Anda di halaman 1dari 18

BAHASA INDONESIA DIMINATI & DIPELAJARI OLEH

BANGSA-BANGSA DI DUNIA

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Besar I Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

DISUSUN OLEH

NAMA : Sekar Indah Bestari


NIM : 1951500238
KELOMPOK : AP

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Potensi Bahasa Indonesia Menjadi
Bahasa ASEAN atau PERBARA (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara) ”. Makalah
ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester mata kuliah Bahasa
Indonesia pada Universitas Budi Luhur Jakarta.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini, terutama kepada:
1. Bapak Supriyadi, S.Pd., M.pd. Selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
di Universitas Budi Luhur.
2. Orang Tua yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini,
Dan seterusnya.
3. Serta teman – teman yang setia menyemangati, ketika otak saya sudah lelah
karena terlalu memikirkan perancangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun
dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka dan sangat diharapkan.
Semoga kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 31 Oktober 2020

Penulis,
Sekar Indah Bestari
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan sebuah


organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara – negara dikawasan Asia
Tenggara. ASEAN didirikan di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967
berdasarkan Deklarasi PERBARA (Perhimpunan Bangsa – bangsa Asia
Tenggara) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan
perdamaian dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan
untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai.
Untuk itu ASEAN membutuhkan bahasa resmi, sebab dengan adanya aturan
Bahasa resmi tersebut tentunya akan mempermudah komunikasi antar masyarakat
ASEAN dalam berhubungan satu sama lain. Sehingga dapat menghindari
miskomunikasi yang dapat mengakibatkan terjadinya ketegangan atar Negara-
negara di Asia Tenggara. Berkenaan dengan keberadaan Bahasa Indonesia di
kawasan ASEAN bahkan di dunia Internasional sangat memegang peranan
penting, bahkan berpotensi menjadi bahasa yang digunakan di ASEAN. Hal ini
tidaklah berlebihan mengingat bahasa Indonesia yang egaliter, indah, mudah dan
sederhana serta minat pemakai bahasa Indonesia sangat besar sehingga
memberikan kontribusi untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
digunakan di ASEAN.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang sangat potensial. Geopolitik
Indonesia yang strategis, ditambah lagi dengan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang berlimpah menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis untuk
dikelola. Hal ini tentunya berimbas pada alat komunikasi yang digunakan sehari-
hari yakni bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa ini di masa kini tidak hanya
dipelajari oleh orang Indonesia, namun juga oleh orang asing yang tertarik dengan
potensi yang dimiliki Indonesia. Di skop yang lebih kecil yakni kawasan Asia
Tenggara, Indonesia juga termasuk negara anggota yang mempunyai banyak
potensi. Arus perdagangan dan investasi di kawasan ASEAN berdatangan dari
negara – negara maju.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa itu ASEAN?
2. Apa itu Bahasa Indonesia jika diliht dari sejarahnya?
3. Sebutkan alasan mengapa Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa resmi
ASEAN?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejara berdirinya ASEAN
2. Untuk mengetahui sejarah singkat terlahirnya Bahasa Indonesia
3. Serta untuk mengetahui alasan kuat kenapa Bahasa Indonesia dapat dijadikan
sebagai Bahasa resmi ASEAN
1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi


informasi yang jelas mengenai potensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi
ASEAN sehingga kita dapat merasa bangga dengan Bahasa bangsa sendiri dan
semaki mencintai Bahasa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah ASEAN


