Anda di halaman 1dari 5

NO.

PERCOBAAN

: I (Satu)

JUDUL

: Titrasi Penetralan (Asidi-Alkalimetri) dan Aplikasinya

TUJUAN

: 1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan asam.


2. Menentukan Kadar NaHCO3 dalam Soda Kue.

TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 10 November 2016


DASAR TEORI
Reaksi Penetralan
Reaksi penetralan disebut juga reaksi asam basa. Reaksi penetralan adalah reaksi yang
membentuk unsur bersifat netral yaitu air (H2O) yang berasal dari zat asam yang melepaskan
ion (H+) dengan zat basa yang melepaskan ion (OH-).
Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini
menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan
pada reaksi kimia sebagai berikut
aA + tT produk
dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan produk
yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar)
konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama dengan mol analitnya
begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama.
n titran = n analit
n eq titran = n eq analit
dengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan ke dua.
Titrasi penetralan biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, misalnya titrasi asam basa artinya melibatkan reaksi larutan asam dan basa. Titrasi
asam basa terbagi dua :

Asidimetri yaitu Penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan

baku asam.
Alkalimetri yaitu Penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
baku basa.

Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan


sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan, diantaranya:
1. reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak adanya reaksi
sampingan.
2. reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekivalensi. Dengan kata
lain konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar. Maka dari itu
dapat terjadi perubahan yang besar dalam konsentrasi analit (atau titran) pada titik
ekivalensi.
3. diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen tercapai. Dan
diharapkan pula beberapa indikator atau metode instrumental agar analis dapat
menghentikan penambahan titran.
4. diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan hanya beberapa
menit.
Jenis-jenis Titrasi Penetralan :
a. Penetralan asam kuat oleh basa kuat
Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, kemudian terjadi
perubahan yang cukup drastis pada sekitar titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi
pada saat pH larutan 7, dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk
menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan indikator metil merah, bromtimol
biru atau fenolftalein. Indikator-indikator tersebut menunjukkan perubahan warna
pada sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering digunakan karena
memberikan perubahan warna yang lebih tajam disekitar titik ekivalen.

b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat


Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9. Lonjakan perubahan
pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara
pH 7 sampai pH 10. Sebagai indikator digunakan fenolftalein, karena jika
menggunakan metil merah akan terjadi perubahan warna sebelum tercapai titik
ekivalen.

c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.


Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH pada sekitar titik
ekivalen

lebih

sempit,

hanya

sekitar

satuan,

yaitu

antara

pH 7

sampai pH 4. Sebagai indikator digunakan metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3).

Cara Menentukan Titik Ekivalen


Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik
tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit
mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai
dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan
warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi.
Aplikasi titrasi Penetralan

Dalam titrasi asam-basa perubahan pH sangat kecil hingga hampir tercapai titik
ekivalen. Pada saat tercapai titik ekivalen penambahan sedikit asam atau basa akan
menyebabkan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang sangat besar ini seringkali dideteksi
dengan zat yang dikenal sebagai indikator, yaitu suatu senyawa (organik) yang akan berubah
warnanya dalam rentang pH tertentu. Titik atau kondisi penambahan asam atau basa dimana
terjadi perubahan warna indikator dalam suatu titrasi dikenal sebagai titik akhir titrasi. Titik
akhir titrasi sering diasamkan dengan titik ekivalen, walaupun diantara keduanya masih ada
selisih yang relatif kecil.
Bermacam-macam zat asam dan basa, baik organik maupun anorganik dapt
ditentukan dengan titrasi asam-basa. Juga banyak contoh yang analitnya dapat diubah secara
kimia menjadi asam atau basa dan kemudian ditentukan kadarnya dengan titrasi asam basa.
Misalnya pada penentuan campuran karbonat, ion karbonat dititrasi dalam dua langkah:
2-

CO 3 H 3 O fenolpthal
ein HCO 3- H 2 O
HCO 3 H 3 O

H 2 CO 3 H 2 O

metyljingga

Natrium hidroksida umumnya terkontaminasi oleh natrium karbonat sedangkan natrium


karbonat dan natrium bikarbonat sering terjadi bersama-sama.
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan
telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium
bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang
sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini
digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon
dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang".
Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung).
Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi
penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA).
NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium
klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000
ton/tahun (2001). Soda kue juga diproduksi secara komesial dari soda abu (diperoleh melalui

penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida.
Lalu NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut :
Na2CO3 + CO2 + H2O 2 NaHCO3

1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang


sudah dididihkan?
Jawab:
Tujuan menggunakan air yang mendidih yaitu untuk menghindari
ledakan, sebab reaksi logam alkali (Na) bersifat eksoterm. Dan juga
logam alkali (Na) mudah bereaksi dengan air.
2. Apakah beda antara:
a larutan baku dan larutan standar?
b asidimetri dan alkalimetri?
Jawab:
a Larutan baku: dimana larutan itu konsentrasinya diketahui dari hasil
penimbangan dan pengenceran, konsentrasi ditentukan dari hasil
perhitungan.
Larutan standar: dimana larutan itu konsentrasinya sudah
ditetapkan dengan akurat.
b Asidimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku asam
Alkalimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku
basa.
3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!
Jawab:
Pada titrasi antara HCl dengan Na2CO3 menggunakan indikator metilOrange karena titrasi tersebut antara asam kuat dengan basa lemah
yang memiliki rentang pH 4,2-6,2. Pada umumnya indikator digunakan
untuk menentukan titik ekivalen atau titik akhir titrasi tepat pada pH
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai