Anda di halaman 1dari 7

1.

Judul
Judul dalam kerangka konsep ini adalah Hubungan Kejadian Partus
Prematur Dengan Paritas di Rumah Sakit Camatha Sahidya Kota Batam
Periode Maret-April Tahun 2016.
2. Kerangka Konsep

Inkompetensi
serviks

Infeksi

Perdarahan
antepartum

Usia
Kondisi
Sosioekonomi

Interval
kehamilan
Riwayat partus
prematur

Desidua &
fetal
membrane

Kehamilan
multiple

Faktor
Sosio
Demografik

Faktor idiopatik
Preeclampsia

Faktor psiko-sosial:
Kecemasan dan
Depresi,
Stres,
Pekerjaan ibu,
Perilaku ibu

Paritas

Partus Prematur

: Variabel Moderate

: Hubungan variabel Tergantung

: Variabel Bebas & Tergantung

: Hubungan variabel kendali

: Variabel Antara

: Hubungan variabel moderate

: Variabel Kendali

: Hubungan variabel bebassss

3. Peran dan Kedudukan Masing-Masing Variabel


3.1. Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2010).
3.2. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas (independent) ini merupakan variabel yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Aziz, 2007).


Variabel bebas (independent) dalam kerangka konsep ini adalah
Paritas.

3.3.Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat (dependent) ini merupakan variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz, 2007).


Variabel terikat (dependent) dalam kerangka konsep ini adalah Partus
Prematur.

3.4. Variabel Intervening (antara)

Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di
antara

variabel

independen

dan

dependen,

sehingga

variabel

independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya


variabel dependen (Achmadi, 2004).

Variabel Intervening dalam kerangka konsep ini adalah Desidua dan


Fetal membrane.

3.5. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang karena fungsinya ikut


mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas

dengan variabel tergantung (Achmadi, 2004).


Variabel Moderator dalam kerangka konsep ini adalah Interval
kehamilan.

3.6. Variabel kendali

Variabel kendali adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali)


atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai
kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel
moderator, juga seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut

berpengaruh terhadap variabel tergantung (Achmadi, 2004).


Variabel kendali dalam kerangka konsep ini adalah Inkompetensi
serviks, Riwayat partus premature, Kehamilan multiple, Preeclampsia,
Infeksi, Perdarahan antepartum, Usia, Kondisi Sosioekonomi, Faktor
SosioDemografik, Faktor idiopatik, Faktor psiko-sosial (Kecemasan
dan Depresi, Stres, Pekerjaan ibu, Perilaku ibu).

4. Landasan Teori dan Konsep Biologis


Menurut hasil penelitian di Semarang Kejadian partus prematur di Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum tahun 2010 (periode Januari Desember 2010)
berdasarkan paritas yaitu 50,6 % adalah ibu yang mempunyai paritas berisiko
(paritas 1 dan >3) dan 49,4 % adalah ibu yang mempunyai paritas tidak berisiko
(paritas 2-3). (Martina Dewi Wijayanti, 2010)

4.1. Definisi
3

4.1.1 Persalinan Prematur ( Partus Prematur)


Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari sejak hari
pertama haid terakhir (C.Hubinont, 2011). Partus prematurus atau persalinan
prematur juga diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur
disertai pendataran dan atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita
hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari)
dari hari pertama haid terakhir (Oxorn, 2010). Himpunan Kedokteran
Fetomaternal (POGI) di Semarang menetapkan bahwa persalinan preterm
adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22 37 minggu (Rima,
2010).
4.1.2 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup. 34 Paritas dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan yaitu :
1) Nulipara, adalah seorang wanita yang belum pernah menyelesaikan kehamilan
melewati gestasi 20 minggu.

2) Primipara, yaitu seorang wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi yang
lahir hidup atau meninggal dengan perkiraan lama gestasi 20 minggu atau
lebih.
3) Multipara, adalah seorang wanita yang pernah menyelesaikan dua atau lebih
kehamilan hingga 20 minggu atau lebih.
Jumlah paritas merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
kelahiran prematur karena jumlah paritas dapat mempengaruhi keadaan
kesehatan ibu dalam kehamilan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Jerman tahun 2004 didapatkan data bahwa pada wanita primipara angka
kejadian kelahiran prematur lebih besar yaitu 9,5%, sedangkan angka kejadian
pada multipara adalah sebesar 7,5%. Hal ini di karenakan oleh kenyataan
bahwa wanita multipara akan mencari pengetahuan yang lebih untuk
menghindari risiko yang akan terjadi pada kehamilan berikutnya berdasarkan
pengalaman dari proses persalinan sebelumnya, sehingga dapat mengurangi
risiko persalinan berikutnya. (Rima, 2010).

