.
Dengan cukup berani, Kant mendorong
suatu kemajuan besar dalam tataran
teoritis yang lebih ketat, dan rasional.
Kant sendiri tidak menilai bahwa
dirinya adalah seorang pioneer. Dalam
karyanya, Prolegomena zu einer jeden
knftigen Metaphysik, Kant dengan
rendah hati mengaku bahwa dirinya
dibangunkan dari tidur dogmatis oleh
kritisisme David Hume. Bahkan, dalam
- 73 -
IAIS Sambas
tidak memiliki pijakan dalam tataran
empiris adalah sesuatu yang tidak bisa
dijadikan pengetahuankendatipun dinilai memiliki kegunaan. Konsepsi
tentang Tuhan, jiwa, kebebasan, kehidupan setelah kematian, dan sebagainya, berharga dan sangat penting bagi
sebagian orang. Tapi, bagi Kant, halhal semacam itu sama sekali bukan
pengetahuan, karena berada di luar
jangkauan pengalaman manusia secara
umum, alias tidak memiliki pijakan
dalam tataran empiris. (http://repositoryuinjkt.ac.id/dspace/handle/123456
789/4248)
Konstruksi Epistemologi dalam
Pragmatisme Immanuel Kant
Pada awalnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian tepengaruh
oleh empirisnya (Hume). Walaupun
demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya karena ia mengetahui bahwa
empirisme terkadang skep-tisisme.
Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran
ilmu, dan dengan akal manusia akan
dapat mencapai kebenaran (Amsoro
Achmadi, 2008:140).
Epistemologi selalu melekat pada
suatu pemikiran manusia, terlebih pada
pemikiran filsafat. Setiap pemikiran
filsafat selalu akan bertumpu pada
suatu epistemologi yang khas. Abbas
Hamami Mintaredja dalam Ayn Rand
(1970: 8) menyatakan Epistemology is
The Foundation of Philosophy. Hal
demikian dapat dimaklumi karena
epistemologi bertugas untuk menjelaskan struktur dasar pengetahuan manusia, serta mempertanggungjawabkan
mengenai kebenaran kepastian pengeta
huan itu.
Abbas Hamami Mintaredja dalam
Ayn Rand (1970: 8) menyatakan
epistemologi sebagai cabang filsafat
mulai dibicarakan dalam filsafat Plato.
Plato berusaha menjelaskan tentang apa
sebenarnya pengetahuan yang sesungguhnya yang dapat dicapai oleh manusia.
Plato menerangkan secara rinci dalam
- 74 -
IAIS Sambas
menawarkan adanya sintesis apriori
atau pengetahuan manusia diperoleh
dengan proses sintesis antara apriori
dan apesteriori.
Immanuel Kant telah memberikan
sumbangan yang sangat besar terhadap
paradigma berpikir manusia antara lain
adalah dengan membagi tiga proses
pengetahuan manusia. Pertama adalah
Tingkat terendah atau tingkat penerapan indrawi yaitu bahwa pengetahuan
manusia diperoleh dari pengamatan
indrawi. Kedua adalah tingkat akal budi
dan pikiran yaitu pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman indrawi
bersaman dengan itu pula akal budi atau
pikiran bekerja secara bersama dan
spontan sehingga diperoleh putusanputusan. Ketiga adalah tingkat intelek
yaitu yang membelakangi akal budi
atau pikiran dan pengalaman indrawi
yang merupakan wawasan mendalam,
yang tidak berasal dari pengalaman
manapun (namun bersal dari Allah
bedasarkan kerohanian)
Upaya Islamisasi Ilmu bagi
kalangan muslim yang telah lama
tertinggal jauh dalam peradaban dunia
modern, memiliki dilema tersendiri.
Apakah kita akan membungkus sains
Barat dengan label Islami atau
Islam? ataukah kita berupaya keras
mentransformasikan normativitas agama melalui rujukan utamanya al-Quran
dan Hadits ke dalam realitas kesejarahannya secara empirik? Kedua-duanya
sama-sama sulit jika usahanya tidak
dilandasi dengan berangkat dari dasar
kritik epistemologis. Dari sekian
banyak cendikiawan muslim yang pernah memperdebatkan tentang Islamisasi Ilmu, diantaranya Ismail Raji AlFaruqi, Syed Muhammad Naquib AlAttas, Fazlur Rahman dan Ziauddin
Sardar. Kemunculan ide Islamisasi
Ilmu tidak terlepas dari ketimpanganketimpangan yang merupakan akibat
langsung keterpisahan antara sains dan
agama. Sekularisme telah membuat
- 75 -
IAIS Sambas
- 76 -
IAIS Sambas
DAFTAR PUSTAKA
Abbas
Hamami Mintaredja,
Yogyakarta: 1970
Teori-teori
Epistemologi
Common
Sense,
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000
Achmadi Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1995
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013
Akhmad Haries, Hukum Islam: Antara Teks, Moral, Dan Akal, di Jurnal Mazahib,
Vol. IV, No. 1, Juni 2007
Henry D. Aiken, Abad Ideologi, terj. The Age of Ideology, penj. Sigit Djatmiko,
Yogyakarta : Yayasan Bintang Budaya, 2002
Joko Siswanto, Sistem-sistem Metafisika Barat: Dari Aristoteles Sampai Derrida,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Kant's Critique of Pure Reason, Cambridge, Cambridge University Press, 2006
K. Berterns, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, 1995
M. Amin Abdullah, Antara Al-Ghozali dan Kant-Filsafat Etika Islam, Bandung :
Mizan, 2002
Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu (Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan
Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Belukar, 2005
Russell Bertrand, History of Western Philosophy, terj, London: George Allen &
Unwin Ltd, 1961
--------------------, Cetakan III, Agustus, Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007
Syadali Ahmad, et. At., Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia, 1997
Zubaedi dkk, Filsafat Barat Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi
Sains Ala Thomas Kuhn, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007
library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=4920
http://situsilmiah.blogspot.co.id/2011/04/memahami -epistemologi-immanuelkant_06.html
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4248
- 77 -
IAIS Sambas
http://makalahpendidikanislamismail.blogspot.co.id/2015/04/komparasi pemikiran-al-ghazali-dan.html
- 78 -