Anda di halaman 1dari 88

DIKLAT FUNGSIONAL

PEJABAT FUNGSIONAL
PEMERIKSA DOKUMEN

Disusun Oleh:

Surono, S.Sos., M.Si. (Widyaiswara Muda)


M. Jafar, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011

DIKLAT FUNGSIONAL

PEJABAT FUNGSIONAL
PEMERIKSA DOKUMEN

Disusun Oleh:

Surono, S.Sos., M.Si. (Widyaiswara Muda)


M. Jafar, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

ii

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI.

ii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.

vi

PETA KONSEP MODUL

vii

PENDAHULUAN
1

Deskripsi Singkat .......................... 1

Prasyarat Kompetensi....................

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar............

Relevansi Modul..............................................

KEGIATAN BELAJAR
1

Kegiatan Belajar 1
1.1.

Uraian dan Contoh


a. Latar Belakang Perdagangan Internasional...

b. Praktek Perdagangan Internasional..

c. Neraca Pembayaran Internasional.... 12

1.2.

Latihan .

16

1.3.

Rangkuman.

16

1.4.

Tes Formatif 1.

18

1.5.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.............. 21

Kegiatan Belajar 2
2.1.

Uraian dan Contoh


a. Gambaran Umum Transaksi Perdagangan
Internasional.......

22

b. Mekanisme Kontrak Perdagangan..

25

c. Mekanisme Penyerahan Barang

34

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

iii

d. Mekanisme Pembayaran

41

2.2.

Latihan .........................................................................

62

2.3.

Rangkuman....

63

2.4.

Tes Formatif 2

64

2.5.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut...

66

PENUTUP..

67

TES SUMATIF.

68

KUNCI JAWABAN

72

DAFTAR ISTILAH

73

DAFTAR PUSTAKA

79

iv

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

DAFTAR TABEL

Nomor
1.1

1.2

Judul Tabel

Halaman

Profil Perdagangan Dunia (Lima besar Dunia dan


negara ASEAN) Tahun 2007 ................................

10

Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2005 2008.

15

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Gambar

Halaman

1.1

Faktor-Faktor Dasar dalam Teori Diamond.....

2.1

Alur Proses Transaksi Perdagangan Internasional................

23

2.2

Alur Proses Terjadinya Sales Contract

26

2.3.

Bentuk Sales Contract Korespondensi

30

2.4

Bentuk Sales Contract Proforma Invoice

31

2.5

Bentuk Sales Contract Printed Short Form

33

2.6

Skema Incoterms 2000..

41

2.7

Contoh Form Telegraphic Transfer ...................

44

2.8

Mekanisme Letter of Credit..

47

2.9

Contoh Irrevocable Confirmed L/C..

50

2.10

Contoh Red Clause L/C

54

2.11

Contoh Negotiable L/C.

58

2.12

Mekanisme Standby L/C..

59

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Sebelum anda mempelajari modul transaksi perdagangan internasional ini,


sebaiknya anda membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan berikut ini.
1)

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pada modul Teknik Perdagangan
Internasional, pertama kali anda perlu membaca dan memahami peta
konsep modul yang kami berikan. Peta konsep ini memberikan pemahaman
mengenai kompetensi apa saja yang harus dikuasai hingga tercapai standar
kompetensi yang diinginkan.

2)

Untuk mempelajari modul ini hendaknya anda mengkomparasi antara teori


yang diberikan dengan praktek-praktek umum perdagangan, dengan jalan
mengakses informasi perdagangan melalui media-media informasi, seperti:
internet, surat kabar, televisi dan sebagainya.

3)

Materi Modul ini disusun untuk mendukung proses pembelajaran mata diklat
Teknik Perdagangangan Internasional, dengan alokasi waktu belajar
sebanyak 6 Jam Pelajaran (6 JP). Pengertiannya bahwa materi modul ini
akan diselesaikan selama kurang lebih 270 Jam Pelajaran (@ 45 menit).
Agar lebih efektif, sebaiknya anda mempelajari secara mandiri terlebih
dahulu pokok bahasan yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran
di kelas.

4)

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman (TP) Anda pada modul
ini, pada tiap-tiap selesai kegiatan belajar telah tersedia tes formatif dan
pada akhir modul ini telah tersedia tes sumatif sebagai sarana untuk
mengukur hasil belajar Anda secara mandiri.

5)

Demi mencapai tujuan hasil pembelajaran yang optimal pada peserta diklat,
para Widyaiswara dengan tangan terbuka siap untuk membantu Anda baik di
kelas maupun di luar kelas untuk memahami materi-materi yang tersaji
dalam modul ini.

vii

DIKLAT
DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

PETA KONSEP

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

A. PENDAHULUAN

1.

Deskripsi Singkat

Modul Transaksi Perdagangan Internasional ini


secara khusus disusun untuk digunakan oleh para
peserta diklat pejabat fungsional pemeriksa dokumen
(PFPD). Dalam kurikulum diklat dijelaskan bahwa mata
pelajaran

transaksi

perdagangan

internasional

merupakan mata pelajaran pendukung dengan jumlah jam pelajaran (JP)


sebanyak 6 JP. Untuk itu materi modul ini disusun secara singkat dan lebih
banyak mengedepankan wawasan terhadap konsepsi dan praktek perdagangan
internasional.
Pada kegiatan belajar 1, pokok bahasan yang kami uraikan adalah konsep
teoritik perdagangan internasional. Pokok bahasan tersebut akan mencakup
materi mengenai wawasan konseptual perdagangan internasional, praktek
perdagangan internasional dewasa ini dan konsepsi neraca pembayaran
internasional.
Pada kegiatan belajar 2, akan kami uraikan secara singkat mekanisme
transaksi perdagangan internasional. Untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh, pembahasan topik tersebut kami awali dengan memberikan alur
proses transaksi perdagangan internasional. Selanjutnya secara parsial akan
dijelaskan dengan lengkap mengenai 3 hal utama dalam mekanisme transaksi
perdagangan internasional, yaitu :
a.

Mekanisme kontrak perdagangan (sales of contract);

b.

Mekanisme syarat penyerahan barang (terms of trade); dan

c.

Mekanisme pembayaran atas transaksi perdagangan internasional (terms of


payment).

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

2. Prasyarat Kompetensi
Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi
awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut :
a.

Lulusan DPT III Kepabeanan dan Cukai, DTSD Kepabeanan dan Cukai dan
Prodip III Bea dan Cukai

b.

Memiliki pangkat minimal Penata Muda Tk.I (Gol. III/b) dengan usia
maksimal 50 Tahun

c.

Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat

3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)


Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
teknik perdagangan internasional khususnya yang berkaitan dengan Transaksi
Perdagangan Internasional
Kompetensi Dasar :
Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah mempelajari modul
ini, adalah sebagai berikut :
a.

Peserta mampu menjelaskan konsep teoritik perdagangan internasional.

b.

Peserta mampu menjelaskan transaksi perdagangan internasional.

4. Relevansi Modul
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat
adalah sebagai berikut :
a. Materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang mengenai
transaksi

perdagangan

internasional

sehingga

akan

melengkapi

pengetahuan calon Pejabat Fungsional Pemeriksaan Dokumen khususnya


yang berkaitan dengan tugas pelayanan customs clearence.
b. Materi Modul ini telah disesuaikan dengan perkembangan instrumen
pengaturan perdagangan internasional yang terkini sehingga
memberikan
internasional.

gambaran

terkini

mengenai

transaksi

akan

perdagangan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

KEGIATAN
BELAJAR

B. KEGIATAN BELAJAR

KONSEP TEORITIK
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu:
1) Menjelaskan konsepsi perdagangan internasional
2)

Menjelaskan praktek perdagangan internasional dewasa ini

3)

Menjelaskan neraca pembayaran internasional

1.1. Uraian dan Contoh

a.

Latar Belakang Perdagangan


Internasional

S ejarah

perdagangan

modern

diawali

dengan era sistem perekonomian tertutup, dimana


pertukaran barang dan jasa berlangsung secara sederhana dalam lingkup
domestik. Seluruh kebutuhan hidup harus diproduksi sendiri oleh negara
tersebut. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kebutuhan hidup manusia turut berkembang pesat seakan tidak terbatas,
sedangkan kemampuan menghasilkan barang dan jasa suatu negara sangat

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

terbatas. Pada akhirnya kondisi ini mendorong adanya pertukaran barang dan
jasa dengan bangsa lain yang akan merubah sistem perekonomian negara
menjadi sistem perekonomian terbuka.
Pertanyaan awal yang patut dikemukakan terhadap topik bahasan ini
adalah, mengapa suatu bangsa atau suatu negara melakukan perdagangan
internasional, bukannya menikmati semua hasil produksinya sendiri? Uraian
berikut memberikan penjelasan beberapa alasan logis yang melatarbelakangi
kegiatan pertukaran dagang antar bangsa .
1). Keragaman Sumber Daya Alam.
Pada kenyataannnya tidak mungkin suatu negara memiliki sumber daya
yang super lengkap tanpa kekurangan suatu apapun. Perdagangan antar negara
adalah suatu keniscayaan oleh karena adanya keterbatasan sumber daya yang
dimiliki oleh setiap negara dan juga keterbatasan setiap negara dalam
memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, Singapore sebagai negara
dengan sumber daya alam yang sangat terbatas namun memiliki keunggulan
daya saing dari sisi lainnya. Keunggulan sektor jasa membuat Singapore mampu
bersaing dalam perdagangan internasional.
Keragaman sumber daya alam Ini berhubungan erat dengan faktor
endowment, yaitu anugerah karunia Tuhan yang telah dimiliki secara alamiah
oleh sebuah negara. Negara-negara Timur Tengah memiliki kekayaan alam
berupa minyak bumi, negara-negara kepulauan memiliki kekayaan hasil laut,
negara-negara tropis memiliki hutan yang luas dan curah hujan yang cukup
tinggi, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan contoh-contoh faktor
endowment yang dimiliki oleh setiap negara dan bersifat unik.
Negara yang memiliki karakteristik sumber daya alam tertentu kemudian
memanfaatkannya dengan menghasilkan produk-produk yang menjadi ciri khas
negara tersebut. Misalnya, Thailand dengan kekayaan budidaya pertaniannya
menspesialisasikan diri menjadi negara penghasil produk pertanian (agro bisnis)
dan menjadi pengimpor untuk produk-produk teknologi yang dihasilkan oleh
negara-negara

dengan

spesialisasi

industri.

Poin

penting

yang

harus

digarisbawahi disini adalah bahwa keragaman sumber daya alam yang dimiliki
oleh masing-masing negara akan menciptakan spesialisasi dalam produksi dan
tentunya akan mendorong negara tersebut untuk melakukan pertukaran dengan
negara lain.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

2). Pergeseran Selera


Dampak yang dirasakan dari kemudahan teknologi informasi dewasa ini
adalah bahwa setiap orang di belahan bumi manapun akan mudah mengakses
informasi-informasi baru mengenai negara lain, baik yang berkaitan dengan
budaya, pola makan, pola berpakaian, maupun atribut-atribut yang lain.
Gencarnya iklan promosi dan ekspansi usaha yang dilakukan oleh pebisnis dunia
berdampak kepada pola makan, pola berpakaian, maupun atribut-atribut lain.
Orang Indonesia sekarang ini mulai banyak yang menggemari makanan
fastfood semacam fried chicken yang berasal dari negeri paman sam, Amerika.
Orang Amerika dan bangsa-bangsa Barat menyukai rempah-rempah yang
berasal dari Tanzania. Orang Afrika membutuhkan minyak dari Kuwait. Orang
Arab gemar menggunakan produk-produk elektronik buatan Jepang. Orang
Jepang senang berlibur ke Bali. Barang kerajinan Bali dan seni budaya Bali
diekspor dan dipertunjukan ke manca negara.

Interaksi yang aktif diantara

bangsa-bangsa di dunia mengakibatkan pergeseran selera dari masyarakat di


berbagai negara. Pada akhirnya pergeseran selera tersebut menciptakan
pertukaran perdagangan diantara mereka.
3). Prinsip Keunggulan Absolut
Ahli-ahli

ekonomi

secara

sederhana

memandang

perdagangan

internasional sebagai perluasan dari perdagangan domestik. Perdagangan


internasional dapat diartikan sebagai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa
yang terjadi melampaui batas-batas negara. Pada dasarnya perdagangan
diperlukan karena tidaklah mungkin setiap individu, wilayah, atau negara
melakukan swasembada untuk semua jenis kebutuhannya. Selain sama sekali
tidak efisien, tidak semua sumber daya yang diperlukan untuk swasembada
dapat diperoleh seluruhnya di wilayah atau negara tersebut.
Prinsip keunggulan absolut yang dikemukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nations pada tahun 1776, berkaitan erat dengan biaya
produksi yang harus diperhitungkan dalam memproduksi suatu produk. Jika
negara-negara melakukan spesialisasi, maka skala ekonomis akan tercapai dan
biaya produksi per unit akan semakin murah. Produksi barang dan jasa tertentu
cenderung difokuskan pada negara tertentu, yang memiliki spesialisasi untuk
barang dan jasa tersebut.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

4)

Prinsip Keunggulan Komparatif


Alasan

lain

yang

melatarbelakangi

negara-negara

melakukan

perdagangan, berkaitan dengan prinsip keunggulan komparatif. Suatu negara


memiliki keuntungan komparatif jika negara tersebut mampu memproduksi
barang yang relatif lebih efisien dibandingkan negara lainnya. Negara-negara
akan mengkhususkan diri dalam memproduksi barang-barang yang memiliki
keunggulan komparatif, dan akan memperdagangkannya dengan negara
lain. Sokongan sumberdaya alam yang merupakan faktor endowment dari suatu
negara merupakan sumber utama keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif

dikembangkan pertama kali oleh David

Ricardo melalui bukunya The Principles of Political Economy and Taxation yang
ditulis pada tahun 1817. Pandangan Ricardo dapat dianggap sebagai kritik dan
sekaligus penyempurnaan atas teori keunggulan mutlak dari Adam Smith. Dalam
penjelasan teori tersebut, Ricardo mengambil contoh mengenai penggunaan
tenaga kerja di negara Portugis dan Inggris (Pratomo, 2007)
Filosofi yang bisa diambil dari teori Ricardo ini adalah

bahwa setiap

negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada produksi


dan melakukan ekspor terhadap produk yang dapat diproduksinya pada biaya
yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada
biaya yang relatif lebih mahal. Spesialisasi produksi suatu negara terhadap
produk tertentu harus dilandasi pada keunggulan komparatif yang dapat
menciptakan biaya relatif yang lebih murah. Sumber keunggulan komparatif
tersebut terletak pada perbedaan kemampuan teknologi antar negara.
Pandangan

Ricardo

sebagaimana

dijelaskan

di

atas,

mendapat

pertentangan dari ekonom pada era sesudahnya. Krugman and Obstfel 1984
(Yusdja, 2004) berpendapat bahwa semakin maju suatu negara yang dicirikan
dengan semakin kompleks keunggulan komparatif yang dimilikinya, maka
semakin tidak mudah bagi negara tersebut untuk melakukan spesialisasi. Inilah
jawaban, mengapa Amerika, Uni Eropa dan Jepang selalu mempertahankan
subsidi kepada petani. Jepang selalu mempertahankan subsidi kepada petani
dan bersikeras melarang impor beras untuk menghindarkan protes kemarahan
dari petani yang enggan pindah ke sektor lain.
Hal lain yang perlu diingat bahwa teori Ricardo dibangun oleh sejumlah
asumsi, antara lain adalah : kedua negara masing-masing memproduksi dua

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

jenis produk dengan hanya menggunakan satu faktor produksi saja, pasar
barang di kedua negara dalam kondisi persaingan sempurna, kedua komoditi
yang diproduksi bersifat identik (homogen), tidak ada unsur biaya transportasi
dalam

perpindahan

komoditi,

tujuan

produsen

adalah

memaksimalkan

keuntungan sedangkan bagi konsumen adalah memaksimalkan kepuasan


(Pratomo, 2007).
5)

Prinsip Keunggulan Daya Saing


Konsep-konsep perdagangan internasional yang dikemukakan para

ekonom klasik sepertinya belum cukup menjawab pertanyaan besar mengenai


latar belakang perdagangan internasional. Beberapa ahli pada era berikutnya
seperti Hecksher-Ohlin (1933), Dixit-Norman (1980), Lancaster (1980), Krugman
(1984), Helpman (1981) dan Michael Porter (1998) juga memberikan pandangan
dan konsep teoritik yang melatarbelakangi perdagangan internasional.
Salah satu konsep modern yang memberikan pandangan baru mengenai
perdagangan internasional adalah konsep keunggulan daya saing yang
dikemukakan oleh Porter (1998). Porter dalam bukunya The Competitive
Advantage of Nations mengembangkan sebuah model keunggulan daya saing
yang dapat menjelaskan mengapa suatu negara lebih kompetitif dibanding
negara lainnya. Model keunggulan daya saing Porter dikenal dengan istilah teori
diamond.
Menurut konsep teori diamond oleh Porter (Pratomo, 2007), lokasi pusat
kegiatan (national home base) suatu perusahaan akan menentukan daya saing
perusahaan tersebut dalam kompetisi internasional. Mengapa daya saing
tergantung pada lokasi kegiatan? Hal ini berkaitan dengan kemampuan suatu
lokasi dalam menyediakan empat faktor dasar yang dapat mendorong daya saing
suatu perusahaan. Keempat faktor dasar tersebut adalah:
1)

Faktor kondisi, adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor produksi


yang dimiliki oleh suatu negara, antara lain: sumber daya alam (SDA),
knowledge, modal, dan infrastruktur. Kekuatan sumber daya yang dimiliki
suatu bangsa tidak seluruhnya merupakan anugerah alam (endowment),
namun dapat diciptakan, dibangun atau dikembangkan. Insiatif politik,
kemajuan teknologi dan perubahan sosial merupakan hal-hal yang
menentukan kualitas faktor kondisi suatu negara.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

2)

Faktor Permintaan domestik, adalah hal-hal yang berkaitan dengan


permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara. Suatu
negara dapat memiliki keunggulan daya saing di pasar atau industri tertentu
apabila permintaan domestiknya

jelas. Permintaan domestik itu sendiri

dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu: komposisi keinginan dan kebutuhan


konsumen; jangkauan dan tingkat pertumbuhan pasar; dan mekanisme yang
menyalurkan kebutuhan dan keinginan konsumen domestik ke pasar
internasional.
3)

Faktor-Faktor industri pendukung, yaitu ada tidaknya industri-industri


pemasok bahan baku dan industri pendukung yang kompetitif dalam
persaingan internasional. Industri pemasok yang kompetitif akan berperan
penting

terhadap

pengembangan

industri

utama

terutama

untuk

memperkuat inovasi dan upaya internasionalisasi. Industri pendukung


merupakan industri yang secara bersama-sama dengan industri utama
melaksanakan kegiatan bisnis tertentu.
4)

Faktor strategi, struktur dan persaingan perusahaan, yaitu hal-hal yang


berkaitan dengan pola manajemen dan karakteristik persaingan usaha di
suatu negara. Faktor-faktor tersebut akan berbeda-beda kondisi dan
penerapannya di masing-masing negara. Hal ini akan menjadi keunggulan
daya saing dan sebaliknya akan menjadi faktor kelemahan terhadap suatu
perusahaan atau negara.
Konsep teori Diamond yang dikembangkan porter dapat diterapkan bukan

hanya oleh suatu negara namun dapat dikembangkan oleh setiap tataran
organisasi. Dalam konteks negara, pemerintah dapat memperkuat daya saing
dengan cara melakukan standardisasi kualitas`produk nasional dan mendorong
kerjasama antara pemasok dan pembeli di pasar domestik. Istilah teori diamond
berkaitan dengan tampilan visual keempat faktor tersebut yang struktur
korelasinya mirip dengan bentuk diamond, seperti Gambar 1.1. berikut ini

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

Gambar 1.1.
Faktor-Faktor Dasar dalam Teori Diamond

b.

