Disusun Oleh :
Wawan Syahputra
Fahrul Razi
Aris Munandar
Pembimbing:
dr. Dahril, Sp.U
BAB I
PENDAHULUAN
Varikokel, varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan
ini terdapat pada 15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab
infertilitas pada pria; dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel.
(Purnomo, 2012)
Dekade terakhir ini, pembahasan varikokel mendapat perhatian karena
potensinya sebagai penyebab terjadinya disfungsi testis dan infertilitas pada pria.
Diperkirakan sepertiga pria yang mengalami gangguan kualitas semen dan infertilitas
adalah pasien varikokel (bervariasi 19 - 41%). Akan tetapi tidak semua pasien
varikokel mengalami gangguan fertilitas, diperkirakan sekitar 20 - 50% didapatkan
gangguan kualitas semen dan perubahan histologi jaringan testis. Perubahan histologi
testis ini secara klinis mengalami pengecilan volume testis. Pengecilan volume testis
bagi sebagian ahli merupakan indikasi tindakan pembedahan khususnya untuk pasien
pubertas yang belum mendapatkan data kualitas semen. Salah satu cara pengobatan
varikokel adalah pembedahan. Keberhasilan tindakan pembedahan cukup baik.
Terjadi peningkatan volume testis dan kualitas semen sekitar 50 - 80% dengan angka
kehamilan sebesar 20 - 50%. Namun demikian angka kegagalan atau kekambuhan
adalah sebesar 5 - 20%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 STRUKTUR ANATOMI DAN FUNGSI TESTIS
Testis adalah organ genitalia pria yang pada orang normal jumlahnya ada dua
dan masing-masing terletak didalam skrotum kanan dan kiri. Bentuknya ovoid dan
pada orang dewasa ukurannya adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15-25 ml.
Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada
testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri dari lapisan
viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada di sekitar
testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati ruang abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. (Purnomo, 2012)
Secara histopatologi, testis terdiri dari 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri dari
tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferi terdapat sel-sel spermatogonia dan sel
sertoli, sedangkan diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel leydig. Sel-sel
spermatogonium pada proses spermatogenesis menjadi spermatozoa. Sel-sel setoli
berfungsi untuk member makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel leydig atau
disebut juga sel-sel interstisial testis berfungsi untuk menghasilkan hormone
testosteron. (Purnomo, 2012)
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubulus seminiferi testis disimpan dan
mengalami pematangan/maturasi di epididimis. Setelah mature (dewasa) sel-sel
spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan
menuju ampulla vas deferens. Sel-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan di
epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan
semen dan mani. (Purnomo, 2012)
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3
Etiologi
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan,
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke
testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan
dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
2.2.5
Patofisiologi
sintesis protein pada spermatid berkisar antara 34 0C. Proliferasi sel germ mungkin
dipengaruhi dari peningkatan suhu dari varikokel akibat inhibisi 1 atau lebih dari
enzim enzim yang penting. Trauma hipertermi konsisten dengan penurunan jumlah
spermatogonal akibat adanya apoptosis yang ditemukan dari biopsi sampel pasien
dengan varikokel. Disamping temuan ini, tidak semua peneliti menemukan adanya
hubungan antara meningkatnya temperatur intratestis dan varikokel.
b. Refluks dari Metabolit Vasoaktif
Karena adrenal kiri dan vena gonadal menuju ke proksimitas terdekat satu sama
lain dari vena renalis, MacLeod menyebutkan bahwa derivat derivat dari ginjal atau
adrenal dapat menuju ke vena gonadal. Jika metabolit ini bersifat vasoaktif (mis:
prostaglandin), maka dapat menjadi berbahaya pada fungsi testis. Hasil dari beberapa
studi tidak mensuport teori ini, tetapi peningkatan jumlah norepinefrin, prostaglandin
E dan F, adrenomedulin (vasodilator poten) ditemukan pada vena spermatika pria
dengan varikokel. Metabolit lainnya seperti renin, dehidroepiandrosteron, atau
kortisol tidak ditemukan. Beberapa penulis menyebutkan dengan adanya metabolit,
refluks tidak mengubah/mempengaruhi spermatogenesis.
