Kista 4
Kista 4
PENDAHULUAN
pada stadium lanjut. Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam
diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau
membesar. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita kanker
ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum
mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluhpembuluh darah kecil yang ada di situ.
Ovarium memiliki tiga fungsi :
1)
Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan (melalui
aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsangfolikel (FSH) penting untuk
awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui
Lutenizing Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
2) Memproduksi hormon estrogen,
Dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah menopause (hormon
folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon
beredar dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita dan
menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk tetap adanya sifat
fisik dan mental yang menandakan wanita normal. (Evelin, 2000: 262)
3) Memproduksi hormon progesterone,
Disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh estrogen terhadap
endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi. (Bobak, 1995: 28)
2.2
padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering
ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium (
Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk
dari lapisan terluar dari ovarium.
2.3
Epidemiologi
Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam diam
menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau
membesar. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita kanker
ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang.
Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia belum diketahui secara pasti karena
pencatatan dan pelaporan di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RSU, kanker
Dharmais ditemukan penderita kanker ovarium sebanyak 30 kasus setiap tahun. Study
epidemologie menyatakan beberapa faktor resiko nullipata, melahirkan pertama kali pada
usia di atas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan
pertama terjadi pada usia di bawah 25 tahun. Penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan
menurunkan kanker ovarium sebanyak 3060%.(Dharmais, 2007).
2.4 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon
pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari folikel
yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi
hormon.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
2.5 KLASIFIKASI
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan
solid.
Solid
a. Fibroma , leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
b. Tumor Brenner
c. Tumor sisi adrenal (makulinovo- blastoma)
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin, atau komplikasi dari tumor tersebut.
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan
komplikasi intestinal.
Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak
dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi.
2.Tumor lain
a. Kista folikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini sering
diketemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan
menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini biasanya
asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi , namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di
bawah pengaruh esterogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi
kista.
Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di permukaan
ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan
seringkali mengandung esterogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang terjai
perdarahan yang masuk kedalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler .
Sebagian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan
dapat menghilang spontan.
10
Rasa nyeri yang mendadak di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea
sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang
terganggu.
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri, biasanya
dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada trimester
terakhir pada wanita hamil.
11
dibawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah
memberikan gejala-gejala yang berarti.
e. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriois yang berlokasi di ovarium yang disebut sebagai
kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai sebesar tinju yang
berisi darah sampai coklat.
Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat
menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dan uterus. Kadang dapat mengalir
dalam jumlah yang banyak kedalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.
f. Kista Stein Leventhal
Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium, amenorea atau
oligomenorea sekunder. 50 % dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa
maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat,
membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya menebal.
Kelainan ini disebabkan gangguan keseimbangan homonal. Umumnya pada wanita
tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
esterogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan.
12
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti, tumor ini mungkin muncul sebagai tumor
unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor
mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderita yang muda.
Paling sering ada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma
ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium.sedang
kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala (lobulated) dan
umumnya multilokular dan odematosa; lokular yang mengandung niukosa ini kelihatan biru
dari peregangan kapsulnya.kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada
tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi.tumor biasanya unilateral, akan
tetapi dapat juga dijumpai bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih, keabuan terutama apabila terjadi
perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir
yang khas, kental seprti gelatin, melekat dan berwarna kuning, sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah,. Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi
oleh epitel torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam
satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur
kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
molekuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi),
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya
menyebabkan kista menjadi multiokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista
(spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan
peritoneum rongga perut, dan sekresinya menebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudomiksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada kista
kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.
Tempat-tempat terebut harus diteliti karena kemungkinan adanya tanda-tanda ganas
(kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum).
13
14
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa
ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massaabdomen maupun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada
stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopis digolongkan
kedalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan.
Bila
terdapat
implantasi
pada
peritoneum
disertai
dengan
acites,
e.Kista Dermoid
15
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral,
lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor
ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan
agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat. Dapat ditemukan
kulit,rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodermal) dan mukosa traktus gastrointestinal, epitel saluran kista terdapat produk
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran
isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5%
dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak berarti bahwa
semuanya neoplasma ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna.
a. Fibroma Ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium. Kurang dari 1%. Fibroma
ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang multipoten.
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada
penderita menopause.
16
Tumor ini mencapai diameter 2-30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90% unilateral.
Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan. Apabila konsistensi
sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini
terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas
kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar
biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan
sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada
wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa kilogram.
Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti fibroma,
dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini diteukan sindrom Meigs. Gambar
mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri
atas epitel-epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas dan jika masih kecil,
biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun
jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan
klinisnya.