Praktek Perdagangan Internasional Dewasa ini


Dewasa ini praktek perdagangan internasional sudah menjadi hal yang

sangat lazim dan telah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi setiap negara.
Perkembangan infrastruktur perdagangan baik yang bersifat kelembagaan formal
maupun informal telah mendorong dunia perdagangan ke arah globalisasi dan
liberalisasi. Sepertinya tidak ada satupun negara-negara di dunia yang sanggup
menahan laju globalisasi di seluruh sekor kehidupan.
Masing-masing negara memanfaatkan yang sebesar-besarnya keunggulan
masing-masing, baik yang bersifat absolut, komparatif maupun kompetitif. Bagi
negara-negara yang dianugerahi faktor endowment yang melimpah, sebagai
contoh: negara-negara Arab yang memiliki kekayaan SDA minyak bumi, maka
SDA tersebut menjadi keunggulan mutlak untuk menspesialisasikan diri pada
komoditi tersebut. Bagi Singapore yang memiliki keterbatasan SDA, maka
keunggulan yang dapat diciptakan adalah keunggulan daya saing negara.
Singapore mampu menjadi sentra perdagangan jasa yang paling maju di
kawasan Asia.
Bila kita melihat data statistik perdagangan dunia, ternyata tidak semua
negara-negara maju memiliki kemampuan memproduksi seluruh barang dan jasa
yang

diperlukan

bagi

rakyatnya.

Prinsip-prinsip

keunggulan

komparatif

menjadikan negara-negara maju enggan menciptakan sendiri produk-produk


yang dibutuhkan masyarakatnya. Tingginya upah buruh seringkali menjadi
alasan bagi negara maju untuk memindahkan lokasi pabrik mereka di negara-

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

10

negara berkembang atau di negara-negara dengan tingkat upah buruh yang


rendah.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh WTO untuk tahun 2007,
beberapa negara-negara maju yang mengalami defisit neraca perdagangan
antara lain adalah USA, UK dan Italy. Alasan logis untuk menjelaskan kondisi ini
adalah tuntutan efisiensi biaya, sehingga mereka lebih senang mengimpor dari
negara-negara yang lebih efisien tingkat biaya produksinya. Untuk komunitas
Asia Tenggara, negara-negara yang mengalami defisit neraca perdagangan
adalah Philipines, Vietnam dan Kamboja. Indonesia pada tahun 2007, mengalami
surplus perdagangan sekitar USD 25,63 Juta dan menduduki peringkat 32 dari
153 negara.
Tabel 1.1
Profil Perdagangan Dunia
(Lima Besar Dunia dan Negara ASEAN) Tahun 2007

NILAI PERDAGANGAN
NEGARA

IMPOR (CIF)
Germany

RANGKING DUNIA

DLM JUTA USD

KONTRIBUSI THD
EKSPOR DUNIA (%)

EKSPOR (FOB)

IMPOR

EKSPOR

1.0598,58

1.326,41

9,51

955,95

1.217,78

8,73

USA

2.020,40

1.162,48

8,33

Japan

621,09

719,77

5,11

France

553,40

615,23

3,97

Singapore

263,16

299,27

14

15

2,15

Malaysia

146,98

176,21

25

19

1,26

China

Thailand

140,80

153,10

26

25

1,10

Indonesia

92,38

118,01

32

32

0,85

Philipines

57,99

50,47

45

48

0,36

Vietnam

60,83

48,39

41

50

0,35

Brunei D.

2,10

7,67

144

88

0,05

Myanmar

3,25

6,26

126

92

0,04

Kamboja

5,50

4,10

102

105

0,03

Sumber : WTO, 2008

Kebangkitan era perdagangan bebas dimulai sejak berakhirnya perang


dunia kedua. Sebanyak 23 negara yang dimotori oleh negara-negara maju, pada
tahun 1947 berhasil menciptakan kesepakatan General Agreement on Tariffs and

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

11

Trade (GATT). Kesepakatan dalam GATT tersebut dilandasi oleh tiga prinsip
dasar, sebagai berikut:
1)

Resiprositas; pengertiannya bahwa perlakuan timbal balik antara negaranegara yang melakukan perdagangan (mitra dagang),

2)

Most

Favored nations,

menyepakati

GATT

pengertiannya

tidak

boleh

bahwa

negara-negara

yang

memberikan

keistimewaan

yang

menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu, dan


3)

Transparansi, pengertiannya bahwa perlakuan dan kebijakan tarif dan


perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara harus transparan agar
diketahui oleh negara-negara lain.
Kerjasama GATT terus dilanjutkan dengan berbagai putaran perundingan

selanjutnya secara berkesinambungan. Pada putaran perundingan di Uruguay


(Uruguay round) tahun 1995 berdasarkan kesepakatan dari 123 negara
dibentuklah World Trade Organization (WTO) dengan maksud untuk membangun
sistem perdagangan multilateral yang terintegrasi, viable dan bertahan lama.
Walaupun perkembangan perundingan dalam kerangka WTO belum mencapai
hasil yang adil terutama terhadap posisi tawar negara-negara berkembang
namun setidaknya WTO telah terbukti menjadi organisasi yang sangat
berpengaruh dalam liberalisasi perdagangan dunia (Pratomo, 2007).
Disisi lain peran swasta

dalam membangun sistem perdagangan

internasional juga memiliki andil yang sangat besar dan bahkan telah lebih
dahulu

memberikan

kontribusinya

terhadap

pembentukan

instrumen

perdagangan dunia. Berawal dari kesepakatan informal para pebisnis yang


mengawali kepentingan sektor swasta di Amerika Utara, Belgia, Britania, Italy
dan Perancis, pada tahun 1919 dibentuklah organisasi nirlaba International
Chamber of Commerce (ICC). Sekretariat Internasional organisasi ini berada di
Paris dan untuk menyelesaikan sengketa dagang internasional dibentuklah
Badan Arbitrase Internasional ICC (International Court of Arbitration) pada tahun
1923, yang bertujuan untuk mendengarkan dan menyelesaikan sengketa pribadi
antar pelaku perdagangan. Dewasa ini peran ICC telah meluas dan mewakili
organisasi bisnis di sekitar 140 negara.
Peran ICC yang utama adalah untuk melayani paktek perdagangan dunia
terhadap sektor swasta, mempromosikan perdagangan dan investasi global,
membuka pasar barang dan jasa, dan memberika akses terhadap arus bebas

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

12

pendapatan. Sebagai badan swasta internasional, ICC memiliki akses langsung


ke pemerintah nasional di seluruh dunia melalui komite nasionalnya. Produkproduk ICC berupa instrumen-instrumen perdagangan, telah dipakai oleh
kalangan bisnis dan memberikan panduan bagi pelaku bisnis yang akan
melakukan transaksi perdagangan internasional dengan pebisnis lain di seluruh
dunia.

c.

Neraca Pembayaran Internasional


Transaksi-transaksi perdagangan yang tercipta antar suatu negara dengan

negara lain akan mempengaruhi posisi kekayaan atau hutang piutang luar negeri
individu maupun institusi di negara yang bersangkutan. Setiap negara lazimnya
memiliki suatu Ihtisar pencatatan terhadap transaksi perdagangan yang
dilakukan oleh individu atau institusi di negara tersebut dengan pihak-pihak lain
di negara lain. Sederhananya dapat dijelaskan bahwa ihtisar pencatatan tersebut
akan memuat transaksi pemasukan (kredit) dan transaksi pengeluaran (debit)
yang disusun menjadi suatu neraca. Neraca inilah yang lazim disebut sebagai
Neraca Pembayaran Internasional (balance of international payments).
Reksoprayitno (1983) mendefinisikan neraca pembayaran internasional
sebagai suatu ihtisar yang tersusun secara sistematis yang memuat semua
transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yang dilakukan oleh penduduk negara
bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu. Suatu transaksi akan dimasukan
sebagai transaksi kredit dalam neraca pembayaran, apabila transaksi tersebut
akan menambah hak dari individu atau institusi di negara tersebut. Sebaliknya,
transaksi akan dicatat sebagi debit, apabila menimbulkan kewajiban bagi individu
atau institusi di negara tersebut.
Adapun komponen-komponen transaksi yang termasuk dalam neraca
pembayaran menurut Reksoprajitno (1983) mencakup hal-hal sebagai berikut :
1)

Transaksi perdagangan yang mencakup transaksi barang berwujud (visible


trade) dan jasa-jasa (invisible trade).

2)

Pendapatan Modal (income on investment), yaitu seluruh pendapatan yang


diperoleh dari investasi penduduk Indonesia di luar negeri (dalam bentuk
keuntungan, dividen atau bunga) dan penerimaan pendapatan oleh warga
negara asing yang menanamkan modalnya di Indonesia.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

3)

13

Transaksi-transaksi unilateral (unilateral transaction), adalah transaksi yang


bersifat hadiah, hibah (grant) atau bantuan dari luar negeri yang tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban.

4)

Penanaman modal langsung (direct investment), adalah transaksi saham


dan penjualan perusahaan secara lintas negara.

5)

Hutang piutang jangka panjang (Longterms loan), yang termasuk dalam


transaksi ini adalah semua transaksi kredit dalam jangka panjang, dengan
batasan waktu lebih dari satu tahun.

6)

Hutang Piutang jangka pendek (shorterm loan), yang termasuk dalam


transaksi ini adalah semua transaksi kredit dalam jangka pendek dengan
batasan waktu tidak lebih dari satu tahun.

7)

Sektor Moneter (monetary sector), yang termasuk dalam transaksi ini adalah
transaksi-transaksi pembayaran yang tercatat sebagai current account dan
investment account.
Secara sederhana kita dapat menganalisis dan menyatakan beberapa

transaksi perdagangan internasional berikut ini:


1)

Apabila pengusaha Indonesia mengimpor bahan baku dari luar negeri, maka
transaksi tersebut kita golongkan sebagai transaksi debit atas perdagangan
barang-barang (debit visible trade transaction).

2)

Apabila pengusaha Indonesia mengekspor crude palms oil (CPO) ke


negara-negara Eropa, maka transaksi ini kita golongkan sebagai transaksi
kredit atas perdagangan barang-barang (credit visible trade transaction).

3)

Apabila konsultan asing memberikan jasa konsultasi keuangan kepada salah


satu perusahaan di indonesia, maka transaksi tersebut digolongkan sebagai
transaksi debit atas perdagangan jasa (debit invisible trade transaction).

4)

Apabila warga negara Indonesia melakukan pembelian saham atau


perusahaan dari individu yang berasal dari luar negeri, maka transaksi
tersebut digolongkan sebagai transaksi debit atas penanaman modal
langsung (debit direct investment transaction).

5)

Apabila pemerintah Indonesia mendapat pinjaman dari International


Monetary Fund (IMF), maka transaksi tersebut digolongkan sebagai
transaksi debit atas hutang
transaction).

jangka

panjang (debit longterms loan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

14

Bentuk-bentuk neraca pembayaran internasional berbeda untuk masingmasing negara, tergantung pada sistem pembukuan anggaran yang diterapkan.
Khusus untuk konteks negara Indonesia, kita dapat melihat ikhtisar neraca
pembayaran tersebut dari sumber-sumber resmi sebagai berikut:
1)

Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


(RAPBN), yang disusun oleh pemerintah Indonesia setiap tahunnya.

2)

Laporan Tahun Pembukuan oleh Bank Indonesia, yang disusun setiap


tahun.

3)

Statistik ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan dua bulan sekali oleh
Bank Indonesia.

4)

Statistik Indonesia (Statistical yearbook of Indonesia) yang diterbitkan oleh


Biro Pusat Statistik dalam periode tahunan.
Contoh pada Tabel 1.2 berikut adalah neraca pembayaran Indonesia untuk

Tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang disampaikan oleh pemerintah
Indonesia dalam Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2009.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

15

Tabel 1.2.

Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN 2009

Berdasarkan data neraca pembayaran pada Tabel 1.4 tersebut kita dapat
mengetahui bahwa pada tahun 2007, Indonesia mengalami surplus neraca
perdagangan sekitar US$ 32 718 juta, tahun 2006 surplus sekitar US$ 29 660
juta, dan tahun 2005 surplus sekitar US$ 17 534 juta. Pengertian

surplus

perdagangan artinya bahwa nilai perdagangan ekspor kita lebih besar dibanding
perdagangan impornya. Hal ini berkaitan denganm transaksi perdagangan yang
mencakup perdagangan barang-barang berwujud (visible trade).

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

16

Untuk perdagangan jasa-jasa (invisible trade), negara kita mengalami


defisit neraca. Tahun 2005, defisit neraca jasa-jasa mencapai angka US$ 17 534
juta, tahun 2006 defisit neraca sebesar US$ 73 868 juta dan untuk tahun 2008
defisit neraca jasa meningkat menjadi US$ 22 353 juta. Hal ini menunjukan
bahwa negara kita masih lebih banyak menggunakan sektor jasa dari luar negeri
dibanding penyediaan jasa kita kepada luar negeri.
Berdasar

uraian

singkat

mengenai

konsep

neraca

pembayaran

internasional, kita dapat memahami performa perekonomian kita dalam kaitannya


dengan sektor luar negeri. Seluruh transaksi bisnis yang melibatkan sektor luar
negeri akan dicatat dalam satu ihtisar pencatatan sehingga hasilnya akan terlihat
dalam neraca pembayaran internasional masing-masing negara.

Idealnya,

transaksi perdagangan internasional yang dilakukan oleh segenap pelaku bisnis


hendaknya memberikan sumbangan positif terhadap neraca pembayaran negara
masing-masing.

1.2.

Latihan

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, anda diminta untuk me-review


kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut.
1)

Jelaskan pandangan Saudara mengenai alasan yang paling utama yang


mendasari terciptanya perdagangan antar negara !

2)

Jelaskan perbedaan yang paling prinsip antara teori keunggulan absolut


dengan teori keunggulan komparatif !

3)

Mengapa daya saing suatu negara menjadi salah satu faktor yang mampu
meningkatkan kemajuan perdagangan ? Jelaskan !

4)

Jelaskan komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam neraca


pembayaran internasional !

5)

Jelaskan sumber-sumber resmi pemerintah yang dapat menjadi rujukan


terhadap data neraca pembayaran Indonesia !

1.3.

Rangkuman

Sebagai summary dari kegiatan belajar 1, kami akan memberikan rangkuman


mengenai poin-poin penting yang semestinya mendapat perhatian anda semua.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

1)

17

Beberapa alasan yang melatarbelakangi terciptanya kegiatan perdagangan


internasional antara lain adalah :
 Keragaman Sumber Daya yang dimiliki masing-masing negara.
 Pergeseran selera sebagai akibat dari adanya kontak pergaulan dan
masuknya arus informasi dari negara-negara lain.
 Prinsip keunggulan mutlak.
 Prinsip keunggulan komparatif.
 Prinsip keunggulan daya saing.

2)

Teori keunggulan absolut yang dikemukakan oleh Adam Smith, berpendapat


bahwa bahwa setiap negara sebaiknya menspesialisasikan diri untuk
menciptakan seluruh produk yang memiliki keunggulan mutlak dalam
pengertian efisiensi biaya, bila dibandingkan dengan produk negara lain.

3)

Teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo,


memiliki pandangan yang sedikit berbeda dengan teori keunggulan absolut
walaupun memiliki ide dasar yang sama yaitu spesialisasi produk. Menurut
teori ini, tidaklah mutlak setiap negara melakukan spesialisasi atas seluruh
produk yang memiliki keunggulan dibanding negara lain. Untuk mencapai
hasil yang optimal, kapasitas produksi perlu difokuskan kepada salah satu
produk yang paling unggul dibandingkan produk negara lain.