ASEAN merupakan akronim dari Association of SouthEast Asian Nations
yaitu organisasi ekonomi dan geo-politik yang dikhususkan untuk negara-negara
yang berada di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan secara resmi
berdasarkan Deklarasi Bangkok di Thailand tepatnya di Bangkok pada tanggal 8
Agustus 1967.
ASEAN didirikan oleh lima negara yang berada kawasan Asia Tenggara,
yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Terbentuknya
organisasi ini dipicu adanya pertentangan antar dua negara adikuasa setelah
pecahnya Perang Dunia II yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Setelah itu, kedua negara adikuasa ini mengalami Perang Dingin selama
bertahun-tahun dan menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai area persaingan
ideologi dua negara tersebut, yaitu Uni Soviet sebagai Blok Timur dan Amerika
Serikat sebagai Blok Barat.
Untuk mencegah terjadinya gangguan stabilitas dan keamanan, maka
dibentuklah organisasi yang bertugas mempersatukan dan mengayomi negara-
negara di Asia Tenggara. Sebenarnya sebelum ASEAN terbentuk, sudah ada
beberapa organisasi lainnya seperti SEATO (South East Asia Treaty
Organisation), ASA (Association of Southeast Asia), dan Maphilindo (Malaysia-
Philipina-Indonesia). Namun, ketiga organisasi yang terbentuk sebelum ASEAN
ini tidak berjalan dan berkembang dengan baik karena adanya perbedaan
kepentingan dan ideologi para anggotanya.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara memang sangat beragam dengan
perbedaan dari berbagai segi, seperti latar belakang, agama, budaya, ideologi,
perekonomian, dan lain sebagainya. Terbentuknya organisasi ASEAN tidak lepas
dari adanya persamaan yang melatarbelakanginya. Berikut ini merupakan
persamaan latar belakang negar-negara anggota ASEAN, yaitu

A. Adanya persamaan geografis yaitu sama-sama terletak di antara dua benua


(Asia dan Australia) dan dua Samudra (Hindia dan Pasifik).
B. Adanya persamaan dasar kebudayaan, bahasa, tata kehidupan, dan pergaulan
yang hampir sama sebagai negara-negara pewaris rumpun Melayu
Austronesia.
C. Adanya persamaan nasib yaitu pernah merasakan dijajah bangsa Barat
(kecuali Thailand), sehingga memunculkan rasa kesetiakawanan antar negara
di kawasan Asia Tenggara.
D. Adanya persamaan kepentingin di berbagai bidang kehidupan, seperti politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan keamanan.
E. Pada awalnya, ASEAN didirikan oleh lima negara yang diwakili oleh para
menteri luar negeri masing-masing negara.

Berikut ini nama-nama Menteri Luar Negeri beserta negara asalnya.

A. Adam Malik sebagai perwakilan dari Indonesia


B. S. Rajaratnam sebagai perwakilan dari Singapura
C. Tun Abdul Razak sebagai perwakilan dari Malaysia
D. Narsisco Ramos sebagai perwakilan dari Filipina
E. Thanat Khoman sebagai perwakilan dari Thailand

Adapun tujuan dibentuknya organisasi ASEAN, yaitu :

A. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan


kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan
dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-
bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
B. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negaranegara di kawasan
ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;
C. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam
masalahmasalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi;
D. Saling memberikan bantuan dalam bentuk saran-sarana pelatihan dan
penelitian dalam bidang pendidikan, profesi, teknik, dan admistrasi;
E. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian
dan industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-
masalah komoditi internsional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan
komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat mereka;
F. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara; dan
G. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai onrganisasi
internasional dan regional yang mempunyai tujuan yang serupa, dan untuk
menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara
mereka sendiri.

Selain tujuan, ASEAN pun memiliki prinsip utama, yaitu :

A. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah


nasional, dan identitas nasional setiap negara
B. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada
campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
C. Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
D. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
E. Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
F. Kerja sama efektif antara anggota
Sedangkan prinsip dasarnya meliputi :

A. menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah dan


identitas nasional seluruh negara anggota ASEAN;
B. berbagi komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan
perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional;
C. menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan lain
dalam cara yang tidak sesuai dengan hukum internasional;
D. ketergantungan pada penyelesaian damai sengketa;
E. tidak campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN;
F. menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi
nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan;
G. konsultasi ditingkatkan mengenai hal-hal serius memengaruhi kepentingan
bersama ASEAN;
H. kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsip-
prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;
I. menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan hak asasi manusia,
dan pemajuan keadilan sosial;
J. menjunjung tinggi Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk hukum
humaniter internasional, yang disetujui oleh negara anggota ASEAN;
K. tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan, termasuk penggunaan
wilayahnya, dan dikejar oleh Negara Anggota ASEAN atau non-ASEAN
Negara atau aktor nonnegara, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah
atau kestabilan politik dan ekonomi ASEAN Negara-negara Anggota;
L. menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat ASEAN,
sementara menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam
keanekaragaman;
M. sentralitas ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya
eksternal sambil tetap aktif terlibat, berwawasan ke luar, inklusif dan tidak
diskriminatif, dan
N. kepatuhan terhadap aturan-aturan perdagangan multilateral dan aturan
berbasis ASEAN rezim bagi pelaksanaan efektif dari komitmen ekonomi dan
pengurangan progresif terhadap penghapusan semua hambatan untuk integrasi
ekonomi regional, dalam dorongan ekonomi pasar.