c. Hipoksia
Pada era 1980an, Shafik dan Bedeir berteori bahwa perbedaan gradien tekanan
(dan gradien oksigen subsekuen) antara vena renalis dan gonadal dapat menyebabkan
hipoksia diantara vena gonadal. Dua teori hipoksia lainnya yaitu: peningkatan
tekanan vena dengan olahraga dapat menyebabkan hipoksia, dan stasis dari darah
menyebabkan penurunan tekanan oksigen. Menurut Tanji dkk, pria dengan varikokel
memiliki atrophy pattern muskulus kremaster dari studi histokimia. Disamping
penemuan ini, tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kontrol dan tekanan gas
oksigen, yang dilakukan percobaan pada binatang.
d. Gonadotoksin
Beberapa studi telah mendemonstrasikan bahwa pria yang merokok memiliki efek
samping yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok. Perokok setidaknya
memiliki insiden 2 kali lebih tinggi untuk terkena varikokel, dan yang telah memiliki
varikokel setidaknya 10 kali terjadi peningkatan insiden oligospermia jika
dibandingkan dengan pria varikokel yang tidak merokok. Nikotin memiliki implikasi
sebagai kofaktor pada patogenesis varikokel. Cadmium, gonadotoksin yang mudah
dikenal sebagai penyebab apoptosis, ditemukan secara signifikan pada konsentrasi
testikular yang lebih tinggi dan penurunan spermatogenesis pada pria dengan
varikokel daripada pria dengan varikokel dengan normal spermatogenesis atau
obstruktif azoospermia.
2.2.6 Diagnosis
a. Manifestasi Klinis
tidak
diketahui
asalnya
didiagnosis
sebagai
varikokel.
Hernia
inguinalis,
communicating hidrokel, hernia omental, hidrokel of the cord, spermatokel, dan hidrokel
skrotum adalah diagnosis banding untuk massa pada skrotum yang tidak nyeri pada remaja.
b. Pemeriksaan Fisik
10
11
alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus
pampiniformis. Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut varikokel
subklinik.
Diperhatikan
pula
konsistensi
testis
maupun
ukurannya,
dengan
membandingkan testis kiri dengan testis kanan. Untuk lebih objektif dalam
menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan alat orkidometer.
Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak, karena telah
terjadi kerusakan pada sel-sel germinal.
Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada
tubuli seminiferi dilakukan pemeriksaan analisis semen. Menurut McLeod, hasil
analisis semen pada varikokel menujukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas
sperma, meningkatnya jumlah sperma muda (immature) dan terdapat kelainan bentuk
sperma (tapered).
Klasifikasi varikokel
Grade
Grade I
Grade II
12
Grade III
Gambar. Orkidometer
13
c. Pemeriksaan Penunjang
Angiografi/venografi
USG
MRI
CT Scan
Nuclear Imaging
Angiografi/venografi
Venografi merupakan modalitas yang paling sering digunakan untuk
mendeteksi varikokel yang kecil atau subklinis, karena dari penemuannya
mendemonstrasikan refluks darah vena abnormal di daerah retrograd menuju ke ISV
dan pleksus pampiniformis.
Karena pemeriksaan venografi ini merupakan pemeriksaan invasif, teknik ini
biasanya hanya digunakan apabila pasien sedang dalam terapi oklusif untuk
menentukan anatomi dari vena. Biasanya, teknik ini digunakan pada pasien yang
simptomatik.
Positif palsu/negatif
Vena testikular seringkali spasme, dan terkadang, ada opasifikasi dari vena
dengan kontras medium dapat sulit dinilai. Selebihnya, masalah dapat diatasi dengan
menggunakan kanul menuju vena testikular kanan.
14
channel vena dari kista epidermoid atau spermatokel jika terdapat keduanya.