4)

Teori diamond yang dikemukakan oleh Michael Porter menjelaskan prinsipprinsip keunggulan daya saing yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan
atau

negara

agar

dapat

memenangkan

kompetisi

perdagangan

internasional. Faktor kompetitif suatu negara tergantung pada empat faktor


utama, yaitu: (i) kondisi-kondisi faktor produksi; (ii) permintaan domestik, (iii)
industri pemasok dan pendukung, dan (iv) strategi, struktur dan persaingan
perusahaan.
5)

Praktek perdagangan internasional dewasa ini dilandasi oleh prinsip-prinsip


keunggulan komparatif dan daya saing. Setiap negara cenderung untuk
menspesialisasikan

produk ekspornya

pada

komoditi

yang

memiliki

keungulan komparatif maupun keunggulan daya saing di pasar internasional.


6)

Neraca pembayaran internasional merupakan ikhtisar yang tersusun secara


sistematis yang memuat semua transaksi ekonomi luar negeri yang
dilakukan oleh penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu.
Cakupan neraca pembayaran adalah: (i) transaksi perdagangan, (ii)

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

18

pendapatan modal, (iii) transaksi-transaksi unilateral, (iv) penanaman modal


langsung, (v) hutang piutang jangka panjang, (vi) hutang piutang jangka
pendek, dan (vii) sektor moneter.
1.4.

Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban atau pernyataan yang paling tepat !


1)

Negara-negara Arab mengandalkan minyak sebagai komoditi ekspornya,


Thailand terkenal dengan komoditi pertanian sebagai andalan ekspornya.
Prinsip di bawah ini sesuai dengan pernyataan tersebut yang merupakan
salah satu alasan perdagangan internasional.

2)

a. Keunggulan teknologi

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman sumber daya

d. Keunggulan komparatif

Indonesia mampu memproduksi padi lebih efisien dibanding Philipines.


Philipines mampu memproduksi jagung lebih efisien dibanding Indonesia.
Pada akhirnya Indonesia menspesialisasikan diri pada produksi padi
sedangkan Philipines menspesialisasikan diri pada produksi jagung.
Pernyataan ini sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

3)

a. Keunggulan absolut

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman sumber daya

d. Keunggulan komparatif

Berikut

ini adalah

prinsip-prinsip

yang

melatarbelakangi

terciptanya

perdagangan internasional, kecuali.

4)

5)

a. Keunggulan absolut

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman teknologi

d. Keunggulan komparatif

Ahli ekonomi yang terkenal dengan teori diamondnya adalah.


a. David Ricardo

c. Adam Smith

b. Krugman and Obstfeld

d. Michael Porter

Tidaklah mutlak setiap negara melakukan spesialisasi atas seluruh produk


yang memiliki keunggulan dibanding negara lain. Untuk mencapai hasil yang
optimal, kapasitas produksi perlu difokuskan kepada salah satu produk yang
paling unggul dibandingkan produk negara lain. Pernyataan tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

6)

a. Keunggulan absolut

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman teknologi

d. Keunggulan komparatif

Berikut ini adalah pernyataan yang sesuai dengan prinsip keunggulan daya
saing.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

19

a. Keunggulan daya saing sangat tergantung kepada kekayaan SDA.


b. Keunggulan daya saing sangat tergantung pada lokasi kegiatan usaha
(national home base).
c. Keunggulan daya saing menganjurkan spesialisasi produksi pada
komoditi yang paling efisien.
d. Keunggulan daya saing merupakan faktor endowment yang tidak dapat
diciptakan sendiri.
7)

Prinsip yang disepakati oleh anggota GATT untuk memberi perlakuan yang
sama kepada setiap negara dalam hal penerapan tarif dan perdagangan.

8)

a. Prinsip keadilan

c. Most favored nations

b. Prinsip transparansi

d. Resiprositas

Berikut adalah faktor-faktor daya saing suatu negara atau perusahaan,


kecuali.
a. Kondisi Faktor Produksi

c. Ketersediaan pasar luar


negeri

b. Faktor permintaan domestik

d. Ketersediaan industri
pemasok

9)

Alasan logis yang menjelaskan mengapa USA seringkali mengalami defisit


neraca perdagangannya.
a. Kemampuan teknologi yang terbatas

c. Minimnya bahan baku

b. Kemampuan inovasi rendah

d. Pertimbangan biaya
produksi

10) Ikhtisar yang tersusun secara sistematis yang memuat semua transaksi
ekonomi luar negeri yang dilakukan oleh penduduk negara bersangkutan,
untuk jangka waktu tertentu.
a. Neraca Perdagangan

c. Neraca Pembayaran

b. Neraca Anggaran

d. Neraca Ekonomi

11) Berikut ini adalah transaksi yang dilaporkan dalam neraca pembayaran,
kecuali.
a. transaksi perdagangan

c. pendapatan modal,

b. penanaman modal dalam negeri

d. hutang jangka panjang

12) Apabila pengusaha Indonesia mengimpor bahan baku dari luar negeri, maka
transaksi tersebut kita golongkan sebagai.
a. Credit visible trade transaction

c. Credit invisible trade

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

b. Debit visible trade transaction

20

d. Debit invisibel trade

13) Apabila warga negara Indonesia melakukan pembelian saham atau


perusahaan dari individu yang berasal dari luar negeri, maka transaksi
tersebut digolongkan.
a. Debit longterms loan transaction
b. Debit direct investment transaction
c. Credit longterms loan transaction
d. Credit direct investment loan transaction.
14) Apabila pengusaha Indonesia mengekspor crude palms oil (CPO) ke negaranegara Eropa, maka transaksi ini kita golongkan sebagai berikut.
a. Credit visible trade transaction

c. Credit invisible trade

b. Debit visible trade transaction

d. Debit invisibel trade

15) Pinjaman oleh IMF kepada pemerintah Indonesia untuk menstabilkan


perekonomian dalam negeri. Transaksi tersebut digolongkan sebagai berikut
a. Credit longterms loan transaction

c. Credit invisible trade

b. Debit longterms loan transaction

d. Debit shorterms loan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

21

1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan
agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci
jawaban yang kami sediakan. Hitunglah persentase tingkat pemahaman (TP)
anda, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar


x 100%
Jumlah Keseluruha n Soal

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau


sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan
belajar 1 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar
kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan pada
kegiatan belajar 2. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan
tabel berikut :

Tingkat Pemahaman

Skala Nilai

90 < TP 100%

Amat Baik

80 < TP

90%

Baik

70 < TP

80%

Cukup

60 TP

70%

Kurang

TP < 60

Kurang Sekali

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

22

KEGIATAN
BELAJAR

MEKANISME
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu:
1) Menjelaskan gambaran umum transaksi perdagangan internasional
2) Menjelaskan mekanisme kontrak perdagangan internasional;
3) Menjelaskan mekanisme penyerahan barang
4) Menjelaskan mekanisme pembayaran dalam perdagangan internasional;

2.1.

a.

Uraian dan Contoh

Gambaran Umum Transaksi Perdagangan Internasional

Proses

terjadinya

transaksi

perdagangan

internasional dibangun atas dasar kepercayaan yang


tinggi (trust) karena melibatkan institusi lintas negara.
Pembeli dan penjual harus mempertimbangkan faktorfaktor yang dapat menghambat perdagangan, seperti:
perbedaan hukum dagang di masing-masing negara,
profile atau track record mitra dagang dan banyak lagi faktor-faktor lainnya.
Tingkat resiko bisnis yang harus ditanggung jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan kegiatan perdagangan domestik.
Dalam proses transaksi perdagangan internasional setidaknya terdapat
tiga tahapan yang harus dijalani oleh pembeli dan penjual hingga terjadinya
transaksi diantara mereka. Ketiga tahapan tersebut adalah: (i) Kontrak
Perdagangan (sales contract) ; (ii) Penyerahan Barang (terms of trade) ; dan (iii)

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

23

Pembayaran (terms of payment). Secara sederhana alur proses transaksi


perdagangan internasional dapat kami ilustrasikan dalam Gambar 2.1. berikut ini.
Gambar 2.1.
Alur Proses Transaksi Perdagangan Internasional

Penjelasan:
1)

Transaksi perdagangan Internasional diawali dengan negosiasi antara


pembeli dan penjual. Proses negosiasi berlangsung melalui korespondensi
maupun dengan kontak langsung melalui jalur komunikasi.

Apabila

kesepakatan sudah dapat diterima oleh kedua belah pihak, maka


kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam kontrak jual-beli (sales
contract).
2)

Setelah kesepakatan sales contract ditandatangani dan dengan asumsi


mekanisme pembayaran yang disepakati adalah dengan letter of credit
(L/C), maka pihak yang harus melakukan kontak dengan bank pertama kali
adalah pihak pembeli. Pembeli berkewajiban untuk membuka kontrak L/C
dengan Issuing Bank.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

3)

24

Issuing bank yang umumnya telah memiliki hubungan dengan bank


korespondensi (advising bank) di negara penjual, akan meneruskan draft
L/C dimaksud untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak penjual.

4)

Advising bank akan menghubungi penjual untuk melakukan konfirmasi


terhadap L/C yang dibuka oleh pembeli.

5)

Penjual

yang

telah

mendapatkan

kepastian

mengenai

mekanisme

pembayaran yang akan diperolehnya, segera mempersiapkan barangbarang yang akan dikirim kepada pembeli.
6)

Penjual akan membuka kontrak pengangkutan dengan agen pengangkutan


barang (carrier) dengan kondisi syarat penyerahan barang (terms of trade)
sesuai kesepakatan yang tercantum dalam sales contract.

7)

Dalam mekanisme pengiriman barang tersebut, kewajiban penyelesaian


formalitas kepabeanan umumnya menjadi tanggung jawab penjual, kecuali
dalam sales contract dinyatakan lain. Atas penyerahan barang yang
langsung dimuat ke sarana pengangkut, penjual akan mendapatkan
dokumen bill of leading. Untuk penyerahan barang yang dilakukan di gudang
(belum dimuat ke sarana pengangkut), penjual akan menerima mates
receipt yang selanjutnya dapat ditukar dengan bill of leading setelah
pemuatan ke sarana pengangkut.

8)

Dokumen bill of leading

dan dokumen perdagangan lainnya (invoice,

packing list, certificate of origin dan lain-lain) akan diserahkan penjual


kepada pihak bank . Dalam kondisi ini, pihak bank dapat bertindak sebagai
confirming bank, negotiating bank, reimbursing bank atau paying bank
tergantung pada jenis L/C yang dibuka oleh pembeli.
9)

Apabila diasumsikan pihak bank bertindak sebagai paying bank, dokumendokumen

yang diserahkan penjual akan diteliti kelengkapan dan

persyaratannya. Bank akan memberikan pembayaran kepada penjual


sepanjang dokumen-dokumen yang diserahkan sesuai dengan syarat-syarat
L/C.
10) Paying bank akan meneruskan dokumen-dokumen sesuai syarat L/C
tersebut kepada issuing bank di negara pembeli.
11) Atas penyerahan dokumen-dokumen sesuai persyaratan L/C tersebut,
issuing bank akan memberikan pembayaran kepada paying bank.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

25

12) Issuing bank akan mengontak penjual setelah dokumen-dokumen sesuai


persyaratan L/C diterimanya.
13) Atas penyerahan dokumen-dokumen sesuai persayaratan L/C tersebut,
pembeli akan menyerahkan sejumlah pembayaran yang ditentukan.
14) Pembeli yang telah menerima dokumen atas barang yang dikirim akan
mengeluarkan
penimbunan

barang-barang
sementara

dari

dengan

kawasan

mengikuti

pabean

formalitas

atau
pabean

tempat
yang

ditentukan oleh otoritas kepabeanan.

b.

Mekanisme Kontrak Perdagangan (Sales Contract)

Penyusunan Sales Contract


Kontrak perdagangan (sales contract) pada dasarnya adalah perikatan
yang disepakati bersama oleh penjual dan pembeli terhadap proses jual-beli
yang mereka laksanakan. Tercapainya suatu kesepakatan perdagangan diawali
dengan proses negosiasi antara pembeli dan penjual. Proses negosiasi dapat
dilaksanakan melalui mekanisme korespondensi maupun melalui kontak fisik
secara langsung. Bahkan, dengan semakin majunya teknologi informasi dan
komunikasi, proses negosiasi perdagangan dilaksanakan secara online tanpa
membutuhkan lagi kontak fisik.
Pihak mana yang akan memulai kontak negosiasi terlebih dahulu, sangat
tergantung dari situasi dan kondisi kepentingan masing-masing pihak. Sebagai
contoh, apabila pembeli tidak saling mengenal dan kepentingan penjual lebih
besar untuk terjadinya suatu transaksi perdagangan, maka penjual akan
memberikan penawaran terlebih dahulu kepada calon pembeli di luar negeri.
Begitu pula ketika minat atau kepentingan pembeli lebih besar dibandingkan
dengan penjual, maka calon pembeli yang mengambil inisiatif kontak terlebih
dahulu (Hutabarat, 1994).
Secara sederhana, rangkaian proses negosiasi antara penjual dan
pembeli yang dilaksanakan melalui proses korespondensi diilustrasikan dalam
Gambar 2.2 sebagai berikut:

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

26

Gambar 2.2
Alur Proses Terjadinya
Sales Contract

Penjelasan:
1)

Dalam contoh ini, diasumsikan bahwa kontak negosiasi pertama dibuka oleh
calon pembeli. Untuk itu pembeli akan mengirimkan permintaan penawaran
(require offer) kepada penjual. Inti permintaannya adalah informasi
ketertarikan pembeli terhadap produk yang dijual dan permintaan agar
penjual mengirimkan penawaran kepadanya.

2)

Atas

dasar permintaan penawaran

pembeli tersebut, penjual akan

memberikan respon jawaban yang intinya merupakan penawaran (offer)


terhadap barang yang diminati oleh pembeli. Bentuk penawaran yang
diberikan dapat bersifat free offer, dimana penjual hanya mencantumkan
catatan harga barang yang sifatnya tidak mengikat atau firm offer, dimana
penjual menentukan harga dan persyaratan lainnya secara mengikat (price
list).
3)

Respon pembeli terhadap penawaran dari pihak penjual ini dapat berupa
penerimaan (acceptance) atau dalam hal penawaran dianggap belum
sesuai, pembeli dapat mengajukan negosiasi ulang dengan mengirimkan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

penawaran balik (counter offer).

27

Proses korespondensi yang sifatnya

counter offer dapat terjadi berulang kali hingga dicapai kesepakatan


persyaratan.
4)

Pada akhirnya penjual akan mengajukan penawaran terakhir (final offer)


setelah penawaran sebelumnya ditolak atau belum disepakati pembeli.
Penawaran final ini merupakan titik kritis yang menentukan apakah sales
contract dapat disepakati kedua belah pihak atau tidak.

5)

Apabila pembeli telah menyepakati tawaran terakhir penjual, maka bentuk


akseptasi tersebut dilanjutkan dengan pengajuan surat pesanan (order
sheet) kepada penjual dan harus segera mendapat konfirmasi dari pihak
penjual.

6)

Dalam hal ini penjual dapat bertindak dengan cara menandatangani


tembusan dari surat pesanan tersebut sebagai konfirmasi, atau dapat pula
secara khusus membuat dokumen sales contract atau sales note yang harus
ditandatangani kedua belah pihak.
Sales contract yang disepakati oleh penjual dan pembeli umumnya berisi

cakupan syarat penyerahan barang, jumlah barang, mutu, harga, tanggal


pengapalan, metode pembayaran dan data-data lain yang dibutuhkan. Setelah
mencapai titik kesepakatan (sales contract), penjual dan pembeli harus
mewaspadai status kontrak perdagangan dan status masing-masing perusahaan.
Bagi penjual, yang patut diwaspadai adalah kebenaran dan keabsahan
surat permintaan pesanan yang dibuat oleh pembeli. Apakah status perusahaan
pembeli betul-betul bonafide atau hanya perusahaan fiktif saja. Hal lain yang
perlu mendapat perhatian adalah status penandatangan order, apakah memang
si penandatangan memiliki kewenangan untuk membuat pesanan.
Di lain pihak, pembeli juga harus mewaspadai resiko yang dapat
ditimbulkan terhadap

posisi kontrak dan status perusahaan penjual. Pembeli

harus memastikan bahwa suatu order sudah dianggap lengkap dan dapat
disetujui oleh penjual. Untuk itu konfirmasi persetujuan (acceptance) pihak
penjual harus diberikan dan didokumentasikan baik secara tertulis maupun
secara elektronik.
Beberapa

transaksi perdagangan internasional kadang

kala

tidak

memerlukan persetujuan yang didokumentasikan, namun cukup dengan


pernyataan kesepakatan secara lisan. Tentunya kondisi ini hanya dimungkinkan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

28

apabila pembeli dan penjual telah saling mengenal. Kesalahan kecil saja yang
diakibatkan oleh proses negosiasi yang tidak sempurna, sebagai contoh
kesalahan informasi, mungkin saja dapat menyebabkan adanya pengapalan
ganda. Satu dari eksportir X dan yang lainnya dari eksportir Y yang sama-sama
memperoleh order dan sama-sama merespon dengan segera dalam bentuk
pengapalan barang (Moerjono, 1993)
Bentuk-Bentuk Sales Contract
Ketika

penawaran

penjual

(offer)

telah

disetujui

oleh

(acceptance) dan order telah diajukan, maka pada titik tersebut

pembeli

sebenarnya

sales contract telah terjadi. Untuk kepastian hokum, kelaziman perdagangan


internasional mempersyaratkan perlunya acceptance kembali oleh pihak
eksportir atau dituangkannya kesepakatan tersebut ke dalam bentuk kontrak
penjualan tertulis (sales contract).