4.2 Epidemiologi
4

Kejadian persalinan preterm tidak merata disetiap wanita hamil. Dari


suatu penelitian didapatkan bahwa kejadian persalinan preterm pada wanita
dengan kulit hitam adalah 2 kali lebih banyak dibandingkan ras lain di
Amerika Serikat. Penyebab prematuritas adalah terkait multifaktorial.
Persalinan preterm wanita kulit putih lebih banyak berupa persalinan preterm
spontan dengan selaput ketuban utuh, sedangkan pada wanita kulit hitam
umumnya didahului dnegan ketuban pecah dini. Persalinan preterm juga dapat
dibagi menurut usia kehamilan, sekitar 5% persalinan preterm terjadi pada
usia kurang dari 28 minggu (extreme prematurity), sekitar 15% terjadi pada
usia kehamilan 28-31 minggu (severe prematurity), sekitar 20% pada usia 3233 minggu (moderate prematurity), dan 60-70% pada usia 34-36 minggu
(near term) (Rima, 2010.)
Diperkirakan terdapat 12.870 persalinan preterm per 1000 kelahiran di
seluruh dunia (9,6%), di USA kejadian persalinan preterm adalah 12 -13%. di
Afrika terdapat 4.047 persalinan preterm per 100 kelahiran (11,9%) di Eropa
sebesar 466 per 1000 kelahiran (6,2%), di Asia 6.097 per 1000 kelhiran atau
9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%) (Stacy et al,
2010). Angka kejadian persalinan prematur di Indonesia pada taun 1983
adalah 18,5% dan pada tahun 1995 menurun menjadi 14,2%. Menurut data
terakhir pada tahun 2005 jumlah persalinan prematur di Indonesia adalah 10%
(Oxorn, 2010).

4.3 Etiologi
Saat ini, telah diketahui bahwa penyebab persalinan preterm
multifaktorial dan sesuai dengan usia kehamilan. Diantaranya ialah:
1. Perdarahan desidua (misalnya abrupsi),
2. Distensi berlebih uterus (misalnya, pada kehamilan multipel atau
polihidramnion),
3. Inkompetensi serviks (misalnya, trauma dan cone biopsy),
4. Distorsi uterus (misalnya, kelainan duktus Mullerian atau fibroid uterus),
5. Radang leher rahim (misalnya, akibat vaginosis bakterialis atau
trikomonas),

6. Demam/inflamasi maternal (misalnya akibat infeksi asenden dari traktus


genitourinaria atau infeksi sistemik),
7. Perubahan hormonal, yaitu aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisisadrenal, baik pada ibu maupun janin (misalnya, karena stres pada ibu
atau janin), dan
8. Insufisiensi uteroplasenta (misalnya, hipertensi, diabetes tipe I,
penyalahgunaan obat, merokok, atau konsumsi alkohol) (Cunningham,
2012).

4.4 Faktor Resiko


Meskipun patofisiologi persalinan preterm kurang dapat dipahami,
namun terdapat banyak faktor risiko yang diketahui berperan pada persalinan
preterm, dan pengetahuan terhadap adanya faktor risiko ini penting dalam
menilai kemungkinan terjadinya persalinan preterm. Berikut beberapa faktor
risiko terjadinya persalinan preterm:
Faktor risiko mayor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kehamilan multipel
Polihidramnion
Anomali uterus
Dilatasi serviks > 2 cm pada kehamilan 32 minggu
Riwayat abortus 2 kali atau lebih pada trimester kedua
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Riwayat menjalani prosedur operasi pada serviks (cone biopsy, loop

electrosurgical excision procedure)


8. Penggunaan cocaine atau amphetamine
9. Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
10. Operasi besar pada abdomen setelah trimester pertama.
Faktor risiko minor
1.
2.
3.
4.
5.

Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu


Riwayat pielonefritis
Merokok lebih dari 10 batang perhari
Riwayat abortus satu kali pada trimester kedua
Riwayat abortus > 2 kali pada trimester pertama.
faktor risiko lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat sosio-biologi

(seperti usia ibu, jumlah anak, obesitas, status sosioekonomi yang rendah,
ras, stres lingkungan) dan komplikasi kehamilan lainnya (seperti infeksi
6

maternal, preeklamsia-eklamsia, plasenta previa, kehamilan yang diperoleh


melalui bantuan medikasi, terlambat atau tidak melakukan asuhan
antenatal). (Cunningham, 2012).

Anda mungkin juga menyukai