INTERNASIONAL
INDONESIA AFRIKA
Dosen Pengampu :
HERMAWAN,
DR.SIP.MSI
Oleh :
SINGGIH DEFVIYANTO
115030107111046
TRI MUKTI EKA S
115030107111059
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, segala pengetahuan, karena atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul Hubungan Internasional Indonesia Afrika.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik bantuan yang berupa materi maupun dukungan moril. Untuk itu dalam kata
pengantar ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas semua bantuan
yang diberikan demi kelancaran laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
agar makalah ini dapat berguna sebagai salah satu dari bahan informasi bagi penulis
maupun pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
D. Manfaat .........................................................................................................
E. Pembahasan ...................................................................................................
10
11
12
14
17
18
F. Kesimpulan ....................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
22
A. LATAR BELAKANG
Buku Pedoman Kunjungan Kerja Panja Ruu Perjanjian Internasional Badan Legislasi
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2012. Dikutip tanggal 17 November
2013.
http://www.kemlu.go.id/. Dikutip tanggal 16 November 2013
Afrika saling meningkat dengan adanya saling dukung dalam forum internasional
dan saling kunjungan di antara pejabat tinggi ke dua Negara.
Apa yang kita ketahui tentang Afrika? Sebuah benua yang penduduknya
berkulit hitam, berambut keriting pendek, miskin, kekeringan, kekurangan pangan
dan dilanda perang terus menerus. Itu jawaban yang mungkin diberikan
kebanyakan orang Indonesia. Jawaban yang tidak seluruhnya benar itu tidak bisa
disalahkan. Mengapa? Karena informasi tentang Afrika yang dimuat media massa
Indonesia memang sangat minim. Dan, yang minim itu pun kebanyakan berasal
dari media massa Barat. Republik Afrika Selatan merupakan sebuah negara di
Afrika bagian selatan, juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum
yang utama di dunia. Dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik
'apartheid'nya, namun sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis
dengan penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika.
Pada
tanggal
22-23
April
2005,
negara-negara
Asia
dan
Afrika
2. Memanfaatkan peluang yang ada dan mengidentifikasi bidang bidang kerja sama
baru; dan
3. Mengedepankan kemajuan implementasi kesepaka- tan yang telah ada
D. MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa
1. Mempelajari proses diplomasi dalam mengatasi dan menangani berbagai
permasalahan bilateral;
2. Mengidentifikasi peluang-peluang kerja sama yang ada dan mengidenti
kasi bidang-bidang kerja sama baru; dan
3. Mengevaluasi kemajuan implementasi kesepaka- tan yang telah ada.
b. Bagi Pemerintah
1. Menjaga integritas dan kedaulatan wilayah Indonesia;
2. Mendukung pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan
nasional;
3. Melindungi warga negara Indonesia dan kepenti ngan Indonesia lainnya di
luar negeri; serta
E. PEMBAHASAN
bilateral
Indonesia
dengan
negara-negara
di
Afrika,
sedang
dalam mewujudkan
sebagainya.
Persepsi terhadap ketersediaan sumberdaya energi juga terbagi dua, yang
menganggap bahwa sumber energi dunia masih melimpah dan yang
beranggapan bahwa akan segera datang masa-masa sulit, berserta akibatakibatnya. Yang beranggapan bahwa sumber energi di dunia melimpah
berpendapat bahwa banyak sumber energi pengganti, bahkan yang terbarukan
5
Masalah Energy Security di wilayah Asia baru-baru ini dibahas dalam Asia
Cooperation Dialogue: Co-Prime Movers on Energy Security di Bali, 11-12 April
2007. Dikutip tanggal 20 November 2013
10
yang dapat digunakan bila bahan bakar fossil habis 6. Sebaliknya yang percaya
bahwa akan datang masa sulit berpendapat bahwa dibutuhkan waktu peralihan
yang lama, karena sumber energi pengganti tersebut terlalu mahal dan masih
terlalu sulit untuk dikendalikan untuk mendukung tingkat produktivitas ekonomi
dan kehidupan yang diingini.