Sedikit berbeda mungkin kelaziman

perdagangan di Amerika serikat, yang mana order atas pembeli tidak wajib
diberikan acceptance oleh pihak penjual. Artinya adalah bahwa penjual mungkin
saja akan segera merespon order dari pihak pembeli dalam bentuk pengapalan
barang. (Moerjono, 1993).
Sales contract yang lazim dibuat oleh penjual dan pembeli banyak sekali
bentuk dan variasinya. Moerjono (1993) menjelaskan beberapa bentuk
kesepakatan perdagangan yang lazim disebut sebagai sales contract, antara lain
:
1). Bentuk lisan
Bentuk sales contract yang paling sederhana adalah dengan pernyataan
kesepakatan secara lisan. Kesepakatan antara penjual dan pembeli didahului
dengan adanya pertemuan (contact persons) atau dalam hal kedua pihak sudah
saling mengenal, dapat saja

pembicaraan dilaksanakan dengan

media

telekomunikasi. Proses negosiasi dilaksanakan secara lisan hingga tercapainya


suatu kesepakatan, dan biasanya kesepakatan ditandai dengan berjabat tangan.
Secara moral, kedua belah pihak akan merasa terikat dengan kesepakatan lisan
dan berjanji akan memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
Bentuk sales contract secara lisan ini dimungkinkan untuk terjadi, apabila
masing-masing pihak sudah memiliki kepercayaan yang sangat tinggi (trust),
sudah

saling

mengenal

kredibilitas

masing-masing,

maupun

memiliki

pengalaman bekerjasama yang saling memuaskan. Disamping hal tersebut,

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

29

kondisi persyaratan dalam kontrak bersifat sederhana dan tidak menyangkut


jumlah yang cukup besar.
Dalam prakteknya, kesepakatan kontrak perdagangan secara lisan
sangat jarang digunakan oleh praktisi perdagangan internasional. Tingkat resiko
sangat

tinggi

dan

berpotensi

menimbulkan

kesulitan-kesulitan

dalam

pelaksanaannya. Salah satu pihak dapat saja melupakan hal-hal yang telah
disepakati atau salah menginterpretasikan poin-poin yang telah diikrarkan dalam
kesepakatan lisan.
2). Bentuk Kumpulan korespondensi
Bentuk sales contract yang merupakan kumpulan korespondensi antar
penjual dan pembeli merupakan bentuk yang paling lazim dan yang paling sering
digunakan dalam praktek perdagangan internasional. Ilustrasi pada Gambar 2.2
yang kami perkenalkan sebelumnya merupakan salah satu bentuk sales contract
yang disusun melalui proses korespondensi. Dengan kemajuan teknologi
informasi dewasa

ini,

korespondensi tidak

lagi

menggunaka

cara-cara

pengiriman surat konvensional ataupun melalui faximile, melainkan sudah beralih


menggunakan media elektronik (e-mail) yang jauh lebih cepat dan lebih murah.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

30

Gambar 2.3
Bentuk Sales Contract
Korespondensi

3). Bentuk Proforma Invoice


Bentuk lain dari pernyataan kesepakatan perdagangan antara penjual dan
pembeli adalah dengan menuangkannya dalam bentuk proforma invoice. Secara
fisik proforma invoice tidaklah sama dengan commercial invoice, oleh karena
sifatnya yang sementara (proforma) dan biasanya dibuat oleh penjual namun
ditandatangani oleh pembeli.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

31

Struktur proforma invoice telah mencantumkan secara detail informasi


kesepakatan perdagangan yang telah terjadi termasuk dokumen-dokumen yang
dipergunakan. Dalam prakteknya, proforma invoice biasanya timbul sebagai
akibat dari suatu rangkaian proses korespondensi antara penjual dan pembeli
atau karena eksportir akan membuat penegasan atas kesepakatan lisan yang
telah terjadi.
Gambar 2.4
Bentuk Sales Contract
Proforma Invoice

Sumber : http://www.susta.org/downloads/apph.pdf

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

32

4). Bentuk Printed text atau Printed Short Form


Dalam perkembangan praktek perdagangan internasional dewasa ini
banyak perusahaan ekspor-impor yang telah mencetak penawaran (offer) dan
permintaan (order) secara standar ke dalam bentuk pre-printed text. Apabila
formulir ini telah diajukan kepada partner dagang di luar negeri dan telah
diaccept oleh pihak partner, maka secara otomatis formulir tersebut telah menjadi
sales contract. Hal ini sangat menguntungkan dan memberi manfaat yang besar
bagi kedua belah pihak, diantaranya menghemat waktu dan biaya.
Ketentuan-ketentuan pokok mengenai syarat penyerahan perdagangan
telah tercantum dalam pre-printed text tersebut dan biasanya dibuat secara
sepihak oleh asosiasi eksportir atau importir di suatu negara berdasarkan
kelaziman yang berlaku dalam perdagangan komoditi tertentu. Dalam gambar
2.4. kami berikan salah satu contoh bentuk short form contract yang disusun oleh
asosiasi.
Dalam kondisi salah satu pihak telah menyusun pre-printed text untuk
suatu kontrak perdagangan, maka pihak yang menerima formulir tersebut harus
betul-betul mempelajari isi perjanjian dengan seksama oleh kerena sering kali isi
perjanjian lebih dominan melindungi kepentingan si pembuat formulir. Kelalaian
dalam hal menerima isi perjanjian yang tertuang dalam form tanpa mau berusaha
melakukan perbaikan atau koreksi berpotensi menimbulkan kesulitan dan
kerugian di belakang hari yaitu apabila terjadi perselisihan dalam perdagangan.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

33

Gambar 2.5
Bentuk Sales Contract
Printed Short Form

Sumber : http://www.tannerscouncilict.org/No7shortform.pdf

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

34

5). Bentuk Sales Contract yang disusun bersama


Apabila karakteristik kontrak perdagangan bersifat kompleks oleh karena
menyangkut jumlah dan nilai yang sangat besar atau ketika transaksi baru
pertama kali dibangun maka baik penjual maupun pembeli biasanya akan
menyusun secara bersama suatu sales contract yang baru. Tentu saja
penyusunan kontrak perdagangan secara bersama akan membutuhkan waktu
yang cukup lama terutama apabila draft kontrak disampaikan melalui proses
korespondensi. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan sales
contract bersama ini akan sangat tergantung kepada proses negosiasi antara
pihak penjual dan pihak pembeli.
Kedua belah pihak biasanya menggunakan bantuan konsultan dalam
merumuskan muatan-muatan kontrak perdagangan. Berkaitan dengan klausul
yang menyangkut syarat penyerahan barang maupun metode pembayaran harus
ditegaskan apakah sales contract mengadopsi aturan incoterms, UCP600
maupun instrumen-instrumen lain yang telah disusun ICC. Hal yang mesti
dipahami disini adalah ketika sales contract telah ditandatangani bersama, maka
norma-norma perjanjian yang tercantum didalamnya mengikat kedua belah pihak
dan berlaku ketentuan private laws yang diadopsi tadi.

c.

Mekanisme Penyerahan Barang


Untuk menghindari adanya penafsiran ganda mengenai suatu pernyataan

perikatan mengenai syarat penyerahan barang dalam sales contract, ICC telah
menyusun sedemikian rupa suatu instrumen pengaturan mengenai syarat
penyerahan barang dalam perdagangan. Instrumen tersebut dikenal sebagai
International Commercial Terms yang saat ini sudah mencapai edisi tahun 2000
(incoterms 2000).
Incoterms merupakan kelengkapan yang diperlukan untuk penyusunan
sales contract, yang mengatur hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli
terhadap hal-hal sebagai berikut:
1)

Syarat penyerahan barang dari penjual kepada pembeli.

2)

Pembagian resiko antara penjual dan pembeli.

3)

Tanggung jawab dalam perolehan ijin ekspor-impor.


Satu hal yang perlu dipahami bahwa ruang lingkup Incoterms 2000

terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban penjual dan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

35

pembeli terhadap barang-barang yang bersifat nyata (tangible). Dengan


demikian syarat penyerahan barang terhadap barang-barang yang sifatnya tidak
berwujud (intangible) seperti software komputer, merk dagang, hak kekayaan
intelektual, dan sebagainya, tidak termasuk dalam cakupan incoterms.
Incoterms 2000 disajikan dalam bentuk baru yang memungkinkan penjual
dan pembeli mengikuti langkah demi langkah dalam menentukan tanggung
jawab mereka masing-masing. Penataan baru ini memudahkan pemahaman dan
penggunaannya terutama bagi pelaku perdagangan yang masih belum
berpengalaman.
Hal-Hal Baru yang Diatur Dalam Incoterms 2000
Instrumen Incoterms 2000 merupakan penyesuaian terhadap incoterms
versi tahun 1990 sejalan dengan perkembangan dunia perdagangan dan juga
perkembangan teknologi. Hal-hal baru yang diatur dalam incoterms 2000 antara
lain sebagai berikut:
1)

Penyesuaian terhadap electronic data interchange


Perkembangan teknologi informasi telah memberikan perubahan terhadap

cara-cara transaksi perdagangan. Segala bentuk dokumen yang dahulu harus


dibuat dalam bentuk tercetak (hard copy) kini telah digantikan dengan dokumendokumen elektronik (soft copy). Berkaitan dengan kontrak perdagangan,
permasalahan legalitas akan timbul apabila penjual harus menyediakan dokumen
angkutan yang dapat diperdagangkan (negotiable), terutama bill of lading yang
sering dipakai sebagai surat berharga (commercial document) yang dapat
diperdagangkan. Oleh karena itu incoterms 2000 memberikan alternatif
penggunaan data elektronik sebagai pengganti commercial document secara
fisik yang memiliki aspek legalitas yang sama dengan hardcopy-nya .
2)

Penyesuaian terhadap tata cara transportasi baru


Perkembangan dunia transportasi telah menciptakan beberapa alternatif

baru dalam pengangkutan antar negara. Beberapa diantarnya adalah: angkutan


multi moda, angkutan Roll on-Roll off (Ro-Ro) dengan kendaraan darat serta
gerbong kereta api dalam transportasi laut jarak-dekat.
3)

Penyesuaian terhadap substansi mengenai kondisi penyerahan


barang
Ada dua terms baru yang disesuaikan klausul syarat penyerahan

barangnya dalam ketentuan incoterms 2000. Pertama, substansi mengenai free

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

36

alongside ship (FAS) yang mewajibkan penjual untuk mengurus formalitas


ekspor. Dalam versi incoterms sebelumnya, formalitas`ekspor menjadi kewajiban
pembeli. Kedua, terms delivered ex quay (DEQ) yang mengharuskan pembeli
mengurus formalitas impor termasuk membayar bea masuk dan pajak-pajak
impor lainnya. Dalam versi incoterms sebelumnya, kewajiban formalitas impor
menjadi tanggungan penjual.
Syarat Penyerahan Barang Berdasarkan Incoterms 2000
Untuk memudahkan pengertian, struktur incoterms 2000 sekarang ini
dibagi menjadi empat kategori, dengan jumlah terms sebanyak 13 macam, yaitu :


Kelompok Terms E Lokasi eksportir (EXW)

Kelompok Terms F - Angkutan utama belum dibayar (FCA, FAS, FOB)

Kelompok Terms C - Angkutan utama telah dibayar (CFR, CIF, CPT, CIP)

Kelompok Terms D - Sampai tujuan (DAF, DES, DEQ, DDU, DDP)


Pada bagian berikut, akan kami sampaikan penjelasan mengenai

pengertian masing-masing syarat penyerahan barang sesuai yang diatur di


dalam ketentuan incoterms 2000 (ICC, 2000) yang kami rangkum dari beberapa
sumber di internet.
1)

Kelompok E, Ex Works ( nama tempat)


Pengertian terms exworks adalah penyerahan yang dilaksanakan di suatu

tempat milik eksportir atau di negara asal barang (pabrik, gudang, dan lain-lain).
Kewajiban dan resiko yang timbul setelah penyerahan tersebut, misal: stuffing ke
sarana pengangkut, pengangkutan ke pelabuhan, pengurusan formalitas ekspor,
biaya tambang, dan sebagainya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembeli.
Term EXW menunjukkan bahwa kewajiban penjual dalam kontrak perdagangan
sangat minimum.
Kondisi syarat penyerahan barang ini hanya mungkin dilaksanakan oleh
pembeli yang telah mengenal betul prosedur dan kondisi-kondisi perdagangan di
negara asal barang. Dalam situasi lain, pembeli adalah

broker-broker

perdagangan dan setelah mendapatkan barang dari penjual, barang tersebut


akan dialihkan kepemilikannya setelah dikapalkan.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

2)

37

Kelompok F, angkutan utama belum dibayar (Main carriage unpaid)

FCA-Free Carrier (... nama tempat).


Free

carrier

berarti bahwa

penjual menyerahkan

barang

kepada

pengangkut dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, ditempat yang ditunjuk
oleh pembeli. Pemilihan kondisi penyerahan FCA mempunyai dampak bahwa :
 kewajiban penjual dianggap selesai apabila barang selesai dibongkar di
terminal yang ditunjuk pembeli;
 apabila tempat penyerahan ditempat penjual, maka kewajiban penjual
dianggap selesai apabila barang telah dimuat ke atas kendaraan yang
disediakan oleh pembeli; atau
 penyerahan dianggap selesai apabila barang telah ditempatkan ke dalam
kewenangan pembeli dalam keadaan belum bongkar.
Syarat penyerahan ini berlaku untuk segala jenis alat angkut, termasuk angkutan
Multi Moda.
FAS-Free Alongside Ship ( pelabuhan pengapalan).
Free alongside Ship berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko
sampai dengan penyerahan barang di samping kapal di pelabuhan pengapalan,
dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Dengan demikian titik kritis
peralihan resiko

terjadi di pelabuhan pengapalan

ketika

barang

telah

diserahterimakan. Terms ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai
saja.
FOB Free on Board (... pelabuhan pengapalan)
Free on Board berarti penjual wajib menanggung biaya dan resiko sampai
dengan barang melewati batas pagar kapal (on board) di pelabuhan pengapalan,
dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor.

Dengan demikian resiko telah

beralih dari penjual kepada pembeli pada saat barang melewati pagar kapal
(when the goods passed the ships rail). Syarat penyerahan FOB hanya dipakai
untuk pengangkutan laut dan sungai saja.
3)

Kelompok C Angkutan Utama dibayar.


Kelompok term C secara umum memberikan pengertian bahwa biaya-

biaya angkutan utama telah diselesaikan pembayarannya oleh pihak eksportir.


Dalam terms ini terdapat 2 titik kritis yang harus dipahami. Pertama, titik yang
menunjukkan sampai dimana

penjual wajib

menanggung semua

biaya

pengangkutan. Titik kritis berikutnya adalah titik dimana resiko beralih dari

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

38

penjual kepada pembeli. Ciri khas yang dapat ditemui pada dokumen bill of
leading atas transaksi yang menggunakan kelompok terms C adalah klausul
pembayaran yang menyebutkan freight prepaid.
CFR Cost and Freight (... pelabuhan tujuan)
Cost and Freght berarti bahwa penjual menyerahkan barang setelah
barang melewati batas pagar kapal di pelabuhan pengapalan dalam keadaan
sudah mendapat ijin ekspor, tetapi biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan
tujuan tetap menjadi kewajiban penjual. Titik pertanggungan biaya oleh eksportir
adalah sampai dengan pembayaran ongkos angkut. Titik kritis resiko beralih dari
penjual kepada pembeli sejak barang melewati batas pagar kapal (on board) di
pelabuhan pemuatan. Syarat ini hanya dipakai untuk jenis pengangkut yang
melalui laut dan sungai.
CIF Cost Insurance and freight (... pelabuhan tujuan)
Pada terms CIF, kewajiban penjual sama dengan term CFR ditambah
dengan kewajiban membayar asuransi pengangkutan. Pada dasarnya penjual
tidak mengetahui sejauh mana kepentingan pembeli terhadap asuransi tersebut.
Sepanjang tidak ada permintaan khusus terhadap kualitas asuransi yang harus
ditanggung penjual, maka biasanya asuransi ditutp dengan pertanggungan
minimum. Term ini hanya dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.
CPT-Carriage Paid to (... tempat tujuan)
Pengertian terms ini adalah ketika pengangkutan atas barang ekspor
menggunakan lebih dari satu alat transportasi (multi moda). Untuk itu penjual
akan menanggung seluruh biaya pengangkutan dan menentukan sendiri
pengangkut yang akan membawa barang-barang hingga sampai di suatu tempat
tujuan di negara importir. Penyerahan barang dan peralihan risiko (titik kritis) dari
penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas alat
angkut yang pertama. Penjual berkewajiban menentukan pengangkut (carrier),
membuat kontrak pengangkutan, menyerahkan barang kepada pengangkut
pertama, membayar biaya muat, ongkos angkut, dan biaya bongkar di tempat
tujuan. Sedangkan pembeli berkewajiban menanggung biaya di luar beban
penjual sesuai kontrak pengangkutan.
CIP-Carriage and Insurance paid to (... tempat tujuan)
Pada terms ini, kewajiban penjual pada dasarnya sama dengan terms
CPT hanya saja ditambah dengan kewajiban menutup asuransi pengangkutan.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

39

Dengan demikian penjual akan menanggung biaya pengangkutan termasuk


menutup asuransi sampai dengan tempat tujuan di negara importir. Akan tetapi
titik kritis perpindahan resiko dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas alat
angkut yang pertama.
4)

Kelompok D, Pengangkutan Sampai di Tujuan


Kelompok

terms

ini

mengandung

pengertian

bahwa

kewajiban

menanggung biaya yang timbul dan titik kritis perpindahan resiko adalah sampai
dengan suatu tempat di negara importir. Resiko dan beban biaya yang harus
ditanggung penjual dalam terms ini adalah yang paling besar.
DAF-Delivered at Frontier ( tempat tujuan)
Delivered at Frontier berarti bahwa perpindahan resiko dari penjual kepada
pembeli dilakukan di suatu tempat yang termasuk wilayah perbatasan, namun
belum termasuk daerah pabean negara pembeli, dalam kondisi belum dibongkar.
Pengurusan formalitas ekspor dan pertanggungan biaya angkutan sampai
dengan wilayah frontier tersebut menjadi kewajiban penjual. Istilah frontier
dipakai untuk menunjuk suatu wilayah perbatasan, oleh karenanya dalam kontrak
harus disebutkan secara tegas tempat tersebut. Term ini boleh dipakai untuk alat
angkut apa saja sepanjang penyerahannya di perbatasan daratan.
DES - Delivered ex Ship ( pelabuhan tujuan)
Delivered ex Ship berati bahwa penjual menyerahkan barang bila telah
ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli, diatas kapal, sudah diurus
formalitas

ekspor,

namun

belum

diurus

formalitas

impornya.