USG Doppler dapat digunakan untuk menilai grade refluks vena: statis (grade
I), intermiten (grade II),dan kontinu (grade III)
15
2.2.7 Tatalaksana
16
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya
melakukan operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel
yang telah menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan spermatogenesis
merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi. (Purnomo, 2012)
Algoritma Penanganan Varikokel
Analisis Sperma :
1. Oligospermia : volume ejakulat < 1 cc
2. Hiperspermia : volume ejakulat > 4 cc
3. Aspermia : volume ejakulat 0 cc
4. Normozoospermia : jumlah hitungan sperma > 20 jt/cc
17
18
karena
sulitnya
mencari
lokasi
pembuluh
retroperitoneal,
dapat
19
20
dijaga apabila tidak bersamaan dengan vena kecil yang menyatu dengan
arteri. Pada kasus dengan vena multipel, kolateral akan teridentifikasi dan
seluruh pembuluh darah dari ureter menuju dinding abdomen terligasi.
Pembuluh darah spermatika secara umum terinspeksi pada jarak 7 8 cm
21
3. Teknik Laparoskopik
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik retroperitoneal dengan keuntungan
dan kerugian yang hampir sama. Pembesaran optikal dibutuhkan untuk melakukan
teknik ini, untuk memudahkan menyingkirkan pembuluh limfatik dan arteri testikular
sewaktu melakukan ligasi beberapa vena spermatika interna apabila vena comitantes
bergabung dengan arteri testikular. Teknik ini memiliki beberapa komplikasi seperti
trauma pada usus, pembuluh darah intraabdominal dan visera, emboli, dan peritonitis.
Komplikasi ini lebih serius dibandingkan dengan varikokelektomi open.
22
Komplikasi
Perdarahan
Infeksi
23
pengelihatan,
dan
dengan
menggunakan
bantuan
mikroskop
pembesaran 6x hingga 25x, periarterial yang kecil dan vena kremaster akan dengan
mudah diligasi, serta ekstraspermatik dan vena gubernacular sewaktu testis diangkat.
Fasia intraspermatika dan ekstraspermatika secara hati hati dibuka untuk mencari
pembuluh darah. Arteri testikular dapat dengan mudah diidentifikasi dengan
menggunakan mikroskop. Pembuluh limfatik dapat dikenali dan disingkirkan,
sehingga menurunkan komplikasi hidrokel.
24
25
26
Komplikasi
Hidrokel
5. Teknik embolisasi
Angiokateter kecil
27
Vena kemudian terblok pada level kanalis inguinalis interna dan sendi
sakroiliaka.
Tidak ada penjahitan pada teknik ini. Setelah selesai, pasien diobservasi
selama beberapa jam, kemudian dapat dipulangkan. Angka keberhasilan
proses ini mencapai 95%.
28
Evaluasi Pascaoperasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat beberapa
indikator antara lain:
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pascabedah vasoligasi tinggi dari
Palomo didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi perbaikan
analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil.
2.8.8 Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
29
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.JZ
Umur
: 17 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
30
Pekerjaan
: Peajar
Alamat
: Tibang
CM
: 1-04-89-86
Tanggal Masuk
: 22 juni 2015
Tanggal Pemeriksaan
: 24 juni 2015
3.2 ANAMNESIS
a.
Keluhan Utama
b.
Keluhan Tambahan
c.
benjolan di atas kemaluan sebelah kiri, hal ini sudah di rasakan sejak sebulan yang
lau. Hal ini dirasakan semakin memberat dan menetap. Pasien mengaku tidak ada
keluhan yang lain. Pasien berobat atas perrtimbangan untuk melanjutkan pendidkan
polisi. Nyeri perut disangkal, demam disangkal.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku pernah menderita hal yang sama pada usia 14 tahun disertai
nyeri yang menetap selama seminggu.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dikeluarga yang mengalami hal yang sama seperti pasien.
f. Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien perokok.
g. Riwayat Penggunaan Obat
Pasien pernah berobat ke dukun.
3.3 PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital Sign
Keadaan Umum
: baik
31
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 78 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas
: 20 x/menit
Temperatur
: 36.5 0C (aksila)
b. Status General
Kepala
Bentuk
: Kesan Normocephali
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Bibir
Gigi Geligi
Lidah
Mukosa
: Basah (+)
Tenggorokan
Faring
: Hiperemis (-)
Mulut
Leher
32
Bentuk
: Kesan simetris
Peningkatan TVJ
: (+), R - 2 cmH2O
Thorax
Thorax depan dan belakang
1.
Inspeksi
Bentuk dan Gerak
Retraksi
: (-)
2. Palpasi
- Pergerakan dada simetris
- Nyeri tekan (-/-)
- Suara fremitus taktil kanan = suara fremitus taktil kiri
3. Perkusi
- Sonor (+/+)
4. Auskultasi
Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: di ICS III
Abdomen
Inspeksi
: Distensi (-)
Palpasi
33
Auskultasi
Genetalia
Inspeksi
: tampak asimetris
Palpasi
: teraba massa, berukuran 2x2cm, mobile, nyeri (+) pada bagian kiri
34
Ekstremitas
Ekstremitas
Sianotik
Edema
Ikterik
Superior
Kanan
Kiri
-
Inferior
Kanan
-
Hasil
16,6
9,4
299
49
Nilai rujukan
14 -17 gr/dl
4.1-10.5 x 103/ul
150 - 400 x 103/ul
37.0 - 47.0 %
4
1
51
38
6
0-6%
0-2%
50 - 70 %
20 - 40 %
2-8%
35
Kiri
-
3.4.2 USG
: varikokel kiri.
Bed rest
Ceftriaxon 2x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
3.7 PLANNING DIAGNOSTIK
36
USG
3.8 PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad bonam
BAB IV
37
PEMBAHASAN
No.
1.
Faktor
Anamnesis
Fakta
Teori
Laki-laki, umur 17
testis kiri.
terdapat
Varikokel
pada
ternyata
15%
pria.
merupakan
Pemeriksaan
Benjolan semakin
fisik
gejala.Varikokel
melakukan manuver
biasanya
melakukan
38
pemeriksaan
fisik
(bag
of
worms).
penderita
berdiri.
Jadi
daerah
skrotum
diatas
teknik
ini
akan
membantu
pleksus
pampiniformis
vena
pada
vena
39
interna
kiri
lebih
lebih
sedikit
dan
inkompeten.
3.
Pemeriksaan
Darah lengkap
penunjang
membantu
untuk
menegakkan
/stimulating
Hormone
pada
pasien
dengan
varikokel.
dengan
melakukan
Doppler
ultasonography.
untuk
membantu
anatomi
dan
sinyal
yang
terlihat
40
manuver
diagnosis
valsava
pasti
juga
dapat
faktor
penting
untuk
4.
Terapi
Operasi terbuka
Saat
ini
belum
ada
terapi
vasoligasi vena
spermatika interna
dengan metode
Palomo
pelebaran
vena
41
abnormal
dan
indikasi
kepentingan
(misal:
untuk
melanjutkan
pendidikan
ke
akademi kepolisian).
melakukan
perbaikan
dengan
metode
operasi
ini
dilakukan
insisi
pada
vena
spermatika
ureter.
memiliki
menyekat
interna
Metode
keuntungan
vena
proksimal,
ini
yaitu
spermatika
dimana
42
dengan
vena
spermatika
interna
bagian
vena
interna
spermatika
dengan
bedah
khusus
yang
dimasukkan
melalui
dinding
mempercepat
penyembuhkan
luka
dan
operasi
jarang.
persisten,
pembentukan
43
sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, S Christopher et all. 2006. Varicocele. In : Poherty, M Gerard. Current
Diagnosis and Treatment Surgery 13rd edition. Mc-Graw Hill Companies.
New York. USA. Hal 961-963.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jakarta
Graham, Sam D, Keane Thomas E. 2009. Varicocele. In : Glenns Urologic Surgery.
Lippincott Williams and Wilkins. Hal 397-401.
44
45