Proyeksi permintaan akan energi primer dunia yang dilakukan oleh EIA
Departemen Energi AS7 dan oleh Badan Energi Internasional OECD seperti
dilaporkan oleh Situmeang8 menunjukkan bahwa permintaan tersebut akan naik
dari 75 Gboe pada tahun 2004, menjadi 116 Gboe pada tahun 2030. Bahan bakar
fossil masih akan menjadi sumber energi primer yang dominan. Kenaikan
terbesar terjadi pada permintaan akan batubara. Untuk sementara batubara belum
terlalu merisaukan, di samping cadangan dunia yang masih memadai,
pengembangan teknologi untuk mengurangi pencemaran terus digalakkan, serta
kebijakan untuk menekan pelepasan gas rumah kaca dikembangkan pada tingkat
internasional.
a) Minyak Bumi
Dalam berbagai proyeksi tersebut telah digunakan model yang
memperhitungkan faktor ekonomi, terutama kaitan antara harga dan
perrmintaan dan penyediaan. Para pengambil keputusan di bidang minyak
memberikan kesan bahwa masa minyak bumi akan segera berakhir, karena
cadangan minyak telah menurun. Hal ini terlihat dari penanaman modal di
bidang ini yang rendah, kenaikan harga minyak tidak banyak mendorong
eksplorasi baru, sehingga cadangan terbukti menurun; cadangan dalam
pengangkutan dan distribusi juga menipis. Kilang minyak di AS sudah
mendekati batas kapasitasnya tetapi tidak ada kilang baru yang dibangun;
kapal tanker telah penuh dipesan tetapi yang dihapus lebih banyak dari yang
dibangun. Merger dan Penggabungan oleh Perusahaan Raksasa Minyak
meningkat dalam rangka menambah cadangan terbukti
6
11
b) Tenaga Nuklir
85% kapasitas PLTN terpasang di dunia berada di negara anggota
OECD (30 negara). Di negara tersebut tenaga nuklir memberikan hampir
seperempat dari penyediaan listrik. Bahan bakar PLTN tersebut, uranium
belum merisaukan seperti yang dialami oleh minyak. Uranium adalah logam
"biasa" yang ditemukan dalam batu-batuan dan air laut sebagai larutan
(0,003 ppm). Cadangan Uranium yang dapat ditambang (dengan biaya
kurang dari $80/kg U) adalah sebesar 4,7 juta ton.
Konsumsi saat ini adalah 66 500 ton U/tahun, yang mencukupi untuk
puluhan tahun ke depan. Diproyeksikan pemanfaatan tenaga nuklir akan
terus meningkat, sekalipun pangsanya dalam penyediaan energi akan
menurun. Peningkatan ketersediaan PLTN yang telah ada dapat mengganti
pembangunan PLTN baru. Saat ini pengembangan PLTN generasi baru juga
terus diupayakan. Salah satu dari padanya adalah jenis Reaktor Suhu Tinggi
berpendingin
gas
"Pebble
bed"
(tumpukan
bola)
(PBMR)
yang
12
yang
biasanya
mengikuti
kenaikan
produksi
dan
produktivitas (karena mengejar skala ekonomi, karena itu harus dicari skala
yang tepat), pengalihan lahan pangan ke lahan energi (jadi tanaman harus
menghasikan energi yang jauh lebih tinggi nilainya dari pangan),
penebangan hutan, hilangnya keragaman hayati, masalah neraca energi dan
neraca karbon, serta pemakaian pupuk yang berlebihan, sehingga
menyebabkan penurunan kualitas tanah dan air yang menjadi tumpuan bagi
si miskin. Untuk itu sektor publik harus berperan dalam mengelola dan
mengaturnya. Dari Brasil banyak yang dapat kita pelajari, maupun dari
perdebatan mengenai pangan versus energi (termasuk masalah kemiskinan).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga sumber
energi tersebut akan terkait dengan hubungan kerjasama Indonesia
dengan Afrika Sub-Sahara di masa dekat maupun jangka menengah.
Pada tahun 2025 diperkirakan 20% dari penyediaan energi di Indonesia
masih bertumpu pada minyak. Sedangkan gas dan batubara masing masing
memberikan 30% dan 33%. Bagaimana proyeksi tersebut akan dicapai belum
banyak informasi yang dikeluarkan. Apakah akan diserahkan kepada sektor
swasta, yang berarti diandalkan pada kekuatan pasar, atau sektor publik harus
13
jaringan
kerjasama,
terutama
dengan
wilayah
lain,
perlu
untuk
meningkatkan
kesejahteraannya.
Peluang
peningkatan
14
dapat diserahkan pada mekanisme pasar, dan mana yang sektor publik harus
memperbaiki kegagalan pasar.
2. Hubungan Indonesia Dengan Afrika Dalam Prospek Kebijakan Politik
Hubungan politik antara Indonesia dan Afrika Selatan terjalin lama sejak
sebelum pembukaan hubungan diplomatik. Dimana Indonesia mendukung the
Afrikan
National
Congress
(ANC)
pada
masa
perjuangan
melawan
Apartheid, dan menjaga posisi ini terus menerus serta memberikan sanksi
terhadap rejim Apartheid.
Adapun beberapa kerjasama yang telah dilakukan antara Indonesia
dengan Afrika Selatan adalah sebagai berikut:
a) Republik Afrika Selatan dan Republik Indonesia membuka hubungan
diplomatik pada bulan Agustus 1994. Kedutaan Republik Afrika Selatan
didirikan pada bulan Januari 1995 di Jakarta.
b) Afrika Selatan dan Indonesia adalah anggota Gerakan Non-Blok yang aktif,
dan telah bekerja sama dengan erat dalam meningkatakan prinsip
prinsip kerjasama Selatan Selatan. Kedua negara telah memainkan
peranan penting dalam meningkatkan peranan Selatan dan meningkatkan
dialog Utara Selatan. Suatu hal yang patut digarisbawahi adalah pada
saat Indonesia menjadi tuan rumah Konperensi Asia Afrika di Bandungpada
tahun 1955, Indonesia mengundang the ANC sebagai wakil dari Afrika
Selatan untuk konperensi ini.
c) Perjanjian Komisi Bersama ditandatangani pada bulan Maret 2004
untuk memastikan pendekatan yang lebih terkoordinasi dalam mencapai
kepentingan bilateral yang sama antara Afrika Selatan dan Indonesia.
Pertemuan Komisi Bersama yang pertama dilakukan di Pulau Batam,
Indonesia dari tanggal 24 25 Pebruari 2008.
d) Afrika Selatan dan Indonesia bekerjasama dalam menkoordinasikan
kegiatan kegiatan New Asia-Afrika Strategic Partnership (NAASP).
Kemitraan Strategis Asia Afrika Baru. Kedua negara juga memiliki
mandat untuk menjadi co-chair Pertemuan Asia Afrika mendatang
yang dijadualkan akan diselenggarakan di Afrika Selatan pada tahun
2010. Tanggungjawab sebagai tuan rumah bersama memberikan platform
15
yang lain untuk hubungan dan pemahamam yang lebih dekat antara
kedua negara.
e) Pada tahun 2008, Presiden melakukan kunjungan kenegaraan ke Afrika
Selatan mulai tanggal 17 18 Maret 2008 dengan menandatangani
Strategic Partnership Joint Declaration (Deklarasi Bersama Kemitraan
Strategis)
yang
memiliki
kedua negara yang telah lama terjalin menuju ke tingkat yang baru.
Hubungan
Indonesia
Afrika
memasuki
babak
baru
setelah
penyelenggaraan KTT Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 tahun KAA 1955
pada tanggal 22 - 24 April 2005. Bagi Indonesia KTT AA 2005 selain
merupakan momentum yang tepat untuk memulihkan kembali citra, integritas
dan kewibawaannya sebagai salah satu pemimpin dunia yang dalam sejarahnya
banyak memelopori kebangkitan negara-negara berkembang, juga merupakan
kesempatan emas untuk menggalang solidaritas dan meningkatkan kerjasama
yang lebih erat dengan negara-negara Afrika khususnya, sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dirasakan manfaatnya baik di bidang politik,
ekonomi maupun sosial budaya12.
Hubungan baik antara Indonesia dengan negara negara Afrika yang
telah ditunjukan dengan sikap yang simpatik dan tidak menyulitkan posisi
Indonesia di forum internasional terus dibina dan ditingkatkan pada masa
mendatang.Dalam beberapa tahun belakangan ini, Indonesia secara aktif
berupaya membangun jembatan kerja sama Asia-Afrika sebagai sarana dalam
konstruksi politik luar negeri RI selain APEC, ASEM, dan FEALAC13.
Kementerian Luar negeri RI memandang Afrika secara politis menjadi
beberapa bagian yaitu14:
a) Stabil Dan Demokratis :
Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Botswana, Burkina Faso,
Egypt, Ethiopia, Gambia, Ghana, Guinea, Liberia, Lesotho, Madagascar,
12
16
Konferensi
Tingkat
Menteri
untuk
pembangunan
kemampuan Palestina di Jakarta Selama dua hari, 14-15 Juli 2008. Pertemuan itu
membahas pranata tindak lanjut untuk memastikan langkah efektif NAASP.
Perutusan dari 56 negara Asia- Afrika, termasuk tiga negara Amerika Latin,
yaitu Brasil, Venezuela, dan Cile, serta tiga perhimpunan antarbangsa sebagai
pengamat, mendaftar proyek pembangunan kemampuan, yang praktis dan dapat
dilaksanakan, guna menyiapkan masyarakat Palestina saat kemerdekaan
Palestina terwujud.
NAASP tetap merupakan sebuah forum yang penting dan potensial bagi
kerja sama antar negara-negara di kedua benua. Dalam dunia yang berubah,
tentu NAASP, seperti forum internasional lainnya, memiliki kewajiban untuk
mengatasi berbagai tantangan yang ada pada masa kini. Tidak diragukan lagi
dalam isu Palestina, masalah kebebasan dan kemerdekaan tetap menjadi prioritas
utama bagi NAASP. Bagi yang lain, isu stabilitas, sebagaimana juga
kesejahteraan masyarakat Asia dan Afrika adalah merupakan tema utama bagi
kerja sama yang membawa kedua benua untuk dapat bersama. Indonesia
berkeyakinan bahwa dengan bekerja bersama-sama kedua benua dapat
menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
17
15
18
sejarah
antara
selalu
19
pelepasan gas rumah kaca. Tidak kalah pentingnya adalah siapa yang harus
menanggung biayanya.
2. Menyadari
tidak
tak-terbatasnya
cadangan
minyak
dan
ketimpangan
tersebut
diarahkan
pada
peningkatan
efisiensi
energi
dan
energi
menghadapi
peningkatan
permintaan,
sedangkan
20
21
Afrika,
pemerintah
Indonesia
sejak
tahun
2006
telah
G. Daftar Pustaka
Jurnal Ilmiah :
A.J.Surjadi . Prospek Kerjasama Energi dengan Negara-negara Afrika Sub-Sahara
dan Manfaat Jangka Panjang bagi Indonesia. BPPK Deplu, di Surabaya, 2527 April 2007.
David Sandalow, Ending Oil Dependence, The Brookings Institution, Washington
DC, January 22, 2007.
EIA DOE, International Energy Outlook 2006, Washington DC.
Hardiv Situmeang, "Overview of World's Energy and Its Impact to Developing
Countries".
22
Masalah Energy Security di wilayah Asia baru-baru ini dibahas dalam Asia
Cooperation Dialogue: Co-Prime Movers on Energy Security di Bali, 11-12
April 2007.
Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D, Hubungan Indonesia Afrika: Antara Retorika
Sejarah dan Basis Diplomasi Yang Lebih Solid, 2007.
Soedyartomo Soentono, "Program Energi Nuklir di Indonesia", Penyajian pada
Seminar Diplomasi Energi dalam Pemantapan Pembangunan PLTN di
Indonesia, Jakarta, 13-14 November 2006.
Spencer Reiss, "Let a Thousand Reactors Bloom", Wired Magazine.
Sudirman Haseng,Dinamika Hubungan Indonesia dengan Negara-negara Afrika,
2007, hlm. 11.
Internet :
www.antara.co.id. Deplu Gelar Film Asia Afrika. (Online, 18 November 2013).
www.antara.co.id. IAPD di Batam. http://www.antara.co.id/seenws/?id=4556.
(Online, Tanggal 18 November 2013).
www.antara.co.id. Pemulihan Hubungan Indonesia dan Afrika, 23 Mei 1998.
(Online, Tanggal 21 November 2013).
www.deplu.go.id. Pembukaan Diklat Diplomatik Madya Asia-Afrika dan Senior
ASEAN. (Online, Tanggal 18 November 2013).
http://www.kemlu.go.id/. (Online, Tanggal 16 November 2013).
http://www.theglobal-review.com/. (Online, Tanggal 17 November 2013).
http://www.wikipedia.com."Pebble bed Reactor". (Online, Tanggal 17 November
2013).
Dokumen :
Buku Pedoman Kunjungan Kerja Panja Ruu Perjanjian Internasional Badan
Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2012.
Diplomasi Indonesia 2011 Kementerian Luar Negeri RI
Dokumen Kementerian Luar Negeri RI.