Penjual

menanggung semua biaya dan resiko sampai saat penyerahan sebelum


dibongkar. Term ini dapat dipakai untuk alat angkut laut, atau multi moda,
sepanjang penyerahannya di atas kapal di pelabuhan tujuan.
DEQ - Delivered ex Quay (... pelabuhan tujuan).
Delivered ex Quay berarti bahwa penjual menyerahkan barang apabila telah
ditempatkan kewenangan pembeli, diatas dermaga, telah diurus formalitas
ekspor,namun belum diurus formalitas impornya. Penjual menanggung semua
biaya dan resiko sampai dengan saat penyerahan di atas dermaga. Term ini
dipakai untuk angkutan melalui laut atau multi moda sepanjang penyerahan
barang di atas dermaga.

DDU - Delivered Duty Unpaid ( tempat tujuan).

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

40

Delivered Duty Unpaid berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada


pembeli, di suatu tempat yang ditunjuk pembeli dalam wilayah kewenangan
pembeli. Kondisi penyerahannya adalah belum diurus formalitas kepabeanannya,
barang belum dibongkar dan alat angkut baru datang di tempat tujuan tersebut.
Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai dengan saat penyerahan.
Terms ini dapat dipakai untuk segala jenis angkutan.
DDP - Delivered Duty Paid ( tempat tujuan)
Syarat penyerahan barang untuk term ini berarti bahwa penjual harus
menyerahkan barang kepada pembeli di suatu tempat yang ditunjuk pembeli dan
berada di wilayah kewenangan pembeli dengan kondisi seluruh formalitas
kepabeanan telah diselesaikan (door to door service). Dengan demikian penjual
menanggung seluruh beban biaya mulai dari pengangkutan utama, bea masuk
dan pajak impor dan biaya angkutan hingga sampai di tempat tujuan yang
dikehendaki pembeli.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

41

Gambar 2.6
Skema Incoterms 2000

Sumber
http://www.barsan.com/eng/images%5CINCOTERMS2000.JPG

d.

Mekanisme Pembayaran (Terms of Payment)


Dalam pelaksanaan mekanisme pembayaran transaksi perdagangan

internasional secara umum dibedakan menjadi dua metode, yaitu metode non
letter of credit dan metode letter of credit. Masing-masing metode pembayaran

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

42

tersebut memiliki ragam dan variasi. Pada bagian berikut, akan kami uraikan
masing-masing jenis metode pembayaran dari kedua metode pembayaran
tersebut yang paling umum digunakan oleh para pelaku perdagangan
internasional.
Metode Pembayaran Non Letter of Credit
1)

Advance Payment (Pembayaran Dimuka)


Dalam metode pembayaran advance payment, pembeli terlebih dahulu

melakukan pembayaran baik sebagian atau seluruhnya, sebelum barang yang


dipesan dikapalkan oleh penjual. Pembayaran dapat dilakukan bersama-sama
dengan surat pesanan (purchasing order) atau menunggu kepastian bahwa
barang telah dikapalkan oleh eksportir. Kondisi pembayaran dengan cara ini
dilakukan ketika posisi tawar penjual lebih besar dibandingkan posisi pembeli,
atau dengan kata lain pembeli sangat membutuhkan barang yang dipesan.
Kondisi lainnya adalah ketika eksportir belum mengenal importir dengan baik
atau bonafiditas importir diragukan oleh eksportir.
Pada umumnya metode pembayaran dengan cara advance payment
dilakukan untuk jumlah transaksi perdagangan yang nilainya tidak terlalu besar.
Menurut Reksoprajitno (1983) cara pembayaran dengan metode ini memiliki
beberapa kelemahan, antara lain:


Posisi importir sangat lemah dan akan menanggung biaya kapital untuk
modal yang ditanam dalam bentuk barang yang dipesan

Importir harus menanggung beberapa resiko, yaitu resiko tidak sesuainya


barang yang dipesan, resiko keterlambatan diterimanya barang, dan yang
lebih parah adalah resiko kerugian akibat eksportir yang tidak jujur.
Dalam praktek perdagangan umumnya, metode advance payment dapat

saja menggunakan instrumen-instrumen pembayaran yang dikeluarkan pihak


bank. Beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut (Reksoprajitno,
1983):


Wesel atas unjuk (sight draft), yaitu sejenis surat perintah yang dibuat oleh
bank domestik yang ditujukan kepada bank koresponden di negara penjual
untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagaimana yang disebutkan
dalam wesel tersebut. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi yang
digunakan dunia perbankan, cara-cara penyampaian berita dengan jasa
kiriman pos sudah mulai ditinggalkan dan beralih kepada cara-cara

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

43

penyampain berita melalui media internet dengan sistem pengaman yang


berlapis.


International Money Order, prinsip-prinsip pembayaran yang diterapkan


hampir mirip dengan sight draft namun letak perbedaannya ada pada
kewajiban untuk memiliki saldo account pada bank korespondensi. Pada
banker sight draft, maka bank yang akan menarik surat wesel harus memiliki
saldo account pada bank yang bertindak sebagai drawer. Pada money order,
keharusan memiliki saldo pada bank korespondensi tidak diperlukan.

Traveler check, yaitu instrumen pembayaran sejenis wesel yang diterbitkan


oleh suatu bank yang memerintahkan pihak bank tersebut untuk memberikan
pembayaran kepada sesorang yang menunjukan checks tersebut. Umumnya
travelers check dipergunakan oleh wisatawan yang akan berkunjung ke
negara-negara tertentu dalam rangka membiayai pengeluaran-pengeluaran
di negara yang akan dikunjunginya tersebut.

Personal Checks, yaitu check yang dikeluarkan oleh individu-individu yang


memiliki saldo account di salah satu bank international. Dam pengertian luas
personal check meliputi pula check-check yang dikeluarkan oleh lembaga
non bank. Bagi importir, instrumen pembayaran ini sangat menguntungkan
karena proses pendebitan rekening akan berlangsung cukup lama. Kondisi
sebaliknya akan merugikan eksportir sebab untuk proses pencairan jenis
check ini akan berlangsung cukup lama.

Uang Logam atau Uang Kertas, cara-cara pembayaran perdagangan


dengan menggunakan metode pembayaran tunai secara langsung ini sangat
jarang

terjadi. Umumnya yang menggunakan pembayaran dengan mata

uang hanyalah wisatawan-wisatawan internasional .




Telegraphic Transfer (T/T), prinsip-prinsip pembayarannya hampir mirip


dengan wesel namun letak perbedaannya hanya pada media penyampaian
berita yang digunakan. Untuk T/T, media penyampaian berita yang
digunakan oleh bank adalah media teleks atau kawat sedangkan media
penyampaian wesel umumnya menggunakan jasa kiriman pos. Tentunya
eksportir lebih menyukai cara pembayaran menggunakan T/T dibanding
wesel karena jangka waktu penerimaan berita pembayaran akan jauh lebih
cepat.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

44

Gambar 2.7
Contoh Form Telegraphic Transfer

2)

Open Account (pembayaran di belakang)


Metode pembayaran ini kurang lebih merupakan kebalikan dari metode

advance payment. Artinya bahwa penjual mengapalkan terlebih dahulu barang


yang dipesan oleh pembeli sebelum pembayaran (baik sebagian atau
keseluruhan) diterima oleh penjual. Dalam konteks lain, metode open account
dapat diartikan bahwa penjual dan pembeli bersepakat mengenai penyelesaian
proses pembayaran atas transaksi perdagangan internasional akan dilaksanakan
oleh pembeli pada tanggal yang ditetapkan melalui jasa bank. Dalam posisi ini,

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

45

maka tingkat resiko yang paling besar harus ditanggung oleh penjual dan tidak
ada jaminan yang pasti apakah pembeli akan menepati janjinya.
3)

Consigment (Konsinyasi)
Sama halnya dengan praktek konsinyasi dalam pengertian umum, maka

pengertian consignment dalam metode pembayaran perdagangan internasional


mengandung pengertian bahwa barang yang diperdagangkan masih berstatus
milik eksportir dan sifatnya hanya dititipkan kepada importir untuk dipasarkan di
negara importir. Pembayaran sesungguhnya terhadap barang yang dikirim
eksportir akan dilaksanakan setelah barang yang bersangkutan laku terjual.
Dalam hal ini, importir hanya bertindak sebagai pemasar saja dan kadang kala
hanya bertindak sebagai broker yang menjadi penghubung antara eksportir
dengan beberapa pembeli yang sesungguhnya.
Metode

consignment

hingga

saat

ini

belum

memiliki

ketentuan

internasional dan pada prakteknya hanya didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan


yang berlaku dalam perdagangan internasional. Untuk mengurangi tingkat resiko
terhadap kemungkinan default, eksportir dapat menggunakan jasa bank untuk
pengiriman dokumen komersial dan menggunakan jasa bonded warehouse untuk
tempat penitipan barang sampai terjual (Ginting, 2007).
4)

Wesel Dagang (Collection)


Pengertian collection dalam pembayaran perdagangan internasional

adalah metode pembayaran dengan cara menitipkan dokumen komersial


(commercial documents) atau dokumen keuangan (financial documents) kepada
pihak bank yang selanjutnya akan melakukan penagihan kepada importir di luar
negeri. Ada 2 jenis metode collection yang digunakan dalam praktek
perdagangan, yaitu :
1)

Documentary collection, untuk cara ini eksportir akan menyerahkan


dokumen komersial (commercial invoice, bill of leading atau dokumen
kepemilikan lainnya) dan dokumen keuangan (bill of exchange/draft,
promissory notes, cheques, atau instrumen sejenis) segera setelah barang
dikirim/dikapalkan.

2)

Clean collection, untuk cara ini eksportir hanya akan menyerahkan dokumen
keuangan tanpa disertai dokumen komersial.
Khusus

untuk

metode

documentary

collection,

Ginting

(2007)

mengemukakan dua cara pengamanan yang dapat dilakukan eksportir berkaitan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

46

dengan penyerahan dokumen komersial kepada importir melalui pihak bank,


yaitu :
1)

Klausul documents againt payment. Pengertiannya adalah bahwa


eksportir menahan kepemilikan barang dan hanya akan menyerahkan
dokumen komersial (invoice, bill of leading, dsb) apabila importir telah
melunasi seluruh pembayaran yang disepakati kepada bank koresponden di
luar negeri.

2)

Klausul documents againt acceptance. Pengertian klausul ini adalah


bahwa eksportir akan menyerahkan dokumen komersial sebagai tanda
kepemilikan barang apabila importir telah melakukan akseptasi atas
dokumen keuangan (draft, bill of exchange, promes) yang diajukan oleh
bank. Pelunasan pembayaran oleh importir kepada

eksportir akan

dilaksanakan pada waktu dokumen keuangan tersebut jatuh tempo.


Khusus untuk metode pembayaran perdagangan internasional dengan
collection, ICC telah menciptakan suatu instrumen pengaturan standar mengenai
metode pembayaran yang menggunakan collection, yaitu Uniform Rule for
Collection revisi tahun 1995 (URC). URC disusun dalam rangka menciptakan
pemahaman dan keseragaman pelaksanaan collection secara internasional.
Yang mesti anda harus ingat bahwa sebagai private law, maka pemberlakuan
ketentuan URC bersifat sukarela dan harus berdasarkan atas kesepakatan
kedua pihak yang dicantumkan dalam sales contract.
Istilah-istilah singkatan yang sering digunakan dalam pencantuman syaratsyarat transaksi collection antara lain adalah :
S/D

: Sight Draft atau wesel bank atas unjuk tanpa dokumen

S/DD/P

: Sight Draft, dengan dokumen-dokumen komersial yang akan


diserahkan apabila drawee telah membayar lunas surat wesel
tersebut.

D/DD/A

: Surat wesel akan dibayar sekian hari setelah tanggal yang


tercantum dalam wesel. Dokumen-dokumen komersial akan
diserahkan kepada drawee setelah wesel tersebut diaksep oleh
drawee.

S/DD/A

: Surat wesel akan dibayar sekian hari setelah surat wesel


ditunjukan.

Dokumen-dokumen

komersial

akan

diserahkan

kepada drawee setelah wesel tersebut diaksep oleh drawee.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

47

D/P

: Document against payments

D/A

: Document after acceptance

Metode Pembayaran Dengan Letter of Credit


Pengertian letter of credit (L/C) menurut Ginting (2007) adalah janji
membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada eksportir (beneficiary)
sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen L/C sepanjang eksportir memenuhi
persyaratan L/C. Persyaratan yang dimaksud adalah

pemenuhan dokumen-

dokumen yang dinyatakan dalam L/C baik secara fisik maupun isi. Pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan L/C adalah eksportir, importir, bank penerbit,
dan bank koresponden, namun harus dipahami bahwa klausul kontrak L/C
adalah kontrak antara

bank

penerbit (issuing

bank)

dengan eksportir

(beneficiary). Gambar 2.8. berikut memberikan ilustrasi sederhana mekanisme


kontrak L/C.
Gambar 2.8
Mekanisme Letter of Credit

Di dalam mekanisme kontrak L/C pihak bank hanya berurusan dengan


dokumen dan tidak berkepentingan dengan transaksi fisik barang atau jasa
antara eksportir dan importir. Untuk sampai pada transaksi L/C, setidaknya ada

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

48

empat kontrak terpisah yang disusun, yaitu: sales contract, kontrak penerbitan
L/C, kontrak L/C itu sendiri, dan kontrak keagenan antara bank penerbit dengan
bank koresponden. Masing-masing kontrak dibentuk secara terpisah dan tidak
boleh saling berkaitan secara langsung agar pelaksanaan kontrak L/C dapat
berjalan lancar.
Metode

pembayaran

perdagangan

internasional

menggunakan

L/C

memiliki banyak variasi jenis dan cara-cara penerapannya. Tjahjarijadi (2008)


membedakan pengelompokan L/C menjadi 2 kelompok besar, yaitu documentary
L/C dan non documentary L/C, yang mana masing-masing kelompok memiliki
jenis dan variasi tersendiri. Hutabarat (1994) membedakan pengelompokan L/C
menjadi L/C yang bersifat umum dan khusus. Sub pokok bahasan berikut ini
memberikan uraian jenis-jenis L/C berdasarkan penjelasan dari Tjahjarijadi
(2008), Hutabarat (1994), dan Ginting (2007).
1)

Documentary Letter of Credit


Pengertian documentary L/C adalah adanya kewajiban beneficiary untuk

menyerahkan dokumen-dokumen baik berupa dokumen komersial, dokumen


transportasi dan dokumen asuransi kepada

pihak bank dalam rangka

mengajukan klaim pembayaran atas transaksi L/C. Secara khusus instrumen


UCP 600 yang disusun oleh ICC telah memberikan ketentuan-ketentuan dasar
mengenai

persyaratan

dan

klausul-klausul

perjanjian

dalam

transaksi

documentary letter of credit. Suatu L/C yang dibuka oleh bank internasional pada
umumnya tunduk pada ketentuan UCP 600 tersebut.
Ditinjau dari sisi kontraknya, documentary L/C dibedakan menjadi :
 Irrevocable dan revocable L/C
 Confirmed dan unconfirmed L/C
 Restricted dan unrestricted L/C
Ketiga kategori L/C tersebut merupakan jenis yang paling umum digunakan
dalam transaksi perdagangan internasional. Masing-masing kategori memiliki ciri
dan sifat yang berbeda. Untuk mengenali perbedaan diantara ketiganya,
biasanya dapat dilihat dari statement yang tercantum dalam L/C yang
dikeluarkan. Prinsipnya bahwa suatu L/C disebut sebagai L/C jenis tertentu
apabila di dalam klausul-klausul L/C dinyatakan secara tegas pernyataan tertentu
tersebut.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