C. Kista ovarium pada kehamilan
Kista ovarium biasanya terdiagnosa pada kehamilan karena penggunaan USG secara
rutin. Kista ini harus di evaluasi dengan cara yang sama dengan wanita tidak hamil, dengan
USG, dan tes CA 125. MRI lebih dipilih daripada CT scan. Namun keduanya harus dihindari
pada trimester pertama. Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga
menyebabkan abortus, partus prematurus. Tumor yang bertangkai, karena pembesaran atau
pengecilan uterus, terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis dan infeksi yang disebut
abdomen akut . Dapat juga menyebabkan kelainan-kelainan letak janin. Tumor kistik dapat
pecah karena trauma luar atau persalinan. Tumor besar dan berlokasi dibawah dapat
menghalangi persalinan.
17
Kista simpleks benigna di monitor dan sebagian besar dapat mengecil dengan
sendirinya.
Kista persisten yang lebih besar dari 10 cm atau kista yang berisiko ganas harus
diangkat secara bedah, lebih dipilih pada trimester kedua, terutama pada usia kehamilan
16-20 minggu.
D. Kista ovarium pada anak-anak
Bila ditemukan massa abdominopelvik simptomatik yang tersering berasal dari ovarium.
Walaupun angka kejadiannya jarang, persentasi keganaannya lebih tinggi daripada usia yng
lebih tua. Yang sering adalah tumor sel germinosa, diikuti dengan tumor epitel dan sel
granulosa. Beberapa tumor adalah kistik
yang kistik, mobile, permukaan mass umumnya rata. Cervix dan uterus dapat
maligna atau mungkin juga kista neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista
ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat
memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaan ini
tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari
endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intraabdomen lain,
seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
d.MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya tidak
diperlukan.
e..CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik bila
dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengindentifikasi organ intraabdomen
dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.
f.Foto Rontgen
Menentukan hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat terlihat gigi.
g.Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
h.Tes Kehamilan
HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.
2.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu :
Anamnesis :
1. Timbul benjolan diperut dalam waktu relatif
2. Keluhan rasa berat dalam perut
20
3. Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu makan,
rasa serak dan lain-lain
4. Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu mengeluarkan hormon
5. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah
Pemeriksaan Fisik
1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran > 5cm
2. Pada pemeriksaan dalam letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, pemukaan tumor umumnya rata.
Kehamilan
Mioma uteri
Tumor kolon sigmoid
Ginjal ektopik
Limpa bertangkai
Ascites e.c penyakit lain
Tuberculosis peritonei
Infeksi pelvis
Appendisitis akut
2.11 Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan
pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperiksa.
Pasien dengan kista ovarium simpleks, biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian
menunjukkan bahwa pada wanita postmenopaus, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan
21
kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus
dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista
berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm
dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista
fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada
pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparoskopi.
Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan
ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita postmenopause/
perimenopause, dan wanita premenopause yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak
menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.
Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk
endometrioma dan sindrom ovarium polikstik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi
diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada
pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.
Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yan
dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian
tumor ganas atau tidak.
Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya
adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan appendiktomi
(optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi)
masih dapat dibenarkan jika pasien masih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan
tumor rendah seperti pada fow potential malignancy (borderline).
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi, disgerminoma
dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating
(cyclophosphamide, chlormbucyl) dan anti metabolit (andriamycin). Follow up tumor ganas
sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun, setiap 6
bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap setahun sekali.
2.12 PENCEGAHAN
22
2.13 KOMPLIKASI
Perdarahan
kedalam
kista,
biasanya
terjadi
sedikit-sedikit,
berangsur-angsur,
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal. Tetapi
bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan dinding kista terjadi pada torsi
tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan pada perut dan koitus. Bila kista
hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akibat robekan akan segera berkurang. Namun
bila terjadi hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus
menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tandatanda abdomen akut.
Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kistadenoma ovarii
serosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid.
Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari kasus fibroma ovarii yaitut tumor ovarium
disertai asites dan hidrotoraks.
2.14 PROGNOSIS
Prognosis untuk kista benigna baik. Dapat residual dan terjadi di ovarium kontralateral.
23
Mortalitas pada karsinoma ovarium berhubungan dengan stadium saat diagnosis, dan
biasanya terdeteksi pada stadium lanjut. Angka harapan hidup secara umum adalah 41,6 %
bervariasi antara 86,9% pada stadium II dan 11,1% pada stadium IV.
BAB III
KESIMPULAN
24
Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat menimbulkan
pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat. Penemuan terbaru untuk
penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.Satu-satunya pengobatan untuk
neoplasma dari ovarium adalah operasi, tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau
tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomytotalis
dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak terdapat tanda-tanda keganasan.
Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama kista
ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.Penyakit ini disebut juga silent killer karena
gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan diketahui saat kista
sudah besar.Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi
sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk
terjangkit penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
25
Sulaiman.
dkk.
2004.
Ilmu
Kesehatan
Reproduksi:
Obstetri
26