Anda di halaman 1dari 5

Abstrak

Kegiatan Pertambangan adalah suatu kegiatan bisnis yang memerlukan modal yang besar
dimana resikonya juga tinggi. Setiap perusahaan memerlukan pembiayaan atas kegiatan
pertambangan mereka, terdapat dua sumber pembiayaan kegiatan usaha yaitu sumber internal
(laba tertahan dan depresiasi) serta sumber eksternal (Penjualan saham, Gold Loan, pinjaman dan
instansi keuangan).
Pembahasan
Perusahaan yang dijadikan Role Model pada tugas akhir ini adalah PT Timah, Tbk. PT
Timah mendapatkan sumber pembiayaan kegiatan pertambangannya dari pihak eksternal yaitu
melalui Initial Public Offering (penjualan saham). PT Timah merupakan perusahaan Indonesia
pertama yang mencatatkan sahamnya di London Stock Exchange dengan Net Tangible Assetnya
sebesar 16,1 Milyar Rupiah dan jumlah cadangan timahnya adalah 20 ribu ton.
Penjualan saham perdana adalah cara yang tepat untuk mendapatkan biaya karena tidak
ada bunga pinjamannya sangat kontras dengan pinjaman bank. Dengan kata lain IPO saham lebih
ekonomis digunakan perusahaan untuk pembiayaan tambang. Terdapat ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi sebuah perusahaan jika ingin mendapatkan pembiayaan dengan cara IPO saham.
Penjualan saham yang dilakukan perusahaan (emitan) ke masyarakat luas di pasar modal
untuk pertama kalinya disebut penawaran umum perdana (Initial Public Offering). Perusahaan
yang melakukan IPO disebut sebagai perusahaan go Public (Terbuka). Terdapat tahapan agar
suatu perusahaan dapat go public, antara lain:
1. Tahap Persiapan
Persetujuan para pemegang saham mengenai penawaran umum saham.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Calon emiten melengkapi dokumen untuk mendaftar kepada Bapepam-LK.
3. Tahap Penawaran Saham
Emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Masa penawaran sekurangkurangnya 3 hari kerja.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah masa penawaran saham perdana selesai, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di bursa efek Indonesia.

Setiap perusahaan dapat memilih di pasar modal mana perusahaan tersebut akan menjual
sahamnya. Seperti yang dilakukan oleh PT Timah yang mendaftarkan sahamnya di London
Stock Exchange dengan alasan London merupakan pusat perdagangan logam dunia.
Dilaporakan minat saham PT Timah mencapai empat kali lipat dari nilai yang ditawarkan.
Terdapat pula pasar modal Indonesia (Indonesia Stock Exchange) dan pasar modal
Australia dan sekitarnya ( Australian Securities Exchange). Kedua pasar modal ini memiliki
karakteristik/syarat yang berbeda bagi perusahaan tambang yang ingin menjual sahamnya demi
pembiayaan proyek tambang.
Pada tahun 2006 PT Timah memberhentikan pencatatan sahamnya di LSE dan mulai saat
itu saham perseroannya hanya tercatat di IDX. Setelah dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai NTA perusahaan yang merupakan salah satu pencatatan saham di IDX,
didapatkan NTA dari PT Timah sebesar 16 Milyar Rupiah, nilai NTA proyek lebih kecil dari 100
Milyar rupiah sehingga dicatatkan di papan pengembangan bukan di papan utama karena kurang
dari 100 Milyar. Besar cadangannya yang dilaporkan adalah 20 ribu ton.
Setelah dapat mencantumkan sahamnya di pasar modal, para investor memilih mana
proyek yang ekonomis untuk ditambanga sehingga cocok dijadikan tempat investasi. Ekonomis
atau tidaknya disajikan di dalam perkiraan kelayakan. Di dalam perkiraan kelayakan dapat
dihitung NPV dan DCFROR, dimana jika NPV >1 dan DCFROR > i, maka proyek tersebut
ditambang. Digunakan parameter tambang PT Timah di daerah Tempilang yang jenis
endapannya adalah endapan timah primer dengan besar NPV Rp 103.921, nilai DCFROR
sebesar 39% dengan discount rate proyek yang diberikan BANK Indonesia tahun 2016 sebesar
15%, sehingga proyek di Tempilang ini ekonomis untuk ditambang.
Competent Person menjadi kunci penting dari kegiatan usaha penambangan baik sebagai
penanggung jawab pembuat laporan cadangan maupun sebagai penilai laporan cadangan yang
diberikan ke pasar modal relevan atau tidak. Syarat Competent Person di Indonesia jauh lebih
ketat dibandingkan dengan Australia dengan adanya verifikasi dan sertifikasi. Logikanya dengan
kriteria yang ada, Competent Person dari Indonesia dapat diterima/dipercayai hasil pelaporan
cadangannya tapi pada kenyataannya banyak pasar modal internasional yang masih belum
percaya dengan kualitas dari Competent Person dari Indonesia.

Kesimpulan
Persyaratan untuk penjualan saham/IPO sebuah perusahaan tambang di IDX jauh lebih
sulit dibandingkan di ASX dilihat dari syarat nilai NTA dan kondisi perusahaannya. Meskipun
Syarat untuk menjadi Competent Person di Indonesia jauh lebih sulit dibandingkan di Australia
tidak menjamin bahwa hasil laporan cadangan yang dibuat untuk syarat penjualan saham di pasar
modal dapat dipercayai oleh para investor.
PT Timah yang dijadikan Role Model pada skripsi ini dapat melakukan IPO di IDX
dengan pencatatan pada papan pengembangan ditinjau dari nilai NTA dan nilai nominal
perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan dana tambahan sebesar 35 Milyar Rupiah dari hasil
Penawaran Umum 35% lembar saham.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, Angelia Manggala (2016). Pembaiyaan Tambang Melalui Initial Public Offering Studi
Kasus: PT. TIMAH, Bangka Belitung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknologi Kebumian dan
Energi Universitas Trisakti: Tidak Diterbitkan.

TUGAS EKONOMI MINERAL

Review Skripsi Pembiayaan Tambang Melalui IPO


Diajukan untuk memenuhi tugas Ekonomi Mineral

Disusun oleh:
Bella Puspa Octaviani

NIM: 11160980000044

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016

Anda mungkin juga menyukai