49

L/C yang irrevocable pengertiannya adalah bahwa klausul-klausul kontrak


yang tercantum di dalam L/C tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh salah satu
pihak tanpa kesepakatan bersama dari pihak-pihak terkait (applicant, issuing
bank, nominated bank atau beneficiary). Klausul irrevocable secara tegas diatur
dalam ketentuan UCP 600 dan sekaligus ketentuan ini tidak memperkenankan
pemberlakuan klausul revocable dalam L/C.
Pengertian confirmed L/C adalah L/C yang diterbitkan oleh bank penerbit
dan dikonfirmasi atau dijamin oleh bank lain, sehingga bila terjadi kondisi default
(gagal bayar) dari bank penerbit maka confirming bank harus memenuhi
kewajiban untuk membayar kepada negotiating bank (bank di luar negeri yang
sebelumnya telah mengambil alih dokumen komersial dari beneficiary). Dalam
prakteknya, L/C yang umum diterbitkan oleh bank penerbit adalah unconfirmed
L/C, kecuali secara tegas diminta oleh nominated bank atau oleh beneficiary.
Konsekuensi adanya tindakan konfirmasi oleh confirming bank, maka confirming
bank berhak memungut provisi terhadap setiap transaksi L/C yang dikonfirmasi.
Restricted L/C adalah L/C yang secara khusus mensyaratkan bahwa
tindakan akseptasi/pembayaran/negosiasi/pengambilalihan draft/wesel/bill of
exchange dan dokumen komersial yang disyaratkan dalam L/C harus dilakukan
nominated bank yang telah ditunjuk oleh issuing bank. Untuk unrestricted L/C
berlaku klausul umum available with any bank by negotiati.., maka tindakan
akseptasi/pembayaran /negosiasi/pengambilalihan draft/ wesel/bill of exchange
dan dokumen komersial yang disyaratkan dalam L/C boleh dinegosiasi di bank
manapun sepanjang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam
L/C.
Dalam prakteknya, L/C yang dibuka oleh importir dapat bersifat
irrevocable and confirm, sehingga nilainya menjadi yang paling tinggi. Apabila
klausul L/C mensyaratkan unrestricted, maka L/C tersebut dapat dicairkan oleh
eksportir di Bank devisa manapun yang bersedia menerimanya.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

50

Gambar 2.9
Contoh L/C Irrevocable Confirmed

Sumber: Hutabarat (1994)

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

51

Ditinjau dari ketersediannya (availability), documentary L/C dibedakan menjadi:




By sight payment

By deferred payment

By acceptance

By negotiation
Berdasarkan ketentuan pasal 6 UCP600 diatur bahwa setiap L/C yang

diterbitkan harus memuat klausul tentang ketersediaan (availability). Pengertian


ketersediaan disini adalah klausul tentang perlakuan pembayaran yang akan
diberikan atas penyerahan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C.
Availability by sight payment, pengertiannya adalah pembayaran atas
unjuk atau dengan kata lain suatu L/C dapat langsung dicairkan pembayarannya
oleh issuing bank, advising bank atau nominated bank, sepanjang dokumen yang
dipersyaratkan dalam L/C telah dipenuhi dan diserahkan kepada bank. Dalam hal
ini bank harus menyelesaikan pembayaran L/C

segera setelah dokumen

diterima.
Availability by deferred payment pengertiannya adalah pembayaran atas
penyerahan

dokumen-dokumen

yang

dipersyaratkan

dalam

L/C

dapat

ditangguhkan untuk jangka waktu tertentu. Dalam kondisi ini pembayaran kepada
beneficiary bukan lagi ditanggulangi terlebih dahulu oleh nominated bank, namun
nominated bank menunggu penyelesaian pembayaran oleh issuing bank.
Availability by acceptance, pengertiannya adalah penyerahan dokumendokumen yang dipersyaratkan dalam L/C akan diselesaikan oleh nominated bank
dengan catatan akseptasi dan secara tegas akan dicantumkan jangka waktu
pencairan pembayarannya. Issuing bank berkewajiban untuk melakukan
pembayaran sesuai dengan saat jatuh tempo aksepnya.
Availability by negotiation, pengertiannya adalah penyerahan dokumendokumen yang dipersyaratkan dalam L/C akan diselesaikan pembayarannya oleh
negotiating/nominated bank ataupun freely negotiable with any bank yang
mengambil alih dokumen tersebut. Selanjutnya bank yang mengambil dokumen
tersebut akan melakukan reimbursing payment kepada issuing bank.
Ditinjau dari waktu pembayarannya, documentary L/C dibedakan menjadi :


Sight L/C

Usance L/C

Usance L/C payable at sight (U-PAS)

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

52

Sight L/C
Pengertian sight L/C adalah L/C yang jangka waktu pembayarannya adalah
atas unjuk.

Pengertiannya bahwa nominated bank akan menyelesaikan

pembayaran segera setelah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan ditunjukan


dan diserahkan oleh beneficiary. Dalam hal ini issuing bank memiliki kewajiban
untuk

menanggung

sanksi

bunga

apabila

nominated

bank

terlambat

menyelesaikan pembayaran. Sight L/C merupakan jenis yang paling umum


digunakan dalam transaksi perdagangan luar negeri dengan metode kredit.
Usance L/C
Pengertian usance L/C adalah L/C yang pembayarannya dilakukan setelah
jangka waktu tertentu yang biasanya penghitungan jangka waktu jatuh temponya
dikaitkan dengan tanggal dokumen transportnya (contoh: 2 minggu setelah
tanggal bill of leading). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa barang yang
diperdagangkan benar-benar telah dikapalkan. Dalam kondisi ini, applicant akan
mengakseptasi L/C kepada issuing bank dan menyepakati tanggal jatuh tempo
pembayarannya, sedangkan konfirmasi dari issuing bank kepada nominated
bank umumnya dikirimkan melalui tested telex atau swift. Pihak yang
bertanggung jawab penuh untuk melakukan pembayaran atas L/C kepada
beneficiary adalah issuing bank. Dalam hal terjadi kondisi gagal bayar (default)
oleh applicant maka issuing bank tetap berkewajiban secara penuh untuk
melunasi pembayaran L/C dan tidak dapat mengelak atas kondisi default
tersebut.
Usance L/C Payable at Sight
Dalam perkembangannya usance L/C cukup menarik bagi bank-bank
berskala internasional untuk menjadikannya sebagai salah satu instrumen
pembiayaan dalam perdagangan internasional. Modifikasi bentuk usance L/C
tersebut menghasilkan L/C yang dikenal sebagai usance L/C payable at sight (UPAS). Untuk L/C yang berkategori U-PAS ini, maka beneficiary dapat menerima
pembayaran langsung sebagaimana layaknya sight L/C namun jumlah yang
diterima dikurangi dengan biaya bunga atau diskonto (at discount). Bagi applicant
kondisi pelunasan pembayaran L/C tetap dilaksanakan pada tanggal jatuh tempo
akseptasinya.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

53

Ditinjau dari kekhususannya, documentary L/C dibedakan menjadi :




Red clause L/C

Revolving L/C (value dan time)

Transferable L/C

Back to back L/C

Straight L/C

Restricted L/C

Negotiable L/C

Red Clause L/C


Pengertian red clause L/C adalah L/C yang memberikan klausul khusus
kepada beneficiary untuk menarik atau mencairkan sebagian/seluruh nilai yang
tercantum dalam L/C tersebut dengan menggunakan bukti penarikan/pencairan
sederhana (simple receipt). Kondisi ini sering dilakukan sebagai salah satu cara
untuk menyediakan dana atau pembayaran dimuka bagi penjual (eksportir)
sebelum pengapalan barang dilakukan. Penyebutan sebagai red clause pada
hakekatnya berkaitan dengan klausul yang ditulis dengan tinta merah untuk
menarik perhatian atas kekhususan yang diberikan jenis L/C ini.
Penggunaan jenis L/C ini banyak dilakukan oleh importir wol di Inggris
kepada eksportir wol di Australia. Pemberian fasilitas pre-financing dilakukan
oleh karena status eksportir sesungguhnya hanyalah broker-broker dalam
perdagangan. Selanjutnya eksportir tersebut akan mencari suplier-suplier wol
yang sesungguhnya di pedalaman negara Australia. Hal ini terjadi karena para
suplier tersebut tidak memiliki akses langsung kepada importir di Inggris,
sedangkan importir bersedia memberikan fasilitas pre-financing kepada eksportir
karena posisi tawar dari eksportir lebih kuat.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

54

Gambar 2.10
Contoh Red Clause L/C

Sumber: Hutabarat (1994)

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

55

Revolving L/C
Pengertian revolving L/C adalah L/C yang diterbitkan oleh issuing bank
dalam jangka waktu tertentu dan nilai tertentu yang dapat ditarik berulang-ulang
oleh beneficiary dimana setiap kali terjadi penarikan maka nilai dan waktunya
akan kembali seperti semula. Dalam prakteknya sifat berulang pada revolving
L/C dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Value revolving L/C, artinya bahwa dalam suatu jangka waktu tertentu dan
dalam jangka waktu expiry datenya, pihak beneficiary dapat menegosiasikan
dokumennya secara berulang-ulang sesuai dengan nilai yang sudah
ditentukan untuk setiap negosiasi. Setiap kali ada tindakan negosiasi
dokumen, maka nilai L/C yang ditarik oleh beneficiary secara otomatis akan
kembali ke nilai semula. Contoh :
 Time revolving L/C, artinya bahwa terdapat batasan waktu atau time
schedule yang dipakai sebagai acuan bagi beneficiary untuk menegosiasikan
dokumennya dan dalam rangkaian waktu tersebut ditentukan pula sejumlah
nilai yang boleh direalisasikan oleh beneficiary. Contoh: Nilai nominal yang
dicantumkan dalam revolving L/C adalah senilai US$ 25.000 per bulan selama
jangka waktu 1 tahun. Maka pihak beneficiary dapat melakukan penarikan
dana berulang-ulang setiap bulannya sebesar US$ 25,000 selama 1 tahun.
Khusus untuk time reolving L/C maka nilai yang dicantumkan dalam L/C dapat
bersifat kumulatif (cumulative time revolving L/C) atau non-kumulatif (non
cumulative time revolving L/C).
Transferable L/C
Pengertian transferable L/C adalah L/C yang memberikan hak kepada
beneficiary (beneficiary pertama) untuk menginstruksikan kepada nominated
bank agar L/C tersebut dapat dialihkan sebagian atau seluruhnya kepada satu
atau lebih beneficiary lainnya yang telah ditentukan oleh first beneficiary. Untuk
kondisi ini issuing bank akan mencantumkan persyaratan transfer to tranferee
upon our approval only. Pengertian klausul tersebut adalah bahwa sebelum
dilakukan transfer sesuai dengan permintaan first beneficiary, maka L/C tersebut
harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada issuing bank.
Beneficiary

kedua

berhak

mengajukan

dokumen-dokumen

yang

dipersyaratkan dalam L/C kepada advising bank untuk menerima pembayaran,


negosiasi atau akseptasi. Apabila advising/nominated bank telah mengambil alih

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

56

dokumen tersebut, maka beneficiary pertama berhak menggantikan invoice


beneficiary kedua dengan invoice yang dikeluarkan oleh beneficiary pertama.
Proses penggantian invoice ini akan diberikan waktu sampai dengan batas yang
wajar serta akan diinformasikan kepada beneficiary pertama. Apabila sampai
dengan batas waktu tersebut tidak ada proses penggantian invoice, maka
advising bank akan tetap meneruskan dokumen kepada issuing bank untuk
melakukan reimburse payment.
Penggunaan L/C ini biasanya dilakukan oleh importir (applicant) yang akan
melakukan perjalanan dagang ke beberapa negara penjual (beneficiary). Importir
telah mempersiapkan L/C transferable ini dalam perjalanannya dan apabila pada
kunjungannya tercapai kata sepakat mengenai kontrak perdagangan, maka
transferable L/C tersebut akan diinstruksikan untuk dialihkan kepada beneficiary
kedua baik secara keseluruhan maupun hanya sebagaian nilainya saja.
Back to Back L/C
Mekanisme back to back L/C hampir mirip dengan transferable L/C hanya
bedanya untuk back to back L/C terdapat dua L/C yang terpisah satu sama lain.
L/C pertama disebut sebagai master L/C dan L/C berikutnya dinamakan second
L/C yang diterbitkan atas jaminan L/C yang pertama. Perbedaan antara master
L/C dengan second L/C akan terlihat dari nilai pembayaran, tanggal pengapalan
serta tanggal berlakunya L/C. Permintaan untuk membuat L/C jenis ini terutama
adalah untuk kepentingan eksportir, oleh karena eksportir bukanlah pemilik
barang sesungguhnya dan eksportir tidak memiliki dana yang cukup untuk
membayar suplier sesungguhnya, serta eksportir tidak ingin suplier memiliki
akses langsung kepada importir.
Straight L/C
Pengertian L/C

ini

adalah

L/C

yang

mensyaratkan

jatuh

tempo

pembayarannya di issuing bank dan pembayaran wesel akan dilakukan segera


setelah seluruh dokumen yang dipersyaratkan diterima oleh issuing bank.
Klausul yang umum tercantum dalam straight L/C adalah sebagai berikut ;
We hereby engage with you that all drafts drawn under and in compliance
with the terms of this credit will be duly honoured on delivery of documents
as specified if presented at our counters on pr before the expiration date
indicated above. Dengan ini kami mengikatkan diri pada anda bahwa semua
wesel yang ditarik atas dan sesuai dengan syarat-syarat L/C ini akan dibayar

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

57

pada waktunya setelah tibanya dokumen-dokumen seperti yang diperinci


dan apabila diserahkan kepada consumer kami pada saat atau sebelum
tanggal jatuh tempo yang dinyatakan (Hutabarat,1994).
Restricted L/C
Pengertian restricted adalah apabila proses negotiating atas suatu L/C
hanya dibatasi kepada bank-bank tertentu yang telah tercantum dalam kontrak
L/C sebagai advising/negotiating bank. Kondisi ini terjadi oleh karena beneficiary
memperoleh fasilitas pembiayaan yang berkaitan dengan L/C tersebut dari
negotiating bank tersebut. Adapun bunyi klausul yang mengidentifikasikan
adanya kondisi restricted adalah: Negotiations under this credit are restricted to
Bank Pengertiannya adalah: Negosiasi-negosiasi atas L/C ini dibatasi hanya
kepada Bank.
Negotiable L/C
Pengertian negotiable disini adalah bahwa beneficiary dapat mengajukan
wesel dan dokumen-dokumen prasyarat L/C kepada Bank mana saja secara
bebas dalam rangka pencairan dananya. Klausul yang menyatakan adanya
kondisi negotiable adalah sebagai berikut : This Letter of Credit is negotiable. In
the event ofetc . Pengertiannya : L/C ini dapat diambil alih. Dalam hal.dan
sebagainya.
Jatuh tempo pembayaran L/C ini adalah di negara beneficiary, oleh
karenanya bank-bank devisa di negara eksportir akan bersedia menegosiasikan
dan mencairkan dana L/C kepada pihak beneficiary. Bagi eksportir kondisi
negotiable ini sangat memudahkan dan juga menguntungkan sebab beneficiary
dapat memilih bank-bank yang memberikan curency rate (kurs valuta) yang lebih
menarik disamping fee yang lebih rendah.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

58

Gambar 2.11
Contoh Negotiable L/C

Sumber: Hutabarat (1994)

2)

Non Documentary Letter of Credit


Istilah lainnya untuk non documentary L/C adalah Clean L/C atau Standby

L/C. Pada dasarnya Standby L/C merupakan instrumen penjaminan, yaitu

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

59

jaminan pembayaran (guaranty of payment) yang dikeluarkan oleh bank penerbit


kepada beneficiary atas suatu kejadian wanprestasi dalam kontrak dasar yang
terpisah dari kontrak standby L/C. Pengertian ini akan kami permudah dengan
ilustrasi visual berikut, berikut :

Gambar 2.12
Mekanisme Standby L/C

Penjelasan :
1) Applicant (importir) dan beneficiary (eksportir) melalui proses korespondensi
bersepakat untuk mengadakan suatu perjanjian perdagangan yang kemudian
dituangkan dalam suatu kontrak. Untuk membuktikan komitmen terhadap
perjanjian kontrak, maka Applicant diwajibkan untuk membuka standby letter
of credit sebagai instrumen penjaminan terhadap beneficiary.
2) Applicant kemudian mengajukan aplikasi pembukaan standby L/C kepada
bank Penerbit (issuing bank) yang disepakati. Perlu dipahami bahwa materi
kontrak dalam standby L/C ini bersifat independent guaranty, documentary
guaranty dan irrevocable guaranty. Sifat independent guaranty artinya bahwa
stanby L/C berdiri sendiri dan terpisah dari kontrak dasar (underlying contract)
sehingga

pelaksanaan kontrak standby L/C

hanya

didasarkan pada

ketentuan-ketentuan yang mengatur standby L/C tanpa dapat diintervensi oleh


kontrak dasar antara applicant dengan beneficiary. Document guaranty,
artinya bahwa pelaksanaan standby L/C hanya didasarkan pada pengajuan
document yang dipersyaratkan dalam standby L/C. Sepanjang dokumen yang

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

60

diserahkan telah memenuhi persyaratan standby L/C, maka bank penerbit


wajib membayar claim yang diajukan oleh beneficiary. Irrevocable guaranty,
artinya bahwa standby L/C tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak
oleh bank penerbit tanpa persetujuan beneficiary.
3) Atas dasar permohonan pembukaan standby L/C oleh applicant tersebut,
issuing bank menerbitkan standby L/C dan segera dikirimkan langsung
kepada beneficiary di luar negeri. Dalam proses advise kepada beneficiary ini,
issuing bank dapat saja meminta bantuan bank lain yang berada di negara
yang sama dengan beneficiary untuk melakukan proses advisi. Untuk proses
advisi ini, maka advising bank berhak memungut provisi dari claim yang
diajukan beneficiary.
4) Proses claim hanya dapat diajukan oleh pihak beneficiary dalam kondisi
apabila applicant melakukan tindakan wanprestasi terhadap perjanjian kontrak
sebagaimana yang disebutkan dalam standbye L/C. Tentunya dalam
pengajuan klaim ini, pihak beneficiary harus melengkapi dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan dalam standby L/C. Dalam kondisi ini issuing bank tidak
boleh mengaitkan kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi applicant
kepada bank Penerbit dengan kewajiban

pembayaran standby L/C kepada

beneficiary.
5) Proses pembayaran standby L/C kepada beneficiary dilakukan oleh issuing
bank tanpa harus menunggu applicant melunasi kewajibannya kepada bank
penerbit.

Kasus-Kasus Transaksi Perdagangan Internasional


1) Kasus Penyimpangan (discrepancies) Letter of Credit
Penolakan dokumen persyaratan L/C oleh pihak negotiating bank terhadap
eksportir dengan alasan B/L yang diajukan eksportir tidak mencantumkan kata
clean (Hutabarat, 1994).
Uraian:
Sebuah L/C dibuka oleh Bank Y di luar negeri dan ditunjuklah Bank X di
Indonesia sebagai bank korespondensi untuk keuntungan beneficiary (eksportir)
di Indonesia. Bank Y mencantumkan syarat bill of leading harus clean on board.
Dari hasil penelitian Bank X terhadap dokumen yang diajukan eksportir, B/L yang
diajukan

tidak

mencantumkan

kata

clean. Oleh

karenanya, Bank

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

61

menganggap adanya discrepancies yang bersifat major, sehingga Bank X


menolak negosiasi wesel. Bank X memberikan alternatif pemecahan masalah,
agar eksportir memperbaiki B/L nya dengan meminta kepada maskapai
pelayaran mencantumkan pernyataan clean pada B/L tersebut. Bila tidak, maka
eksportir diwajibkan meminta Bank Y di luar negeri untuk menghapuskan
persyaratan clean B/L tersebut. Kedua permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi,
sehingga menunda pembayaran yang seharusnya diperoleh. Pada akhirnya,
eksportir menuntut ganti rugi kepada bank X akibat keterlambatan pembayaran
tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank X harus menanggung klaim ganti rugi
yang diajukan oleh eksportir.
Pembahasan :
Berdasarkan ketentuan UCP600 yang berkaitan dengan Clean on Board B/L,
diatur bahwa sebuah dokumen pengangkutan (B/L) dianggap bersih (clean)
apabila

pada

dokumen tersebut tidak terdapat catatan-catatan (kalimat

tambahan) mengenai keadaan barang atau pembungkusnya. Dengan demikian


pernyataan Clean oleh maskapai pelayaran tidak mutlak untuk dicantumkan.
Pihak Bank (terutama issuing bank) justru akan menolak dokumen-dokumen
pengapalan yang mencantumkan kalimat-kalimat tambahan atau coretan-coretan
lain pada B/L, kecuali persyaratan L/C dengan tegas mencantumkan diterimanya
catatan-catatan tersebut.
2) Kasus Pemberitahuan Nilai Pabean yang Lebih Kecil (under value) dari
kontrak perdagangan yang sesungguhnya
Importir secara sengaja mengecilkan nilai pabean yang sesungguhnya (under
invoice) dan memberikan data-data palsu lainnya dalam suatu pemberitahuan
impor barang.
Uraian :
Suatu kontrak perdagangan disepakati antara importir A di Indonesia dengan
eksportir B di luar negeri sesuai nota pemesanan (purchasing order) yang
diajukan oleh importir. Dalam Nota pemesanan dicantumkan persyaratanpersyaratan perdagangan antara lain sebagai berikut:
Terms of delivery

: FOB (Free on Board), maksimal dalam 2 (dua) shipment


@ 12.000 pcs.

Party barang

: 24.000 pcs pakaian jadi

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

Terms of Payment

62

: advance payment dengan menggunakan instrumen T/T.


Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap dengan total nilai
seluruhnya USD 12,000.00. Tahap pertama T/T sebesar
USD 4,000.00 harus diserahkan bersamaan dengan P/O
yang diajukan. Tahap kedua, adalah sisanya dan harus
diserahkan setelah pengapalan shipment yang kedua.

Pada saat penyelesaian formalitas kepabeanan impor untuk shipment pertama,


importir A mencantumkan nilai barang sebesar USD 4,000.00. Berdasarkan data
kesepakatan kontrak, seharusnya nilai barang per pce adalah sebesar @ USD
1,00, namun invoice asli secara sengaja telah diubah nilainya menjadi lebih
rendah yaitu per pce @ USD 0.33 atau total nilai sebesar USD 4,000 (disamakan
dengan T/T tahap pertama).
Pembahasan :
Sebagai seorang PFPD tentunya anda harus memastikan bahwa nilai barang
yang diberitahukan oleh importir memang betul-betul nilai transaksi. Apabila anda
tidak yakin dengan pemberitahuan nilai pabean yang disampaikan oleh importir,
anda dapat meminta importir untuk membuktikan kebenaran nilai barang yang
diberitahukan tersebut dalam suatu deklarasi nilai pabean (DNP). Dalam kasus
diatas, dengan mudah importir akan meyakinkan seorang PFPD karena ia
memiliki bukti kuat berupa T/T sebesar nilai yang tercantum dalam invoice
rekayasa tersebut. Untuk itu, seorang PFPD harus benar-benar cermat dalam
memastikan kebenaran suatu transaksi yang diberitahukan oleh importir.

2.2.

Latihan

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, anda diminta untuk me-review kembali


pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut.
1)

Jelaskan mekanisme penyusunan sales contract yang dilaksanakan melalui


korespondensi !

2)

Jelaskan secara ringkas alur proses transaksi perdagangan internasional


secara keseluruhan !

3)

Jelaskan peran institusi kepabeanan dalam rangkaian proses transaksi


perdagangan internasional !

4)

Jelaskan pembagian terms mengenai syarat penyerahan barang dalam


incoterms 2000 !

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

5)

63

Jelaskan perbedaan metode pembayaran collection dengan metode


pembayaran L/C !

2.3.

Rangkuman

Sebagai summary dari kegiatan belajar 2, berikut kami sampaikan hal-hal yang
perlu dipahami oleh peserta diklat.


Proses terjadinya sales contract dilakukan melalui negosiasi antara penjual


dengan pembeli, melalui tahapan-tahapan: permintaan penawaran (require
offer), pengajuan penawaran (offer), counter offer, final offer, acceptance
dan terakhir penandatanganan sales contract.

Jenis-jenis sales contract yang umum dibuat dalam transaksi perdagangan


internasional antara lain: bentuk lisan, kumpulan korespondensi, proforma
invoice, printed short form, dan sales contract yang disusun bersama.

Syarat penyerahan barang sesuai yang diatur dalam incoterms 2000


mencakup empat kategori dengan jumlah terms sebanyak 13 macam, yaitu ;
kelompok E Pemberangkatan, kelompok F angkutan utama belum
dibayar, kelompok C angkutan utama belum dibayar dan kelompok D
sampai tujuan.

Kelompok E mengatur syarat penyerahan barang dimana penjual


bertanggung jawab untuk menyerahkan barang di tempatnya sendiri (ex
works)

Kelompok F mengatur syarat penyerahan barang oleh penjual dimana


angkutan utama belum dibayar (main carriage unpaid). Yang termasuk
dalam kelompok ini: FCA-Free carrier, FAS-Free Alongside Ship, FOB-Free
on Board.

Kelompok C mengatur syarat penyerahan barang oleh penjual dimana


angkutan utama telah dibayar (main carriage paid). Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah CFR-Cost and Freight, CIF-Cost Insurance and Freight,
CPT-Carriage Paid to, dan CIP-Carriage and Insurance paid to .

Kelompok D mengatur syarat penyerahan barang dengan kondisi resiko


penjual adalah sampai di tempat yang merupakan kewenangan (negara)
pembeli. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : DAF-Delivery at
Frontier, DES-Delivery ex Ship, DEQ-Delivered ex Quay, DDU-Delivery Duty
Unpaid, dan DDP-Delivery Duty paid.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

64

Metode pembayaran transaksi perdagangan internasional secara umum


dibedakan menjadi dua, yaitu metode pembayaran dengan L/C dan non L/C.

Termasuk dalam jenis pembayaran non L/C antara lain : a) advance


payment, b) open account, c) consignment, dan d) collection.

Dalam mekanisme pembayaran dengan L/C setidaknya melibatkan 4 pihak,


yaitu : a) importir sebagai aplicant, b) Issuing bank, sebagai bank yang
menerbitkan L/C, c) advising bank, yaitu bank di negara eksportir yang
melakukan tindakan advisi terhadap L/C, dan d) eksportir, yang bertindak
sebagai beneficiary .

2.4.

Tes Formatif

Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan soal !
1)

Saat penyerahan barang dari eksportir kepada importir sebelum barang


dimuat diatas kapal atau ketika masih berada di dermaga pelabuhan.

2)

a. CFR (Cost and Freight)

c. CIF (Cost, Insurance and Freight)

b. FOB (Free on Board)

d. FAS (Free Along Side Ship)

Terms penyerahan yang termasuk kategori Main Carriage Unpaid dalam


incoterms 2000 adalah sebagai berikut, kecuali :

3)

a. FOB (Free on Board)

c. FAS (Free Along Side Ship)

b. FCA (Free Carrier )

d. CFR (Cost and Freight)

Salah

satu

tahapan

pembentukan

sales

contract,

ketika

Penjual

mengajukan penawaran dengan persyaratan yang tidak mengikat, disebut


sebagai ?

4)

a. Firm offer

c. Free Offer

b. Quotation

d. Counter Offer

Hak dan kewajiban penjual dan pembeli yang diatur dalam instrumen
incoterms 2000 adalah hal-hal yang menyangkut sebagai berikut, kecuali :
a. Syarat penyerahan barang

c. Pembagian resiko

b. Tanggung jawab purna jual

d.Tanggung Jawab izin


ekspor/impor

5)

Suatu sales contract dibuka antara eksportir di Indonesia dengan pembeli


di Hongkong dengan syarat penyerahan barang akan dilakukan di
showroom Milik pembeli dan segala urusan pengangkutan menjadi

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

65

kewajiban eksportir. Diantara terms berikut, mana yang paling cocok untuk
dinyatakan dalam sales contract.

6)

a. DES

c. DDP

b. DDU

d. DEQ

Bentuk sales contract yang sudah standar, sehingga pencantuman klausulklausul perikatan cukup dengan mengisikan pada form-form yang tersedia.

7)

a. Proforma invoice

c. Preprinted text

b. Pre negotiation

d. Kumpulan Korespondensi

Berikut ini adalah unsur-unsur minimal yang harus tercantum dalam sales
contract, kecuali :

8)

a. Deskripsi dan spesifikasi barang

c. Instruksi pengapalan

b. Cara pengepakan

d. Penutupan asuransi

Instrumen pengaturan sebagai produk ICC yang mengatur syarat


penyerahan barang dalam transaksi perdagangan internasional adalah ?

9)

a. UCP500

c. UCP600

b. Incoterms

d. URC5

Dalam mekanisme pembentukan sales contract, ketika pembeli tidak dapat


menerima penawaran yang diajukan penjual karena alasan tertentu, maka
bentuk penolakan yang dapat diajukan oleh pembeli adalah.

10)

11)

a. Free Offer

c. Firm Offer

b. Counter Offer

d. Negotiation

Bentuk sales contract yang paling sederhana adalah :


a. Preprinted text

c. Pernyataan Lisan

b. Proforma Invoice

d. Korespondensi

Metode pembayaran yang mengharuskan importir untuk melakukan


pembayaran terlebih dahulu, sebelum barang yang ditransaksikan diterima.

12)

a. Open account

c. Consignment

b. Advanced payment

d. Collection

Eksportir akan menyerahkan seluruh dokumen komersil setelah importir


melakukan akseptasi terhadap draft/promes yang diajukan oleh bank.
Klausul ini dalam metode collection disebut sebagai.
a. Documents against payment

c. Acceptance Document

b. Documents against acceptance

d. Payment against acceptance

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

13)

66

Berdasarkan ketersediaannnya (availability), L/C dibedakan menjadi,


kecuali.
a. By sight payment

L/C

b. By acceptance L/C
14)

c. By negotiation L/C
d. By restricted L/C

L/C yang diterbitkan untuk jangka waktu tertentu dan nilainya dapat ditarik
berulang-ulang oleh beneficiary, adalah.

15)

a. Revolving L/C

c. Transferable L/C

b. Back to back L/C

d. Continous L/C

Berikut ini adalah istilah L/C yang berlaku sebagai instrumen penjaminan
yang tidak mensyaratkan adanya dokumen komersial, kecuali.
a. Non documentay L/C

c. Standby L/C

b. Clean L/C

d. Blank L/C

2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 2, disarankan
agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci
jawaban yang kami sediakan. Hitung persentase tingkat pemahaman (TP) anda,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar


x 100%
Jumlah Keseluruha n Soal

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau


sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan
belajar 2 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar
kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan
mengerjakan tes sumatif akhir.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

67

PENUTUP

Transaksi Perdagangan Internasional adalah suatu bidang kegiatan yang


erat kaitannya dengan tugas-tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Sebagai bagian dari institusi DJBC hendaknya anda memiliki pemahaman yang
tepat mengenai konsep teoritik dan mekanisme transaksi perdagangan
internasional. Tujuannya adalah agar anda dapat mengerti dan melakukan
tindakan yang tepat dalam setiap pengambilan keputusan. Ingatlah bahwa ruang
lingkup tugas kepabeanan merupakan salah satu sub sistem yang mendukung
sistem perdagangan internasional secara keseluruhan.
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat
Teknis Substantif Spesialis Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen dan
umumnya bagi seluruh pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
membaca modul ini.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

68

TES SUMATIF

Sebagai

tolak

ukur

pemahaman

anda

terhadap

modul

Transaksi

Perdagangan Internasional ini, silahkan anda kerjakan soal-soal latihan


berikut.
1)

Salah

satu

tahapan

pembentukan

sales

contract,

ketika

Penjual

mengajukan penawaran dengan persyaratan yang tidak mengikat, disebut


sebagai ?

2)

a. Firm offer

c. Free Offer

b. Quotation

d. Counter Offer

Perikatan sales contract antara eksportir di Indonesia dengan importir di


Japan menggunakan terms CFR. Berikut klausul yang paling tepat, dalam
hal pencantuman syarat penyerahan barang .

3)

a. CFR Tanjung Priok

c. CFR Tokyo

b. CFR Japan

d. CFR Indonesia

Hak dan kewajiban penjual dan pembeli yang diatur dalam instrumen
incoterms 2000 adalah hal-hal yang menyangkut sebagai berikut, kecuali :
a. Syarat penyerahan barang

c. Pembagian resiko

b. Tanggung jawab purna jual

d.Tanggung

Jawab

izin

ekspor/impor
4)

5)

Bentuk sales contract yang paling sederhana adalah :


a. Preprinted text

c. Pernyataan Lisan

b. Proforma Invoice

d. Korespondensi

Metode pembayaran non L/C dengan menggunakan jasa Bank, yang mana
eksportir hanya menyerahkan dokumen finansil saja (draft atau promes).

6)

a. Documentary collection

c. Clean collection

b. Draft collection

d. Financial collection

Metode pembayaran non L/C yang paling tinggi resikonya bagi eksportir
adalah.
a. Open Account

c. Down payment

b. Advanced account

d. Collection

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

7)

69

L/C yang diterbitkan untuk jangka waktu tertentu dan nilainya dapat ditarik
berulang-ulang oleh beneficiary, adalah.

8)

a. Revolving L/C

c. Transferable L/C

b. Back to back L/C

d. Continous L/C

Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam kontrak L/C adalah sebagai


berikut, kecuali.

9)

a. Dokumen pengangkutan

c. Dokumen invoice

b. Dokumen asuransi

d. Dokumen penjualan

Invoice yang berfungsi sebagai penawaran dari pihak penjual kepada pihak
pembeli untuk menempatkan pesanan yang pasti dan biasanya nilai yang
tercantum didalamnya adalah nilai final berdasarkan proses negosiasi.

10)

a. Consular invoice

c. Commercial invoice

b. Proforma Invoice

d. Negotiation invoice

Terms penyerahan yang termasuk kategori Main Carriage Unpaid dalam


incoterms 2000 adalah sebagai berikut, kecuali :

11)

e. FOB (Free on Board)

c. FAS (Free Along Side Ship)

f. FCA (Free Carrier )

d. CFR (Cost and Freight)

Hak dan kewajiban penjual dan pembeli yang diatur dalam instrumen
incoterms 2000 adalah hal-hal yang menyangkut sebagai berikut, kecuali :
a. Syarat penyerahan barang

c. Pembagian resiko

b. Tanggung jawab purna jual

d.Tanggung

Jawab

izin

ekspor-

impor
12)

Bentuk sales contract yang sudah standar, sehingga pencantuman klausulklausul perikatan cukup dengan mengisikan pada form-form yang tersedia.

13)

a. Proforma invoice

c. Preprinted text

b. Pre negotiation

d. Kumpulan Korespondensi

Instrumen pengaturan sebagai produk ICC yang mengatur syarat


penyerahan barang dalam transaksi perdagangan internasional adalah ?

14)

a. UCP500

c. UCP600

b. Incoterms

d. URC5

Dalam mekanisme pembentukan sales contract, ketika pembeli tidak dapat


menerima penawaran yang diajukan penjual karena alasan tertentu, maka
bentuk penolakan yang dapat diajukan oleh pembeli adalah.
a. Free Offer

c. Firm Offer

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

b. Counter Offer
15)

70

d. Negotiation

L/C yang diterbitkan untuk jangka waktu tertentu dan nilainya dapat ditarik
berulang-ulang oleh beneficiary, adalah.

16)

a. Revolving L/C

c. Transferable L/C

b. Back to back L/C

d. Continous L/C

Indonesia mampu memproduksi padi lebih efisien dibanding Philipines.


Philipines mampu memproduksi jagung lebih efisien dibanding Indonesia.
Pada akhirnya Indonesia menspesialisasikan diri pada produksi padi
sedangkan Philipines menspesialisasikan diri pada produksi jagung.
Pernyataan ini sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

17)

a. Keunggulan absolut

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman sumber daya

d. Keunggulan komparatif

Tidaklah mutlak setiap negara melakukan spesialisasi atas seluruh produk


yang memiliki keunggulan dibanding negara lain. Untuk mencapai hasil
yang optimal, kapasitas produksi perlu difokuskan kepada salah satu
produk yang paling unggul dibandingkan produk negara lain. Pernyataan
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

18)

a. Keunggulan absolut

c. Keunggulan daya saing

b. Keragaman teknologi

d. Keunggulan komparatif

Berikut adalah pernyataan yang sesuai dengan prinsip keunggulan daya


saing.
a. Keunggulan daya saing sangat tergantung kepada kekayaan SDA.
b. Keunggulan daya saing sangat tergantung pada lokasi kegiatan usaha
(national home base).
c. Keunggulan daya saing menganjurkan spesialisasi produksi pada
komoditi yang paling efisien.
d. Keunggulan daya saing merupakan faktor endowment yang tidak dapat
diciptakan sendiri.

19)

Prinsip yang disepakati oleh anggota GATT untuk memberi perlakuan yang
sama kepada setiap negara dalam hal penerapan tarif dan perdagangan.

20)

a. Prinsip keadilan

c. Most favored nations

b. Prinsip transparansi

d. Resiprositas

Berikut adalah faktor-faktor daya saing suatu negara atau perusahaan,


kecuali.

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

21)

71

a. Faktor Produksi

c. Ketersediaan pasar luar negeri

b. Faktor permintaan domestik

d. Ketersediaan industri pemasok

Ihtisar yang tersusun secara sistematis yang memuat semua transaksi


pembayaran luar negeri baik yang bersifat kredit maupun debit yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara untuk jangka waktu tertentu dikenal
sebagai :

22)

a. Neraca Perdagangan

c. Neraca Pembayaran

b. Neraca Anggaran

d. Neraca Ekonomi

Berikut ini adalah cakupan transaksi yang dilaporkan dalam neraca


pembayaran, kecuali.

23)

a. transaksi perdagangan

c. pendapatan modal,

b. penanaman modal dalam negeri

d. hutang jangka panjang

Apabila pengusaha Indonesia mengimpor bahan baku dari luar negeri,


maka transaksi tersebut kita golongkan sebagai.
a. Credit visible trade transaction

c. Credit invisible trade

b. Debit visible trade transaction

d. Debit invisibel trade

24) Apabila warga negara Indonesia melakukan pembelian saham atau


perusahaan dari individu yang berasal dari luar negeri, maka transaksi
tersebut digolongkan sebagai.
a. Debit longterms loan transaction
b. debit direct investment transaction
c. credit longterms loan transaction
d. credit direct investment loan transaction.
25) Berikut adalah transaksi yang tergolong sebagai transaksi debit atas hutang
jangka panjang.
a. Pinjaman selama 9 bulan perusahaan Indonesia dari mitra dagangnya di
luar negeri.
b. Pinjaman oleh IMF kepada pemerintah Indonesia untuk menstabilkan
perekonomian dalam negeri untuk jangka waktu 5 tahun.
c. Jasa konsultasi oleh tenaga ahli bangsa asing untuk pengelolaan hutang
jangka panjang
d. Pemberian pinjaman oleh perusahaan Indonesia kepada mitra dagangnya
di luar negeri

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

72

KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
Kegiatan Belajar 1

TES SUMATIF

Kegiatan Belajar 2

1. b

1. d

1. c

2. a

2. d

2. c

3. b

3. c

3. b

4. d

4. b

4. c

5. d

5. c

5. c

6. b

6. c

6. a

7. c

7. b

7. a

8. c

8. b

8. d

9. d

9. b

9. b

10. c

10. c

10. d

11. b

11. b

11. b

12. b

12. b

12. c

13. b

13. d

13. b

14. a

14. a

14. b

15. b

15. d

15. a
16. a
17. d
18. b
19. c
20. c
21. c
22. b
23. b
24. b
25. b

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

73

DAFTAR ISTILAH
Advising Bank : yaitu bank di negara eksportir yang meneruskan atau
memberitahukan dan juga menegaskan kebenaran pembukaan L/C kepada
beneficiary. Selain proses advisi, bank ini dapat juga bertindak sebagai
paying bank, sepanjang mendapat penunjukan dari issuing bank.
Advance payment : metode pembayaran dimana pembeli terlebih dahulu
melakukan pembayaran baik sebagian atau seluruhnya, sebelum barang
yang dipesan dikapalkan oleh penjual.
Applicant : yaitu pihak yang membuka kontrak L/C kepada bank penerbit. Dalam
kontrak perdagangan applicant bertindak sebagai pembeli atau importir.
Back to back L/C : L/C yang dibuat dalam dua kontrak yang terpisah (ada dua
L/C yang terpisah satu sama lain). L/C pertama disebut sebagai master L/C
dan L/C berikutnya dinamakan second L/C yang diterbitkan atas jaminan L/C
yang pertama.
Balance of International payments : neraca pembayaran suatu negara
Beneficiary : yaitu pihak yang akan menerima keuntungan atau pembayaran
atas pembukaan kontrak L/C. Kedudukan beneficiary dalam sales contract
adalah sebagai penjual atau eksportir.
By acceptance : pengertiannya adalah penyerahan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dalam L/C akan diselesaikan oleh nominated bank dengan
catatan akseptasi dan secara tegas akan dicantumkan jangka waktu
pencairan pembayarannya
By deferred payment : pengertiannya adalah pembayaran atas penyerahan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dapat ditangguhkan
untuk jangka waktu tertentu
By negotiation : pengertiannya adalah penyerahan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan

dalam

L/C

akan

diselesaikan

pembayarannya

oleh

negotiating/nominated bank ataupun freely negotiable with any bank yang


mengambil alih dokumen tersebut
By sight payment : pengertiannya adalah pembayaran atas unjuk atau dengan
kata lain suatu L/C dapat langsung dicairkan pembayarannya oleh issuing

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

74

bank, advising bank atau nominated bank, sepanjang dokumen yang


dipersyaratkan dalam L/C telah dipenuhi dan diserahkan kepada bank.
Carriage Paid To (CPT) : term penyerahan perdagangan khusus untuk
pengangkutan multimoda. Penjual berkewajiban menanggung seluruh biaya
pengangkutan dan menentukan sendiri pengangkut yang akan membawa
barang-barang hingga sampai di suatu tempat tujuan di negara importir.
Carriage Insurance Paid To (CIP) : Pada terms penyerahan perdagangan ini,
kewajiban penjual pada dasarnya sama dengan terms CPT hanya saja
ditambah dengan kewajiban menutup asuransi pengangkutan.
Collection : metode pembayaran dengan cara menitipkan dokumen komersial
(commercial documents) atau dokumen keuangan (financial documents)
kepada pihak bank yang selanjutnya akan melakukan penagihan kepada
importir di luar negeri
Consignment : metode pembayaran secara konsinyasi
Confirmed L/C : adalah L/C yang diterbitkan oleh bank penerbit dan dikonfirmasi
atau dijamin oleh bank lain, sehingga bila terjadi kondisi default (gagal bayar)
dari bank penerbit maka confirming bank harus memenuhi kewajiban untuk
membayar kepada negotiating bank (bank di luar negeri yang sebelumnya
telah mengambil alih dokumen komersial dari beneficiary)
Confirming bank : yaitu bank yang menegaskan dan memberikan jaminan
pembayaran atas suatu kontrak L/C. Apabila importir atau issuing bank tidak
dapat melakukan pembayaran, maka confirming bank-lah yang akan
menanggung pembayaran.
Cost and Freght (CFR) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
menyerahkan barang setelah barang melewati batas pagar kapal di
pelabuhan pengapalan dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, tetapi
biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan tetap menjadi kewajiban
penjual
Cost insurance and freight (CIF) : term penyerahan perdagangan dimana
penjual menyerahkan barang setelah barang melewati batas pagar kapal di
pelabuhan pengapalan dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, biaya
pengangkutan dan asuransi pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan tetap
menjadi kewajiban penjual

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

75

Counter offer : pengajuan penolakan atas penawaran yang diajukan oleh


penjual kepada pembeli dengan cara memberikan penawaran balik
Delivered at Frontier (DAF) : term penyerahan perdagangan dimana
perpindahan resiko dari penjual kepada pembeli dilakukan di suatu tempat
yang termasuk wilayah perbatasan, namun belum termasuk daerah pabean
negara pembeli, dalam kondisi belum dibongkar
Direct investment : penanaman modal langsung
Delivered Duty Paid (DDP) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
harus menyerahkan barang kepada pembeli di suatu tempat yang ditunjuk
pembeli dan berada di wilayah kewenangan pembeli dengan kondisi seluruh
formalitas kepabeanan telah diselesaikan (door to door service).
Delivered Duty Unpaid (DDU) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
menyerahkan barang kepada pembeli, di suatu tempat yang ditunjuk pembeli
dalam wilayah kewenangan pembeli
Delivered ex Ship (DES) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
menyerahkan barang apabila telah ditempatkan ke dalam kewenangan
pembeli, diatas kapal , sudah diurus formalitas ekspor, namun belum diurus
formalitas impornya.
Delivered ex Quay (DEQ) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
menyerahkan barang apabila telah ditempatkan kewenangan pembeli, diatas
dermaga, telah diurus formalitas ekspor,namun belum diurus formalitas
impornya
Documentary L/C : adanya kewajiban beneficiary untuk menyerahkan dokumendokumen baik berupa dokumen komersial, dokumen transportasi dan
dokumen asuransi kepada pihak bank dalam rangka mengajukan

klaim

pembayaran atas transaksi L/C


Endowment : anugerah Alam
Exworks : terms penyerahan perdagangan yang dilaksanakan di suatu tempat
milik eksportir atau di negara asal barang (pabrik, gudang, dan lain-lain).
Firm offer : penawaran penjual yang telah mencantumkan harga dan
persyaratan lainnya secara mengikat (price list).
Free alongside Ship (FAS) : term penyerahan perdagangan dimana penjual
wajib menanggung biaya dan resiko sampai dengan penyerahan barang di

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

76

samping kapal di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat


ijin ekspor
Free

Carrier

(FCA)

term penyerahan perdagangan

dimana

penjual

menyerahkan barang kepada pengangkut dalam keadaan sudah mendapat


ijin ekspor, ditempat yang ditunjuk oleh pembeli.
Free offer : penawaran penjual yang mencantumkan catatan harga barang yang
sifatnya tidak mengikat
Free on Board (FOB) : term penyerahan perdagangan dimana penjual wajib
menanggung biaya dan resiko sampai dengan barang melewati batas pagar
kapal (on board) di pelabuhan pengapalan, dalam keadaan sudah mendapat
ijin ekspor.
Invisible trade : transaksi perdagangan terhadap barang tidak berwujud
Income on investment : pendapatan modal
Incoterms 2000 : International Commercial Terms versi Tahun 2000, suatu
instrumen pengaturan dalam hal syarat-syarat penyerahan perdagangan
International money order : instrumen pembayaran sejenis sight draft yang
dikeluarkan oleh suatu bank tanpa harus memiliki saldo account pada bank
tempat pembayaran (drawee). IMO yang populer digunakan di dunia
perdagangan adalah IMO dari Chase Manhatan Bank.
Irrevocable : bahwa klausul-klausul kontrak yang tercantum di dalam L/C tidak
dapat diubah atau dibatalkan oleh salah satu pihak tanpa kesepakatan
bersama dari pihak-pihak terkait (applicant, issuing bank, nominated bank
atau beneficiary)
Issuing Bank : adalah bank di negara importir yang menerbitkan L/C atas
permohonan applicant.
Longterms loan : pinjaman jangka panjang
Letter of Credit : janji membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada
eksportir (beneficiary) sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen L/C
sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C.
Most Favoured Nations : keharusan untuk tidak memberikan keistimewaan
yang menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu
Negotiating bank : yaitu bank yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari
beneficiary dengan segera

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

77

Negotiable L/C : L/C yang memberikan kebebasan kepada beneficiary untuk


mengajukan wesel dan dokumen-dokumen prasyarat L/C kepada Bank mana
saja secara bebas dalam rangka pencairan dananya.
Non documentary L/C : istilah lainnya adalah Clean L/C atau Standby L/C.
Pada

dasarnya

merupakan

instrumen

penjaminan,

yaitu

jaminan

pembayaran (guaranty of payment) yang dikeluarkan oleh bank penerbit


kepada beneficiary atas suatu kejadian wanprestasi dalam kontrak dasar
yang terpisah dari kontrak standby L/C.
Offer : penawaran yang diajukan oleh penjual kepada calon pembeli
Open account : metode pembayaran dimana penjual mengapalkan terlebih
dahulu barang yang dipesan oleh pembeli sebelum pembayaran (baik
sebagian atau keseluruhan) diterima oleh penjual.
Paying bank : yaitu bank yang namanya disebutkan secara tegas dalam kontrak
L/C sebagai bank yang akan melakukan pembayaran.
Proforma invoice : Invoice yang sifatnya adalah sementara, yang digunakan
untuk mendapatkan kesepakatan terakhir dari pihak pembeli
Printed short form : bentuk penawaran dan permintaan yang telah disusun
secara standar ke dalam bentuk teks isian
Reimbursing Bank : yaitu bank yang menagih kembali (reimburse) kepada
issuing bank atas pembayaran yang dilakukannya kepada beneficiary .
Resiprositas : perlakuan timbal- balik
Restricted L/C : adalah L/C yang secara khusus mensyaratkan bahwa tindakan
akseptasi / pembayaran / negosiasi / pengambilalihan draft / wesel / bill of
exchange dan dokumen komersial yang disyaratkan dalam L/C harus
dilakukan nominated bank yang telah ditunjuk oleh issuing bank
Red clause L/C : L/C yang memberikan klausul khusus kepada beneficiary untuk
menarik atau mencairkan sebagian/seluruh nilai yang tercantum dalam L/C
tersebut dengan menggunakan bukti penarikan/pencairan sederhana.
Require offer : permintaan penawaran
Revolving L/C : L/C yang diterbitkan oleh issuing bank dalam jangka waktu
tertentu dan nilai tertentu yang dapat ditarik berulang-ulang oleh beneficiary
dimana setiap kali terjadi penarikan maka nilai dan waktunya akan kembali
seperti semula

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

78

Ro-ro : Roll on Roll off, angkutan laut atau kapal yang dilengkapi dengan ramp
(jembatan) untuk menaikan dan menurunkan kendaraan-kendaraan darat
Sales of contract : kontrak perjanjian jual-beli antara pembeli dan penjual antar
negara
Shorterm loan : pinjaman jangka pendek
Sight L/C : adalah L/C yang jangka waktu pembayarannya adalah atas unjuk
Straight L/C : L/C yang mensyaratkan jatuh tempo pembayarannya di issuing
bank dan pembayaran wesel akan dilakukan segera setelah seluruh
dokumen yang dipersyaratkan diterima oleh issuing bank
Terms of trade : syarat penyerahan perdagangan
Terms of payment : syarat pembayaran
Teori Diamond : Teori keunggulan daya saing yang dikemukanan Michael
Porter tahun 1998
Telegraphic Transfer : instrumen pembayaran sejenis wesel yang dikeluarkan
oleh bank, namun penyampaian berita dilaksanakan melalui kawat atau telex
Transferable L/C : L/C yang memberikan hak kepada beneficiary (beneficiary
pertama) untuk menginstruksikan kepada nominated bank agar L/C tersebut
dapat dialihkan sebagian atau seluruhnya kepada satu atau lebih beneficiary
lainnya yang telah ditentukan oleh first beneficiary
Travelers checks : instrumen pembayaran yang sifatnya seperti wesel yang
dikeluarkan oleh bank dan isinya memerintahkan bank tersebut untuk
mencairkan sejumlah dana kepada nasabah yang menunjukan travelers
check tersebut
Unilateral transaction : transaksi-transaksi yang menjadi satu kesatuan
Usance L/C : L/C yang pembayarannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu
yang biasanya penghitungan jangka waktu jatuh temponya dikaitkan dengan
tanggal dokumen transportnya (contoh: 2 minggu setelah tanggal bill of
leading)
Usance L/C Payable at sight (U-PAS) : L/C yang memperbolehkan beneficiary
untuk menerima pembayaran langsung sebagaimana layaknya sight L/C
namun jumlah yang diterima dikurangi dengan biaya bunga atau diskonto (at
discount)
Visible trade: transaksi perdagangan terhadap barang berwujud
Viable: dapat hidup terus, dapat berjalan

DIKLAT FUNGSIONAL PFPD

Buku dan artikel :

79

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Ramlan. 2007. Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional. Jakarta:


Salemba Empat.
Hutabarat, Roselyne. 1994. Transaksi Ekspor Impor. Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga
International Chamber of Commerce. 2000. International Commercial Terms,
Publication
Nomor
560.
Diakses
dari
http://swengelsk.com/Logistic/Incoterms .htm pada tanggal 8 Juni 2009 jam
21:45
MS, Amir. 2005. Ekspor Impor: Teori dan Penerapannya. Edisi ke-9. Jakarta:
PPM.
Moerjono, Agoes. 1993. Melangkah Menuju Ekspor: Buku 1. Edisi ke-1. Jakarta:
LPPM
Pratomo, Wahyu. 2007. Teori Kerja Sama Perdagangan Internasional. Sjamsul
Arifin, Dian Ediana R., dan Charles P.R. Joseph. Kerjasama Perdagangan
Internasional: Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Reksoprajitno, Soedijono. 1983. Ekonomi Internasional: Pengantar Lalu Lintas
Pembayaran Internasional. Jakarta: Universitas Gunadarma
Tjahjarijadi, Haryono. 2008. Singkat Jelas Tentang Transaksi Luar Negeri.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yusdja, Yusmichad. 2004. Tinjauan Teori Perdagangan Internasional dan
Keunggulan Kooperatif. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 22 No.2
Desember 2004: 126-141
Data Publikasi:
World Trade Organization. 2008. Trade Profile 2008
Republik Indonesia. 2008. Nota keuangan dan Rancangan Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009

Anda mungkin juga menyukai