Berikut adalah daftar anggota ASEAN saat ini beserta tanggal bergabungnya :

A. Indonesia sebagai negara pendiri tanggal 8 Agustus 1967.


B. Singapura sebagai negara pendiri tanggal 8 Agustus 1967.
C. Malaysia sebagai negara pendiri tanggal 8 Agustus 1967.
D. Filipina sebagai negara pendiri tanggal 8 Agustus 1967.
E. Thailand sebagai negara pendiri tanggal 8 Agustus 1967.
F. Brunei Darussalam sebagai negara anggota yang bergabung pada 7 Januari
1984.
G. Vietnam sebagai negara anggota yang bergabung pada 28 Juli 1995.
H. Laos sebagai negara anggota yang bergabung pada 23 Juli 1997.
I. Myanmar sebagai negara anggota yang bergabung pada 23 Juli 1997.
J. Kamboja sebagai negara anggota yang bergabung pada 16 Desember 1998.

2.2 Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan
berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar
para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,


menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa
Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang
menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka
tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang),
Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka
tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu
Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena
di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan
di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan
bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai
bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu
juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai
bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai
bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di
Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama
Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand,
1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-
lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud
Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara,
yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak
makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis,
seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M,
maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri,
Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh
masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku,
antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak
mengenal tingkat tutur.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin


berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak
budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama
dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia
dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan
majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Adapun factor yang menyebabkan Bahasa Melayu dipilih sebagai salah


satu sumber atay ragam Bahasa Indonesia, yitu :

A. Bahasa Melayu merupakan lingua franca pada saat itu, yakni bahasa perantara


atau penghubung yang digunakan di seluruh Asia Tenggara dalam berbagai
perkumpulan dan kegiatan-kegiatan kenegaraan.
B. Bahasa Melayu memiliki sistem bahasa yang cukup mudah dipelajari dan
sederhana, sehingga dapat digunakan oleh berbagai suku yang ada di berbagai
penjuru negeri ini.
C. Berbagai suku di negara Indonesia, baik suku jawa, sunda, badui, batak,
lampung, betawi dan suku-suku lainnya menerima bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional.
D. Bahasa Melayu memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahasa
kebudayaan yang mencakup arti yang sangat luas.

2.3 Alasan Bahasa Indonesia Berpotensi sebagai Bahasa Resmi ASEAN

Dalam usianya yang genap 108 tahun bahasa Indonesia terus berkembang
untuk memenuhi kebutuhan komunikasi pada masyarakat global sehingga bahasa
Indonesia berpotensi menjadi jembatan penghubung antar bangsa, terutama di
kawasan ASEAN. Bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa utama ASEAN
karena mempunyai beberapa faktor berikut:

A. Bahasa Indonesia mempunyai struktur yang sederhana. Oleh karena itu,


bahasa itu sangat mudah dipelajari. Di samping itu, bahasa Indonesia juga
mempunyai daya serap kosakata yang kuat. Dalam proses perkembangannya
bahasa Indonesia telah menyerap kosakata dari beberapa bahasa, seperti
bahasa Portugis, bahasa Sansekerta, bahasa Arab, bahasa Belanda, dan bahasa
Inggris. Pada masa depan kosakata bahasa Indonesia dapat terus bertambah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penuturnya dan masyarakat global.
B. Bahasa Indonesia mempunyai jumlah penutur yang paling banyak di ASEAN,
yaitu 230 juta jiwa, dan pada masa depan diperkirakan semakin bertambah.
Jumlah penuturnya tersebar di dalam negeri dan di luar negeri. Penutur di luar
negeri, seperti tenaga kerja Indonesia, pelajar Indonesia, dan wisatawan
Indonesia, dapat menjadi duta dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada
bangsa-bangsa lain.
C. Bahasa Indonesia mempunyai persebaran geografis yang luas. Sebagaimana
diketahui, bahasa Melayu, yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia, telah
dituturkan di hampir seluruh kawasan ASEAN. Bahkan bahasa Melayu
tercatat menjadi bahasa nasional di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan Singapura. Sementara itu, di beberapa negara lain, seperti
Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Filipina, bahasa Melayu menjadi
bahasa kedua dan ketiga. Karena struktur bahasa melayu mirip dengan bahasa
Indonesia, besar kemungkinan bahasa Indonesia dapat diterima di negara-
negara itu.  
D. Sektor ekonomi makro di Indonesia yang berkembang pesat menjanjikan
lahan investasi bagi investor asing. Itulah pintu gerbang untuk mengenalkan
bahasa Indonesia kepada dunia.
E. Produk sosial dan budaya Indonesia yang tersebar di negara-negara ASEAN
dapat menjadi media mengenalkan bahasa Indonesia. Sebagai contoh, di
Malaysia film, program televisi, dan musik dari Indonesia banyak digemari
dan itu membuka peluang bagi persebaran bahasa Indonesia. banyak digemari
dan itu membuka peluang bagi persebaran bahasa Indonesia.
Selain itu, Bahasa Indonesia pun juga memiliki kekuatan serta kelemahannya
masing – masing di dalam kedudukannya sebaga potensi dari Bahasa resmi
ASEAN, yaitu :

A. Kekuatan
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang
relatif terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk
melayani. Penduduk Dunia Banyak yang Menggunakan Bahasa Indonesia
Lebih dari 250 juta jiwa kini telah menggunakan bahasa Indonesia, yang
merupakan angka terbesar di Asia Tenggara. Selain itu bahasa Indonesia
sangat mudah dikuasai, tidak mengenal kala, konjugasi maupun jenis kelamin
kata benda. Lafal bahasa Indonesia juga tidak sulit karena lebih tipis dan
ringan. Sehingga orang asing yang akan belajar menggunakan bahasa
Indonesia akan mudah mempelajarinya. Selain itu data lain yang memperkuat
kedudukan bahasa Indonesia adalah berdirinya berbagai fakultas studi
ketimuran (faculty of oriental studies), Kajian Asia Tenggara (South-east
Asian Studies), dan pusat studi Indonesia (Indonesian Studies) di berbagai
perguruan tinggi di luar negeri. Bahasa Indonesia Sudah Mendunia.
Beberapa kata dalam bahasa Indoesia ternyata banyak dipakai di
sejumah tempat dibanyak negara. Kenyataan, memang beberapa kata dalam
bahasa Indonesia atau mempunyai arti yang sama dengan ata dari negara
negara tertentu, misalnya bahasa Portugis, bahasa Belanda, bahasa Spanyol,
Bahasa India, dan juga beberapa negara lainnya. Beberapa kata dalam bahasa
daerah juga turut memperkaya khasanah bahasa Indonesia yang sebenarnya,
akarnya berasal dari bahasa Melayu.
B. Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi
kinerja suatu perusahaan. Gengsi Menggunakan Bahasa Indonesia, banyak
pihak yang telah merusak bahasa Indonesia dengan menggabungkan bahasa
Indonesia dengan bahasa asing secara ceroboh dan berlebihan. Dalam
beberapa pertemuan diskusi besar atau kecil, seminar atau ruang-ruang
akademis lain bahkan sangat sering penggunaan bahasa asing itu masuk
begitu saja tanpa jelas.
Apa yang menjadi masalah sehingga banyak pihak tampak lebih akrab
dan senang dengan menggunakan kalimat asing semacam itu apakah ada
persamaannya di dalam pembenaran bahasa Indonesia? Bukankah semua
kata/kalimat tersebut dengan mudah akan kita dapatkan persamaannya di
dalam bahasa kita. Katakanlah full of knowledge akan dapat tergantikan
dengan penuh pengetahuan/ilmu; Powerless dengan
ketidakberdayaan; problem solving dengan pemecahan masalah, dan
sebagainya.
Kami memang belum pernah bertanya atau membuat penelitian secara
lebih serius kenapa orang lebih memilih menggunakan bahasa asing
digabungkan dengan bahasa Indonesia sehingga jejel riyel tidak jelas
semacam itu. Namun ada kemungkinan kenapa hal tersebut dapat terjadi.
Pertama, persoalan gengsi. Orang akan merasa lebih terpandang
sebagai orang ‘pintar’ jika mampu menggunakan bahasa asing walaupun
sedikit sekali pun dan tampaknya akan terlihat gagah. Kedua, kemalasan
mencari persamaan bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Ketiga, penyakit
nginggris atau kebarat-baratan. Untuk yang ini bahkan tidak hanya dalam
bahasa saja tetapi juga sudah sampai dalam taraf sistem sosial hidup tiap
orang.
Penggunaan Bahasa Inggris Membudaya dalam Kehidupan Sehari-
hari. Akibat zaman globalisasi, dan budaya konsumtif yang tinggi di kalangan
masyarakat Indonesia, ditambah banyaknya informasi, secara sadar atau tidak
sadar, mau tidak mau, bahasa Inggris berani masuk ke dalam sistem-sistem
sosial di kalangan masyarakat. Misalnya, dalam bidang pendidikan,
banyaknya sekolah-sekolah, terutama dalam mata pelajaran eksakta: Kimia,
fisika, matematika, dan biologi bukunya menggunakan bahasa Inggris.
Begitu juga dalam dunia teknologi, kosa kata asing tak kuasa untuk
dibendung. Masalahnya kemudian bahasa itu diterima apa adanya, karena
secara level orang sosial akan dianggap sebagai orang modern.
Eksistensi Bahasa Indonesia Masih Lemah. Bahasa ini dianggap sama
dengan bahasa Melayu. Sementara anggapan orang asing seperti itu, orang
Indonesia masih belum mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
digunakan dikehidupan sehari-hari. Bahasa Betawi, Bali, Jawa, Papua, dan
sebagainya masih dikelola di luar wadah bahasa Indonesia. Dengan tata kelola
bahasa seperti itu, orang Indonesia sudah berhasil dibuat sangat primordial.
Pengembangan Proyek Melindo (Melayu Indonesia) yang
Mencelakakan Bahasa Indonesia. Terjepitnya bahasa Indonesia oleh bahasa
Melayu boleh dikatakan sebagai kecelakaan kerja. Kerjasama penyatuan
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia (Melindo) yang dirintis oleh Slamet
Mulyana pada tahun 1950-an dan hingga sekarang masih dilakukan dengan
berbagai menifestasi sangat kontraproduktif. Bahkan kerjasama ini cenderung
mencelakakan bahasa Indonesia. Seperti dikatakan Lukman Ali (2000),
proyek Melindo bermotif nekolim (neo-kolonialisme dan imperalisme).
Pengembangan proyek Melindo membuktikan kelemahan dan
(sekaligus) kecerobohan politisi kebudayaan Indonesia, khususnya pembuat
kebijakan bahasa Indonesia. Akan sia-sia ada Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 jika bahasa Indonesia tidak merdeka,
tetapi menyatu dengan bahasa Indonesia, mestinya bangsa Indonesia sudah
bisa dibedakan.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah salah satu Bahasa yang cukup berpotensi untuk menjadi
Bahasa resmi ASEAN. Hal ini dapat diperlihatkan dari penjabaran beberapa
factor diatas seperti mempunyai struktur yang sederhana sehingga
memungkinkan negara lain dapat dengan mudah mempelajarinya, Di samping
itu, bahasa Indonesia juga mempunyai daya serap kosakata yang kuat. Dalam
proses perkembangannya bahasa Indonesia telah menyerap kosakata dari
beberapa bahasa, seperti bahasa Portugis, bahasa Sansekerta, bahasa Arab,
bahasa Belanda, dan bahasa Inggris. Pada masa depan kosakata bahasa Indonesia
dapat terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penuturnya dan
masyarakat global.
1.2 Saran
kita sebagai pemuda Indonesia harus bangga terhadap bahasa kita sendiri
kita boleh belajar bahasa asing namun kita tetap tidak boleh melupakan bahasa
kita sendiri. Karena kita sebagai penerus bangsalah yang harus bisa
menciptakan suasana yang membuat bangsa lain tertarik untuk mempelajari
bahasa Indonesia, kalau bukan kita sendiri sebagai pemuda-pemudi Indonesia
siapa lagi yang akan memperkenalkan bahasa Indonesia? maka dari itu mulai dari
sekarang kita harus belajar untuk lebih menghargai dan mencintai bahasa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai